Kelompok 3 :
Penyusun : Kelompok 3
............................
……………………………
Mengetahui,
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah Nya,
Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Orientasi Study Lapangan Ke Banten-Jakarta
yang dberikan Akademi Sebagai Kelengkapan Tugas dengan tepat waktu .
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Kami
sudah menyampaikan yang terbaik dalam laporan Orientasi Study Lapangan ini. Namun kami
menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Mka dari itu dengan tulus dan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dsan
penyempurnaan laporan ini. Atas saran, kritik maupun bantuan kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
Keterangan :
Keterangan :
Dermaga NPCT-1
Keterangan :
Keterangan :
PENDAHULUAN
OSL atau Orientasi Study Lapangan adalah sebuah Kegiatan Study lapangan yang
wajib bagi taruna/taruni yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan , yang
ditunjukan agar taruna/taruni mengerti bagaimana kegiatan kerja di lapangan dan menggali
informasi dengan melakukan tinjauan dan evaluasi sesuai dengan pprofesi dan keahlian .
Dalam kegiatan OSL ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana kegiatan
di pelabuhan dan strukturnya guna memahami apa saja yang dilakukan di pelabuhan sesuai
dengan profesi dan keahlian
NPCT1 adalah sebuah perusahaan yang bekerja di sector Bongkar muat Container,
Saat ini New Priok Container Terminal 1 (NPCT-1) yang dikelola oleh PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) II mulai beroperasi komersial sejak 18 Agustus 2016. Perusahaan ini
memiliki lahan seluas 32 hektar memiliki kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun dengan
total panjang dermaga 850 meter pada akhir 2016. Terminal baru tersebut diproyeksikan
dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasitas 13.000-15.000 TEUs dengan bobot di atas
150.000 DWT.
Dengan total alat 8 quay crane, 8 twins-lift capable cranes , 20 e-RTG dan 44 prime
movers serta fasilitas 5400 slot penumpukan container, 198 slot penumpukan muatan reefer,
990 reefer plugs, 80 slot penumpukan muatan berbahaya, dan 184 slot penumpukan muatan
kosong, NPCT1 bisa melakukan kegiatan bongkar muat lebih cepat dan efisien dari
perusahaan lain nya serta NPCT1 sangat diminati oleh perusahaan kapal yang ingin
melakukan kegiatan bongkar muat.
Objek yang dikunjungi pada kegiatan OSL tersebut ialah PT. Krakatau Bandar Samudera
yang terletan di Cigading, IPC (International Port Coperation) Pelindo II cabang Banten
Ciwandan, dan terakhir di NPCT1 Priok Jakarta Utara.
Pada saat Krakatau Bandar Samudera dan IPC II Banten kami memperoleh materi
tentang penanganan bongkar muat barang curah baik yang melalui truk losing maupun
menggunakan alat bantu bongkar muat Conveyor. Selain itu kami lebih mengenal tentang
keselamatan kerja di pelabuhan curah.
NPCT1 adalah sebuah perusahaan bongkar muat bertaraf international yang terletak
di Tanjung Priok, Jakarta. NPCT1 merupakan anak perusahan dari JICT yang juga
berada di Tanjung Priok. NPCT1 mulai beraktifitas mulai tanggal 18 Agustus 2016 dan
kini telah bersaing dengan perusahaan bongkar muat lainnya di Tanjung Priok.
Perusahaan ini dimiliki oleh 4 (empat) pemegang saham Pelindo II (IPC); Mitsui &
Co., Ltd .; PSA International Pte Ltd; dan Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (NYK
Line).
Selain sebagai terminal paling modern di Jakarta yang mampu menampung kapal
kontainer besar yang melintasi lautan, NPCT1 juga menanggapi secara aktif
permohonan pemerintah Indonesia untuk “Go Green” dengan memperkenalkan ERTG
dan menjelajahi fasilitas “setrika dingin” untuk menjadikannya salah satu dari entitas
yang paling ramah lingkungan dalam bisnis kontainer. Dengan draf yang dalam,
peralatan terbaru, peningkatan pabean dan sistem karantina ditambah dengan komitmen
kami dalam keunggulan, perencanaan cerdas dan upaya yang terfokus, kami bertujuan
untuk menyediakan layanan port terbaik di Tanjung Priok, Jakarta.
