Oleh :
Jannatul Rahmadiani
1202164261
Dosen Pembimbing :
Rahmat Mulyana, MT, MBA, CISA, CISM, CGEIT, CRISC, PMP, ITILF
NIP : 10780050
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Jannatul Rahmadiani
1202164261
Menyetujui
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan kerja Praktek ini sesuai
waktu yang ditetapkan. Laporan ini dibuat sebagai syarat telah melaksanakan kerja Praktek
yang dilaksanakan selama empat puluh hari kerja. Dalam pembuatan laporan ini tentunya
banyak pihak yang ikut membantu, oleh karena itu saya selaku penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat diantaranya yaitu :
1. Orang tua serta keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat dan
dukungan
2. Bapak Rahmat Mulyana, ST., MT selaku dosen pembimbing yang memberikan
arahan terhadap pelaksanaan kerja Praktek
3. Ibu Dessy Saharini selaku Manager Secretariate and Resource Optimation Divisi
Government Service yang memberikan pengarahan mengenai penempatan posisi
kerja Praktek.
4. Bapak Alfi Sumarta selaku Senior Manager Government Solution and Partnership
yang memberikan masukan dan arahan selama proses kerja Praktek
5. Bapak Edy Rahadi selaku Mgr. Partnership Management yang turut memberikan
arahan selama kerja Praktek
6. Ibu Bhakti Dharmastuti Insanitaqwa selaku Mgr. Solution Deployment yang
memberikan studi kasus serta penugasan selama kerja Praktek
7. Bapak Davy Eldy selaku Mgr. Solution Development and CAPEX yang turut
memberikan arahan dan masukan selama kerja Praktek
8. Ibu Dita Puspitasari selaku Mgr. Solution Validation & Profitability yang turut
memberikan arahan serta masukan selama kerja Praktek
9. Mas Moh. Imam RF selaku off.3 Solution Deployment yang memberikan
penugasan serta arahan selama kerja Praktek
10. Kak Devi dan rekan lainnya yang turut terlibat selama kerja Praktek.
Laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan pembuatan laporan ini.
sekiranya laporan kerja Praktek yang telah dibuat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
i
Lampiran ........................................................................................................................... 34
Lampiran 1 Copy Surat Lamaran ke Perusahaan/Instansi yang Bersangkutan ............. 34
Lampiran 2 Copy Balasan Surat Lamaran dari Perusahaan/Instansi ............................ 35
Dokumentasi ..................................................................................................................... 37
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kerja Praktek ini penulis diberi tugas untuk melakukan analisis mengenai
konsep Government Resource Planning (GRP) di pemerintahan Indonesia yang merupakan
pengembangan dari konsep Enterprises Resource Planning (ERP). Perkembangan konsep
ERP dan penggunaan sistem berbasis ERP kini telah mengalami perkembangan yang pesat
dari masa ke masa. Namun, dalam penerapannya untuk pemerintahan Indonesia masih
belum maksimal dan terbilang setengah-setengah walaupun sudah dicanangkan sejak
beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sistem pemerintahan
berbasis elektronik yang belum terintegrasi satu sama lain. Memang untuk e-government
atau sistem pemerintahan berbasis elektronik yang ada di pemerintahan di Indonesia sudah
sangat banyak, hanya saja masih terdapat sekat-sekat tersendiri dan tidak terpusat pada satu
sentral database. Hal ini tentu saja masih belum sesuai dengan konsep ERP yang mengelola
sumber daya disuatu perusahaan atau organisasi dengan cara mengintegrasikan seluruh
sistem informasi dalam upaya pengelolaan sumber daya yang terpusat pada satu sentral
database.
Oleh karena itu, unit government solution and partnership pada divisi government
service PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini memerlukan analisis mendalam terkait
1
pengadopsian konsep ERP untuk pemerintahan Indonesia yang lebih dikenal dengan nama
Government Resource Planning (GRP).
