Anda di halaman 1dari 27

B.

Landasan Hukum Kewenangan Bidan

1. Kehamilan
a. Kompetensi Bidan
Menurut Kepmenkes RI No 369/SK/III/2007 tentang standar profesi

bidan dalam pelayanan kebidanan komprehensif yaitu terdiri dari

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana,

berikut penjelasannya:
Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi

untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi:

deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.


1) Pengetahuan Dasar
a) Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
b) Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
c) Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.
d) Tanda-tanda dan gejala kehamilan.
e) Mendiagnosa kehamilan
f) Perkembangan normal kehamilan.
g) Komponen riwayat kesehatan.
h) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.
i) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi,

pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri.


j) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat,

hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu,

abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan

kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia.


k) Nilai Normal dari pemeriksaan laboratorium seperti

Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan

bakteri dalam urine.


l) Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk

fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri

yang diharapkan.
m) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan

dampak kehamilan terhadap keluarga.


n) Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan

buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi,

pekerjaan dan aktifitas (senam hamil).


o) Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p) Penatalaksanaan immunisasi pada wanita hamil.
q) Pertumbuhan dan perkembangan janin.
r) Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
s) Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut

kelahiran bayi.
t) Tanda-tanda dimulainya persalinan.
u) Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.
v) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan

persalinan dan kelahiran.


w) Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
x) Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
y) Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk

mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.


z) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol,

dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin, akibat yang

ditimbulkan/ditularkan oleh binatang tertentu terhadap

kehamilan, misalnya toxoplasmasmosis, tanda dan gejala dari

komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-

eklampsia,perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia

berat, kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin,

resusitasi kardiopulmonary.
2) Pengetahuan Tambahan
a) Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu

dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular

seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.


b) Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi

kehamilan dan janinnya.

3) Keterampilan Dasar
a) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisanya pada setiap kunjungan/pemeriksaan ibu

hamil.
b) Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan

lengkap.
c) Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap

termasuk pengukuran tinggi fundus uteri/posisi/presentasi

dan penurunan janin.


d) Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur

tulang panggul.
e) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak

jantung janin dengan menggunakan fetoscope (Pinrad) dan

gerakan janin dengan palpasi uterus.


f) Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan

persalinan.
g) Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan

pertumbuhan janin.
h) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan

komplikasi kehamilan.
i) Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai

tanda-tanda berbahaya serta bagaimana menghubungi bidan.


j) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia

ringan, hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen

dan pre eklamsia ringan.


k) Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi

ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan.


l) Memberikan immunisasi pada ibu hamil.
m) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan

melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke

fasilitas pelayanan tepat dari:


(1) Kekurangan gizi.
(2) Pertumbuhan janin yang tidak adekuat: SGA & LGA.
(3) Pre eklamsia berat dan hipertensi.
(4) Perdarahan per-vaginam.
(5) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.
(6) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.
(7) Kematian janin.
(8) Adanya adema yang signifikan, sakit kepala yang

hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium yang

disebabkan tekanan darah tinggi.


(9) Ketuban pecah sebelum waktu (KPD=Ketuban Pecah

Dini)
(10) Persangkaan polyhydramnion.
(11) Diabetes melitus.
(12) Kelainan congenital pada janin.
(13) Hasil laboratorium yang tidak normal.
(14) Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin.
(15) Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi

saluran perkemihan dan saluran nafas.


n) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan,

kelahiran dan menjadi orang tua.


o) Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku

kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan (senam),

keamanan dan berhenti merokok.


p) Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang

tersedia.
4) Keterampilan Tambahan
a) Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.
b) Memberikan pengobatan dan/atau kolaborasi terhadap

penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan

standar local dan sumber daya yang tersedia.


c) Melaksanakan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.
b. Permenkes RI No 28 Tahun 2017
Pasal 18:
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang meliputi:


