Anda di halaman 1dari 15

A.

Muatan Listrik
Menurut Benjamin Franklin setiap benda mempunyai sejumlah muatan listrik dan
apabila dua buah benda digosok secara bersama, sebagian muatan-muatan ini akan
berpindah dari satu benda ke benda lainnya. Sebagai contoh, pada saat batang gelas
digosok kain sutera, kain sutera akan menerima elektron dari batang gelas dalam
jumlah yang sama, hal ini menyebabkan kain sutera bermuatan negatif dan batang
gelas menjadi bermuatan positif. Contoh lainnya yaitu pada saat batang plastik
digosokkan dengan bulu binatang, batang plastik akan menerima muatan negatif dari
bulu binatang, hal ini menyababkan batang plastik menjadi bermuatan negatif dan
bulu binatang menjadi bermuatan positif.
Setiap materi tersusun dari atom-atom yang bersifat netral secara kelistrikan.
Setiap atom memiliki suatu inti kecil yang adat yang terdiri dari proton yang
bermuatan positif dan neutron yang tidak memiliki muatan. Jumlah proton dalam
suatu inti sama dengan nomor atom Z dari inti tersebut. Di sekitar inti ada sejumlah
eketron bermuatan negatif yang sama banyaknya. Proton memiliki massa 2000 kali
massa elektron, muatan proton dan elektron sama besar tapi berlawanan tanda.
Dalam proses menggosokkan 2 benda, muatan tidak diciptakan tetapi hanya
mengalami perpindahan, muatan total dari kedua benda tidak berubah atau kekal yang
disebut Hukum Kekekalan muatan.
Satuan SI dari muatan adalah Coulomb. Nilai muatan listrik e sebesar 𝑒 = 1,6 ×
10−19 𝐶
Contoh
Sebuah uang tembaga (Cu) mempunyai massa 3 gram. Nomor atom dari tembaga
adalah Z=29 dan nomor massanya 63,5 gram/mol. Berapa jumlah muatan total
elektron-elektron yang ada di dalam uang tembaga tersebut?
Mula-mula kita harus menentukan jumlah atom dalam 3gram tembaga/ karena 1
mol tembaga mengandung atom sejumlah bilangan avogadro dan mempunyai massa
63,5 gram maka jumlah atom dalam 3 gram tembaga adalah
6,02 × 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚⁄𝑚𝑜𝑙
𝑁 = (3𝑔) 𝑔 = 2,84 × 1022 𝑎𝑡𝑜𝑚
63,5 ⁄𝑚𝑜𝑙
Setiap atom mengandung Z=29 elektron, jadi jumlah muatan total Q adalah

𝑄 = (2,84 × 1022 𝑎𝑡𝑜𝑚)(29 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛⁄𝑎𝑡𝑜𝑚)(−1,60 × 10−19 𝐶⁄𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛)

𝑄 = −1,32 × 105 𝐶
B. Konduktor dan isolator serta pemberian muatan melalui induksi
Pada beberapa material seperti tembaga dan logam-logam lainnya jumlah
elektron dapat bergerak bebas didalam material tersebut, material seperti ini disebut
konduktor. Pada material lain, seperti kayu dan gelas semua elektron terikat kuat pada
atom-atomnya dan tidak dapat bergerak bebas, material tersebut dinamakan isolator.
Dalam satu atom tembaga terdapat 29 elektron yang terikat pada inti akibat gaya
elektrostatik antara elektron yang bermuatan negatif dengan inti yang bermuatan
positif, elektron-elektron terluar terikat lebih lemah dibandingkan dengan yang
didalam, hal ini disebabkan karena jaraknya yang jauh dengan inti atom dan adanya
gaya tolak dari elektron yang didalam. Jumlah elektron bebas tergantung pada jenis
logamnya, tetapi umumnya satu elektron di setiap atom. Suatu atom yang kekurangan
elektron akan bermuatan positif yang disebut ion positif.
Suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya muatan listrik adalah
elektroskop, dua daun yang terbuat dari emas dihubungkan dengan batang logam yang
memiliki suatu bola konduktor diatasnya. Dua bola konduktor tersebut terisolasi dari
wadahnya . salahsatu cara untuk membuat benda menjadi bermuatan yaitu dengan
induksi elektrostatik atau pemuatan dengan cara induksi.
Bumi sendiri merupakan konduktor di mana untuk tujuan-tujuan tertentu bumi
dapat dianggap sebaigai konduktor yang besarnya tak terhingga. Jika sebuah
konduktor dihubungkan dengan bumi, konduktor tersebut dikatakan dibumikan
(ground) hal ini digambarkan secara skematis dengan kabel penghubung yang ujung-
ujungnya diberi garis-garis mendatar. Kita dapat menggunakan bumi untuk memberi
muatan pada suatu konduktor tunggal dengan cara induksi. Pada gambar suatu batang
bermuatan positif didekatakan pada bola konduktor yang tidak bermuatan. Elektron-
elektron bebas dari bola konduktor berpindah ke daerha dekat batang tersebut dan sisi
lain dari bola menjadi bermuatan positif. Jika kita bumikan bola konduktor ini
sementara batang tetap pada tempat semula, bola akan memperoleh muatan yang
berlawanan tanda dengan muatan batang. Pada proses ini elektron mengalir dari bumi
ke dalam bola sehingga muatan positif pada bola sebelah kanan menjadi ternetralisir.
Untuk mengakhiri pemuatan dengan cara induksi ini, kawat diputus sebelum batang
dijauhkan dari bola konduktor. Ketika batang bermuatan dipindahkan bola akan
mempunyai muatan negatif yang terdistribusi secara merata.
C. Hukum Coulomb