1. Mampu menjelaskan apa itu konsep GRP dan keterkaitannya dengan ERP,
2. Mampu menejelaskan perkembangan GRP di Indonesia,
3. Mampu menjelaskan apa saja kendala yang dihadapi Indonesia terhadap
pengembangan GRP,
4. Mampu menjelaskan bagaimana peraturan pemerintah terkait GRP dan elemen
yang memengaruhi perkembangan GRP yaitu E-government atau Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),
5. Mampu menjelaskan upaya pemerintah menghadapi perkembangan GRP di
Indonesia,
6. Mampu memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi di Pemerintahan
Indonesia selama pengembangan GRP.
1.4 Metodologi
Pada penulisan laporan kerja Praktek di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini
dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut:
1. Metode Studi Pustaka, yaitu melakukan pencarian referensi dari berbagai sumber
melalui e-book, e-jurnal dan situs-situs resmi lainnya di media internet.
2. Metode penelitian kualitatif, yaitu menggunakan teknik penelitian berupa observasi
dan juga diskusi dengan pembimbing lapangan untuk mendapatkan berbagai data
yang dibutuhkan.
3. Metode dataset statistik, metode ini mirip dengan survey kuesioner. Bedanya, jika
survey kuesioner dilakukan guna mengumpulkan data secara langsung oleh peneliti,
penggunaan dataset statistik adalah penggunaan data yang sudah tersedia.
2
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja Praktek dilakukan selama empat puluh hari kerja terhitung mulai
tanggal 16 Mei 2019 s/d 18 Juli 2019 (tidak termasuk libur nasional). Adapun jam kerja
kantor yaitu 08.00-16.00 WIB pada bulan Ramadhan dan 08.00-17.00 pada hari biasa.
Spasi : 1,5
Ukuran kertas : A4
3
Bab IV. Laporan Pelaksanaan Kerja
Berisi penjelasan mengenai pekerjaan yang diberikan/ditugaskan dari perusahaan
Bab V. Analisis Hasil Pelaksanaan Kerja
Berisi penjelasan mengenai pelaksanaan kerja/pemecahan masalah yang ada di
perusahaan
Bab VI. Simpulan dan Saran
Bagian in berisi pernyataan singkat mengenai hasil penelitian dan analisis data
yang relevan dengan tujuan. Saran memuat ulasan mengenai pendapat mahasiswa
kerja praktek tentang kemungkinan pengembangan dan pemanfaatan hasil Kerja
Praktek lebih lanjut.
4
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Saat ini Telkom memiliki 6 portofolio produk untuk melayani 4 jenis konsumennya
yaitu korporat, perumahan, perorangan, dan segmen konsumen lainnya.
1. Mobile
Produk yang ada di portofolio ini adalah mobile voice, SMS, value added service, serta
mobile broadband. Produk-produk ini ditawarkan oleh anak perusahaan telkom yaitu
Telkomsel dengan merek Kartu Halo, simPATI, Kartu As, dan Loop.
2. Fixed
Portofolio ini menawarkan layanan fixed voice dan fixed broadband. Produk ini
ditawarkan dengan merek IndiHome.
5
3. Wholesale & Internasional
4. Network Infrastructure
5. Enterprise Digital
6. Consumer Digital
Setelah kemerdekaan tepatnya pada tahun 1961 status perusahaan jawatan diubah
menjadi perusahaan negara oleh Pemerintah Indonesia dan nama perusahaan berubah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Pada tahun 1965 PN
Postel di pecah menjadi menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN
Telekomunikasi.
6
Telkom melakukan penawaran umum saham perdana pada 14 November 1995 yang
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang keduanya
bernama Bursa Efek Indonesia dan disana saham Telkom diperdagangkan). Pada 14 Juli
2003 saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek New York dan Bursa Efek
London.Sebelum penawaran saham perdana Pemerintah Indonesia memiliki 100% saham
Telkom. Per tanggal 31 Desember 2017 52,09% saham Telkom dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia dan 47,91% dimiliki oleh publik.
