Anda di halaman 1dari 2

Ujian Akhir Semester

Pendidikan Multikultural

Nama : Rani Kusuma Wardani


NIM : 178000101
Kelas : 2017-C

JAWABAN
1. Nilai positif keragaman budaya di Indonesia:
Dengan adanya keragaman budaya di Indonesia yang sangat banyak baik dari suku, ras,
agama, bahasa, budaya, dll membuat masyarakat Indonesia dikenal luas di negara lain.
Dengan begitu keragaman budaya di Indonesia memiliki rasa bangga sekaligus rasa ikut
saling memiliki. Hal ini akan menciptakan rasa kebersamaan, persaudaraan, sekaligus
persatuan yang lebih kuat. Selain itu munculnya rasa toleransi. Berada pada negara yang
sama yaitu Indonesia akan menimbulkan rasa persaudaraan yang erat. Hal ini akhirnya
menciptakan rasa toleransi dan saling menghargai perbedaan yang ada. Kemudian dapat
menjadi identitas bangsa yang dapat dikenal oleh negara lain, karena memiliki ciri khas
yang berbeda-beda. Dengan begitu banyak wisatawan asing yang tertarik datang ke
Indonesia dan mampelajari Indonesia.

Cara mengajarkan kepada siswa:


Dengan cara membangun karakter siswa menjadi pluralistik dan multikultural dengan
tepat. Yaitu dengan menjalin kerjasama antar siswa baik yang berbeda suku, agama,
budaya, dll. Dengan begitu kebersamaan antar siswa akan memberikan manfaat yang baik
bagi siswa dalam hal keragaman. Selain itu dapat menambah wawasan anak tentang
keberagaman, tentang berbagai suku budaya di Indonesia, mengajarkan tentang
keberagaman tentunya akan membawa anak untuk menjadi lebih menghargai dan
bertoleransi tentang perbedaan ragam suku dan budaya di Indonesia.

2. Menurut saya dengan adanya boarding school sangatlah bagus, karena dengan adanya
boarding school dapat meningkatkan nilai multikltular pada siswa, karena dengan adanya
hal tersebut keunggulan yang akan didapat. Contohnya adalah memahami perbedaan antar
teman yang berbeda agama saat melakukan ibadah. Selain itu dapat memahami setiap
perbedaan yang ada pada siswa baik dari segi suku, ras, budaya, agama, bahasa, dll.
3. Kesetaraan gender yaitu mengacu pada hak, tanggung jawab dan kesempatan yang sama
antara perempuan dan laki-laki. Ketimpangan yang sangat terlihat antara perempuan dan
laki-laki baik dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan di lembaga-lembaga
publik dan swasta dapat melanggar hak akses yang sama terhadap pelayanan publik,
kesetaraan dan non-diskriminasi. Situasi ini memperlihatkan dan menggambarkan
bagaimana kegiatan usaha dapat menciptakan atau memperburuk ketidaksetaraan gender.
Namun, sektor swasta itu sendiri menjadi pendorong perubahan, terutama dengan bukti
yang berkembang bahwa kepemimpinan dan kewirausahaan perempuan berkontribusi
penting untuk keuntungan ekonomi dan efektivitas bisnis. Kebijakan lembaga keuangan,
baik sebagai pemberi kerja langsung dan sebagai pengaruh di bagian lain dari rantai nilai,
dapat memiliki dampak yang besar pada pencapaian kesetaraan gender.
Konsep keadilan gender yaitu keberagaman kelompok kultural seperti etnik, ras, agama
dan gender sering menimbulkan konflik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ketidakpuasan tersebut timbul dari pola relasi di antara kelompok-kelompok kultural, yang
cenderung ditentukan oleh kelompok kultur mayoritas dan penguasa, seperti asimilasi dan
integrasi. Untuk itu, kelompok-kelompok kultur minoritas menuntut agar pemerintah
memperhatikan kondisikondisi spesifik mereka yang berbeda-beda, agar diakomodasi,
diproteksi dan dikompensasi atas ketidakadilan-ketidakadilan yang diderita karena
identitas kultural mereka. Mereka menuntut hak kultural yang dapat terkait langsung
dengan praktek kultural atau secara tidak langsung, yang diberikan karena keanggotaan
kultural yang dimiliki.
Konsep non diskiminasi gender, yaitu contohnya adalah hambatan yang biasanya dihadapi
pekerja perempuan. Hal ini disebabkan oleh beban ganda, seksisme, dan stereotip dalam
masyarakat, diskriminasi berbasis gender, hingga pelecehan seksual. Hambatan ini tidak
hanya berdampak pada mereka secara individu dan keluarganya, tetapi juga pada potensi
ekonomi negara dan Indeks Kesetaraan Gender Indonesia dalam peringkat dunia.
4. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah tercantum tujuan pembangunan
nasional yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, material, dan
spiritual berdasarkan Pancasila. Namun banyaknya kegiatan dan perencanaan
pembangunan belum sepenuhnya mampu mensejahterakan bangsa dan Negara.
Pembangunan di berbagai sektor juga belum dapat menampung dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dapat dilihat bahwa hingga kini masalah kemiskinan belum bisa di
tanggulangi dengan baik. Bahkan semakin banyaknya pembangunan semakin menambah
deret kemiskinan di negeri ini. Ketidak sesuaian antara tujuan pembangunan dengan realita
yang terjadi di lapangan dapat menimbulkan berbagai masalah. Perencanaan dan program
pembangunan belum dapat menanggulangi kemiskinan di Negara Indonesia. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan merubah struktur sebagai langkah operasional dan manusia
sebagai sasaran, maka strategi penanggulangan kemiskinan yang paling tepat adalah
pemberdayaan masyarakat, yaitu dengan cara pemerintah menjalankan fungsi sebagai
fasilitator, sedangkan masyarakat miskin ditempatkan sebagai pelaku usaha berskala
mikro.
5. a) Dengan cara mengakui pendidikan untuk semua orang tak terkecuali kelompok difabel
b) Dengan menjadikan pendidikan yang dapat diakses oleh semua orang tak terkecuali
kelompok difabel.
c) Dengan mengakses kehidupan yang lebih layak seperti mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan semua orang tanpa memandang kelompok difabel.
d) Memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kelompok difabel agar
mendapatkan kesempatan yang baik dan dapat bergerak maju untuk masalah pekerjaan
dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai