Anda di halaman 1dari 9

AGORA Vol. 3, No.

2, (2015) 37

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA PT SINAR JAYA ABADI BERSAMA
Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail : tnt_369@yahoo.com ; andrea@petra.ac.id

Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Penelitian lain juga yang dilakukan oleh
pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan Darmayanti, Bagia, dan Suwendra (2014) yang menyatakan
pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama. Populasi dalam penelitian adanya perngaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan
ini berjumlah 39 karyawan di PT Sinar Jaya Abadi Bersama. pada perusahaan daerah air minum (PDAM) di Kabupaten
Hasil dari penelitian didapatkan bahwa motivasi dan
Gianyar. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi karyawan
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Diantara kedua variabel tersebut, motivasi
dalam bekerja akan dapat memacu semangat dan kegairahan
memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kinerja karyawan karyawan dalam bekerja sehingga juga dapat meningkatkan
dibandingkan kompensasi. kinerja.
Penelitian yang dilakukan Riyadi (2011)
Kata Kunci – Motivasi, Kompensasi, Kinerja menyatakan terdapatnya pengaruh positif antara motivasi
karyawan dan kinerja karyawan pada perusahaan manufaktur di Jawa
Timur. Bila penilaian kinerja karyawan dilaksanakan dengan
baik, tertib, dan benar akan dapat membantu meningkatkan
I. PENDAHULUAN motivasi karyawan yang ada di dalamnya. Apabila ini terjadi
Kinerja menjadi suatu masalah yang sering kali akan menguntungkan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu
umum dibicarakan. Indonesia diprediksi mengalami penilaian kinerja perlu dilakukan secara formal dengan
penurunan sebanyak 20% dibandingkan tahun lalu dari total kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan secara
pencapaian kinerja ekspor Indonesia untuk Industri mebel objektif.
dilansir sampai tahun 2014 oleh Asosiasi Industri Kompensasi merupakan salah satu cara yang dapat
Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo). Kinerja diberikan perusahaan berupa imbalan kepada karyawan.
Indonesia masih kalah dengan Malaysia dan Vietnam, Kompensasi dapat meningkatkan ataupun menurunkan ki-
padahal luas hutan produksi yang dimiliki Indonesia jauh nerja karyawan. Pemberian kompensasi kepada karyawan
lebih besar dibandingkan kedua negara tersebut (Lenny, perlu mendapatkan perhatian lebih oleh perusahaan.
2014). Kompensasi harus memiliki dasar yang kuat, benar dan adil.
Motivasi menjadi hal yang penting bagi karyawan, Apabila kompensasi dirasakan tidak adil maka akan menim-
karyawan yang termotivasi akan merasa lebih bahagia, sehat bulkan rasa kecewa kepada karyawan, sehingga karyawan
dan ingin datang untuk bekerja. Kurangnya motivasi yang baik akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu
karyawan dapat berdampak serius bagi tingkat absensi dan agar dapat mempertahankan karyawan yang baik, maka pro-
keterlibatan karyawan. Semangat kerja karyawan yang ren- gram kompensasi dibuat sedemikian rupa, sehingga
dah dapat merugikan pencapaian tujuan bisnis dan karyawan yang berpotensi akan merasa dihargai dan bersedia
profitabilitas perusahaan. Survei Mazars yang dilakukan di untuk bertahan di perusahaan (Muljani, 2002). Kompensasi
Irlandia mengungkapkan hanya 58% dari karyawan ter- yang diberikan kepada karyawan bertujuan untuk lebih
motivasi untuk melakukan yang terbaik dan 42% dari memotivasi dalam meningkatkan kinerja di perusahaan.
karyawan kehilangan motivasi atau sangat kehilangan moti- Penelitian yang dilakukan oleh Dhermawan,
vasi (McCarthy, 2013). Oleh karena itu, perusahaan harus Sudibya & Utama (2012) menyatakan bahwa kompensasi
memperhatikan motivasi karyawan agar antara perusahaan terhadap kinerja menunjukkan pengaruh yang positif dan
dan karyawan dapat berjalan dengan lancar tanpa saling signifikan pada lingkungan kantor dinas pekerjaan umum
merugikan. provinsi Bali. Ini berarti kenaikan kompensasi akan
Motivasi merupakan salah satu alat terbaik untuk memberikan dampak meningkatkan kinerja karyawannya
meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan dan sebaliknya jika kompensasi yang diberikan oleh peru-
oleh Zameer, Ali, Nisar & Amir (2014) menyatakan terdapat sahaan kepada karyawan kurang atau tidak baik, maka
pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada dampak yang terjadi di perusahaan adalah kinerja karyawan
perusahaan industri minuman di Pakistan. Perusahaan harus akan menjadi rendah.
memotivasi karyawan agar memberikan kinerja yang Penelitian yang dilakukan Yensy (2010)
terbaik. Penelitian lain juga menyatakan adanya pengaruh menyatakan kompensasi mempunyai pengaruh signifikan
motivasi terhadap kinerja karyawan pada bagian pemasaran terhadap kinerja karyawan pada SMA Negeri 2 Argamakmur
PT Adira Finance di Singaraja, dalam upaya meningkatkan di Bengkulu Utara. Kompensasi yang dikelola dengan baik
kinerja karyawan, diharapkan perusahaan lebih memperhati- atau dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam jangka
kan motivasi karyawan (Aristarini, Kirya & Yulianthini, panjang dapat menjadi strategis perusahaan dan dapat di-
2014).
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 38
gunakan sebagai alat yang efektif untuk mencapai, me- kurang memadai sehingga berpengaruh terhadap kinerja
melihara dan mempertahankan semangat kerja yang karyawan yang kurang optimal.
produktif. PT Sinar Jaya Abadi Bersama ini adalah salah satu
Hasil penelitian dari Suwati (2013) menyatakan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi terpal, me-
pemberian kompensasi yang tidak tepat pada waktunya akan miliki 50 karyawan di berbagai divisi yang berbeda dan
mengakibatkan disiplin, moral dan gairah kerja karyawan berlokasi di Surabaya. Perusahaan ini memberikan
menurun. Perusahaan harus memahami bahwa balas jasa kompensasi pada karyawan berupa uang makan, uang
akan dipergunakan karyawan beserta keluarganya untuk me- transportasi, dan uang lembur. Kompensasi yang diberikan
menuhi kebutuhan-kebutuhannya, di mana kebutuhan itu berdasarkan lama kerja karyawan. Jadi pemberian kompen-
tidak dapat ditunda, misalnya makan. Kebijaksanaan sasi kepada karyawan yang lama bekerja mendapatkan lebih
kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu besar dibandingkan karyawan yang baru bekerja. Hal
pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan keinginan tersebut bertujuan agar adil pembagian kompensasinya.
karyawan untuk mencapai kinerja karyawan yang optimal Pemberian kompensasi bertujuan agar karyawan
sehingga membantu terwujudnya sasaran perusahaan. Hal memberikan hasil yang terbaik kepada perusahaan dan
tersebut menyatakan adanya pengaruh positif antara motivasi membuat karyawan tetap bertahan lama di perusahaan.
terhadap kinerja karyawan pada PT Tunas Hijau Samarinda. Dari hasil yang diteliti penulis, motivasi karyawan di
Penelitian yang dilakukan oleh Purnami, Suwendra perusahaan PT Sinar Jaya Abadi Bersama mengalami
& Susilo (2014) menyatakan bahwa kompensasi penurunan. Hal itu ditunjukkan dari sikap karyawan yang
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja sering ijin untuk tidak masuk kerja dan kurangnya semangat
karyawan pada UD Mente Bali Sejahtera. Hal tersebut ber- kerja para karyawan. Direktur Utama PT Sinar Jaya Abadi
arti semakin tinggi kompensasi akan semakin meningkatkan Bersama juga mengakui bahwa kinerja karyawan menurun
motivasi karyawan dalam meraih kinerja yang tinggi pula. sehingga membuat kerugian terhadap perusahaan karena
Penelitian lain juga menyatakan terdapat pengaruh antara dengan motivasi karyawan yang menurun mengakibatkan
kompensasi terhadap kinerja karyawan. menurunnya hasil produksi dari target yang ditentukan oleh
Setiap karyawan dalam suatu perusahaan belum perusahaan.
tentu bersedia memberikan kemampuan yang dimilikinya Berikut adalah hasil produksi terpal di PT Sinar Jaya
secara penuh, sehingga masih diperlukan adanya pendorong Abadi Bersama dari tahun 2011–2014 yang mengalami
dari pihak perusahaan. Setiap perusahaan mengharapkan penurunan :
karyawannya memberikan kinerjanya yang maksimal, agar
memberikan dampak positif kepada perusahaan. Perusahaan Produksi Terpal PT SJAB
perlu memberikan motivasi dan kompensasi yang tinggi
untuk karyawan, sehingga karyawan akan memberikan 950000
timbal balik berupa pengaruh positif pada kinerja karyawan 900000
Dalam m2

itu sendiri. Hal tersebut akan memberikan dampak positif


juga terhadap perusahaan. 850000
Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, 800000
Susilaningsih & Sumaryati (2013) menyatakan terdapatnya
2011 2012 2013 2014
pengaruh positif antara motivasi dan kompensasi terhadap
kinerja karyawan pada perusahaan daerah air minum Gambar 1. Produksi Terpal
(PDAM) di Surakarta. Hal tersebut menjelaskan pemberian Sumber : diolah penulis
kompensasi dari perusahaan sebaiknya disesuaikan dengan Motivasi yang dilakukan PT Sinar Jaya Abadi
kinerja yang diciptakan oleh karyawan. Motivasi yang Bersama dengan mengadakan acara liburan ke Bali bersama
dimiliki juga sebaiknya bisa meningkatkan kinerja karyawan setahun sekali. Acara liburan ini bertujuan untuk mempererat
supaya tujuan perusahaan tercapai. Perusahaan juga hubungan antar karyawan, serta antara karyawan dan
memiliki pemimpin yang ada di perusahaan yang mendapat manajer. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih lanjut
kompensasi dan bisa menciptakan motivasi yang baik maka pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja
pemimpin perusahaan sebaiknya bisa meningkatkan kinerja karyawan.
karyawan saat bekerja. Karyawan menerima kompensasi Motivasi adalah proses yang menggerakkan atau
yang sudah diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kinerja mendorong seseorang melakukan suatu perbuatan mencapai
karyawan, dan motivasi yang karyawan miliki seharusnya untuk mencapai tujuan yang di harapkan (Bangun, 2012,
tetap selalu ada pada diri karyawan saat bekerja sehingga p.312; Torang, 2013, p.57)
kinerja karyawan akan terus meningkat dan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Kasenda (2013) Teori Motivasi
juga menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan antara Teori motivasi dibagi menjadi dua dorongan:
kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT 1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal
Bangun Wenang Beverages Company di Manado. Pem- Menurut Badeni (2013, p.78) ada beberapa model atau
berian kompensasi memiliki kelemahan yang harus ditinjau teori tentang motivasi yang searah dengan pandangan bahwa
oleh pemimpin misalnya semakin tingginya persaingan se- motivasi sebagai dorongan dari dalam yaitu:
hingga para karyawan dipacu sedemikian rupa sampai
melampaui kemampuan fisik dan mental. Selain kompensasi 1) Teori motivasi kebutuhan dari Abraham Maslow
faktor yang perlu diperhatikan adalah motivasi. Adapun Manusia dimotivasi untuk memuaskan kebutuhan yang
indikasi melemahnya motivasi karyawan adalah lemahnya melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat
pengawasan, tidak ada penghargaan terhadap target yang bawaan.
dicapai, lingkungan kerja seperti tata kelola ruangan yang 2) Teori X dan Y
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 39
Manusia pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu jenis adalah pekerjaan yang tingkat kesulitannya sedang,
manusia yang termasuk jenis X dan Y. Masing-masing jelas, dan diterima oleh pelaksana.
memiliki karakteristik tertentu:
a. Manusia jenis X: Membangun Motivasi
Orang dengan tipe ini tidak menyukai kerja dan selalu Menurut Wibowo (2014 p.324) teknik memotivasi
ingin menghindari pekerjaan dan tanggung jawab harus dapat memastikan bahwa lingkungan dimana
apabila mungkin. Tidak menyukai kerja, mereka karyawan bekerja memenuhi sejumlah kebutuhan manusia
harus dipaksa, diawasi atau diancam dengan yang penting. Beberapa cara perlu dilakukan untuk dapat
hukuman agar berprestasi atau mencapai tujuan. membangun motivasi, yaitu:
Tidak punya inisiatif, senang diarahkan. Bila 1. Menilai sikap
dikaitkan dengan teori kebutuhan, dikatakan bahwa Penting bagi manajer untuk memahami sikap mereka
tipe manusia X, termasuk memiliki hierarki terhadap bawahannya. Pikiran mereka dipengaruhi oleh
kebutuhan tingkat rendah. pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaima-
b. Manusia jenis Y: na berperilaku terhadap semua orang yang dijumpai.
Orang dengan tipe ini menunjukkan sifat yang senang 2. Menjadi Manajer Yang Baik
bekerja, mempunya inisiatif dan tidak senang Manajer yang baik mempunyai karakteristik :
diarahkan karena memreka memiliki kemampuan mempunyai komitmen bekerja, berkolaborasi dengan
untuk mengambil keputusan. Tipe manusia Y bawahan, memercayai orang, loyal pada teman sekerja,
memiliki kebutuhan tingkat tinggi. menghindari ‘politik kantor’.
3) Three needs theory 3. Memperbaiki Komunikasi
Teori ini dikemukakan oleh David McClelland yang Komunikasi antar manajer dengan bawahan dilakukan
mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia yaitu: dengan menyediakan informasi secara akurat dan detail.
a. Kebutuhan berprestasi (Need for achievement) yaitu Informasi menyangkut apa yang ingin diberitahukan dan
keinginan untuk melakukan sesuatu lebih baik apa yang mau diketahui manajer dengan bawahan.
dibandingkan sebelumnya 4. Menciptakan Budaya Tidak Menyalahkan
b. Kebutuhan untuk berkuasa (Need for power) yaitu Setiap manajer dan bawahan yang mempunyai tanggung
kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh jawab harus dapat menerima kegagalan. Tetapi untuk
terhadap orang lain. memotivasi secara efektif diperlukan ‘budaya tidak
c. Kebutuhan afiliasi (Need for affiliation) yaitu menyalahkan’.
kebutuhan untuk disukai dan mengembangkan atau 5. Memenangkan Kerja Sama
memelihara persahabatan dengan orang lain. Komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah
4) Teori Dua Faktor (Motivation-Hygiene-Theory) kerja sama, yang harus diberikan manajer pada bawahan
Suatu pekerjaan berhubungan dengan dua aspek, yaitu dan sebaliknya diharapkan dari mereka.
pekerjaan itu sendiri contohnya mengajar, 6. Mendorong Inisiatif
mengkoordinasi suatu kegiatan, dan lain-lain yang Kemampuan mengambil inisiatif tergantung pada
disebut job content dan aspek yang berkaitan dengan pemberdayaan dan lingkungan yang mengenal
pekerjaan contohnya gaji, kebijaksanaan perusahaan, kontribusi. Semakin banyak yang diharapkan orang, se-
rekan kerja, dan lingkungan kerja yang disebut job makin banyak mereka memberi selama ada dukungan.
context.
2. Motivasi Sebagai Dorongan Eksternal Indikator Motivasi
Menurut Badeni (2013) ada beberapa model motivasi Beberapa indikator motivasi menurut George & Jones
yang semata-mata dipengaruhi oleh tuntutan kebutuhan (2005, p. 175) yakni:
yang bersifat internal tetapi dipengaruhi oleh apa yang 1. Perilaku Karyawan
dipelajari, sesuai dengan pandangan di atas meliputi: Kemampuan karyawan memilih perilaku bekerja yang a-
1) Teori Harapan kan mereka pilih. Perilaku karyawan yang baik dalam
Kecenderungan bertindak dalam suatu cara tertentu bekerja menunjukkan bahwa karyawan termotivasi
bergantung pada kekuatan suatu penghargaan bahwa dalam bekerja.
tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu 2. Usaha Karyawan
dan pada daya tarik dari keluaran tersebut. Motivasi Hal ini berkaitan dengan usaha keras yang dilakukan
dipengaruhi oleh tiga faktor atau situasi yaitu: karyawan dalam bekerja. Usaha keras yang dilakukan
a. Hubungan antara tingkat usaha dengan kinerja. karyawan menandakan bahwa karyawan termotivasi
b. Hubungan antara kinerja dengan ganjaran. dalam bekerja.
c. Hubungan ganjaran dengan tujuan pribadi. 3. Kegigihan Karyawan
2) Teori Keseimbangan atau Keadilan Kegigihan karyawan mengacu pada perilaku seseorang
Karyawan membandingkan masukan dan keluaran yang tetap ingin bekerja walaupun adanya rintangan,
pekerjaan dengan karyawan lain, kemudian berespon masalah, dan halangan. Kegigihan karyawan yang tinggi
untuk menghapuskan ketidakadilan. menunjukkan bahwa karyawan memiliki motivasi yang
3) Teori Penguatan tinggi.
Faktor yang memotivasi seseorang dalam melakukan
pekerjaan adalah imbalan yang akan diterima dari Pengertian Kompensasi
pelaksanaan suatu pekerjaan. Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima
4) Teori Penetapan Tujuan karyawan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak
Tujuan spesifik dan sulit menghantarkan ke kinerja langsung yang merupakan bentuk biaya yang harus dikelu-
yang lebih tinggi. Pekerjaan yang dapat memotivasi arkan perusahaan dengan harapan memperoleh imbalan
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 40
berupa prestasi kerja dari karyawan (Hasibuan, 2012, p.118; Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat
Sofyandi, 2008, p.159). kompensasi semakin besar.
7. Posisi jabatan karyawan
Tujuan Pemberian Kompensasi Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan
Menurut Rachmawati (2008, p.144) tujuan perusahaan menerima gaji atau kompensasi lebih besar. Hal ini wajar
memberikan kompensasi pada karyawannya: karena karyawan yang mendapat kewenang dan
1. Mendapatkan karyawan yang berkualitas tanggung jawab lebih besar harus mendapatkan gaji atau
Perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan karya- kompensasi yang lebih besar pula.
wan yang berkualitas dan memenuhi standar yang 8. Pendidikan dan pengalaman kerja
diminta perusahaan. Jika tingkat pendidikan karyawan tinggi dan pengalaman
2. Mempertahankan karyawan yang sudah ada kerjanya lama maka gaji atau kompensasi juga semakin
Dengan adanya kompensasi yang kompetitif, perusahaan besar, karena kecakapan dan keterampilannya lebih baik.
dapat mempertahankan karyawan yang berpotensial dan 9. Kondisi perekonomian nasional
berkualitas untuk tetap bekerja pada perusahaan. Hal ini Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju
untuk mencegah tingkat perputaran karyawan yang tinggi maka tingkat kompensasi akan semakin besar, karena
dan kasus pembajakan karyawan oleh perusahaan lain akan mendekati kondisi full employment.
dengan iming-iming gaji yang tinggi. 10. Jenis dan sifat pekerjaan
3. Adanya keadilan Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai
Perusahaan harus mempertimbangkan pemberian risiko yang besar maka tingkat kompensasi semakin
kompensasi yang adil. Adanya administrasi kompensasi besar, karena membutuhkan kecakapan dan ketelitian
menjamin terpenuhinya rasa keadilan pada hubungan untuk mengerjakannya.
antara manajemen dan karyawan.
4. Perubahan sikap dan perilaku Indikator Kompensasi
Kompensasi yang layak dan adil bagi karyawan
hendaknya dapat memperbaiki sikap dan perilaku yang Ada tiga indikator untuk menilai kompensasi (Simamora,
tidak menguntungkan serta mempengaruhi produktivitas 2004, p.442):
kerja. 1. Puas terhadap Gaji
5. Efisiensi biaya Hak yang diterima oleh karyawan karena kompensasinya
Program kompensasi yang rasional membantu terhadap perusahaan.
perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan 2. Puas terhadap Fasilitas
sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan sebagai
Sehingga dengan upah yang kompetitif, perusahaan penunjang kelancaran untuk bekerja dan memotivasi
dapat memperoleh keseimbangan dari etos kerja karyawan agar semangat kerja.
karyawan yang meningkat. 3. Puas terhadap Tunjangan
6. Administrasi legalitas Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan
Pemberian kompensasi harus mengikuti peraturan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam
pemerintah yang diatur dalam undang-undang. Sehingga usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
pemberian kompensasi di setiap perusahaan merata,
sesuai dengan peraturan pemerintah. Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya atau kelompok seperti standar hasil kerja, target yang
Kompensasi ditentukan selama periode tertentu yang berpedoman pada
Menurut Hasibuan (2012, p.127) faktor yang norma, standar operasional prosedur, kriteria dan fungsi
mempengaruhi besarnya kompensasi, antara lain : yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam perusahaan
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja (Torang, 2013, p.74; Bangun, 2012, p.231).
Jika pencari kerja lebih banyak daripada lowongan
pekerjaan yang tersedia maka kompensasi relatif kecil. Penilaian Kinerja Karyawan
2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan Mejia, Gomez, dan Balkin (2004, p.222)
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu
membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan proses yang terdiri dari:
semakin besar. 1. Identifikasi
3. Serikat buruh Proses menentukan faktor kinerja yang berpengaruh ter-
Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka hadap kesuksesan suatu perusahaan. Hal ini dapat
tingkat kompensasi semakin besar. dilakukan dengan mengacu pada hasil analisa jabatan.
4. Produktifitas kerja karyawan 2. Pengukuran
Jika produktivitas kerja karyawan baik maka jumlah Proses sistem penilaian kinerja, pada proses ini pihak
kompensasi akan semakin besar. manajemen menentukan kinerja karyawan yang bagai-
5. Pemerintah dengan undang-undang dan keppres mana termasuk baik dan buruk. Manajemen dalam suatu
Pemerintah dengan undang-undang dan keppres perusahaan harus melakukan perbandingan dengan nilai-
menetapkan besarnya batas upah atau balas jasa nilai standar atau memperbandingkan kinerja antar
minimum. Pemerintah berkewajiban melindungi rakyat karyawan yang memiliki kesamaan tugas.
dari tindakan sewenang-wenang perusahaan dalam 3. Manajemen
menetapkan besar kecilnya kompensasi. Proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian ki-
6. Biaya hidup nerja. Pihak manajemen harus berorientasi ke masa
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 41
depan untuk meningkatkan potensi karyawan di signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan.
perusahaan yang bersangkutan. Kedua, untuk menguji pengaruh positif dan signifikan
kompensasi terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan
Indikator Kinerja Karyawan oleh hipotesis kedua (H2). Ketiga, untuk menguji manakah
Menurut Bangun (2012, p.233) penilaian kinerja diantara pengaruh motivasi dan kompensasi yang lebih
karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dominan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan
dipahami secara jelas melalui: oleh hipotesis 3 (H3).
1. Jumlah pekerjaan
Jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau Hipotesis
kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka
pekerjaan. Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
berbeda sehingga menuntut karyawan harus memenuhi H1: Terdapat pengaruh motivasi secara positif dan signifikan
persyaratan tersebut baik pengetahuan, keterampilan, terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi
maupun kemampuan yang sesuai. Bersama di Surabaya.
2. Kualitas pekerjaan H2: Terdapat pengaruh kompensasi secara positif dan
Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar
persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan Jaya Abadi Bersama di Surabaya.
sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. H3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan yang lebih
Setiap pekerjaan memiliki standar kualitas tertentu yang dominan antara motivasi dan kompensasi terhadap
harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama di
mengerjakannya sesuai ketentuan. Karyawan memiliki Surabaya.
kinerja baik bila dapat menghasilkan pekerjaan sesuai
persyaratan kualitas yang dituntut pekerjaan tersebut. II. METODE PENELITIAN
3. Ketepatan waktu Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, kuantitatif untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Pene-
karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya. litian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi (𝑋1 )
Jadi, apabila pekerjaan pada suatu bagian tertentu tidak dan kompensasi (𝑋2 ) terhadap kinerja karyawan (Y). Objek
selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada ba- penelitian dalam penelitian ini adalah Motivasi, Kompensasi,
gian lain, sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas dan Kinerja Karyawan. Subjek penelitian adalah karyawan
hasil pekerjaan. di PT Sinar Jaya Abadi Bersama.
4. Kehadiran
Ada tipe pekerjaan yang menuntut kehadiran karyawan Populasi dan Sampel Penelitian
selama delapan jam sehari untuk lima hari kerja Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat ke- adalah sebagai berikut:
hadiran karyawan dalam mengerjakannya. 1. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
5. Kemampuan kerja sama peneliti dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang
Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus sudah ditentukan (Kasmadi dan Sunariah, 2013, p.65).
diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, Populasi yang digunakan adalah semua karyawan dari PT
sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan Sinar Jaya Abadi Bersama yang berjumlah 39 orang
sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari bagian administrasi.
kemampuannya bekerja sama dengan rekan sekerja 2. Teknik sampel yang digunakan adalah sensus, dengan
lainnya. menjadikan semua anggota populasi menjadi sampel
penelitian. Berdasarkan teknik tersebut, jumlah sampel
Kerangka Berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah 39 orang res-
ponden.

Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional adalah pengertian secara
operasional berbentuk ungkapan yang akan diukur atau
penerapan dari yang didefinisikan (Kasmadi dan Sunariah,
2013, p.82). Definisi operasional masing-masing variabel
sebagai berikut:
1. Motivasi (X1)
Motivasi adalah proses yang menggerakkan atau
mendorong karyawan PT Sinar Jaya Abadi Bersama
untuk melakukan suatu perbuatan dalam mencapai tujuan
Gambar 2. Kerangka Berpikir yang diharapkan. Indikator yang digunakan untuk me-
Sumber: Bangun, 2012; Simamora, 2004; George & Jones, 2005 ngukur motivasi (George & Jones, 2005, p.175) adalah:
- Termotivasi untuk bekerja
Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa pengaruh - Berusaha menyelesaikan pekerjaan
antar variabel. - Tetap bekerja dengan gigih sekalipun ada masalah
Pertama, untuk menguji pengaruh antara variabel 2. Kompensasi (X2)
motivasi dan kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh Kompensasi adalah semua pendapatan yang diterima
hipotesis pertama (H1), yaitu terdapat pengaruh positif dan karyawan yang berbentuk uang, barang langsung atau
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 42
tidak langsung yang dikeluarkan PT Sinar Jaya Abadi Pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS. Kri-
Bersama sebagai imbalan atas prestasi kerja dari kar- teria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable, bila
yawan. Indikator yang digunakan untuk mengukur koefisien reliabilitas (r) > 0,6 (Siregar, 2014, p.89).
kompensasi (Simamora, 2004, p.442) adalah: 3. Uji Asumsi Klasik
- Puas terhadap gaji pokok Berikut uji asumsi klasik dalam penelitian ini:
- Puas terhadap fasilitas kerja - Uji Normalitas
- Puas terhadap tunjangan Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa
3. Kinerja Karyawan (Y) sebaran data penelitian berdistribusi normal atau
Kinerja karyawan adalah kuantitas dan atau kualitas tidak. Metode yang digunakan untuk menguji norma-
pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan PT Sinar Jaya litas adalah (Priyatno, 2012, p.34) untuk itu
Abadi Bersama seperti standar hasil kerja, target yang digunakan Metode One-Sample Kolmogorov-
ditentukan selama periode tertentu yang berpedoman Smirnov Test jika (nilai > ∝= 0,05) maka data
pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan berdistribusi normal. Jika, (nilai < ∝= 0,05), maka
fungsi yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam data tidak berdistribusi normal.
perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur - Uji Multikolinieritas
kinerja karyawan (Bangun, 2012, p.233) adalah: Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui
- Jumlah pekerjaan yang di hasilkan apakah di dalam persamaan regresi terjadi gejala
- Kualitas pekerjaan yang di hasilkan multikolinieritas, jika ada berarti sesama variabel be-
- Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan basnya terjadi korelasi. Gejala multikolinieritas dapat
- Kehadiran pada hari dan jam kerja diketahui dengan dua metode, yaitu (Wibowo, 2012):
- Kemampuan kerja sama 1) Jika VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari
10, maka menunjukkan tidak terdapat
Teknik Pengumpulan Data multikolinieritas, artinya tidak terdapat pengaruh
Penelitian ini memakai beberapa teknik pengumpulan variabel bebas.
data yaitu sebagai berikut: 2) Jika nilai koefisien korelasi antar variabel
1. Data Primer dan Data Sekunder bebasnya tidak lebih besar dari 0.5, maka dapat
Data Primer yang dilakukan dengan wawancara awal ditarik kesimpulan model persamaan tersebut ti-
kepada Direktur Utama pada tanggal 5 maret 2015, di PT dak mengandung multikolinieritas.
Sinar Jaya Abadi Bersama untuk menanyakan secara ga- - Uji Heteroskedastisitas
ris besar tentang fenomena yang terjadi di perusahaan Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
yang berkaitan dengan motivasi, kompensasi dan kinerja ada atau tidaknya kesamaan varian dari residual pada
karyawan. Ada pula data sekunder yang dibutuhkan dari model regresi. Metode yang digunakan adalah dengan
PT Sinar Jaya Abadi Bersama yaitu berupa visi dan misi mengkorelasikan nilai absolut residualnya dengan
perusahaan, sejarah dan latar belakang perusahaan, dan masing-masing variabel independen. Jika hasil nilai
struktur organisasi. probabilitasnya memiliki nilai signifikansi > nilai
2. Angket Penelitian 𝛼 = 0.05, maka model tidak mengalami
Pada penelitian ini juga menggunakan angket (data heteroskedastisitas (Wibowo, 2012). Pendeteksian
primer) yang diberikan kepada responden. Terdapat dua ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
jenis lampiran angket adalah sebagai berikut: dengan menggunakan scatterplot, jika scatterplot
- Angket pertama, profil responden yang berisi nama, menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk suatu
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, pola dan menyebar di atas dan di bawah nol pada
status pernikahan, dan divisi. sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. Jika
- Angket kedua, berisikan pernyataan-pernyataan scatterplot menghasilkan titik-titik yang membentuk
tentang motivasi, kompensasi dan kinerja karyawan. suatu pola dan menyebar di atas dan di bawah nol
pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedasitas.
Teknik Pengolahan Data - Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan beberapa pengelolahan Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada
data, yaitu sebagai berikut: atau tidaknya autokorelasi pada model regresi. Uji
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
1. Uji Validitas Durbin Watson. Metode ini memiliki ketentuan yaitu
Uji validitas adalah menunjukkah sejauh mana suatu alat (Qudratullah, 2013):
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 1) Jika DW di bawah -2 maka terdapat autokorelasi
2014, p.77). Pengujian validitas dilakukan dengan positif.
program SPSS. Kriteria pengambilan keputusan untuk 2) Jika DW diantara -2 sampai 2 maka tidak terdapat
menyatakan valid adalah: autokorelasi.
- Jika nilai signifikasi < 0.05 (∝= 5%), maka 3) Jika DW di atas 2 maka terdapat autokorelasi
pertanyaan dinyatakan valid. negatif.
- Jika nilai signifikasi > 0.05 (∝= 5%), maka 4. Skala Likert
pertanyaan dinyatakan tidak valid. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Uji Reliabilitas skala Likert. Skala Likert adalah skala yang
Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan pre-
hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan sepsi seseorang tentang suatu obyek atau fenomena
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama tertentu (Siregar, 2014, p.50). Gambaran skala Likert
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. tersebut adalah sebagai berikut:
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 43
Sangat setuju (SS) =5 Nilai koefisien regresi motivasi (X1) = 0,549,
Setuju (S) =4 menunjukkan adanya arah pengaruh positif motivasi (X1)
Netral (N) =3 terhadap kinerja karyawan (Y). Artinya jika motivasi naik
Tidak setuju (TS) =2 satu satuan (semakin tinggi), maka kinerja karyawan pada
Sangat tidak setuju (STS) =1 PT Sinar Jaya Abadi Bersama akan naik sebesar 0,549,
dalam kondisi kompensasi tetap atau tidak berubah.
Teknik Analisis Data Nilai koefisien regresi kompensasi (X2) = 0,238,
Penelitian ini menggunakan beberapa analisis data menunjukkan adanya arah pengaruh positif kompensasi (X2)
yaitu sebagai berikut: terhadap kinerja karyawan (Y). Artinya jika kompensasi naik
1. Mean satu satuan (semakin tinggi), maka kinerja karyawan pada
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. PT Sinar Jaya Abadi Bersama akan naik sebesar 0,238,
Mean Nilai mean dapat ditentukan dengan membagi dalam kondisi motivasi tetap atau tidak berubah.
jumlah data dengan banyaknya data. Dalam penelitian ini
1. Uji F
perhitungan mean akan menggunakan SPSS.
Model penelitian dikatakan layak jika F hitung > F
2. Interval Kelas
tabel dan nilai signifikansi < 0,05 (α=5%). Dari hasil analisis
Menentukan interval kelas untuk mendapatkan rentang
diketahui F hitung = 20,636 > F tabel 3,259 (df1=2, df2=36,
skala, maka akan digunakan rumus sebagai berikut:
𝑚−𝑛 α=0,05), dengan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05 sehingga
RS= model penelitian layak.
𝑏
Sedangkan nilai R2 yang dihasilkan sebesar 0,534. Hal
Keterangan: ini berarti kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi
RS = Rentang Skor Bersama dipengaruhi oleh motivasi dan kompensasi sebesar
m = skor tertinggi 53,4%, sedangkan sisanya sebesar 46,6% dipengaruhi oleh
n = skor terendah faktor lain. Faktor lain tersebut misalnya budaya organisasi,
b = jumlah kelas gaya kepemimpinan, dll yang tidak diteliti dalam penelitian.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
5−1
RS= = 0,8 2. Uji t
5
Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai Dari hasil analisis diketahui bahwa pengaruh motivasi
berikut: (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) menghasilkan koefisien
regresi positif sebesar 0,549, dengan t hitung = 4,491 > t tabel
skala Kategori 1,688 (df=36, α=0,05), dan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif
1.00 - 1.80 Sangat Rendah signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya
1.81 – 2.60 Rendah Abadi Bersama. Dengan demikian hipotesa ke-1 terbukti.
Pengujian pengaruh kompensasi (X2) terhadap kinerja
2.61 – 3.40 Sedang karyawan (Y) menghasilkan koefisien regresi positif
3.41 – 4.20 Tinggi
sebesar 0,238, dengan t hitung = 2,812 > t tabel 1,688
(df=36, α=0,05), dan nilai signifikansi = 0,008 < 0,05, maka
4.21 – 5.00 Sangat Tinggi dapat disimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Sinar Jaya
Abadi Bersama. Dengan demikian hipotesa ke-2 terbukti.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Regresi antara motivasi (X1) dan kompensasi (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) pada pada PT Sinar Jaya
Pembahasan
Mayoritas karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi
Abadi Bersama menghasilkan persamaan regresi sebagai
Bersama adalah berusia 26 hingga 35 tahun yaitu berjumlah
berikut:
18 orang ( 46,2%), berjenis kelamin perempuan yang
Y = 0,776 + 0,549 X1 + 0,238 X2 berjumlah 33 orang (84,6%) dengan lama bekerja antara 1
hingga 5 tahun yaitu berjumlah 24 orang (61,5%) dan
Variabel B Std. Error Beta t hitung Sig. memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK yang berjumlah 20
Konstanta 0,776 0,416 1.866 0,070 orang (51,3%). Selain itu kebanyakan dari karyawan PT
Motivasi 0,549 0,122 0,543 4,491 0,000 Sinar Jaya Abadi Bersama berstatus sudah menikah dengan
(X1)
Kompensasi 0,238 0,085 0,340 2,812 0,008
jumlah 31 orang (79,5%).
(X2) Motivasi dan kompensasi memiliki pengaruh positif
dan signifikan dengan kinerja karyawan. Hasil tersebut
Dari tabel di atas diketahui nilai konstanta sebesar dijelaskan dengan hasil perhitungan SPSS yaitu hasil
0,776 menunjukkan besarnya kinerja karyawan (Y) yang signifikan < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Motivasi dan
tidak dipengaruhi oleh motivasi (X1) dan kompensasi (X2). kompensasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
Jika motivasi (X1) dan kompensasi (X2) = 0, maka kinerja pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama dan besarnya pengaruh
karyawan (Y) akan sebesar 0,776. Hal ini menunjukkan diketahui dengan koefisien liniear berganda yang
adanya faktor lain yang bisa mempengaruhi kinerja ditunjukkan dari hasil R2 yaitu sebesar 53,4%, sedangkan
karyawan pada PT Sinar Jaya Abadi Bersama, selain sisanya sebesar 46,6% dipengaruhi oleh variabel bebas
motivasi dan kompensasi. Faktor lain tersebut misalnya lainnya.
budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dll yang tidak Dari hasil analisis diketahui bahwa motivasi
diteliti dalam penelitian. mempunyai pengaruh sebesar 0,549 (sig 0,000). Dengan
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 44
demikian hipotesa ke-1 yang menyatakan bahwa motivasi 3. Motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan yang
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja lebih dominan dibandingkan kompensasi terhadap
karyawan terbukti. kinerja karyawan PT Sinar Jaya Abadi Bersama.
Hal ini dikarenakan karyawan sudah berusaha
menyelesaikan pekerjaan dengan baik (mean 3,67). Ini Saran
berarti motivasi karyawan termasuk kategori tinggi. Selain Dari kesimpulan yang diperoleh, maka penulis
itu hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa karyawan laki- memberikan saran bagi perusahaan:
laki dengan rentang usia 36-45 tahun kebanyakan telah 1. Motivasi yang diberikan PT Sinar Jaya Abadi Bersama
bekerja 6-10 tahun dan sudah menikah. Umumnya karyawan sudah tergolong tinggi, sebaiknya perusahaan tetap
yang sudah menikah mempunyai tanggung jawab lebih mempertahankannya / lebih ditingkatkan lagi. Misalnya
tinggi dibandingkan yang belum menikah. Hal ini memacu/ merubah acara liburan bersama ke Teretes, Batu, dll.,
mendorong mereka untuk bekerja lebih baik. merubah tujuan liburan agar karyawan tidak bosan
Dari hasil analisis diketahui bahwa kompensasi dengan acara bersama yang diadakan ke Bali setiap
mempunyai pengaruh sebesar 0,238 (sig 0,008). Dengan tahunnya. Hal ini juga dapat menghemat biaya
demikian hipotesa ke-2 yang menyatakan bahwa kompensasi pengeluaran perusahaan. Acara kebersamaan ini dapat
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja meningkatkan hubungan sosial antar karyawan dan
karyawan terbukti. meningkatkan semangat karyawan dalam bekerja untuk
Hal ini didukung oleh data yang menyatakan bahwa memberikan kinerja yang terbaik. Perusahaan juga perlu
karyawan puas dengan gaji pokok yang diberikan (mean memberikan pelatihan kepada karyawan yang kiranya
3,08). Ini berarti kompensasi karyawan termasuk kategori berpotensi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
sedang. Selain itu hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa Motivasi yang semakin tinggi akan memacu karyawan
umumnya karyawan perempuan merasa gaji yang diberikan untuk memberikan kinerja yang lebih baik.
lebih kecil dibandingkan dengan karyawan laki-laki yang 2. Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada
berada dalam divisi yang sama. Hal ini karena karyawan karyawan tergolong sedang, maka sebaiknya perusahaan
laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi dari memberikan penghargaan kepada setiap divisi yang
perannya sebagai kepala rumah tangga jika dibandingkan mampu menunjukkan kinerja yang terbaik. Pemberian
karyawan wanita. penghargaan pada setiap divisi tertentu akan
Dari kedua variabel, motivasi memiliki pengaruh meningkatkan kerja sama antar karyawan. Selain itu juga
positif dan signifikan yang lebih dominan dibandingkan dapat menciptakan persaingan yang sehat antar divisi dan
dengan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT karyawan.
Sinar Jaya Abadi Bersama. Hal ini dapat diketahui dari nilai
Beta (β) dari variabel motivasi (X1) sebesar 0,543 (sig. 0.000) DAFTAR PUSTAKA
dan dari variabel kompensasi (X2) sebesar 0,340 (sig. 0.008). Aristarini, L., Kirya, I.K., Yulianthini, N.N. (2014).