7
2.6 Kepegawaian Perusahaan
Rekapitulasi pegawai PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Divisi
Government Service per Maret 2019 adalah sebagai berikut :
NO Gender Jumlah
1 Pria 124
2 Wanita 51
Total 175
Tabel 2. Rekapitulasi berdasarkan gender
NO Usia Jumlah
1 < 26 Tahun 16
2 26 -36 Tahun 49
3 37 - 46 Tahun 46
4 47 - 50 Tahun 24
5 > 50 Tahun 40
Total 175
Tabel 3. Rekapitulasi berdasarkan usia
8
NO Pendidikan Jumlah
1 Pra-kuliah 9
2 Diploma 14
3 Sarjana 115
4 Magister 37
Total 175
9
BAB III TEORI DASAR
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah
bahasa Inggrisnya, Enterprise Resource Planning biasa diperuntukkan bagi perusahan
manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses
bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan
Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-
Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-government dan lain-lain.
10
3.1.1 Keuntungan Penerapan Sistem ERP
Dengan diterapkannya sistem ERP disuatu organisasi atau perusahaan diantaranya
ialah sebagai berikut :
1. Perencanaan dan manajemen yang terkontrol
2. Akurasi data yang lebih baik (informasi realtime)
3. Peningkatan efisiensi dan produktivitas
4. Menciptakan ekosistem perusahaan yang terintegrasi
3.1.2 Kelemahan Penerapan Sistem ERP
Disamping kelebihan tentunya ada pula kelemahan, adapaun kelemaha dari
penerapan sistem ERP adalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP
2. Harga sistem ERP yang sangat mahal
3. Perlu waktu penyesuaian yang cukup lama selama penerapan ERP
4. Karena adanya centralized database, maka perlu adanya peningkatan keamanan
3.1.3 Contoh Software ERP
Beberapa contoh software ERP yang banyak digunakan oleh perusahaan atau
organisasi di seluruh dunia diantaranya ialah sebagai berikut :
1. SAP
2. Oracle
3. Odoo
4. Microsoft Dynamic AX
5. iDempire
Adanya GRP ini diharapkan dapat memberikan efisiensi dan efektivitas proses
bisnis di pemerintahan. GRP digunakan sebagai alat (tools) untuk membantu pencapaian
tujuan pemerintahan dalam menjalani fungsi-fungsi administrasi pemerintahan dan layanan
publik. Di pemerintahan Indonesia GRP dapat dikelompokkan ke beberapa kelompok
seperti kelompok perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
11
Dengan diterapkannya GRP ini terdapat berbagai manfaat yang didapatkan
diantaranya yaitu :
3.3 E-government
12
3. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan
global dan tren yang ada
4. Memberdayakan masyarakat dan piha-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam
proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis
13
BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN KERJA
Dosen pembimbing : Rahmat Mulyana, MT, MBA, CISA, CISM, CGEIT, CRISC,
PMP, ITILF
No Tanggal Kegiatan
1 Minggu ke-1 Pengenalan Divisi Government Service
16 Mei 2019 s/d 17 Mei 2019 (DGS) dan unitnya yaitu Government
Solution and Partnership (GSP)
Pengenalan budaya organisasi dan
perkenalan diri ke manager dan staff yang
berada di unit bersangkutan
Diskusi mengenai peminatan dan rencana
KP selama empat puluh hari kedepan
2 Minggu ke-2 Diskusi mengenai project yang akan
20 Mei 2019 s/d 24 Mei 2019 dijalankan selama KP
Diskusi terkait project yang telah dan
sedang dilakukan oleh unit GSP
3 Minggu ke-3 Mengikuti kegiatan kantor
27 Mei 2019 s/d 31 Mei 2019 Diskusi mengenai konsep GRP yang
dijadikan objek analisis selama kerja
Praktek
Presentasi mengenai konsep GRP
4 Minggu ke-4 Melakukan persiapan presentasi
10 Juni 2019 s/d 14 Juni 2019 selanjutnya terkait GRP
Melakukan analisis lanjutan terkair project
yang diberikan
5 Minggu ke-5 Membuat presentasi lanjutan mengenai
17 Juni 2019 s/d 21 Juni 2019 GRP yang dijadikan object analisis
14
Mengerjakan tugas data analitik dari
manager bersangkutan
Mengerjakan tugas mengenai analisis
sistem control IT di Cina dari Senior
Manager unit GSP
6 Minggu ke-6 Menyelesaikan tugas analisis sistem
24 Juni 2019 s/d 28 Juni 2019 control IT di pemerintahan Cina dari segi
Security, Network, dan People
Melanjutkan analisis penugasan selama
KP dengan menambah sumber bacaan
terkait hal-hal yang berhubungan dengan
GRP yaitu E-gov atau Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
7 Minggu ke-7 Melakukan perancangan laporan akhir KP
1 Juli 2019 s/d 5 Juli 2019 Diskusi dengan staff bagian keuangan
yang menggunakan sistem ERP yaitu SAP
System
8 Minggu ke-8 Pembuatan laporan akhir KP
8 Juli 2019 s/d 12 Juli 2019
9 Minggu ke-9 Pembuatan laporan akhir KP
15 Juli 2019 s/d 19 Juli 2019
Tabel 5. Tabel Pelaksanaan Kerja
15
BAB V ANALISIS HASIL PELAKSANAAN KERJA
Penggunaan konsep ERP ini tentunya tidak terhenti hanya pada perusahaan atau
organisasi penyedia barang dan jasa, namun juga dapat diterapkan pada sektor
pemerintahaan. Pengadopsian konsep ERP di pemerintahan inilah yang dikenal dengan
sebutan Government Resource Planning (GRP).
