Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM V

A. Judul :
Organ reproduksi tumbuhan berbiji
B. Tujuan :
1. Melihat dan mengamati struktur reproduksi tumbuhan berbiji
2. Mengamati fase-fase perkembangan embrio tumbuhanberbiji
C. Dasar Teori
Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu, kulit biji
(spermodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji atau isi biji. Kulit biji
(spermodermis) berasal dari selaput bakal biji (integumentum), oleh sebab itu
biasanya kulit biji terdiri atas dua lapisan yang pada umumnya dapat ditemukan pada
tumbuhan biji tertutup (angiospermae) yaitu, lapisan kulit luar (testa) yang
mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit,
ada yang keras seperti batu atau kayu. Bagian ini merupakan bagian pelindung utama
bagi bagian biji yang dalam, bagian ini juga memperlihatkan warna dan gambaran
yang berbeda-beda. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tips seperti selaput yang
seringkali dinamakan kulit ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta
bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya yaitu, bagian jaringan
nuselus yang terluar. Pada tumbuhan biji telanjang (gymnospermae) biji memiliki
tiga lapisan yaitu, kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih
muda berwarna hijau, kemudian kuning dan akhirnya menjadi merah. Kulit tengah
(sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam
(endocarpium) pada buah batu (Tjitrosoepomo, 2009:244).
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji. Pada kulit luar biji masih ditemukan bagian-bagian lainnya, seperti
sayap (ala), tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar
biji, dengan begitu biji tumbuhan dapat dipencarkan oleh angin. Bulu (coma), yaitu
penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut halus, bulu-buku ini

1
mempunyai fungsi seperti sayap. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari
pertumbuhan tali pusar. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji tetapi tidak
berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji
(micropyle). Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji yang merupakan bagian
bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar, dan mempunyai warna
yang berlainan dengan bagian kulit luar biji. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil
bekas masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak,
yang disebut karunkula (caruncula), jika badan yang merupakan salut biji, maka
disebut salut biji semu (arillodium). Bekas berkas pembuluh pengangkutan (chalaza),
yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus. Tulang biji (raphe), yaitu terusan
tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji
yang mengangguk (anafropus) (Tjitrosoepomo, 2009:245-246).
Tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan
tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari
tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal
sebagai pusar biji. Inti biji (nucelus seminis) ialah semua bagian biji yang terdapat di
dalam kulitnya, inti biji juga dinamakan isi biji yang terdiri atas, lembaga (embryo),
yang merupakan calon individu baru, putih lembaga (albumen), jaringan berisi
cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah),
sebelum dapat mencari makan sendiri (Tjitrosoepomo, 2009:247).
Lembaga (embryo) akan tumbuuh menjadi tumbuhan baru, setelah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan tiga
bagian utama yaitu, akar lembaga atau calon akar (radicula), daun lembaga
(cotyledo), dan batang lembaga (cauliculus). Putih lembaga (albumen) adalah bagian
biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi
lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti pada biji tumbuhan
berbuah polong (leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan pada putih
tembaga melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaga menjadi tebal.

2
Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbuhan zat makanan cadangan
dapat membedakan putih lembaga dalam, putih lembaga dalam (endospermium), jika
jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung
lembaga sekunder yang kemudian setekah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu
membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Biji dengan bagian ini
hanya dapat ditemukan pada tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Putih
lembaga luar (perisperpium), jika bagian ini berasal dari kandung lembaga entah dari
nuselus atau selaput bakal biji (Tjitrosoepomo, 2009:247-248).
Kecambah (plantula) adalah tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari
biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, kecambah
telah memperlihatkan bagian-bagian lembaga. Perkecambahan biji dibedakan dalam
dua macam, yaitu perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika pada
perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun
lembaganya lalu terangkat ke atas lalu muncul di atas tanah. Perkecambahan di
bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan
tetap di dalam tanah. Biji hanya akan berkecambah jika mendapat air, udara, cahaya,
dan panas. Jika hal tersebut tidak terpenuhi biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada
di dalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini
lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya
tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang dengan tambahanya
waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, baru kemudian
dapat berkecambah. Sebelum dicukupi waktu istirahat yang diperlukan, biji tidak mau
tumbuh walaupun ada air, udara, cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu
dikenal dengan nama dormansi (dormancy) (Tjitrosoepomo, 2009:251).
Pertumbuhan tanaman yang berasal dari biji diawali dari proses perkecambahan.
Dalam pertumbuhannya memerlukan energi, dan energi tersebut berasal dari
perombakan bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lemak dan protein. Enzim yang
digunakan untuk merombak protein adalah enzim protease, perombakan lemak adalah

3
enzim lipase dan pati memerlukan enzim amilase. Enzim-enzim tersebut secara
bersamaan dihasilkan tumbuhan selama prosesperkecambahan (Bahri, 2012:133).
Pada tumbuhan tertentu ada yang biji-bijinya seakan mempunyai ponok yang
memanjang, misalnya pada buah kacang-kacangan, ponok biji ini disebut raphne.
Pada bagian dari dalam biji, pada tempat pertemuan antara tangkai biji (funiculus)
dan kulit bakal biji (integumenta) terdapat chalaza yang sangat kecil dan susah untuk
dilihat (Sutedjo, 1989:202).
Arillus semu atau arillodium terbentuk dari caruncula yang pertumbuhannya
melebar, sering atau pada umumnya bersatu dengan arillus menyelimuti atau
membungkus seluruh atau sebagian permukaan biji, keduanya membentuk macis
(Sutedjo, 1989:200).

4
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Mikroskop
b) Silet
c) Pipet tetes
d) Gelas kimia
e) Kaca preparat
2. Bahan
a) Biji Zea mays
b) Biji Pinus

5
E. Prosedur Kerja
1. Biji Pinus merkussi

Biji Pinus merkussi

Membuat irisan membujur tangensial biji pinus

Meletakkan irisan membujur tangensial biji


pinus pada kaca preparat

Mengamati irisan di mikroskop membujur


tangensial biji pinus

Mengambil gambar irisan membujur tangensial


biji pinus

yang di amati
Menulis hasil pengamatan dalam tabel
pengamatan irisan membujur tangensial biji
pinus

yang di amati

Menggambar secara skematis hasil pengamatan


irisan melintangbatang Amaranthus spinosus

6
2. Biji Zea mays

Biji Zea mays

Membuat irisan radial biji Zea mays

Meletakkan irisanradial bijiZea mays pada kaca


preparat

Mengamati irisan radial bijiZea mays

Mengambil
di mikroskopgambar radial bijiZea mays yang di
amati

Menulis hasil pengamatan dalam tabel


pengamatan irisan radial biji Zea mays

Menggambar secara skematis hasil pengamatan


yang
irisandiradial
amatibijiZea mays

7
F. Hasil pengamatan
a. Preparat membujur tangensiaal Biji pinus mercussii
No Gambar Gambar tangan Keterangan

1. Noktah
1 2. Aleuron

1 2
Perbesaran : 10x10

a. Biji Zea mays


No Gambar Gambar tangan Keterangan

1
1. Noktah
2. Jaringan
1 parenkim
3. Pholen
4. Dinding sel
2 3 4
Perbesaran : 10x10

8
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai organ reproduksi pada tumbuhan
berbiji, yakni pada tumbuhan Angiospermae dan gymnospermae.Pada pengamatan
irisan membujur tangensial biji pinus mercussi dengan perbesaran 10 x 10 Nampak
adanya bagian-bagian yakni Noktah dan Aleuron. Menurut (Lakitan, B., 1995)Noktah
adalah Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian
tertentu yang tidak ikut menebal. Di dalam noktah kadang-kadang dijumpai
plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel
ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang
tertembus benang plasma tidak ikut menebal. Pada waktu sel masih hidup dan belum
mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-
benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel
berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi
aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun
dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran
noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.
Menurut (Mulyani, Sri.2006) Aleuron Merupakan lapisan terluar endosperm tetapi
memiliki pati yang berbeda morfologi maupun fungsinya dengan pati endosperm
Terdiri dari 1-7 lapis sel tergantung pada : kultivar atau varietas, bentuk dan ukuran
gabah. Gabah yang bulat memiliki lapisan aleoron lebih tbal dari gabah panjang dan
ramping. Aleuron yang mengelilingi endosperm : berbentuk kubus dan sitoplasmanya
kompak. Aleuron pada embrio : sitoplasma kurang padat, pesegi, terdapat beberapa
butir lemak terdapat filamen bundles
Pinus mercussi merupakan tumbuhan berbiji terbuka atau gymnospermae .
Menurut (Moertolo, dkk. 2004: 26) Gymnospermae merupakan tumbuhan heterospor.
Mereka membentuk mikrospora dan megaspora, walaupun kedua jenis spora tersebut
dapat berukuran sama atau bahkan mikrospora dapat lebih besar daripada megaspora.
Spora dibentuk pada pada strobilus atau runjung. Strobilus merupakan kelompok
sporofil yang tersusun spiral pada suatu sumbu. Strobilus yang mendukung

9
mikrosporofil beserta mikrosporangium disebut strobilus mikrosporangiat atau
strobilas jantan. Strobilus yang mendukung megasporofil beserta bakal bijinya
disebut strobilus megasporangiat atau strobilus betina.
Pada pengamatan irisan radial biji Zea mays dapat dilihat adanya Noktah,
Jaringan Parenkim, Pholen dan Dinding sel. Menurut (Kartasapoetra, 1991). Jaringan
Parenkim (jaringan dasar) adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,
dengan struktur morfologi dan juga fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan
segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi dan fisiologinya
bermacam-macam, namun pada umumnya dapat dinyatakan bahwa parenkim
memiliki sifat -sifat yanga sama. Jaringan Parenkim biasa disebut sebagai ground
tissu atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan
akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan
lain terdapat di dalamnya. Secara filogenetis, Jaringan Parenkim dapat dianggap
sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan yang tersusunnya merupakan pemula.
Sebab kalau kita perhatikan tumbuhan yang primitif, pada tubuhnya hanya terdiri dari
sel-sel parenkim. Jadi sesuai dengan pengertian parenkim di atas sebagai jaringan
dasar (jaringan pemula), demikian juga anggapan bahwa jaringanjaringan dewasa ada
tumbuhan tingkat tinggi berasal dari jaringan Parenkim tersebut. (Syamsuni, 2009).
Zea mays merupakan tumbuhan berbiji tertutup atau angiospermae. Menurut
(Tjitrosomo, S.S. 1984:210) Angiospermae atau tumbuhan biji tertutup memiliki ciri-
ciri yaitu bakal biji selalu diselubungi bakal buah, memiliki organ bunga yang
sesungguhnya, terdiri dari tumbuhan berkayu atau batang basah, sistem perakaran
tunggang atau serabut, batang bercabang atau tidak, serta kebanyakan berdaun lebar,
tunggal atau majemuk dengan komposisi yang beranekaragam, demikian juga dengan
pertulangannya. Angiospermae memiliki dua subdivisio yaitu dicotyledoneae dan
monocotyledoneae.

10
H. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pinus merkussi
merupakan tumbuhan gymnospermae (biji terbuka) alat reproduksinya pembuahan
tunggal (pembuhan yang terjadi satu kali pembuahan), yaitu peleburan gamet jantan
dan gamet betina yan menghasilkan embrio sedangkan Zea mays merupakan
tumbuhan angiospermaee (biji tertutup) dimana alat reproduksinya berupa bunga
sempurna (benagsari,putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai).
Reproduksigeneartifmengalamidua kali pembuahn(pembuahanganda) yang
menghasilkan zygot (pembuahan inti generatife/sperma dengan kandung lembaga
sekunder).

11
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Aliem. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar : Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3. Bandung: Angkasa.

Sutejo, Mulyani, 1989, Tumbuhan dan Organ Tumbuhan, Jakarta, Bina Aksara.

Kartasapoetra, A.G. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan


jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta .
Mulyani, S. (2006). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Syamsuni. (2009).

Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu: Universitas Wiralodra Yayan S. (2011).

12

Anda mungkin juga menyukai