Alat:
1. 8 Quay Crane
2. 8 Twins-lift Capable Cranes
3. 20 e-RTG
4. 44 Prime Movers
Fasilitas:
1. 5400 slot penumpukan container
2. 198 slot penumpukan muatan reefer (maksimal 5 Susun)
3. 990 reefer plugs
4. 80 slot penumpukan muatan berbahaya
5. 184 slot penumpukan muatan kosong
PEMBAHASAN
- Operasi kapal
Memuat : kegiatan memindahkan kontainer dari truk ke kapal dengan
menggunakan QC (Quay Crane)
Pengosongan : kegiatan memindahkan kontainer dari kapal ke truk dengan
menggunakan QC (Quay Crane)
- Operasi yard
Off – Loading : kegiatan menempatkan kontainer di container yard dari truk
sementara dengan tujuan menunggu untuk dimuat ke kapal (kontaioner
ekspor) atau dikirim ke pemilik kargo ( kontainer impor) dengan
menggunakan RTG (Rubber Tire Gantry) dan Truk.
Mounting : Aktivitas menempatkan kontainer di truk dari container yard untuk
memindahkan kontainer ke kapal (ekspor) atau mengirimkan kontainer ke
cargo owner (Import).
- Operasi gate
Gerbang masuk : proses truk masuk terminal untuk menerima kontainer
(import) atau mengirim kontainer (ekspor) ke terminal. Gerbang akan
memberikan kontainer movement slip dengan informasi lokasi tempat wadah
harus ditempatkan atau diambil.
Gerbang keluar: proses truk keluar dari terminal setelah menempatkan
kontainer di yard (ekspor) atau mendapat kontainer dari yard (impor). Gerbang
akan memberi alat penukaran slip yang terbukti dari kegiatan menempatkan
atau mengambil kontainer.
III.2 Penanganan barang berbahaya (Dangerous Cargo) di NPCT1
Untuk memastikan keamanan dan meminimalkan risiko dalam menangani barang berbahaya
di NPCT1, peraturan ini harus dipatuhi secara ketat oleh pelanggan :
1. Jalur pelayaran dengan kegiatan impor diminta untuk menyerahkan daftar barang
berbahaya, termasuk nomor PBB dan MSDS (Lembar data keamanan bahan), ke
Departemen Perdagangan dan Departemen Operasi, bersama dengan pengajuan
CVIA.
2. Jalur pelayaran dengan kegiatan ekspor diperlukan untuk menyerahkan daftar barang
berbahaya, termasuk Nomor PBB dan MSDS (Lembar data keamanan material)
secara elektronik (COPARN), ke Departemen Operasional dan Bagian Perencanaan
Yard.
3. Eksportir yang mengirim barang berbahaya melalui terminal wajib melampirkan
Persetujuan Ekspor (PE), yang berisi informasi tentang jumlah kontainer dan
ketinggian cargo, selama aplikasi untuk pass gate terminal.
4. Wadah yang membawa barang berbahaya harus diberi label dengan jelas di seluruh
sudut wadah.
5. Masa penyimpanan maksimum di terminal untuk kontainer dengan barang berbahaya
(FCL, LCL atau Transshipment) dihitung berdasarkan Vessel Estimated Time of
Berthing (ETB). Dengan rincian sebagai berikut:
a. Kontainer impor mengandung barang berbahaya
Kelas 1 dan 7 berkendara langsung / kehilangan truk
Kelas 2.1; 2.3; 5.1; 5.2; 6.1 maksimum 24 jam
Kelas 2.2; 3; 4; 5; 6.2; 8; 9 maksimal 72 jam
b. Kontainer ekspor mengandung barang berbahaya
Kelas 1 dan 7 berkendara langsung / kehilangan truk
Kelas 2.1; 2.3; 5.1; 5.2; 6.1 maksimum 24 jam
Kelas 2.2; 3; 4; 5; 6.2; 8; 9 maksimal 96 jam
6. Penanganan kontainer barang berbahaya ditetapkan sebagai berikut:
a. Kontainer impor yang ditumpuk di terminal yang telah melampaui periode
penyimpanan maksimum akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara
(TPS) dan semua biaya yang dikeluarkan merupakan tanggung jawab pemilik
cargo.
b. Jika ada penundaan karena hari kerja / hari libur nasional, wadah impor
tersebut akan dipindahkan setelah hari libur.
c. Mengimpor peti kemas yang harus dikirim langsung, tetapi tidak dapat
dikirimkan secara langsung sampai kegiatan loading / unloading selesai, akan
dimuat kembali ke kapal dan biaya pengalihan untuk kegiatan yang disebutkan
di atas akan menjadi tanggung jawab jalur pelayaran.
d. Mengekspor kontainer yang ditumpuk di terminal yang belum dimuat pada
kapal karena keterlambatan kapal atau pembatalan pemuatan akan dikenakan
biaya tambahan sebagai berikut:
IDR 444.000 per 20' kontainer
IDR 606.000 per 40' kontainer
e. Wadah tanpa label sebagaimana diatur oleh IMDG code akan dikenakan biaya
tambahan 200% dari tarif penanganan dan penyimpanan.
f. Wadah yang memiliki lebih dari 1 tanda / label harus dikategorikan
berdasarkan tingkat komentar / label tertinggi yang ditemukan pada wadah.
g. Jalur pelayaran / pemilik kargo sepenuhnya bertanggung jawab atas segala
risiko dan klaim yang mungkin terjadi jika kontainer mereka, karena
karakteristik spesifik dari kerusakan kargo atau mempengaruhi wadah di
sekitarnya.
h. Biaya tambahan sebesar 200% dari tarif penanganan dan penyimpanan akan
dibebankan ke pemilik jalur pengiriman / kargo dalam kasus di mana
kontainer tidak sesuai dengan surat pemberitahuan.
i. Inspeksi fisik (Behandle) berdasarkan SPJM untuk kontainer yang
mengandung muatan berbahaya harus dilakukan di luar area NPCT1.
j. Fumigasi tidak diizinkan di area NPCT1 dan harus dilakukan setelah mengisi
gudang. Tanda label harus diletakkan pada wadah yang difumigasi. Tambahan
biaya 200% biaya penanganan dan penyimpanan akan dikenakan jika
peraturan ini dilanggar.
k. Wadah yang mengandung barang berbahaya sesuai dengan kode barang
maritim maritim internasional (IMDG Code) selain kelas 1 dan 7, dikenai
biaya tambahan sebesar 100% (seratus persen) dari layanan susun layanan tarif
dasar.
III.3 Persaingan Bisnis
Saham kepemilikan NPCT-1 sebesar 51% dimiliki oleh Pelindo II, sementara 49%
saham di pegang oleh Mitsui & Co., Ltd .; PSA International Pte Ltd; dan Nippon Yusen
Kabushiki Kaisha (NYK Line).
Pada sector persaingan bisnis ini, NPCT-1 memiliki keunggulan pelayanan terhadap
konsumen, karena pada dasarnya NPCT-1 bekerja sama dengan PSA Singapore yang mana
beberapa sumber daya manusia diberikan pelatihan khusus di Singapore. Selanjutnya untuk
penanganan kontainer sendiri NPCT-1 mengadopsi system COSMOS yang mempercepat
dalam pengurusan kontainer.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh NPCT-1 mereka memiliki hybrid crane lebih
unggul daripada pesaing yang lain, dengan kecepatan crane 29 kontainer per jam. Sehingga
NPCT-1 mengalami peningkatan bongkar container sebesar 20% atau mencapai 25 ribu
TEUs per pekan. Bahkan pada Mei 2018 NPCT-1 telah menghandle 106 ribu TEUs. Pada
sector trucking juga mengalami peningkatan yang semula hanya bisa menampung 1000-an
trucking tetapi kini dapat mencapai lebih dari 3000-an truk per hari.
Keunggulan lain NPCT-1 menerapkan kebijakan bahwa apabila kontainer yang telah
di turunkan dari atas kapal dan masuk ke tempat penimbunan sementara dibatasi maksimal
selama 3 hari. Setelah melebihi batas tersebut maka kontainer akan dipindahkan ke Bea
Cukai. Hal ini bertujuan agar pemilik barang dapat lebih cepat mengurus dokumen ekspor
serta bea cukai.