Semakin tinggi nilai Beta (β) maka variabel tersebut Pengaruh pengalaman kerja, kompetensi sosial &
memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada
dengan variabel lainnya yang diteliti. Selain itu pengaruh bagian pemasaran PT Adira Finance Singaraja.
dominan juga dapat dilihat dengan nilai t hitung dari variabel Jurnal Manajemen, 2.
motivasi (X1) sebesar 4,491 dan dari variabel kompensasi Badeni. (2013). Kepemimpinan dan perilaku organisasi.
(X2) sebesar 2,812. Semakin tinggi nilai t hitung maka Bandung: Alfabeta.
variabel tersebut memiliki pengaruh yang lebih dominan Bangun, W. (2012). Manajemen sumber daya manusia.
dibandingkan dengan variabel lainnya. Dengan demikian Jakarta: Erlangga.
hipotesa ke-3 yang menyatakan terdapatnya pengaruh positif Damayanti, A.P., Susilaningsih, Sumaryati, S. (2013).
dan signifikan yang lebih dominan diantara motivasi dan Pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap
kompensasi terhadap kinerja karyawan terbukti. kinerja karyawan perusahaan air minum (PDAM)
Ini juga didukung dengan perolehan mean Surakarta. JUPE UNS, 2(1), 155–168.
keseluruhan jawaban reponden pada variabel motivasi Darmayanti, N.P., Bagia, I.W., Suwendra, I.W. (2014).
sebesar 3,38. Sedangkan mean keseluruhan jawaban Pengaruh kompetensi intelektual dan motivasi
responden pada variabel kompensasi sebesar 3,17. Karyawan berprestasi terhadap kinerja pegawai pada
termotivasi untuk bekerja, sehingga karyawan berusaha perusahaan daerah air minum (PDAM) di
menyelesaikan pekerjaannya dengan gigih. Selain itu kabupaten Gianyar. Jurnal Manajemen, 2.
karyawan berusaha selalu hadir sesuai dengan jam kerja yang Dhermawan, A.A.N.B., Sudibya, I.G.A., Utama, I.W.M.
ditentukan. Karyawan mempunyai kemampuan bekerja (2012). Pengaruh motivasi, lingkungan kerja,
sama dengan sesame rekannya yang lain. kompetensi dan kompensasi terhadap kepuasan
kerja dan kinerja pegawai di lingkungan kantor
IV. KESIMPULAN DAN SARAN dinas pekerjaan umum provinsi Bali. Jurnal
Kesimpulan Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,
Berdasarkan hasil analisis, maka penulis dapat 6(2).
menyimpulkan hal berikut ini: George, J. M., & Jones, G. (2005). Understanding and
managing organizational behavior. New Jersey:
1. Motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan Upper Saddle River.
terhadap kinerja karyawan PT Sinar Jaya Abadi Bersama. Hasibuan, M. S.P. (2014). Manajemen sumber daya
2. Kompensasi memiliki pengaruh yang positif dan manusia. Jakarta: BUMI AKSARA.
signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sinar Jaya Kasenda, R. (2013). Kompensasi dan motivasi pengaruhnya
Abadi Bersama. terhadap kinerja karyawan pada PT Bangun
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 45
Wenang Beverage Company Manado. Jurnal Rachmawati, I.K. (2008). Manajemen sumber daya manusia.
EMBA, 1(3), 853-859. Yogyakarta: Andi.
Kasmadi., Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern Riyadi, S. (2011, Maret). Pengaruh kompensasi finansial,
penelitian kuantitatif. Bandung: ALFABETA. biaya kepemimpinan & motivasi kerja terhadap
Kuncoro, M. (2011). Metode kuantitatif–teori dan aplikasi kinerja karyawan pada perusahaan manufaktur di
untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: Unit Jatim. Jurnal Manajemen and Kewirausahaan,
Penerbit dan Percetakan. 13(1), 40–45.
Lenny (2014). Berita daerah nasional. Retrieved April 23, Siregar, S. (2014). Statistik parametrik untuk penelitian
2015, from kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
http://beritadaerah.co.id/2014/08/20/meningkatkan Simamora, H. (2004). Manajemen sumber daya manusia.
-kinerja-ekspor-mebel-indonesia/ Yogyakarta: STIE YKPN.
Mejia, R., Gomez, D.B. & Balkin, R.L.C. (2004). Managing Sofyandi, H. (2008). Manajemen sumber daya manusia.
human resources. New Jersey: Pearson Prentice Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hall. Suwati, Y. (2013). Pengaruh kompensasi dan motivasi kerja
McCarthy, K. (2013). Employee motivation survey 2013. terhadap kinerja karyawan pada PT Tunas Hijau
Mazars. Retrieved March 8, 2015, from Samarinda. E–journal ilmu administrasi bisnis,
http://www.mazars.ie/Home/News/Publications/Su 1(1), 41–45.
rveys/External-Employee-Motivation- Torang, S. (2013). Organisasi dan manajemen. Bandung:
Surveys/Employee-Motivation-Survey-2013 Alfabeta.
Muljani, N. (2002, September). Kompensasi sebagai Wibowo. (2014, April). Manajemen kinerja. Jakarta: PT
motivator untuk meningkatkan kinerja karyawan. Rajagrafindo Persada.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , 4(2), 108– Yensy, N.A. (2010). Pengaruh kompensasi dan motivasi
122. terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Priyatno, D. (2013). Analisis korelasi, regresi dan Argamakmur Bengkulu Utara. Jurnal
multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Kependidikan Triadik, 13(1).
Media. Zameer, H., Ali, S., Nisar, W., Amir, M. (2014, January).
Purnami, N.L.E.D., Suwendra, I.W., Susila, G.P.A.J. (2014). The impact of the motivation on the employee’s
Pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap performance in beverage industry of Pakistan.
kinerja karyawan pada UD Mente Bali Sejahtera. International Journal of Academy Research in
Jurnal Manajemen, 2. Accounting, Finance & Management Sciences,
Qudratullah, M. F. (2013). Analisis regresi terapan teori, 4(1), 293–298.
contoh kasus dan aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai