Naufal Ilma
IAIN Sultan Amai Gorontalo
Naufal.ilma.77@gmail.com
Abstrak
Pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian. Pendidikan itu tidak selalu
berasal dari pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan informal dan
non formal pun memiliki peran yang sama untuk membentuk kepribadian, terutama anak atau
peserta didik. Ada kecenderungan bahwa pendidikan formal, pendidikan informal dan
pendidikan non formal yang selama ini berjalan terpisah satu dengan yang lainnya. Mereka
tidak saling mendukung untuk peningkatan pembentukan kepribadian peserta didik. Untuk
mencapai itu, sumber daya manusia yang kita miliki harus berkarakter kuat dicirikan oleh
kapasitas mental yang berbeda dengan orang lain seperti keterpercayaan, ketulusan, kejujuran,
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan dalam memegang prinsip, dan sifat unik lainnya
yang melekat dalam dirinya. Pembentukan karakter SDM menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi
untuk mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia yang dapat menghadapi tantangan regional
dan global.
82
pembelajaran bagi individu agar berkembang Mencermati hal ini, saya mencoba
dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, memberikan beberapa gagasan untuk
bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, penguatan mutu karakter SDM sehingga
dan berakhlak mulia baik dilihat dari aspek mampu membentuk pribadi yang kuat dan
jasmani maupun ruhani. Manusia yang tangguh. Pembahasan ini akan mengacu
berakhlak mulia, yang memiliki moralitas pada peran pendidikan, terutama pendidik
tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau sebagai kunci keberhasilan implementasi
dibangun. Bangsa Indonesia tidak hanya pen-didikan karakter di sekolah dan
sekedar memancarkan kemilau pentingnya lingkungan baik keluarga maupun masya-
pendidikan, melainkan bagaimana bangsa rakat.
Indonesia mampu merealisasikan konsep
pendidikan dengan cara pembinaan, pela- Mengapa Pendidikan?
tihan dan pemberdayaan SDM Indonesia Pendidikan merupakan hal terpenting
secara berkelanjutan dan merata. Ini sejalan untuk membentuk kepribadian. Pendidikan itu
dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tidak selalu berasal dari pendidikan formal
tentang Sisdiknas yang mengatakan bahwa seperti sekolah atau perguruan tinggi.
tujuan pendidikan adalah agar menjadi Pendidikan informal dan non formal pun
manusia yang beriman dan bertakwa kepada memiliki peran yang sama untuk membentuk
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kepribadian, terutama anak atau peserta
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan didik. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
menjadi warga negara yang demokratis serta kita dapat melihat ketiga perbedaan model
bertanggung jawab. lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan
Melihat kondisi sekarang dan akan bahwa Pendidikan formal adalah jalur
datang, ketersediaan SDM yang berkarakter pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
dilakukan untuk mempersiapkan tantangan menengah, dan pendidikan tinggi. Sementara
global dan daya saing bangsa. Memang tidak pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
mudah untuk menghasilkan SDM yang di luar pendidikan formal yang dapat
tertuang dalam UU tersebut. Persoalannya dilaksanakan secara terstruktur dan
adalah hingga saat ini SDM Indonesia masih berjenjang. Satuan pendidikan nonformal
belum mencerminkan tujuan pendidikan yang terdiri atas lembaga kursus, lembaga
diharapkan. Misalnya untuk kasus aktual, pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
masih banyak ditemukan siswa yang belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta
menyontek di kala sedang menghadapi ujian, satuan pendidikan yang sejenis. Sedangkan
bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, pendidikan informal adalah jalur pendidikan
melakukan pergaulan bebas, terlibat narkoba, keluarga dan lingkungan. Kegiatan
dan lainnya. Di sisi lain, ditemukan guru, pendidikan informal dilakukan oleh keluarga
pendidik yang senantiasa memberikan dan lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar
contoh-contoh baik ke siswanya, juga tidak secara mandiri.
kalah mentalnya. Misalnya guru tidak jarang Memperhatikan ketiga jenis pendi-
melakukan kecurangan-kecurangan dalam dikan di atas, ada kecenderungan bahwa
sertifikasi dan dalam ujian nasional (UN). pendidikan formal, pendidikan informal dan
Kondisi ini terus terang sangat memilukan pendidikan non formal yang selama ini
dan mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia berjalan terpisah satu dengan yang lainnya.
yang telah merdeka sejak tahun 1945. Mereka tidak saling mendukung untuk
Memang masalah ini tidak dapat digeneralisir, peningkatan pembentukan kepribadian
namun setidaknya ini fakta yang tidak boleh peserta didik. Setiap lembaga pendidikan
diabaikan karena kita tidak menginginkan tersebut berjalan bersama sehingga yang
anak bangsa kita kelak menjadi manusia yang terjadi sekarang adalah pembentukan pribadi
tidak bermoral sebagaimana saat ini sering peserta didik menjadi parsial, misalnya anak
kita melihat tayangan TV yang bersikap baik di rumah, namun ketika keluar
mempertontonkan berita seperti pencurian, rumah atau berada di sekolah ia melakukan
perampokan, pemer-kosaan, korupsi, dan perkelahian antar-pelajar, memiliki keter-
penculikan, yang dilakukan tidak hanya oleh tarikan bergaul dengan WTS atau melakukan
orang dewasa, tapi juga oleh anak-anak usia perampokan. Sikap seperti ini merupakan
belasan. bagian dari penyimpangan moralitas dan