'3237 Mu.201305013 PDF
'3237 Mu.201305013 PDF
Sari
Pegunungan Selatan Jawa Timur terentang dari Parangtritis sampai Pacitan. Mandala
ini tersusun oleh bebatuan berumur Pra Tersier sampai dengan Kuarter, dan telah
berulang-kali mengalami tektonik, yang diikuti proses eksogenik. Interaksi kedua
proses tersebut menghasilkan kenampakan bentangalam yang bervariasi. Penelitian
ini bertujuan membuat zonasi bentangalam dengan acuan pemetaan geomorfologi
metode ITC (International Training Centre)
Pemetaan geomorfologi metode ITC (Belanda) memberi arahan untuk menggunakan
foto udara sebagai media analisis bentangalam. Dikarenakan dalam penelitian ini
analisis bentangalam masih tahapan tinjau, sebagai media digunakan peta topografi
skala 1:350.000 yang sekaligus difungsikan sebagai peta dasar. Penetapan hirarki
satuan bentangalam menurut ITC menyesuaikan peta dasar yang digunakan, untuk
skala tinjau sampai hirarki morfogenesa, dan skala rinci sampai tingkatan morfologi.
Dalam penelitian ini, diterapkan satuan tingkat morfogenesa dan diantaranya dirinci
menjadi tingkatan morfologi.
Penerapan pemetaan geomorfologi metode ITC di Pegunungan Selatan menghasilkan
enam satuan tingkatan morfogenesa, yaitu morfogenesa volkanik, struktural, karst,
fluvial, marin, dan eolian. Setiap morfogenesa terinci menjadi sejumlah satuan
tingkatan morfologi. Morfogenesa Volkanik (V) terdiri dari 6 morfologi, yaitu morfologi
lereng kaki volkanik Merapi, lereng atas volkanik Lawu, lereng bawah volkanik Lawu,
perbukitan denudasional volkanik, sisa volkan,dan leher volkan. Morfogenesa
Struktural (S) terdiri dari 10, yaitu morfologi pegunungan struktural terbiku kuat,
pegunungan struktural terbiku sedang, perbukitan struktural terbiku kuat, perbukitan
struktural terbiku sedang, perbukitan sisa, kuesta, teras terbiku kuat, teras terbiku
sedang, depresi denudasional, dan perbukitan terisolasi. Morfogenesa Karst (K) terdiri
dari 5 morfologi, yaitu morfologi konikal bundar, konikal memanjang, konikal trapesoid,
dataran marjinal, dan lembah kering. Morfogenesa Fluvial (F) terdiri dari 4 morfologi,
yaitu morfologi dataran banjir, dataran banjir terpengaruh laut, dataran banjir intra-
pegunungan, dan kipas aluvial. Morfogenesa eolian (A) terdiri dari satu morfologi, yaitu
kompleks gumuk-pasir. Morfogenesa Marin (M) terdiri dari satu morfologi, yaitu gisik.
Abstract
322
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
324
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
sekitar 10%, dimana Kota Yogyakarta Unit lereng kaki volkanik Lawu (V3)
berkembang diatasnya. Hadir sebagai Terdapat di bagian timur laut daerah
bentukan volkan Merapi yang masih penelitian dengan luasan sekitar 5%.
aktif, unit ini memiliki karakteriktik Letaknya di bawah dari unit V2,
topografi berlereng landai dengan pola sebelah selatan berbatasan langsung
pengaliran radial. Unit ini dibatasi oleh secara tajam dengan bentangalam
bentangalam struktural seperti di struktural dari Lajur Kambengan,
bagian barat oleh morfologi Perbukitan sedangkan sebelah barat berbatasan
Sentolo dan bagian tenggara oleh secara gradual dengan dataran banjir
morfologi kuesta Lajur Baturagung. bentangalam fluvial daerah Sukoharjo.
Pada bagian timur unit ini berubah Lerengnya relatif lebih besar
secara gradual menjadi dataran banjir dibandingkan dengan unit V1, demikian
bentangalam fluvial yang berkembang pula tingkat keterbikuannya. Pola
di Dataran Bayat – Cawas, sedangkan pengalirannya berpola radial, dimana
di bagian selatan berubah secara yang mengarah ke selatan bergabung
gradual pula menjadi morfologi gumuk dengan S. Keduwan yang mengalir
pasir bentangalam eolian yang berarah timur-barat pada batas unit ini
berkembang di pesisir selatan dengan Lajur Kambengan, sedangkan
Yogyakarta. Unit ini tersusun oleh tuf, yang mengarah ke barat bergabung
abu dan breksi lahar yang dengan S. Bengawan Solo yang
dikelompokkan sebagai Endapan mengalir relatif berarah selatan-utara
Gunungapi Merapi Muda (Rahardjo pada dataran banjirnya di daerah
dkk., 1995). Proses tektonik yang dapat Sukoharjo. Unit ini tersusun oleh
diamati adalah pengkekaran, terutama endapan lahar dengan komponen
di sepanjang Sungai Opak yang andesit, basal, dan batuapung, yang
mengalir pada batas unit ini dengan dinamakan sebagai satuan Lahar Lawu
bentangalam struktural di bagian (Sampurno & Samodra, 1997).
tenggara. Proses eksogenik yang
dominan adalah fluvial dimana erosi Unit sisa volkanik (V4)
dan sedimentasi terkonsentrasi di Unit ini dijumpai di dua tempat dengan
tubuh-tubuh sungai yang berhulu di pelamparan sekitar 4%, yang pertama
lereng atas G. Merapi. berkembang di bagian barat dekat Kota
Kecamatan Imogiri pada Lajur
Unit lereng atas volkanik Lawu (V2) Baturagung dan yang kedua di bagian
Unit ini hadir di bagian timur laut daerah tengah dekat Kota Kecamatan Semin
penelitian, hanya menempati luasan pada Masif Panggung. Di Lajur
sekitar 2%. Unit ini melampar ke arah Baturagung, unit ini disusun oleh lava
baratdaya dan mengalami tingkat dan breksi gunungapi yang membentuk
keterbikuan yang tinggi, G. Sudimoro, dimana dalam peta
mengindikasikan umurnya yang tua geologi regional dikelompokkan
sebagai bagian dari volkanisme sebagai Formasi Nglanggeran
Kwarter. Unit ini tersusun oleh lava dan (Rahardjo dkk., 1995). Morfologinya
lahar gunungapi dengan komposisi dicirikan oleh topografi yang terbiku
andesit dan dikelompokkan ke dalam kuat, dengan batas sekitarnya berupa
kelompok Lava dan Breksi bentangalam struktural. Di Masif
Jobolarangan sebagai produk Panggung, unit ini disusun oleh intrusi
Gunungapi Lawu Tua berumur dan batuan gunungapi yang
Pleistosen Awal (Sampurno & membentuk G. Panggung, yang secara
Samodra, 1997). Adapun aliran lava regional dikelompokkan sebagai
dan lahar tersebut dominan ke arah Formasi Mandalika dan Formasi Semilir
barat dan baratdaya, mengontrol (Surono dkk., 1992). Morfologinya
pelamparan unit morfologi ini. dicirikan oleh topografi yang terbiku
sedang, dengan batas sekitarnya
325
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Unit depresi denudasional (S8) kaki volkan Merapi dan dataran banjir
Unit ini hadir secara jelas pada depresi S. Bengawan Solo. Pelamparannya
Wonosari dan Baturetno, meskipun hanya sekitar 2% mengikuti arah-arah
pada yang terakhir unit ini tertutup struktural tertentu, di lereng kaki volkan
secara ekstensif oleh endapan banjir S. Merapi mengikuti arah timurlaut-
Bengawan Solo dan Waduk Gajah baratdaya, sedangkan di dataran banjir
Mungkur yang menjadikannya S. Bengawan Solo mengikuti arah
dikelompokkan sebagai bentangalam baratlaut-tenggara. Unit ini tersusun
fluvial. Hadir dalam pelamparan sekitar oleh batuan perselingan batupasir –
7%, Depresi Wonosari memiliki dimensi batulempung volkanik formasi
elips dengan sumbu timur-barat sekitar Mandalika dan Semilir (Surono dkk.,
25 km dan sumbu utara-selatan sekitar 1992; Rahardjo dkk., 1995).
10 km. Bagian utara unit ini dibatasi
aliran S. Oyo, sedangkan bagian Bentangalam karst
selatan dibatasi oleh topografi karst Bentangalam karst berkembang secara
Gunung Sewu. Litologi penyusunnya eksklusif di bagian selatan, menempati
sendiri adalah batugamping klastik kawasan yang dikenal sebagai Gunung
yang mengandung sisipan napalan dan Sewu. Dibatasi di bagian barat oleh
dikelompokkan sebagai formasi bentangalam struktural yang
Wonosari dan Kepek (Surono dkk., memisahkannya dengan Dataran
1992). Bagian selatan unit ini Rendah Yogyakarta, bagian utara oleh
mengalami keterbikuan relatif kuat Depresi Wonosari dan Depresi
akibat berubahnya aliran-aliran sungai Baturetno serta Masif Panggung,
permukaan menjadi aliran bawah sedangkan bagian timur oleh Teluk
permukaan. Pacitan dan Kompleks Gunungapi
Andesit Tua. Panjangnya berarah relatif
Unit perbukitan struktural terbiku kuat timur-barat sekitar 85 km. Kehadiran
(S9) bentangalam ini yang mensyaratkan
Unit ini hanya dijumpai secara terisolasi adanya endapan batugamping yang
dari Pegunungan Selatan sebagai cukup tebal menandakan sejarah
Perbukitan Jiwo di daerah Bayat, genang laut daerah tersebut pada
Klaten. Dengan pelamparan sekitar 2%, Tersier Akhir yang lebih lama
unit ini tersusun atas batuan malihan dibandingkan bagian utara, serta
dan batuan terobosan berumur pra- adanya periode pengangkatan yang
Tersier dan Tersier Awal (Surono dkk., episodik yang memberikan kesempatan
1992). Lebih detail, Perbukitan Jiwo tahapan-tahapan karstifikasi untuk
terpisahkan oleh aliran S. Dengkeng bekerja dengan baik. Secara
yang merupakan anak S. Bengawan stratigrafis, bentangalam karst Gunung
Solo, menjadikan Perbukitan Jiwo Barat Sewu tersusun oleh batugamping
yang melampar dengan arah timurlaut- terumbu, batugamping berlapis bersifat
baratdaya dan Perbukitan Jiwo Timur tufan dan napalan, yang dikelompokkan
yang melampar dengan arah timur- kedalam formasi Wonosari dan Punung
barat. Perbedaan orientasi pelamparan (Samodra dkk., 1992; Surono dkk.,
kedua perbukitan tersebut dalam jarak 1992; Rahardjo dkk., 1995). Variasi
yang sangat dekat tersebut pola perbukitan sisa pelarutan dan
mencerminkan sejarah tektonik yang lembah-lembahnya membuat
kompleks akibat umurnya yang sangat bentangalam karst Gunung Sewu dapat
tua. dibagi menjadi 5 unit.
