Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur alhamdulillah, karena pada hari ini
kita semua masih diberikan nikmat sehat, nikmat iman, dan kesempatan untuk bisa
kumpul ditempat yang penuh berkah ini.
Sholawat dan salam tak lupa tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju jaman yang
terang benderang yakni dinul Islam.
َ ْت َواَأْلر
ض ِم ْن َها َأرْ َب َع ٌة ُح ُر ٌم ِ ُور عِ ْن َد هَّللا ِ ْاث َنا َع َش َر َشهْرً ا فِي ِك َتا
ِ ب هَّللا ِ َي ْو َم َخلَ َق ال َّس َم َاوا ِ ۚ ِإنَّ عِ َّد َة ال ُّشه
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan
haram.” (QS. At-Taubah[9]: 36)
2. Bulan Allah
Yang kedua, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyandarkan bulan ini kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah
– Muharram.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).[2]
Dan sudah maklum bahwa segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, jika itu sifat, maka dia adalah sifatnya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semacam tangan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika itu makhluk, maka itu adalah idhafatu syarah, menunjukkan
kemuliaan makhluk yang disandarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semacam
Baitullah, dan lain-lain.
Di dalam hadits tadi adalah syahrullah, bulan Allah. Menunjukkan kemuliaannya. Dan pada
bulan Muharram ini terdapat satu hari yang agung, yaitu hari Asyura tanggal 10 Muharram.
Yang mana jika berpuasa pada hari tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni
dosa kita setahun yang lalu.
Bulan ini adalah bulan mulia. Maka hendaknya seorang muslim melakukan aktifitas-aktifitas
kebajikan pada bulan ini. Apa saja yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam syariatkan
untuk kita kerjakan untuk di bulan yang agung ini?
ٰ
ِ ۚ َذل َِك ال ِّدينُ ْال َق ِّي ُم ۚ َفاَل َت ْظلِمُوا ف
ِيهنَّ َأ ْنفُ َس ُك ْم
“Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu
dalam bulan yang empat itu,” (QS. At-Taubah[9]: 36)
Keberadaan keempat bulan tersebut masuk ke dalam tatanan agama yang agung.
Maka jangan sampai kalian berbuat kejahatan, menzalimi diri sendiri pada bulan-
bulan tersebut.
Dan sudah sering para ulama sampaikan bahwasanya amal kebajikan yang kita
lakukan di waktu-waktu mulia itu lebih besar pahalanya dibandingkan yang kita
lakukan pada waktu-waktu yang lain.
Kebalikannya, amal kejahatan yang kita lakukan di waktu-waktu mulia itu lebih besar
dosanya dibandingkan yang kita lakukan pada waktu-waktu yang lain.
Yang ketiga, perbanyak puasa. Bukan berarti puasa sebulan penuh. Aisyah Radhiyallahu
‘Anha mengatakan,
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa
secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 1969 dan
Muslim no. 1156)[3]
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan
Allah – Muharram.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
Dan dari bulan tersebut, yang paling mulia dan berharga adalah puasa pada hari
Asyura. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)[4]