1) Pelayanan kesehatan ibu

Pasal 19:
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal

18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan:
a) Poin (a) konseling pada masa sebelum hamil,
b) Poin (b ) antenatal pada kehamilan normal
c) Poin (f) konseling pada masa antara dua kehamilan.
3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan

berwenang melakukan:
a) Poin (e) : pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
b) Poin (g) : fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini

dan promosi air susu ibu eksklusif;


c) Poin (i) penyuluhan dan konseling;
d) Poin (j) bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
e) Poin (k) pemberian surat keterangan kehamilan

dan kelahiran.
Pasal 20

1) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi,

edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga

c. Peran dan Fungsi Bidan

1) Sebagai Pelaksana
a) Tugas Mandiri
Bidan memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil

normal diantaranya adalah mengkaji status kesehatan,

menetukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan

klien, menyusun rencana asuhan kebidanan, melaksanakan

asuhan kebidanan, mengevaluasi hasil asuhan yang telah

diberikan, membuat rencana tindak lanjut asuhan dan

mendokumentasikan asuhan.
b) Tugas Kolaborasi
Bidan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan

yang memerlukan tidakan kolaborasi. Tugas kolaborasi dapat

dilakukan bidan dengan tenaga kesehatan lain dengan kasus

tertentu seperti preeklampsia/eklampsia, anemia, kurang gizi,

Penyakit Menular Seksual (PMS) dan lain-lain. Akan tetapi

bidan juga dapat segera merujuknya.


c) Tugas Rujukan (ketergantungan)
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

pada ibu hamil normal dengan kelainan tertentu dan

kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga. Bidan

harus segera mengambil tindakan yang tepat dan merujuk ibu jika

kegawatdaruatan seperti preeklampsia/eklampsia, anemia, kurang

gizi, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan lain-lain.


2) Sebagai Pengelola
Bidan memimpin, mengkoordinasikan unsur-unsur dan kegiatan

praktek kebidanan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat, didaerah yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu

bidan dapat menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan

ibu hamil dan berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan

kehamilan sehingga pelayanan yang diterima ibu lebih maksimal

(Hidayat dan Mufdlilah, 2008; Romauli, 2011).


3) Sebagai Pendidik
Peran bidan sebagai pendidik adalah memberikan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok khusus

dan masyarakat, yang berhubungan dengan pihak yang berkaitan

dengan kesehatan ibu dan anak. Melatih dan membimbing kader

termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun wilayah

atau tempat kerjanya. Melalui peran sebagai pendidik ini, bidan dapat

memberikan KIE kepada ibu hamil tentang kehamilan (Salmiati dkk,

2011; Kemenkes RI, 2010).


4) Sebagai peneliti
Sebagai peneliti bidan dalam keilmuan yang dimiliki dapat melakukan

investigasi atau penelitian tahapan dalam bidang kesehatan baik secara


mandiri, atau sebagai anggota kelompok peneliti dalam melaksanakan

peran dalam bidang kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak

(Hidayat dan Mufdlilah, 2008).

2. Persalinan

a. Kompetensi Bidan

Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu

tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,

memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani

situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan

wanita dan bayinya yang baru lahir.


1) Pengetahuan Dasar
a) Fisiologi persalinan.
b) Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.
c) Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan kelahiran.
d) Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
e) Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat

serupa.
f) Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
g) Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
h) Proses penurunan janinmelalui pelvic selama persalinan dan

kelahiran.
i) Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan

normal dan ganda.


j) Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti:

kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi,

hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.


k) Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.
l) Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi

pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6

bulan.
m)Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir,

jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak

mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.


n) Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
o) Manajemen fisiologi kala III.
p) Memberikan suntikan intra muskuler meliputi: uterotonika,

antibiotika dan sedative.


q) Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia

bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena

atonia uteri dan mengatasi renjatan.


r) Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin,

CPD.
s) Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet,

kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin,

infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia

uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.
t) Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.
u) Prinsip manajemen aktif kala III.
2) Pengetahuan Tambahan
a) Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
b) Pemberian suntikan anestesi local.
c) Akselerasi dan induksi persalinan.
3) Keterampilan Dasar
a) Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan

dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.


b) Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
c) Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi

dan penurunan janin.


d) Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan

dan frekuensi).
e) Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara

lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian


terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan proporsi

panggul dengan bayi.


f) Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan

menggunakan partograph.
g) Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan

keluarganya.
h) Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama

persalinan.
i) Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan

abnormal dan kegawat daruratan dengan intervensi yang

sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.


j) Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4

cm sesuai dengan indikasi.


k) Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
l) Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
m) Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
n) Melaksanakan manajemen aktif kala III.
o) Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika,

antibiotika dan sedative.


p) Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan

hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).


q) Menahan uterus untuk mnecegah terjadinya inverse uteri

dalam kala III.


r) Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
s) Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan

dengan benar.
t) Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
u) Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
v) Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak

sungsang, partus macet kepada di dasar panggul, ketuban

pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.


w) Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.
x) Mengelola perdarahan post partum.
y) Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawat

daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.


z) Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan

hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir,

memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan

mendukung ASI eksklusif, mendokumentasikan temuan-

temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.


4) Keterampilan Tambahan
a) Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan

gerakan tangan yang tepat.


b) Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan.
c) Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan

sesuai kewenangan.
d) Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia

bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan

(IUFD) dengan tepat.


e) Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
f) Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
g) Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk

mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.


h) Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan

akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.


b. Permenkes RI No. 28 Tahun 2017
Pasal 19
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

poin (c) meliputi pelayanan: persalinan normal;


2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan

berwenang melakukan:
a) poin (a) episiotomi

b) poin (b) pertolongan persalinan normal;


c) poin (g) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan

promosi air susu ibu eksklusif;

d) poin (h) pemberian uterotonika pada manajemen aktif

kala tiga dan postpartum;

e) poin (k) pemberian surat keterangan kehamilan dan

kelahiran

Pasal 20

a) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf d meliputi pemberian komunikasi,

informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga

c. Peran dan Fungsi Bidan


Peran bidan adalah seperangkat perilaku yang harus dilakukan oleh

bidan, sedangkan fungsi bidan adalah kegiatan yang harus

dilakukan oleh seorang bidan dalam menjalankan perannya

(Salmiati dkk, 2011) dan Estiwidani, dkk (2008) yaitu :


1) Sebagai Pelaksana
Menurut Salmiati, dkk (2011), Romauli (2011) sebagai

pelaksana bidan mempunyai tiga tugas utama, yaitu :


a) Tugas Mandiri
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:


(1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien

dalam masa persalinan.


(2) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan

kebidanan dalam masa persalinan.


(3) Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien

sesuai dengar prioritas masalah.


(4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan

rencana yang telah disusun.


(5) Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama

klien.
(6) Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa

persalinan sesuai dengan prioritas.


(7) Membuat asuhan kebidanan.
b) Tugas Kolaborasi
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama

dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan

keluarga.
c) Tugas Rujukan
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan

pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan

melibatkan klien dan keluarga.


2) Sebagai Pengelola
Bidan memimpin, mengkoordinasikan unsur-unsur dan

kegiatan praktek kebidanan untuk meningkatkan kesehatan

individu, keluarga, masyarakat, didaerah yang menjadi

tanggung jawabnya.

3) Sebagai Pendidik
Peran bidan sebagai pendidik adalah memberikan pendidikan

dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat, yang berhubungan dengan

pihak yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Melatih

dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan


keperawatan serta membina dukun wilayah atau tempat

kerjanya.
4) Sebagai peneliti
Sebagai peneliti bidan dalam keilmuan yang dimiliki dapat

melakukan investigasi atau penelitian tahapan dalam bidang

kesehatan baik secara mandiri, atau sebagai anggota kelompok

peneliti dalam melaksanakan peran dalam bidang kesehatan

serta kesejahteraan ibu dan anak (Hidayat dan Mufdlilah,

2008).

3. Bayi Baru Lahir

a. Kompetensi Bidan

Kompetensi ke-6 :Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.


1) Pengetahuan Dasar
a) Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas,

perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, “bonding

attachment”.
b) Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR.
c) Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
d) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1

bulan.
e) Memberikan immunisasi pada bayi.
f) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti:

caput, molding, mongolian spot, hemangioma.


g) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir

normal seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare

dan infeksi, ikterus.


h) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru

lahir sampai 1 bulan.


i) Keuntungan dan resiko immunisasi pada bayi. Pertumbuhan

dan perkembangan bayi premature.


j) Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma

intra-cranial, fraktur clavicula, mendadak, hematoma.


2) Keterampilan dasar
a) Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan,

dan merawat tali pusat.


b) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.
c) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
d) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
e) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru

lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-

kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk

hidup.
f) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
g) Memberikan immunisasi pada bayi.
h) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan

kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.


i) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru

lahir, seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypotermia,

hypoglycemi.
j) Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas

kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.


k) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang

dilakukan.
3) Keterampilan Tambahan
1) Melakukan penilaian masa gestasi.
2) Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.


3) Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber

daya yang tersedia di masyarakat.


4) Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka

cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau

kematian bayi.
5) Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya

dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan

kegawatdaruratan.
6) Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda.

b. Permenkes RI No. 28 Tahun 2017

Pasal 18

1) pelayanan kesehatan anak; dan


Pasal 20
1) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang

melakukan;
a) poin (a) pelayanan neonatal esensial;
b) poin (c) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan

anak prasekolah; dan


c) poin (d) konseling dan penyuluhan.
2) Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongandan

perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vitamin K1, pemberian

imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda

bahaya, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang

tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.


3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan

alkohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap

bersih dan kering; dan


4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO).


5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi

kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala,

pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan

intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita

dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP).
6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru

lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir,

pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan

tumbuh kembang.

Pasal 20

1) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga

Pasal 25
1) Poin (d) pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program

pemerintah.

c. Peran dan Fungsi Bidan

1) Peran Pelaksana
a) Tugas Mandiri
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
(1) Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan

melibatkan keluarga.
(2) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir.


(3) Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
(4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yang telah dibuat.


(5) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
(6) Membuat rencana tindak lanjut.
(7) Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang

telah diberikan

b) Tugas Kolaborasi
Memberi asuhan kebidanan pada bayi, baru lahir dengan

risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

kegawatdaruraran yang memerlukan tindakan kolaborasi

bersama klien dan keluarga.


c) Tugas Rujukan
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan

konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.


2) Peran Pengelola
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama

pelayanan kebnjanan untuk individu, keluarga kelompok khusus, dan

masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.


3) Peran Pendidik
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien

(individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang

penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungarn

dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.


4) Peran Peneliti
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang

kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok.

4. Nifas

a. Kompetensi Bidan

Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan

menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya

setempat.
1) Pengetahuan Dasar
a) Fisiologis nifas.
Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus.
Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar

serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk

pembengkakan payudara, abses, masitis, putting susu lecet,

putting susu masuk.


b) Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan

kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung

kemih.
c) Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
d) Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
e) “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru lahir

untuk menciptakan hubungan positif.


f) Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus-

menerus, infeksi.
g) Indikator masalah-masalah laktasi.
h) Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya

perdarahan pervaginam menetap, sisa plasenta, renjatan

(syok) dan pre-eklamsia post partum.


i) Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post

partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi

urine dan incontinetia alvi.


j) Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan konseling selama

dan sesudah abortus.


k) Tanda dan gejala komplikasi abortus.
b. Keterampilan Dasar
a) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang

terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan,

persalinan dan kelahiran.


b) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
c) Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka

jahitan.
d) Merumuskan diagnosa masa nifas.
e) Menyusun perencanaan.
f) Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
g) Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi

perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru

lahir.
h) Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan

bilamana perlu.
i) Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai

kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.


j) Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta,

renjatan dan infeksi ringan.


k) Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB

pasca persalinan.
l) Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita

pasca persalinan.
m) Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
n) Memberikan antibiotika yang sesuai.
o) Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan

intervensi yang dilakukan.


c. Keterampilan Tambahan
a) Melakukan insisi pada hematoma vulva.

b. Permenkes RI No. 28 Tahun 2017

Pasal 19
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal

18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan:
a) Poin (d) ibu nifas normal
b) Poin (d) ibu menyusui
3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang

melakukan:

a) Poin (f) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

b) Poin (g) Poin (g) : fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini

dan promosi air susu ibu eksklusif;

c) Poin (i) penyuluhan dan konseling

Pasal 20
1) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga

c. Peran dan Fungsi Bidan

1) Sebagai Pelaksana
a) Tugas Mandiri
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas

dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:


(1) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam

masa nifas
(2) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada

masa nifas.
(3) Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas

masalah.
(4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
(5) Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah

diberikan.
(6) Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama

klien.
(7) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang

diberikan.
b) Tugas Kolaborasi
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan

resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan

pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.


c) Tugas Rujukan
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada

masa nifas dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan

keluarga.
2) Sebagai Pengelola
Bidan memimpin, mengkoordinasikan unsur-unsur dan kegiatan

praktek kebidanan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat, didaerah yang menjadi tanggung jawabnya.


3) Sebagai Pendidi
Peran bidan sebagai pendidik adalah memberikan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok khusus

dan masyarakat, yang berhubungan dengan pihak yang berkaitan

dengan kesehatan ibu dan anak. Melatih dan membimbing kader

termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun wilayah

atau tempat kerjanya.


4) Sebagai peneliti
Sebagai peneliti bidan dalam keilmuan yang dimiliki dapat melakukan

investigasi atau penelitian tahapan dalam bidang kesehatan baik secara

mandiri, atau sebagai anggota kelompok peneliti dalam melaksanakan

peran dalam bidang kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak

(Hidayat dan Mufdlilah, 2008).

5. Keluarga Berecana

a. Kompetensi Bidan

Kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan

menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan

kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan

kesiapan menjadi orang tua.


1) Pengetahuan Dasar
a) Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas

seksual.
b) Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan

dengan konsepsi dan reproduksi.


c) Normal dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan

kemampuan bereproduksi.
d) Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan riwayat

genetik yang relevan.


e) Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi

kehamilan yang sehat.


f) Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan

dan metode lain yang bersifat tradisional yang lazim

digunakan.
g) Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek

samping berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain

pil, suntik, AKDR, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),

kondom, tablet vagina dan tisu vagina.


h) Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode

kontrasepsi.
i) Penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan

kelangsungan hidup anak.


j) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular

seksual yang lazim terjadi.


2) Pengetahuan Tambahan
a) Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan

yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan

tidak direncanakan.
b) Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh

kondisi geografis dan proses rujukan pemeriksaan/pengobatan

lebih lanjut.
c) Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan

hubungan interpersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam

keluarga (seks, fisik dan emosi)


3) Keterampilan Dasar
a) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
b) Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi

wanita.
c) Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil

pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit dan analisa urine.


d) Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling

dasar dengan tepat.


e) Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan

budaya masyarakat.
f) Melakukan pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan

intervensi sesuai kebutuhan.


g) Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang

ditemukan.
h) Melakukan pemasangan AKDR.
i) Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal.
4) Keterampilan Tambahan
a) Melakukan pemasangan AKBK.
b) Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.

b. Permenkes RI No. 28 Tahun 2017

Pasal 18

1) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 21
1) Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c,

Bidan berwenang memberikan:

a) penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana; dan

b) pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan

Pasal 20

1) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga

Pasal 23

1) Kewenangan berdasarkan program pemerintah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a, meliputi

pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat

kontrasepsi bawah kulit.

c. Peran dan Fungsi Bidan

1) Peran Pelaksana
Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup :


a) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada

pasangan usia subur)


b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
c) Menyusun rencana pelayanan KB sesuai dengan prioritas

masalah bersama klien


d) Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
f) Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien
g) Membuat pencatatan dan pelaporan

2) Pengelola
a) Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan mesyarakat,

khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KB)

sesuai dengan rencana


b) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau

petugas, kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta KB


c) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB, termasuk

pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor

terkait.
3) Pendidik
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien

(individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang

penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana


4) Peneliti
a) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau kelompok dalam lingkup pelayanan

kebidanan.
b) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai