HIDUP
BERDASARKAN KUESIONER
HEARING HANDICAP INVENTORY
FOR THE ELDERLY-SCREENING VERSION
Pada Pasien di Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Dustira
ARTIKEL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
Vania Nanda Priasty
NIM 4111151112
1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
Achmad Yani, 2Departemen Telinga Hidung Tenggorok Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Achmad Yani-Rumah Sakit Dustira, 3Departemen
Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani-
Rumah Sakit Dustira
ABSTRAK
Presbikusis adalah gangguan pendengaran terkait usia yang diakibatkan oleh proses
degenerasi yang merupakan efek kumulatif dari berbagai faktor risiko. Ketidaksiapan
lansia menghadapi keadaan tersebut akan berdampak pada rendahnya pencapaian pada
kualitas hidupnya. Kuesioner HHIE-S merupakan kuesioner yang dapat digunakan
untuk mengukur kualitas hidup pada pasien yang mengalami gangguan pendengaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan presbikusis dengan
kualitas hidup pasien, menggunakan metode penelitian analitik cross sectional. Data
yang digunakan berupa data primer yang merupakan hasil dari pengisian kuesioner
terpimpin dan hasil audiogram, sementara data sekunder berupa rekam medik pasien
presbikusis di Rumah Sakit Dustira periode Januari 2017-Desember 2018. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif kemudian dilakukan analisis bivariabel dengan
uji Chi Square. Angka kejadian presbikusis periode Januari 2017-Desember 2018 di
Rumah Sakit Dustira sebesar 2,6%. Selama periode penelitian didapatkan 55 pasien
yang memenuhi kriteria penelitian paling banyak pada kelompok usia 65-74 tahun
(61,8%) dan berjenis kelamin laki-laki (52,7%). Karakteristik lain yang diteliti
sebagian besar pasien berstatus menikah (58,2%), memiliki riwayat penyakit kronik
(76,4%) sedangkan untuk status ekonomi terdapat persamaan antara status ekonomi
sedang dan status ekonomi rendah (49,1%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan yang kuat dan bermakna antara presbikusis dengan kualitas hidup pasien
(p<0,001). Semakin berat derajat gangguan pendengaran, semakin berat penurunan
kualitas hidup pada pasien.
ABSTRACT
Presbycusis is an age-related hearing loss caused by a degeneration process which is
a cumulative effect of various risk factors. The unpreparedness of the elderly to face
these conditions will have an impact on the low achievement on their quality of life.
HHIE-S questionnaire is a questionnaire that can be used to measure quality of life in
patients with hearing loss. This study aims to determine whether there is a relationship
between presbycusis and the quality of life of patients, using cross sectional analytical
research methods. The data used in form of primary data is the result of filling in the
guided questionnaire and the results of the audiogram, while secondary data is in the
form of medical records of presbycusis patients at Dustira Hospital in the period
January 2017-December 2018. The data obtained were analyzed descriptively then
bivariable analysis was done by Chi Square Test. The incidence of presbycusis in the
period January 2017-December 2018 at Dustira Hospital is 2,6%. During the study
period, 55 patients who met the research criteria were obtained and 61,8% of them
were in the age group of 65-74 year and 52,7% were male. Other characteristics
examined 58.2% of them was married, 76,4% had a history of chronic diseases, while
for economic status there were similarities between moderate and low economic status
(49.1%). The results showed that there was a strong and significant relationship
between presbycusis and patients' quality of life (p <0.001). The heavier the degree of
hearing loss, the more severe the decrease in quality of life in patients.
Kualitas Hidup N %
Tidak ada gangguan 6 10,9
Ringan-sedang 29 52,7
Berat 20 36,4
Total 55 100,0
Tabel 3 menunjukkan sebagian besar subjek penelitian adalah berusia 65-74 tahun,
yaitu 61,8% dari jumlah keseluruhan responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khairani dan Dara di Aceh didapatkan
gangguan pendengaran terbesar terjadi pada kelompok usia 60-74 tahun.14,20
Hasil penelitian ini sesuai dengan kepustakaan bahwa proses degenarasi
menyebabkan terjadinya presbikusis. Penurunan jumlah sel ganglion mulai terjadi pada
usia 60 tahun sedangkan pada saat memasuki usia 70 tahun terjadi penurunan jumlah
sel rambut sebanyak 20%. Sel rambut yang mengalami kerusakan tidak dapat
digantikan kembali. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan sistem pendengaran
dalam memproses suara. Pada penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dustira yang
merupakan merupakan rumah sakit militer di wilayah Kodam III/ Siliwangi yang
pasiennya didominasi oleh tentara. Pasien yang didiagnosis presbikusis banyak yang
berusia kurang dari 65 tahun hal ini disebabkan karena bising yang ditimbulkan dari
senjata tajam yang digunakan saat latihan.6
Tabel 6 menunjukkan pasien dengan status ekonomi sedang dan rendah memiliki
persentase yang sama yaitu sebesar 49,1%. Pada penelitian Gede di Bali pasien yang
memiliki penghasilan diatas UMK cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Beberapa pasien masih memiliki penghasilan baik dari pensiunan maupun berdagang,
beberapa lainnya tidak memiliki penghasilan dan bergantung kepada anggota
keluarganya. Pada hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa status ekonomi pada
pasien memiliki pengaruh terhadap derajat kualitas hidup. 18