Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MOTOR DC Tanpa Sikat (BLDC)

Disusun oleh :

Kelompok 5

Andrie Batista Azizul Hakim 175060307111038


Galih Ismoyo 175060300111021
M. Muchlis Triwahyudi 165060301111012
Mochamad Shofwan Rizqulloh 165060300111011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MOTOR DC Tanpa
Sikat (BLDC)” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah mesin elektrik DC. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan
masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.

Malang, 17 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I …………………………………………………………………………………. 3

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 4


1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 5
1.4. Batasan Masalah ........................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6

2.1. Konstruksi Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) .............................................................. 6


2.1.1 Stator .................................................................................................................. 6
2.1.2 Rotor ................................................................................................................... 7
2.1.3 Hall Sensor ......................................................................................................... 8
2.1.4 Rangkaian Pengendali ...................................................................................... 9
2.2. Kelebihan dan Kekurangan Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) .................................. 9
2.2.1. Kelebihan ........................................................................................................... 9
2.2.1. Kekurangan ..................................................................................................... 11
2.3. Prinsip Kerja dan Pengoperasian Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) ....................... 11
2.4. Pengaplikasian Motor DC Tanpa Sikat ( BLDC)..................................................... 13
BAB III ........................................................................................................................ 16

KESIMPULAN ........................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 16


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 2

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan motor listrik dalam aplikasi sehari-hari semakin meningkat.


Motor listrik banyak digunakan dalam berbagai peralatan seperti: air
conditioning, vacuum cleaner, conveyor, lemari pendingin, dan lain sebagainya.
Motor universal dan motor direct current (DC) banyak digunakan dalam aplikasi
tersebut. Akan tetapi penggunaan motor DC konvensional menimbulkan masalah
diakibatkan oleh penggunaan sikat. Penggantian sikat secara periodik untuk
menjaga kinerja serta busur api adalah masalah yang umum disoroti pada motor
DC.

Motor Brushless Direct Current (BLDC) adalah alternatif pengganti motor


DC. Motor ini adalah salah satu jenis motor yang popularitasnya mulai naik.
Motor BLDC banyak digunakan dalam automotive, aerospace, medical, industri,
dan instrumentasi.

Secara umum, motor BLDC dianggap motor performa tinggi yang


mampu memberikan jumlah besar torsi pada rentang kecepatan yang luas. BLDC
motor adalah turunan dari motor DC yang paling umum digunakan, DC disikat
motor, dan mereka berbagi sama torsi dan karakteristik kinerja kecepatan kurva.
Perbedaan utama antara keduanya adalah penggunaan kuas. BLDC motor
tidak memiliki sikat (maka nama "brushless DC") dan harus secara elektronik
commutated.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana konstruksi motor BLDC


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan menggunakan motor BLDC
3. Bagaimana cara pengoperasian motor BLDC

4
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui dan
memahami prinsip kerja , memahami konstruksi dan contoh-contoh aplikasi
yang menggunakan motor BLDC.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah :

1. Motor BLDC terbagi atas motor BLDC slotted dan motor BLDC slotless.
2. Kelebihan dan kekurangan yang dimaksud merupakan bila dibandingkan
dengan motor induksi konvensional dan motor DC brushed.
3. Metode pengoperasian yang digunakan menggunakan metode six-step dan
konvensional (metode PWM).

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konstruksi Motor DC Tanpa Sikat (BLDC)

Motor DC Tanpa Sikat ( BLDC) memiliki banyak kesamaan dengan motor AC


induksi dan motor DC Brushed dalam hal konstruksi dan prinsip kerja masing-
masing. Motor BLDC ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu: stator, rotor, hall
sensor, dan rangkaian kontrol.