16
evaluasi) sehingga segala sesuatunya mudah untuk diintegrasikan dalam satu sistem
informasi.
Jadi, sebenarnya Government Resource Planning (GRP) di pemerintahan adalah
Enterprises Resource Planning (ERP) yang diimplementasikan di sektor Pemerintahan.
Yang mana fungsinya sama-sama untuk mengelola sumber daya yang ada dengan
memanfaatkan satu sistem informasi yang terintegrasi agar terciptalah suatu efisiensi dan
efektivitas proses bisnis. Apabila ERP umumnya diterapkan di perusahaan/organisasi non
kepemerintahan, maka GRP merupakan konsep yang diterapkan khusus di pemerintahan.
Konsep dasar yang digunakan di GRP adalah konsep pengintegrasian di ERP hanya
berbeda target penerapannya saja, GRP untuk pemerintahan dan ERP untuk
perusahaan/organisasi non kepemerintahan.
Pada ERP terdapat berbagai modul-modul aplikasi untuk melakukan perencanaan
terhadap seluruh sumber daya perusahaannya seperti bagian keuangan, sumberdaya
manusia, perencanaan produksi, pembelian bahan, kontrol persediaan, distribusi,
akuntansi, dan marketing. Sama halnya dengan ERP, GRP juga memiliki modul aplikasi
seperti e-budgeting yang merupakan aplikasi untuk manajemen penganggaran daerah, e-
planning untuk perencanaan dan monitoring pembangunan daerah, e-procurement untuk
lelang online, e-Project untuk perencanaan project dan lain sebagainya. Seluruh modul
yang terdapat di GRP ini tentunya berpatokan pada modul-modul ERP.
17
3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll.
4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
b. Pematangan yang meliputi :
1. Pembuatan situs informasi publik interaktif.
2. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.
c. Pemantapan yang meliputi :
1. Pembuatan sistus transaksi pelayanan publik
2. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
d. Pemanfaatan yang meliputi :
1. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B, dan G2C yang
terintegrasi.
Dari keempat fase tersebut, Indonesia masih berada di fase tiga karena untuk aplikasi
G2G, G2B, dan G2C yang terintegrasi memang belum terealisasikan di Indoesia.
Pembuatan aplikasi G2G, G2B, dan G2C sudah dikembangkan di Indonesia namun masih
belum terintegrasi. Perkembangan sistem e-government di Indonesia secara kuantitas mulai
meningkat dari masa ke masa namun secara kualitas hal ini belum memadai.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan layanan
publik yang efektif dan efisien maka diperlukan adanya kebijakan dan strategi
pengembangan e-government.
