Anda di halaman 1dari 35

TUGAS RESUME

FISIKA II

KELOMPOK 1

21230002 : Nurul Taqwa

21230013 : Rahadian Akmal Rahman.

21230014. : Muhammad Akbar Suray Pradana.

21230024 : Muhammad Akhmalunni’am

21230027 : Yuwanda Hari Pramana

NAMA DOSEN :

ANDRIAN FIRDAUS YUSUF A,Q, ST., MT.

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA

2021
BAB 18
Medan Listrik I :
Distribusi Muatan Diskrit

18-1 Muatan Listrik


Mari kita mulai dengan suatu percobaan sederhana yang melibatkan gava
tank menarik muatan. Andaikan kita menggosok suatu batang plastik dengan bulu
binatang dan menggantungkan batang tersebut dengan seutas tali sehingga dapat
berputar bebas. Jika kita dekatkan batang ini dengan batang plastik kedua yang
juga telah digosok dengan bulu binatang, terlihat bahwa kedua batang saling
tolakmenolak. (Gambar 18-1).
Ketika kita menggosok sebatang plastik dengan bulu binatang atau
sebatang gelas dengan sutera, kita membuat Datang menjadi "bermuatan" atau
termuati. Jika percobaan diulangi dengan berbagai macam material, kita temukan
bahwa semua benda-benda bermuatan dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan-yaitu benda-benda yang bermuatan seperti batang plastik yang digosok
dengan bulu binatang dan benda-benda bermuatan seperti batang gelas yang
digosok dengan sutera. Seperti yang dapat diamati pada percobaan di atas dua
benda yang membawa muatan sejenis, yaitu dua benda yang keduanya bermuatan
positif atau negatif akan tolak-menolak dan dua benda yang membawa muatan
berlawanan jenis akan saling tarik-menarik (Gambar 18-2).
Sekarang kita juga mengetahui bahwa materi terdiri dari atomatom yang
bersifat netral secara kelistrikan. Setiap atom mempunyai suatu inti kecil yang
padat yang terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak
bermuatan. Jumlah proton di dalam saatu inti sama dengan nomor atom Z dari inti
tersebut. Elektron dan proton merupakan partikel yang sangat berbeda. Proton
memiliki massa 2000 kali massa elektron. Tetapi muatan profon dan elektron
sama besar dan berlawanan tanda. Muatan dari proton adalah e, sedangkan
muatan elektron -e, di mana e disebut satuan dasar muatan. Semua muatan
merupakan kelipatan bilangan bulat dari satuan dasar muatan. Dengan demikian
muatan bersifat terkuantisasi (diskrit). Setiap muatan Q yang ada di alam dapat
ditulis dalam bentuk Q = ±Ne, di mana N merupakan bilangan bulat*. Kuantisasi
muatan listrik kadangkala tidak teramati karena biasanya N memiliki harga yang
sangat besar.
Ketika terjadi penciptaan sebuah clektron dengan muatan -e, secara
simultan tercipta pula sebuah partikel bermuatan +e yang disebut posteron (Proses
ini disebut produksi pasangan)
Dalam sistem SI. Satuan muatan adalah coulomb, yang didefinisikan
dalam bentuk arus listrik. Ampere. (Ampere didefinisikan dalam bentuk
pengukuran gaya magnet yang akan kita perbincangkan pada bab 25. Ampere
merupakan satuan arus yang digunakan sehari-hari dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan listrik). Coulomb (C) adalah jumlah muatan yang mengalir
melalui suatu penampang kawat dalam waktu satu detik bila besarnya arus dalam
kawat adalah satu ampere. Satuan dasar dari muatan listrik e dihubungkan dengan
Coulomb melalui:

Satuan dasar dari muatan e=1,60 ×10


−19
C

uatan sekitar 10 nC ( 1 nC=10−19 C ) sampai 0,1 μC (1 μC=10−6 C)dapat dihasilkan


dalam laboratorium dengan cara menempelkan benda-benda tertentu, seringkali
secara sederhana dengan menggosokkan satu sama lain. Prosedur seperti ini
melibatkan perpindahan banyak elektron.
Contoh 18-1
Sebuah uang tembaga (Cu) mempunyai massa 3 gram. Nomor atom dari
tembaga adalah Z = 29 dan nomor massanya 63,5 g/mol. Berapa jumlah muatan
total elektron-elektron yang ada di dalam uang tembaga tersebut?
Mula-mula kita harus menentukan jumlah atom di dalam 3 gram tembaga.
Karena 1 mol tembaga mengandung atom sejumlah bilangan Avogadro dan
mempunyai massa 63,5 gram, maka jumlah atom dalam 3 g lembaga adalah
23
6,02× 10 atom /mol
N= ( 3 g ) =2,84 ×10 22 atom
63,5 g/mol
Setiap atom mengandung 2 = 29 elektron, jadi jur muatan total Q adalah
Q = (2,84 × 1022 atom) (29 elektron/atom) ¿elektron)
5
¿−1,32× 10 C

18-2 Konduktor dan Isolator serta Pemberian Muatan Melalui Induksi


Pada beberapa material, seperti tembaga dan logam-logam lainnya, jumlah
elektron dapat bergerak bebas di dalam material tersebut. Material seperti ini
disebut konduktor. Pada material lain, seperti hayu atau gelas, semua elektron
terikat kuat pada atom-atomnya
18-3 Hukum Coulomb
Gaya yang dilakukan oleh satu
muatan terhadap muatan lain telah dipelajari
oleh Charles Coulomb (1736-1806) dengan
menggunakan timbangan puntir hasil
penemuannya. Peralatan eksperimen
Coulomb pada dasarnya sama dengan yang
digunakan pada percobaan Cavendish (Bab
10), tetapi dengan massa yang digantikan
dengan bola kecil bermuatan. Besarnya gaya
tarik-menarik atau tolak menolak elektrostatis
dari bola-bola kecil yang bermuatan akibat
hasil gesekan, jauh lebih besar dibandingkan
gaya tarik gravitasinya Sebagai contoh, mula-
mula muatan pada setiap bola sebesar q 0.
besarnya muatan tersebut dapat dikurangi
1
menjadi q , dengan cara membumikan
2 0
salah satu bola tersebut agar muatannya
terlepas dan kemudian kedua bola
dikontakkan kembali. Hasil dari percobaan-
percobaan Coulomb dan hal-hal lain
menyangkut gaya yang dilakukan suatu
muatan titik terhadap muatan titik lainnya
dinyatakan dalam Hukum Coulomb.

Gaya yang dilakukan oleh satu muatan titik pada muatan titik lainnya bekerja
sepnnjang garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut. Besarnya guya
hukum Coulom berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan
dan berbanding lurus dengan hasil kali mantan. Guya bersifat tolak. menolnk
jika kedua muatan mempunyai tanda yang sama dari tarik-menarik jika

Hukum Coulomb dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana


dengan menggunakan pernyataan matematik. Andaikan q 1 dan q 2, merupakan dua
muatan titik yang terpisah sejauh r 12 yang merupakan besar vector r 12 yang
mengarah dari q 1, ke q 2, (Gambar 18-8). Gaya F 12 yang dilakukan q 1, pada q 2
adalah:
kq 1 q2
F 12= r^ 12
2
r 12 18-2

Di mana r^ 12=r 12 ¿ r 12 yaitu vektor satuan yang


mengarah dari q 1, ke q 2 dan k adalah tetapan
Coulomb yang mempunyai harga:

8 2 2
k =8,99 ×10 N ∙m / C 18-3

Dengan hukum Newton ketiga, gaya F 21


yang dilakukanq 2 pada q 1, adalah negatif dari F 12.
Dengan demikian F 21, mempunyai harga yang
sama dengan F 12 tetapi mempunyai arah yang
berlawanan. Besar dari gaya listrik yang dilakukan
muatan dari q 1, pada muatan lain dari q 2 yang
berada pada jarak r adalah sebagai berikut:
kq1 q 2
F= 18-4
2
r
Contoh 18-2
Dua muatan titik masing-masing sebesar 0.05 μC dipisahkan pada jarak 10 cm.
Carilah (a) besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada muatan lainnya
dan (b) Jumlah satuan muatan dasar pada masing-masing muatan.
(a) Dari hukum Coulomb, besarnya gaya adalah
kq q
F= 12 2
r
( 8,99 ×109 N ∙ m2 /C2 ) ( 0,05 ×10−6 C ) ( 0,05 ×10−6 C )
¿
( 0,1 m )2
−3
¿ 2,25 ×10 N
(b) Jumlah elektron yang diperlukan untuk menghasilkan muatan sebesar 0,05
μC diperoleh dari:
q=Ne
−6
q 0.05× 10 C
N= = =3,12 ×1011
e 1,6 ×10 C
−19

Muatan dengan ukuran seperti ini tidak menunjukkan muatan yang terkuantisasi
(diskrit). Satu juta elektron dapat ditambahkan atau dikurangkan dari muatan ini
tanpa terdeteksi oleh peralatan biasa
Contoh 18-3
Hitung perbandingan gaya listrik terhadap gaya gravitasi yang dilakukan
satu proton pada proton yang lain. Karena setiap proton mempunyai muatan +e,
gaya listriknya adalah tolak-menolak dan besarnya:
2
ke
F e= 2
r
Gaya gravitasi yang diberikan oleh hukum gravitasi Newton adalah tarik-menarik
dan mempunyai harga:

Gm2p
F g=
r2
Di mana m p, adalah massa proton. Perbandingan antara kedua gaya ini tidak
bergantung pada jarak pisah r.
F e ke 2
=
F g Gm2p

Dengan memasukan harga


9 2 2 −19 −11 2 2 −27
k =8,99 ×10 N ∙m /C , e=1,60 ×10 C , G=6,67 × 10 N m / kg , dan m p =1,67 ×10 kg ,
kita peroleh
2
Fe ( 8,99 ×109 N ∙m2 /C2 ) ( 1,60 ×10−19 C )
=
F g ( 6,67 × 10−11 N m 2 /kg2 ) ( 1,67 ×10−27 kg )2
36
¿ 1,24 ×10

Contoh 18-4
Tiga muatan titik terletak pada sumbu x; q 1,
= 25 nC yang terletak pada titik asal, q 2 = - 10 nC
berada pada x = 2 m, dan q 0=20 nC berada pada x
= 3,5 m (Gambar 18-9). Carilah gaya total padaq 0
akibat q 1dan q 2.
Gaya pada q 0 akibat q 1 , yang berada pada jarak 3,5
m, dinyatakan dengan
kq1 q0
F 10= 2
r^ 10
r 10

( 8,99 ×109 N ∙ m2 /C2 ) ( 25 ×10−9 C ) ( 20 ×10−9 C )


¿ i
( 3,5 m )2
¿ ( 0,367 μ N ) i

di mana kita telah menggunakan i untuk menyatakan vektor satuan r^ 10 dari


muatan q 1 ke q0 , yang mengarah sepanjang sumbu x. Gaya pada q 0, akibat q 2,
yang berada 1,5 m jauhnya adalah:
kq2 q0
F 20= 2
r^ 20
r 20

( 8,99 ×109 N ∙ m2 /C2 ) (−10 ×10−9 C ) ( 20 ×10−9 C )


¿ i
( 1,5 m )2
¿ (−0.799 μ N ) i

Gaya total pada muatan q 0 akibat muatan-muatan q 1, dan q 2, adalah


F total=F10 + F 20

¿ ( 0,367 μ N ) i− ( 0.799 μ N ) i=(−0,432 μN ) i

18-4 Medan Listrik


Untuk menghindari permasalahan gaya pada suatu jarak, diperkenalkanlah
konsep medan listrik E. Suatu muatan menghasilkan medan listrik E di mana
saja di dalam ruang, dan medan ini melakukan gaya pada muatan yang lain yang
berada pada suatu jarak tertentu ketimbang melakukan gaya pada muatan itu
sendiri.
Gambar 18-11 memperlihatkan satu kumpulan muatan
titik q 1, q 2, dan q 3, yang terletak sembarang di dalam
ruang. Jika kita letakkan satu muatan q 0 pada suatu titik
di dekat sistem muatan tersebut, akan ada gaya yang
bekerja pada q 0, akibat muatan-muatan lainnya. Dengan
menggunakan Hukum Coulomb, setiap gaya ini besarnya

F
E= (q kecil ) 18-5
q 0
berbanding lurus dengan q 0, sehingga gaya total juga
akan berbanding lurus dengan q 0. Medan listrik E pada
suatu titik didefinisikan sebagai gaya total pada suatu
muatan uji positif q 0, dibagi dengan q 0 .

Definisi ini mirip dengan definisi untuk medan gravitasi bumi yang telah
didefinisikan pada bagian 4-3 sebagai gaya per satuan massa yang dilakukan oleh
bumi pada suatu benda. Medan gravitasi bumi g menggambarkan sifat dari
ruangan di sekitar bumi, sedemikian rupa sehingga jika ada massa m diletakkan
pada suatu titik, gaya yang dilakukan bumi adalah mg.
Menurut sistem satuan SI, satuan medan listrik adalah Newton/Coulomb
(N/C). Tabel 18-1 menunjukkan besarnya beberapa medan listrik yang ditemukan
di alam.

Tabel 18-1 Besarnya beberapa medan listrik yang ada di alam


E. N/C
Di dalam kabel rumah 10
−2

Di dalam gelombang radio 10


−1

Di atmosfer 102
Di matahari 10
3

Di bawah suatu awan mendung 104


Di dalam suatu ledakan petir 10
5

Di dalam tabung sinar -x 106


Pada elektron di dalam atom hidrogen 6 ×10
11

Pada permukaan inti uranium 6 ×10


12

18-5 Garis-garis Medan Listrik


Medan listrik dapat digambarkan dengan cara menggambarkan garis-garis
yang menunjukkan arah medan pada setiap titik. Vektor medan E menyinggung
garis pada setiap titik dan menunjukkan arah medan listrik pada titik tersebut.
Garis-garis medan listrik juga disebut garis-garis gaya karena garis-garis tersebut
menunjukkan arah dari gaya yang dilakukan pada suatu muatan uji positif.
Gambar 18-16 memperlihatkan garis-garis medan listrik
dari suatu muatan positif. Jika kita bergerak menjauhi
muatan, medan listriknya menjadi lebih lemah dan jarak
antar garis menjadi semakin lebar. Terdapat hubungan
antara jarak garis-garis dengan kuat medan listrik.
BAB 19
Distribusi Muatan Kontinu

19-1 Perhitungan Medan Listrik Berdasarkan Hukum Coulomb


Pada Gambar 19-1, kita telah memilih sebuah elemen
muatan dq = p dV yang sedemikian kecil sehingga
dapat dianggap sebagai muatan titik. Medan listrik
dE di titik medan P yang diakibatkan oleh elemen
muatan ini dinyatakan oleh hukum Coulomb:
k dg
d E= 2
r^
r
dengan r merupakan jarak dari elemen muatan
tersebut dengan titik medan P, dan r^ sebagai vektor
satuan yang menunjukkan arah dari elemen ke titik
medan. Medan total di P dapat diperoleh dengan
mengintegralkan pernyataan ini terhadap distribusi
muatan keseluruhan, yang kita anggap menempati
sebagian volume V:

k dq
E=∫ r^ 19-4
v r2

di mana dq = p dV. Jika muatan ini terdistribusi pada suatu permukaan, maka kita
gunakan dq = σ dA kemudian integralkan terhadap permukaannya. Jika
muatannya terdistribusi pada garis, maka kita gunakan dq = λ dL kemudian
integralkan terhadap garisnya.
E pada Sumbu Sebuah Muatan Garis Hingga
Sebuah muatan seragam Q terletak di sepanjang
sumbu x dari x = 0 sampai x = L seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 19-2. Densitas muatan
linier untuk muatan ini adalah λ = Q/L. kita ingin
mencari medan listrik yang dihasilkan oleh
muatan ini di beberapa titik P pada sumbu x di x
= 0,

untuk x 0 > L. Titik medan P terletak pada jarak


r =x 0−x dari elemen muatan ini. Medan listrik
akibat
elemen muatan ini diarahkan sepanjang sumbu x dan memiliki besar.
k dq kλ dx
dE x = 2
= 2
( x 0−x ) ( x 0−x )
Kita dapatkan medan total dengan integrasi terhadap muatan titik keseluruhan dari
x = 0 sampai x = L:

[ ]
L L
dx 1
E x =kλ ∫ =kλ
0 ( x 0−x )
2
x 0−x 0

¿ kλ
{ 1 1
− =kλ
x 0 −L x 0 } { L
x 0 ( x 0−L ) }
Dengan menggunakan λ = Q/L, kita memperoleh
kQ
E x=
x0 ( x 0−L ) 19-5

E pada Bisektor Tegak Lurus dari Muatan Garis Hingga


Kita sekarang akan mencari medan listrik akibat muatan titik seragam dengan
panjang L dan muatan total Q di titik P pada bisektor tegak lurus dari garis
tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19-3. Pada gambar tersebut, kita
telah membuat sistem koordinatnya sedemikian rupa sehingga titik asalnya berada
di tengah muatan garis tersebut, muatan ini terletak pada sumbu x, dan titik
medannya, P, pada sumbu y.
Besar medan yang dihasilkan oleh elemen dengan
muatan dq = λ dx ini adalah
k dq kλ dx
|d E|= 2
= 2
r r
Komponen tegak lurusnya (dalam hal ini Komponen y)
adalah

kλ dx 19-6
dE y = cos θ
r2
−1
Muatan total E y dihitung dengan integral dari x= L
2
+1
sampai x= L. Kita dapat memperoleh hasil
2

1
yang sama daengan integrasi sari x = 0 sampai x= L dan mengalikannya dengan
2
2. Artinya
+1 +1
x= l x= l
2 2

E y= ∫ dE y =2 ∫ dE y
19-7
−1 x=0
x= l
2

Integrasi ini dapat disederhanakan dengan menulisnya kembali sebagai integrasi


terhadap terhadap peubah θ dan bukan dalam peubah x. Kita dapat lihat dari
Gambar 19-3 bahwa x dan θ mempunyai hubungan.
x= y tan θ 19-8
di mana y adalah jarak tegak lurus antara muatan garis dan titik medan, yang tidak
berubah selama integrasi. Oleh karena itu

()
2
dx 2 r
y sec θ= y
dy y

Oleh karena itu dx dihubungkan dengan dθ oleh

r2
dx= dθ
y
Dengan memasukkan r 2 dθ/ y menggantikan dx dalam persamaan 19-6, kita
dapatkan

19-9

dE y = cos θdθ
y

Dari Persamaan 19-8, dapat kita lihat bahwa θ=0 apabila x = 0, dan bahwa
1
θ=θ0, apabila x= L, yang dinyatakan oleh
2
1
L
2
tanθ 0=
y
Komponen y total dari medan tersebut diperoleh dengan mengintegrasi Persamaan
dari 19-9 dari θ=0 sampai θ=θ0 dan mengalikannya dengan 2:
θ=θ 0 θ 0
2 kλ
E y =2 ∫ dE y =
y
∫ cos θ dθ
θ=0 0

atau

19-10
E pada bisector tegak lurus
1
L dari suatu muatan garis
2 kλ 2 kλ 2
E y= sin θ0= hingga

√(
y y
2 )
1 2 2
L +y

E di dekat Muatan Garis Takhingga


Apabila letak kita sangat dekat dengan suatu muatan garis, atau seandainya
muatan garis tersebut sangat panjang, sehingga y ˂˂ L, sudut θ0 , dalam Gambar
19-3 akan mendekati 90°. Substitusi θ0 =¿ 90° ke dalam Persamaan 19-10 akan
memberikan

2 kλ E sejaarak dari suatu


E y= 19-11 muatan garis tak hingga
y

Contoh 19-1
Sebuah muatan garis takhingga dengan densitas muatan linier λ = 0,6
μC /m terletak pada sumbu z , dan sebuah muatan titik q=8 μc /m terletak pada
sumbu y di y = 3 m seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19-4. Carilah medan
listrik di titik P pada sumbu x di x = 4 m.
Medan listrik di sebarang titik dalam ruangnya diperoleh dari superposisi
medan listrik akibat muatan garis dan muatan titiknya. Di titik medan P pada
sumbu x di x = 4 m, medan listrik akibat muatan garisnya memiliki arah x dan
dinyatakan oleh

9 2 2 −6
2 kλ ^ 2(8,99 ×10 N ∙ m /C )(0,6 ×10 C /m) ^
E L= i= i
x 4m
¿ 2,70 kN /C i

Medan listtrik akibat muatan titiknya, yang terletak sejauh

√ ( 4 m) +( 3 m ) =5 m, adalah
2 2

9 2 2 −6
kq (8,99 ×10 N ∙ m / C )(8 ×10 C/ m)
Ep= 2
r^ = r^
r ( 5 m )2
¿(2,88 kN / C) r^

di mana r^ adalah vector satuan yang menunjukkan arah dari q menuju titik
memdan P. medan E p membentuk sudutθ terhadap sumbu x seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Komponen x dan y dari E p ini adalah

(
E px =E p cos θ= 2,88
kN
C )( 45 )=2,30 kN /C
dan

(
E py =E p sin θ=− 2,88
kN
C )( 35 )=−1,73 kN /C
Medan listrik total di P memiliki komponen x dan y yang di nyatakan oleh
kN kN
E x =E Lx + E px =2,70 + 2,30 =5,00 kN /C
C C
dan
E y =E Lx+ E py =0+(−1,73 kN /C)=−1,73 kN /C

Jadi, medan listrik totalnya akan memiliki besar

E=√ E x + E y =√ (5,00 ) (−1,73 ) =5,29 kN /C


2 2 2 2

Arahnya akan membentuk sudut ∅ dibawah sumbu x yang dinyatakan oleh

∅=tan −1 ( 1,73
5,00 )
=−19,1 °

E pada Sumbu sebuah Muatan Cincin


Gambar 19-5 menunjukkan sebuah muatan cincin
dengan jari-jari a dan muatan total Q. Kita ingin
mencari medan listrik di titik P pada sumbu cincin
tersebut sejarak x dari pusat cincin. Medan dE akibat
elemen muatan dq ditunjukkan pada gambar. Medan
ini mempunyai sebuah komponen dE x yang terletak di
sepanjang sumbu x dan sebuah komponen dE ⊥ yang
tegak lurus sumbu tersebut. Komponen aksial dari
medan akibat elemen muatan yang ditunjukkan adalah
k dq k dq x k dq x
dE x = cos θ= 2 =
r r ( x 2 +a 2)
2 3/2
r

dengan
2 2 2
r =x +a
dan
x x
cos θ= = 2 2
r √ x +a

Medan akibat cincin muatan keseluruhan adalah


kx dq
E x =∫ 3/ 2
( x + a2 )
2

Karena x tidak berubah Ketika kita mengintegrasi elemen muatan tersebut, kita
dapat mengeluarkannya dari integral. Maka
kx dq
E x= 3/ 2 ∫ dq
( x + a2 )
2
atau

kx
E pada sumbu suatu E x= 3/ 2
( x + a2 )
2 19-12
muatan cincin

E pada Sumbu sebuah


Cakra yang Dimuati
Secara Seragam
Gambar 19-6 menunjukkan
suatu cakra yang diberi
muatan secara seragam
dengan jari-jari R dan
muatan total Q. Karena luas
dari cakra tersebut adalah
πR , maka muatan per luas
2

satuannya adalah σ =Q/ πR2 Medan listrik pada sumbu


cakra akan sejajar dengan sumbu tersebut. Luas dari
cincin ini adalah dA=2 πa da ,, dan muatannya
dq=σ dA=2 πσa da.
Medan yang dihasilkan oleh cincin ini dinyatakan oleh Persamaan 19-12 jika kita
menggantikan Q dengan dq ¿ 2 πσa da . Jadi,
2
kx πσa da
dE x = 3 /2
( x 2 +a2 )
Medan total yang dihasilkan oleh cakra ini didapatkan dengan mengintegrasi
pernyataan ini dari a = 0 Sampai a = R;
R R
kx 2 πσa da
E x =∫ =kxπσ ∫ ( x +a )
2 2 −3/ 2
2 3 /2
2 a da
0 (x +a )
2
0

−3
Integral ini memiliki bentuk ∫ u n du , dengan u=x2 +a2 dan n=
2
. Maka
integrasi ini akan menghasilkan

[ ]
−1/ 2 R
( x 2 +a2 )
E x =kxπσ
−1
2 0
¿−2 kxπσ
(√ 2
1
x +R 2

1
x )
atau

( )
E pada sumbu sebuah x
muatan cakra E x =2 kxπσ 1− 19-13
√x 2
+ R2

E di Dekat Bidang Muatan Takhingga


Hasil yang penting dan menarik untuk medan di dekat suatu bidang muatan
takhingga dapat diperoleh dari Persamaan 19-13 dengan membiarkan R bergerak
mendekati takhingga atau x mendekati nol. Maka,
E di dekat bidang muatan E x =2 πkσ x >0 19-14a
tak hingga
Jadi, medan akibat suatu distribusi muatan bidang-takhingga ini akan seragam;
artinya, medannya tidak tergantung pada x. Pada sisi bidang takhingga yang lain,
untuk nilai x negatif, medannya akan menunjuk arah x negatif, sehingga
E x =−2 πkσ x >0 19-14b
Pada saat kita bergerak menyusuri sumbu x, medan listriknya akan meloncat dari
−2 πkσ i menjadi+2 πkiketika kita berjalan melintasi suatu bidang muatan
takhingga.
Contoh 19-2
Sebuah cakra berjari-jari 5 cm membawa densitas muatan permukaan seragam
sebesar 4 μC /m2. Dengan menggunakan pendekatan yang masuk akal, carilah
medan listrik pada sumbu cakra tersebut pada jarak-jarak (a) 0,01 cm, , (b) 6 m,
dan (c) 6 cm.
(a) Karena 0,01 cm jauh lebih kecil daripada jari-jari cakra tersebut, kita dapat
memandang cakra ini hampir sebagai bidang muatan takhingga dan
menggunakan Persamaan 19-14a. Dengan demikian, medan listriknya
adalah

E x =2 πkσ
¿ 2 π (8,99× 109 N . m 2 / C2 )(4 × 10−6 C /m2 )
¿ 226 kN /C

(b) Karena 6 m jauh lebih besar daripada jari-jari cakra, kita dapat
menganggap cakra ini sebagai suatu muatan titik
2
Q=σπ r = 4
( μCm ) π ( 0,05 m) =3,14 nC. Medan listrik pada jarak 6 m dari
2
2

muatan titik seperti ini adalah


kQ ( 8,99 ×10 N ∙ m /C ) ( 31,4 ×10 C )
9 2 2 −9
E x= 2 =
x ( 6 m )2
¿ 7,84 N /C
(c) Karena 6 cm tidak jauh lebih besar atau pun jauh lebih kecil dari pada jari
– jari 5 cm, kita gunakan pernyataan eksak yang dinyatakan oleh
Persamaan 19-13:

(
E x =2 πkσ 1− 2 2
x
√x +R)
( )
6 cm
¿( 226 kN /C) 1−
√ ( 6 cm )2 +( 5 cm )2
(
¿ 226
kN
C )
(1−0,768 )=52,4 kN /C

19-2 Hukum Gauss

Medan listrik yang dibangkitkan dari beberapa distribusi muatan simetris,


seperti cangkang muatan berbentuk bola dan garis gaya muatan takhingga, dapat
dengan mudah dihitung oleh hukum Gauss. Pada pasal ini, kami memberikan
argumen penguat untuk hukum Gauss dengan membahasnya menurut sifat-sifat
garis gaya medan listrik. Sebuah penurunan hukum Gauss yang teliti diberikan
dalam pasal 19-5.
Gambar 19-7 menunjukkan suatu permukaan berbentuk sebarang yang
melingkupi sebuah dipol. Jumlah garis gaya medan listrik yang datang dari
muatan positif, menyeberangi permukaan tersebut, dan bergerak keluar dari
volume yang dilingkupi olehpermukaan akan bergantung pada letak permukaan
tersebut, tetapi jumlahnya akan tepat sama dengan jumlah garis gaya yang
memasuki volume yang dilingkupi oleh permukaan tersebut dan berakhir pada
muatan negatif. Untuk permukaan yang dilingkupi oleh tipe distribusi muatan
yang lain, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 19-8, jumlah total dari garis
yang meninggalkan sebarang permukaan yang melingkupi muatan tersebut akan
berbanding lurus dengan muatan total yang dilingkupi oleh permukaan itu. Ini
merupakan pernyataan kualitatif hukum Gauss.

Gambar 19-9 memperlihatkan luasan A yang tegak


lurus terhadap medan listrik seragam tersebut. Fluks
listrik yang melewati permukaan luasan A yang tegak
lurus medan ini didefinisikan sebagai perkalian medan
E dan luasan A:
∅=EA
Satuan fluks adalah newton-meter kuadrat per coulomb
2
( N ∙ m /C).
Pada Gambar 19-10, permukaan luasan A2, tidak tegak
lurus terhadap medan listrik E. Jumlah garis yang
menyeberangi luasan A2, sama dengan jumlah yang
menyeberangi luasan A1,. Luasanluasan ini memiliki
hubungan
A2 cos θ=A 1

dengan θ adalah sudut antara E dengan vektor satuan n^


yang tegak lurus permukaan A2, seperti yang
diperlihatkan pada gambar tersebut. Fluks yang
melintasi permukaan yang tidak tegak lurus terhadap E
adalah
∅=E ∙ n^ A=EA cos θ=E n A
Dengan En =E ∙ n^ adalah komponen dari vector medan listrik yang tidak tegak
lurus, atau normal, terhadap permukaan tersebut.
Misalkan n^ i , adalah vektor satuan yang
tegak lurus terhadap elemen ke-i dan ∆ A iadalah
luasnya. (Gambar 19-11). Fluks untuk medan listrik
yang melewati elemen ini adalah
∆ ∅i =E∙ n^ i ∆ A i

Definisi umum fluks listrik ini dengan demikian


akan menjadi

Definisi fluks listrik

∅= lim
∆ Ai →0
∑ E ∙ n^ i ∆ A i=∫ E ∙ n^ dA
i
19-16

Gambar 19-12 menunjukkan suatu permukaan bola


berjarijari R yang pusatnya terletak di muatan titik
Q. Medan listrik di sebarang tempat pada
permukaan ini tegak lurus terhadap permukaan
tersebut dan memiliki besar
kQ
En =
R2
Fluks total yang melewati permukaan bola ini
adalah
∅ net =∲ s E n dA=E n ∲s dA

Integral dA terhadap permukaan ini ternyata adalah


luas total permukaan tersebut, yang besarnya adalah

4 π R2 . Dengan menggunakan ini serta memakai kQ /R 2menggantikan En , kita


akan memperoleh
kQ 2
∅ net = 2
4 π R =4 πkQ 19-18
R
Jadi, fluks total yang melewati suatu permukaan berbentuk bola dengan muatan
titik di pusatnya tidak bergantung pada jari-jari bolanya dan besarnya adalah 4 tk
kali besar muatan titiknya.
19-3 Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan
Hukum Gauss
Kita dapat dengan mudah menelaah fluks listrik yang melewati permukaan
ini dan menggunakan hukum Gauss untuk menghubungkan medan listrik terhadap
muatan di dalam permukaan tersebut. Permukaan yang biasa dipakai untuk
menghitung medan listrik menurut hukum Gauss ini disebut permukaan gauss.
Pada bagian ini, kita akan menggunakan metoda ini untuk menghitung medan
listrik akibat sejumlah distribusi muatan yang simetris.
E di dekat Muatan Titik
Pertama-tama kita gunakan hukum Gauss untuk mencari medan listrik sejarak r
dari muatan titik q . Misalkan muatan titik ini terletak di titik asal. Berdasarkan
simetri. E pasti radial, dan besarnya dapat bergantung semata-mata pada jarak dari
muatannya.
Muatan total di dalam permukaan tersebut tidak lain adalah muatan titik q, maka
menghasilkan
q 1 q
Er 4 πr 2= dan Er =
ε0 4 πε 0 r 2

E di dekat Bidang Muatan Tak Terhingga


Kita ingin mencari medan listrik didekat bidang muatan tak terhingga dengan
densitas muatan permukaan σ . Berdasarkan simetri, kita tahu bahwa medan listrik
haruslah tegak lurus terhadap bidang dan bergantung semata-mata pada jarak z
dari bidang tersebut. Maka,
σ
En = =2 πkσ
2 ε0

E di dekat Muatan Garis Takhingga


Kita perhatikan medan listrik sejarak r dari suatu muatan garis yang sangat
panjang dengan densitas muatan linier yang seragam λ . Pada gambar 19-16,
sebuah permukaan silinder panjang L dan jari-jari r sudah digambar mengelilingi
garis tersebut. Berdasarkan simetri, di titik-titik yang letaknya jauh dari ujung-
ujung garis tersebut, garis-garis medan listrik akan memancar keluar garis tersebut
secara seragam (jika muatan garisnya positif).
Gambar 19-16
Fluks yang melewati permukaan ini adalah Er kali luas permukaan 2 πrL .
Karena luas permukaan silinder ini adalah 2 πrL , kita akan mendapatkan
1 λ λ
Er = =2 k
2 πε 0 r r

19-4 Muatan dan Medan pada Permukaan Konduktor


Pada permukaan yang membawa densitas muatan permukaan σ , komponen dari
medan listrik yang tegak lurus terhadap permukaan ini diskontinu sebesar σ /ε 0 :
σ
E02−E 01=
E0

19-5 Penjabaran Matematis Hukum Gauss (Pilihan)


Dalam keadaan kesetimbangan elektrostatis, muatan listrik total pada suatu
konduktor berada pada permukaan konduktor tersebut. Medan listrik tepat di luar
permukaan konduktor ini tegak lurus terhadap permukaannya dan memiliki σ /ε 0 '
di mana σ adalah densitas muatan permukaan lokal di titik pada konduktor
tersebut.
BAB 20
Potensial Listrik

Dalam pelajaran mekanika, kita mendapatkan bahwa konsep energy potensial


sangat berguna. Ketika kita mengangkat suatu benda dengan massa m setinggi h
dekat permukaan bumi, kerja yang kita lakukan menjadi energy potensial mgh
dari suatu sistem massa bumi. Jika kita kemudian menjatuhkan benda tersebut,
energy potensial ini diubah menjadi energy kinetik. Gaya listrik antara dua
muatan adalah searah sepanjang garis muatan-muatan dan berbanding terbalik
terhadap kuadrat jaraknya, sama dengan gaya gravitasi antara dua massa. Seperti
gaya gravitasi, gaya listrik adalah konservatif. Sehingga ada hubungan fungsi
energy potensial dengan gaya listrik. Seperti yang akan kita lihat, energy potensial
partikel dalam suatu medan listrik sebanding dengan muatannya.
20.1 Potensial Listrik dan Beda Potensial
Secara umum, ketika gaya konservatif F bekerja pada sebuah partikel yang
mengalami perpindahan d l perubahan dalam fungsi energy potensial dU
didefinisikan dengan (Pers 6-17).
dU =−F . d l
Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif mengurangi energy potensial
(Gambar 20-1). Gaya yang digunakan medan listrik E pada muatan titik qo adalah
F=q o E

Gambar 20-1 (a) kerja yang dilakukan oleh


medan gravitasi pada sebuah massa mengurangi
energy potensial gravitasi. (b) kerja yang
dilakukan oleh medan listrik pada sebuah muatan
+q mengurangi energy potensial elektrostatik.
Perubahan energy potensial sebanding dengan muatan uji q o. Perubahan energy
potensial per satuan muatan disebut beda potensial dV .
dU
Definisi beda potensial dV = =−E . d l
qo

Untuk perpindahan berhingga dari titik a ke titik b, perubahan potensialnya adalah


b
dU
∆ V =V b−V a= =−∫ E . d l
qo a

Beda potensial Vb−Va adalah negative dari kerja per satuan muatan yang
dilakukan oleh medan listrik pada muatan uji positif jika muatan pindah dari titik
a ke titik b.
Contoh 20.1
Medan listrik menunjuk pada arah x positif dan mempunyai besar konstan 10 N/C
= 10 V/m. Tentukan potensial sebagai fungsi x , anggap bahwa V = 0 pada x = 0.
Vektor medan listrik diberikan dengan E = (10 N/C)i = (10 V/m)i. Untuk
suatu perpindahan sembarang d l, perubahan potensial diberikan oleh (Pers 20-3a).
(Pers 20-3a) dU
dV = =−E . d l
qo

dV =−E . d l=− 10 ( Vm ) i. ( dx i+dy j+ dz k )


( Vm ) dx
¿− 10

Dengan integrasi dari titik x 1 ke x 2, kita dapatkan beda potensial V ( x 2 )−V ( x 1 )


x2 x2

V ( x 2 )−V ( x 1 )=∫ dV =∫ − 10
x1 x1
( Vm ) dx
¿− 10( Vm ) ( x −x )=( 10 Vm ) ( x −x )
2 1 1 2

Karena diketahui bahwa potensial nol pada x = 0, kita mempunyai V ( x 1 ) = 0 pada


x 1= 0. Maka potensial pada x 2 relatif terhadap V = 0 pada x = 0 diberikan oleh
V
V ( x 2 )−0=(10 )(0−x 2)
m
atau
V
V ( x 2)=−(10 )x
m 2
Pada titik sembarang x, potensial adalah
V
V (x 2)=−(10 )x
m
Jadi potensial nol pada x = 0 dan berkurang 10 V/m dalam arah x.
20.2 Potensial oleh Sistem Muatan Titik
Potensial listrik oleh muatan titik q di pusat dapat dihitung dari medan listrik,
kq
yang diberikan oleh E= 2 ȓ
r
Jika muatan uji q 0 pada jarak r diberikan suatu perpindahan d l=dr ȓ , perubahan
energy potensialnya dU =−q 0 E . d l, dan perubahan potensial listrik adalah
−kq −kq
dV =−E . d l= 2
ȓ . dr ȓ = 2 dr
r r
Dengan integrase kita dapatkan
+kq
V= +V 0
r
Di mana V 0 adalah konstanta integral.
Contoh 20.2
Proton dengan massa 1,67 . 10−27 kg dan muatan 1,6 . 10−19 C diletakkan dalam
N V
medan listrik yang serba sama E=(5,0 )i=(5,0 )i dan dilepaskan dari
C m
keadaan bebas. Setelah berjalan 4 cm, berapa kecepatan gerakannya?
Saat proton melintasi garis medan listrik, energi potensialnya berkurang dan
energi kinetiknya bertambah dengan jumlah yang sama. Menurut persamaan 20-3,
perubahan dalam potensial listrik untuk ∆ x=4 cm=0,04 m adalah

dV =−E . d l=− 5,0 ( V


m ) (
i . ( dx i )= −5,0 )
V
m
dx

(
∆ V =− 5,0
V
m )
( 0,04 m )=−0,20V
Perubahan energi potensial proton adalah hasil perkalian muatan dengan
perubahan potensialnya
(Pers 20.3) mendefinisikan perubahan fungsi V, yang
disebut potensial listrik (atau kadang hanya potensial)

∆ U =q ∆V =( 1,6 . 10−19 C ) (−0,20 V )=−3,2 . 10−20 J


Dengan kekekalan energi, kehilangan energi potensial sama dengan penguatan
dalam energi kinetik. Karena proton mulai dari keadaan bebas, penguatan energy
kinetiknya ½ mv2, di mana v adalah kecepatannya setelah perjalanan 4cm.
Sehingga kita mempunyai
∆ K + ∆ U=0

∆ K =−∆ U =−( 3,2 .10 J)


−20

1
m v 2=3,2 .10−20 J
2

2 ( 2 ) ( 3,2 .10−20 J ) 7
v= −27
=3,83 . 10 J /kg
1,67 .10 kg

v=√ 3,83. 107 J / kg ¿ 6,19 .10 m/ s


3

20.3 Energi Potensial Elektrostatik


Jika kita memiliki muatan titik q 1 , potensial pada jarak sejauh r 12 dinyatakan
dengan

kq1
v=
r 12
Kerja yang diperlukan membawa muatan uji kedua q 2 dari jarak sejauh tak hingga
kq1 q 2
ke jarak r 12 adalah w 2=q 2 v= . Untuk membawa muatan ketiga, kerja yang
r 12
harus dilakukan melawan medan listrik yang dihasilkan oleh kedua muatan q 1 dan
q 2. Kerja yang diperlukan untuk membawa muatan ketiga q 3 menuju jarak r 13 dan
kq q kq q
q 1 dan r 23 dari q 2 adalah w 3= 3 1 + 3 1 .Maka total kerja yang diperlukan
r 13 r 23
untuk memasang tiga muatan adalah
kq 1 q 2 kq 1 q 3 kq 2 q 3
w= + +
r 12 r 13 r 23
Contoh 20.3
(a) Berapakah potensial listrik pada jarak r =0,529 .10−10 m dari proton?
(ini adalah jarak rata-rata proton dan electron dalam atom hydrogen)
(b) Berapakah energy potensial electron dan proton pada pemisahan ini?
(a) Muatan Proton adalah q=1,6 . 10−19 C . (Pers 20-9) kq
v= v=0 pada r =∞
r

v=
kq
=
( 9
8,99 .10 N .
C )
m2 (
2
1,6 .10 C )
−19

r 0,529 .10−10 m
J
¿ 27,2 =27,2V
C
(b) Muatan electron adalah −e=−1,6 . 10−19 C . DAlam electron Volt, energy
potensial electron dan proton yang terpisah dengan jarak 0,529 . 10−10 m adalah
U =qV =−e ( 27,2V )=−27,2 eV
Dalam satuan SI, energy potensial adalah

U =qV =( −1,6 .10−19 C ) ( 27,2 V )=−4,35 .10−18 J


20.4 Penghitungan Potensial Listrik untuk Distribusi Muatan Kontinu
Dalam bagian ini, kita akan menghitung V untuk beberapa distribusi muatan
kontinu yang penting. Potensial akibat distribusi muatan kontinu dapat dihitung
dari (Pers 20-10) dengan pemilihan elemen muatan dq, di mana kita
memperlakukannya sebagai muatan titik, dan mengubah jumlah dalam (Pers 20-
kqi
10). v=∑
i ri 0
Contoh 20.4
Dua muatan titik positif sama besarnya +5 nC pada sumbu x. Satu di pusat dan
yang lain pada x=8 cm. Seperti ditunjukkan pada gambar.
(a) Tentukan potensial di titik p1 pada sumbu x pada x=4cm.