Gaya yang dilakukan oleh suatu muatan terhadapmuatan lain


telah dipelajari oleh Charles Coulomb (1736-1806) dengan
menggunakan timbangan puntir hasil penemuannya. Peralatan
eksperimen Coulomb pada dasarnya sama dengan yang
digunakan pada percobaan Cavendish, tetapi dengan massa yang
digantikan dengan bola bermuatan kecil. Besarnya gaya tarik
menarik atau tolak menolak elektrostatis dari bola-bola kecil
yang bermuatan akibat hasil gesekan jauh lebih besar dibandingkan gaya tarik
gravitasinya.pada percobaan Coulomb, jari=jari bola yang bermuatan jauh lebih kecil
dibandingkan jarak antara keduanya sehingga bola bermuatan tersebut dianggap
sebagai muatan titik. Untuk memperoleh muatan dan memvariasikan besarnya
muatan, Couloumb menggunakan cara induksi. Sebagai contoh, mula-mula muatan
1
pada setiap bola sebesar Q, besarnya muatan tersebut dapat dikurangi menjadi Q
2

dengan cara membumikan salah satu bola tersebut agar muatannya terlepas dan
kemudian kedua bola dikontakan kembali. Hasil dari percobaaan-percobaan Coulomb
dan hal-hal lain menyangkut gaya yag dilakukan suatu muatan titik terhadap muatan
titik lainnya dinyatakan dalam Hukum Coulomb. Bunyi Hukum Coulomb :
“Gaya yang dilakukan oleh satu muatan titik pada muatan titik lainnya bekerja
sepanjang garis yag menghubungkan kedua muatan tersebut. Besarnya gaya Hukum
Coulomb berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan dan
berbanding lurus dengan hasil kali muatan. Gaya bersifat tolak menolak jika kedua
muatan mempunyai tanda yang sama dan tarik menarik jika tandanya berbeda.”
Gambar 18-7 memperlihatkan gaya yang dilakukan antara dua muatan dengan tanda
yang sama dan antara dua muatan yang tandanya berlawanan.

Hukum Coulomb dapat dinyatan dalam bentuk yang


lebih sederhana dengan menggunakan pernyataan
matematik. Andaikan q1 dan q2 merupakan dua muatan
titik yang terpisah sejauh r12 yang merupakan besar vektor r12 yang mengarah dari q1
ke q2. Gaya F12 yang dilakukan q1 pada q2 adalah :
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹12 = 2 𝒓̂12
𝑟12
Dimana 𝒓̂12 = 𝒓12 /𝑟12 yaitu vektor satuan yang mengarah dari q1 ke q2 dan k adalah
tetapan coulomb yang mempunyai harga:
𝑚2
𝑘 = 8,99 × 109 𝑁.
𝐶2
Dengan hukum newton ketiga, gaya F21 yang dilakukan q2 pada q1 adalah negatif dari
F12. Dengan demikian F12 tetapi mempunyai arah yang berlawanan. Besar dari gaya
listrik yang dilakukan muatan q1 pada muatan lain q2 yang berada pada jarak r adalah
sebagai berikut:
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹=
𝑟2
Jika kedua muatan mempunyai tanda yang sama, yaitu jika keduanya positif atau
keduanya negatif, gaya yang bersifat tolak-menolak. Jika kedua muatan mempunyai
tanda yang berlawanan, gayanya tarik menarik. Catat bahwa ada kesamaan antara
hukum Coulomb dengan hukum gravitasi Newton. keduanya adalah hukum kuadrat
terbalik. Namun demikian gaya gravitasi antara dua partikel berbanding lurus dengan
massa-massa partikel dan selalu tarik-menarik, sedangkan gaya listrik berbanding
lurus dengan muatan-muatan listrik dan dapat bersifat tarik-menarik maupun tolak-
menolak.
Contoh
Dua muatan titik masing-masing sebesar 0,05𝜇C pada jarak 10 cm. Carilah
a.)besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada muatan lainnya dan b.)
jumlah stuan muatan dasar pada masing-masing muatan.
a.) Dari Hukum Coulomb, besarnya gaya adalah