2.1.1 Stator

Stator suatu BLDC motor terdiri dari tumpukan baja laminasi dengan
lilitan ditempatkan di slot. Secara umum, stator menyerupai motor induksi; tetapi
lilitannya dibuat sedikit berbeda. Kebanyakan BLDC motor mempunyai tiga
gulungan - stator dihubungkan secara bintang. Masing - masing lilitan dibangun
dengan banyak coil saling behubungan untuk membentuk suatu lilitan. Satu atau
lebih coil ditempatkan dalam slot dan mereka saling berhubungan untuk membuat
suatu lilitan. Masing - masing ini lilitan dibagi-bagikan diatas batas luar stator untuk
membentuk suatu bilangan genap kutub. Ada dua jenis gulungan - stator: bentuk
trapesium dan motor sinusoidal. Pembedaan ini dibuat atas dasar interkoneksi
coil di dalam gulungan - stator untuk memberikan tipe yang berbeda terhadap Back
Electromotive Force (EMF) terdapat dua macam pola koneksi gulungan yang
digunakan pada stator motor BLDC, yaitu koneksi bintang (Y) dan segitiga (Δ).

Perbedaan utama antara kedua pola adalah bahwa pola Y memberikan torsi
tinggi pada RPM rendah dan pola Δ memberikan torsi rendah pada RPM rendah. Hal
ini karena dalam konfigurasi Δ, setengah dari tegangan diterapkan di seluruh berliku
yang tidak didorong, sehingga meningkatkan kerugian dan pada gilirannya, efisiensi
dan torsi.

6
Laminasi baja di stator atau slotless dapat ditempatkan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1 Sebuah inti slotless memiliki induktansi rendah,
sehingga dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Karena tidak adanya gigi
di laminasi stack, persyaratan untuk torsi cogging juga turun, sehingga membuat
mereka sesuai untuk kecepatan rendah juga (saat magnet permanen di rotor dan gigi
pada stator sejajar satu sama lain maka, karena interaksi antara dua, torsi cogging
tidak diinginkan mengembangkan dan menyebabkan riak dalam kecepatan).
Kerugian utama dari inti slotless adalah biaya yang lebih tinggi karena
memerlukan lebih berliku untuk mengimbangi celah udara yang lebih besar.

Gambar 2.1. Konstruksi stator motor BLDC slotted dan slotless

2.1.2 Rotor

Rotor dari motor DC tanpa sikat (BLDC) khas terbuat dari magnet permanen.
Tergantung pada kebutuhan aplikasi, jumlah kutub pada rotor dapat bervariasi.
Peningkatan jumlah kutub yang memberikan torsi lebih baik tapi pada biaya
mengurangi kecepatan maksimum yang mungkin. Parameter rotor lain yang
berdampak pada torsi maksimum adalah bahan yang digunakan untuk pembangunan
magnet permanen; semakin tinggi kerapatan fluks material, semakin tinggi torsi.

Rotor dibuat dari magnet tetap dan dapat desain dari dua sampai delapan
kutub magnet Utara (N) atau Selatan (S). Material magnetis yang bagus sangat
diperlukan untuk mendapatkan kerapatan medan magnet yang bagus pula. Biasanya
magnet ferrit yang dipakai untuk membuat magnet tetap. Tetapi dewasa ini
dengan kemajuan teknologi, campuran logam sudah kurang populer untuk
digunakan. Benar sekali magnet ferrit lebih murah, tetapi material ini mempunyai

7
kekurangan yaitu flux density yang rendah untuk ukuran volume material yang
diperlukan untuk membentuk rotor.

Gambar 2.2. Konstruksi rotor motor BLDC 4 kutub dan 8 kutub

2.1.3 Hall Sensor

Tidak sama dengan DC motor brushed, putaran suatu BLDC motor


dikendalikan secara elektronis. Dalam proses berputarnya motor BLDC, gulungan -
stator harus diberi tenaga dengan suatu urutan. Hal ini penting untuk mengetahui
posisi rotor sehingga kontrol dapat mengetahui lilitan mana yang harus
diberi tegangan sesuai urutan. Posisi rotor, digunakanlah Hall sensor yang
ditempelkan ke dalam stator. Pemasangan Hall sensor ini harus benar-benar sesuai
dengan posisi magnet pada rotor. Kesalahan posisi pada pemasangan akan
menyebabkan kesalahan pula pada saat pemberian tegangan pada lilitan stator.
Biasanya Hall sensor ini dipasang pada suatu board atau PCB dengan posisi yang
sudah fix kira-kira selisih 60°sampai 120° antara sensor yang satu dengan yang lain.

Gambar 2.3. Hall Sensor


8
Namun sekarang hall sensor mulai ditinggalkan, dan diganti dengan
resolver. Fungsi dari resolver ini sama dengan Hall sensor hanya bentuk dan cara
menentukan posisi magnet rotor berbeda. Resolver sebenarnya gabungan dari
Rotary Encoder dan Hall sensor. Satu sisi Encoder difungsikan sebagai speed
feedback sekaligus juga sebagai penentu posisi rotor, sedangkan Hall sensor
untuk melihat posisi medan magnet rotor.

2.1.4 Rangkaian Pengendali


Untuk menghasilkan medan putar pada motor DC, koneksi sumber
ke rotor menggunakan brush namun pada BLDC motor, pemberian sumber
dilakukan oleh sebuah rangkaian pengontrol, rangkaian ini mendapat sumber
dari listrik DC yang kemudian diolah sehingga menghasilkan gelombang
sinusoida atau kotak stator. Kontrol ini mendapat masukan data dari Hall sensor
utuk mengatur pemberian sumber pada stator.

Gambar 2.4 Rangkaian pengendali motor BLDC

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Motor DC Tanpa Sikat (BLDC)


2.2.1. Kelebihan
Beberapa kelebihan dari penggunaan motor BLDC dibandingkan motor DC
brushed dan motor induksi adalah sebagai berikut :
a. High Speed Operasi
Sebuah motor BLDC dapat beroperasi pada kecepatan di atas 10.000 rpm dalam
kondisi dimuat dan dibongkar.
b. Responsif & Percepatan Cepat
Rotor Brushless DC motor memiliki inersia rotor rendah, yang memungkinkan
mereka untuk mempercepat, mengurangi kecepatan, dan membalik arah
dengan cepat.
9
c. High Power Density
BLDC motor memiliki torsi berjalan tertinggi per inci kubik setiap motor DC.
d. Keandalan tinggi
BLDC motor tidak memiliki sikat, yang berarti mereka lebih handal dan
memiliki harapan hidup lebih dari 10.000 jam. Hal ini menghasilkan lebih
sedikit kasus penggantian atau perbaikan secara keseluruhan dan kurang down
time untuk proyek Anda.
e. Kecepatan yang lebih baik untuk melawan karakteristik tenaga putaran.
f. Efisiensi tinggi
g. Tahan lama atau usia pakainya lebih lama
Bagian yang sering diganti pada penggunan motor DC adalah brush dan
komutator. Hal ini karena pada saat motor DC bekerja, terjadi gesekan secara
terus menerus antara komutator dan brush. Permukaan brush akan menipis
sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu, sehingga kita harus melakukan
penggantian brush motor, tetapi jika kita menggunakan BLDC motor, dengan
tidak adanya brush dan komutator maka motor akan tahan lama.
h. Torsi lebih besar.
Motor BLDC pada umumnya mempunyai torsi yang lebih besar, hal ini
disebabkan medan tarik yang dihasilkan oleh stator sepenuhnya diterima
oleh rotor karena rotor terbuat dari medan magnet permanen.
i. Tidak menyebabkan kebisingan
Saat kita menggunakan motor DC, gesekan antara komutator dan brush akan
menghasilkan suara, hal ini akan menghasilkan ketidaknyamanan, tetapi tidak
sama halnya dengan motor BLDC, dengan tidak adanya komutator,
menyebabkan tidak adanya kebisingan yang ditimbulkan.
j. Tidak adanya bunga api pada komutator
Hubungan antara brush dan komutator yang longgar menyebabkan terjadinya
percikan api diantara keduanya, hal ini akan berbahaya jika motor digunakan
pada industri yang sensitif terhadap percikan api, tetapi dengan menggunakan
BLDC motor, dengan tidak adanya komutator dan brush menyebabkan tidak
adanya percikan api yang dirimbulkan oleh motor.
k. Tidak adanya belitan pada rotor.
Motor BLDC tidak mengalami gaya sentrifugal, karena gulungan didukung
oleh suatu bodi sehingga motor dapat didinginkan dengan mudah. Jadi, tidak

10
membutuhkan aliran udara untuk mendinginkan motor. Hal ini menyebabkan
motor BLDC tersebut dapat sepenuhnya tetutup dan terlindung dari kotoran
atau bahan asing lainnya. Area pengaplikasiannya dapat diperluas, termasuk
daerah - daerah ledakan berbahaya.

2.2.1. Kekurangan
Beberapa kekurangan dari penggunaan motor DC tanpaa sikat (BLDC)
dibandingkan motor DC brushed dan motor induksi adalah sebagai berikut :
a. Biaya pengadaan yang tinggi.
Hal ini disebabkan karena Hall sensor mempunyai berbagai alat pengontrol
untuk menjalankannya, sedangkan pada motor DC hanya menggunakan
pengontrol berupa variable resistor.
b. Membutuhkan pengendali kecepatan elektronik untuk menjalankannya.

Namun dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, motor BLDC tetap
lebih efisien untuk mengkonversi listrik menjadi energi mekanik dari motor
DC brushed. Kelebihan ini terutama disebabkan tidak adanya kerugian listrik
dan gesekan brush. Di bawah beban mekanik tinggi, motor BLDC dan motor
dengan brushed berkualitas tinggi sebanding dalam efisiensinya.

2.3. Prinsip Kerja dan Pengoperasian Motor DC Tanpa Sikat (BLDC)

Prinsip kerja motor DC tanpa sikat (BLDC) adalah sebagai pengendali EMF
memanfaatkan umpan balik melalui tahap utama sambungan dari pada sensor efek
Hall yang dapat untuk menentukan posisi dan kecepatan. Dan intinya koil dari motor
ini dihubungkan dengan stator, dan komutatornya dikontrol oleh elektronik. Saat
motor ini diberi tegangan, stator akan menerima tegangan,sehingga permanen
magnet pada rotor akan membentuk gaya gerak listrik, dan rotor yang dikendalikan
oleh elektronik dan sensor efek hall akan bekerja sehingga motor pun akan berputar

Skema pengontrolan pada motor BLDC adalah Sumber listrik DC masuk


ke dalamrangkaian decoder. Keluaran dari decoder adalah listrik 3
fase,listrik ini digunakan untuk memberi suplay pada stator,sehingga
menghasilkan putaran medan magnet pada stator. Mikrokontroler digunakan
untuk sinkronisasi putaran medan magnet antara stator dengan rotor
11
Pada saat motor dalam keadaan berputar, hanya terdapat 2 sumber arus yang
masuk kedalam stator untuk membuat medan magnet yang dapat memutarkan stator.
Dalam hal ini, untuk memberhentikan putaran rotor yang bergantung pada magnet
stator adalah dengan memberikan arus yang sama pada ketiga masukan. Terdapat
dua metode dalam pengendalian BLDC yakni metode konvensional atau metode six-
step dan metode sinusoidal.
Metode six – step merupakan metode yang paling sering digunakan
dalam pengendalian BLDC komersial. Hal ini terjadi karena metode ini sederhana
sehingga mudah diimplementasikan. Namun, metode ini memiliki kelemahan yaitu
memiliki arus rms yang tinggi, rugi – rugi daya yang tinggi, dan bising. Hal ini
terjadi karena PWM yang digunakan dalam metode ini merupakan PWM square
dengan frekuensi tertentu sehingga menciptakan gelombang AC yang berbentuk
trapezoid atau square. Akibat dari gelombang yang berbentuk square timbul
gelombang harmonik. Gelombang inilah yang menyebabkan motor bising ketika
berputar.
Metode ini disebut metode six step karena mampun menciptakan
gelombang trapezoid atau square yang menyerupai gelombang sinusoidal,
digunakan PWM square yang terdiri dari 6 bagian yakni 2 bagian positif, 2 bagian
negatif, dan 2 bagian floating. Masing – masing besarnya 60 derajat gelombang
sinusoidal. Kondisi pada algoritma ini adalah kondisi ketika gelombang sinusoidal
berpotongan pada titik 0.
Untuk membentuk gelombang trapezoid atau gelombang square 3 fasa,
digunakan tiga buah algoritma six step yang masing – masing berbeda 1 step (60
derajat) antara satu algoritma dengan algoritma lainnya. Pengendalian dengan
metode PWM sinusoidal bertujuan untuk menciptakan gelombang sinusoidal
sebagai masukan motor. Kelebihan dari pengendalian ini adalah memiliki arus rms
yang lebih kecil dibanding dengan metode six step, rugi – rugi yang kecil, dan tidak
bising karena dalam gelombang sinusoidal tidak terdapat harmonik. Hanya saja
metode ini jarang digunakan karena algoritma yang rumit dalam
pembangkitan sinyal PWM sinusoidal. Proses pembangkitan PWM
sinusoidal dilakukan dengan cara membandingkan sinyal sinusoidal dengan sinyal
segitiga yang memiliki frekuensi lebih tinggi. Ketika sinyal segitiga dan sinyal
sinusoidal ini berpotongan pada dua titik, sebuah sinyal PWM akan terbentuk.

12
Besar resolusi PWM yang dihasilkan tergantung dari frekuensi sinyal
segitiga yang digunakan. Semakin besar sinyal segitiga yang digunakan, resolusi
PWM yang dihasilkan semakin baik. Dan semakin tinggi resolusi PWM yang
digunakan semakin sempurna gelombang sinusoidal yang terbentuk. Karena
rumitnya operasi yang digunakan dan banyaknya resource mikr okontroler untuk
membentuk PWM sinusoidal maka digunakan table-lookup. Tabel ini berisi timing
sinyal PWM sinusoidal yang telah terbentuk dari perbandingan kedua sinyal
tersebut sehingga kerumitan operasi matematika dapat dihindari.
Dalam implementasi , agar dapat mengendalikan keenam transistor pada
driver, sinyal PWM sinusoidal yang didapatkan dibagi menjadi 6 bagian atau step.
Masing –masing bagian atau step besarnya 60 derajat. Hal ini terjadi karena
perbedaan tiap fasa dari sinyal 3 fasa adalah 120 derajat dan tiap 60 derajat
terdapat gelombang yang berpotongan dengan nilai 0. Oleh karena itu sinyal PWM
tersebut harus dibagi menjadi 6 bagian untuk menunjang proses komutasi pada
BLDC.

2.4. Pengaplikasian Motor DC Tanpa Sikat ( BLDC)


a. Hardisk

Gambar 2.4. Hardisk

BLDC motor digunakan pada motor penggerak hardisk yang membutuhkan


kecepatan serta ketahanan yang tinggi. Salah satu jenis motor listrik yang paling
banyak digunakan akhir-akhir ini adalah Bushless DC (BLDC) Motor dimana
motor DC ini tidak menggunakan Brush (sikat) untuk proses komutasi. BLDC
motor sebagai tenaga penggerak karena mempunyai efisiensi yang sangat besar
hingga mencapai 95%.

13
b. Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) pada Drone

Gambar 2.5. Motor BLDC pada Drone

Brushless direct current (BLDC) adalah salah satu dari sekian jenis motor
yang umum digunakan. Sesuai dengan namanya, BLDC motor tidak menggunakan
sikat arau brush untuk kontak pergantian magnet (komunikasi) tetapi dilakukan
secara komutasi elektronis. Penggunaan motor BLDC meiliki banyak keuntungan
dibandingkan motor DC dan motor induksi lainnya. Keuntungannya antara lain
kecepatan yang lebih baik untuk melawan karakteristik tenaga putaran, tanggapan
dinamis tinggi, efisiensi tinggi, tahan lama, nyaris tanpa suara, speed range yang
lebih luas.

c. Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) pada Mobil Listrik

Gambar 2.6. Motor DC Tanpa Sikat (BLDC) pada Mobil Listrik

Motor arus searah adalah sebuah motor yang membutuhkan tegangan dc


untuk menjalankannya. Pada umumnya motor jenis ini menggunakan sikat dan
mengoperasikannya sangat mudah tinggal dihubungkan dengan Battery sehingga

14
motor langsung berputar. Jenis motor ini memerlukan perawatan pada sikatnya
serta banyak terjadi rugi tegangan pada sikat. Sehingga pada era sekarang ini motor
DC dikembangkan tanpa menggunakan sikat yang dikenal dengan Motor BLDC
(Brush Less Direct Current Motor). Motor ini dipilih karena efisiensi yang tinggi,
suaranya halus, ukuran kompak, keandalan yang tinggi dan perawatan yang rendah.
Motor ini lebih disukai untuk berbagai aplikasi, namun kebanyakan dari mereka
memerlukan kontrol tanpa sensor. Pengoperasian motor BLDC membutuhkan
sensor posisi rotor untuk mengendalikan arusnya.

15
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Motor DC tanpa sikat (BLDC) memiliki banyak kesamaan dengan motor AC
induksi dan motor DC Brushed dalam hal konstruksi dan prinsip kerja masing-
masing. Motor BLDC ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu: stator, rotor, hall
sensor, dan rangkaian kontrol.
2. Motor DC tanpa sikat (BLDC) mempunyai beberapa kelebihan dari penggunaan
dibandingkan motor DC brushed dan motor induksi diantaranya adalah responsif
dnn percepatan cepat, High Power Density, keandalan tinggi, kecepatan yang
lebih baik. Kekurangannya adalah harga yang cukup mahal dan membutuhkan
pengendali kecepatan elektronik untuk menjalankannya.
3. Prinsip kerja motor DC tanpa sikat (BLDC) adalah sebagai pengendali EMF
memanfaatkan umpan balik melalui tahap utama sambungan dari pada sensor efek
Hall yang dapat untuk menentukan posisi dan kecepatan. Dan intinya koil dari
motor ini dihubungkan dengan stator, dan komutatornya dikontrol oleh
elektronik. Saat motor ini diberi tegangan, stator akan menerima
tegangan,sehingga permanen magnet pada rotor akan membentuk gaya gerak
listrik, dan rotor yang dikendalikan oleh elektronik dan sensor efek hall akan
bekerja sehingga motor pun akan berputar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Munawar,I. danYahuarsyah,H. 2005. Pemodelan dan Analisis Sistem Pensaklaran Motor


Arus Searah Tanpa Sikat,Desertasi S3 Jurusan Tenik Elektro Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Yedamale, P. 2001. Brushless DC (BLDC) Motor Fundamentals. Microchip Technology
Inc. Chandler, Arizona.
Nanang Masudi. 2014. Desain Controller Motor BLDC Untuk Menningkatkan Performa (
Daya Output ) Sepeda Motor Listrik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Sen P.C. 1989. Principle of Electric Machines and Power System, John Willey & Sons Inc.

Anda mungkin juga menyukai