(b) Titik p2 pada sumbu y di y=6cm.

(a) Titik p1berjarak 4 cm dari tiap muatan. Dengan menggunakan (Pers 20-10) di
mana q 1=q 2=5 nC dan r 10 =r 20=0,04 m, kita dapatkan untuk potensial pada titik
tersebut
kqi kq i kq 2
v=∑ = +
i r i 0 r i 0 r 20
¿ 2 .¿ ¿

(b) Titik p2 berjarak 6 cm dari muatan yang satu dan 10 cm dari yang lain. Maka
potensial pada titik ini adalah
V =¿ ¿
¿ 749 V +450=1200V

20.5 Medan Listrik dan Potensial


Garis-garis medan listrik mengarah pada arah potensial yang berkurang. Jika
potensial diketahui, ia dapat digunakan untuk menghitung medan listrik. Anggap
perpindahan kecil d l di dalam medan listrik E yang berubah-ubah.
Contoh 20.5
Sebuah muatan titik q 1 berada di pusat, dan muatan titik kedua q 2 di sumbu x pada
x=a seperti ditunjukkan pada gambar. Tentukan potensial pada sumbu x.
Kita memerlukan untuk membagi sumbu x menjadi tiga daerah: Sebelah
kanan kedua muatan x >a , antara dua muatan 0< x <a , dan sebelah kiri kedua
muatan x <0. Pada titik p1 pada sebelah kanan kedua muatan, jarak ke q 1 adalah x
dan jarak ke q 2 adalah x−a . Maka potensial dalam daerah ini
kq 1 kq 2
V= + x >a
x x−a
Pada titik p2 antara muatan-muatan, jarak ke q 1 adalah x, tetapi jarak ke q 2 adalah
a−x . Maka potensial pada sumbu antara muatan-muatan adalah
kq 1 kq 2
V= + 0< x <a
x a−x
Pada titik p3 pada sebelah kiri kedua muatan, jarak terhadap q 2 adalah a−x . Maka
potensial pada sumbu sebelah kiri muatan adalah
kq1 kq 2
V= + x <0
−x a−x

20-6 Permukaan Ekipotensial, Pembagiaan Muatan dan


Kerusakan Dielektrik
Kita melihat bahwa tidak ada medan listrik dalam konduktor pada keseimbangan
statik. Sehingga tidak ada muatan gaya pada muatan uji
Gambar 20-14 permukaan-permukaan Gambar 20-15 Permukaan- Permukaan
ekipotesial

ekipotensial dan garis-garis medan listrik di dan garis-garis medan listrik di luar
konduktor bukan

luar konduktor bola bermuatan serba sama. Bola. Garis-garis medan listrik selalu
tegak lurus

Permukaan-permukaan ekipotensial adalah berbentuk terhadap Pembukaan-pembukaan


ekipotensial.

bola dan garis garis Medan adalah radial dan

tegak lurus terhadap permukaan permukaan ekipotensial.

Dan tidak ada kerja yang dilakukan pada muatan uji saat ia bergerak di dalam
konduktor. Sehingga potensial listrik sama di seluruh konduktor, yaitu volume
yang dapat ditempati konduktor adalah volume ekipotensial. Permukaan di mana
potensial konstan disebut permukaan energi potensial. Permukaan konduktor
adalah permukaan ekipotensial. Jika muatan uji diberikan perpindahan d lsejajar
terhadap permukaan ekipotensial, dV =−E d l=0 Maka garis-garis medan listrik
tegak lurus terhadap permukaan potensial. Gambar 20-14 dan 20-15 menunjukkan
permukaan ekipotensial dekat konduktor bola dan dekat konduktor bukan bola.
Perhatikan bahwa garis-garis Medan tegak lurus di mana saja pada permukaan
permukaan ini. Jika kita bergerak dengan jarak dekat di sepanjang garis medan
dan 1 permukaan itu potensial yang lain perubahan potensial
dV =−E . d l=−E d l .jika E besar, permukaan permukaan potensial dengan beda
potensial tertentu antara mereka adalah ruangan tertutup.
Contoh 20-13
Konduktor bola berongga tidak bermuatan mempunyai jari-jari dalam a dan
jari-jari luar b. Sebuah muatan positif +q berada dalam rongga dipusat bola.
Tentukan potensial V ( r ) disetiap tempat, anggap bahwa V =Odi r=∞
Seperti dibicarakan pada Bab 19, garis-garis medan listrik dari muatan titik
berakhir pada permukaan dalam kulit di r =a, di mana ada sebuah muatan
perangsang –q yang yang terdistribusi serta sama pada permukaan dalam titik
karena kulit konduktor tak ada muatan positif +q terdistribusi serba sama pada
permukaan luar di r =b. Sehingga kita mempunyai tiga muatan: sebuah muatan
titik q dipusat, kulit bola dengan muatan total -q dan jari-jari a dan kulit bola
dengan muatan total +q dan jari-jari b. Diluar bola, medan listrik sama seolah-
olah tidak ada kulit dan diberikan oleh Er =kql r 2titik potensial listrik di luar kulit
diberikan oleh
kq
V= a >b
b
Karena potensial listrik harus kontinu dimna saja,
kq
V= a≤r ≤b
b
2
Didalam lubang, kembali medan listrik adalah Er =kq / r . Oleh karena itu potensial
untuk r < a diberikan oleh
kq
V= +V 0
b
Dimana V 0 adalah konstanta. Konstanta ini tidak ditentukan V =0 di r ∞ karena r
tidak menuju tak terhingga dalam lubang. Sebaliknya, kita menentukan konstanta
V 0 oleh kondisi bahwa V harus kontinu di r =a, karena V =kq /b berlaku dimana
saja di dalam material konduktor, ia harus mempunyai harga ini di r =a . Sehingga
di r =akita punya
kq kq
V= + V 0=
a b
Yang berarti V 0 diberikan oleh

kq kq
V 0= −
b a
Didalam lubang potensial diberikan oleh
kq kq kq
V= + − r <a
r b a
Gambar 20-16 menunjukan plot V versus r .
Secara umum, dua konduktor yang dipisahkan dengan suatu jarak tidak
akan berada pada potensial yang sama. Beda potensial antara konduktor tersebut
tergantung pada bentuk geometri nya, jaraknya, dan muatan bersih masing-
masing. Ketika dua konduktor disambung, muatan pada konduktor menyebar
dengan sendirinya sehingga keseimbangan elektrostatik terbentuk dan medan
listrik nol di dalam konduktor. Ketika tersambung dua konduktor dianggap
sebagai konduktor tunggal dengan permukaan potensial tunggal. Perpindahan
muatan dari satu konduktor ke yang lain disebut pembagian muatan (charger
sharing).
Anggap konduktor bola jari-jari R rumus membawa sebuah muatan rumus +Q .
Garis-garis medan listrik di luar konduktor mengarah radial keluar, dan
potensial konduktor relatif terhadap tak hingga adalah rumus kQ/R. Jika kita
bawa yang kedua, konduktor tak bermuatan, potensial dan garis-garis Medan
akan berubah. Elektron pada konduktor tak bermuatan akan ditarik oleh muatan
positif rumus, mewariskan sisi dekat konduktor tak bermuatan dengan muatan
negatif dan sisi jauh dengan muatan positif Q. Tuliskan sisi dekat konduktor tak
bermuatan dengan muatan muatan negatif dan sisi jauh dengan muatan positif
( Gambar 20-17 ). Pemisahan muatan pada konduktor netral ini akan
berpengaruh terhadap distribusi muatan serba sama yang asli dari konduktor
bermuatan titik walaupun perhitungan dalam distribusi muatan dan potensial
untuk kasus ini sungguh kompleks, kita dapat melihat bahwa beberapa garis
medan meninggalkan ujung konduktor positif ke muatan negatif pada sisi dekat
konduktor netral dan jumlah garis yang sama meninggalkan sisi jauh konduktor
netral. Karena garis-garis Medan mengarah ke daerah potensial rendah
konduktor bermuatan positif harus berada pada potensial yang lebih besar dari
konduktor netral.
Jika kita meletakkan dua konduktor tersebut bersambung muatan positif akan
mengalir ke konduktor netral sehingga kedua konduktor pada potensial yang
sama. ( sebenarnya, elektron negatif mengalir dari konduktor netral konduktor
positif tetapi lebih umum untuk memikirkan hal ini sebagai aliran muatan positif
dalam Arab berlawanan ). Jika konduktor konduktor ideal, mereka akan membagi
muatan awal dengan sama. Jika sekarang konduktor, masing-masing akan
1
membawa muatan Q, dan keduanya pada potensial yang sama. Coulomb
2
menggunakan cara pembagian muatan muatan ini untuk menghasilkan berbagai
muatan dengan perbandingan yang diketahui untuk suatu muatan awal dalam
percobaannya untuk

menemukan hukumnya untuk gaya antara muatan-muatan (titik) yang kecil.


Pada Gambar 20 -18 konduktor kecil membawa muatan positif q berada di dalam
lubang konduktor besar titik dalam keseimbangan, medan listrik nol di dalam
material mengantar kedua konduktor titik garis garis medan listrik yang
meninggalkan muatan q positif dan harus berakhir pada permukaan dalam
konduktor besar. Hal ini bukan masalah apakah muatan mungkin di permukaan
luar konduktor besar. Tanpa memperhatikan muatan pada konduktor besar,
konduktor kecil dalam lubang pada potensial yang lebih besar karena garis-garis
medan listrik pergi dari konduktor ini ke konduktor besar. Jika sekarang
konduktor dihubungkan, katakan dengan kabel penghantar yang baik semua
muatan yang semula di konduktor kecil akan mengalir ke yang besar. Ketika
hubungan ini putus, tidak ada motor terkecil dan dalam lubang dan tidak ada ada
Garis medan pada bagian mana saja di permukaan luar konduktor besar. Muatan
positif dipindah dari konduktor kecil seluruhnya yang terletak di permukaan luar
konduktor besar. Jika kita meletakkan muatan lebih positif pada konduktor dalam
akan mengalir lagi ke konduktor luar. Prosedur ini dapat terulang untuk jangka
waktu yang tak terbatas. Metode ini menggunakan untuk menghasilkan potensial
besar dalam generator V an de Graaff, di mana muatan dibawa ke permukaan
dalam konduktor bola besar dengan membawa muatan ke bola luar yang berada
pada potensial tinggi titik muatan besi yang lebih besar di konduktor luar
potensialnya lebih besar.
Potensial maksimum yang didapatkan dalam cara ini terbatas hanya dengan
fakta molekul udara menjadi teorisasi dalam medan listrik tinggi dan udara
menjadi konduktor. Fenomena ini, disebut kerusakan dielektrik( dielektrik break
down), yang terjadi di udara pada medan listrik dengan kekuatan.
6
Emaks ≈ 3 ×10 V /m=3 MV /m . Kuat medan ketika kerusakan dielektrik terjadi
pada suatu materi disebut kuat dielektrik ( dielectric strength ) material tersebut.
Kuat medan tersebut di udara kira/kira 3MV/m.
Contoh 20-14
Konduktor bola mempunyai jari-jari 2 m. (a) berapakah muatan maksimum
yang diletakan dibola tersebt sebelum kerusakan dielektrik? (b) berapakah
potensial maksimum bola?
(a) Medan listrik di luar konduktor membawa muatan permukaan σ

σ
E=
ε0

Penetapan ini sama dengan medan listrik maksimum diudara, kita


dapatkan untukσ maks
σ
Emaks =3 ×106 N /C= maks
ε0

Selanjutnya muatan maksimum pada bola adalah


2
Q=4 π R σ maks

¿ 4 π R ( ε 0 Emaks ) =4 π ( 2 m ) ( 8,85 ×10 C /N . m ) ( 3 × 10 N /C )


2 2 −12 2 2 6

−3
¿ 1,33 ×10 C

(b) Potensial maksimum bola yang membawa muatan ini adalah

kQ ( 8,89 × 10 N . m /C ) ( 1,33× 10 C )
9 2 2 −3
V maks= =
R 2m
6
¿ 5,98 ×10 V

Ketika muatan diletakkan pada konduktor bukan bola, seperti permukaan


konduktor akan menjadi permukaan ekipotensial tetapi densitas muatan
permukaan muatan persatuan luas dan medan listrik di luar konduktor
akan bervariasi dari titik ke ketitik. Dekat titik dimana jari-jari lengkungan
kecil, seperti titik A pada densitas muatan permukaan dan medan listrik
akan menjadi besar sedangkan dekat titik dimana jari-jari lengkungan
besar seperti titik B mereka akan menjadi kecil Titi kita dapat mengerti ini
secara kualitatif dengan menganggap ujung-ujung bola konduktor
memiliki jari-jari berbeda. Ambilσ adalah densitas muatan permukaan.
Potensial berjari-jari r adalah

kq 1 q
V¿ =
r 4 π ε0 r

Karena luas bola 4 π r 2 , muatan dengan bola dihubungkan terhadap


densitas dengan

2
q=4 π r σ

Subtitusi pernyataan untuk ini untuk q ke persamaan 20-29, kita


mempunyai

1 4 π r 2 σ rσ
V= =
4 π ε0 r ε0

Dengan pemecahan untuk σ , kita dapatkan

ε0 V
σ=
r

Karena kedua ‘bola’ berada pada potensial yang sama, yang jari-jarinya lebih
kecil harus mempunyai densitas muatan yang lebih Besar. Dan karena listrik di
permukaan konduktor sebanding dengan destinasi muatan permukaan medan
listrik terbesar di titik pada konduktor dengan jari-jari lengkungan terkecil. Untuk
konduktor dengan untuk sembarang, potensial ketika terjadi kerusakan dielektrik
bergantung pada jari-jari lengkungan terkecil suatu bagian konduktor. Jika
konduktor mempunyai ujung-ujung tajam berupa lengkungan lengkung berjari-
jari sangat kecil kerusakan dielektrik akan terjadi pada potensial yang relatif
rendah pada generator Van de graaff muatan dipindah ke Bandengan konduktor
ujung tajam dekat bagian dasar ban titik muatan dilepas dari ban dengan
konduktor ujung tajam dengan bagian atas ban titik penangkal petir di bagian atas
bangunan tinggi menarik muatan yang berada di dekat awan sebelum potensial
awan dapat bertambah menjadi sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai