Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL DALAM


MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8 :
1. Listia Dasopang
2. Sri Riski Rambe
3. Uza Haitamy

DOSEN PENGAMPU
MARIATUL KUBTIYAH RITONGA.S.PD.M.S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesai kan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan sebagai
modal dalam membangun karakter bangsa”
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliyah
pendidikan karakter Selain itu ,makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang
pendidikan karakter bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucap kan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliyah yang telah
memberikan ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang di tekuni
Kami menyadari ,makalah yang di buat ini masih jauh dari kata sempurna .oleh karna
itu ,kami memohon kritik dan saran nya guna membangun akan kami nanti kan demi
kesempurnaan makalah ini .

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB II.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. .Latar Belakang.............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. pendidikan sebagai modal dalam membangun karakter bangsa...............................................2
B. Implementasi pendidikan karakter......................................................................................................5
C. Peran pendidik dalam membentuk karakter SDM...............................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................................8

ii
BAB II
PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar karena didukung oleh sejumlah fakta
positif yaitu posisi geopolitik yang sangat strategis, kekayaan alam dan keanekaragaman
hayati, kemajemukan sosial budaya, dan jumlah penduduk yang besar. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi bangsa yang maju,
adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Namun demikian, untuk mewujudkan itu
semua, kita masih menghadapi berbagai masalah nasional yang kompleks, yang tidak
kunjung selesai. Misalnya aspek politik, di mana masalahnya mencakup kerancuan sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan, kelembagaan Negara yang tidak efektif, sistem
kepartaian yang tidak mendukung, dan berkembangnya pragmatism politik. Lalu aspek
ekonomi, masalahnya meliputi paradigm ekonomi yang tidak konsisten, struktur ekonomi
dualistis, kebijakan fiskal yang belum mandiri, sistem keuangan dan perbankan yang
tidak memihak, dan kebijakan perdagangan dan industri yang liberal. Dan aspek sosial
budaya, masalah yang terjadi saat ini adalah memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan,
disorientasi nilai keagamaan, memudarnya kohesi dan integrasi sosial.

Dari sejumlah fakta positif atas modal besar yang dimiliki bangsa Indonesia,
jumlah penduduk yang besar menjadi modal yang paling penting karena kemajuan dan
kemunduran suatu bangsa sangat bergantung pada faktor manusianya (SDM). Masalah-
masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya juga dapat diselesaikan dengan SDM.
Namun untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan menghadapi berbagai
persaingan peradaban yang tinggi untuk menjadi Indonesia yang lebih maju diperlukan
revitalisasi dan penguatan karakter SDM yang kuat. Salah satu aspek yang dapat
dilakukan untuk mempersiapkan karakter SDM yang kuat adalah melalui pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. pendidikan sebagai modal dalam membangun karakter bangsa


Perlu disadari bahwa kita berada di tanah Indonesia yang dikaruniai kekayaan
alam, kekayaan budaya dan jumlah penduduk yang cukup besar. Dari sinilah kita mulai
melihat ke dunia luar dan bukan sebaliknya. Kita berpijak di bumi Indonesia dan kita
dapat melihat ke dunia luar untuk kepentingan kita. Oleh sebab itu merupakan kewajiban
kita untuk tetap menghormati dan mengembangkan nilai-nilai yang menjadi karakter
bangsa Indonesia seperti gotong royong, kebersamaan, rendah hati, kehalusan budi,
ramah-tamah, toleransi yang harus terus menerus dijaga dan dikembangkan untuk
menjaga kesatuan bangsa Indonesia
Demikian pula dengan tegas kita menolak nilai-nilai negatif yang lahir dari
adanya perkembagan perekonomian global yang senantiasa menggiring manusia untuk
lebih bersifat egois dalam arti lebih bersifat individualistik, materialistik dan berujung
pada ciri kehidupan yang hedonis. Memegang teguh karakter bangsa Indonesia akan
menjadikan kita bangsa yang maju, berdaulat, adil, makmur dan bermartabat. Berbagai
masalah nasional yang dihadapi begitu kompleks dan tidak kunjung selesai. Misalnya
aspek politik, di mana masalahnya mencakup kerancuan sistem ketatanegaraan dan
pemerintahan, kelembagaan Negara yang tidak efektif, sistem kepartaian yang tidak
mendukung, dan berkembangnya pragmatism politik. Lalu aspek ekonomi, masalahnya
meliputi paradigm ekonomi yang tidak konsisten, struktur ekonomi dualistis, kebijakan
fiskal yang belum mandiri, sistem keuangan dan perbankan yang tidak memihak, dan
kebijakan perdagangan dan industri yang liberal.
Dan aspek sosial budaya, masalah yang terjadi saat ini adalah memudarnya rasa
dan ikatan kebangsaan, disorientasi nilai keagamaan, Pendidikan merupakan upaya yang
terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang
dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat,
dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani. Manusia yang
berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau
dibangun.