III.4 KESEHATAN KESELAMATAN KERJA NPCT-1
Secara umum kecelakaan fatal yang paling banyak terjadi di Pelabuhan adalah pejalan
kaki, sehingga kita perlu mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko yang
berkaitan dengan peralatan bergerak dan pejalan kaki :
Potensi bahaya dan resiko fatal kedua di area pelabuhan adalah banyaknya
penggunaan alat berat bergerak di lingkungan pelabuhan. Sehingga kita perlu
mengidentifikasi dan mengendalikan risiko-risiko yang berkaitan dengan
pengoperasian dan pemeliharaan alat bergerak :
a. Pastikan Anda telah memiliki kecakapan mengemudi/memiliki SIM yang masih
berlaku.
b. Kecepatan maksimum di area kerja adalah 30 km/jam.
c. Pastikan fitur-fitur keselamatan (lampu rotari dan lain-lain) dan rem dalam kondisi
baik.
d. Perhatikan posisi pejalan kaki yang berada di lapangan.
e. Dilarang berhenti di bawah lintasan spreader, jalur RTG crane atau berhenti di
sembarang tempat.
f. Dilarang memutar musik dan menggunakan Hand phone di saat mengemudi
g. Gunakan selalu sabuk keselamatan (Safety belt).
h. Jika kendaraan rusak, dilarang melakukan perbaikan tanpa ijin dari pihak
pelabuhan / terminal
i. Pastikan rem tangan (hand brake) diaktifkan saat meninggalkan kendaraan.
j. Dilarang meninggalkan kendaraan dalam kondisi mesin hidup.
k. Pasang pengganjal ban (wheel chock) pada saat kendaraan diperbaiki.
l. Khusus kendaraan trailer, dilarang mendahului.
m. Patuhilah rambu-rambu lalulintas dan penandaan jalan.
n. Berlalulintaslah secara bergantian, jangan berkerumun dengan kendaraan lain dan
dilarang menyalip di dalam area kerja pelabuhan / terminal.
o. Untuk kendaraan trailer, tidak seorangpun diperkenankan menumpang di dalam
kabin.
p. Apabila anda mengalami atau mengetahui adanya kecelakaan segera laporkan ke
Supervisor Keselamatan (Safety Supervisor), Petugas Keamanan (Security
Personnel) atau Manajer Shift (Shift Manager).
q. Dilarang mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan / atau mengkonsumsi minuman
beralkohol selama berada di lokasi kerja. Penggunaan obat terlarang/narkoba akan
dilaporkan ke pihak berwajib.
3. Menangani Muatan
Potensi bahaya dan resiko fatal ketiga di pelabuhan / terminal adalah menangani
muatan. Sehingga kita perlu menggunakan alat yang sesuai dengan prosedur kerja
aman untuk meminimumkan kemungkinan seseorang mengalami cedera karena
terhantam oleh muatan yang sedang berayun, diangkat, atau terjatuh selama kegiatan
bongkar muat.
4. Bekerja di Ketinggian
Jatuh dari ketinggian sangat sering terjadi di pelabuhan/ Terminal. Sehingga kita perlu
melindungi setiap pegawai dan kontraktor dengan cara mengendalikan risiko terkait
dengan bekerja di ketinggian (Working at Height).
a. Kenakan Alat Pelindung Diri (SPD) untuk bekerja di ketinggian secara tepat
5. Keselamatan Kapal
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan dari paparan yang disampaikan Pak Darjono selaku pemberi materi ketika
kegiatan OSL. Disampaikan bahwa NPCT akan dikembangkan menjadi mega pelabuhan
dengan digabungkan bersama NPCT-2 NPCT-3 NPCT-4 NPCT-5 sehingga terintergrasi
menjadi pelabuhan container nternational yang akan menggantkan kedudukan terminal 123
pelabuhan tanjung priok.
Jika dilihat dari segi pelayanan yang diberikan oleh pihak NPCT-1 maka dpat dikatakan
bahwa pihak NPCT-1 sangat memprioritskan keslamatan dilapangan. Hal ini dapat dilihat
ketika melakukan kunjungan OSL lalu, bahwa semua petugas maupun tamu kunjungan
diharuskan memperhatikan keselamatan diarea kerja dengan mengenakan alat pelindung diri,
tidak diperbolehkan berada di bawah crane yang aktif, tidak diperbolehkan berada 2 meter di
bibir dermaga , serta menggunakan jalur khusus pejalan kaki yang disedikan
Dengan demikian pelayanan yang optimal tidak sekedar melayani kapal dan barang yang
masuk di pelabuhan melainkan menjaga keslamatan di lingkungan pelabuhan. Dan hal
tersebut pula yang menjadikan nilai jual tambah kepada konsumen, karena konsumen dapat
mempercayakan kapal dan barang mereka secara aman