Anda di halaman 1dari 6

TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014

Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi


ISSN 2085-1162

PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK PEMIMPIN BANGSA


BERKARAKTER

Tukhas Shilul Imaroh


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
ts_imaroh@yahoo.com

Abstract. Indonesia is a large and wealthy nations, also has been a chance to advance and compete
globally. Every nation has been its problems and challenges to compete and thrive. As an
authorized capital ahead and compete globally needed revitalization and strengthening of the
character and quality of human resources with a strong leader. Indonesian nation requires a strong
leader and a character that is a leader who conscience underlying the use of thinking, attitudes and
behavior, as well as thrust and high fighting spirit to realize the virtues it stands for. The character
of a leader is reflected in the accumulation of speech, thoughts, and actions to be consistent pattern
in the long period. The leader of that character can be realized through character education.
Educationis the corner stone for shaping personality. Education was not always come from formal
education such as high school or college. Informal and non-formal education also has a similar
role to shape the personality.
Keywords: Education, Leadership, and Character

Abstrak. Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kaya, memiliki peluang untuk maju dan
bersaing secara global. Setiap bangsa memiliki permasalahan dan tantangan untuk bersaing dan
maju. Sebagai modal dasar maju dan bersaing secara global diperlukan revitalisasi dan penguatan
karakter, serta kualitas sumber daya manusia dengan pemimpin yang tangguh. Bangsa Indonesia
membutuhkan pemimpin yang tangguh dan berkarakter, yaitu seorang pemimpin yang menge-
dapankan penggunaan hati nurani melandasi pemikiran, sikap dan perilakunya, serta memiliki daya
dorong dan daya juang tinggi untuk mewujudkan kebajikan yang diyakininya. Karakter pemimpin
tercermin dari akumulasi ucapan, pikiran dan tindakan yang konsisten polanya dalam kurun waktu
panjang. Pemimpin berkarakter dapat diwujudkan melalui pendidikan berkarakter. Pendidikan
merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian. Pendidikan tidak selalu berasal dari
pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan informal dan non formal
memiliki peran yang sama untuk membentuk kepribadian.
Kata Kunci: Pendidikan, Pemimpin, dan Karakter

Indonesia termasuk bangsa yang besar dari Dalam perkembangannya, Indonesia


beberapa bangsa di dunia ini. Indonesia adalah negara yang sangat potensial dalam
memiliki wilayah sangat strategik, kekayaan segala hal, memiliki alam subur yang
alam berlimpah, jumlah penduduk yang besar terbentang luas, menghasilkan manfaat yang
dan ke-majemukan sosial budaya. Indonesia besar ini memerlukan pemimpin masa depan
memiliki peluang untuk menjadi bangsa yang Indonesia yang bisa membawa negera ini
maju, adil, makmur, berdaulat dan bermartabat. kearah yang lebih baik dan terarah, maka
Berbagai kebudayaan telah dihasilkan dari diperlukan Pemimpin berkarakter untuk
kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia yang memimpin bangsa yang kompleks ini.
majemuk dan berbagai suku bertebaran dari Bangsa ini memiliki permasalahan yang
Sabang sampai Merauke di negeri ini, dengan sangat kompleks menghadapi berbagai masalah
motto “Bhinneka Tunggal Ika” Indonesia nasional, misalnya aspek politik, di mana
bersatu, mewujudkan negara yang makmur dan masalahnya mencakup kerancuan sistem
sejahtera. ketatanegaraan dan pemerintahan, kelembagaan
Negara yang tidak efektif, sistem kepartaian