2
1. Pentingnya Pendidikan.
Disadari atau tidak, pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk
kepribadian. Pendidikan itu tidak selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah
atau perguruan tinggi. Pendidikan informal dan non formal pun memiliki peran yang
sama untuk membentuk kepribadian, terutama anak atau peserta didik. Dalam UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 kita dapat melihat ketiga perbedaan model lembaga
pendidikan tersebut. Dikatakan bahwa Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Sementara pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Satuan
pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan. Kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam
bentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Oleh karena itu, dalam rangka membangun dan melakukan penguatan peserta
didik perlu menyinergiskan ketiga komponen lembaga pendidikan. Upaya yang dapat
dilakukan salah satunya adalah pendidik dan orangtua berkumpul bersama mencoba
memahami gejala-gejala anak pada fase negatif, yang meliputi keinginan untuk
menyendiri, kurang kemauan untuk bekerja, mengalami kejenuhan, ada rasa kegelisahan,
ada pertentangan sosial, ada kepekaan emosional, kurang percaya diri, mulai timbul
minat pada lawan jenis, adanya perasaan malu yang berlebihan, dan kesukaan berkhayal
(Mappiare dalam Suyanto, 2000). Dengan mempelajari gejala-gejala negatif yang
dimiliki anak remaja pada umumnya, orangtua dan pendidik akan dapat menyadari dan
melakukan upaya perbaikan perlakuan sikap terhadap anak dalam proses pendidikan
informal.
Di bidang pendidikan sekolah, terjadinya penyimpangan-penyimpangan moral
peserta didik merupakan tanggung jawab semua pendidik dalam membentuk moralitas
peserta didik. Sigit, dkk. (2007) menyatakan bahwa Pendidikan moral di sekolah
diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi personal dan

3
sosial sehingga menjadi warga negara yang baik karena sumber daya manusia yang akan
datang adalah anakanak dan generasi muda masa kini.

2. Pentingnya Pendidikan Moral bagi Peserta Didik


Kata moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti tata cara dalam kehidupan
atau adat istiadat. Budiningsih, (2008) berpendapat bahwa penalaran moral menekankan
pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan, sehingga dapat dinilai apakah tindakan
tersebut baik atau buruk. Semakin menurunnya moral di kalangan remaja dianggap
sebagai cerminan akan kurang berhasilnya dunia pendidikan di era globalisasi dewasa ini.
Namun itu perlu di buktikan kebenarannya, karena pendidikan moral tidak hanya
diperoleh dilingkungan sekolah, melainkan dilingkungan keluargalah awal pendidikan
moral terhadap anak mulai ditanamkan.
Menghadapi krisis moral yang sedang melanda bangsa ini, maka sudah
seharusnya Pendidikan mengambil peranan sebagai benteng moral bangsa. Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Selain itu
dalam UU Sisdiknas juga dituliskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan moral sebagai bagian dari pendidikan nilai di sekolah, yang
membantu peserta didik mengenal , menyadari pentingnya, nilai-nilai moral yang
seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara
perorangan maupun bersama-sama dalam suatu masyarakat. Nilai moral mendasari
prinsip dan norma hidup baik yang memandu sikap dan perilaku manusia sebagai
pedoman dalam hidupnya. Kita semua tentu mengetahui, kualitas hidup seseorang
ditentukan oleh nilai-nilai, dan termasuk di dalamnya yaitu nilai moral. Watak dan
kepribadian seseorang dibentuk oleh nilai-nilai yang dipilih, diusahakan, dalam setiap
tindakan-tindakannya. Dalam upaya pengenalan dan penyadaran pentingnya penghayatan

4
nilai-nilai moral, pendidikan moral memuat unsur penyampaian pengetahuan moral
kepada peserta didik, serta pengembangan pengetahuan moral yang sudah ada padanya.