Unit dataran tepi karst (K4) Unit dataran banjir yang dipengaruhi
Unit ini terutama hadir di batas utara oleh proses laut (F1)
bentangalam karst Gunung Sewu, juga Unit ini berkembang di ujung tenggara
hadir secara terpisah di ujung selatan daerah kajian sebagai dataran Teluk
Lajur Baturagung, dengan pelamparan Pacitan. Menempati luasan sekitar 3%,
sekitar 5%. Pada unit ini morfologi karst unit ini dibangun oleh S. Grindulu yang
belum berkembang dengan baik, mengendapkan sedimen di muaranya.
meskipun perbukitan sisa pelarutan Letaknya yang terlindung dari
telah mulai terbentuk. Pada unit ini pula gelombang Samudera Hindia membuat
sungai-sungai permukaan dari arah energi laut tidak begitu kuat dalam
utara berubah menjadi aliran bawah mendistribusikan sedimen S. Grindulu
permukaan. tersebut, sehingga hampir semua
sedimen tertampung di dalam Teluk
329
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
332
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
333
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Perlipatan,
Batugamping napalan-
Depresi denudasional S8 Formasi Wonosari pensesaran, Denudasional, deposisi
tufan
pengkekaran
Perlipatan,
Perbukitan struktural Batuan Malihan dan Sekis, marmer,
S9 pensesaran, Denudasional
terbiku kuat Diorit Pendul metasedimen
pengkekaran
Perselingan batupasir-
Formasi Mandalika, Perlipatan,
Perbukitan struktural batulempung tufan,
S10 Formasi Semilir, pensesaran, Denudasional
terisolasi breksi pumis,
Formasi Wonosari pengkekaran
batugamping napalan
Kerucut karst bundar Pensesaran dan
K1 Formasi Wonosari Batugamping Denudasional
pengkekaran
Kerucut karst Pensesaran dan
K2 Formasi Wonosari Batugamping Denudasional
memanjang pengkekaran
Kerucut karst trapesoid Pensesaran dan
KARST K3 Formasi Wonosari Batugamping Denudasional
pengkekaran
Dataran tepi karst Pensesaran dan
K4 Formasi Wonosari Batugamping Denudasional
pengkekaran
Lembah kering Pensesaran dan
K5 Formasi Wonosari Batugamping Denudasional
pengkekaran
Dataran banjir Kerakal, kerikil, pasir,
F1 Aluvium - Deposisi
dipengaruhi laut lanau, lempung
Dataran banjir antar Konglomerat, pasir,
F2 Aluvium Tua - Denudasional
pegunungan lanau dan lempung
FLUVIAL
Kipas aluvial tidak aktif Konglomerat, pasir,
F3 Aluvium Tua - Denudasional
lanau dan lempung
Dataran banjir Lempung hitam, lanau,
F4 Formasi Baturetno - Deposisi
pasir
EOLIAN Gumuk pasir A1 Kerikil, pasir, lanau,
Aluvium - Deposisi
lempung
MARIN Gisik M1 Aluvium Pasir, lanau, lempung - Deposisi
334
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Gambar 1. Sebaran fisiografi Pegunungan Selatan (dari Pannekoek, 1949; Van Bemmelen, 1949; dengan
modifikasi). Secara umum Pegunungan Selatan dibagi menjadi dua, yaitu Pegunungan Selatan Jawa
Barat dan Pegunungan Selatan Jawa Timur.
Gambar 2. Fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat (Van Bemmelen, 1949; dengan
perubahan). Bagian utara didominasi oleh lajur-lajur pegunungan, bagian tengah ditempati oleh depresi
topografi, dan bagian selatan didominasi oleh topografi kars.
335
PROSIDING
PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IAGI KE-37
HOTEL HORISON BANDUNG, AGUSTUS 2008
Gambar 3. Peta geomorfologi Pegunungan Selatan. Keterangan simbol unit morfologi ada pada Tabel 1.
336