Kebijakan dan strategi tersebut telah diatur dalam Inpres No.3 Tahun 2003
mengenai Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government di Seluruh Jajaran
Pemerintah. Seiring dengan perkembangan e-government dan keluarnya Inpres No.3 Tahun
2003 tersebut, maka GRP di Indonesia juga mulai dikembangkan. Hal ini berawal dari
Pemkot Surabaya yang mulai mengembang konsep GRP di pemerintahannya pada tahun
yang sama yaitu 2003. Pemerintah Kota Surabaya mengimplementasikan konsep GRP ini
menjadi sebuah program yang bernama Government Resource Management System
(GRMS). GRMS dibangun oleh Pemkot Surabaya bekerjasama dengan ITS (Institut
Teknologi Surabaya) dan sudah dipatenkan oleh Pemkot Surabaya pada Ditjen HAKI pada
tahun 2007. Sejak saat itu GRP terus berkembang dan diadopsi untuk pemerintahan-
pemerintahan daerah lainnya di Indonesia hingga saat ini.
Hasil survei United National Development Programme (UNDP), perkembangan e-
government di Indonesia dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Pada saat ini
seluruh pemerintah pusat dan daerah, termasuk lembaga-lembaga ad-hock telah memiliki
18
situs web (600 Kementerian/Lembaga/Pemda). Meskipun sudah mengalami peningkatan
tetap saja e-government di Indonesia masih jauh dibawah Malaysia. Berdasarkan World E-
government Development Ranking dengan indikator penialaian seperti keterjangkauan
informasi, kemudahan mengakses, kemampuan memberikan pelayanan dan partisipasi
masyarakat, peringkat Indonesia pada tahun 2010 menduduki peringkat ke 109, sedangkan
Malaysia menduduki peringkat 32 dunia.
World E-government
E-government Development
Country Development Rangking
Index 2010
2010
Republic of Korea 0.8785 1
Singapore 0.7476 11
New Zealand 0.7312 14
Malaysia 0.6101 32
Philippines 0.4637 78
Indonesia 0.4026 109
Tabel 6. Ranking Indonesia berdasarkan EGDI tahun 2010
Dengan adanya hasil survei yang dilakukan oleh UNDP menunjukkan bahwa
pemanfaatan e-government sebagai bentuk baru 'Government' dirasakan belum maksimal.
Oleh karenanya pada tahun 2011, Kemendagri melalui Mendagri memberikan suatu
terobosan baru dalam mengurus KTP secara elektronik atau yang disebut e-KTP, ini
bertujuan memberikan pelayanan yang mudah dan murah bagi masyarakat guna
tercapainya clean and good governance di Indonesia.
19
Kendala utama yang kini dihadapi pemerintah Indonesia ialah masih banyak
terdapat lembaga-lembaga yang menganggap bahwa ada data atau informasi yang tidak
bisa di sharing atau dipublikasikan. Padahal dalam pengimplementasian konsep GRP
diperlukan transparansi data dan informasi dari setiap lembaga kepemerintahan sehingga
data tersebut akan tersentralisasi dalam satu database. Langkanya SDM yang handal di
bidang IT juga menjadi kendala pengembangan GRP di Indonesia. Selain hal-hal tersebut,
infrastruktur yang belum memadai dan mahal tentunya juga menjadi tantangan utama
lainnya bagi Pemerintahan dalam mengembangkan konsep GRP ini.
Untuk menghadapi berbagai kendala tersebut ada beberapa faktor penentu
keberhasilan penerapan GRP di Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu :
5. Kebutuhan seperti apa yang saat ini menjadi prioritas utama dari masyarakat di negara
atau di daerah terkait;
6. Infrastruktur telekomunikasi;
7. Tingkat konektivitas dan penggunaan IT oleh pemerintah;
8. Kesiapan SDM di pemerintah;
9. Ketersediaan dana dan anggaran;
10. Ketersediaan perangkat hukum;
11. Perubahan paradigm cara kerja dan perilaku SDM aparatur.
20
dilakukan karena perkembangan GRP yang pada dasarnya memanfaatkan berbagai e-
government dalam perealisasiannya. E-government atau SPBE ini telah diatur dalam
Peraturan Presiden No.95 Tahun 2018. Lalu, seiring dengan berkembang SPBE di
Indonesia maka masih pada tahun yang sama yaitu 2018 telah dilakukan evaluasi terhadap
SPBE. Evaluasi dilakukan terhadap 616 instansi pemerintah dari jumlah target yaitu 674
instansi pemerintah, yang mana terdiri dari 90 Kementerian/Lembaga, 23 Kepolisian, 34
Provinsi, dan 458 Kabupaten/Kota. Hasil evaluasinya di serahkan oleh wakil Presiden RI
Jusuf Kalla yang diselenggarakan pada 28 Maret 2019 di Hotel Bidara Jakarta. Dasar
hukum pelaksanaan evaluasi SPBE ini didasari oleh Peraturan Menteri PANRB Nomor 5
Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE. Evaluasi yang dilakukan itu terkait
pemetaan kematangan dan penguatan tata kelola pemerintahan di dalam instansi
pemerintahan.
Adanya evaluasi ini karena penilaian PBB yang menyebutkan bahwa indeks
Electronic Government di Indonesia masih rendah. Oleh sebab itu, adanya evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi tata kelola pada instansi masing-masing.
Dari evaluasi tersebut didapatkan tiga terbaik berdasarkan 6 kategori yaitu kategori
Kementerian (Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian PUPR),
kategori LPNK (BAPETEN, LIPI, BPS), kategori Lembaga lainnya (BPK, Mabes Polri,
Polda Jawa Barat), kategori Provinsi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Barat), kategori Kabupaten (Banyuwangi, Batang, Pandeglang), dan kategori Kota
(Surabaya, Semarang, Tangerang Selatan).
Evaluasi ini dilakukan oleh tim koordinasi SPBE yang terdiri dari :
1. Kementerian PANRB
2. Kementerian PPN/BAPPENAS
3. Kementerian Kominfo
4. Kementerian Dalam Negeri
5. Kementerian Keuangan
6. BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
7. BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)
Selain evaluasi terhadap 616 instansi pemerintahan, di tahun yang sama yaitu 2018
Indonesia juga mendapat peringkat ke-107 EGDI (e-government Development Index) naik
9 peringkat dibandingkan tahun 2016 yang menduduki peringkat ke 116. Survey ini
dilakukan oleh United Nations (PBB). Berdasarkan hasil tersebut Indonesia menempati
21
peringkat ke-7 di ASEAN. Peringkat Indonesia ini masih berada jauh di bawah negara-
negara di ASEAN lainnya seperti Singapura (peringkat ke-7 EGDI), Malaysia (peringkat
ke-48 EGDI), Brunei Darussalam (peringkat ke-59 EGDI), Thailand (peringkat ke-73
EGDI), Philippines (peringkat ke-75 EGDI), dan Vietnam (peringkat ke-88 EGDI).
Nilai rata-rata EGDI Indonesia juga masih berada di bawah rata-rata di regional
Asia Tenggara. Indonesia berada pada angka 0,5258 sedangkan rata-rata EGDI di kawasan
Asia Tenggara adalah 0,5555.
Hasil peringkat EGDI ini harus semakin mendorong Indonesia untuk dapat lebih
meningkatkan implementasi e-government di seluruh penjuru negeri. Hal ini tentunya
menjadikan suatu tantangan bagi Indonesia untuk dapat lebih meningkatkan kompetensi
di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta infrastruktur TIK.
Untuk tahun 2018 lalu Denmark, Australia, dan Republik Korea menempati 3 besar
negara dengan pengembangan E-Government terbaik, dengan indeks skor sangat tinggi
pada (E-Government Development Index -EGDI), yang mengukur penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi negara untuk memberikan layanan publik.
22
Negara-negara dengan tingkat pemerintahan yang rendah, dalam kisaran 0 hingga 0,25,
telah turun signifikan 50 persen, dari 32 negara menjadi 16 negara pada 2018.
23
masyarakat, siap untuk dunia yang semakin digital”.
Hal-hal tersebut diatas mengenai keberhasilan Denmark akan e-government di
negaranya semoga dapat menjadi contoh dan bahan pembelajaraan bagi negara Indonesia
dalam upaya meningkatkan e-government dan implementasi GRP yang lebih baik.
5.5.2 Program Satu Data Indonesia
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Pemerintahan Indonesia dalam upaya
menghadapi perkembangan GRP ialah dengan membuat Program Satu Data Indonesia.