103
Tukhas Shilul Imaroh, Peran Pendidikan dalam Membentuk Pemimpin Bangsa Berkarakter

yang tidak men-dukung, dan berkembangnya memajukan peradaban manusia. Pendidikan itu
pragmatism politik. Aspek ekonomi, tidak selalu berasal dari pendidikan formal
masalahnya meliputi paradigm ekonomi yang seperti sekolah atau perguruan tinggi.
tidak konsisten, struktur ekonomi dualistis, Pendidikan informal dan non formal pun
kebijakan fiskal yang belum mandiri, sistem memiliki peran yang sama untuk membentuk
keuangan dan perbankan yang tidak memihak kepribadian, terutama anak atau peserta didik.
dan kebijakan perdagangan dan industri yang Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, dapat
liberal. Dan aspek sosial budaya, kondisi dilihat ketiga perbedaan model lembaga
permasalahan yang terjadi saat ini adalah pendidikan tersebut. Dikatakan bahwa
memudarnya rasa dan ikatan kebangsaan, Pendidikan formal adalah jalur pendidikan
disorientasi nilai keagamaan, memudarnya terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
kohesi dan integrasi sosial, dan melemahnya pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
mentalitas positif (PP Muhammadiyah, 2009: pendidikan tinggi. Sementara pendidikan non
10-22) formal adalah jalur pendidikan di luar
Menghadapi permasalahan bangsa sangat pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
diperlukan pemimpin berkarakter. Pada secara terstruktur dan berjenjang. Satuan
kenyata-annya bangsa ini juga mengahadapi pendidikan non formal terdiri atas lembaga
permasalahan dalam menentukan dan memiliki kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pemimpin yang bisa membawa Indonesia pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis
mencapai tujuan Indonesia maju, makmur dan taklim, serta satuan pendidikan sejenis.
berdaulat. Pemimpin masa depan yang benar- Sedangkan pendidikan informal adalah jalur
benar merakyat dari awal sampai akhir pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan
jabatannya, bukan pemimpin yang me-rakyat pendidikan informal dilakukan oleh keluarga
ketika musim kampanye datang. dan lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar
Merujuk pada pendapat tokoh pendidikan secara mandiri. Memperhatikan ketiga jenis
bangsa Ki Hajar Dewantara bersama-sama para pendidikan di atas, ada kecenderungan bahwa
cendekiawan muda bangsa telah merumuskan pendidikan formal, pendidikan informal dan
pokok-pokok kepemimpinan, yaitu Ing Ngarso pendidikan non formal yang selama ini berjalan
Sung tulodo (di depan menjadi pemimpmin terpisah satu dengan yang lainnya. tidak saling
yang baik), Ing Madyo Mangun Karso (di mendukung untuk peningkatan pembentukan
tengah-tengah umat kita mendorong kepribadian peserta didik. Setiap lembaga
kreativitas), Tut Wuri Handayani (dibelakang pendidikan tersebut berjalan masing-masing
kita menjadi pendorong dan pengawas yang sehingga yang terjadi sekarang adalah
adil), jika terjadi seperti hal tersebut akan pembentukan pribadi peserta didik menjadi
dimiliki pemimpin berkarakter. Namun pada parsial, misalnya anak bersikap baik di rumah,
kenyataannya masih banyak pemimpin bangsa namun ketika keluar rumah atau berada di
ini, apabila menjadi yang terdepan melupakan sekolah melakukan perkelahian antar pelajar,
tugas-tugas pembinaan pada masyarakat, atau melakukan perampokan. Sikap-sikap
apabila berada di tengah-tengah masyarakat, seperti ini merupakan bagian dari pe-
tidak jarang yang melakukan kegiatan nyimpangan moralitas dan perilaku sosial
memecah belah persatuan dan apabila menjadi pelajar (Suyanto dan Hisyam, 2000: 194).
pengikut, tidak jarang menghambat dan tidak Pendidikan merupakan upaya terencana
me-matuhi peraturan, serta kebijakan pemimpin dalam proses pembimbingan dan pembelajaran
terpilih. Oleh karena itu, bangsa ini bagi individu agar berkembang dan tumbuh
memerlukan jiwa pemimpin berkarakter dan menjadi manusia mandiri, bertanggungjawab,
memahami permasalahan bangsa. kreatif, ber-ilmu, sehat dan berakhlak mulia,
baik dilihat dari aspek jasmani maupun ruhani.
Peran Pendidikan Manusia yang ber-akhlak mulia, yang memiliki
moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk
Pendidikan merupakan hal penting dalam
atau dibangun. Bangsa Indonesia tidak hanya
membentuk kepribadian individu dan

104
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

sekedar memancarkan kemilau pentingnya cenderung menjadi lebih maju dibanding


pendidikan, melainkan bagaimana bangsa sebelumnya. Sebaliknya, bila kedua atau salah
Indonesia mampu merealisasikan konsep satu tujuan tersebut dikesampingkan, yang
pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan terjadi adalah hancurnya peradaban bangsa.
dan pemberdayaan SDM Indonesia secara Bagi bangsa Indonesia, untuk menjadikan
berkelanjutan dan merata. Ini sejalan dengan peserta didik sebagai orang baik, diperlukan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang upaya pendidikan karakter menurut pemiiran
Sisdiknas yang mengatakan bahwa tujuan Rukiyat
pendidikan adalah“… agar menjadi manusia Pendidikan berkarakter dalam tulisan Rima
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Wirenviona dikatakan Pendidikan karakter
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, adalah pendidikan yang menyeimbangkan ilmu
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga pengetahuan (iptek) dengan ilmu agama
negara demo-kratis, bertanggung jawab”. (imtak), sehingga Individu memiliki kesadaran
Pendidikan sebagai proses hominisasi dan untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan
humanisasi, membantu manusia yang utuh, ber- mampu bertindak sesuai potensi dan
moral, bersosial, berkarakter, berkepribadian, kesadarannya tersebut. Karakter ini sangat
berpengetahuan dan berohani. Pendidikan dihargai dan tentu berguna serta tidak akan sia-
merupakan proses yang dilakukan oleh setiap sia. Pendidikan berkarakter harus berjalan
individu menuju kearah yang lebih baik sesuai secara baik dalam aspek kognitif, afektif,
dengan potensi kemanusiaan. Pendidikan maupun psikomotorik dalam mempersiapkan
merupakan segala usaha yang dilakukan untuk generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan
menyampaikan kepada orang atau pihak lain masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa
untuk menjadikan mampu berkembang menjadi depan. Persiapan dengan mewariskan budaya
manusia yang lebih baik, lebih bermutu, dan dan karakter bangsa yang telah menjadi ciri
dapat berperan lebih baik pula dalam kehidupan khas bangsa Indonesia. Dengan kata lain,
lingkungan dan masyarakat. Kondisi tersebut peserta didik akan selalu bertindak, bersikap
meliputi sistem nilai, pengetahuan, pandangan, yang mencirikan budaya dan karakter bangsa.
kecakapan dan pengalaman. Dalam transfer
knowladge diperlukan metode yang tepat untuk Pemimpin Berkarakter
menjadikan kemudahan pemahaman dan Saat ini bangsa Indonesia terus berusaha
pengimplementasian. Makin baik menemukan pemimpin yang memiliki karakter.
penyampaiannya akan besar kemungkinan
Karakter menurut Berkowitz (2002:48),
manusia menjadi bermartabat, juga makin baik
merupakan sekumpulan karakteristik psikologis
perannya dalam kehidupan lingkungan dan
individu yang memengaruhi kemampuan
masyarakat. Pemahaman hasil pendidikan dapat
seseorang dan membantu dirinya untuk
membentuk sikap, moral dan perilaku yang
berfungsi secara moral. Sifat karakter yang
baik. Semua cerminan tersebut membentuk
plural mendorong beberapa ahli membagi
karakter diri. Setiap manusia berkarakter sangat
karakter menjadi beberapa kategori.
diperlukan dalam kehidupan bangsa sebagai
Menurut Peterson & Seligman (2004),
partisipasi dalam memberikan hasil optimal
kekuatan karakter tiada lain merupakan ramuan
untuk eksistensi diri dalam pembangunan.
psikologis (psychological inggrediens) yang
Untuk itu diperlukan partisipasi setiap individu
merefresentasikan nilai-nilai
yang benar-benar bermutu, dengan memperoleh
kebajikan (virtues) yang bersumber dari
pendidikan yang diperlukan.
pemikiran-pemikiran religius (religious
Pendidikan berperan penting untuk
thinkers) dan philosofi moral (moral
memajukan peradaban manusia. Tujuan
philoshopers). Mereka, mengklasifikasikan
pendidikan pada intinya ada dua, yaitu
kekuatan karakter menjadi enam kelompok
menjadikan peserta didik menjadi orang yang
besar yang kemudian menurunkan 24 karakter,
pandai sekaligus juga orang baik. Bila tujuan
yaitu kognitif (wisdom and knowledge),
tersebut dapat dicapai, peradaban manusia akan
emosional (courage atau kesatriaan),

105
Tukhas Shilul Imaroh, Peran Pendidikan dalam Membentuk Pemimpin Bangsa Berkarakter

interpersonal (humanity), hidup bersama pertumbuhan mental dan sikap manusia sebagai
(justice), menghadapi dan mengatasi hal-hal warga bangsa termasuk semangat nasionalisme
yang kurang menyenangkan (temperance) dan yang kuat. Pembangunan berkarakter dan sikap,
spiritual (transcendence). perilaku integritas manusia untuk kepentingan
Nucci & Narvaes (2008), menyatakan bangsa dan kepentingan manusia itu sendiri.
bahwa moral merupakan faktor determinan atau Karakterdiri akan berbeda antara satu
pe-nentu pembentukan karakter seseorang. dengan yang lain, hal ini dapat menunjukkan
Oleh karena itu, indikator manusia yang kepribadian dan cermin diri. Karakter bukan hal
berkarakter moral adalah: (1) Personal yang given, namun bisa melalui proses
improvement, yaitu individu yang mempunyai pendidikan yang baik untuk pembentukan diri
kepribadian teguh terhadap aturan yang menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang
diinternalisasi dalam dirinya. Keteguhan berkarakter itu memiliki nilai-nilai kehidupan
pribabadi menjadikan diri tidak mudah goyah dalam menjalani kegiatannya. Nilai-nilai utama
dengan pengaruh lingkungan sosial yang dalam kehidupan dapat diper-oleh dari berbagai
dianggapnya tidak sesuai dengan aturan yang sumber,agama, bimbingan keluarga, dan
diinternal-isasi tersebut. Ciri kepribadian masyarakat. Agama apapun akan mengajarkan
tersebut secara kontemporer diistilahkan nilai-nilai perilaku kebaikan yang membimbing
sebagai integritas. Individu yang mempunyai penganutnya untuk bersikap dan bertindak
integritas tinggi terhadap nilai dan aturan yang positif.
dijunjung tidak akan melakukan tindakan Pemimpin harus memiliki karakter yang
amoral. (2) Social skill, yaitu mempunyai bisa diteladani oleh pengikutnya. Dalam hal ini
kepekaan sosial tinggi, sehingga mampu meng- ada enam hal dalam membentuk karakter, yaitu
utamakan kepentingan orang lain. Hal ini kejujuran, keterbukaan, keberanian mengambil
ditunjukkan dengan hubungan sosialnya yang risiko, bertanggungjawab, memenuhi komitmen
harmonis. (3) Comprehensive problem dan kemampuan berbagi. Pemimimpin yang
solving, yaitu Kemampuan individu mengatasi berpegang teguh dan mengimplementasikan
konflik dilematis antara pengaruh lingkungan prinsip pembentukan karakter tersebut akan
sosial yang tidak sesuai dengan nilai atau aturan membangun keber-hasilan dan menjadikan
dengan integritas pri-badinya terhadap nilai bangsa berkualitas. Pemimpin berkarakter dapat
atau aturan tersebut. Individu mempunyai menjadi inspirasi dan me-motivasi pengikut dan
pemahaman terhadap tindakan orang lain lingkungannya untuk ikut berperan aktif dalam
(perspektif lain) yang menyimpang, tetapi segala bidang profesi dan ke-hidupan
individu ter-sebut tetap mendasarkan masyarakat. Inspirasi yang dapat dijadikan
keputusan/sikap/tindakannya kepada nilai atau keteladanan adalah sikap tanpa pamrih, kerja
aturan yang telah diinter-nalisasikan dalam keras, cerdas, jujur, santun dan kreatif. Sikap
dirinya. kreatif ditunjukkan dengan usaha pembaharuan
Pembentukan karakter merupakan proses dan ide brilian yang diikuti dengan tidakan
kompleks yang dapat dilakukan melalui bukan sekedar slogan.
pendidikan, latihan dan penugasan yang terus Karakter kepemimpinan berkaitan dengan
menerus dalam jangka waktu panjang. Untuk kreatifitas, energi dan wawasan filosofis.
itu, pendidikan ber-pengaruh terhadap setiap Perpaduan tersebut dapat membangkitkan daya
kegiatan bangsa berdasarkan faktor peran antusiasme pada diri pemimpin, agar bergerak
manusia. Peran manusia sangat menentukan dinamis dan adaptif. Antusiasme dalam
dalam pelaksanaan berbagai kegiatan itu, kepemimpinan sering juga diartikan
ketika terjadi kemajuan teknologi yang amat sebagai daya adaptabilitas–kemampuan untuk
pesat, banyak pekerjaan manusia dapat menyesuaikan diri–terhadap perubahan situasi
digantikan oleh peran mesin atau robot. Faktor dan kondisi, regulasi dan tuntutan lainnya.
manusia amat penting bagi bangsa dalam Pemimpin dengan penuh antusiasme memiliki
memperkuat kondisi mentalnya. Melalui kepandaian untuk mengubah dan menemukan
pendidikan dapat dibina, dilatih, dimonitor cara-cara baru, sehingga ke-putusan yang

106
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

diambil berjalan efektif dan efisien dalam berkomunikasi, semangat, kerja team, kreatif,
mengatasi berbagai persoalan. Daya percaya diri, inovatif dan mobilitas. Megawangi
adaptabilitas ini akan membentuk ketangguhan, (dalam http://ihfkarakter.multiply.com/journal)
karakter dan integritas kepemimpinan, yakni menamakannya “9 Pilar Karakter”, yakni cinta
suatu sikap yang tidak mudah menyerah, teguh Tuhan dan kebenaran; bertanggung jawab,
dan loyal pada prinsip, namun fleksibel dan kedisiplinan, dan mandiri; mempunyai amanah;
senantiasa mencari terobosan dalam bersikap hormat dan santun; mempunyai rasa
menghadapi berbagai rintangan. kasih sayang, kepedulian, dan mampu kerja
Dengan beberapa pemahaman yang ada sama; percaya diri, kreatif, dan pantang
Pemimpin berkarakter dapat diartikan sebagai menyerah; mempunyai rasa keadilan dan sikap
seorang pemimpin yang mengedepankan kepemimpinan; baik dan rendah hati;
penggunaan hati nurani melandasi pemikiran, mempunyai toleransi dan cinta damai.
sikap dan perilakunya, serta memiliki daya Pemimpin bangsa Indonesia di masa
dorong dan daya juang yang tinggi/sangat datang sangat diharapkan mampu memiliki
tinggi untuk mewujudkan kebajikan yang kriteria tersebut, dalam rangka kemajuan
diyakininya. Oleh karena itu, seorang bangsa dan keikutsertaan dalam persaingan
pemimpin berkarakter senantiasa menempa dunia. Berkaitan dengan pemimpin, bangsa
dirinya untuk memelihara dan meningkatkan Indonesia yang baru saja melakukan pemilihan
keunggulan yang ada pada dirinya (sesuai teori presiden dengan hasil yang diharapkan oleh
keunggulan), serta konsisten dan konsekuen sebagian besar masyarakat. Pemilihan presiden
meng-amalkan prinsip-prinsip, norma-norma sangat diharapkan memiliki pemimpin yang
kepemimpinan yang menjadi pedomannya. mampu membawa Negeri ini ke depannya
Dalam keadaan yang kritis, pemimpin menuju pembanggunan yang mampu
berkarakter akan menonjol sikap mewujudkan kesejahteran masyarakat yang
kepemimpinannya dilihat dari keberani-annya lebih baik. Kesejahteraan masyarakat itu sangat
untuk mengambil risiko yang sudah perlu sehingga diharapkan dari pemimpin baru
dipertimbangkannya, maupun kerelaannya Indonesia.
untuk ber-korban demi kepentingan yang lebih Sukses seorang pemimpin ditentukan oleh
besar. pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan yang di-
Berdasarkan indikator pemimpin yang lakukannya dalam menyikapi dan
berkarakter, dapat diperinci dalam tujuh kriteria menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
berikut: (1) Jujur terhadap diri sendiri dan organisasi. Pilih-an dan tindakan itu diambil
orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan ke- berdasarkan nilai-nilai moral dan etis yang
lemahan dan usaha untuk memperbaikinya; (2) diyakini. Sukses seorang pemimpin sangat
Pemimpin harusnya berempati terhadap diwarnai oleh karakter dari si pemimpin.
bawahan-nya secara tulus; (3) Memiliki rasa Character is the foundation for leader\'s all
ingin tahu dan dapat didekati, sehingga orang true success.
lain merasa aman dalam menyampaikan umpan
balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, PENUTUP
lugas dan penuh rasa hormat kepada Pendidikan merupakan faktor penting
pemimpinnya; (4) Bersikap transparan dan dalam membentuk kepribadian individu dan
mampu menghormati pesaing dan be-lajar dari memajukan peradaban manusia, baik
dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi pendidikan formal, informal, maupun non
bisnis pada umumnya; (5) Memiliki ke- formal. Melalui pendidikan tersebut dapat
cerdasan, cermat dan tangguh, sehingga mampu membentuk karakter maupun ciri seseorang.
bekerja secara profesional keilmuan dalam
Untuk itu, pendidikan karakter merupakan
jabat-annya; (6) Memiliki rasa kehormatan diri kunci perbaikan sosial dan kemajuan.
dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan Pendidikan dalam membentuk karakter bangsa
mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas berupaya mencapai keseimbangan antara
perilaku pribadinya; (7) Memiliki kemampuan pemahaman pengetahuan dan sikap perilaku.

107
Tukhas Shilul Imaroh, Peran Pendidikan dalam Membentuk Pemimpin Bangsa Berkarakter

Membentuk pemimpin berkarakter Peterson, Christopher & Seligman, Martin E. P.


dilakukan melalui proses yang panjang, yaitu 2004. Character Strengths and Virtues: A
dengan pendidikan formal, non formal maupun Handbook and Classification. New York:
informal. Karakter pemimpin tercermin dari Oxford University Press
akumulasi ucapan, pikiran dan tindakan yang Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
akan konsisten polanya dalam kurun waktu 2009.Revitalisasi Visi dan Karakter
panjang. Di awal kepemimpinan bisa dikatakan Bangsa. Yogyakarta: PP Muham-madiyah.
sebagai pemimpin egaliter, demokratis dan
selalu mendengar aspirasi dari masyarakat. Rima Wirenviona, Pendidikan Berkarakter
Namun dalam interaksi akan terlihat segala Sebuah Solusi Meningkatkan
aktivitasnya sebagai "potret" diri sebagai Mutu Pendidikan. Posted by KGTK
pemimpin yang sesungguhnya, benar-benar IMAMI UI⋅ 10/04/2012⋅
demokratis atau justru sebaliknya. Suyanto dan Hisyam, Djihad. Pendidikan di
Pembentukan karakter bangsa memerlukan Indonesia Memasuki Milenium III: Refleksi
kebijakan tentang pendidikan yang mampu dan Rukiyati, Urgensi Pendidikan
meng-antisipasi banyak faktor, agar tidak Pendidikan Karakter Holistik
mengakibatkan degradasi karakter bangsa. Komprehensifdi Indonesia, Jurnal
Untuk itu, pen-didikan tidak bisa dilakukan Pendidikan Karakter Edisi JUNI 2013, TH.
dengan sesaat atau parsial, dilakukan secara III, No. 2
sistematik dan progresif sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Reformasi . 2000. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.
DAFTAR PUSTAKA UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Berkowitz, Marvin W. 2002. The Science of tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Character Education. Dalam William http://indosdm.com/kamus-kompetensi-
Damon (Editor), Bringing in a New Era in integritas-integrity
Character Education. USA: Hoover
Institution Press Publication). http://ihfkarakter.multiply.com/journal)

Nucci, L.P., & Narvaez, D. 2008. Handbook of Yunita Widyastuti, Publish on: 1 April 2014.
Moral and Character Education. New Peran Penting Pendidikan Karakter dalam
York: Routledge. Membangun Bangsa

108

Anda mungkin juga menyukai