𝑚2
𝑘𝑞1 𝑞2 (8,99×109 𝑁. 2 )(0,05×10−6 𝐶)(0,05×10−6 𝐶)
𝐹= = 𝐶
=2,25 × 10−3 N
𝑟2 (0,1m)2

b.) Jumlah elektron yang diperlukan untuk menghasilkan muatan sebesar 0,05 𝜇C
diperoleh dari: q =Ne
(0,05×10−6 𝐶)
N=q/e= 1,6×10−19 𝐶 = 3,12 × 1011

Muatan dengan ukuran seperti ini tidak menunjukkan muatan yang terkuantisasi (diskrit).
Satu juta elektron dapat ditambah atau dikurangkan dari muatan ini tanpa terdeteksi oleh
peralatan biasa.
Karena gaya listrik dan gaya gravitasi antara dua partikel berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya, maka perbandingan antara kedua gaya ini tidak bergantung pada jarak keduanya.
Oleh karenanya kita dapat membandingkan gaya-gaya ini untuk partikel-partikel dasar seperti
dua proton, dua elektron, atau satu proton dengan satu elektron.

Contoh

Hitung perbandingan gaya listrik terhadap gaya gravitasi yang dilakukan satu proton dengan
proton lainnya

Karena setiap proton mempunyai muatan +e, gaya listiknya dalah tolak menolak dan
besarnya:

𝑘𝑒 2
𝐹𝑒 =
𝑟2

Gaya gravitasi yang diberikan oleh hukum gravitasi Newton adalah tarik-menarik dan
mempunyai harga:

𝐺𝑚𝑝2
𝐹𝑔 = 2
𝑟

Di mana mp adalah massa proton. Perbandingan antara kedua gaya ini tidak bergantung pada
jarak pisah r.

𝐹𝑒 𝑘𝑒 2
=
𝐹𝑔 𝐺𝑚𝑝2

𝑚2
Dengan memasukkan harga 𝑘 = 8,99 × 109 𝑁. 𝐶 2 , 𝑒 = 1,60 × 10−19 𝐶, 𝐺 =
𝑚2
6,6710−11 𝑁. 𝑘𝑔2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑝 = 1,67 × 10−27 𝑘𝑔

Kita peroleh

9 𝑚2 −19 2
𝐹𝑒 (8,99 × 10 𝑁. ⁄𝐶 2 ) (1,60 × 10 𝐶)
=
𝐹𝑔 𝑚2
(6,67 × 10−11 𝑁. 2 ) (1,67 × 10−27 )
𝑘𝑔

= 1,24 × 1036

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa gaya gravitasi antar dua partikel dasar besarnya
sangat kecil jika dibandingkan dengan gaya listrik antar keduanya. Untuk massa yang besar
seperti massa bumi dengan kandungan muatan yang sama gaya gravitasinya menjadi
diperhitungkan. Jika muatan positif dan negatif dalam benda-benda yang demikian tidak
saling menghilangkan, maka gaya listrik antara keduanya akan menjadi jauh lebih besar
dibandingkan gaya gravitasi.

Pada suatu sistem muatan,setiap muatan mengerjakan gaya pada muatan lainnya. Dengan
demikian, gaya total pada satu mutan dalam sistem merupakan penjumlahan vektor dari
masing-masing gaya yang dilakukan oleh muatan lainnya pada muatan tersebut.

Contoh

Tiga muatan titik terletak pada sumbu x; q1=25


nC yang terletak pada titik asal q2=-10nC berada
pada x=2m dan q0=20 nC berada pada x=3,5m
carilah gaya total pada q0 akibat q1 dan q2.

