i
SMART CITY
E-BARN ( BigData Animal Ratio National )
1. Latar Belakang
Di era sekarang salah satu komiditi pertenakan yang paling sering digunakan oleh masyarakat
adalah telur dan ayam. Karena telur dan ayam dapat dikonsumsi sebagai penyedia kebutuhan
protein bagi tubuh kita, serta telur dan ayam memiliki kandungan yang baik seperti karbohidrat,
vitamin, dan kandungan baik yang lainnya yang memiliki ragam manfaat yaitu membantu
dalam perkembangan otak, mencegah penyakit mata, mengurangi peradangan dan risiko
penyakit kronis. Dengan tingginya respon dari kalangan masyarakat terhadap telur dan ayam,
maka usaha peternakan telur dan ayam semakin tinggi. Dengan tingginya minat konsumen
terhadap telur dan ayam menyebabkan meningkatnya permintaan pasar kepada pertenak.
Akibat dari itu, menyebabkan peternak membutuhkan pakan yang cukup banyak. Namun,
harga pakan melonjak naik dan tidak sebanding dengan harga telur dan ayam yang cenderung
turun di pasaran. Pertenak mengeluhkan permasalahan ini. Dalam hal ini, pemerintah belum
bisa memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut, justru pemerintah semakin
memperburuk masalah ini karena pemerintah justru akan melakukan import telur dan ayam
dari Brazil yang dikiranya akan memperbaiki kondisi pasar, karena banyaknya minat
konsumen tapi disisi lain justru akan mematikan peternak kecil karena tersaingi oleh produk
import.
Oleh karena itu, terdapat kasus dalam kebutuhan pokok yaitu harga ayam turun drastis sehingga
beberapa peternak ayam ditaksir rugi 700 miliar rupiah per bulan. Dalam kasus tersebut,
kelompok peternak mandiri kecil rata-rata memproduksi sekitar 14 juta per ekor ayam per
minggu atau 20% dari total produksi nasional sehingga dari angka tersebut dapat
dikalkulasikan dengan kerugian tersebut. Akibat dari kasus tersebut, beberapa perternak ayam
banyak merugi sampai Rp 15000 per ekor serta harga ayam di berbagai daerah tidak stabil
sehingga Kementrian melakukan beberapa cara untuk mengendalikan harga yaitu dengan
meminta Asoiasi Rumah Potong Ayam Unggas Indonesia (Arphium) untuk berkoordinasi
dengan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) untuk membeli karkas dari peternak.
Namun sebelum di tahun 2003, Indonesia pernah mengekspor daging ayam segar ke beberapa
negara seperti, Jepang dan Timur Tengah. Tapi saat di tahun 2003 munculnya wabah AI
sehingga menyebabkan pasar ekspor daging ayam Indonesia harus terhenti.
Akibat banyak terjadi kerugian pada peternak telur dan ayam serta dari pemerintahan yang
sering melakukan import telur dan ayam dari luar negeri, maka dari data-data yang sudah
didapatkan kami akan membuat sebuah aplikasi yang dapat mempermudah kinerja pemerintah,
membantu para peternak telur dan ayam agar tidak dapat merugi lagi dengan memberitahukan
informasi tentang harga pasaran telur dan ayam. Serta, membantu peternak telur dan ayam
dapat melakukan ekspor ke luar negeri dengan menggunakan
1
aplikasi yang kami buat. Dengan adanya ekpor produk pangan Indonesia, dapat memberikan
peluang bagi peternak untuk melakukan ekspor ke negara-negara lainnya.
3. Batasan Aplikasi
Untuk lebih memudahkan dalam pengembangan aplikasi dan menghindari pembahasan
yang lebih jauh, maka dibatasi permasalahan sebagai berikut :
1) Aplikasi ini menampilkan data harga peternakan dan pasar di area Bandung.
2) Aplikasi ini masih di area Bandung.
3) Aplikasi ini berlaku untuk pengguna peternakan dan pasar.
4) Aplikasi ini hanya menampilkan data harga dan produk dari setiap peternakan dan pasar.
4. Implementasi
Dalam implementasi ini akan menjelaskan tahapan-tahapan yang terdapat pada aplikasi E-
Barn, yaitu :
1) Proses Pemasaran dari Peternakan dan Pasar
Dalam setiap peternak dan pasar pasti memiliki stok telur dan daging ayam di setiap
daerah, untuk memeasarkan produk tersebut dengan melalui E-Barn yang akan
mewadahi stok peternak dan pasar serta menjembatani antara peternak dan pasar dengan
konsumen.
Untuk membantu pasar dan peternakan, E-barn menyediakan layanan untuk menerima
hasil penjualan dari pasar dan peternakan untuk memeratakan proses penjualan di pasar
export maupun import. Dengan tahap awalnya yaitu pihak peternakan atau pasar dapat
menghubungi E-Barn dengan 2 cara melalui aplikasi ataupun melalui sms. Setelah itu,
E-Barn datang ke tempat tujuan seperti peternakan atau pasar untuk mengecek kualitas
produksi, yang selanjutnya akan ada negosiasi antara peternakan atau pasar dengan E-
Barn. Setelah melakukan negosiasi dengan E-Barn, pihak E-Barn akan membayar
sejumlah harga negosiasi. Selanjutnya, produksi akan dibawa ke tempat pusat E-Barn
yang selanjutnya akan diproses melalui pasar export maupun import. Setelah E-Barn
menerima semua stok produksi dari pasar maupun peternakan, E-Barn akan
menawarkan produksi ke pasar export agar dapat dipasarkan ke luar negeri.
3
6. Dokumentasi Penggunaan
Penggunaan pada aplikasi E-Barn memiliki beberapa keluhan dan kecemasan dalam
berproduksi, berjualan, dan lainnya. Maka dari aplikasi E-Barn mendokumentasi keluhan
dan kecemasan dari pengguna, yaitu :
1) Peternak
Dalam peternakan ini ada di daerah pegunungan, pedesaan, maupun plesok kota yang
agak dalam lagi. Para pengguna pada peternakan biasanya memiliki ilmu yang terbatas
sehingga beberapa peternakan belum mencoba memakai smartphone untuk
mengkomputasi beberapa kebutuhan pada peternakan. Para peternakan biasanya
mengalami kesulitan pada jaringan internet yang terbatas pada tiap plesok peternakan
mungkin beberapa peternakan menyediakan layanan internet pada peternakan mereka,
terkadang ada yang tidak menyediakannya. Dengan keterbatasan ilmu untuk mengatasi
hal keterbatasan ilmu pada peternakan kami menyediakan informasi melalui jaringan
telfon, sms, dan android untuk mempermudah jaringan komunikasi antara peternakan
dengan E-Barn. Bukan hanya menyediakan layanan pembelajaran bagi peternakan yang
belum terlalu menguasai ilmu pengetahuan pada bidang teknologi yang kami sediakan
untuk peternakan.
2) Pasar Export
Dalam pasar export ini harus tersedianya kebutuhan pokok dalam jumlah yang banyak,
dikarenakan banyak permintaan dari negara-negara yang masih kekurangan kebutuhan
pakan. Maka, pasar export harus mencari kebutuhan pakan tersebut dengan mencari
kebutuhan pakan dari luar negeri yang memiliki ketersediaan banyak serta waktu yang
singkat. Karena permintaan tersebut, pasar export harus membeli kebutuhan pakan
dengan jumlah yang banyak agar di pasar export masih tersedia kebutuhan pakan jika
tiba-tiba ada permintaan dari konsumen.
3) Pasar Import
Dalam pasar import ini memiliki kecemasan dalam hal harga pasaran yang tidak stabil
terutama harga kebutuhan pakan dalam telur dan daging ayam serta pasar import hanya
mendapatkan sedikit keuntungan tersebut. Dikarenakan harga yang tidak stabil dan
harus mengikuti harga pasaran sekitar, maka para penjual di pasar import mengalami
kerugian dan mereka harus membayar atau melunasi pada agen atau bandar karena telah
memesan telur atau daging ayam untuk dijual walaupun mereka mendapatkan kerugian.
5
3