Satu Data Indonesia merupakan inisiatif yang nantinya diharapkan dapat membantu
keterpaduan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, serta pengendalian
pembangunan antara pemerintah pusat dengan daerah, dan pada tingkat selanjutnya adalah
keterbukaan data pemerintah yang dapat dimanfaaatkan oleh masyarakat. Pada prinsipnya
Satu Data Indonesia berupaya untuk mendorong tata kelola data pemerintah yang lebih
baik.
Tata kelola data yang baik tersebut sangat bergantung kepada kualitas dan
konsistensi di dalam pengelolaan data. Untuk itu Satu Data Indonesia mendefinisikan tata
kelola data yang baik tersebut ke dalam tiga prinsip utama. Tiga prinsip utama yang akan
didorong melalui kebijakan Satu Data Indonesia adalah satu standar data baku, satu
metadata baku, dan interoperabilitas data. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini,
harapannya kebijakan Satu Data mampu mewujudkan sistem pengelolaan data yang
akuntabel, akurat, terintegrasi, termutakhir, dan terbuka. Program satu data Indonesia
merupakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019.
Menimbang :
24
1. Data Instansi pemerintahaan yang satu dengan yang lain tidak konsisten;
Contohnya yaitu data pangan antara BPS dengan Kementerian Pertanian, dan data
jumlah kapal penangkap ikan antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian
Perikanan.
2. Data pemerintah sulit diakses oleh instansi pemerintah lain dan oleh public;
Contohnya yaitu banyak data yang dipegang oleh individu, diperlukannya hubungan
personal untuk mengakses data, dan juga format data yang dibagipakaikan tidak
terbuka dan sulit diolah (JPG, PDF).
Dalam penyelenggaraannya, tentunya terdapat struktur yang mengatur dan menangani hal-
hal terkait SDI. Berikut struktur penyelenggara SDI dengan tanggungjawabnya masing-
masing :
25
pemeriksaan ulang terhadap Data Prioritas; dan melakukan pembinaan
penyelenggaraan Satu Data Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Walidata
Walidata adalah unit pada instansi pusat dan Instansi Daerah yang melaksanakan
kegiatan pengumpulan, pemeriksaan, dan pengelolaan Data yang disampaikan
oleh Produsen Data, serta menyebarluaskan Data.
d. Produsen Data
Produsen data adalah unit pada Instansi Pusat dan Instansi Daerah yang
menghasilkan Data berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Produsen data ini memiliki tugas sebagai :
- Memberikan masukan kepada Pembina Data terkait Standar Data dan
Metadata Baku yang berlaku lintas Instansi Pemerintah;
- Menghasilkan Data sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia;
- Menyampaikan Data beserta Metadata yang melekat pada Data tersebut
kepada Walidata;
e. Forum satu data
Dikoordinasikan oleh pimpinan tinggi madya yang berasal dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan
nasional.
f. Sekretariat satu data
Sekretariat satu data memiliki tugas seperti :
- Memberikan dukungan dan pelayanan teknis operasional dan
administratifkepada Dewan Pengarah dan Forum Satu Data Indonesia
tingkat pusta;
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Pengarah dan Forum
Satu Data Indonesia tingkat pusat.
Sekretariat Satu Data Indonesia tingkat pusat bersifat ex-officio, yang secara
fungsional dilaksanakan oleh salah satu unit kerja di lingkungan kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional.
26
Gambar 5. Struktur Penyelenggara Satu Data Indonesia (SDI)
Program Satu Data Indonesia ini telah diatur dalam Perpres No. 39 Tahun 2019
tentang Satu Data Indonesia diteken Presiden Jokowi pada tanggal 12 Juni 2019. Perpres
No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia diundangkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 112 di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2019 oleh
Menkumham Yasonna H. Laoly. Bentuk perwujudan atau perealisasian program Satu Data
Indonesia ini maka dibuatlah portal Satu Data Indonesia yaitu data.go.id.
Portal Satu Data Indonesia (data.go.id) merupakan portal resmi data terbuka
Indonesia yang berisi data lintas kementerian, lembaga pemerintahan, pemerintahan
daerah, dan semua instansi lain yang terkait yang menghasilkan data terkait Indonesia. Satu
Data Indonesiaadalah sebuah inisiatif pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas tata kelola data pemerintah. Pemanfaatan data pemerintah tidak sebatas untuk
pengambilan kebijakan, tetapi juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan data publik bagi
masyarakat.
Data yang disajikan tersedia dalam format terbuka dan mudah digunakan kembali,
dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta untuk
27
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawal pembangunan. Kumpulan data yang
berada pada portal ini dikategorikan sebagai data public, sehingga tidak diperkenankan
memuat informasi yang mengandung rahasia negara, rahasia pribadi atau hal lain
sejenisnya dan sudah diatur dalam ketetapan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Dengan kondisi geografis di Indonesia yang memiliki banyak pulau dan daerah
terpencil, pemerintah perlu meningkatkan pemerataan infrastuktur baik TIK, internet
maupun aliran listrik di seluruh pelosok Indonesia.
28
5.6.3 Tercapainya keberhasilan dalam penerapan GRP
5.6.4 Pemberian penghargaan dan fasilitas yang memadai bagi para ahli
Sebenarnya Indonesia memiliki banyak SDM yang ahli dalam bidang teknologi,
namun sejauh ini kebanyakan menetap di luar negeri. Hal ini dilatarbelakangi oleh
kurangnya penghargaan bagi para ahli dari pemerintah Indonesia itu sendiri. Oleh karena
itu, pemerintah perlu lebih menghargai dan memberikan fasilitas bagi para ahli, guna
meningkatkan perkembangan IT khususnya e-government dan GRP di Indonesia.
Sejauh ini masih banyak masyarakat yang menganggap media internet kurang aman
dan nyaman, untuk itu sebaiknya pemerintah harus terus memberikan sistem operasi
internet dan juga layanan elektronik yang dijamin keamanannya serta tidak melanggar hak
privasi pengguna.
29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Dari analisis yang telah dilakukan, penulis menyarankan Divisi Government Service
khususnya Unit Government Solution and Partnership PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
perlu menanggapi permasalahan pengembangan GRP ini secara serius, selalu memantau
perkembangan terkini mengenai GRP, dan juga peraturan Pemerintah yang berkaitan
dengan GRP. Disamping itu, Pemerintah dapat menerapkan beberapa strategi diantaranya
yaitu :
30
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi
dan teknologi informasi.
5. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga
pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan
pengmbangan dan pelaksanaan Government Resource Planning.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
(t.thn.). Diambil kembali dari https://www.menpan.go.id/site/publikasi/unduh-
dokumen/seminar/file/5975-3-paran-menteri-ppn-ka-bappenas
(t.thn.). Diambil kembali dari
https://www.menpan.go.id/site/images/berita_foto/2019/20190328_winner_spbe.j
pg
(t.thn.). Diambil kembali dari file:///C:/Users/ASUS/Downloads/4152-11839-1-SM.pdf
(t.thn.). Diambil kembali dari https://bpptik.kominfo.go.id/download/peraturan-presiden-
nomor-95-tahun-2018-tentang-Sistem-Pemerintahan-Berbasis-Elektronik
(t.thn.). Diambil kembali dari
https://www.menpan.go.id/site/images/berita_foto/2019/20190328_winner_spbe.j
pg
Group, T. T. (t.thn.). Diambil kembali dari
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/stocklanding/profil-dan-riwayat-
singkat.html
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/companystructure/struktur-
perusahaan.html. (t.thn.).
https://www.telkom.co.id/servlet/tk/about/id_ID/stocklanding/profil-dan-riwayat-
singkat.html. (t.thn.).
33
Lampiran
34
Lampiran 2 Copy Balasan Surat Lamaran dari Perusahaan/Instansi
35
Lampiran 3 opy Surat Tanda Telah Selesai Melaksanakan Kerj Praktek dari Perusahaan/Instansi
36
Dokumentasi
Meeting bersama mitra kerja Privy ID Meeting panitia Kids Go to Office DGS
37
Foto bersama Panitia Kids Go to Office dan eksekutig DGS
38