Gaya pada q0 akibat q1, yang berada pada jarak


3,5m, dinyatak dengan

𝑘𝑞1 𝑞0
𝐹10 = 2 𝒓 ̂ 10
𝑟10

𝑚2
(8,99 × 109 𝑁. )(25 × 10−9 𝐶)(20 × 10−9 𝐶)
= 𝐶2
(3,5𝑚)2

= (0,367𝜇𝑁)𝒊

Dimana kita telah menggunaka i untuk menyatakn vektor satuan 𝒓̂10 dari muatan q1 ke q0
yang mengarah sepanjang sumbu x. Gaya pada q0 akibat q2 yang berada 1,5 m jauhnya
adalah

𝑘𝑞2 𝑞0
𝐹20 = 2 𝒓̂20
𝑟20

𝑚2
(8,99 × 109 𝑁. ) (−10 × 10−9 𝐶)(20 × 10−9 𝐶)
𝐶2
=
(1,5𝑚)2

= (−0,799𝜇𝑁)𝒊

Gaya total pada muatan qo akibat muatan q1 dan q2 adalah


𝑭𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑭𝟏𝟎 + 𝑭𝟐𝟎

= (0,367𝜇𝑁)𝒊 + (−0,799𝜇𝑁)𝒊 = (−0,432𝜇𝑁)𝒊

pada contoh di atas muatan q2 yang berada antara q1 dan q0 tidak berpengaruh pada F10 yang
dilakukan oleh q1 pada q0 seperti halnya q1 tidak mempengaruhi gaya yang dilakukan q2
pada q0. Gaya total yang diterima oleh satu muatan(seperti q0 pada contoh ini) akibat
muatan-muatan lain di dalam sistem dapat diperoleh dari superposisi sederhana gaya yang
dilakukan oleh setiap muatan dalam sistem tersebut. Prinsip superposisi dari gaya-gaya listrik
ini telah diperiksa kebenarannya dengan percobaan.

Jika suatu sistem muatan berada dalam keadaan tetap, berarti ada gaya lain bukan merupakan
gaya listrik, yang bekerja pada muatan-muatan sehingga gaya total dari semua sumber yang
bekerja pada tiap muatan sama dengan nol. Pada contoh sebelumnya dan contoh berikutnya,
kita andaikan ada gaya-gaya lain yang sedemikian rupa sehingga semua muatan berada dalam
keadaan tetap.

D. Medan Listrik
Gaya listrik yang dilakukan oleh suatu muatan pada muatan lain merupakan contoh
dari suatu gaya aksi pada suatu jarak yang mirip dengan gaya gravitasi yang
dilakukan suatu massa terhadap massa yang lain. Untuk menghindari permasalahn
gaya pada suatu jarak, diperkenalkanlah konsep medan listrik E. Suatu muatan
menghasilkan medan listrik E di mana saja di dalam ruang, dan medan ini melakukan
gaya pada muatan yang lain yang berada pada suatu jarak tertentu ketimbang
melakukan gaya pada muatan itu sendiri.
Gambar 18-11 memperlihatkan satu kumpulan muatan titik q1, q2, dan q3, yang
terletak sembarang di dalam ruang. Jika kita letakkan satu muatan q0 pada suatu titik
di dekat sistem muatan tersebut, akan ada gaya yang bekerja pada q0 akibat muatan-
muatan lainnya. Keberadan dari muatan q0 umumnya akan merubah distribusi awal
dari muatan lainnya, khususnya jika muatan tersebut adalah konduktor. Namun
demikian kita dapat memilih q0 cukup kecil sehingga pengaruhnya terhadap distribusi
awal muatan dapat diabaikan. Kita sebut muatan kecil tersebut sebagai muatan uji,
karena muatan tersebut dapat digunakan untuk menguji medan dari muatan lain tanpa
perlu menggangunya. Gaya yang dilakukan pada q0 merupakan jumlah vektor
masing-masing gaya yang bekerja pada q0 oleh setiap muatan lain pada sistem
tersebut. Dengan menggunakan hukum Coulomb, setiap gaya ini besarnya berbanding
lurus dengan q0, sehingga gaya total juga akan berbanding lurus dengan q0. Medan
listrik E pada suatu titik didefinisikan sebagai gaya total pada suatu muatan uji positif
q0 dibagi dengan q0.
𝑭
𝑬= (𝑞 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)
𝑞0 0
Definisi ini mirip dengan definisi untuk medan gravitasi bumi yang telah
didefinisikan yaitu sebagai gaya per satuan massa yang dilakukan oleh bumi pada
suatu benda. Medan gravitasi bumi g menggambarkan sifat dari ruangan di sekitar
bumi, sedemikian rupa sehingga jika ada massa m diletakkan pada suatu titik, gaya
yang dilakukan bumi adalah mg.
Menurut sistem satuan SI, satuan medan listrik adalah Newton/Coulomb (N/C)
Medan listrik suatu vektor dan medan listrik memenuhi prinsip superposisi. Oleh
sebab itu, medan listrik yang diakibatkan oleh suatu sistem muatan dapat ditentukan
dengan cara menghitung medan listrik dari masing-masing muatan secara terpisah dan
menambahkan vektor-vektor yang dihasilkan untuk memperoleh medan listrik total.
Medan listrik E merupakan vektor yang menggambarkan keadaan di dalam ruang
yang dibentuk oleh sistem muatan. Dengan menggerakkan muatan uji q0 dari satu titik
ke titik lain, kita bisa memperoleh E pada semua titik di dalam ruang (kecuali pada
titik yang diduduki oleh q). Dengan demikian medan listrik E merupakan vektor yang
bergantung pada tempat.

Gaya yang dilakukan pada muatan uji q0 pada setiap titik berhubungan dengan medan
listrik di titik tersebut yaitu:
𝑭 = 𝑞0 𝑬
Medan listrik akibat suatu muatan titik qi yang posisinya di ri dapat dihitung dengan
hukum coulomb. Jika kita letakkan muatan uji q0 yang kecil dan positif pada suatu
titik P yang berjarak ri0, gaya pada muatan tersebut adalah:
𝑘𝑞𝑖 𝑞0
𝑭𝑖0 = 2 𝒓 ̂ 𝑖0
𝑟𝑖0
Di mana 𝒓̂𝑖0 adalah vektor satuan yang mempunyai arah dari qi ke q0. Medan listrik
pada titik P akibat muatan qi adalah
𝑘𝑞𝑖
𝑬𝑖 = ̂ 𝑖0
2 𝒓
𝑟𝑖0
Di mana ri0 adalah jarak dari muatan ke titik P yang disebut titik medan, dan 𝒓̂𝑖0
adalah vektor satuan yang mempunyai arah muatan ke titik P. Medan listrik total
akibat adanya ditribusi muatan-muatan titik diperoleh dengan cara menjumlahkan
medan-medan akibat tiap-tiap muatan secara terpisah.
𝑘𝑞𝑖
𝑬 = ∑𝒊 𝑬 𝒊 = ∑𝑖 2 𝒓̂𝑖0
𝑟𝑖0

Suatu sistem terdiri dari dua muatan yang sama dan berlawanan tanda q dipisahkan
oleh suatu jarak yang kecil L disebut suatu dipol listrik. Suatu dipol listrik ditandai
oleh momen dipol listrik p, yang merupakan sebuah vektor yang mempunyai arah
dari muatan negatif ke muatan positif dan mempunyai besar yang merupakan
perkalian antara muatan q dikali jarak pisah L. Jika L adalah vektor perpindahan dari
muatan positif muatan negatif, momen dipolnya adalah
𝐩 = 𝑞𝑳
Untuk dipol seperti yang diperlihatkan pada gambar perpindahan dari muatan positif
adalah L=2ai, dan momen dipol listriknya adalah
𝐩 = 2𝑎𝑞𝐢
Dalam bentuk momen dipol medan listrik pada sumbu x dari dipol pada titik yang
jauh sekali, mempunyai harga
2𝑘𝑝
𝐸=
𝑥3
Dengan demikian, medan listrik yang letaknya jauh dari dipol besarnya berbanding
lurus dengan momen dipol dan berbanding terbalik dengan jarak pangkat tiga.
E. Garis – garis Medan Listrik
Medan listrik dapat digambarkan dengan cara menggambarkan garis-garis yang
menunjukkan arah medan pada setiap titik. Vektor medan E, menyinggung garis pada setiap
titik dan menunjukkan arah medan listrik pada titik tersebut. Garis-garis medan listrik juga
disebut garis-garis gaya karena garis-garis tersebut menunjukkan arah dari gaya yang
dilakukan pada suatu muatan uji positif.
Pada setiap titik didekat suatu muatan positif, medan listrik mengarah secara radial
menjauhi muatan. Oleh karena itu, garis-garis medan listrik menyebar dari suatu titik yang
ditempati oleh muatan positif. Dengan hal yang sama, medan listrik disekitar muatan listrik
negatif mengarah ke dalam muatan. Jadi garis-garis medan listrik mengarah menuju muatan
negatif.

Memperlihatkan bahwa garis-


garis medan listrik dari suatu muatan positif. Jika kita bergerak menjauhi muatan, medan
listriknya menjadi lebih lemah dan jarak antar garis menjadi semakin lebar. Terdapat
hubungan antara jarak dan garis-garis dengan kuat medan listrik. Ambil suatu permukaan
bola dengan jari-jari r dan berpusat pada muatan. Kita tertarik pada jumlah garis per satuan
luas permukaan bola, yang disebut dengan kerapatan garis-garis. Jika kita buat r makin besar,
luas permukaan bola makin besar, tetapi jumlah garis-garis yang menembusnya sama. Jumlah
garis per satuan luasnnya menjadi kurang bila r makin membesar. Luas dari permukaan bola
adalah A = 4π𝑟 2 . jumlah garis-garis per satuan luas dari bola berkurang, berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya dari muatan titik. Tetapi kuat medan listriknya E = kq / 𝑟 2 , juga
berkurang dengan kuadrat jaraknya. Dengan demikian , bila kita menerima perjanjian yaitu
dengan menggambarkan sejumlah tertentu garis-garis dari titik muatan, jumlah garis akan
sebanding dengan q, dan jika kita gambar garis secara simetris di sekitar muatan listrik
tersebut, kuat medan di gambarkan oleh kerapatan garis-garis tersebut. Makin rapat garis-
garis tersebut , kuat medannya makin besar.
Memperlihatkan garis-garis
medan listrik untuk dua muatan titik positif yang sama besarnya q dan terpisah sejauh a. Kita
dapat melukiskan pola-pola ini tanpa harus menghitung medannya pada setiap titik. Kita
gunakan lagi suatu kenyataan bahwa kontribusi pada medan akibat setiap muatan ini berubah
dengan l/𝑟 2 , dimana r adalah jarak dari muatan. Pada suatu titik yang dekat sekali dengan
salah satu muatan. Pada suatu titik yang dekat sekali dengan salah satu muatan, besarnya
medan listrik dapat dianggap hanya akibat muatan tersebut , bukan dari muatan kedua yang
jauh jaraknya sehingga kontribusi muatan kedua dapat diabaikan. Dengan demikian pada
suatu bola yang mempunyai jari-jari sangat kecil baik untuk muatan positif maupun negatif,
garis-garis medan mengarah radial dan berjarak sama. Karena muatannya sama, dapat
digambarkan garis-garis medan dengan jumlah yang sama. Pada jarak yang sangat jauh dari
muatan-muatan, detil dari sistem tersebut menjadi tidak penting. Misalnya jika kedua muatan
berjarak 1 mm dan kita melihatnya dari jarak 100 km jauhnya. Keduanya akan nampak
sebagai satu muatan tunggal. Jadi pada suatu bola yang berjari –jari r, dimana r sangat besar
dibandingkan dengan a, besarnya medan dapat didekati dengan medan yang diakibatkan oleh
suatu muatan tunggal yang besarnya 2q dan mempunyai jarak antar garis yang hampir sama.
Kita dapat melihat dengan jelas pada gambar bahwa medan listrik pada daerah di antara
kedua muatan lemah, karena hanya ada beberapa garis medan pada daerah inim dibandingkan
dengan daerah yang ada di sebelah kanan atau kiri muatan, dimana garis-garis nampak lebih
rapat. Informasi ini juga dapat diperoleh dengan menghitung secara langsung medan pada
titik-titik di daerah ini.
Dalam menggambarkan garis-garis medan dari suatu titik, kita dapat menggunakan
alasan yang digunakan pada contoh-contoh sebelumnya. Bila letaknya sangat dekat dengan
setiap muatan , garis- garis medan berjarak sama dan meninggalkan atau masuk secara radial,
bergantung pada tanda dari muatan-muatan tersebut. Bila letaknya sangat jauh, detil dari
struktur sistem tidak lagi penting, jadi garis-garis medan menyerupai garis-garis dari suatu
muatan tunggal, dengan muatan sebesar muatan total dari sistem tersebut. Untuk acuan
mendatang, aturan-aturan untuk menggambarkan garis – garis medan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Garis- garis medan listrik bermula dari muatan positif dam berakhir pada muatan
negatif (atau di tak hingga).
2. Garis-garis di gambar simetris, meninggalkan atau masuk ke muatan.
3. Jumlah garis yang meninggalkan atau masuk muatan sebanding dengan besarnya
muatan.
4. Kerapatan garis-garis (jumlah garis per satuan luas yang tegak lurus garis) pada setiap
titik berbanding lurus dengan besar dari medan di titik tersebut.
5. Pada daerah yang jauh dari suatu sistem muatan, garis-garis medan berjarak sama dan
radial seperti layaknya garis medan yang keluar dari suatu muatan tunggal dan sama
dengan muatan total dari sistem tersebut.
6. Tidak ada garis-garis medan yang berpotongan.

Aturan ke enam menunjukkan kenyataan bahwa E mempunyai arah yang unik pada
setiap titik dalam ruang (kecuali pada titik yang ditempati muatan itu atau dimana E = 0 ).
Jika dua garis berpotongan, pada titik tersebut maka medan akan mempunyai dua arah yang
berbeda.

Gambar 18-18

Memperlihatkan garis-garis medan listrik pada suatu dipol. Bila letaknya sangat dekat
dengan muatan positif, garis-garis mengarah radial keluar. Pada titik yang sangat dekat
dengan muatan negatif, garus-garis medan mengarah radial ke dalam. Karena muatan-muatan
mempunyai besar yang sama maka jumlah garis medan yang keluar dari muatan positif sama
dengan garis medan yang memasuki muatan negatif. Dalam hal ini, medan menjadi sangat
kuat pada daerah diantara kedua muatan, seperti yang digambarkan dengan kerapatan yang
tinggi dari garis-garis medan listriknya.

Gambar 18-19

Memperlihatkan garis-garis gaya medan listrik untuk muatan negatif –q yang berada
pada jarak a dari sebuah muatan positif +2q. Karena muatan positif mempunyai harga dua
kali muatan negatif, maka garis-garis gaya yang keluar dari muatan positif dua kali dari garis
gaya yang masuk ke muatan negatif. Yaitu separuh dari garis-garis yang keluar dari muatan
+2q masuk muatan –q, dan yang separuh lagi keluar meninggalkan sistem. Pada suatu bola
dengan jari-jari r, di mana r jauh lebih besar dari jarak antara kedua muatan, garis-garis yang
meninggalkan sistem mempunyai jarak yang simetris (sebagai pendekatan) dan menuju ke
luar secara radial, seperti layaknya sebuah muatan yang bermuatan +q. Pada jarak yang
sangat besar dari sistem, hanya muatan lokal yang penting. Pada jarak yang sangat besar dari
sistem, hanya muatan total yang penting. Perjanjian menunjukkan bahwa kuat medan listrik
dapat ditunjukkan oleh garis-garis medan listrik sebab medan listrik berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya dari suatu muatan titik.
Karena medan gravitasi dari suatu titik massa juga berubah berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya, maka konsep garis medan ini juga berguna menggambarkan medan
gravitasi. Dekat dengan massa titik, garis-garis medan gravitasi konvergen menuju massa
seperti halnya garis-garis medan listrik konvergen menuju satu muatan negatif. Namun
demikian, tidak ada titik satupun di dalam ruang di mana garis-garis medan gravitasi divergen
seperti pada garis-garis medan listrik sekitar suatu muatan positif karena gaya-gaya gravitasi
selalu tarik-menarik, tidak pernah tolak menolak.
F. Gerak muatan-muatan titik di dalam medan listrik
Ketika satu partikel dengan muatan q diletakkan di dalam medan listrik E, muatan ini
mengalami suatu gaya qE. Seperti yang kita ketahui bahwa gaya gravitasi yang bekerja pada
suatu partikel biasanya diabaikan dibandingkan gaya-gaya listrik. Jika gaya-gaya listrik
hanya merupakan gaya-gaya yang penting yang bekerja pada partikel, partikel akan
mempunyai percepatan.

q
𝐚= 𝑬
m

Di mana m adalah massa partikel. “jika medan listriknya diketahui, perbandingan antara
muatan dan massa dapat ditentukan dari pengukuran percepatan. Sebagai contoh, di dalam
suatu medan listrik yang homogen, jejak dari partikel adalah parabola, mirip dengan jejak
suatu proyektil di dalam medan gravitasi. Pembelokkan dari elektron-elektron di dalam
medan listrik homogen telah digunakan oleh J.J. Thomson pada tahun 1897 untuk
memperlihatkan adanya elektron dan untuk mengukur perbandingan muatan terhadap
massanya. Contoh yang cukup dikenal dari peralatan yang berhubungan dengan gerak
elektron di dalam medan listrik adalah osiloskop dan tabung gambar televisi.

G. Dipol Listrik didalam Medan Listrik


Walaupun atom-atom dan molekul-molekul bersifat sentral secara listrik, namun atom-
atom dan molekul-molekul ini juga dipengaruhi oleh medan listrik, sebab atom-atom dari
molekul-molekul tersebut memiliki muatan positif dan muatan negatif. Kita bisa menganggap
sebuah atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh awan elektron
yang bermuatan negatif karena jari-jari inti sekitar 1000 kali lebih kecil dibandingkan awan
elektron kita dapat menganggapnya sebagai muatan titik. Pada beberapa atom dan molekul,
awan elektron mempunyai simetri belah, sehingga pusat muatannya berada pada pusat atom
atau molekul, berbeda dengan muatan positif. Atom atau molekul yang demikian disebut non
polar. Namun demikian, dengan adanya medan listrik luar, pusat muatan positif tidak
berimpit dengan pusat muatan negatif. Medan listrik melakukan suatu gaya pada inti yang
bermuatan positif yang arahnya searah medan dan gaya pada awam elektron yang bermuatan
negatif pada arah yang berlawanan. Muatan positif dan negatif akan terpisah sehingga tarik
menarik muatan akan mengimbangi gaya luar pada masing-masing muatan akibat medan
listrik luar (gambar 18-22). Distribusi muatan yang demikian berperilaku sebagai suatu dipo
listrik.
Momen dipol suatu atom atau molekul non polar didalam medan listrik luar disebut
momen dipol induksi. Momen dipol induksi ini mempunyai arah sama dengan arah medan
listrik. Jika medan listriknya homogen, tidak ada gaya total dipol sebab gaya pada muatan
posistif dan negatif sama besar dan berlawanan arah. Namun demikian bila medan listriknya
tidak homogen, akan ada gaya total yang bekerja pada dipol tersebut. Gambar 18-23
memperlihatkan suatu molekul non polar yang berada didalam medan listrik dari suatu
muatan positif. Momen dipol induksi sejajar dengan E pada arah radial dari muatan titik
tersebut. Medan pada muatan negatif lebih kuat sebab letaknya lebih dekat kepada muatan
titik, jadi gaya total pada dipol akan me nuju muatan titik dan dipol ditarik menuju muatan
titik jika titik muatan tersebut adalah negatif, dipol induksi akan mempunyai arah berlawanan
dari arah semula, dan dipol sekali lagi akan ditarik oleh muatan titik tersebut. Gaya yang
dihasilkan oleh medan listrik tidak homogen pada partikel netral merupakan penyebab
potongan atas ditarik oleh sisir yang bermuatan. Hal ini juga merupakan penyebab balon yang
bermuatan menempel pada dinding atau langit-langit. Dalam hal ini, muatan pada balon
memberikan medan listrik tidak homogen yang mempolarisasi (yaitu, momen dipol induksi)
molekul dari dinsing atau langit-langit dan kemudian menariknya. Pada beberapa molekul,
pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif, walaupun tidak ada medan
listrik luar. Molekul-molekul polar ini memiliki momen dipol listrik permanen. Jika sebuah
molekul polar diletakan didalam suatu medan liatrik homogen akan ada gaya total padanya,
tetapi akan ada momen yang mengarahkan molekul untuk berputar sehingga dipol mengarah
sejajar medan titik.
Torka dapat ditulis sebagai perkalian silang dari momen dipol p dengan medan listriik
E:
τ=pxE
jika dipol berputar melalui sudut dθ, medan listrik melakukan kerja
dw = - τ dθ = -pE sinθ dθ
tanda minus muncul akibat torka cenderung menurunkan q. Dengan membuat kerja ini
sama dengan penurunan energi potensial, akan kita peroleh :
du = -dw = +pE sinθ dθ
dengan mengintegrasikan kita memperoleh
U = -pE cosθ + Uo
Biasanya kita pilih energi potensial menjadi nol pada saat dipol tegak lurus medan listrik,
yaitu ketika 𝜃 = 90°, kemudian 𝑈𝜃 = 0 dan energi potensial menjadi:

𝑈 = −p𝐸 cos 𝜃 = −p. 𝐸


Di dalam suatu medan listrik yang tidak homogen, molekul polar mengalami gaya total
karena medan listrik yang bekerja pada pusat muatan positif dan negatif berbeda besarnya.
Sebagai contoh molekul polar adalah HCl, yang sesungguhnya merupakan ion positif
hidrogen dengan muatan +e dan ion negatif klor dengan muatan –e. Contohnya lain dari
molekul polar adalah air. Adanya momen dipol dari air merupakan penyebab utama adanya
penyerapan energi dari makanan yang ada di dalam pemanas gelombang mikro. Seperti
halnya semua gelombang, microwave mempunyai medan listrik bolak-balik yang dapat
menyebabkan dipol listrik bergetar. Getaran momen dipol listrik air beresonansi dengan
osilasi medan listrik gelombang mikro dan ini menyebabkan penyerapan energi dari
gelombang mikro.

Diameter atom atau molekul mempunyai orde 10-10m=0,1 nm. Satuan momen dipol listrik
atom dan molekul adalah muatan dasar e dikali jarak 1nm. Misalnya, momen dipol dari NaCl
dalam satuan ini mempunyai besar sekitar 0,2 e-nm.

Anda mungkin juga menyukai