B. Implementasi pendidikan karakter


1. Pengertian Implementasi
Implementasi menurut bahasa adalah “pelaksanaan atau penerapan”.5 Dalam hal ini,
implementasi kaitannya dengan pendidikan karakter adalah penerapan suatu kegiatan atau
metode secara terusmenerus yang dilakukan oleh para pendidik terhadap peserta didik di MTsN
4 Kediri sebagai upaya terhadap pembentukan karakter siswa sejak usia dini, sehingga output
yang dihasilkan dari pelaksanaan pendidikan karakter tersebut adalah tertanamnya nilai-nilai
karakter terhadap diri peserta didik sehingga memunculkan sikap dan perilaku yang berkarakter
mulia.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak agar selaras dengan alam dan
masyarakatnya.6 Menurut Sudirman N. pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang
atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mantap Setelah kita mengetahui esensi pendidikan
secara umum, maka yang perlu diketahui selanjutnya adalah hakikat karakter sehingga bisa
ditemukan pengertian pendidikan karakter secara komprehensif. Ada berbagai pendapat tentang
apa itu karakter atau watak. Watak atau karakter berasal dari kata Yunani ”Charassein”, yang
berarti barang atau alat untuk menggores, yang dikemudian hari dipahami sebagai stempel/cap.
Jadi, watak itu sebuah stempel atau cap, sifat-sifat yang melekat pada seseorang. Ahli
pendidikan nilai Darmayanti Zuchdi dalam Sutarjo Adisusilo memaknai watak (karakter) sebagai
seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan
kematangan seseorang. Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tabiat, sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.

5
C. Peran pendidik dalam membentuk karakter SDM
Pembentukan Karakter Peserta didik Era Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi. Penerapan MEA tidak hanya
berdampak pada sektor perdagangan tetapi juga semua sektor. Salah satu aspek yang
perlu disiapkan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
berkualitas yang dimaksud tidak hanya manusia yang unggul dalam aspek intelektual
namun juga kepribadian yang baik. Salah satu upaya peningkatan kualitas SDM dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan yang membedakan seseorang dengan yang lain‖.
Selanjutnya menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 3)
karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
karakter merupakan kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan
penggerak, serta membedakannya dengan individu lain.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
karakter yaitu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadianyang merupakan sifat-sifat kejiwaan
manusia yang menunjukkan kualitas atau kekuatan moral individu dan merupakan
kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak serta membedakannya
dengan individu lain yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
No. 20 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
keterampilan yang dibuat dirinya, mayarakat, bangsa dan negara. pendidikan adalah
humanisasi yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar
mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaannya (pendidikan adalah

6
humanisasi yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar
mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaannya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup saya simpulkan bahwa pembentukan karakter SDM yang kuat sangat
diperlukan untuk menghadapi tantangan global yang lebih berat. Karakter SDM dalam dibentuk
melalui proses pendidikan formal, non formal, dan informal yang ketiganya harus bersinergis.
Untuk menyinergiskan, peran pendidik dalam pendidikan karakter menjadi sangat vital sehingga
anak didik atau SDM Indonesia menjadi manusia yang religius, moderat, cerdas, dan mandiri
sesuai dengan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional serta watak bangsa Indonesia.

B. Saran
Semoga makalah dari kami,dapat teman teman pahami dan di simak untuk diterapkan
dalam dunia .Kalo ada salah kami minta maaf,karna yang sempurna hanya ketika aku dan kamu
bersatu.sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai