Anda di halaman 1dari 4

Ada Apa Di Bulan Haram?

(4)

Mengenai keutamaan bulan-bulan haram telah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala dalam
surat At-Taubah: 36. Allah Ta’ala berfirman:

َ ُ‫يهنَّ أ َ ْنف‬
‫س ُك ْم‬ ِ ِ‫فَال ت َ ْظ ِل ُموا ف‬

“Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan (haram) yang empat itu“

Oleh karena itu, berbicara masalah keutamaan bulan-bulan haram, tidak bisa terlepas dengan
penjelasan tentang ayat yang agung di atas. Berikut ini penjelasan beberapa pakar tafsir dari
kalangan sahabat, tabi’in maupun ulama sesudahnya.

Penjelasan sahabat yang mulia, pakar tafsir, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat di atas,

،‫ وجعل الذنب فيهن أعظم‬،‫ وعظم حرماتهن‬،‫ ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حراما‬،‫في كلهن‬
‫والعمل الصالح واألجر أعظم‬.

“(Janganlah kalian menganiaya diri kalian) dalam seluruh bulan. Kemudian Allah
mengkhususkan empat bulan sebagai bulan-bulan haram dan Allah pun mengagungkan
kemuliaannya. Allah juga menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan didalamnya lebih
besar. Demikian pula, Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan
didalamnya lebih besar pula” (Tafsir Ibnu Katsir: 3/26).

Penjelasan pakar tafsir dari kalangan tabi’in, Qotadah rahimahullah

Adapun Qotadah rahimahullah menafsirkan ayat di atas,

‫ وإن كان الظلم على كل حال‬,‫ من الظلم فيما سواها‬،‫فإن الظلم في األشهر الحرم أعظم خطيئةً و ِو ْز ًرا‬
‫يعظم من أمره ما شاء‬
ِ ‫ ولكن هللا‬،‫عظي ًما‬.
“Karena kezhaliman yang dilakukan pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan
dosanya dari pada kezhaliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya. Walaupun zhalim
dalam setiap keadaan itu (pada hakekatnya) perkara yang besar (terlarang), akan tetapi Allah
menetapkan besarnya sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.”

Beliau juga mengatakan,

,‫ذكره‬
َ ‫سال ومن الناس رسال واصطفى من الكالم‬ ُ ‫ اصطفى من المالئكة ر‬،‫صفَايا من خلقه‬ َ ‫إن هللا اصطفى‬
‫ واصطفى من األيام يوم‬,‫ واصطفى من الشهور رمضانَ واألشهر الحرم‬,‫واصطفى من األرض المساجد‬
ِ ,‫ واصطفى من الليالي ليلةَ القدر‬,‫الجمعة‬
َّ ‫ فإنما تعظم األمور بما ع‬,‫فعظموا ما عظم هللا‬
‫ظمها هللا عند أهل‬
‫الفهم وأهل العقل‬.

“Sesungguhnya Allah telah memilih diantara makhluk-Nya, hamba-hamba pilihan-Nya,


memilih para utusan dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia. Dia memilih suatu
firman (agar hamba-Nya bisa) mengingat-Nya, memilih tempat dari wilayah bumi untuk
digunakan melakukan shalat/sujud.

Diantara bulan-bulan (yang ada), Allah pun telah memilih Ramadhan dan bulan-bulan haram.
Dia memilih hari Jum’at diantara hari-hari yang lainnya, memilih malam Lailatul Qadar
diantara malam-malam yang ada. Maka agungkanlah segala yang diagungkan oleh Allah ,
karena menurut pandangan orang yang memiliki pemahaman dan akal yang baik bahwa
sesuatu itu menjadi agung dengan diagungkan oleh Allah!”
(http://Quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura9-aya36.html#tabary).

Penjelasan seorang mufassir, Ibnu Katsir rahimahullah

Beliau berkata,

‫ في هذه األشهر المحرمة ؛ ألنه آكد وأبلغ في اإلثم من‬: ‫ { فال تظلموا فيهن أنفسكم } أي‬: ‫وقال تعالى‬
‫ {ومن يرد فيه بإلحاد بظلم نذقه من‬: ‫ لقوله تعالى‬، ‫ كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف‬، ‫غيرها‬
‫ ] وكذلك الشهر الحرام تغلظ فيه اآلثام ؛ ولهذا تغلظ فيه الدية في مذهب‬25 : ‫عذاب أليم } [ الحج‬
‫ وكذا في حق من قتل في الحرم أو قتل ذا محرم‬، ‫ وطائفة كثيرة من العلماء‬، ‫ الشافعي‬.
“Allah Ta’ala berfirman maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan (haram)
yang empat itu. Maksudnya pada bulan-bulan haram ini, karena dosa (pada bulan-bulan
tersebut) lebih kuat dan lebih parah dibandingkan pada bulan-bulan selainnya, sebagaimana
kemaksiatan di tanah suci (Makkah dan Madinah) dilipatgandakan (dalam masalah besarnya
dosa), berdasarkan firman Allah Ta’ala Dan barangiapa yang bermaksud di dalamnya
melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa
yang pedih (Al-Hajj:25) Demikian pula kemaksiatan (yang dilakukan) pada bulan-bulan
haram, (juga) bertambah berat kadar dosa-dosa (yang dilakukan). Oleh karena itu, menurut
madzab Syafi’iyyah dan banyak ulama memandang bahwa tebusan (diyat) (juga) bertambah
besarnya pada bulan-bulan haram. Demikian pula orang yang melakukan pembunuhan di
tanah suci atau membunuh saudara yang masih ada hubungan mahram dengannya” (Tafsir
Ibnu Katsir: 3/26)

Penjelasan seorang ulama pemilik kitab tafsir Taisiril Karimir Rahman, Syaikh Abdur
Rahman As-Sa’di rahimahullah

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan surat At-Taubah: 36 sebagai


berikut, “Allah Ta’ala berfirman sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah, maksudnya di
dalam ketetapan dan taqdir-Nya, ialah dua belas bulan, yaitu bulan-bulan yang sudah dikenal
tersebut, dalam ketetapan Allah, maksudnya adalah di dalam hukum- kauni-Nya (taqdir) di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi dan memperjalankan malam serta siangnya,
menetapkan waktu-waktunya, lalu membagi-baginya dalam dua belas bulan ini di antaranya
ada empat bulan haram, yaitu Rajab yang disebutkan menyendiri (tidak urut dengan ketiga
bulan lainnya, pent.), Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Al-Muharram dinamakan bulan Haram
karena kemuliaannya yang lebih dan dilarangnya melakukan perang di dalamnya.maka
janganlah kalian menganiaya diri kalian di dalamnya kemungkinan maknanya adalah kata
ganti ‘nya’ kembali kepada dua belas bulan dan Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa Dia
menjadikan dua belas bulan tersebut sebagai sesuatu yang bernilai bagi hamba-hamba-Nya,
(mereka tertuntut) untuk memakmurkannya dengan ketaatan, bersyukur kepada Allah Ta’ala
atas anugerah-Nya tersebut dan atas kemanfaatannya untuk kemaslahatan hamba. Maka
jagalah diri kalian dari menganiaya diri kalian di dua belas bulan-bulan tersebut!
Kemungkinan (kedua) maknanya adalah kata ganti ‘nya’ kembali kepada empat bulan
Haram, dan ini berarti larangan bagi mereka untuk berbuat aniaya (zhalim) di dalam empat
bulan Haram tersebut secara khusus, karena kemuliaan empat bulan tersebut lebih tinggi dan
karena kezhaliman yang dilakukan di dalam empat bulan tersebut lebih berat
(pelanggarannya) dibandingkan dengan (jika kezhaliman tersebut) dilakukan pada bulan-
bulan selainnya. Diiringi dengan larangan berbuat aniaya (zhalim) di setiap waktu. Termasuk
kedalam larangan berbuat aniaya (zhalim) itu adalah larangan berperang di empat bulan
Haram tersebut, (ini) menurut pendapat orang yang mengatakan bahwa perang di bulan-bulan
Haram itu tidaklah dihapus pengharamannya, karena mengamalkan dalil-dalil umum yang
menunjukkan pengharaman perang di dalam bulan-bulan Haram tersebut” (Taisiril Karimir
Rahman, hal. 372-373).
Kesimpulan

Di antara keutamaan yang telah Allah tetapkan bagi bulan-bulan haram ini adalah
dilipatgandakannya pahala bagi seorang yang mengerjakan amalan shalih, sehingga seorang
hamba akan lebih giat melakukan amalan kebaikan pada bulan-bulan tersebut. Begitu pula,
perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya menjadi lebih besar di sisi Allah, sehingga
seorang hamba bisa meraih ketakwaan yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya,
dengan semakin menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan. Dengan demikian, kebahagiaan,
ketentraman, dan keselamatan di dunia dan akhirat bisa terwujud.

Di dunia, selamat dengan meniti jalan yang lurus (Ash-Shiraath Al-Mustaqiim). Di akhirat,
selamat ketika meniti jembatan (Ash-Shirath) yang dibentangkan di atas neraka Jahannam,
sehingga masuk ke dalam Surga Allah, bisa berjumpa dengan-Nya dan melihat wajah-Nya.
Kita memohon kepada Allah, agar Dia menganugerahkan kepada kita kenikmatan yang
terbesar, yaitu: bisa melihat Wajah-Nya.

***

Penulis: Ust Sa’id Abu Ukasyah

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/26731-ada-apa-di-bulan-haram-4.html

Anda mungkin juga menyukai