Anda di halaman 1dari 142

1.

Kontrol Diri, Prasangka Baik, Dan Persaudaraan

Peta Konsep
Ayat tentang perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)

Membaca Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait

Mengidentifikasi hukum bacaan tajwid


Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits
terkait
Menghafal Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait

Mengartikan Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) ayat-
ayat al-Qur’an pada QS. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, serta hadits terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime - mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-
multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah

Kontrol diri, pengendalian diri atau penguasaan diri (self regulation) merupakan sikap,
tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai
dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pengendalian diri merupakan satu aspek penting
dalam kecerdasan emosi (emotional quotient). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia
sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, akan tetapi justru berada di dalam
dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti
oleh “musuh” yang ada dalam dirinya.
Pengendalian diri atau penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini.
Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh
dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang di
sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan
sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang
menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi lawan. Tergantung pilihan kita
menjalani hidup ini.
Hal yang harus dikendalikan dalam diri kita antara lain perilaku berprasangka buruk kepada
orang lain. Sering kali kita saksikan perkelahian antar pelajar, bentrok antar warga. Hal ini terjadi
karena masing-masing kelompok saling mencurigai, saling berprasangka buruk terhadap yang
lainnya. Adanya kecurigaan atau prasangka buruk disebabkan oleh tidak mampunya seseorang
mengendalikan diri. Orang yang mampu mengendalikan diri akan mampu menyelesaikan masalah
tanpa harus dengan kekerasan atau main hakim sendiri. Ia akan mengubah prasangka buruk
menjadi prasangka baik.
Tentu saja, perilaku prasangka baik akan menjdikan kehidupan kita menjadi tenteram, akan
terjalin persaudaraan (ukhuwah), saling pengertian. Sebaliknya dengan selalu berprasangka buruk
kita akan berhadapan dengan permusuhan antar sesama dan tidak adanya ketentraman dalam
menjalani kehidupan.

B
Qiraah

Al-Qur’an mengajarkan kepada kita untuk selalu mengontrol diri agar tidak terjebak
kepada perbuatan yang tercela. Al-Qur’an juga memerintahkan kepada kita untuk selalu
berprasangka baik dan menjaga kerukunan dan mempererat ukhuwah atau persaudaraan, baik
sesama umat Islam maupun yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dan baca ayat-ayat al-Qur’an tentang
perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzhzhan), dan persaudaraan
(ukhuwah) berikut ini.

1. Q.S. Al-Anfal/8: 72
2. Q.S. Al-Hujurat/49:10
3. Q.S. Al-Hujurat/49:12

C
Mengidentifikasi Bacaan Tajwid

Lafal Hukum Bacaan Lafal Hukum Bacaan


Mad jaiz munfasil Izhar syafawi

Mad thabi’i Mad wajib muttasil

Qalqalah sugra Idgham mimi

Idgham bighunnah Idgham bighunnah

Ghunnah Tafhim

Tarqiq Ikhfa

Iqlab Idgham bilaghunnah

Ikhfa syafawi Idgham mutamatsilain

D
Mengartikan Ayat

1. Mengartikan Q.S. Al-Anfal/8: 72


- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal Arti Lafal Arti

sesungguhnya melindungi mereka

orang-orang
dari sesuatu
yang beriman
orang-orang
membrikan pertolongan
yang berhijrah
orang yang
meminta pertolongan mu
berjihad
dengan hartanya di dalam agama

dengan jiwanya maka bagimu


di jalan Allah pertolongan

sehingga kecuali kepada

sebagian mereka kaum di anar kamu


kepada sebagian
perjanjian antara mereka
yang lain
dan mereka yang
apa yang kamu kerjakan
belum hijrah

- Arti ayat
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan
Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin),
mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah,
maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Anfal/ 8: 72)
2. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat /49: 10
- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal Arti Lafal Arti


sesungguhnya
bertaqwalah
orang-orang
kepada Allah
mukmin
bersaudara agar kamu
maka damaikanlah mendapat rahmat
antara kedua
saudaramu

- Arti ayat
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat /49: 10)
3. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat /49: 12
- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal Arti Lafal Arti

wahai orang-orang satu sama lain

yang beriman apakah kamu suka


salah seorang
jauhilah kalian
diantaramu
dari prasangka buruk memakan
sebagian prasangka
daging saudaranya
buruk
dan bertaqwalah
dosa
kepada Allah
Jangan mencari sesungguhnya
kesalahan orang lain Allah
dan janganlah menerima taubat
menggunjing dan penyayang

- Arti ayat
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari
prasangka buruk itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” Q.S.Al-Hujurat /49: 12)

E
Kandungan Ayat

1. Kandungan Q.S. Al-Anfal/8: 72

Al-Qur’an surah al-Anfal/8:72 menjelaskan tentang:


a. Kaum Muhajirin, yaitu umat Islam yang hijrah ke Madinah baik bersama Nabi Muhammad saw. maupun yang
menyusul berhijrah. Mereka hijrah dan berjihad untuk memperjuangkan agama Allah swt. baik di Makkah
maupun di Madinah.
b. Kaum Ansar, yaitu orang-orang Madinah yang memeluk agama Islam, beriman kepada Nabi saw. dan mereka
berjanji akan sama-sama berjuang di jalan Allah, bersedia menanggung segala resiko dan akibat yang terjadi
dari perjuangan.
c. Kaum Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah. Mereka tinggal di negeri yang dikuasai oleh kaum musyrikin
baik di Mekah maupun beberapa tempat di sekitar kota Madinah.

2. Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 10


Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 10 menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara, oleh karena itu pereratlah tali persaudaraan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Dari Abi Musa ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, 'Orang mukmin yang satu dengan yang
lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan. (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:


Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya.
Barang siapa yang berusaha mencukupi kebutuhan saudaranya, Allah akan mencukupi kebutuhanya.” (HR.
Bukhari)

Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas
bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya
kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bagian
rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan
asap makanan dari periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan
untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya kecuali jika mereka diberi
buah-buahan itu. “Kemudian Nabi saw bersabda, “Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya
sedikit di antara kamu yang memeliharanya. “Dalam hadits shahih lain yang dinyatakan, “Apabila seorang
muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat berkata ‘Amin’, dan semoga kamu pun mendapat
seperti itu.”

3. Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 12

Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 12 menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang berprasangka buruk,
yaitu menyangka seseorang melakukan perbuatan buruk Umar bin Al Khathab ra. pernah berkata, "Janganlah
kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka baik.
Sedangkan engkau sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan."
Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulllah saw bersabda, "Jauhilah prasangka, karena
prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan. Janganlah kalian meneliti rahasia orang lain, mencuri dengan,
bersaing yang tidak baik, saling dengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian ini sebagai
hamba-hamba Allah yang bersaudara." (hadis ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, dan Muslim, juga Abu Dawud)
Pada surah al-Hujurat /49: 12 juga terdapat pemberitahuan tentang larangan berghibah. Ghibah masih
diperbolehkan bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti misalnya dalam Jarh (menilai cacat dalam
masalah hadits), Ta'dil (menilai baik/peninjauan kembali dalam masalah hadits), dan nasihat.
Adapun bagi orang-orang yang berghibah/menggunjing orang lain, diwajibkan bertaubat atas kesalahannya,
dan melepaskan diri darinya (bergunjing) serta berkemauan keras untuk tidak mengulanginya lagi.
Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam az-Zuhd, bahwa 'Umar pernah memberikan nasihat:

Artinya:“Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap


sebuah kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa engkau
bawakan pada (makna) yang baik.”
GE
Rangkuman
Al-Qur'an Sebagai Pembela Di Hari Akhirat

Abu Umamah r.a. berkata: "Rasulullah saw. telah menganjurkan supaya kami semua
mempelajari al-Qur'an, setelah itu Rasulullah saw. memberitahu tentang kelebihan al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah saw. : Belajarlah kamu akan al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan
datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya." Ia akan datang
dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang
pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?" Maka berkata al-Qur'an: "Akulah yang kamu
cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku
di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca al-Qur'an itu: "Adakah kamu al-Qur'an?"
Lalu al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah SWT. Lalu
orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan
mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan
dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: "Dari manakah kami memperoleh ini
semua, padahal amal kami tidak sampai ini?" Lalu dijawab: "Kamu diberi ini semua kerana anak
kamu telah mempelajari al-Qur'an."

FE
Uswah Hasanah
1. Kontrol diri adalah perilaku mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat dan
menghindarkan diri dari norma sosial yang bertentangan.
2. Prasangka baik (husnuzhan) adalah
3. Q.S. Al-Anfal/8: 72 menjelaskan tentang perintah berhijrah kepada kebaikan, berjihad melawan
kebodohan, dan saling menolong;
4. Q.S. Al-Hujurat /49: 10 menjelaskan tentang perintah mendamaikan saudara yang berselisih;
5. Q.S. Al-Hujurat /49: 12menjelaskan tentang perintah berprasangka baik (husnuzan)

HE
Tamrinat
I. Penerapan

1. Bacalah ayat al-Qur’an berikut dengan benar, kemudian berilah tanda ceklist (√) pada kolom di
bawah ini sesuai kemampuan yang kamu miliki dengan jujur!

Ayat al-qur’an

Sangat Kurang Tidak lancar


Lancar Sedang
Nama surat dan ayat lancar lancar

Sangat Kurang Tidak lancar


Lancar Sedang
Nama surat dan ayat lancar lancar
2. Tulislah kata/kalimat yang mengandung hukum tajwid pada Q.S. ar-anfal 72 dan Q.S. al-Hujurat
10 dan 12 dan jelaskan sebeb-sebabnya pada kolom di sampingnya!

II. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Lafaz mengandung bacaan ....


A. Ghunnah musyaddah dan mad thabi’i
B. Iqlab dan mad jaiz munfashil
C. Idzhar safawi dan mad thabi’i
D. Idgham bighunnah dan ikhfa’
E. Ghunnah musyaddah dan mad wajib muttashil

2. Lafaz mengandung bacaan ....


a. Idzhar
b. Ikhfa’
c. Iqlab
d. Idgham bighunnah
e. Idgham bila ghunnah

3. Manakah lafaz dibawah ini yang mempunyai arti “dan jiwa mereka” ....
a.
b.
c.
d.
e.
4. Setiap muslim diperintahkan untuk melakukan mujahadah an-nafs. Dibawah ini yang merupakan
pengertian mujahadah an-nafs adalah ....
a. perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu
b. bersungguh-sungguh untuk berserah diri kepada Allah SWT
c. perjuangan sungguh-sungguh melawan orang kafir
d. bersungguh-sungguh bersabar menerima cobaan dari Allah SWT
e. perjuangan sungguh-sungguh menahan rasa takut

5. Mujahadah an-nafs memiliki banyak manfaat dan hikmah. Dibawah ini yang bukan manfaat dan
hikmahmujahadah an-nafs adalah ....
a. Hati semakin bersih dan tenang
b. Memperoleh kebahagiaan lahir dan batin
c. Dicintai Allah SWT dan sesama manusia
d. Hidup menjadi terasa dikekang
e. Mendapatkan ridha dari Allah SWT

6. Perhatikan potongan QS Al-Hujurat ayat 12 berikut ini :

Potongan ayat diatas berisi ....


a. Perintah melaksanakan mujahadah an-nafs
b. Larangan berprasangka buruk
c. Perintah berperang melawan orang kafir
d. Larangan bersifat sombong
e. Perintah bersabar menghadapi cobaan

7. Salah satu perwujudan husnudzan adalah dengan selalu bersyukur atas semua nikmat dan karunia
yang diberikan Allah SWT. Dibawah ini yang bukan cara bersyukur kepada Allah SWT adalah ....
a. Mengucapkan tahmid ketika mendapat nikmat
b. Mengucapkan istighfar ketika mendapat nikmat
c. Menggunakan semua nikmat dijalan Allah SWT
d. Merasa cukup atas pemberian Allah SWT
e. Menyedekahkan sebagian rezeki untuk kaum dhuafa

8. Allah SWT memerintahkan berprasangka baik kepada orang lain dan diri sendiri. Seseorang yang
berprasangka baik kepada diri sendiri akan memiliki sifat dibawah ini, kecuali ....
a. Gigih berusaha dan bekerja keras
b. Percaya pada kemampuan diri sendiri
c. Selalu berdoa dan ikhtiar untuk mencapai cita-cita
d. Pesismis dalam menghadapi kehidupan
e. Tidak mengeluh atas semua kesulitan yang dihadapi

9. Lafaz berarti ....


a. dan jangan kalian mencari kesalahan orang lain
b. dan jangan kalian mengumpat
c. dan jangan kalian berputus asa
d. dan jangan kalian membantu orang kafir
e. dan jangan kalian meminta bantuan orang lain

10. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :

Ayat diatas menegaskan bahwa ....


a. Allah SWT memuji orang mukmin yang memiliki kesabaran tinggi
b. Allah SWTtidak melarang seseorang berbuat aniaya jika terpaksa
c. Sesungguhnya Allah SWT Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui
d. Allah SWT tidak membebani seseorang diluar batas kemampuannya
e. Allah SWT akan memberi pahala bagi orang yang beramal shaleh
11. Lafaz mengandung bacaan ....
a. Ikhfa’
b. Iqlab
c. Idzhar
d. Idgham bighunnah
e. Idgham bilaghunnah
12. Perhatikan potongan ayat berikut ini:
Potongan ayat diatas menegaskan bahwa ....
a. Orang-orang mukmin akan masuk surga
b. Orang-orang mukmin memiliki akhlak mulia
c. Orang-orang muslim saling tolong - menolong
d. Orang-orang muslim saling menghormati
e. Orang-orang mukmin adalah bersaudara

13. Persaudaraan antar mukmin adalah persaudaraan yang diikat oleh ....
a. Penderitaan dan masalah hidup yang sama
b. Persamaan aqidah dan keimanan kepada Allah SWT
c. Satu keturunan nabi Adam as dan Hawa
d. Persamaan keinginan untuk hidup bahagia
e. Kebangsaan dan nasionalisme yang kuat

14. Potongan ayat yang berbunyi artinya adalah ....


a. Bertakwalah kepada Allah agar mendapat rahmat
b. Orang beriman senantiasa menjaga lisan dan perbuatannya
c. karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih)
d. berserah dirilah kepada Allah SWT agar mendapat ridha-Nya
e. janganlah kalian mengadu-domba sesama orang mukmin

15. Perhatikan hadits berikut ini :


Hadits diatas menegaskan bahwa antara mukmin satu dengan lainnya
bagaikan ....
a. Buih dilautan yang mudah terombang-ambing
b. Air mengalir disungai yang jernih dan bersih
c. Satu keranjang buah yang beraneka ragam
d. Bangunan kuno yang perlu dilestarikan
e. Satu bangunan yang saling menguatkan

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1. Setiap muslim diperintah untuk melakukan mujahadah an-nafs supaya hidupnya bahagia. Bagaimana cara
menerapkanmujahadah an-nafs dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui ada dua orang mukmin sedang berselisih pendapat ?
3. QS Al-Hujurat ayat 10 mengandung pesan-pesan yang mulia. Jelaskan kandungan QS Al-Hujurat ayat 10 !
4. Seseorang yang terbiasa husnudzan akan memperoleh banyak manfaat dan hikmah. Sebutkan manfaat dan
hikmah orang yang berhusnudzan !
5. Sebutkan hukum bacaan ikhfa’ , idzhar, dan idgham bighunnah yang terdapat dalam QS Al-Anfal ayat 72 !

Refleksi
Berilah tanda “cek” (  ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang
tersedia !
Kebiasaan
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Tidak
pernah
skor 3 skor 2 skor 1 skor 0
1 Saat ada bisikan hawa nafsu untuk berbuat maksiat saya
segera membaca ta’awudz
2 Saya puasa senin-kamis untuk mengendalikan diri dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT
3 Saya meminta maaf kepada teman jika saya bersalah
4 Saya mudah memaafkan kesalahan teman
5 Saya optimis mampu meraih cita-cita
6 Saya membaca istighfar ketika melakukan kesalahan
7 Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman
8 Saat berjumpa teman, saya menyapa dengan ramah
9 Saya menghormati perbedaan pendapat
10 Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
2.
APR

25

Kontrol Diri, Prasangka Baik, Dan Persaudaraan

Peta Konsep
Ayat tentang perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)

Membaca Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait

Mengidentifikasi hukum bacaan tajwid


Menjelaskan isi kandungan Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits
terkait
Menghafal Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait

Mengartikan Q.S. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, sert hadits terkait
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) ayat-
ayat al-Qur’an pada QS. Al-Anfal/ 8: 72, Al-Hujurat /49:10 dan 12, serta hadits terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime - mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-
multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah

Kontrol diri, pengendalian diri atau penguasaan diri (self regulation) merupakan sikap,
tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai
dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pengendalian diri merupakan satu aspek penting
dalam kecerdasan emosi (emotional quotient). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia
sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, akan tetapi justru berada di dalam
dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti
oleh “musuh” yang ada dalam dirinya.
Pengendalian diri atau penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini.
Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh
dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang di
sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan
sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang
menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi lawan. Tergantung pilihan kita
menjalani hidup ini.
Hal yang harus dikendalikan dalam diri kita antara lain perilaku berprasangka buruk kepada
orang lain. Sering kali kita saksikan perkelahian antar pelajar, bentrok antar warga. Hal ini terjadi
karena masing-masing kelompok saling mencurigai, saling berprasangka buruk terhadap yang
lainnya. Adanya kecurigaan atau prasangka buruk disebabkan oleh tidak mampunya seseorang
mengendalikan diri. Orang yang mampu mengendalikan diri akan mampu menyelesaikan masalah
tanpa harus dengan kekerasan atau main hakim sendiri. Ia akan mengubah prasangka buruk
menjadi prasangka baik.
Tentu saja, perilaku prasangka baik akan menjdikan kehidupan kita menjadi tenteram, akan
terjalin persaudaraan (ukhuwah), saling pengertian. Sebaliknya dengan selalu berprasangka buruk
kita akan berhadapan dengan permusuhan antar sesama dan tidak adanya ketentraman dalam
menjalani kehidupan.

B
Qiraah

Al-Qur’an mengajarkan kepada kita untuk selalu mengontrol diri agar tidak terjebak
kepada perbuatan yang tercela. Al-Qur’an juga memerintahkan kepada kita untuk selalu
berprasangka baik dan menjaga kerukunan dan mempererat ukhuwah atau persaudaraan, baik
sesama umat Islam maupun yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dan baca ayat-ayat al-Qur’an tentang
perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzhzhan), dan persaudaraan
(ukhuwah) berikut ini.
1. Q.S. Al-Anfal/8: 72
2. Q.S. Al-Hujurat/49:10
3. Q.S. Al-Hujurat/49:12

C
Mengidentifikasi Bacaan Tajwid

Lafal Hukum Bacaan Lafal Hukum Bacaan

Mad jaiz munfasil Izhar syafawi

Mad thabi’i Mad wajib muttasil

Qalqalah sugra Idgham mimi

Idgham bighunnah Idgham bighunnah

Ghunnah Tafhim

Tarqiq Ikhfa

Iqlab Idgham bilaghunnah

Ikhfa syafawi Idgham mutamatsilain

D
Mengartikan Ayat

1. Mengartikan Q.S. Al-Anfal/8: 72


- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)
Lafal Arti Lafal Arti

sesungguhnya melindungi mereka

orang-orang
dari sesuatu
yang beriman
orang-orang
membrikan pertolongan
yang berhijrah
orang yang
meminta pertolongan mu
berjihad
dengan hartanya di dalam agama

dengan jiwanya maka bagimu

di jalan Allah pertolongan

sehingga kecuali kepada

sebagian mereka kaum di anar kamu


kepada sebagian
perjanjian antara mereka
yang lain
dan mereka yang
apa yang kamu kerjakan
belum hijrah

- Arti ayat
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan
Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin),
mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah,
maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Anfal/ 8: 72)
2. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat /49: 10
- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal Arti Lafal Arti


sesungguhnya
bertaqwalah
orang-orang
kepada Allah
mukmin
bersaudara agar kamu
maka damaikanlah mendapat rahmat
antara kedua
saudaramu

- Arti ayat
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat /49: 10)
3. Mengartikan Q.S. Al-Hujurat /49: 12
- Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal Arti Lafal Arti

wahai orang-orang satu sama lain

yang beriman apakah kamu suka


salah seorang
jauhilah kalian
diantaramu
dari prasangka buruk memakan
sebagian prasangka
daging saudaranya
buruk
dan bertaqwalah
dosa
kepada Allah
Jangan mencari sesungguhnya
kesalahan orang lain Allah
dan janganlah menerima taubat
menggunjing dan penyayang

- Arti ayat
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari
prasangka buruk itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” Q.S.Al-Hujurat /49: 12)

E
Kandungan Ayat
1. Kandungan Q.S. Al-Anfal/8: 72

Al-Qur’an surah al-Anfal/8:72 menjelaskan tentang:


a. Kaum Muhajirin, yaitu umat Islam yang hijrah ke Madinah baik bersama Nabi Muhammad saw. maupun yang
menyusul berhijrah. Mereka hijrah dan berjihad untuk memperjuangkan agama Allah swt. baik di Makkah
maupun di Madinah.
b. Kaum Ansar, yaitu orang-orang Madinah yang memeluk agama Islam, beriman kepada Nabi saw. dan mereka
berjanji akan sama-sama berjuang di jalan Allah, bersedia menanggung segala resiko dan akibat yang terjadi
dari perjuangan.
c. Kaum Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah. Mereka tinggal di negeri yang dikuasai oleh kaum musyrikin
baik di Mekah maupun beberapa tempat di sekitar kota Madinah.

2. Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 10

Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 10 menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara, oleh karena itu pereratlah tali persaudaraan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Dari Abi Musa ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, 'Orang mukmin yang satu dengan yang
lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan. (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda:


Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya.
Barang siapa yang berusaha mencukupi kebutuhan saudaranya, Allah akan mencukupi kebutuhanya.” (HR.
Bukhari)

Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas
bin Malik, Rasulullah saw bersabda, “Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan berbuat aniaya
kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bagian
rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya, jangan mengganggu tetangganya dengan
asap makanan dari periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan
untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangganya kecuali jika mereka diberi
buah-buahan itu. “Kemudian Nabi saw bersabda, “Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi (sayang) hanya
sedikit di antara kamu yang memeliharanya. “Dalam hadits shahih lain yang dinyatakan, “Apabila seorang
muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat berkata ‘Amin’, dan semoga kamu pun mendapat
seperti itu.”

3. Kandungan Q.S. Al-Hujurat /49: 12

Al-Qur’an surah al-Hujurat /49: 12 menjelaskan bahwa Allah Swt. melarang berprasangka buruk,
yaitu menyangka seseorang melakukan perbuatan buruk Umar bin Al Khathab ra. pernah berkata, "Janganlah
kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukmin kecuali dengan prasangka baik.
Sedangkan engkau sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan."
Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulllah saw bersabda, "Jauhilah prasangka, karena
prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan. Janganlah kalian meneliti rahasia orang lain, mencuri dengan,
bersaing yang tidak baik, saling dengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian ini sebagai
hamba-hamba Allah yang bersaudara." (hadis ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, dan Muslim, juga Abu Dawud)
Pada surah al-Hujurat /49: 12 juga terdapat pemberitahuan tentang larangan berghibah. Ghibah masih
diperbolehkan bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti misalnya dalam Jarh (menilai cacat dalam
masalah hadits), Ta'dil (menilai baik/peninjauan kembali dalam masalah hadits), dan nasihat.
Adapun bagi orang-orang yang berghibah/menggunjing orang lain, diwajibkan bertaubat atas kesalahannya,
dan melepaskan diri darinya (bergunjing) serta berkemauan keras untuk tidak mengulanginya lagi.
Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam az-Zuhd, bahwa 'Umar pernah memberikan nasihat:

Artinya:“Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap


sebuah kalimat yang keluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa engkau
bawakan pada (makna) yang baik.”

GE
Rangkuman
Al-Qur'an Sebagai Pembela Di Hari Akhirat

Abu Umamah r.a. berkata: "Rasulullah saw. telah menganjurkan supaya kami semua
mempelajari al-Qur'an, setelah itu Rasulullah saw. memberitahu tentang kelebihan al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah saw. : Belajarlah kamu akan al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan
datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya." Ia akan datang
dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang
pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?" Maka berkata al-Qur'an: "Akulah yang kamu
cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku
di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca al-Qur'an itu: "Adakah kamu al-Qur'an?"
Lalu al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah SWT. Lalu
orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan
mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan
dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: "Dari manakah kami memperoleh ini
semua, padahal amal kami tidak sampai ini?" Lalu dijawab: "Kamu diberi ini semua kerana anak
kamu telah mempelajari al-Qur'an."

FE
Uswah Hasanah
1. Kontrol diri adalah perilaku mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat dan
menghindarkan diri dari norma sosial yang bertentangan.
2. Prasangka baik (husnuzhan) adalah
3. Q.S. Al-Anfal/8: 72 menjelaskan tentang perintah berhijrah kepada kebaikan, berjihad melawan
kebodohan, dan saling menolong;
4. Q.S. Al-Hujurat /49: 10 menjelaskan tentang perintah mendamaikan saudara yang berselisih;
5. Q.S. Al-Hujurat /49: 12menjelaskan tentang perintah berprasangka baik (husnuzan)

HE
Tamrinat
I. Penerapan
1. Bacalah ayat al-Qur’an berikut dengan benar, kemudian berilah tanda ceklist (√) pada kolom di
bawah ini sesuai kemampuan yang kamu miliki dengan jujur!

Ayat al-qur’an

Sangat Kurang Tidak lancar


Lancar Sedang
Nama surat dan ayat lancar lancar

Sangat Kurang Tidak lancar


Lancar Sedang
Nama surat dan ayat lancar lancar

2. Tulislah kata/kalimat yang mengandung hukum tajwid pada Q.S. ar-anfal 72 dan Q.S. al-Hujurat
10 dan 12 dan jelaskan sebeb-sebabnya pada kolom di sampingnya!

II. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Lafaz mengandung bacaan ....


A. Ghunnah musyaddah dan mad thabi’i
B. Iqlab dan mad jaiz munfashil
C. Idzhar safawi dan mad thabi’i
D. Idgham bighunnah dan ikhfa’
E. Ghunnah musyaddah dan mad wajib muttashil

2. Lafaz mengandung bacaan ....


a. Idzhar
b. Ikhfa’
c. Iqlab
d. Idgham bighunnah
e. Idgham bila ghunnah

3. Manakah lafaz dibawah ini yang mempunyai arti “dan jiwa mereka” ....
a.
b.
c.
d.
e.

4. Setiap muslim diperintahkan untuk melakukan mujahadah an-nafs. Dibawah ini yang merupakan
pengertian mujahadah an-nafs adalah ....
a. perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu
b. bersungguh-sungguh untuk berserah diri kepada Allah SWT
c. perjuangan sungguh-sungguh melawan orang kafir
d. bersungguh-sungguh bersabar menerima cobaan dari Allah SWT
e. perjuangan sungguh-sungguh menahan rasa takut

5. Mujahadah an-nafs memiliki banyak manfaat dan hikmah. Dibawah ini yang bukan manfaat dan
hikmahmujahadah an-nafs adalah ....
a. Hati semakin bersih dan tenang
b. Memperoleh kebahagiaan lahir dan batin
c. Dicintai Allah SWT dan sesama manusia
d. Hidup menjadi terasa dikekang
e. Mendapatkan ridha dari Allah SWT

6. Perhatikan potongan QS Al-Hujurat ayat 12 berikut ini :

Potongan ayat diatas berisi ....


a. Perintah melaksanakan mujahadah an-nafs
b. Larangan berprasangka buruk
c. Perintah berperang melawan orang kafir
d. Larangan bersifat sombong
e. Perintah bersabar menghadapi cobaan
7. Salah satu perwujudan husnudzan adalah dengan selalu bersyukur atas semua nikmat dan karunia
yang diberikan Allah SWT. Dibawah ini yang bukan cara bersyukur kepada Allah SWT adalah ....
a. Mengucapkan tahmid ketika mendapat nikmat
b. Mengucapkan istighfar ketika mendapat nikmat
c. Menggunakan semua nikmat dijalan Allah SWT
d. Merasa cukup atas pemberian Allah SWT
e. Menyedekahkan sebagian rezeki untuk kaum dhuafa

8. Allah SWT memerintahkan berprasangka baik kepada orang lain dan diri sendiri. Seseorang yang
berprasangka baik kepada diri sendiri akan memiliki sifat dibawah ini, kecuali ....
a. Gigih berusaha dan bekerja keras
b. Percaya pada kemampuan diri sendiri
c. Selalu berdoa dan ikhtiar untuk mencapai cita-cita
d. Pesismis dalam menghadapi kehidupan
e. Tidak mengeluh atas semua kesulitan yang dihadapi

9. Lafaz berarti ....


a. dan jangan kalian mencari kesalahan orang lain
b. dan jangan kalian mengumpat
c. dan jangan kalian berputus asa
d. dan jangan kalian membantu orang kafir
e. dan jangan kalian meminta bantuan orang lain

10. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini :

Ayat diatas menegaskan bahwa ....


a. Allah SWT memuji orang mukmin yang memiliki kesabaran tinggi
b. Allah SWTtidak melarang seseorang berbuat aniaya jika terpaksa
c. Sesungguhnya Allah SWT Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui
d. Allah SWT tidak membebani seseorang diluar batas kemampuannya
e. Allah SWT akan memberi pahala bagi orang yang beramal shaleh
11. Lafaz mengandung bacaan ....
a. Ikhfa’
b. Iqlab
c. Idzhar
d. Idgham bighunnah
e. Idgham bilaghunnah
12. Perhatikan potongan ayat berikut ini:
Potongan ayat diatas menegaskan bahwa ....
a. Orang-orang mukmin akan masuk surga
b. Orang-orang mukmin memiliki akhlak mulia
c. Orang-orang muslim saling tolong - menolong
d. Orang-orang muslim saling menghormati
e. Orang-orang mukmin adalah bersaudara

13. Persaudaraan antar mukmin adalah persaudaraan yang diikat oleh ....
a. Penderitaan dan masalah hidup yang sama
b. Persamaan aqidah dan keimanan kepada Allah SWT
c. Satu keturunan nabi Adam as dan Hawa
d. Persamaan keinginan untuk hidup bahagia
e. Kebangsaan dan nasionalisme yang kuat

14. Potongan ayat yang berbunyi artinya adalah ....


a. Bertakwalah kepada Allah agar mendapat rahmat
b. Orang beriman senantiasa menjaga lisan dan perbuatannya
c. karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih)
d. berserah dirilah kepada Allah SWT agar mendapat ridha-Nya
e. janganlah kalian mengadu-domba sesama orang mukmin

15. Perhatikan hadits berikut ini :


Hadits diatas menegaskan bahwa antara mukmin satu dengan lainnya
bagaikan ....
a. Buih dilautan yang mudah terombang-ambing
b. Air mengalir disungai yang jernih dan bersih
c. Satu keranjang buah yang beraneka ragam
d. Bangunan kuno yang perlu dilestarikan
e. Satu bangunan yang saling menguatkan

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1. Setiap muslim diperintah untuk melakukan mujahadah an-nafs supaya hidupnya bahagia. Bagaimana cara
menerapkanmujahadah an-nafs dalam kehidupan sehari-hari ?
2. Apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui ada dua orang mukmin sedang berselisih pendapat ?
3. QS Al-Hujurat ayat 10 mengandung pesan-pesan yang mulia. Jelaskan kandungan QS Al-Hujurat ayat 10 !
4. Seseorang yang terbiasa husnudzan akan memperoleh banyak manfaat dan hikmah. Sebutkan manfaat dan
hikmah orang yang berhusnudzan !
5. Sebutkan hukum bacaan ikhfa’ , idzhar, dan idgham bighunnah yang terdapat dalam QS Al-Anfal ayat 72 !

Refleksi
Berilah tanda “cek” (  ) yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang
tersedia !
Kebiasaan
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Tidak
pernah
skor 3 skor 2 skor 1 skor 0
1 Saat ada bisikan hawa nafsu untuk berbuat maksiat saya
segera membaca ta’awudz
2 Saya puasa senin-kamis untuk mengendalikan diri dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT
3 Saya meminta maaf kepada teman jika saya bersalah
4 Saya mudah memaafkan kesalahan teman
5 Saya optimis mampu meraih cita-cita
6 Saya membaca istighfar ketika melakukan kesalahan
7 Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman
8 Saat berjumpa teman, saya menyapa dengan ramah
9 Saya menghormati perbedaan pendapat
10 Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
3.
APR

25

Mengimani Alloh SWT Melalui Asma'ul Husna

Peta Konsep

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Peserta Didik


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi
ini adalah:

1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)
beberapa nama dalam Asmaul Husna.
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang
bersfiat hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu
kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan
yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperimen - mengumpulkan
data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai dari unstructured-uni
structure-multi structure-complicated structure
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah

Dengan membaca basmalah, semoga apa yang akan kita pelajari sesuai dengan ajaran
Allah SWT dan terlindung dari pengaruh syaitan yang terkutuk.
Anak-anakku sekalian, sebelum kita membahas tentang al-Asmaul Husna, mari kita bersama
merenungkan beberapa hal berikut:
1. Apa yang harus dimiliki oleh seorang khalifah?
Sesuai dengan QS Al-Baqarah ayat 30, manusia diciptakan Allah dengan satu tugas, yakni
sebagai khalifah di muka bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, khalifah artinya adalah
wakil atau pengganti. Jadi tugas manusia di muka bumi ini adalah sebagai wakil atau pengganti
Allah dalam mengelola keseimbangan kehidupan.
Coba kita renungkan, apa yang harus dimiliki oleh seorang wakil/khalifah?
Menurut kamus besar bahasa Indonesia wakil adalah orang yg dikuasakan menggantikan yang
mewakilkan. Seorang wakil tentunya dipercaya oleh yang diwakilinya memiliki sifat, sikap dan
kemampuan yang sesuai dengan yang diharapkannya. Demikian juga dengan kita, Allah tidak
mungkin memilih kita sebagai wakil untuk mengurus dan menjaga bumi ini jika Dia tidak tahu
kalau kita memiliki kemampuan untuk itu. Yakinlah bahwa kita sebenarnya dianugerahi oleh Allah
sifat-sifat rububiyah yang tertuang dalam Asmaul Husna.
2. Mengapa budaya menghina, saling menghancurkan nama baik orang lain menjadi trend politik di
negara kita saat ini?
Kita memiliki sifat dasar al-Kariim (Memuliakan), ini terlihat pada jawaban yang sama ketika kita
melihat orang yang dihinakan orang lain. Pasti semua hati berkata sama,
“Muliakan/kasihan dia/jangan hinakandia”. Namun dalam kenyataan dalam kehidupan. Ada
manusia yang mengikuti kata hatinya tersebut dan ada yang mengabaikannya. Sebagai wakil
Allah yang al-Kariim, tentunya kita harus menunjukkan bahwa kita juga adalah al-Kariim (selalu
bersikap mulia/berbudi pekerti luhur).
3. Mengapa banyak kasus kebohongan seperti maraknya kasus korupsi, kecurangan dalam ujian
dan lain-lain terjadi pada bangsa ini?
Selain al-Kariim, manusia juga dianugerahi sifat dasar al-Matiin (kokoh pendirian), semua
manusia dipastikan memiliki sense (rasa) yang membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Setiap manusia pasti hatinya ingin berkata dan berlaku jujur, namun karena kepentingan
dan godaan syahwat duniawi, suara hati al-Matiin sedikit demi
sedikit tergoyahkan. Bahkan terabaikan, sehingga semakin jauhlah kita dari fungsi dan tugas
kita sebagai wakil Allah.
4. Mengapa di Negara kita banyak terjadi kriminalitas?
Allah memiliki sifat al-Mu’min (Maha Memberi Keamanan). Demikian pula dengan waki-lNya.
Wakil Allah yang disebut manusia dikaruniai oleh Allah sifat al-Mu’min (member rasa aman).
Buktinya dapat dipastikan setiap manusia pasti ingin hidupnya aman dan ingin menjadi pahlawan
buat orang lain? Betul kan? Satu contoh, ketika kita melihat seorang ibu-ibu sedang
mempertahankan dompetnya saat direbut oleh perampok bersenjata api. Apa yang dibisikkan
oleh hati kita pertama kali? Pasti jawabannya sama “Tolonglah Ibu Itu! Hajar
Perampoknya!Jadilah Pahlawan Pemberi Rasa Aman Untuk si Ibu!”. Namun karena kepentingan
dan pertimbangan-pertimbangan lain, terjadilah pertentangan dalam hati antara men tidak.
Berbagai macam bisikan datang, membuat kita menjadi takut mati, berhitung apa untung-ruginya
dan lain-lain. Akibatnya semakin hilanglah sifat dasar al-Mu’min dalam diri kita.

5. Adakah manusia yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok atau masa depannya?
Ada dua orang pemuda yang sedang mencoba berwirausaha, kita sebut saja A dan B. Si A
mencoba terus pada satu bidang setelah menemui kegagalan. Sementara Si B terus berpindah-
pindah mencari peluang yang lain ketika dia gagal. Coba kalian terka siapa yang akan
menemukan kesuksesan terlebih dahulu? Pada saat kegagalan pertama, si A optimis bahwa
kesuksesan ada pada tahap kedua, namun hasilnya gagal lagi. Setelah kegagalan kedua Si A
berkata: “Kesuksesan ada pada tahap ke tiga, Jika ini pun gagal, maka saya sangat yakin tidak
mungkin kegagalan terjadi lagi pada tahap keempat karena segala kekurangan sudah diperbaiki”.
Sikap inilah yang menunjukkan bahwa si A percaya dan yakin bahwa Allah akan menolong dia,
karena Allah memiliki sifat al-Wakiil.
6. Tahukah apa yang terbaik buat kita?
Semua makhluk diciptakan Allah secara berpasangan. Baik dan buruk, surge dan neraka, kaya
dan miskin. Percayakah kita jika kita akan dikumpulkan dan diberikan sebuah kepastian akhir
dimana kita akan ditempatkan? Percayakah kita bahwa kita akan dihidupkan kembali oleh Allah
setelah kita mati? Percayakah kita jika nanti kita akan dikumpulkan-Nya di Hari Kiamat?
Sebuah bukti bahwa Allah Maha Menghidupkan dan Maha Mengumpulkan. Mari kita amati biji
padi dan biji jagung. Biji padi dan biji jagung adalah makhluk mati, buktinya jika dia disimpan di
dalam botol dan tidak tersentuh oleh air, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah menjadi
makhluk hidup. Tanamlah kedua makhluk mati tersebut ke dalam tanah, dan siramlah dengan
air. Tidak berapa lama, makhluk mati tersebut berubah menjadi makhluk hidup. Tumbuh menjadi
besar dan dewasa, sampai pada saatnya Allah akan kembali mematikan kedua makhluk hidup
tersebut di saat panen. Demikianlah Allah maha menghidupkan dan mematikan.
Untuk melihat keadilan Allah mari kita renungkan QS Attakatsur/102 ayat 8 berikut:
Artinya: “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang dinikmati di
dunia itu)”.

Jika kita merenungi ayat ini, maka tidak ada bedanya antara kaya dan miskin. Kedua-duanya
adalah ujian hidup. Orang yang dianugerahi kekayaan diuji oleh Allah, dapatkah dia
memanfaatkan kekayaannya tersebut untuk mendekat dan berbakti kepada Allah ? Orang miskin
diuji oleh Allah, bersabarkah orang miskin untuk tetap mendekat dan berbakti kepada Allah,
walaupun dalam dirinya timbul keinginan yang besar untuk hidup berkecukupan harta.
Demikian pula dengan orang cantik dan jelek atau pintar dan tidak pintar. Semua diuji dengan
kondisi masing-masing, siapakah yang siap menjadi kekasih Allah?. Inilah yang membuktikan
bahwa Allah maha Adil.
Anak-anakku sekalian, yakinlah bahwa Allah selalu memberikan kita yang terbaik dan paling
kita butuhkan. Allah membuat kita miskin bukan berarti Allah hendak membuat kita terhina, tetapi
itu adalah yang terbaik untuk kita. Bisa jadi ketika kita dijadikan oleh Allah sebagai orang kaya,
kita akan menjadi orang yang dibenci banyak orang karena kita sombong.
Yakinlah bahwa Allah Maha Adil menempatkan kita pada posisi terbaik. Syukurilah! Jadilah
manusia yang mau berterimakasih! Lakukan apa yang Allah inginkan dan Jauhi apa yang Allah
tidak sukai!
BA
Iman Kepada Allah swt.

1. Pengertian Iman
Menurut bahasa iman berasal dari kata aamana yang berarti percaya. Menurut Rasulullah
SAW sepertidiriwayatkan oleh Ibnu Majah, Iman didefinisikan dengan akad/perjanjian dengan
hati, dan ikrar/bersumpah dengan lisan (ucapan) dan dilakukan/dibuktikan dengan anggota tubuh
(arkan).

2. Pengertian Iman kepada Allah SWT


Berdasarkan pengertian iman di atas, dapat kita uraikan bahwa iman kepada Allah menurut
bahasa adalah percaya sepenuhnya kepada Allah SWT. Jika kita bicara tentang percaya, mari
kita coba tela’ah deskripsi berikut:
Si A percaya kepada si B. Apa kira-kira yang akan dilakukan oleh si B jika si A menyuruh si
B untuk melakukan sesuatu? Misalnya si A menyuruh kepada si B agar membeli burung beo
berwarna hitam jika si B ingin hidup berlimpah harta. Jika si B percaya pada si A, pasti si B akan
langsung melaksanakan perintah si A tersebut. Tapi jika si B tidak melaksanakan perintah si A,
dapatkah dikatakan si B percaya dengan si A?. Walaupun si B beribu kali mengucapkan bahwa
dia percaya kepada si A, jika apa yang diperintahkan kepadanya tidak dilaksanakan, si A akan
beranggapan bahwa si B tidak percaya kepadanya.
Itulah jika iman dimaknai dengan percaya. Iman kepada Allah berarti percaya kepada Allah.
Apapun yang Allah ceritakan, Allah perintahkan dan Allah larang, kita harus mempercayainya.
Dan tanda dari kepercayaan tersebut adalah kita melaksanakan segala intruksi-Nya, berupa
perintah dan menjauhi larangan.
Dalam konteks keimanan kepada Allah, kepercayaan dimulai dari kepercayaan secara
dogmatis. Kepercayaan ini kemudian akan melahirkan keyakinan setelah kita membuktikan
konsep-konsep Allah yang tertuang dalam Al-quran.
Salah satu contoh perintah Allah adalah shalat. Allah berfirman dalam QS Al-Ankabut/29 : 45 :
Artinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji (tidak berprikemanusian) dan mungkar (melanggar aturan). dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Ankabut/29 : 45)

Percayakah kita kepada Allah? Jawabannya bukan dengan ucapan dalam mulut, tapi
lakukan apa yang Dia perintahkan dan rasakan hasilnya. Untuk percaya kepada Allah dapat
dilakukan melalui pemahaman sifat-sifat dan kekuasaan-Nya.
cA
Apa Makna al-Asmaul Husna

Asmaul Husnaberasal dari kata al-asma yang berarti nama-nama dan al-husna yang berarti baik.
Jadi al-Asmaul Husna secara bahasa diartikan dengan nama-nama yang baik. Asmaul Husna adalah
nama Allah yang terbaik. Dapat dikatakan pula sebagai asma Allah yang terindah. Ia merupakan
puncak keindahan karena di dalamnya terdapat makna terpuji dan termulia. Nama-nama terindah itu
mengandung pengertian kehidupan yang sempurna, yang tidak didahului dengan ketiadaan dan tidak
diakhiri dengan kesirnaan. Tidak berawal dan tidak berakhir.
Secara fitrah manusia telah dibekali sifat-sifat baik dan terpuji. Sifat-sifat tersebut merupakan
pancaran dari asmaul husna. Sayangnya sejalan dengan perkembangan dan pengaruh lingkungan,
sifat-sifat dasar tersebut perlahan-lahan melemah dan menjadi terkalahkan.
Sejak lahir, manusia telah dilengkapi dengan hati yang fitrah (bersih). Hal ini merekam sifat-sifat
Allah. Jika ia mampu memeliharanya samapai dewasa, maka pancaran Asmaul Husna akan membuat
dirinya menjadi mulia. Tetapi jika sifat fitrah itu bercampur dengan sesuatu yang buruk, maka sifat-
sifat fitrah ini akan menjadi lemah bahkan terkalahkan dan terbelenggu oleh emosi diri, prasangka
negative, kepentingan pribadi dan pengaruh-pengaruh luar yang tidak menguntungkan.
Sifat-sifat dasar ini tidak akan pernah hilang dari manusia sampai dia meninggal, walaupun dia
terkalahkan oleh sifat-sifat buruk. Hal inilah yang menjadi dasar keimanan seseorang kepada Allah
SWT. Jika dia mampu menjaga dan mempercayai suara-suara hati yang baik, maka keimanannya
kepada Allah akan semakin baik.

Mari kita pelajari QS Al-A’raf/7 : 180 berikut:


Artinya:
“Dan bagi Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengannya, dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS Al-Araf/7:180).

ْ ‫س َما ُء ا ْل ُح‬
‫سنَى‬ ْ َ‫ا‬
‫ـوهللاُ الَّذِى الَ اِلهَ اِالَّ ُهـ َو‬
‫ُه َ‬
‫ا َ ْل ُمؤْ ِمنُ‬ ‫سالَ ُم‬ ‫اَل َّ‬ ‫س‬‫اَ ْلقُد ُّْو ُ‬ ‫ا َ ْل َم ِلكُ‬ ‫لر ِح ْي ُم‬‫اَ َّ‬ ‫لرحْ منُ‬ ‫ا َ َّ‬
‫اَ ْلبَ ِار ُ‬
‫ئ‬ ‫ق‬‫ا َ ْل َخا ِل ُ‬ ‫اَ ْل ُمت َ َكبِّ ُر‬ ‫اَ ْل َجبَّ ُ‬
‫ار‬ ‫ا َ ْلعَ ِزي ُْز‬ ‫اّ ْل ُم َهي ِْمنُ‬
‫اَ ْلفَتَّا ُح‬ ‫لر َّزا ُ‬
‫ق‬ ‫ا َ َّ‬ ‫اب‬‫اَ ْل َو َّه ُ‬ ‫ا َ ْلقَه ُ‬
‫َّار‬ ‫اَ ْلغَفَّ ُ‬
‫ار‬ ‫ا َ ْل ُمص ّ َِو ُر‬
‫اَ ْل ُم ِع ُّز‬ ‫لرافِ ُع‬ ‫ا َ َّ‬ ‫اَ ْل َخا ِف ُ‬
‫ض‬ ‫س ُط‬ ‫ا َ ْلبَا ِ‬ ‫ا َ ْلقَا ِب ُ‬
‫ض‬ ‫اَ ْلعَ ِل ْي ُم‬
‫اَللَّ ِطي ُ‬
‫ْف‬ ‫ا َ ْلعَ ْد ُل‬ ‫اَ ْل َح َك ُم‬ ‫ا َ ْلبَ ِصي ُْر‬ ‫اَ ْل ُم ِذ ُّل‬
‫اَلسَّمِ ْي ُع‬

‫اَ ْل َع ِل ُّي‬ ‫شك ُْو ُر‬ ‫اَل َّ‬ ‫اَ ْلغَفُ ْو ُر‬ ‫ا َ ْل َع ِظ ْي ُم‬ ‫ا َ ْل َح ِل ْي ُم‬ ‫ا َ ْل َخ ِبي ُْر‬
‫اَ ْلك َِر ْي ُم‬ ‫ا َ ْل َج ِل ْي ُل‬ ‫ْب‬
‫سي ُ‬ ‫ا َ ْل َح ِ‬ ‫اَ ْل ُم ِقيْتُ‬ ‫ا َ ْل َح ِف ْي ُظ‬ ‫اَ ْل َك ِبي ُْر‬
‫اَ ْل َم ِج ْي ُد‬ ‫ا َ ْل َود ُْو ُد‬ ‫ا َ ْل َح ِك ْي ُم‬ ‫س ُع‬ ‫ا َ ْل َوا ِ‬ ‫ا َ ْل ُم ِجي ُ‬
‫ْب‬ ‫ْب‬‫لرقِي ُ‬ ‫ا َ َّ‬
‫اَ ْل َم ِت ْينُ‬ ‫ي‬ ‫ا َ ْلقَ ِو ُّ‬ ‫ا َ ْل َو ِك ْي ُل‬ ‫ا َ ْلحَقُّ‬ ‫اَلش َِّه ْي ُد‬ ‫ث‬‫ا َ ْل َبا ِع ُ‬
‫اَ ْل ُمحْ ِي ُى‬ ‫ا َ ْل ُم ِع ْي ُد‬ ‫اَ ْل ُم ْبد ُ‬
‫ِئ‬ ‫ا َ ْل ُمحْ ِص ُّى‬ ‫ا َ ْلح َِم ْي ُد‬ ‫ا َ ْل َو ِل ُّى‬
‫اح ُد‬ ‫اَ ْل َو ِ‬ ‫اج ُد‬ ‫ا َ ْل َم ِ‬ ‫اج ُد‬ ‫ا َ ْل َو ِ‬ ‫اَ ْلقَيُّ ْو ُم‬ ‫اَ ْلح ُّ‬
‫َي‬ ‫ا َ ْل ُم ِميْتُ‬
‫ا َ ْل ُم َؤ ِ ّخ ُر‬ ‫اَ ْل ُمقَ ِ ّد ُم‬ ‫ا َ ْل ُم ْقتَد ُِر‬ ‫اَ ْلقَاد ُِر‬ ‫ص َم ُد‬ ‫اَل َّ‬ ‫اَالَ َح ُد‬
‫اَ ْل ُمتَعَا ِل‬ ‫اَ ْل َو ِل ُّى‬ ‫اطنُ‬ ‫اَ ْلبَ ِ‬ ‫اَل َّظا ِه ُر‬ ‫اَالَ ِخ ُر‬ ‫اَالَ َّو ُل‬
‫ف‬
‫لر ُء ْو ُ‬ ‫اَ َّ‬ ‫اَ ْلعَفُ ُّو‬ ‫ا َ ْل ُم ْنتَ ِق ُم‬ ‫اب‬ ‫اَلتَّ َّو ُ‬ ‫اَ ْلبَ ُّر‬
‫َما ِلكُ ا ْل ُم ْلكِ‬

‫اَ ْل ُم ْغ ِن ُّى‬ ‫اَ ْلغَنِ ُّى‬ ‫َام ُع‬‫اَ ْلج ِ‬ ‫س ُ‬


‫ط‬ ‫ـر ِام ا َ ْل ُم ْق ِ‬‫ذُ ْو ْال َجـالَ ِل َواْ ِال ْك َ‬
‫اَ ْل َب ِد ْي ُع‬ ‫ا َ ْلهَاد ْ‬
‫ِى‬ ‫اَلنُّ ْو ُر‬ ‫اَلنَّا ِف ُع‬ ‫اَلض ُّ‬
‫َّار‬ ‫ا َ ْل َما ِن ُع‬
‫صــب ُْو ُر‬ ‫اَل َّ‬ ‫ش ْي ُد‬ ‫لر ِ‬‫ا َ َّ‬ ‫اَلبـَـاقِى ا َ ْل َو ِار ُ‬
‫ث‬ ‫ْ‬
Keyakinan adanya Allah tidak perlu dipertanyakan. Namun keyakinan terhadap
pemahaman Asmaul Husnaperlu ditajamkan. Karena banyak orang yang percaya kepada Allah tetapi
tidak mengetahui seluk beluk Asmaul Husna. Banyak orang yang hapal Asmaul Husna, tetapi tidak
tepat dalam mengaplikannya. Sehinga seringkali kita secara tidak sadar menganalogkan antara sifat-
sifat Allah dengan sifat makhluk.
Manusia sebagai khalifah Allah, tentu telah dibekali dengan sifat-sifat yang melekat pada-Nya.
Meskipun sifat-sifat itu tidak akan pernah sama. Misalnya Allah memiliki sifat Maha Adil, manusia
sebagai khalifah Allah dalam mengelola alam semesta ini pula harus memiliki sifat adil. Apa yang akan
dilakukan dengan memperhatikan asas keadilan terhadap manusia lain, makhluk Allah yang lain yang
Allah titipkan kepada kita untuk mengurusnya. Seperti ketika kita mau merusak hutan, kita harus
mempertimbangkan keadilan kepada manusia lain yang akan kekurangan oksigen dan persediaan
air, hewan yang akan kehilangan tempat tinggal dan habitatnya, tumbuhan lain yang akan kehilangan
sumber makanan karena daun-daun yang berjatuhan di atas mereka tidak lagi berjatuhan.
Untuk lebih memahami makna Asmaul Husnaini marilah kita perdalam pemahaman kita
tentangnya dengan mempelajari beberapa Asmaul Husna berikut:
1. Al-Karim (Maha Mulia):

Mari kita pelajari QS An-Naml/27 ayat 40 :


Artinya:
“Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya, dan barangsiapa
yang ingkar maka sesungguhnya rabbku maha cukup dan maha mulia”.

Allah memiliki sifat al-Kariim, artinya Allah Maha Mulia, ajaranNya pun mengandung kemuliaan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mulia dimaknai dengan tinggi (derajat, pangkat, jabatan),
luhur (budi), dan bermutu tinggi.
Kemuliaan Allah tercermin dari sifat-Nya yang tidak pilih kasih dalam memperlakukan makhlkNya.
Dia berikan makhluk-Nya kenikmatan yang sangat sulit dihitung. Allah tidak meminta balasan apapun
dari makhluk-Nya atas segala nikmat tersebut. Sebenarnya jika kita bersyukur (berterimakasih)
terhadap nikmat yang kita peroleh dari Allah, sebenarnya kita bersyukur terhadap diri kita sendiri.
Untuk menguji keluhuran dan kemuliaan Allah mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Adakah yang mampu menciptakan oksigen yang kita hirup secara gratis sepanjang usia kita?
b. Adakah yang memberikan air yang segar dan menyuburkan secara gratis selain Allah?
c. Adakah yang mampu memberikan sinar matahari gratis yang dapat member kehangatan, kesehatan
dan penerang bagi makhluk?
Dan masih banyak lagi nikmat Allah yang tidak akan dapat kita hitung dan kita sebutkan satu
persatu. Semuanya GRATIS, Allah tidak meminta apapun kepada kita. Allah hanya menawarkan
kepada kita, jika kita ingin hidup bahagia, sejahtera ikutilah aturan-Nya. Tetapi jika tidak mau, kita
dipersilahkan untuk memilihnya, dengan konsekuensi hidup sesuai pilihan kita masing-masing.
Inilah yang menunjukkan kemuliaan dan keluhuran Allah. Manusia sebagai wakil Allah, makhluk
kepercayaan Allah untuk memimpin kehidupan alam semesta ini tentu harus memiliki sifat seperti
yang kita wakili. Sebagai dasarnya Allah sudah tiupka pada qalbu kita sifat dasar kemuliaan.
Sudahkah kita sebagai wakil Allah lebih baik dari mahkluk Allah yang lain yang Allah serahkan
kepada kita pengelolaannya. Sudahkah kita melebihi matahari dalam memberi manfaat kepada
makhluk Allah yang lain?. Jika belum, maka sebenarnya kita belum menjadi manusia. Karena manusia
hakikatnya adalah khalifah. Manusia adalah pemimpin bagi alam semesta ini.
Kemuliaan yang harus melekat dan menjadi sifat manusia sebagai makhluk kepercayaan Allah
dimulai dari kesadaran diri bahwa kemuliaan hanya akan didapat dengan cara memuliakan yang lain.
Jadilah manusia yang sebenarnya dengan mempelajari buku panduan pengelolaan alam semesta ini
yang dikeluarkan oleh Allah (Al-Qur’an) dan contoh manusia paripurna, Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan mempelajari dan mengaplikasikan Al-quran dalam kehidupan ini akan lahirlah manusia
sebenarnya yang memiliki kemuliaan sesuai dengan yang disampaikan Allah dalam QS At-Tiin/96:4
berikut :
Artinya: “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik”

2. Al- Mu'min (Maha Mengaruniakan Keamanan):

Al-mu’min adalah isim fa’il dari kata amana, yang artinya pemberi keamanan. Allah memiliki sifat
al-mu’min artinya Allah adalah zat yang maha memberikan keamanan kepada makhlukNya. “Ya Allah,
lindungilah kami dari marabahaya dan ketakutan” inilah do’a yang sering kita panjatkan kepada Allah.
Ini merupakan bukti bahwa Allah adalah pemberi rasa aman dan pemberi ketenangan di hati manusia.
QS Al-Quraisy/106 : 3-4 menyebutkan:
Artinya:
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan.

Merupakan sebuah naluri dan sifat fitrah manusia baik secara pribadi maupun sosial cenderung
untuk mendapatkan rasa aman. Karena kecenderungan inilah, manusia sebagai khalifah harus
memberikan rasa aman tersebut kepada alam semesta. Rasulullah bersabda, “Demi Allah tidak
beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Mendengar demikian para sahabat
bertanya, “Siapakah yang engkau maksudkan ya Rasulullah?” Jawab rasulullah, “Yang tidak
memberikan rasa aman tetangganya dari gangguannya.” (HR Bukhori).
Indahnya kehidupan ini jika setiap manusia memiliki sifat al-Mu’min. Ia akan saling memberikan
rasa aman kepada sesamanya dan kepada makhluk Allah yang lain. Memberikan rasa aman kepada
orang lain dapat dilakukan dengan bersikap jujur, amanah dan dapat dipercaya. Sikap tidak jujur dan
khianat serta mencari kesalahan orang lain dapat memicu ketidaknyamanan kehidupan orang lain.
Prilaku mencuri, korupsi, tawuran adalah beberapa perilaku yang bertolak belakang dengan Asmaul
Husna al-mu’min. Jika kita percaya bahwa Allah memiliki sifat al-mu’min, maka jadilah khalifah yang
dapat mewujudkan sifat tersebut dalam kehidupan kita. Jadilah pemberi keamanan kepada makhluk
Allah yang lain.
3. Al Wakil (Maha Mewakili/Penolong):
Alwakiil berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan dan mempercayakan suatu urusan
kepada orang lain (mewakilkan). Dalam konteks asmaul husna, Allah al-Wakiil dapat berarti kita
menyandarkan segala urusan kita kepada Allah SWT.
Dalam kehidupan, sering kita menemukan kegagalan. Dari kegagalan ini akan lahir dua tipe
manusia. Pertama tipe orang optimis (tawakkal) yang memasrahkan dan meyakini bahwa segala
urusan apapun dalam kehidupan ini ada yang maha mengatur. Tipe manusia kedua adalah tipe orang
putus asa, orang-orang seperti inilah yang tidak menyadari bahwa dibalik sesuatu yang kita alami, kita
lihat, kita dengar, kita rasakan ada hikmah yang harus kita ambil pelajaran untuk menjalani masa
depan.
Ada seseorang yang mengatakan hidup itu ibarat berjalan mengendarai mobil. Kaca depan dan
kaca spion merupakan dua kaca yang sangat penting diperhatikan. Kaca depan pasti lebih besar dari
kaca spion. Ini menandakan bahwa peluang kehidupan di depan lebih besar. Kita hanya perlu melihat
ke belakang melalui kaca yang kecil untuk memastikan bahwa pergerakan kita tidak membahayakan
orang lain. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika dalam mengendarai mobil, kita lebih banyak
memandangi kaca spion. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang terlalu banyak meratapi masa
lalu. Dia akan mencelakakan dan menggangu orang di sekitarnya.
Sebuah pepatah mengatakan, “Manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan”.
Pepatah ini sangat tepat menggambarkan bahwa Allah adalah al-Wakiil, yang selalu membantu untuk
menyelesaikan masalah-masalah kita. Inilah luar biasanya Allah, Dia mempercaya kita untuk menjadi
wakil-Nya mengelola alam semesta, namun jika kita menemukan masalah dalam tugas tersebut, kita
diperintahkan-Nya untuk meminta bantuan-Nya. QS Ali Imran/3 : 173 menyebutkan:
Artinya:
“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena
itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung".
Selain itu dalam QS Annisa/4 : 132
Artinya: “dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah sebagai
Pemelihara”.
Keimanan bahwa Allah memiliki sifat al-wakiil akan mendorong kita untuk selalu dekat kepada-
Nya. Kita akan melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan hasilnya, karena tugas kita dalam hidup
ini sebenarnya adalah bekerja, berkreasi, beraktifitas. Adapun masalah hasilnya kita serahkan kepada
Allah.
Dari asma Allah al-Wakiil ini kemudian lahirlah konsep tawakkal. Tawakkal dalam bahasa
Indonesia dapat disamakan dengan optimis, yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk
kita. Dari asma Allah al-Wakiil ini pula dapat ditemukan keindahan ajaran Islam tentang takdir. Dalam
ajaran Islam dijelaskan bahwa takdir manusia semua telah diatur oleh Allah. Rizkinya, usianya,
jodohnya dan lain-lain. Kita tidak tahu apakah akan menjadi orang kaya atau miskin, berumur panjang
atau pendek, dapat perawan/perjaka atau kakek/nenek. Karena kita tidak tahu takdir kita, maka wajib
kita untuk berikhtiar. Namun ingat, jika gagal, Allah adalah al-Wakiil. Dia siap membantu kita
menyelesaikan masalah kita. Menghadaplah kepadaNya kapanpun kita butuh. Dimana? Kita dapat
menemui dan berbincang/konsultasi dengan Allah di ruangan khusus yang disebut tempat sujud.
Masjid menjadi tempat konsultasi kita dengan Allah berkaitan dengan laporan perkembangan tugas
kita sebagai wakil-Nya. Kapan? Jika kita ingin langsung diterima di ruangan-Nya, maka carilah waktu
dimana manusia yang lain sedang istirahat yakni pada saat tengah malam.
4. Al-Matin (Maha Kokoh/Kuat)
Allah memiliki asma al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya.
Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam
janji-Nya.
Allah menjanjikan kebahagiaan dan surga bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah
menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi yang mengingkari dan
menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, karena Allah al-
Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51 : 58,

Artinya: “Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”.
Manusia sebagai khalifah, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat teguh,
tidak gampangtergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang mengintai dan
menggoda kita.
Manusia yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh
pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk Allah
yang lain.
5. Al-Jami’ (Yang Maha Mengumpulkan)
Dalam QS Ali Imran/3 ayat 9 Allah SWT berfirman :

Artinya: "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima
pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu atau banyak. Allah bersifat
al-Jami’ artinya Allah Maha Mengumpulkan/Mempersatukan.
Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat. Allah al-Jami’ juga dapat kita
buktikan dalam kehidupan ini. Coba kita amati sistem tata surya, adakah yang mampu mengumpulkan
matahari, planet, asteroid, bintang, dan benda langit lainnya menjadi satu kesatuan sistem yang
harmonis? Atau kita perhatikan kehidupan di laut. Didalamnya hidup berbagai jenis makhluk yang
Allah kumpulkan menjadi sebuah ekosistem laut yang saling berhubungan dan saling
membutuhkan? Subhanallah !.
Itulah asma Allah al-Jami’. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’.
Pertama Allah akan mengumpulkan dan meminta pertanggungjawaban kita nanti pada hari Akhir.
Maka sudah siapkah kita mempertanggungjawabkan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini?
Kedua, sebagai khalifah, manusia yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta
ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk
terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem
kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Bayangkan jika kelompok katak sawah
mengasingkan diri, tidak mau menyatu karena kepentingannya dalam sebuah ekosistem sawah. Maka
akan matilah seluruh burung elang, karena katak sawah mengingkari tugas sebagai makhluk yang
Allah cipatakan sebagai makanan burung elang. Akibat dari pengingkaran katak sawah tersebut,
maka hancurlah ekosistem sawah yang harmonis tersebut.
Dari sifat al-Jami’-lah yang Allah tampakkan dalam rantai makanan dan ekosistem sawah,
pelajaran berharga untuk kita sebagai khalifah. Jagalah persatuan dan kesatuan sistem kehidupan,
bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan
paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah.
Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan
fungsi kita dalam system kehidupan. Bukankah Allah berfirman :
Artinya:
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka
mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-
buruk panggilan adalah panggilan fasik setelah beriman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka
mereka Itulah orang-orang yang zalim. (QS Al-Hujuraat/49:11)

Sebagai wakil dari al-Jami’ mari kita menjadi pemersatu dari segala unsur kehidupan ini agar
menjadi sebuah kehidupan yang harmonis dan indah.
6. Al-‘Adl (Maha Adil)

Dalam QS. Al-Baqarah/2 ayat 216 Allah SWT berfirman :


….
Artinya: ”…. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui”.
Allah bersifat al-Adlu artinya yang Maha Adil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ; adil
adalah sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak. Maksud Allah memiliki sifat adil adalah bahwa
Allah adalah Dzat yang memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi.
Di manakah letak keadilan Allah ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ada yang kaya dan
ada yang miskin?. Gugatan inilah yang sering muncul pada orang-orang tidak beruntung secara
finansial.
Allah memiliki hari Akhir, waktu dan tempat manusia mempertanggungjawabkan tugas mereka
sebagai khalifah. Untuk memahami adil-Nya Allah mari kit baca ilustrasi berikut:
Ada dua orang bawahan yang ditugaskan oleh atasannya untuk membangun sebuah perkampungan.
Sebut saja A dan B. Si A hanya dibekali oleh atasannya pengetahuan tentang bagaimana cara
membangun perkampungan. Sementera si B dibekali oleh atasannnya fasilitas yang memadai,
diantaranya uang, mobil dan lain-lain.
Setelah masa kontraknya selesai, kedua karyawan tersebut dipanggil oleh atasannya. Keduanya
harus mempertanggungjawabkan tugas masing-masing. Jika kita menjadi atasan si A dan si B,
apakah pertanyaan yang diajukan kepada keduanya sama? Apakah yang harus
dipertanggungjawabkan keduanya sama? Ya. Tentu akan berbeda. Si B akan mendapat pertanyaan
dan pertanggungjawaban yang berat karena dia harus mempertanggungjawabkan penggunaan uang,
mobil dan fasilitas-fasilitas lain. Sementara si A hanya akan ditanya tentang ilmu yang dia manfaatkan.
Adilkah si atasan jika membebani pertanggungjawaban yang sama kepada kedua bawahannya?
Demikian pula dengan hidup kita, Allah akan meminta pertanggungjawaban segala apapun yang
Allah titipkan/bekalkan kepada kita. Kita yang diberi keleluasaan rizki janganlah merasa bahwa itu
semua hadiah, bukan! Itu adalah titipan yang dipercayakan kepada kita untuk digunakan membangun
sarana dan prasarana umum yang digunakan oleh umat. Bersyukurlah, bahwa golongan ini dipilih
oleh Allah dengan ujian syukur. Jika bersyukur, maka akan Allah tambahkan, namun jika ingkar
terhadap tugas maka siksa Allah sangat pedih.
Bagi yang diberi kesempitan/kesederhanaan rizki, jangan menggugat! Karena yakinlah kita yang
diberi kesederhanaan rizki adalah golongan yang dipilih oleh Allah dengan ujian sabar. Barang siapa
yang bersabar, maka dia akan naik derajat dan menjadi orang yang berbahagia. Bagaimana tidak
berbahagia, disaat pertanggungjawaban di akhirat, orang-orang miskin ini tidak akan banyak
pertanyaan dari Allah. Orang-orang miskin ini hanya akan mempertanggungjawabkan umur mereka.
Dalam QS. Al-Zalzalah/99 : 6-8 Allah berfirman :

Artinya:
6. pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya.
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula.

Itulah bukti bahwa Allah Maha Adil. Hanya ada dua jurus untuk menjalani hidup ini. Syukur bagi
yang beruntung, dan sabar bagi yang belum beruntung. Dan ingat syukur dan sabar adalah alat uji
Allah kepada wakill-Nya. Agar Dia dapat mengukur siapakah diantara hamba-Nya yang paling
bertakwa.
Sebagai wakil-Nya, kita harus berlaku adil sebagai mana titah Allah berikut:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS Al-Maidah/5:8)
7. Al-Akhir (Maha Akhir)
Allah Al-Akhir artinya Allah adalah Dzat yang paling akhir dibandingkan selainNya. QS Al-
Hadiid/57:3
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu”.
Bagi manusia yang mempercayai bahwa Allah al-Akhir, dia akan memanfaatkan umurnya
semasa hidup untuk menjadi abdi Allah. Ia akan bekerja semaksimal mungkin memanfaatkan segala
yang dia miliki untuk menjalankan perintah Allah. Karena dia sadar bahwa ada dzat yang Maha Akhir
yang akan menjadi titik akhir dari kehidupan ini. Setiap manusia tidak akan lepas dari
pertanggungjawaban tugasnya sebagai makhluk kepercayaan Allah, pemimpin di muka bumi ini.

B. Hikmah Beriman Kepada Allah SWT


Setelah kita mempelajari tujuh Asmaul Husnadi atas, ada beberapa pelajaran/hikmah yang dapat
kita petik dari keimanan kepada Allah melalui pemahaman terhadapt Asmaul Husna. Hikmah-hikmah
tersebut antara lain:
1. Keimanan kepada Allah harus ditunjukkan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Bukan
hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan.
2. Allah memiliki Asmaul Husnadan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka pelajarilah 99 Asmaul
Husna Allah dan berdo’alah dengannya.
3. Mendorong kepada kita agar dapat mewujudkan sifat-sifat mulia Allah dalam perilaku kita sehari-hari.
4. Allah maha mulia (al-Kariim), maka jadilah khalifah Allah yang memiliki keluhuran budi.
5. Allah maha memberi keamanan (al-Mu’miin), maka jadilah khalifah Allah yang dapat memberikan
keamanan untuk mahkluk lain.
6. Allah maha menolong (al-Wakiil), maka hiduplah dengan optimis karena Allah akan menolong
khalifahNya yang mengalami masalah dalam tugasnya.
7. Allah maha kuat/kokoh (al-Matiin), maka jadilah khalifah Allah yang teguh pendirian dalam
menegakkan kebenaran dan kejujuran.
8. Allah maha mengumpulkan (al-Jamii’), maka bersiaplah untuk berkumpul di padang mahsyar untuk
mempertanggungjawabkan amanah Allah kepada kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Dan jadilah
katalisator yang dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat untuk terbentuknya satu kesatuan
sistem kehidupan yang harmonis.
9. Allah maha adil (al-’Adl), jadilah khalifah yang yakin bahwa Allah maha tahu apa yang kita butuhkan,
sehingga kita menjadi manusia yang siap mendapat ujian syukur ataupun ujian sabar dari Allah.
10. Allah maha akhir (al-Akhir), jadilah khalifah yang siap bertanggungjawab terhadap apa yang kita
lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai khalifah ini.
Rangkuman

1. Asmaul Husnaadalah nama-nama Allah yang terbaik.


2. Manusia adalah khalifah Allah yang bertugas mengejawantahkan sifat-sifat Allah dalam mengelola
kehidupan alam ini.
3. Jumlah Asmaul Husnaada 99 nama, beberapa dinataranya adalah:
a. al-Kariim (Maha Mulia) ,
b. al-Mu’min (Maha Memberi Keamanan),
c. al-Wakiil (Maha Penolong),
d. al-Matiin (Maha Kuat),
e. al-Jaami’ (Maha Mengumpulkan/Mempersatukan),
f. al-‘Adl (Maha Adil), dan
g. al-Akhiir (Maha Akhir)
4. Di antara hikmah mempelajari Asmaul Husna adalah dapat meningngkatkan keimanan kepada Allah
yang ditunjukkan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Tamrinat

I. Penerapan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai sikap kalian!
Kurang Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju Setuju
1. Iman kepada Allah cukup dengan mengakui adanya
Allah saja.
2. Tidak apa-apa meninggalkan shalat kalau sekali-kali.
3. Manusia itu harus memiliki keluhuran budi.
4. Orang yang tidak berbudi pekerti luhur belum termasuk
manusia sebenarnya.
5. Tidak apa-apa berbohong, kalau untuk kebaikan kita.
6. Saya tidak akan berbohong, walaupun pahit akibatnya.
7. Tawuran boleh saja, kalau untuk mempertahankan
gengsi sekolah.
8. Saya siap berkorban, demi memberi keamanan untuk
saudara saya.
9. Kegagalan adalah sesuatu yang bias.a
10. Kekayaan adalah hasil kerja keras saya, jadi saya tidak
perlu berbagi.

II. Pilihan Ganda


Berilah tanda silang (X) pada pilihan a, b, c, d, atau e yang sesuai dengan jawaban yang paling
tepat!
1.
2. ercaya dan yakin kepada Allah dengan sesungguhnya disebut ... .
A. Iman
B. Islam
C. Ihsan
D. Muhsin
E. Muslim
3. Nama-nama Allah yang disebut Asmaul Husna berjumlah ... .
A. 95
B. 96
C. 97
D. 98
E. 99
4. Al-Kariim berarti ... .
A. Maha Pengasih
B. Maha Penyayang
C. Maha Bijaksana
D. Maha Mengetahui
E. Maha Mulia
5. Allah Maha Memberi Keamanan kepada makhluk-Nya, karena Allah memiliki sifat ... .
A. Al-Kariim
B. Al-Mukmiin
C. Al-matiin
D. Al-Akhir
E. Al-Jami’
6. Seseorang yang memiliki pendirian yang teguh dalam mempertahankan dan memperjuangkan
kebenaran adalah orang yang terilhami oleh asma Allah ... .
A. Al-Kariim
B. Al-Mukmiin
C. Al-Matiin
D. Al-Al-Akhiir
E. Al-Jamii’
7. Perilaku koruptor mengindikasikan bahwa mereka tidak mempercayai sifat Allah ... .
A. Al-Matiin
B. Al-Jami’
C. Al-Akhiir
D. Al-Adl
E. Al-Mālik
8. Di antara keteladanan yang dapat dicontoh dari sifat As-Jami’ adalah ... .
A. selalu berusaha untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dengan penuh kedamaian
B. memberikan keleluasaan ke setiap orang untuk menyelesaikan kewajibannya
C. mengajak orang untuk mau melakukan kebaikan sesuai kehendaknya
D. selalu berkata benar dan jujur
E. membiarkan setiap orang untuk berbuat semaunya
9. Perilaku yang tidak termasuk keimanan terhadap sifat Allah Al-Wakiil adalah ... .
A. Mendirikan shalat setiap waktu
B. Ṣadaqah
C. Menyayangi orang tua
D. Membantu orang yang membutuhkan
E. Memiliki keris pusaka untuk kekayaan
10. Allah SWT. mengumpulkan dan menyatukan beberapa makhlukNya yang ada di sawah sehingga
membentuk satu kesatuan ekosistem sawah membuktikan bahwa Allah SWT. bersifat ... .
A. Ar-Wakiil
B. Ar-Jami’
C. Al-Kariim
D. Al-Matiin
E. Al-Akhir
11. Seseorang yang telah meneladani sifat Al-wakiil, akan terlihat dari perilakunya yaitu ....
A. Selalu berusaha dengan optimisme yang tinggi walau terus dihadapkan pada kegagalan.
B. Seorang mu’min harus berupaya menjadi pemaaf segala kesalahan yang dilakukan orang lain
kepadanya
C. Seorang mu’min harus jujur melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya
D. Seorang mu’min harus mampu menjaga keselamatan baik dirinya atau orang lain dari kejahatan dan
kezaliman
E. Seorang pemimpin harus ikhlas dan bertanggungjawab dalam menjalankan kepemimpinananya

III. Uraian
1. Jelaskan pengertian al-Asmaul Husna!
2. Tuliskan 7 al-Asmaul Husnabeserta artinya!
3. Bagaimana caramu untuk dapat meneladani sifat Al-mukmiin dalam kehidupan sehari-hari?
4. Tuliskan satu ayat yang menjelaskan tentang larangan meremehkan orang lain!
5. Jelaskan hikmah beriman kepada Allah melalui pemahaman Asmaul Husnaal-kariim, al-mu’miin, al-
matiin, al-Jami, al-wakiil dan al-adl!

IV. Tugas
Untuk membiasakan kita dalam mengaplikasikan Asmaul Husnadalam kehidupan sehari-hari, susunlah
fortopolio yang merangkum kegiatan kalian selama satu semester ke depan yang meliputi pembuktian yang
menunjukkan prilaku:
1. Keluhuran budi (Kumpulkan 40 lembar penilaian teman/orang tua/guru/saudara terhadap kalian)
Materi penilaian meliputi:
a. Cara bicara
b. Cara bergaul
c. Cara berpakaian
d. Cara menyelesaikan masalah
2. Kokoh pendirian (bukti fisik dapat berupa foto/rekaman video/keterangan saksi)
Hasil Alasan
Tanggal Deskripsi Pendapat
No Masalah (Tetap/Berubah) Perubahan
Kejadian Kejadian Kalian
Pendirian

3. Pemberi rasa aman (bukti fisik dapat berupa foto/rekaman video/keterangan saksi)
Tanggal Deskripsi
No Yang Dilakukan Hasil
Kejadian Kejadian

4. Tawakkal
Susun agenda harian dan pelaksanaannya selama satu semester
Hari Tanggal No Agenda kegiatan Rencana Waktu Pelaksanaan Keterangan

5. Perilaku adil
Tanggal Deskripsi
No Yang Dilakukan Hasil
Kejadian Kejadian

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
4.
APR

25
Menuntut Ilmu Dengan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru Kunci
Kesuksesan

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) At
Taubah ayat 122 dan hadits terkait serta tayangan filem atau kejadian sehari-hari berkaitan dengan
menuntut ilmu serta patuh kepada orang tua dan guru,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime - mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-
multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah

Pada masa sekarang sekolah seakan-akan tempat mencari nilai tapi bukan mencari
ilmu. Begitulah umumnya motivasi anak ketika sekolah dan menancap betul di dalam hati. Hal
ini menjadi orientasi dan tujuan dalam perjalanan pendidikan pelajar sekarang. Padahal harus
disadari jika nilai bukanlah segalanya. Ketika masuk SMA, pada umumnya yang tergambar dalam
pikiran pelajar adalah bagaimana harus mendapat nilai bagus dengan grafik yang meningkat secara
konsisten, bukannya menurun. Pelajar dituntut untuk belajar demi mendapat nilai yang baik, jika hasil
tidak sesuai maka rasa menyesal bahkan putus asa menyelimuti.
Jika seseorang belajar hanya berorientasi pada nilai, akan tetapi yang diperoleh bukan nilai
yang baik, sehingga dia merasa tidak tahu apa yang telah pelajari, semua seperti biasa saja, setelah
ulangan atau ujian semuanya serasa hilang. Hal ini berarti ilmu itu hilang dan rasanya tidak ada lagi
yang tersisa. Namun jika orientasi belajar adalah ilmu maka kehidupan pelajar menjadi lebih
bermakna, dia selalu merasakan kepuasan setiap selesai belajar, dan tanpa di kejar pun nilai
meningkat fantastis.
Sesungguhnya ketulusan niat dan kesabaran dalam melakukan segala kegiatan sangat
diperlukan, bukan hanya untuk mengejar sesuatu. Seseorang akan rela belajar hingga pagi, hanya
untuk mengejar kepuasan belajar, kenikmatan belajar akan di peroleh. Berbeda sekali ketika belajar
hanya untuk mengejar nilai, sangat susah bagi seseorang untuk belajar hingga tengah malam, susah
untuk memfokuskan diri. Jadi intinya, kita harus melakukan sesuatu dengan tulus dan tanpa
mengharapkan imbalan, atau jangan hanya meminta atau mengharapkan imbalan dari apa yang kita
kerjakan, semuanya itu akan berjalan beriringan sesuai dengan yang kita kerjakan.

B
Tuntunan Menuntut Ilmu

1. Pengertian
Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara
bahasa (etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima – ya`lamu-
`ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga jika
dikatakan alimtu asy-syai’aberarti “saya mengetahui sesuatu”.
Sementara secara istilah (terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu.
Ia juga merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan
makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:
Artinya : “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang tidak
mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya. Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama”

2. Semangat Menuntut Ilmu


Umat Islam wajib menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti
wajib pula mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan sebagainya, berarti
wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga apa yang dilakukannya
mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti manusia mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang
tidak boleh dilakukan. Demikian juga dalam hidup kemasyarakatan, interaksi antar sesama manusia
juga harus di dasari dengan ilmu, sehingga tercipta suatu masyarakat yang kondusif dan damai. Allah
berfirman dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 122 :
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama
mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya”. (QS. At Taubah : 122)
Ayat di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebagai orang beriman; semangat,
tenaga dan pikiran tidak dibenarkan hanya untuk usaha memenuhi kepuasan nyata seperti
perang. Akan tetapi semangat, tenaga dan pikiran juga untuk usaha menuntut ilmu terutama
pengetahuan agama untuk kemanfaatan diri sendiri dan orang lain. Ilmu merupakan penuntun
manusia memahami ayat-ayat Allah baik Qauliyah maupun Kauniyah sehingga mampu mamaknai
hakekat hidup dan akhirnya memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam menuntut ilmu hendaklah tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai macam
bahaya dan ujian mental yang muncul. Sebab gudang kesuksesan adalah di dalam menghadapi
cobaan. Maka siapa yang ingin berhasil maksud dan tujuan menuntut ilmu harus bersabar
menghadapi banyaknya cobaan. Syeh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim
mangatakan, pernah kudengar sya’ir yang konon merupakan gubahan dari Sayyidina Ali bin Abi
Thalib karramallahu wajhah :
Artinya :
 Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam perkara ; yang
akan kujelaskan semua kepadamu secara ringkas.
 Yaitu : kecerdasan, minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru, dan waktu
yang lama.

3. Patuh kepada Orang Tua dan Guru


Selain syarat tersebut di atas kunci kesuksesan dalam ilmu adalah patuh kepada orang tua
dan guru, yaitu menghormati mereka baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal. Kita harus
bersikap sopan dan santun kepada orang tua dan guru baik dalam ucapan maupun perbuatan, selalu
mendoakan mereka jika sudah meninggal minimal setiap setelah shalat.
Orang yang paling dekat dan berjasa kepada kita adalah kedua orang tua. Merekalah yang
membawa kita ke dunia ini dengan izin Allah. Betapa besar jasa mereka sehingga kita tidak akan
mampu menghitung dan membalasnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita harus berbakti kepada
kedua orang tua. Allah menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua pada peringkat kedua
setelah kewajiban menyembah Allah swt. Firman Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 23 :
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra’ : 23)
Begitu besarnya jasa orang tua kita sehingga keridlaan dan kemurkaan Allah tergantung pada
keridlaan dan kemurkaan keduanya. Rasulullah saw bersabda:
Artinya:”Keridaan Allah tergantung pada keridaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung
pula pada kemurkaan keduanya.” (HR. Tabrani).

Guru adalah orang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Dalam
paradigma Jawa, guru bermakna “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru
memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan
yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki
kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri
teladan oleh peserta didiknya. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekedar
transformasi ilmu, tapi juga bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta
didiknya.
Guru yang menjadikan kita orang beriman, mengerti hal yang baik dan buruk, gura juga
menjadikan kita orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga kita akan
memperoleh kedudukan yang tinggi di hadapan Allah dan manusia sebagaimana firman Allah swt:
Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujadalah:11)

Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan
jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:
َ ‫س َّه َل هللاُ بِ ِه‬
‫ط ِر ْيقًا اِلَى ا ْل َجنَّ ِة ـ رواه مسلم‬ ُ ‫سلَكَ َط ِر ْيقًا يَ ْلت َ ِم‬
َ ‫س فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬ َ ‫َم ْن‬
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

C
Teladan Mencari Ilmu

Para Ilmuwan atau Ulama dahulu, dalam proses menuntut ilmu memiliki semangat yang kuat
sehingga menjadi sosok ilmuwan yang di akui dan memberikan kemaslahatan sampai sekarang.
Semangat tersebut patut menjadi teladan bagi kita dalam semangat mencari ilmu. Berikut ini
beberapa kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu :

1) Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu


Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : ”Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali
di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak
berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku”.
2) Belajar Setiap Hari
Al-Imam an Nawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..)
3) Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. sehingga
beliau bisa segar kembali.
4) Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi
berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: “Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa
mendengarnya di kamar mandi”.
5) Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
Ibnul Jauzy sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam
mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu
malam) dibaca 2336 hadits.
Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama
seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau
pulang dari Makkah.
6) Mengulang Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali
Al-Muzani berkata: ”Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu
dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya”.
Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700
kali.
7) Kesungguhan Menulis
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika
senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2
buku.
Ibnu Thahir berkata: ”saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7
kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali”.
Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku
8) Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah
Al-Imam an-Nawawy berkata: “Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu)
yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali”.
Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang
teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18
kali.

D
Uswah Hasanah
SEMANGAT MENUNTUT ILMU DAN KEPATUHAN KEPADA ORANG TUA
KH. A. WAHID HASYIM
(MENTERI AGAMA PERTAMA)
Sejak kecil Abdul Wahid sudah masuk Madrasah Tebuireng dan sudah lulus pada usia yang
sangat belia, 12 tahun. Selama bersekolah, ia giat mempelajari ilmu-ilmu kesustraan dan budaya
Arab secara outodidak. Dia juga mempunyai hobi membaca yang sangat kuat. Dalam sehari, dia
membaca minimal lima jam. Dia juga hafal banyak syair Arab yang kemudian disusun menjadi
sebuah buku.
Ketika berusia 13 tahun, Abdul Wahid mulai melakukan pengembaraan mencari ilmu.
Awalnya ia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Di sana ia mondok mulai awal Ramadhan
hingga tanggal 25 Ramadhan (hanya 25 hari). Setelah itu pindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri,
sebuah pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Karim, teman dan sekaligus murid ayahnya.
Antara umur 13 dan 15 tahun, pemuda Wahid menjadi Santri Kelana, pindah dari satu pesantren
ke pesantren lainnya. Tahun 1929 dia kembali ke pesantren Tebuireng. Ketika kembali ke
Tebuireng, umurnya baru mencapai 15 tahun dan baru mengenal huruf latin. Dengan mengenal
huruf latin, semangat belajarnya semakin bertambah. Ia belajar ilmu bumi, bahasa asing,
matematika, dll. Dia juga berlangganan koran dan majalah, baik yang berbahasa Indonesia maupun
Arab. Pemuda Abdul Wahid mulai belajar Bahasa Belanda ketika berlangganan majalah tiga
bahasa, ”Sumber Pengetahuan” Bandung. Tetapi dia hanya mengambil dua bahasa saja, yaitu
Bahasa Arab dan Belanda. Setelah itu dia mulai belajar Bahasa Inggris.
Pada tahun 1932, ketika umurnya baru 18 tahun, Abdul Wahid pergi ke tanah suci Mekkah
bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain menjalankan ibadah haji, mereka berdua juga
memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu, shorof, fiqh, tafsir, dan hadis. Abdul Wahid
menetap di tanah suci selama 2 tahun.
Sepulang dari tanah suci, KH. Abdul Wahid (biasa dipanggil KH. Wahid Hasyim) bukan
hanya membantu ayahnya mengajar di pesantren, tapi juga terjun ke tengah-tengah masyarakat.
Ketika usianya menginjak 20-an tahun, Kiai Wahid mulai membantu ayahnya menyusun
kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam Bahasa
Arab, mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh. Bahkan ketika ayahnya
sakit, ia menggantikan membaca kitab Shahih Bukhari, yakni pengajian tahunan yang diikuti oleh
para ulama dari berbagai penjuru tanah Jawa dan Madura.
Dengan bekal keilmuan yang cukup, pengalaman yang luas serta wawasan global yang
dimilikinya, Kiai Wahid mulai melakukan terobosan-terobosan besar di Tebuireng. Awalnya dia
mengusulkan untuk merubah sistem klasikal dengan sistem tutorial, serta memasukkan materi
pelajaran umum ke pesantren. Usul ini ditolak oleh ayahnya, karena khawatir akan menimbulkan
masalah antar sesama pimpinan pesantren. Namun pada tahun 1935, usulan Kiai Wahid tentang
pendirian Madrasah Nidzamiyah, dimana 70% kurikulumnya berisi materi pelajaran umum,
diterima oleh sang ayah.
Pada masa setelah Indonesia merdeka, di dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden
Sukarno (September 1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam
Kabinet Sjahrir tahun 1946. Ketika KNIP dibentuk, Wahid Hasyim menjadi salah seorang
anggotanya mewakili Masyumi dan meningkat menjadi anggota BPKNIP tahun 1946. Setelah
terjadi penyerahan kedaulatan RI dan berdirinya RIS, dalam Kabinet Hatta tahun 1950 dia diangkat
menjadi Menteri Agama. Jabatan Menteri Agama terus dipercayakan kepadanya selama tiga kali
kabinet, yakni Kabinet Hatta, Natsir, dan Kabinet Sukiman.

E
Rangkuman

1. Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat memenuhi
kebutuhan duniawi maupun ukhrawi.

2. Ilmu bisa deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan.

3. Islam telah memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendri
dan orang lain.

4. Ilmu merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain

5. Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan syarat-syarat khusus diantarangan adalah patuh
kepada orang tua dan guru agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.

6. Orang tua dab guru harus dihormati, jika mereka masihi hidup kita harus sopan dan santun serta
tidaka mnyakiti hati mereka, jika sudah meninggal arus kita doakan.

7. Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang
membawa manfaat bagi kita sampai sekarang.

8.

F
Tamrinat
9.
10.

A. Uji Kompetensi
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Hukum menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah … .
a. wajib
b. sunnah
c. makruh
d. mubah
e. haram
2. Dalam kehidupan sehari-hari setiap menusia mutlak membutuhkan ilmu alam mengarungi hidup
menuju kebaikan, bahkan ketidakbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi ilmu dalam hidup
adalah … .
a. Penerang jalan
b. Petunjuk jalan
c. Peneduh jalan
d. Perintang jalan
e. Peretas jalan
3. Ilmu menjadikan manusia memperoleh tempat yang mulia, sesuai kehendak Allah dalam
penciptaan bahwa ilmu merupakan … .
a. pembeda manusia dengan manusia lain
b. pembeda manusia dengan Allah
c. pembeda manusia dengan makhluk lain
d. pembeda orang baik dan orang jahat
e. pembeda orang kaya dan orang miskin
4. Dalam Islam di tekankan bahwa tujuan atau niat seseorang mencari ilmu harus benar. Berikut yang
bukan tujuan atau niat mencari ilmu adalah … .
a. Mencari ridla Allah
b. Menghilangkan kebodohan
c. Mengharap masuk surga di akhirat
d. Memperoleh kehidupan layak sesuai keinginan
e. Menghidupkan dan mengekalkan agama Islam
5. Tuntunan ulama dalam memilih ilmu adalah mendahulukan ilmu yang paling baik dan yang setiap
waktu diperlukan, yaitu ilmu … .
a. Fiqih atau hukum
b. Akhlak atau etika
c. Al Qur’an
d. Tarikh atau sejarah
e. Aqidah atau tauhid
6. Dalam menuntut ilmu keberadaan guru mutlak dibutuhkan, sikap murid kepada guru harus
menghormati. Maksud menghormati adalah … .
a. Setiap bertemu guru harus hormat seperti hormat bendera
b. Tidak menyinggung atau menyakiti hati guru
c. Berjalan membungkuk dan bersimpuh di hadapan guru
d. Tidak membicarakan sama sekali tentang guru
e. Memenuhi dan melakukan setiap permintaan guru
7. Kunci utama seseorang dalam mencari ilmu adalah … .
a. Orang tua
b. biaya
c. sarana prasarana
d. kesungguhan
e. kekuatan
8. Berkaitan dengan ilmu, dalam Al Qur’an Allah memberi penghargaan besar kepada orang yang
beriman dan berilmu. Bentuk penghargaan tersebut adalah …
a. Mempermudah usahanya
b. Mengangkat derajatnya
c. Memperpanjang umurnya
d. Meluaskan rizkinya
e. Melapangkan jalannya
9. Rasulullah saw bersabda dalam hadits bahwa beliau di utus Allah untuk memperbaiki budaya
masyarakat jahiliyah arab saat itu. Perbaikan budaya tersebut berkaitan dengan ilmu … .
a. aqidah
b. akhlak
c. fiqih
d. tarikh
e. adat
10. Orang yang sedang menuntut ilmu mendapat tempat luar bisa dan di muliakan Allah swt. Salah
satu kemulyaan tersebut adalah … .
a. Orang yang sedang menuntu ilmu haram di goda setan
b. Orang yang sedang menuntu ilmu tidak harus wudhu
c. Orang yang sedang menuntu ilmu jika sakit Allah langsung menyembuhkan
d. Orang yang sedang menuntu ilmu jika berkata bohong tidak dosa
e. Orang yang sedang menuntu ilmu jika mati dihukumi mati syahid

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!

1. Mengapakah Islam memberikan tempat dan derajat tinggi bagi orang yang berilmu?

2. Jelaskan adab orang yang menuntut ilmu menurut Islam!

3. Mengapakah manusia terutama muslim diwajibkan mununtut ilmu?

4. Kemukakan keutamaan-keutamaan orang yang memiliki ilmu!

5. Jelaskan sikap yang benar seorang yang sedang mencari dalam menghormati orang tua dan gurunya!

III. Penilaian Sikap


a. Penerapan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai sikap kalian!
Kurang Tidak
No Pernyataan Setuju
Setuju Setuju
1. Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi umat Islam
2. Seseorang harus berilmu agar mendapat pekerjaan
sehingga hidup layak.
3. Ketika ujian di sekolah siswa boleh nyontek atau
bertanya kepada teman karena wujud ikhtiar.
4. Hanya dengan ilmu seorang muslim memperoleh
keselamatan dunia dan akhirat.
5. Syarat menuntut ilmu adalah harus memiliki biaya yang
cukup.
6. Dalam menuntut ilmu kita harus sabar, walapun ada
teman yang mengolok/mengejek.
7. Patuh dan hormat kepada orang tua merupakan kunci
keberhasilan menuntut ilmu.
8. Agar mudah menyerap ilmu dari guru, kita bersikap
kepada guru seperti teman sendiri
9. Ketika kita sudah berhasil, kita tidak boleh melupakan
guru yang mengajar di sekolah.
10. Shalat boleh ditinggalkan agar bisa mengikuti kegiatan
di sekolah tepat waktu.

b. Internalisasi nilai spiritual


Aktualisasi nilai-nilai yang mencerminkan sikap spiritual dalam kehidupan sehari-hari !

NO SIKAP URAIAN

1. Rajin beribadah

2. Tangung jawab
3. Rendah hati
4. Ulet dan tahan uji

5. Ikhlas dalam beramal


6. Tidak lupa diri
7. Optimis dalam hidup
8. Menghargai orang lain
9. Jujur

10 Sabar
Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
5.
APR

25

Hidup Teratur Dengan Hukum Islam

Peta Konsep
2. AL HADITS
1. AL QUR’AN
3. IJTIHAD
SUMBER HUKUM ISLAM
Kedudukan & Fungsi Al Qur’an
Pengertian Al Qur’an
Kedudukan & Fungsi Al Hadits
Pengertian Al Hadits
Kedudukan & Fungsi Ijtihad
Pengertian ijtihad
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak hadits tentang dialog Rasulallah
SAW dengan Mu’adz bin Jabal ketika diutus menjadi gubernur di Yaman .
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis tentang makna dari hadis yang diamatinya .
3. Peserta didik mengeksplor definisi dalil dalil yang yang menjelaskan AL-Qur;an sebagai sumber
hukum Islam yang pertama, Al Hadits sebagai sumber hukum islam ke dua dan Ijtihad sebagai
sumber hukum islam ke tiga.
4. Peserta didik mengasosiasi dan menganalisis kedudukan dan fungsi Al Qur’an, kedudukan dan fungsi
al hadits dan kedudukan dan fungsi ijtihad.
5. Peserta didik mengkomunikasikan /menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya tentang materi yang telah dikajinya.
AB
MUHASABAH Renungkan RRenungkanMembaca !

Pernahkah anda merasakan dalam hidup ini betapa indahnya diatur oleh syariat Islam ? coba rasakan
terlebih dahulu betapa bahagianya seorang muslim hidup di bawah naungan agama terakhir. Seluruh panduan
kehidupan tertuang dalam Al Quran. Inilah sumber kebahagiaan hakiki dari pencipta seluruh alam semesta dan
isinya, termasuk manusia. Tapi sayangnya masih banyak orang mencari kebahagian yang hanya keduniawian
saja yang sifatnya sementara .
Islam artinya damai, maka kedamaian di hati akan dicapai dengan memeluk Islam sepenuh hati. Mereka
yang tidak pernah merasakan nikmatnya dalam naungan Islam ini karena memandang Islam sebelah mata.
Padahal betapa indahnya harmoni alam dengan manusia dalam beribadah kepada-Nya. Matahari sudah berjuta
tahun mengabdi kepada Maha Pencipta dengan terbit di timur dan tenggelam di Barat. Matahari masih menemani
setiap mahluk setiap hari. Dia tidak pernah absen. Kesetiaan mahluk yang namanya matahari ini menimbulkan
rasa syukur akan diri dalam merasakan nikmat beribadah kepada Nya.
Saat sujud dalam shalat terasa sekali syahdunya dalam payung keindahan peribadahan Islam setiap hari.
Namun tentu saja rasa bahagia ini dapat direngkuh bagi mereka yang percaya sepenuhnya akan isi dari panduan
hidup Islam Bukankah Allah SWT sendiri sudah meridhai Dinul Islam sebagai sebuah panduan kita.
Renungkanlah bahwa Dzat Yang Menciptakan kita semua sudah memberikan sebuah panduan yang sudah
dianugrahkan dengan lengkap lalu mengapa kita masih kebingungan? Kita rasakan bagaimana Maha Rahman
Allah dengan ayat berikut.

Artinya : ”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya”. (QS. Ali Imran : 19)

Jika keindahan Islam belum dirasakan dalam hati, maka perlu kita renungkan apakah hati ini sudah
kering, apakah hati ini tak pernah dibasuh dengan ayat-ayat-Nya. Apakah hati ini telah keras, tidak luluh dengan
lantunan firman-Nya yang jadi panduan kita sehari-hati.Islam akan menjadikan indah diri kita, menjadikan indah
kehidupan kita, menjadikan indah semua langkah ke depan kita.

Pengertian dan Kedudukan Al Qur’an Renungkan RRenungkanMembaca !

Dalam penetapan hukum dalam Islam harus dilandasi dengan pijakan atau alasan yang disebut dengan
sumber hukum, sumber hukum yang dimaksud yaitu Al Quran dan as sunnah. Namun adakalanya timbul
permasalahan-permasalahan baru yang timbul akibat berkembangnya jaman, oleh karena itu dibutuhkan sesuatu
yang dapat dijadikan pijakan untuk menetapkan hukum perkara tersebut. Dengan didasari oleh hadits Nabi, para
ulama berijtihad dan menyusun sistematika istinbat hukum.
Marilah kita perhatikan ayat Al Qur’an berikut ini:
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An Nisa : 59)
Marilah kita amati dialog berikut ini
‫ص ِم ْن‬ َ ‫اس ِم ْن أ َ ْه ِل ِح ْم‬ ٍ َ‫ش ْع َبةَ ع َْن أُن‬ ُ ‫ير ِة ْب ِن‬َ ‫ث ْب ِن ع َْم ِرو ْب ِن أ َ ِخى ا ْل ُم ِغ‬ ِ ‫ع َِن ا ْل َح ِار‬
‫ث ُم َعاذًا ِإلَى‬ َ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم لَ َّما أ َ َرا َد أ َ ْن َي ْب َع‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ب ُم َعا ِذ ْب ِن َج َب ٍل أ َ َّن َر‬ ِ ‫ص َحا‬ ْ َ‫أ‬
ِ‫َّللا‬
َّ ‫ب‬ ِ ‫ قَا َل أ َ ْق ِضى بِ ِكتَا‬.‫ضا ٌء‬ َ َ‫ض لَكَ ق‬ َ ‫ف ت َ ْق ِضى إِذَا ع ََر‬ َ ‫ا ْليَ َم ِن قَا َل َك ْي‬. ‫قَا َل فَ ِإ ْن لَ ْم ت َ ِج ْد‬
ُ ‫ قَا َل فَ ِإ ْن لَ ْم ت َ ِج ْد فِى‬.‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
‫سنَّ ِة‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ قَا َل فَ ِب‬.ِ‫َّللا‬
ُ ‫سنَّ ِة َر‬ َّ ‫ب‬ ِ ‫فِى ِكتَا‬
‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ َ‫ ف‬.‫ قَا َل أ َ ْجت َ ِه ُد َرأْيِى َوالَ آلُو‬.ِ‫َّللا‬ َّ ‫ب‬ ِ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم َوالَ فِى ِكتَا‬ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫َر‬
ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫سو َل َر‬ ُ ‫ق َر‬ َ َّ‫صد َْرهُ َوقَا َل ا ْل َح ْم ُد ِ ََّلِلِ الَّذِى َوف‬ َ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫َر‬
) ‫وال ََّلِلِ ( رواه أبو داود‬ َ ‫س‬ ُ ‫ىر‬ َ ‫ ِل َمايُ ْر ِض‬.
Sebelum mengutus Muadz ke Yaman, Rasululah saw berdialog dengan Muadz bin Jabal ra:
Rasulullah: : Bagaimana cara kamu memutuskan bila ada masalah?
Muadz : Aku akan memutuskannya dengan Kitabullah
Rasulullah : Bagaimana jika kamu tidak mendapatkannya di Kitabullah?
Muadz : Aku akan memutuskannya dengan sunah Rasulullah saw.
Rasulullah : Bagaimana jika kamu tidak mendapatkannya di sunah Rasulullah saw. dan tidak pula di Kitabullah?
Muadz : Aku akan berijtihad dengan pendapatku dan aku tidak akan menyimpang dari keduanya.
Kemudian Rasulullah saw. menepuk dada Muadz dan bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah member taufiq
kepada utusan Rasulullah untuk melakukan hal-hal yang disukai Rasulullah.
1. Pengertian Al Qur’an

Secara Bahasa (Etimologi)


Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (‫ )قرأ‬yang artinya membaca .
Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Untuk itu simak pula ayat-ayat berikut ini:
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan
berangsur-angsur.” (al-Insaan:23)

Arinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.” (Yusuf:2)

Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya,
Artinya :“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-benar
memeliharanya.” (al-Hijr:9)
Adapun nama-nama Al Qur’an adalah sebagai berikut :
N0 NAMA AL QUR’AN KETERANGAN
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;
Al Kitab
1 petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-
(buku)
Baqarah [2]:2)
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan
Al-Furqan
(Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
2 (pembeda benar salah)
pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al
Furqaan [25]:1)
Adz-Dzikr Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr
3 (pemberi peringatan) (Al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)
4 penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Yunus [10]:57)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
Asy-Syifa' pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
5 (obat/penyembuh) penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Yunus [10]:57)
Al-Hukm Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-
6
(peraturan/hukum) Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti
hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar
Ra'd [13]:37)
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu
kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan
Al-Hikmah
yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
7 (kebijaksanaan)
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela
lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al
Israa' [17]:39)
Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk
Al-Huda (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa
8 (petunjuk) beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan
pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan
penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13
Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar
At-Tanzil
9 diturunkan oleh Tuhan semesta alam, QS. Asy
(yang diturunkan)
Syu’araa’ [26]:192)
Ar-Rahmat Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjad
10 (karunia) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS.An Naml [27]:77)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-
Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan
Ar-Ruh tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
11 (ruh) menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus. (QS. Asy Syuura [42]:52)
(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh
Al-Bayan (penerang)
12 manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu
meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah i
Al-Kalam (ucapan/firman) supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian
13 antarkanlah ia ketempat yang aman baginya.
Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui. (QS. At Taubah [9]:6)
Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-
Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk
Al-Busyra (kabar
meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman,
14 gembira)
dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang
orang yang berserah diri (kepadaAllah)". (QS. An
Nahl [16]:102)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan
An-Nur (cahaya)
15 mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang. (Al-Qur'an). (QS. An
Nisaa' [4]:174)
Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunju
Al-Basha'ir (pedoman)
16 dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS. Al
Jaatsiyah [45]:20)
(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi
manusia, dan supaya mereka diberi peringatan
Al-Balagh (penyampaian/kabar) dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
17
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan
agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turu
Al-Qaul (perkataan/ucapan)
18 perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar merek
mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash [28]:51)

2. Kedudukan dan Fungsi Al Qur’an

Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama
dari seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya
sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT,hubungan manusia dengan sesamanya,dan
hubungan manusia dengan alam. Adapun fungsinya adalah, sebagai petunjuk atau pedoman
bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Coba perhatikan juga ayat berikut :
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang
khianat. (QS. An Nisa : 105)
A. Pengertian dan kedudukan Al Hadits

1. Pengertian Al Hadits

Secara bahasa (Etimologi) hadits berasal dari bahasa Arab yang artinya baru,tidak lama, Secara
syari’at (terminologi) adalah segala tingkah laku nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan,
(qauliyah) perbuatan (Fi’liyah) maupun ketetapan (taqririyah ).
2. Kedudukan dan Fungsi Al Hadits
Simak oleh anda ayat Al Qur’an dan Hadits berikut ini :
Artinya : … dan apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu
tinggalkanlah.Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS. Al Hasyr : 7)

Artinya: Aku meninggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama kalian
berpegang kepada keduanya yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulallah SAW ( Al
Hadits )
Adapun fungsi Hadits terhadap Al Qur’an adalah :
a. Memperkuat hukum-hukum yang ditentukan oleh Al Qur’an sehingga kedua-duanya (Al Qur’an
dan Al Hadits ) menjadi sumber hukum

Contoh, Allah SWT dalam Al Qur’an menjelaskan untuk menjauhi perkataan dusta
Kemudian Al Hadits menguatkan atas tersebut sebagai berikut :
Artinya: ingatlah akau menjelaskan untuk tentang dosa-dosa yang paling besar. ? para sahabat menjawab
betul ya Rosulallah. Beliau meneruskan perkataannya, syrik kepada Allah, durhaka kepada keuda
orang tua, seraya bangkit dari sandarannya seraya meneruskan perkataannya, awas jauhilah
perkataan dusta.

b. Menjelaskan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat umum misalnya ayat tentang
haramnya bangkai yang Allah jelaskan dalam Qur’an surat Al Maidah ayat 3

Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah.

Kemudian dalam sebuah Hdits Rasulallah menjelaskan:


Artinya: Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai
adalah ikan dan belalang, sedangkan dua macam darah adalah, hati dan limpa ( ibnu majah dan
hakim )

c. Menetapkan hukum baru atau aturan-aturan yang tidak terdapat dalam Al Qur’an
Hukum yang merupakan produk hadits/sunnah yang tidak ditunjukan oleh al-
Qur’an antara lain mencuci bejana yang dijilat anjing dengan mencucinya
sebanyak tujuh kali salah satunya dengan tanah.
3. Pengertian,Kedudukan,dan Fungsi Ijtihad
a. Pengertian Ijtihad
Secara bahasa (etimologi) kata ijtihad berasal dari bahasa Arab yang kata kerjanya
“jahada”,yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh.
Secara syari’ (terminology) adalah mengerahkan upaya serius untuk melakukana
pengambilan hukum syariah dari dalil-dalil syariah. Atau upaya yang sungguh-sungguh untuk
mengusahakan produk hukum syariah baik yang aqliyah atau naqliyah berdasarkan sumber-
sumber yang sudah tetap seperti Al Quran, hadits, ijmak, qiyas dan lain-lain
.b Kedudukan dan fungsi ijtihad
Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan Hadits. Dalilnya adalah
1. QS An-Nahl 16:43 dan Al-Anbiya' 21:7

Artinya: : maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui
2. Hadits muttafaq alaih (Bukhari Muslim) dan Ahmad

Artinya: Apabila seorang hakim membuat keputusan apabila dia berijtihad dan benar maka dia mendapat dua pahala
apabila salah maka ia mendapat satu pahala.
3. Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi tentang dialog antara nabi Muhammad SAW
dengan Muadz bin Jabbal ketika akan diutus jad gubernut di Yaman

Adapun fungsi ijtihad, Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu,yang tidak
ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Hadis.
Adapun bentuk-bentuk ijtihad antara lain adalah
1. Ijma, yaitu kesepakatan mujtahid tentang hukum syara’ dari suatu peristiwa setelah Rosul wafat..Sebagai contoh
adalah setelah rosul meninggal diperlukan pengangkatan pengganti beliau yang disebut dengan khalifah. maka
kaum muslimin pada waktu itu sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
2. Qias, yaitu menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara
membandingkan dengan suatu kejadian yang telah ditetapakan hukumnya berdasarkan nash karena ada
persamaan illat/sifat diantara kejadian atau peristiwa itu. Contoh narkotika di Qiaskan dengan meminum khamar.
3. Maslahah mursalah , yitu suatu kemaslahatan dimana syar;i tidak mensyariatkan sutau hukum ntuk
merealisir kemaslahatan itu dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas pengakuanya atau pembatalanya.Contoh
kemaslahatn yang karenanya para sahabat mensyariatkan pengadaan penjara, pencetakan mata uang, penetapan
tanah pertanian, memungut pajak.
4. Urf, yaitu kebiasaan yang telah dikenal orang banyak dan menjadi tradisi mereka dan tentunya tradisi disini
adalah kebiasaan yang tidak dilarang. Contoh: saling pengertian manusia terhadap jual beli dengan cara saling
memberikan tanpa adanya sighot lafdliyah. Hukum ijtihad adalah wajib bagi yang mampu dan memenuhi syarat
untuk melakukannya. Para ulama sepakat bahwa ijtihad boleh dilakukan oleh ahlinya yang memenuhi
persyaratan keilmuan seorang mujtahid. Beberapa persyaratan keilmuan seorang mujtahid yang tersebut dalam
kitab-kitab ushul adalah sebagai berikut:
1. Islam, berakal sehat, dewasa (baligh).
2. Menguasai nash (teks) Al-Quran yang berkaitan dengan hukum yang sering disebut ayat ahkam.
Jumlahnya sekitar 500 ayat.
3. Mengetahui hadits-hadits yang terkait dengan hukum
4. Mengetahui masalah hukum yang sudah menjadi ijmak (kesepakatan) ulama dan yang masih
terjadi khilaf/ikhtilaf (perbedaan) di antara fuqoha (ulama fiqih). Tujuannya agar tidak
mengeluarkan fatwa yang bertentangan dengan ijmak atau mengaku ijmak pada hukum yang
bukan ijmak atau mengeluarkan pendapat baru yang belum terjadi.
5. Mengetahui qiyas karena qiyas adalah rujukan ijtihad dan awal dari pendapat. dari qiyas muncul
produk hukum. Orang yang tidak mengetahui qiyas tidak memungkinkan melakukan pengambilan
hukum (instinbt al-hukmi).
6. Harus menguasai bahasa Arab dan konteks pembicaraannya sehingga dapat membedakan
antara hukum-hukum yang pemahamannya harus merujuk pada bahasa, seperti kalam sharih
(teks eksplisit) dan teks faktual (dzahirul kalam), ringkasan (mujmal) dan detail, umum dan
khusus, pengertian hakikat dan majaz (kiasan).
7. Mengetahui nasikh dan mansukh baik yang terdapat dalam Quran maupun hadits sehingg tidak
membuat produk hukum berdasar pada nash (teks) yang sudah dimansukh.
8. Mengetahui keadaan perawi hadits dalam segi kekuatan dan kelemahannya. Membedakan hadits
sahih dari yang dhaif atau maudhu', yang maqbul (diterima) dari yang mardud (tertolak).
9. Memiliki kecerdasan dan kemampuan dalam bidang pengembilan hukum yang dihasilkan dari
pembelajaran dan pendalaman dalam masalah dan studi hukum syariah.
10. Adil. dalam arti bukan fasiq. Fasiq adalah orang yang pernah melakukan dosa besar atau terus-
menerus melakukan dosa kecil.
Bidang yang dapat diijtihadi adalah hukum syariah praktis yang tidak terdapat hukum yang
pasti dalam Quran dan hadits. Sedangkan masalah yang pasti tidak berada dalam domain ijtihad
seperti wajibnya shalat dan jumlah rakaatnya. Dan perkara yang diharamkan yang sudah tetap
berdasarkan dalil yang pasti seperti haramnya riba dan membunuh tanpa hak.
4. Perilaku orang yang berpegang teguh kepada hukum Islam
Setiap orang yang berpegang teguh kepada hukum Islam dalam kehidupannya sehari-hari tentu dia akan menampilkan p
a. Mengimani Al Qur’an dan Al_Hadits
Sudah terang bahwa Al-Qur’an al-Karim dan hadis Rasulullah SAW merupakan sumber ajaran Islam sekaligus
Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang membacanya
(Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, 1989:108). Dalam kapasitasnya sebagai pedoman hidup umat Islam, antara al-Q
Merujuk pada uraian di atas, maka sebagai pedoman hidup, al-Qur’an dan hadis mesti dijadikan imam atau iku
Berimam kepada al-Qur’an artinya mengikuti ajaran yang terkandung di dalamnya, menjadikannya pa
samping konsekwensi dari iman, berimam kepada al-Qur’an juga merupakan khitab (perintah) dari Allah SWT
SWT yaitu dalam surat al-An’am ayat 155, surat al-A’raf ayat 3 dan surataz-Zumar ayat 55.

Artinya : Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar

Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin se

Artinya : Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu

Berimam kepada Hadis Rasulullah SAW artinya menjadikan hadis Rasul sebagai pedoman dan acuan s
kepada Rasul. Sebenarnya ada lima kewajiban yang harus dijalankan seorang muslim terhadap Rasulullah SAW
Di dalam al-Qur’an Allah SWT menetapkan barometer seseorang cinta kepada Allah SWT ditandai den

Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampu
b. Menjadikan Al_Qur’an dan Al_Hadits menjadi pedoman dalam beribadah dan Pedoman dalam Kehidupan lainnya .

Dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT haruslah berpedoman pada ketentuan Allah SWT yang sudah terte
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim,
َ ‫ث فِى أ َ ْم ِرنَا َهذَا َمالَي‬
‫ْس ِم ْنهُ فَ ُه َو َرد‬ َ َ‫َم ْن ا َ ْحد‬
Artinya : barang siapa yang mengada adakan sesuatu dalam urusan kami ini (agama) yang tidak ada perintah dari kam
Al-Qur’an adalah peringatan dan petunjuk Allah kepada umat manusia. Al-Qur’an dijelaskan secara terperinci
semua aspek kehidupan manusia di dunia akan terbimbing dan diberkahi oleh Allah Ta’ala.
Demikian pula nasib manusia di akhirat kelak, sebagai penduduk surga atau penduduk neraka, akan ditentukan
dan as-sunnah niscaya akan menjadi penduduk neraka. Allah Ta’ala berfirman:

Kami katakan: “Turunlah kalian semua dari surga! Maka jika datang kepada kalian petunjuk darik-Ku, mak
nereka, kekal mereka di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 38-39)
Allah Ta’ala juga berfirman:

Allah berfirman: “Turunlah kalian semua dari surga! Sebagian kalian akan menjadi musuh bagi sebagian lain
kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaaan buta.” (QS. Tha
c. Berusaha untuk selalu berfikir Kritis

Berpikir kritis atau adalah sebuah metode berpikir yang tidak menerima suatu data tanpa bukti atau sebab yang je
sekali untuk bertaqlid yaitu, Mengikuti perkataan orang yang perkataannya bukan hujjah.” Sebagaimana dalam Q.S. Al
     
Artiny :. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan

5. Hikmah dan Manfaat Perilaku Orang yang Berpegang Teguh kepada Hukum Islam

a. Terhindar dari kesesatan


Al_Qur’an dan Al Hadits adalah merupakan sumber hukum Islam, Orang yang berpegang teguh kepada hukum Islam b

Artinya : Aku tinggalkan dalam kalangan kamu dua perkara yang kamu tidak sekali-kali akan sesat selagi kamu berpeg
b. Menjadi Muslim yang Kaffah
Kaffah secara bahasa artinya keseluruhan. Makna secara bahasa tersebut bisa memberikan gambaran k
seorang Muslim yang mengamalkan ajaran-ajaran Islam di setiap aspek kehidupan. Seorang Muslim belum
keseluruhan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al Maidah ayat 45 yang berbunyi:

Artinya : dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah or
c. Terhindar dari Taqlid
Orang yang berpegang teguh kepada hukum Islam akan selalu membaca, mempelajari dan mengkaji sumber hukumnya y
d. Terhindar dari Bid’ah
Bida’h adalah mengadakan sesuatu tanpa adanya contoh sebelumnya.Menurut Ibnu Taimiyah: ‘ Bid’ah dalam agama ia
yang dilakukannya dalam beribadah kepada Allah SWT kepada Al_Qur’an dan Al_Hadits serta ijtihad para ulama sehin
e. Menghargai Perbedaan
Perbedaan dalam mengamalkan ajaran Islam atau dalam beribadah kepada Allah salah satunya disebabkan dalam perbeda
ayat tersebut diturunkan, kata Quru' telah dikenal oleh bangsa Arab bahwa ia memiliki dua arti; masa suci dan masa koto
Orang yang berpegang teguh kepada hukum Islam (Qur’an dan Hadits) akan memahami kondisi tersebut sehingg

CAB
Uswah Hasanah Renungkan RRenungkanMembaca !

Dr.Muhammad Syafii Antonio,MEc (Nio Gwan Chung) adalah salah satu ICON keuangan dan perbankan
syariah di Indonesia.Beliau diamanati sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI)
TAZKIA. Meyelesaikan program Doktoral dalam Micro Finance dari University of Melbourne (2004), Master
of Economics dari International Islamic University, Malaysia (1992) dan lulus sebagai sarjana Syariah dari
University of Jordan (1990). Disamping itu Antonio telah melakukan visiting research di Al-Azhar University
Cairo dan Oxford University, Inggris. Melalui Batasa Tazkia Consulting, Antonio telah membantu penumbuhan
lebih dari 14 Unit Usaha Perbankan Syariah dan 7 asuransi syariah serta melatih lebih dari 6000 praktisi
keuangan. Saat ini Antonio diamanati sebagai Komite Perbankan Syariah pada Bank Indonesia, Shariah
Advisory Council Bank Sentral Malaysia, serta Global Shariah Board al- Mawarid DUBAI. Antonio juga duduk
sebagai Advisor/Dewan Pengawas di Bank Syariah Mandiri, Takaful, Bank Mega Syariah, Schroders Investment
Manager dan PNM. Antonio telah menerbitkan 12 buku tentang Perbankan Syariah, Leadership dan Manajemen.
Atas kiprahnya Antonio dianugrahi “Syariah Award” oleh Bank Indonesia, MUI dan Bank Muamalat (2003),
Anticorruption & Good Governance Award dari Kementrian Aparatur Negara (2007), Arab Asia Finance
Recognition Award dari Arab Asia Finance Forum (2008) dan Australian Alumni Award dari Pemerintah
Australia (2009). Antonio juga penerima Best Islamic Book (IBF Award, 2009), juga dipromosikan oleh
Departement Keuangan RI sebagai nominee IDB Prize dari Indonesia.

E
Evaluasi enungkanMembaca !

Berdasarkan atas dialog antara Rasulallah Muhammad SAW dengan Muadz bin Jabal ketika akan diutus
menjadi gubernur di Yaman , sehingga bisa disimpulkan bahwa sumber hukum islam itu ada tiga yaitu
 Al Qur’an
 Al Hadits
 Ijtihad

I. Soal Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat

1. Berikut ini yang buka sumer hukum Islam adalah. …


a. Al-Qur’an d. Ijtima’
b. Hadits e. Ibadah
c. Ijtihad
2. Al-Qur’an merupakan pembeda antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk.
Sehubungan dengan itu Al-Quran dinamkan...
a. Al-Furqan d. Asy-Syifa
b. Az-Zikru e. An-Nur
c. At-Tanzil
3. Sumber hukum Islam setelah A-Qur’an adalah. …
a. Ijihad d. Qiyas
b. Ijtima e. Urf
c. Hadits
4. Kata Al-Qur’an berasal darikata qara’a yang berarti. …
a. Membaca d. melihat
b. Mendengar e. menyimak
c. Berbicara
5. Al-Qur’an memiliki arti
a. Bacaan
b. Tulisan
c. Kumpulan
d. Rekaan
e. Aturan
6. Al-Qur’an diturunkan kepada
a. Nabi Muhammad SAW
b. Nabi Adam AS
c. Nabi Nuh
d. Nabi Ibrahim AS
e. Nabi Musa AS
7. Salah satu Fungsi Hadits teradap Al-Qur’an adalah sebaai bayan at-tasyri yang artinya...
a. Menjelaskan ayat-ayat AlQur’an yang masih umum
b. Mempertegas hukum-hukum yang disebut Al-Quran
c. Menghapus suatu hukum yang telah diciptakan Al-Qur’an
d. Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an
e. Memberikan koreksi terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum
8. Usaha mengumpulkan dan kodifikasi A-Qur’an pada zaman Abu Bakar Shiddiq dan Utsman bin
Affan merupakan contoh bentuk ijtihad yang disebut....
a. Qiyas d. ijma’
b. Maslahah mursalah e. urf
c. Istishab
9. Pengertian Ijthad menurut bahasa dalah..
a. Meeras pkiran d. berusaha
b. Bekeja e.berikhtiar
c. Kesepakatan
10. Berikut ini Syarat-syarat melakukan ijtihad, kecuali..
a. Paham Al-Qur’an
b. Memahami Hadits
c. Memahami ijma
d. Paham bahasa arab dengan baik
e. Paham seluruh bahasa
11. Hadits yang berdasarkan perkataan Rasulullah adalah
a. Qauliyyah d. Karomah
b. Fi’liyah e. Naqli
c. Taqririyah
12. Hadits yang berdasarkan perbuatan Rasulullah adalah
a. Qauliyyah d. Karomah
b. Fi’liyah e. Naqli
c. Taqririyah
13. Hadits yang berdasarkan persetujuan Rasulullah adalah
a. Qauliyyah d. Karomah
b. Fi’liyah e. Naqli
c. Taqririyah
14. Menurut bahasa arti kata Hadits adalah. …
a. tingkah laku d. ketetapan
b. perbuatan e. kabar
c. teladan
15. Hadits yang tingkatnya di bawah sahih adalah
a. Sahih d. Mua’alaf
b. Hasan e. Mu’allaq
c. Daif
16. Hads yang lemah / tidak kuat / tertolak adalah
a. Sahih d. Mua’alaf
b. Hasan e. Mu’allaq
c. Daif
17. Berikut ini salah satu fungsi hadits, kecuali..
a. Merupakan hukum Islam yang pertama dan utama
b. Sebagai penjelas terhadap hukum yang ada dalam Al-Quran
c. Sebagai contoh keteladanan Rasuullan SAW
d. Sebagai tolak ukur bagi umat Islam dalam melaksanakan hukm Islam
e. Menetapka hukum yang belum termuat dalam Al-Qur’an
18. Hadits yang benar-benar selamat dari cacat dan aib disbut...
a. Hadits garib d. hadits mutawatir
b. Hadits daif e. hadits hasan
c. Hadits sahih
19. Beriut ini mrupakan hadits maqbul. …
a. Mtawatir d. munqothi’
b. Dhaif e. maudlu’
c. mauquf
20. Mencurahkan segenap kemampuan untuk menetpakan ukum yang belum ada di dalam Al-
Qur’an dan hadits menggunakan akal sehat dan jernih disebut. …
a. Ijmak d. sunah
b. Kias e. ijtihad
c. Mujtahid
21. Menurut Hukum Islam, suatu perbuatan yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan pelakunya
tidak mendapat pahala atau dosa disebut. …
a. Wajib d. makruh
b. Sunah e. mubah
c. Haram
22. Menurut Hukum Islam, suatu perbuatan apabila ditingalkan mendapat pahala tetapi jika
dilakanakan tidak mendapat apa-apa disebut. …
a. Wajib d. makruh
b. Sunah e. mubah
c. Haram
23. Menurut Hukum Islam, suatu perbuatan apabila dilaksakan mendapat pahala tetapi jika
ditiggalkan tidak mendapat pahala disebut
a. Wajib d. makruh
b. Sunah e. mubah
c. Haram
24. Menurut Hukum Islam, suatu perbuatan apabila dilaksakan mendapat dosa dan jika ditiggalkan
mendapat pahala disebut
a. Wajib d. makruh
b. Sunah e. mubah
c. Haram
25. Menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an adalah pengertian dari
a. Bayan Tasyri d. bayan takbir
b. Bayan tafsit e. baya takhir
c. Bayan taqrir

II. Soal Uraian


Jawablah dengan singkat pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan kedudukan Al Qur’an menjadi sumber hukum Islam pertama ?
2. Jelaskan keudukan Hadits menjadi sumber hukum Islam ke dua ?
3. Jelaskan kedudukan Ijtihad menjadi sumber hukum Islam ke tiga ?
4. Jelaskan fungsi hadits terhadap Al Qur’an !
5. Jelaskan kedudukan ijtihad dalam pengambilan keputusan dalam hkum Islam !

III. Penilaian religius:


Berilah nilai sikap religius siswa pada kolom yang sesuai dengan sikap peserta didik melalui.observasi saat
presentasi!

Aspek Pengamatan
Nama Jumlah
N0 Kalimat toyibah Ketika bicara Nilai ket
Siswa skor
Berdo’a yang terucap saat Mengutip
presentasi ayat/hadits
IV. Penilaian sikap:
Berilah nilai sikap sosial siswa pada kolom yang sesuai dengan sikap peserta didik melalui
observasi.
Aspek Penilaian
Nama
N0 Kerja Tggng
Siswa Santun Responsif Proaktif Skor Nilai Ke
sama Jawab

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
6.
APR

25

Perkembangan Islam Di Mekkah

Peta Konsep
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa
Langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari materi ini adalah :
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, melihat tayangan video) sejarah
perkembangan Islam di Makkah
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplorasi (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan) -
menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data),
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai dari unstructured-uni
structure-multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah !

Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir yang tandus
menjelang akhir abad ke 6 M. Namanya paling banyak disebut dan tak tertandingi oleh tokoh
dunia manapun didunia ini. Keluhuran budi pekertinya menjadi suri tauladan bagi siapapun yang
mendambakan kedamaian dan kebahagiaan. Beliaulah yang menjadi nabi terakhir yang di utus
oleh Allah SWT kepada umat manusia dan menjadi penyempurna dari ajaran-jaran yang di bawa
oleh para nabi terdahulu, beliaulah nabi Muhammad SAW. Mari kita lihat pendapat tokoh-tokoh
ilmuwan dunia tentang sosok nabi Muhammad SAW.
Michael Hart dalam bukunya bertajuk ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in
History’ telah menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh nomor 1 yang paling
berpengaruh sepanjang sejarah. Apa kata penulis “Jatuhnya pilihan saya kepada
Muhammad SAW dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain.
Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Muhammad SAW satu-satunya manusia
dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama
maupun ruang lingkup duniawi”.
Seorang Orientalis Jerman Bretly Hiler di dalam bukunya “Orang-Orang Timur dan
Keyakinan-keyakinan Mereka” mengatakan : “Muhammad SAW adalah seorang kepala negara
dan punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum orang-
orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya dan sesuai dengan situasi
kelompok-kelompok buas di mana Nabi hidup di antara mereka. Nabi ini adalah seorang penyeru
kepada agama Tuhan Yang Esa. Di dalam dakwahnya, dia menggunakan cara yang lembut dan
santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada kepribadiaannya ada dua sifat yang paling
utama dimiliki oleh jiwa manusia. Keduanya adalah “keadilan dan kasih sayang”.
Mahatma Gandhi, bertutur : “Ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW adalah peninggalan
yang paling bijaksana bukan hanya untuk muslim tapi utk seluruh umat manusia.”
Mari kita bermuhasabah! Sebagai seorang muslim, sudahkah kita mempelajari kehidupan sejarah beliau?

B
Mengkaji Strategi Dakwah di Makkah

1. Strategi dakwah Rasulullah SAW di Makkah


a. Masyarakat Makkah Pada Awal Penyebaran Islam
Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal dengan sebutan jahiliyah,
yakni masyarakat yang tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya sebab patung dan batu menjadi
sembahan tuhan mereka dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan
akhlak dan moral. Masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid,
yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya
beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu
mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih.
Di antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan
Manat. Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan,
perjudian, mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi
perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan masyarakat tidak
berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang kuat dia yang berkuasa dan siapa
yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu
sebagai pedoman hidupnya. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliyah yang
menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari,
bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam situasi inilah
Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam.

b. Substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah


1) Substansi dakwah Rasulullah SAW
Substansi ajaran Islam periode Makkah, yang didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :
a) Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak
dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-Nya (baca dan
pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Beribadah
atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya
haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-Nisa’, 4: 48).
b) Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan,
tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam
akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan senantiasa berbudi
pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan
memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh
dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah
SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan
dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan
pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11)
c) Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang
keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan
senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap
mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan alangkah ruginva
orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya”.

d) Persaudaraan dan Persatuan


Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan
landasan bagi terwujudnya persatuan.Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah
bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan
rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu,
sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan
Nasa’i).
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan,
jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling menganiaya
dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan pertolongan.
Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya
yang du’afa, yakni para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-
Ma’un, 107: 1-7).

2) Strategi dakwah Rasulullah SAW.


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga menjadi umat yang
meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya,
kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah
mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh keselamatan, kedamaian,
dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Adapun strategi dakwah Rasulullah SAW dalam
berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
a) Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun.
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa masyarakat Arab
jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur mereka.
Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya. Pada masa
dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-
orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah :
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu
Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam
ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625
M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573 - 634 M),
dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi
juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar
kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu
pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni
berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang kawan dekatnya
menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :
(1) Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. Karena Islam melarang
perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf,
yang artinya hamba Allah SWT Yang Maha Pengasih.
(2) Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.
(3) Utsman bin Affan.
(4) Zubair bin Awam.
(5) Sa’ad bin Ahu Waqqas.
(6) Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya
sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
b) Dakwah Secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-
terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216 (coba kamu cari dan
pelajari).
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagai berikut :
1) Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu belum
menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3
orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi
merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2) Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa, yang letaknya tidak jauh dan
Ka’bah. Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam
semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya itu
dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila
peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada kelompok yang menolak
disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan
hanya mengejek tetapi berteriak-teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata
“Celakalah engkau Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan
terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap
Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dua
orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari
kenabian sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin
berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.
3) Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain :
(a)Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di sebelah barat laut Mekah
atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di hadapan Rasulullah SAW masuk Islam.
Keislamannya itu kemudian diikuti oleh kaumnya.
(b) Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang bertempat tinggal di wilayah barat
kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak,
istri, keluarganya, serta kaumnya.
(c) Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke Mekah untuk berziarah nampak
berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj
sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun
berikutnya lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui Rasulullah SAW, umat
Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula
berziarah ke Mekah, orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr,
pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-
13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat
Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus
mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para
pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya
yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi
SAW melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam-diam dan
sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah
berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin Abu Thalib masih tetap tinggal di
Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian
Rasulullah SAW berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya
menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh
(622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh
Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah perintah
Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke
Yatsrib.
2. Hikmah strategi dakwah Rasulullah Saw periode Mekah
Hikmah yang dapat diambil dari sejarah dakwah Rasulullah saw periode Mekah, antara lain
sebagai berikut :
a. Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut dan tidak merusak dalam menjalankan
amar ma’ruf nahi munkar pasti akan mendapatkan pertolongan Allah SWT
b. Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah bertugas menyampaikan risalah dari
Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah) bahkan kepada keluarga dan
orang yang dicintai sekalipun. ( QS. 28 : 56 )
c. Memahami bahwa Allah SWT pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan
atau rasul-Nya. Oleh karena itu sangat wajar bila sesorang ingin menjadi pemimpin atau
menduduki jabatan tertentu terlebih dahulu harus diuji.
d. Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang dilakukan nabi saw, yaitu sangat bijaksana,
pandai menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa
menimbulkan kebosanan. Seperti yang digambarkan dalam Surat an-Nahl : 125 sebagai berikut
:
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah danpengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125)

e. Dapat meneladani Nabi SAW sebagai uswatun khasanah, artinya sikap dan amal
perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang
didakwahkannya, Firman Allah SWT :
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat
Allah” (QS. Al-Ahzab : 21 )

3. Meneladani dakwah Rasulullah SAW periode Mekah dalam penerapan di era modern.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Memahami perjuangan nabi Muhammad SAW dan meneladaninya serta ikut serta
mendakwahkan Islam sebagai tatanan kehidupan menusia agar mencapai tujuan hidupnya,
selamat dan sejahtera di dunia akhirat.
b. Melaksanakan ajaran Islam, yakni menjalankan rukun Islam dan melestarikannya dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungannya masing-masing dengan tidak memaksa orang lain ataui
menghina peribadatan/nama tuhan agama lain.
c. Melaksanakan dan melestarikan sunnah Rasulullah SAW yang tidak bertentangan dengan Al
Qur’an, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
d. Konsisten dan komitmen men-Tuhankan Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Menyekutukan-Nya adalah dosa besar yang tidak
terampuni ( QS. An Nisa : 116 )
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-
jauhnya”.

e. Senantiasa jihad di jalan Allah SWT, sebagaiman firmanNya :


Artinya : ”Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka
dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) perjuangan yang besar” (QS. Al Furqan : 52)

Tugas Memecahkan Persoalan dalam Teks


Orang Islam Harus Tetap Belajar Sejarah Nabi Muhammad SAW
Kita merasa prihatin bahwa banyak generasi muda Islam Pernyataan
tidakmemahami sejarah Rasulullah SAW dengan baik Pendapat
dan benar. Meskipun hanya diajarkan dengan jam yang
sangat terbatas di sekolah, mereka harus tetap
mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah SAW
Pertama, ……………………………………………………………………… Argumentasi
…………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………….... 1
…………………………………………………………………………………....
Kedua, ……………………………………………………………………… Argumentasi
…………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………….... 2
…………………………………………………………………………………....
Selain itu, …………………………………………………………………… Argumentasi
…………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………….... 3
…………………………………………………………………………………....
Terakhir, ……………………………………………………………………… Argumentasi
…………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………….... 4
…………………………………………………………………………………....
Setelah kita memperhatikan beberapa alasan itu, kita semua Pernyataan
sepakat bahwa orang Islam harus belajar sejarah Nabi ulang
Muhammad SAW agar mereka bisa meneladani Rasulullah pendapat
SAW

C
Uswah Khasanah
KEMULIAAN NABI MUHAMMAD SAW
Kisah ini menceritakan tentang seorang wanita tua yang sangat membenci Rasulullah SAW dan
bahkan wanita ini sering kali menghina Rasulullah SAW. Suatu hari wanita tua tersebut sedang berdiri di
depan rumahnya. Rupanya wanita tua itu sedang menunggu Rasulullah SAW, karena dia tahu kalau
Rasulullah SAW selalu melewati depan rumahnya ketika akan melakukan ibadah di Masjidil Haram. Tidak
lama kemudian tampak Rasulullah SAW sedang berjalan dan wanita tua itu bersiap ingin melakukan
sesuatu terhadap beliau. Ketika Rasulullah SAW sampai di depan rumahnya, wanita tua itu langsung
meludahkan air liurnya dengan penuh kebencian yang mendalam : “cuih…cuih…cuih..”.
Peristiwa ini selalu berulangkali terjadi setiap Rasulullah SAW melewati depan rumah wanita tua
itu dan bahkan hampir setiap hari wanita itu melakukannya. Suatu saat seperti biasanya Rasulullah SAW
pergi untuk beribadah di Masjidil Haram dan seperti biasanya pula Rasulullah SAW selalu melewati depan
rumah wanita tua itu. Akan tetapi ketika Rasulullah SAW tiba di depan rumah wanita tua itu, beliau tidak
melihatnya seperti biasa, sehingga beliau hari ini tidak meludahi Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah
SAW berhenti sejenak sambil melihat-lihat dan ternyata wanita itu memang tidak ada di depan rumahnya.
Rasulullah SAW pun menjadi kangen akan air ludah siwanita tua tersebut dan karena penasaran, beliau
lalu bertanya kepada seseorang yang merupakan tetangga sebelah wanita itu.
“Wahai Fulan, tahukah engkau dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat
selalu meludahiku? ”, kata Rasulullah SAW. Orang yang ditanya itu heran, mengapa Rasulullah SAW
menanyakan wanita yang sering meludahi beliau. Namun akhirnya orang itu tidak ambil peduli dan
langsung menjawab pertanyaan Rasulullah SAW : “ Wahai Muhammad…Apakah engkau tidak
mengetahui, bahwa si wanita yang engkau tanyakan dan yang biasa melidahimu, sudah beberapa hari ini
dia sedang terbaring sakit ? ”. Mendengar jawaban dari orang itu Rasulullah SAW mengangguk-angguk,
kemudian beliau melanjutkan perjalanannya untuk melaksanakan ibadah di depan Ka’bah. Setelah
sekembalinya dari ibadah, Rasulullah SAW menyempatkan diri untuk mampir dan menjenguk wanita si
peludah itu yang dalam keadaan sakit. Wanita tua itu kaget dan ada perasaan takut dalam dirinya ketika
dia mengetahui, bahwa Rasulullah SAW orang yang setiap hari dia ludahi, justru malah menjenguk
dirinya. Wanita tua itu menangis dalam hati : “Duhai betapa luhur budinya manusia ini. Meskipun setiap
hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk aku ”
Dengan perasaan haru dan menitikan air mata, wanita tersebut bertanya : “ Wahai Muhammad,
mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”.
Rasulullah SAW menjawab : “ Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum mengetahui tentang
kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan lagi melakukannya”. Mendengar
ucapan yang sangat bijak dari manusia mulia utusan Allah SWT ini, wanita itu langsung menangis dan
berkata : “ Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu “. Kemudian wanita
itu mengucapkan dua kalimat syahadat.
Subhanallah,,,,,,,,

D
Rangkuman
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah SAW periode Mekah dapat dilihat
antara lain sebagai berikut.
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan
berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung. Rasulullah
SAW mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta
menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan
upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak memaksakan
kehendak dan lemah lembut.
6. Kebiasaan masyarakat jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rasul ialah terjadinya
penyimpangan dalam semua bidang kehidupan, baik yang berhubungan secara vertikal dengan sang pencipta
maupun hubungan secara horizontal yang menyangkut hubungan kehidupan sesama manusia.
7. Substansi ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah
sebagai berikut :
- Keesaan Allah SWT
- Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
- Kesucian jiwa
- Persaudaraan dan Persatuan
8. Strategi dakwah Rasululloh SAW periode Mekah :
- Secara diam-diam
- Secara terang terangan

E
TAMRINAT
I. Tes Sikap
Berilah tanda Centang (√) pada kolom tabel berikut yang sesuai dengan sikap anda dan jawablah
dengan sejujur-jujurnya.
KI.1
SIKAP SPIRITUAL
Kurang Tidak
NO PERNYATAAN Setuju
Setuju Setuju
Skor 2 Skor 1 Skor 0
1. Saya sudah memahami sejarah dakwah Rasulullah
SAW pereode Makkah
2. Sejarah kehidupan Rasulullah SAW wajib
dipelajari setiap muslim
3. Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengajarkan
ajaran Tauhid
4. Perilaku masyarakat jahiliyah sangat bertentangan
dengan ajaran Tauhid
5. Keberhasilan dakwah Rasulullah SAW karena
ajaran yang di bawa selaras dengan fitrah manusia
6. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah tidak
mendapat dukungan dari para tokoh Quraiys
7. Peperangan antara kafir Quraisy dengan nabi
Muhammad SAW dan para sahabat karena
memperjuangkan ajaran Tauhid
8. Setelah dakwah di Mekah menghadapai banyak
rintangan nabi Muhammad SAW akhirnya hijrah
ke Madinah
9. Amar ma’ruf nahi munkar menjadi tanggung
jawab setiap muslim
10. Rasul adalah manusia pilihan Allah SAW yang
memiliki keistimewaan
KI.2

SIKAP SOSIAL
Kurang Tidak
NO PERNYATAAN Setuju
Setuju Setuju
Skor 2 Skor 1 Skor 0
1. Sebagai seorang muslim kita memiliki
tanggung jawab tumbuhnya nilai-nilai
agama di sekolah
2. Rasulullah SAW selalu mendoakan
orang yang menghinanya
3. Rasulullah SAW adalah suri teladan
yang baik dalam segala hal
4. Menghancurkan tempat ibadah agama
lain sebagai tindakan kriminalisasi
agama
5. Pada masa Rasulullah SAW Islam
berkembang dengan cara damai
walapun harus berperang untuk
membela diri
6. Kita melakukan kegiatan
keagamaan walaupun tidak ada
perintah dari guru
7. Kita melakukan dakwah kepada orang
lain walaupun harus mengeluarkan
uang
8. Kita mempersilahkan orang lain
beribadah sesuai dengan keyakinannya

II. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) !
1. Dalam buku “The 100 : A Ranking of the Most Influential Persons in History”, Michael H Hart menempatkan
Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh no satu orang yang paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan umat
manusia, hal ini karena ….
A. Masyarakat arab selalu tunduk pada ajaran Nabi
B. Kehidupan jahiliyah perangainya amat buruk
C. Masyarakat jahiliyah menyembah banyak berhala
D. Nabi SAW tidak pernah putus asa dalam berdakwah
E. Nabi SAW berhasil membangun kehidupan agama dan dunia
2. Nabi Muhammad saw, menyampaikan wahyu dimulai secara diam-diam dan ini mendapat pengikut
yang disebut ....
A. Asmaul khomsah
B. Asmaul husna
C. Ulul azmi
D. Al-Ahkamul amaliyah
E. Assabiqunal awwalun
3. Tersebut di bawah ini merupakan orang-orang yang terdahulu masuk Islam (assabiqunal awwalun) :
A. Siti Khotijah, Abu Bakar, Umar, Ali bin Abi Thalib, Hamzah, Bilal
B. Siti Khotijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, Zaid bin Harist, Bilal
C. Siti Khotijah, Abu Bakar, Amr bin Ash, Ali bin Abi Thalib, Bilal
D. Siti Khotijah, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali bin Abi Thalib
E. Siti Khotijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harist, Bilal
4. Masa dakwah Rasulullah SAW ketika menyampaikan wahyu di kota Makkah selama ....
A. 22 tahun 2 bulan 22 hari
B. 24 tahun 2 bulan 22 hari
C. 12 tahun 5 bulan 13 hari
D. 23 tahun 2 bulan 22 hari
E. 21 tahun 2 bulan 22 hari
5. Dakwah yang didasari dengan ilmu yang tepat dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat
membedakan antara yang hak dan yang bathil, disebut dengan ....
A. hujjah
B. bil hikmah
C. mujadalah
D. musyawarah
E. mauidhah hasanah
6. Cara dakwah yang dilakukan kepada orang-orang yang mempunyai kemampuan berfikir kritis dan logis, yang
paling tepat dengan cara ....
A. bil hikmah
B. hujjah
C. mujadalah
D. mauidhah hasanah
E. nasehat yang baik
7. Isi Risalah Nabi Muhammad SAW ketika memyampaikan wahyu kepada penduduk Makkah yang paling
penting dan paling mendasar ialah :
A. risalah ketauhidan
B. risalah muamalah
C. risalah keadilan
D. risalah pembinaan akhlak
E. risalah kemasyarakatan
8. Masyarakat Makkah sebelum datangnya risalah kerasulan Muhammad SAW terkenal dengan sebutan jahiliyah,
karena ….
A. banyak orang primitif
B. mereka menyembah patung
C. tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya
D. berlaku hukum rimba
E. masyarakatnya jauh dari kota lain
9. Faktor terpenting penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah SAW adalah ....
A. kesempurnaan kejadian Rasulullah SAW
B. keluhuran akhlak pribadi Rasulullah SAW
C. ketinggian nasab Rasulullah SAW
D. ketepatan metode dakwah Rasulullah SAW
E. ketinggian kecerdasan Rasulullah SAW
10. Dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Hal ini
dilakukan karena ….
A. untuk meletakkan dasar-dasar
B. masyarakat Arab sangat kejam
C. masyarakat arab tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya
D. untuk mengatur strategi
E. perintah Allah SWT dalam surat Al-Mudatstsir : 1 – 7
11. Tersebut di bawah ini adalah taktor-faktor yang menyebabkan orang-orang Quraisy menentang dakwah
Rasulullah SAW kecuali ….
A. Persaingan pengaruh dan kekuasaan
B. Persaingan dagang
C. Persamaan derajat
D. Takut di bangkitkan sesudah mati
E. Perniagaan patung
12. Rasulullah SAW mendakwahkan Islam secara sembunyi-sembunyi kepada sahabat-sahabat dekatnya di rumah
….
A. Abu Bakar As-Sidik
B. Umar bi Khattab
C. Talhah bin Ubaidillah
D. Al-Arqam bin Abi Arqam
E. Ali bin Abi Thalib
13. Tersebut di bawan ini merupakan sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang pertama kali masuk Islam (assabiqul
awwalun), kecuali .....
A. Ali bin Abi Thalib
B. Abu bakar As-Sidiq
C. Usman bin Affan
D. Zubair bib Awam
E. Sa’ad bin Abi Waqosh
14. Tersebut dibawah ini merupakan sahabat Rasulullah SAW yang dijuluki buah permata dari Habsyi :
A. Abu bakar As-Sidiq
B. Abdullah bin Mas’ud
C. Bila bi Rabah
D. Abdullah bin Zubair
E. Amru bin Ash
15. Belum sembuh dari pemboikotan yang di rasakan Rasulullah SAW, Siti Khatijah dan Abu Thalib
meninggal dunia, sehingga tahun tersebut diberi nama ....
A. ’Am Al-Husn
B. Sayyidul Ayyam
C. Syahrul Mubarok
D. Yaumus Sa’adah
E. ’Am Al-Mubarok

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!


1. Sebutkan kebiasaan masyarakat Jahiliyah sebelum nabi SAW diutus sebagai rasul!
2. Apakah yang dimaksud dengan Assabunal awwalun?
3. Bagaimana reaksi orang-orang Qurais terhadap dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW!
4. Sebutkan substansi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah !
5. Sebutkan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah !
6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah!
7. Sebutkan Hikmah yang dapat diambil dari sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah!
8. Sebutkan keteladanan dari dakwah rasulullah SAW periode Mekah !
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amar ma’ruf nahi munkar !
10. Apa yang anda lakukan jika ada kegiatan Peringatan Hari Besar Islam di sekolah?

IV. Huruf-huruf berikut membentuk kata, Bentuklah huruf-huruf berikut menjadi kata yang benar!
1. A – M - K – A – H – K : ………………………………………………
2. T - B - A – I –U - L – A – H – L : ………………………………………………
3. R – A - Q – Y - S – U : ………………………………………………
4. T - I -K - A - A – H - J – H : ………………………………………………
5. D - T – U - H - I – A : ………………………………………………
6. A - M - U - M – D - M – H - A : ………………………………………………
7. W -D - A - K - A – H : ………………………………………………
8. R - H - I - J - A – H : ………………………………………………
9. B - H - A - I - S - Y : ………………………………………………
10.H - I – K - A - L – S : ………………………………………………

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
7.
APR

25

Menghindari Pergaulan Bebas Dan Perbuatan Zina


Peta Konsep
Ayat tentang perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina
Membaca Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2
Mengartikan Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2

Menjelaskan isi kandungan Q Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits
terkait

Menghafal Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait

Mengidentifikas hukum bacaan


tajwid

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa


Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat) ayat-
ayat al-Qur’an pada Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersfiat
hipotesis-diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime - mengumpulkan data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori-menyimpulkan dari hasil analisis data-dimulai dari unstructured-uni structure-
multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi- dalam bentuk lisan, tulisan,
diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

A
Muhasabah
Wahai pemuda yang mulia hatinya, ketahuilah bahwa pada dasarnya manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan disertai akal, hati nurani, dan nafsu. Dalam dimensi nafsu, keadaan manusia tidak
jauh berbeda dengan hewan atau binatang. Sama halnya dengan hewan, manusia membutuhkan
makan. Yang membedakan adalah cara makan manusia bisa lebih mulia dari cara makan binatang.
Kesamaan yang lain adalah manusia dan hewan sama-sama memiliki dorongan seksual dan
kebutuhan biologis. Adapun yang membedakan adalah manusia diajarkan cara menyalurkan
kebutuhan biologis yang lebih baik, lebih mulia, dan bermartabat.
Mahasuci dan Maha Mulia Allah yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluknya yang
mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis. Allah memberikan
kaunia nafsu biologis agar manusia dapat memiliki generasi atau keturunan. Disamping itu Allah
mengajarkan agar hubungan seksual itu dilakukan dengan cara yang sehat dan bermartabat.
Hubungan itu dimulai dengan proses perkenalan (ta’aruf) antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian berlanjut dengan lamaran (khitbah) lalu diteruskan dengan prosesi akad nikah.
Setelah itu mereka berdua menjalani hubungan suami istri dalam bingkai rumah tangga yang
bahagia. Subhanallah, demikian indah ajaran-Nya.
Meskipun demikian banyak muda-mudi yang tidak memahami keluhuran ajaran Allah ini. Saat
ini tidak sedikit manusia terjerumus kepada budaya pergaulan bebas. Pergaulan bebas antara laki-
laki dan perempuan tanpa dilandasi tali pernikahan, bahkan pergauan bebas saat ini juga mengarah
pada hubungan seksual antara sesama laki-laki dan sesama perempuan. Mereka tidak menyadari
bahwa hal itu merupakan larangan keras dari Allah SWT dan menjadikan harkat dan martabat
manusia menjadi lebih rendah dari binatang. Mereka hanya mengedepankan nafsu dan
mengesampingkan hati nurani serta akal yang sehat.
Wahai pemuda muslim yang cerdas, masa muda adalah masa yang sangat penting dan
menentukan. Namun di sisi lain usia muda diwarnai dengan keinginan, cita-cita, dan rasa cinta yang
meledak-ledak luar biasa. Sehingga saat inilah waktunya yang paling tepat bagi kalian memahami
mengenai pentingnya menjaga diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina. Marilah kita jadikan
potensi biologis yang dikaruniakan oleh Allah SWT menjadi kekuatan untuk melestarikan kehidupan
manusia yang bermartabat, berkualitas, bernilai, dan penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang.
Untuk itu marilah kita kaji firman-firman Allah SWT dan Hadis Rasulullah yang terkait dengan masalah
ini.

B
Mari Membaca !
Membaca Ayat Al-Qur’an tentang Perilaku Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas
dan Perbuatan Zina

1. Q.S. Al-Isra’/17: 32

2. Q.S. An-Nur/24: 2

C
Mengidentifikasi Bacaan Tajwid
1. Ulasan Tajwid QS. Al-Isra’ (17) ayat 32

No Lafadz Hukum Bacaan Alasan

1. Mad Thabi’i Huruf lam berharakat fathah diikuti alif

Qalqalah
2. Huruf qaf berharakat sukun
sughra
Mad Jaiz Mad
3.
Muttashil thabi’i bertemu hamzah pada lafal berbeda

4. Mad shilah Fathah diikuti ha dhamir

5. Mad Thabi’i Fathah diikuti alif


Mad wajib Mad thabi’i diikuti hamzah dalam satu
6.
muttasil lafaz

7. Mad iwad Fathah tanwin diwaqafkan.

2. Ulasan Tajwid QS.An-Nur (24) ayat 2

No Lafadz Hukum Bacaan Alasan

alif lam bertemu


1. Al syamsiyah
huruf syamsiyah, yaitu nun

2. Mad Thabi’i Fathah diikuti alif


Qalqalah
3. Huruf jim berharakat sukun
sughra
Idgham Kasrah tanwin bertemu
4.
bighunnah huruf mim
5. Ikhfa syafawi Mim sukun bertemu huruf ba

6. Ikhfa Domah tanwin bertemu huruf fa

Nun sukun bertemu


7. Ikhfa
huruf kaf dan ta
8. Qalqalah Huruf dal berharakat sukun
Mad
Mad wajib
9. thabi’i diikuti hamzah dalam satu
muttasil
lafaz
Mad aridl Mad thabi’i berada di akhir
10.
lissukun kalimat

D
Mengartikan Ayat
Mengartikan Q.S. Al-Isra’/17: 31-33
1. Arti Perkata dan Terjemah Al-Isra’ (17) ayat 32

Lafal Arti Lafal Arti

Dan janganlah kamu


Perbuatan keji
mendekati
zina Dan seburuk-buruk
Sesungguhnya zina
jalan
itu

Terjemah :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)
2. Arti Perkata dan Terjemah QS.An-Nur (24) ayat 2

Lafal Arti Lafal Arti

Pezina perempuan Dalam hukum Allah

Pezina laki-laki Jika kalian adalah


Maka derlah Berimaan

Tiap-tiap satu Kepada Allah

Dari keduanya Dan hari akhir


Maka hendaklah
Seratus deraan
menyaksikan
Dan jaganlah
Hukuman keduanya
mengambil kalian
Dengan keduanya segolongan
Dari orang-orang yag
Rasa iba
beriman

Terjemah :
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah
rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sebagian orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nur ayat 2)

E
Kandungan Ayat
1. QS. Al-Isra’ (17) ayat 32
Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
a. Larangan mendekati zina
b. Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk

Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah.
Rasululah saw telah memberikan peringatan bahwa merebaknya perzinahan merupakan salah satu tanda
kehancuran peradaban manusia dan merupakan tanda-tanda datangnya kiamat :
Artinya : “Dari Qatadah telah mengabarkan kepada kami Anas mengatakan; aku mendengar Nabi SAW
bersabda: "diantara tanda kiamat adalah ilmu diangkat, kebodohan merajalela, khamer ditenggak, zina
mewabah, (jumlah) laki-laki menyusut dan (jumlah) wanita melimpah ruah, hingga jika ada lima puluh wanita
itu berbanding dengan seorang laki-laki."(HR Bukhari)
Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah
SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina dikategorikan sebagai perbuatan
yang keji, hina, dan buruk. Tegas sekali Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat
tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian
bahayanya perbuatan zina, maka sebagai langkah pencegahan maka Allah juga melarang perbuatan yang
mendekati atau mengarah kepada zina.
Rasulullah menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina, sebagaimana
diuraikan dalam hadis berikut ini :
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya
manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan pasti akan dijalaninya. Zina kedua
mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan
adalah menyentuh, zina kedua kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan,
sedangkan semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR. Muslim).
Imam Sayuthi dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir menulislan bahwa perbuatan zina dapat megakibatkan
6 dampak negatif bagi pelakunya. 3 dampak negatif menimpa pada saat di dunia dan 3 dampak lagi akan
ditimpakan kelak di akhirat.
Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia ialah :
(1) Menghilangkan wibawa.
Pelaku zina akan kehilangan kebersihan jiwanya dan kesucian dirinya, yang keduanya merupakan
sumber kebahagiaan dan ketenangan hidupnya
(2) Mengakibatkan kefakiran,
Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya menjadi miskin. Sebab, pelakunya akan selalu
mengejar kepuasan birahinya, yang sudah barang tentu akan memakan energi dan waktu bagi dirinya.
Di samping itu, ia pun harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang pada
dasarnya tidaklah sedikit. Kedua faktor inilah yang akan mengakibatkan para pelaku zina jatuh miskin.
(3) Mengurangi umur.
Perbuatan tersebut juga akan mengakibatkan umur pelaku zina berkurang lantaran akan terserang
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Saat ini banyak sekali penyakit berbahaya yang
diakibatkan oleh perilaku seks bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.

Dan tiga lagi yang akan dijatuhkan di akherat :


(1) Mendapat murka dari Allah
Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar sehingga para pelakunya akan mendapat murka
dari Allah SWT kelak di akhirat.
(2) Hisab yang jelek (banyak dosa)
Pada saat hari perhitungan amal (yaumul hisab) maka para pelaku zina akan menyesal karena
mereka akan diperlihatkan betapa besarnya dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan semasa
hidup di dunia. Penyesalan hanya tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur dilakukan.
(3) Siksaan di neraka
Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat dan hina kelak di neraka. Dikisahkan
pada saat Rasulullah melakukan Isra’ dan Mi’raj beliau diperlihatkan ada sekelompok orang yang
menghadapi daging segar tapi mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk dari pada daging
segar. Itulah siksaan dan kehinaan bagi pelaku zina. Mereka selingkuh padahal mereka mempunyai
istri atau suami yang sah. Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan ada satu kaum yang tubuh mereka
sangat besar, namun bau tubuhnya sangat busuk, menjijikkan saat dipandang, dan bau mereka
seperti bau tempat pembuangan kotoran (comberan). Rasul kemudian bertanya, ‘Siapakah mereka?’
Dua Malaikat yang mendampingi beliau menjawab, “Mereka adalah pezina laki-laki dan perempuan’.”

2. QS.An-Nur (24) ayat 2

Isi kandungan QS An-Nur (24) ayat 2 adalah :


a. Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus
kali.
b. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah
SWT.
c. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

Perbuatan zina dikategorikan menjadi 2 macam :


1) Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap
zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai
meninggal).
2) Ghairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera
seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.

Perhatikan hadits berikut ini :

Artinya : “Dari Ubadah bin Ash Shamit ia berkata, "Rasulullah SAWbersabda: "Ambillah dariku, ambillah
dariku. Allah telah menjadikan bagi wanita-wanita itu hukuman had. Janda dan duda yang berzina,
hukumannya adalah dera seratus kali dan dirajam. Perawan dan perjaka yang berzina, maka hukumannya
adalah dera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun." (HR Abu Daud)
Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang dikatagorikan
hukuman hudud, yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT. Tidak ada
seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan zina tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan
dengannya. Berdasarkan QS. an-Nur (24): 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum
dera (dicambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhsan (pernah menikah),
sebagaimana ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.
Dalam konteks ini yang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya khalifah (kepala
negara) atau orang-orang yang ditugasi olehnya. Ketentuan ini berlaku bagi negeri yang menerapkan syariat
Islam sebagai hukum positif dalam suatu negara. Sebelum memutuskan hukuman bagi pelaku zina maka ada
empat hal yang dapat dijadikan sebagai bukti, yakni: (1) saksi, (2) sumpah, (3) pengakuan, dan (4) dokumen
atau bukti tulisan. Dalam kasus perzinaan, pembuktian perzinaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat
orang dan pengakuan pelaku.
Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits Nabi saw. Ma’iz bin al-Aslami, sahabat
Rasulullah Saw dan seorang wanita dari al-Ghamidiyyah dijatuhi hukuman rajam ketika keduanya mengaku
telah berzina. Di samping kedua bukti tersebut, berdasarkan Qs. an-Nuur: 6-10, ada hukum khusus bagi suami
yang menuduh isterinya berzina. Menurut ketetapan ayat tersebut seorang suami yang menuduh isterinya berzina
sementara ia tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan sumpah sebagai buktinya. Jika
ia berani bersumpah sebanyak empat kali yang menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang yang benar, dan
pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa lanat Allah SWT atas dirinya jika ia termasuk yang berdusta, maka
ucapan sumpah itu dapat mengharuskan isterinya dijatuhi hukuman rajam. Namun demikian, jika isterinya juga
berani bersumpah sebanyak empat kali yang isinya bahwa suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan
pada sumpah kelima ia menyatakan bahwa bahwa lanat Allah SWT atas dirinya jika suaminya termasuk orang-
orang yang benar, dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. Jika ini terjadi, keduanya dipisahkan dari
status suami isteri, dan tidak boleh menikah selamanya. Inilah yang dikenal dengan li’an.
Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh
menuduh seseorang melakukan zina tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi.
Adapun dosa perbuatan zina itu mempunyai tingkatan tersendiri. Apabila dilakukan dengan perempuan
lain (Bukan muhrim artinya wanita yang boleh dikawin) yang tidak bersuami maka dosanya besar. Apabila
dilakukan dengan perempuan yang sudah bersuami, dosanya lebih besar. Lebih besar lagi apabila zina dilakukan
dengan tetangga. Dan lebih besar dari semuanya itu zina yang dilakukan dengan yang masih muhrim (Wanita
muhrim artinya wanita yang tidak boleh dikawini.).
Apabila perbuatan zina dilakukan oleh seorang yang sudah melangsungkan pernikahan, maka dosanya
lebih besar dibanding dengan orang yang belum melangsungkan pernikahan. Dosa itu lebih besar lagi jika zina
dilakukan oleh seorang yang telah lanjut usia, dibanding dengan yang dilakukan oleh kaum muda. Hal ini
dipertimbangkan lantaran orang lanjut usia dianggap berpikir lebih masak. Dan zina yang dilakukan oleh orang
yang mengerti hukum-hukum agama lebih berat ketimbang orang yang tidak mengerti pengetahuan agama.
Sekarang menjadi sangat jelas bahwa Islam melarang keras hubungan seksual atau hubungan biologis
di luar perkawinan, apapun alasannya. Karena perbuatan ini sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan
mengingkari tujuan pembentukan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Islam menghendaki agar
hubungan seksual tidak saja sekedar memenuhi kebutuhan biologis, tetapi islam menghendaki adanya pertemuan
dua jiwa dan dua hati di dalam naungan rumah tangga tenang, bahagia, saling setia, dan penuh kasih sayang.
Dua insan yang menikah itu akan melangkah menuju masa depan yang cerah dan memiliki keturunan yang jelas
asal usulnya. Sungguh idah, bukan?
Tujuan pernikahan itu akan menjadi rusak porak-poranda jika dikotori dengan zina. Sehingga tidak
mengherankan jika perzinaan akan banyak menimbulkan problema sosial yang sangat membahayakan
masyarakat, seperti bercampuraduknya keturunan, menimbulkan rasa dendam, dengki, benci, sakit hati, dan
menghancurkan kehidupan rumah tangga. Sungguh Allah SWT dan Rasulullah melindungi kita semua dengan
ajaran yang sangat mulia.
Begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari pergaulan bebas, patut menjadi perhatian bagi
generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa depannya dengan terlibat dalam pergaulan bebas
yang melampaui batas. Bergaul memang perlu tapi seyogyanya dilakukan dalam batas wajar, tidak berlebihan.
Remaja adalah tumpuan masa depan bangsa, jika moral dan jasmaniah para remaja mengalami kerusakan maka
begitu pula masa depan bangsa dan negara akan mengalami kehancuran. Jadi, jika kalian masih memikirkan
masa depan diri dan juga keturunan sebaiknya selalu konsisten untuk mengatakan tidak pada pergaulan bebas
karena dampak pergaulan bebas bersifat sangat merusak bagi dari segi moral maupun jasmaniah.
Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
1) Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
2) Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
3) Nasab menjadi tidak jelas
4) Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
5) Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan

F
Uswah Hasanah
Maksiat…?! Boleh-boleh aja..Asalll….!!!Penuhi dulu syaratnya…!

Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrahim bin Ad-ham, ia mengatakan: “Wahai Abu Ishaq (panggilan
kesayangan Ibrahim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku
nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku!
Maka Ibrahim mengatakan: “Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka kemaksiatan tidak
lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi menjerumuskanmu”.
Lelaki itu mengatakan: “Wahai Abu Ishaq, Sebutkanlah lima perkara itu!”
Ibrahim mengatakan: “Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Allah SWT, maka janganlah
makan dari rizki-Nya!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk
rizki-Nya?!”
Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu melakukan maksiat
pada-Nya?!”
Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!”
Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri milik-Nya!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri dari timur sampai
barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!”
Ibrahim menimpali: “Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan menempati negeri milik-
Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”
Lelaki itu mengatakan: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!”
Ibrahim mengatakan: “Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki dari-Nya dan
menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-Nya, lalu lakukanlah maksiat di
tempat itu!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa melihat apapun yang
tersembunyi?!”
Ibrohim menimpali: “Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan menempati negeri milik-
Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”.
Lelaki itu menjawab: “Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!”
Ibrohim mengatakan: “Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya:
‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang
baik’!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Ia takkan menuruti permintaanku”
Ibrahim menimpali: “Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika
datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?!”
Lelaki itu mengatakan: “Sebutkanlah yang kelima!”
Ibrahim mengatakan: “Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau
pergi bersamanya!”
Lelaki itu mengatakan: “Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku”
Ibrahim menimpali: “Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!”
Maka lelaki itu mengatakan: “Wahai Ibrahim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat
kepada-Nya”
Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrahim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya…
(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-
Maqdisi, hal: 285-286)

G
Rangkuman
1. QS Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena zina
merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
2. Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah.
3. QS An-Nur (24) ayat 2 berisi perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki
masing-masing seratus kali.
4. Zina dikategorikan menjadi 2 macam :
a. Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muhsan
adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai mati)
b. Ghairu Muhsan,yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus
kali dan diasingkan selama satu tahun.
5. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh
menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi.
6. Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
a. Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
b. Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
c. Nasab menjadi tidak jelas
d. Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
e. Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan (husnuzan)

H
Evaluasi

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling tepat !

1. Perhatikan ayat berikut ini :


Arti dari ayat ayat tersebut adalah ....
A. Dan janganlah kamu melakukan zina
B. Dan tidaklah kamu mendekati zina
C. Dan janganlah kamu mendekati zina
D. Maka janganlah kamu mendekati zina
E. Maka janganlah kamu melakukan zina
2. Perhatikan ayat berikut ini :
Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
A. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad iwadl
B. mad jaiz munfasil, mad thabi’i, dan mad aridl
C. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad aridl
D. mad wajib muttasil, mad badal, dan mad iwadl
E. mad wajib muttasil, mad thabi’i, dan mad iwadl

3. Dalam hukum Islam yang dimaksud dengan perbuatan zina adalah....


A. dipaksa melakukan hubungan seksual di luar tali pernikahan yang sah
B. dipaksa melakukan pernikahan yang sah padahal tidak saling mencintai
C. melakukan hubungan seksual layaknya suami isteri di luar tali pernikahan
D. melakukan hubungan biologis oleh suami isteri yang tidak saling mencintai
E. suami melakukan pernikahan dengan memiliki lebih dari satu istri

4. Ada kasus seseorang pria yang sudah memiliki istri kemudian selingkuh dan melakukan hubungan seksual
kepada seorang perempuan yang belum menikah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus semacam ini adalah ....
A. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina muhsan
B. pria tersebut melakukan zina ghairu muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam status dipaksa
C. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan juga melakukan zina muhsan
D. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan melakukan zina ghairu muhsan
E. pria tersebut melakukan zina muhsan, sedangkan pihak perempuan dalam kondisi terkena bujuk rayu

5. Perhatikan ayat berikut ini :


Ayat ayat tersebut berisi tentang....
A. hukuman bagi para pelaku perbuatan zina
B. sangsi bagi para pelaku perbuatan kriminal
C. zina merupakan salah satu perbuatan asusila
D. zina merupakan salah satu perbuatan kriminal
E. hukuman bagi para pelaku perbuatan asusila

6. Perhatikan ayat berikut ini :


Hukum bacaan tajwid yang terdapat dalam potongan ayat tersebut adalah ....
A. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
B. 1 bacaan ikhfa, 2 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal
C. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar halqi, dan 1 mad thabi’i
D. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad thabi’i
E. 2 bacaan ikhfa, 1 bacaan izhar syafawi, dan 1 mad badal

7. Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Qatadah
adalah....
A. populasi perempuan meledak, lelaki semakin banyak, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya
perbuatan kriminal
B. ilmu menjadi langka, kriminalitas merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya narkoba
C. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, merokok menjadi hal biasa, dan merebaknya zina
D. ilmu menjadi langka, genk motor merajalela, mengkonsumsi narkoba menjadi hal biasa, dan merebaknya zina
E. ilmu menjadi langka, kebodohan merajalela, meminum minuman keras menjadi hal biasa, dan merebaknya zina

8. Salah satu dampak negatif dari perbuatan zina yang akan ditimpakan bagi pelakunya pada saat masih di dunia
adalah ....
A. menghilangkan wibawa
B. akalnya menjadi tumpul
C. jabatannya menjadi terancam
D. tidak memiliki teman
E. susah melakukan komunikasi

9. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Cara untuk
menanggulangi penularan penyakit ini secara massif adalah ....
A. menerapkan pola hubungan seks yang sehat dengan setia kepada pasangan masing-masing
B. jika sudah terlanjur memeiliki gaya hidup dan pergaulan bebas, maka cukup menghindari narkoba
C. memakan makanan yang berkualitas tinggi, mengkonsumsi obat penangkal, dan berhati-hati memilih pasangan
D. menghindari rokok, minuman keras, dan narkoba, meskipun sulit menghindari pergaulan bebas
E. tidak melakukan perbuatan kriminal, rajin berolah raga, dan pilih-pilih dalam pergaulan bebas
10. Hukuman bagi pelaku zina menurut QS An Nur (24) ayat 2 adalah didera sebanyak....
A. 3 kali
B. 7 kali
C. 10 kali
D. 99 kali
E. 100 kali

11. Meskipun bekerja sebagai resepsionis di hotel berbintang, Ira tetap mengenakan jilbab. Dia menyadari bahwa
memakai jilbab merupakan ....
A. hak sebagai perempuan
B. kewajiban menutup aurat
C. kebebasan memilih mode
D. pakaian yang paling cocok
E. model pakaian yang disukai atasan

12. Perhatikan hadis berikut ini :


Maksud dari hadis tersebut adalah ....
A. pandangan yang pertama diperbolehkan, pandangan selanjutnya juga boleh
B. pandangan yang pertama diperbolehkan, pandangan selanjutnya diharamkan
C. pandangan yang pertama diharamkan, pandangan selanjutnya diperbolehkan
D. pandangan yang pertama diharamkan, pandangan selanjutnya juga diharamkan
E. pandangan yang pertama menjadi dasar hukum pandangan selanjutnya

13. Perintah agar perempuan memakai jilbab tertuang dalam....


A. QS. An Nur (24) : 13
B. QS. An Nur (24) : 14
C. QS. An Nur (24) : 31
D. QS. An Nur (24) : 32
E. QS. An Nur (24) : 33

14. Batasan aurat seorang laki-laki adalah ....


A. bagian tubuh antara pusar dan lutut
B. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan
C. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat
D. bagian tubuh tertentu di sekitar kemaluan
E. bagian tubuh yang tertutup baju dan celana

15. Batasan aurat seorang perempuan adalah ....


A. bagian tubuh tertentu di sekitar dada dan kemaluan
B. bagian tubuh yang tertutup baju dan bawahan
C. bagian tubuh antara pusar dan lutut
D. seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan
E. seluruh bagian tubuh yang tidak etis dilihat oleh pria

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !


1. Jelaskan pengertian zina!
2. Apakah hukuman bagi orang yang berzina ?
3. Apakah dampak negatif dari pergaulan bebas ?
4. Sebutkan contoh-contoh nyata dari bentuk pergaulan bebas saat ini !
5. Bagaimana cara menghindari zina bagi remaja dan kawula muda ?
B. Refleksi
Berilah tanda “centang” (  ) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-pernyataan yang
tersedia !

Kebiasaan
No. Kegiatan selalu sering jarang Tdk pernah
skor 0 skor 1 2 skor 3
1 Merokok
2 Mengujungi klub malam
3 Mengikuti geng motor
4 Begadang
5 Melihat pornografi
skor 3 skor 1 skor 2 skor 3
6 Salat lima waktu
7 Puasa sunah
8 Olah raga
9 Membaca Al Quran
10 Ekstrakurikuler

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
8.
APR

25

Memelihara Ketaatan Dengan Beriman Kepada Malaikat

PETA KONSEP
Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh speserta didik dalam mempelajari materi
ini adalah:
1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)
nama-nama malikat beserta tugasnya, ayat-ayat al-Qur’an serta hadits terkait,
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang
bersfiat hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu
kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplor/mengeksperimen (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan
yang diajukan - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, ekperime - mengumpulkan
data,
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai dari unstructured-uni
structure-multi structure-complicated structure.
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah

Apa kalian meyakini adanya malkaikat ? Apa pula yang mendorong kalian untuk beramal saleh
dan menghindari perbuatan buruk ? Bukankah karena adanya iman yang menghujam dalam hati akan
adanya malaikat sehingga kita terdorong beramal baik dan berusaha menjauhi keburukan ? Karena
Allah akan membalas apa yang kita lalukan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw bersabda : “
Sesungguhnya Allah yang Maha Suci dan Maha Luhur mempunyai malaikat yang berkeliling dan
utama sifatnya. Mereka itu mencari majelis – majelis dzikir. Apabila mereka menemukan suatu majelis
yang di dalamnya berisi dzikir lalu merekapun duduklah beserta hadirin yang ada disitu. Mereka
berbaris antara yang sebagian dengan yang lainnya dengan merapikan letak sayapnya hingga
memenuhi tempat-tempat yang ada di antara mereka dengan langit”.
Rasulullah s.a.w melanjutkan sabdanya:” Allah ‘azza wa jalla lalu bertanya dan Dia adalah lebih
mengetahui tentang keadaan hamba-hamba-Nya: Dari mana kamu semua datang?
Para malaikat menjawab: kami semua datang dari tempat hamba-hamba-Mu di bumi. Mereka itu sama
memahasucikan, memahabesarkan, mengesakan, memuji serta memohon kepadaMu”.
Allah : Apakah yang mereka minta kepadaKu?
Malaikat : mereka memohonkan surgaMu”
Allah : apakah mereka sudah pernah melihat surgaKu?
Malaikat : belum ya Tuhan”

Berdasarkan informasi dari Rasulullah saw tersebut jelas bahwa malaikat itu ada. Malaikat memiliki
tugas yang bermacam-macam. Ada malikat yang senantiasa mendatangi tempat-tempat dzikir. Di
sana mereka hadir, mencata amal hadirin, menyimak do’a yang dipanjatkan dan mereka-pun
memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang hadir di majlis
tersebut.
Coba amati gambar di atas. Tatap pelan-pelan. Hadirkan hati dan perasaan anda,
kuatkan pandangan dengan iman. Subhanallah; Maha Suci Allah yang telah
menghamparkan bumi ini dan melengkapi dengan segala fasilitasnya. Malaikat yang
ditugasi Allah sebagai tentara-Nya. Malaikat pula yang setiap saat turun ke bumi
menyambangi manusia dan mencacat amal perbuatan manusia.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah telah bersabda:
"Para malaikat malam bergantian dengan malaikat siang dalam mengawasi kalian.
Mereka bertemu saat shalat ashar dan shubuh."
Kemudian Rasulullah menjelaskan, malaikat yang semalaman mengawasi manusia, naik
ke langit dan melaporkan hasilnya tugasnya.
"Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?" Allah bertanya pada
mahluk cahaya itu.
"Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang shalat, kami pun datang pada
mereka juga dalam keadaam shalat. Maka ampunilah mereka pada hari kiamat." kata
malaikat.
Bayangkan ketika malaikat datang, kita sedang melakukan shalat shubuh. Ketika mereka
pergi kitapun sedang melakukan shalat Ashar. Laporan yang akan diberikan pada Allah
tentu akan baik dan mulus. Tak hanya itu, para malaikat memberikan "rekomendasi"
ampunan pada Allah untuk kita yang sedang shalat saat mereka tinggalkan.
Mari kita renungkan juga kondisi sebaliknya. Pada saat mereka datang di waktu Shubuh
hari, kita masih terlelap tidur, meringkuk di dalam hangat selimut. Atau saat mereka pergi
di waktu Ashar, kita sedang sibuk dengan segala pekerjaan. Tentu laporan pun akan
berwarna merah. Jika kita terlambat, angka yag tercatat akan berwarna merah. Meski
kita masuk kerja, tetap saja nilai kita berkurang di depan atasan tempat kita bekerja.
Begitu juga yang terjadi pada Allah, sebagai "atasan" dalam hidup kita. Jika kita ingin
memperbaiki catatan dan prestasi di depan Allah sebetulnya mudah saja. Kenapa kita
tidak melakukan shalat tepat waktu ketika malaikat-malaikat melaporkan hasil tugasnya.
Oleh karena itu mari kita shalat tepat waktu.

B
Siapakah Malaikat itu ?

Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 49-50 Allah berfirman :

Artinya : Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk
yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan
(kepada mereka).(QS. An-Nahl/16 : 49-50).
Kata malaikat menurut bahasa adalah malakun; berarti utusan, risalah atau misi. Menurut istilah
malaikat adalah makhluk ciptaan Allah SW) yang terbuat dari cahaya, tidak makan, tidak minum, tidak
tidur, dan tidak berjenis kelamin. Malaikat tidak membutuhkan makan, minum, tidur, dan keinginan
fisik apa pun. Mereka menghabiskan waktunya untuk mengabdi kepada Allah; senantiasa taat kepada
perintah-perintah-Nya dan tidak pernah mendurhakai-Nya. Hadits Rasulullah Muhammad SAW yang
menyatakan tentang penciptaan malaikat di antaranya adalah sebagai berikut:
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api, dan Adam dari apa
yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).
Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang karakternya memantulkan
cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia diciptakan dari tanah yang karakternya
tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari api yang sifatnya selalu bergerak, bergejolak, dan
tidak pernah tenang. Para malaikat mempunyai karakter patuh hanya pada Allah. Mereka
melaksanakan tugas mengatur dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh. Malaikat
senantiasa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak pernah
melakukan perbuatan di luar kehendak Allah. memantulkan cahaya kedamaian pada manusia
Beriman kepada malaikat artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan makhlukNya berupa malaikat yang senantiasa bertasbih dan bersujud kepadaNya,
selalu taat terhadap perintah-perintah-Nya dan tidak pernah durhaka kepada-Nya. Keberadaan
mereka dalam wujudnya yang asli tergolong sebagai makhluk gaib yang tidak bisa dilihat manusia.
Menurut Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahhab al-`Aqiil mengatakan, “Dalil-dalil dari al-Qur`an, as-
Sunah dan ijma` kaum muslimin (tentang malaikat) menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Malaikat merupakan salah satu makhluk di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah.
2. Allah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Allah menciptakan
jin dan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya semata.
3. Mereka adalah makhluk yang hidup, berakal, dan dapat berbicara.
4. Malaikat hidup di alam yang berbeda dengan alam jin dan manusia. Mereka hidup di alam
yang mulia lagi suci, yang Allah memilih tempat tersebut di dunia karena kedekatannya,
dan untuk melaksanakan perintah-Nya.

C
Nama dan Tugas Malaikat

Jumlah Malaikat secara keseluruhan hanya Allah SWT yang tahu, bahkan
dimungkinkan lebih banyak dari jumlah manusia itu sendiri. Sedangkan jumlah yang wajib
diketahui oleh manusia sesuai informasi Al-Qur`an sebanyak 10 Malaikat.
Mutiara Hadits
Sesungguhnya para malaikat itu meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu, karena ridha dengan apa yang
dilakukannya. (HR. Abu Daud dan Tirmimidzi)
     
     
       
        
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fatir : 1)

Di antara nama-nama dan tugas malaikat yaitu :


1. Malaikat Jibril
Allah memberikan tugas kepada Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepada para nabi dan rasul.
Ketika wahyu telah terhenti, Jibril memberikan ilham kepada orang-orang saleh yang dikehendaki oleh
Allah.

Artinya : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu Telah menurunkannya
(Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah/2 : 97).

2. Malaikat Mikail
Mikail bertugas mengatur kesejahteraan makhluk, menurunkan rikzi kepada semua makhluk Allah
yang tersebar di alam semesta ini.

Artinya : Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail,
Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.(QS. Al-Baqarah/2 : 98).

3. Malaikat Israfil
Allah menugaskan kepada Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala pada hari Kiamat. Yaitu saat
meletusnya kiamat kubra hingga dibangkitkannya manusia menuju alam mahsyar.
Artinya : Dan ditiuplah sangkalala. Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (QS. Yasin /36 : 51).

4. Malaikat Izra`il
Izrail disebut juga Malaikat Maut. Bertugas sebagai pencabut nyawa manusia dan semua makhluk
yang bernyawa di alam ini.

Artinya :
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam
syurga itu disebabkan apa yang Telah kamu kerjakan".(QS. An-Nahl/16 : 32).
5. Malaikat Raqib dan Atid
Semua amal manusia dicacat oleh malaikat. Malaikat Raqib mencatat ama kebaikan sedangkan
Malikat Atid mencatat amal buruk.

Artinya : (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan
yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
Pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf/50 : 17-18).

Malaikat Mencata Amal Yang Kita Lakukan


Sumber : Dok. Kemenag

6. Malaikat Munkar dan Nakir,


Kedua malaikat ini bertugas mengajukan pertanyaan kepada manusia di dalam kubur. Munkar dan
Nakir-lah yang menginterogasi orang yang sudah meninggal di alam kubur. Bila ruh orang tersebut
bisa menjawab dengan benar, maka ia akan selamat. Bila tidak, ia akan celaka.

7. Malaikat Malik
Malaikat Malik disebut juga Malaikat Zabaniyah. Allah memberikan tugas kepada Malaikat Malik untuk
menjaga neraka dan memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka.

Artinya : Mereka berseru: "Hai Malik, Biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". dia menjawab: "Kamu
akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS. Azzukhruf/43 : 77).

8. Malaikat Ridwan,
Malaikat Ridwan bertugas sebagai penjaga Surga dan memimpin malaikat lain untuk melayani para
penghuni surga.

Artinya : Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-
rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya Telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Azzumar/39
: 73).

Dengan mengetahui nama dan tugas 10 Malaikat tersebut di atas diharapkan bagi seorang
muslim untuk mengaplikasikannya dalam sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari, sehingga beriman
kepada Malaikat tersebut dapat menimbulkan manfaat dan hikmah bagi keshalehan prilaku
pelakunya.

Lengkapi Tabel Berikut

Dalil Al-
No. Nama Malaikat Tugas
Qur’an/Hadits
A. Perbedaan Manusia dengan Malaikat
Kita telah memahami bahwa pengetahuan kita tentang Malaikat hanyalah berdasar pada dalil wahyu.
Maka, wahyu jugalah yang menjelaskan kepada kita bagaimana sifat-sifat yang dimiliki Malaikat yang
membedakan mereka dengan makhluk yang lainnya. Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia
memiliki perbedaan dengan Malaikat. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

1. Sifat-sifatnya
a. Manusia sebagai makhluk zhahir, yang tampak dan dapat dilihat mata manusia, sedangkan
Malaikat dalam bentuk aslinya merupakan makhluk gaib yang tidak dapat dilihat.
b. Manusia ada yang taat dan durhaka kepada Allah, sedangkan Malaikat semuanya taat, berbakti
dan bertakwa kepada Allah.
c. Manusia mempunyai jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menikah dan berkembang biak,
sedangkan Malaikat tidak memiliki jenis kelamin, tidak memiliki nafsu, dan tidak berkembang
biak.
d. Malaikat senantiasa takut kepada Allah dan selalu menaati perintah-perintahNya.
Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya : “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan senantiasa melaksanakan apa yang
diperintahkan (kepada mereka).” (An-Nahl/16: 50)

Artinya : “Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-
perintahNya.” (Al-Anbiya/21: 27)

e. Malaikat bersikap kasar dan keras kepada penghuni neraka


Firman Allah dalam QS At-Tahrīm ayat 6:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (At-Tahrīm/66: 6)

f. Mengatur segala urusan


Firman Allah dalam QS Fāṭir;1

Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan
(untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.(QS Fathir /35 : 1)

2. Asal Kejadiannya
Dilihat dari asal kejadiannya, manusia diciptakan Allah dari tanah, sedangkan Malaikat diciptakan
Allah dari cahaya. Jin diciptakan Allah dari api sesuai dengan hadiṡ Qudsi berikut:
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari gugusan api, dan Adam dari apa yang
telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).
3. Tugas dan Kewajibannya
Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi dengan segala tugas dan
kewajibannya yang beraneka ragam, sedangkan Malaikat diciptakan oleh Allah dengan tugasnya
yang khusus. Seperti: menurunkan wahyu, membagi rezeki, meniup sangkakala, mencabut nyawa,
mencatat amal, menanyai manusia di dalam kubur, menjaga surga, menjaga neraka, dan lain-lain.

4. Derajat dan Kedudukannya


Secara umum, manusia memiliki derajat dan kedudukan yang lebih mulia daripada makhluk-
makhluk Allah yang lain, bahkan dari malaikat sekalipun. Hal itu karena berbagai kelebihan dan
tugas yang diembankan Allah kepadanya. Kemulian manusia yang lebih daripada malaikat
ditegaskan dengan bukti bahwa Allah menyuruh kepada malaikat untuk sujud kepada nabi Adam
setelah nabi Adam menjelaskan ilmu yang diajarkan oleh Allah SWT.
      
    
  
164. Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,
165. Dan Sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
166. Dan Sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).
(QS. As-Shaffat : 164-166)

B. Perilaku Beriman Kepada Malaikat Allah SWT

Orang yang beriman/percaya kepada malaikat tentunya akan selalu berhati-hati dalam
berperilaku karena mereka mempercayai ada malaikat yang selalu mendampingi manusia dalam
menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Beberapa perilaku yang
menggambarkan tanda-tanda orang yang beriman kepada malaikat antara lain:
1. Selalu berhati-hati dengan mempertimbangkan suara hati yang baik karena ada malaikat Jibril
yang selalu mengawal manusia dengan wahyu dan ilmu.
2. Selalu optimis dalam mencari penghidupan karena yakin ada malaikat mikail yang membagi rizki
manusia.
3. Hidup di dunia tidak semena-mena, karena yakin kehidupan ini akan berakhir ketika malaikat
Israfil melaksanakan tugasnya.
4. Berusaha untuk memperbanyak perbuatan baik sebelum malaikat Mikail melaksanakan tugasnya
untuk mencabut nyawa.
5. Selalu berhati-hati dalam berbuat karena ada malaikat Rokib dan ‘Atid yang selalu mencatat amal
baik dan buruk.
6. Selalu berusaha berbuat baik untuk persiapan setelah mati karena yakin ada malaikat Munkar dan
Nakir yang menanyai di dalam kubur.
Nabi saw. Bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba (yang meningggal) apabila telah diletakkan di dalam
kubur dan para pengantarnya telah meninggalkannya, sesungguhnya ia akan mendengar derap sandal mereka.
Kemudian datanglah dua Malaikat (Munkar dan Nakir) dan mendudukkannya, seraya bertanya kepadanya:
Bagaimana pendapatmu tentang orang ini (Muhammad saw.)? Apabila ia seorang mukmin maka akan
menjawab: Saya bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya Kemudian dikatakan kepadanya: Lihatlah
tempatmu di neraka, sunggguh Allah telah menggantikannya buat kamu di surga. Kemudian ia akan melihat
kedua tempat itu semua (surga dan neraka).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
7. Menjauhi segala larangan Allah agar terhindar dari neraka yang dijaga Malaikat Malik.
8. Memperbanyak amal shaleh agar dapat bertemu dengan malaikat Ridwan sebagai penjaga surga.

RANGKUMAN

 Beriman kepada Malaikat merupakan rukun iman kedua yang wajib dimiliki setiap orang
yang mengaku muslim.
 Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur) yang senantiasa
menjalankan perintah-perintahNya dan tidak pernah mendurhakai-Nya.
 Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan malaikat dengan tugas-tugas tertentu yang dibebankan kepada masing-
masing malaikat.
 Malaikat jumlahnya sangat banyak dengan berbagai tugas yang berbeda, tetapi yang
wajib diketahui oleh seorang muslim berdasarkan informasi Al-Qur`an dan hadits yang
shahih jumlah mereka adalah 10 Malaikat.
 Malaikat merupakan makhluk gaib, tetapi ia dapat menjelma dalam bentuk makhluk lain
yang dapat dilihat manusia.

KAMUS ISTILAH
Iman : percaya, yakin, dan membenarkan.
Gaib : yang tersembunyi, tak dapat dilihat dan ditangkap pancaindera manusia biasa
Malaikat : bentuk jamak dari malaku yang artinya: risalah (utusan)
Ruh : jiwa, sukma, nyawa manusia
Dengan mengimani Malaikat, keimanan dan amal shaleh manusia akan semakin
meningkat, ia akan berhati-hati dengan tindakannya, taat dengan perintah-perintah Allah,
tidak sombong, dan hatinya selalu merasa tenang dan tentram.
IBRAH

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapat bisikan dari para malaikat jika kita hendak melakukan sesuatu.
Misalnya ketika kita mau melakukan perbuatan dosa, pasti ada bisikan dalam hati kita “Jangan lakukan!”.
Percayakah kita terhadap bisikan tersebut?

TAMRINAT

A. PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling tepat

1. Arti dari Malaikat menurut bahasa adalah….


A. taat
B. gaib
C. suci
D. bersih
E. risalah
1. Makhluk gaib yang selalu taat dan patuh kepada Allah adalah….
A. jin
B. malaikat
C. iblis
D. ruh
E. setan
2. Malaikat yang bertugas menurunkan wahyu kepada para nabi dan rasul adalah….
A. Jibril
B. Munkar
C. Ridhwan
D. Israfil
E. Malik
3. Asal penciptaan Malaikat adalah….
A. api
B. cahaya
C. air
D. batu
E. tanah
4. Dengan beriman kepada Malaikat, manusia akan memiliki perilaku….
A. hemat
B. qanaah
C. sabar
D. tawakkal
E. jujur
5. Malaikat yang mendapat julukan Ruhul Amin adalah Malaikat….
A. Mikail
B. Ridwan
C. Jibril
D. Israfil
E. Malik
6. Di antara dalil naqli dari Al-Quran yang menunjukkan keimanan kepada Malaikat
adalah….
A. surat Yasin: 2
B. surat Al-Isra: 70
C. surat Al-Baqarah: 285
D. surat Al-Fatihah: 4
E. surat Al-Ashr: 3
7. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang beriman kepada malaikat akan selalu
berhati-hati. Karena seluruh perbuatannya ada yang mengawasi dan mencatatnya. Ini
merupakan….
A. pengertian beriman kepada malaikat
B. tujuan beriman kepada malaikat
C. hikmah beriman kepada malaikat
D. tanda-tanda beriman kepada malaikat
E. ciri seseorang beriman kepada malaikat
8. Dua malaikat yang bertugas mengajukan pertanyaan kepada manusia di dalam kubur
adalah….
A. Malik dan Ridhwan
B. Rakib dan Atid
C. Munkar dan Nakir
D. Jibril dan Mikail
E. Izrail dan Israfil
9. Di bawah ini merupakan sifat-sifat Malaikat, kecuali….
A. selalu taat kepada perintah Allah
B. memiliki sikap keras dan kasar
C. diciptakan dari cahaya
D. makhluk gaib
E. menikah dan berketurunan
B. URAIAN
1. Jelaskan pengertian beriman kepada Malaikat!
2. Sebutkan 10 nama Malaikat yang wajib diimani setiap muslim!
3. Apakah arti dari hadits berikut ini: )‫ت ْال َمًلَئِ َكةُ ِم ْن نُ ْو ٍر (رواه مسلم‬
ِ َ‫ُخ ِلق‬
4. Sebutkan 2 contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada Malaikat!
5. Bagaimana menurut pendapat Anda bila ada seorang yang mengaku muslim tetapi ia
tidak mengakui adanya Malaikat?

C. TUGAS TERSTRUKTUR
Menghafalkan Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat 285 sebagai dalil berkaitan dengan
keimanan kepada Malaikat!

D. KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR


Buatlah fortopolio kegiatan kalian yang membuktikan keimanan kepada
Malaikat. Kumpulkan kepada gurumu untuk mendapat penilaian!

Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
9.
APR

25
Perkembangan Islam Di Madinah

Peta Konsep

Langkah-langkah Pembelajaran Untuk Siswa


Langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari materi ini adalah :

1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, melihat tayangan video) sejarah
perkembangan Islam di Madinah
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke
yang bersfiat hipotesis - diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu
kebiasaan),
3. Peserta didik mengeksplorasi (menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang
diajukan) - menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, mengumpulkan data),
4. Peserta didik mengasosiasi (menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan
hubungan data/kategori - menyimpulkan dari hasil analisis data - dimulai dari unstructured-uni
structure-multi structure-complicated structure)
5. Peserta didik mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya)

A
Muhasabah !

Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim berangkat ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka
mempersiapkan hewan kurban untuk dipersembahkan kepada kaum Quraisy. Kufar Quraisy menyiagakan
pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah. Pada waktu ini, bangsa Arab benar benar
bersiaga terhadap kekuatan Islam yang sedang berkembang. Nabi Muhammad SAW mencoba agar tidak terjadi
pertumpahan darah di Makkah, karena Makkah adalah tempat suci.
Akhirnya kaum Muslim menyetujui langkah Nabi Muhammad SAW, bahwa jalur diplomasi lebih baik
daripada berperang. Kejadian ini dituliskan pada surah Al-Fath : 4 :
Artinya : “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan
mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)”.
Ayat tersebut bermakna bahwa Allah SWT telah memberikan ketenangan bagi hati mereka agar iman
mereka bisa bertambah.

Amatilah garis besar isi Perjanjian Hudaibiyah berikut! : "Dengan nama Tuhan. Ini perjanjian antara
Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy. Tidak ada peperangan dalam jangka waktu
sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti Muhammad (SAW), diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun
yang ingin mengikuti Quraisy, diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau
berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, maka akan dikembalikan lagi ke ayahnya dan
penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak akan dikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW)
akan kembali ke Madinah. Tapi tahun depan, mereka dapat masuk ke Makkah, untuk melakukan tawaf disana
selama tiga hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka haruslah tidak
bersenjata saat memasuki Makkah"

Mari bermuhasabah dan renungkan! Apa kaitan surat Al-Fath : 4 dengan perjanjian Hudaibiyah ?
Berilah ulasan bahwa ajaran Islam berkembang dengan cara damai!

B
Mengkaji Strategi Dakwah di Madinah

1. ORANG-ORANG YASTRIB MASUK ISLAM


Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah SAW pada setiap musim haji mengunjungi kemah-
kemah jama’ah haji untuk menyampaikan dakwahnya. Aktivitas ini mendapat respon
sebagaimana ditunjukkan oleh Suwaid bin Shamit, seorang tokoh suku Aus dari Yatsrib yang
menyatakan tertarik pada ajakan Rasulullah SAW. Selang beberapa lama setelah itu Iyaz bin
Mu’adz seorang pemuda Khazroj juga menyatakan keIslamannya ketika Rasulullah SAW
menemui rombongan kabilah Khazroj saat mereka datang ke Makkah. Aus dan Khazroj adalah
dua kabilah Arab terkemuka di Yatsrib yang selalu bermusuhan. Mereka sedikit banyak sudah
memiliki pengertian tentang ketuhanan, wahyu, kenabian dan hari akhir.
Pada musim haji tahun ke 11 dari kenabian, beberapa orang Khazroj, dua diantaranya Bani
Najron masuk Islam. Sejak itu Rasulullah SAW menjadi pembicaraan hangat dari penduduk
Yatsrib. Pada musim haji tahun berikutnya 12 orang laki-laki dan seorang perempuan dari Yatsrib
menemui Rasulullah SAW di Aqobah. Mereka berikrar tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri,
tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak menfitnah dan tidak mendurhakai Muhammad
SAW. Peristiwa ini dikenal dengan Baiah Al-Aqobah Al-Ula (Baiah Aqobah pertama). Setelah itu
Rasulullah SAW mengutus Mus’ab bin Umair untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib.
Setahun kemudian pada malam hari seusai menunaikan ibadah haji terjadi Baiah Al-Aqobah Ats-
Tsaniyah (Baiah Aqobah kedua), dimana 73 orang laki-laki dan dua orang perempuan dari Yatsrib
bertemu dengan Rasulullah SAW, yang waktu itu di dampingi Abbas bin Abdul Mutholib di
Aqobah. 12 orang pemuka Aus dan Khazroj, masing-masing mewakili yang ada dalam
kabilahnya, mengucapkan sumpah setia akan membela Rasulullah SAW walaupun jiwa dan harta
taruhannya. Orang-orang Yatsrib itu masuk Islam tampaknya termotivasi oleh keinginan
melepaskan diri dari perbudakan orang-orang Yahudi.

2. HIJRAH KE YATSRIB
Setelah Baiah Aqobah ke dua tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin makin meningkat,
bahkan musyrikin Quraisy sepakat akan membunuh Rasulullah SAW. Menghadapai kenyataan
ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib. Kelompok
orang lemah diperintahkan lebih dulu karena merekalah yang paling banyak menderita
penganiayaan dan paling sedikit mendapatkan perlindungan. Rasulullah SAW sendiri baru
meninggalkan Makkah setelah seluruh kaum muslimin keluar dari Makkah kecuali Ali dan
keluarganya, berikut Abu Bakar dan keluarganya. Ketika akan berangkat Rasulullah SAW
meminta Ali untuk tidur di kamarnya untuk mengelabuhi musuh yang berencana
membunuhnya. Beliau berangkat ke gua Tsur, arah selatan Makkah ditemani oleh Abu Bakar.
Mereka bersembunyi di gua Tsur selama 3 malam. Tidak ada yang tahu tentang keadaan dan
tempat persembunyian mereka selain putera puteri Abu Bakar sendiri, Abdullah, Aisyah dan
Asma serta sahayanya Amir bin Fuhairoh. Merekalah yang mengirimkan makanan setiap malam
dan menyampaikan kabar mengenai pergunjingan penduduk Makkah tentang Rasulullah SAW.
Pada malam ketiga mereka keluar dari persembunyiannya untuk melanjutkan perjalanan
menuju Yatsrib ditemani oleh Abdullah bin Abi Bakar dan Abdullah bin Arqod seorang musyrik
yang bertugas sebagai petunjuk jalan. Rombongan ini bergerak ke arah barat menuju laut merah
kemudian belok ke utara mengambil jalan yang tidak biasa dilalui oleh kafilah-kafilah pada
umumnya. Setelah mengarungi padang pasir yang sangat luas dan amat panas akhirnya pada
hari Senin, tanggal 8 Rabi’ul Awal tahun I Hijriyah, tibalah Nabi Muhammad SAW di Quba, sebuah
tempat kira-kira 10 km dari kota Yatsrib.
Selama 4 hari di Quba beliau menginap di rumah Kultsum bin Hadam, seorang laki-laki tua
yang rumahnya sering dijadikan pangkalan bagi orang-orang yang baru datang ke Yatsrib.
Sedangkan Abu Bakar menginap di rumah Hubaib bin Isaf. Selam 4 hari istirahat, Nabi SAW
mendirikan sebuah Masjid, yaitu masjid Quba. Itulah masjid yang pertama kali didirikan dalam
sejarah umat Islam. Rasulullah SAW yang meletakkan batu pertama di kiblatnya, diikuti oleh Abu
Bakar kemudian diselesaikan oleh para sahabatnya. Tiga hari kemudian Ali bin Abi Thalib tiba di
Quba selama menempuh perjalanan selama 15 hari. Ia bergabung dengan Rasulullah SAW
tinggal di rumah Ibnu Hadam. Keesokan harinya jum’at 12 Rabiul Awal bertepatan dengan 24
September 622 M rombongan muhajirin ini melanjutkan perjalanan ke Yatsrib.
Kedatangan Rasulullah SAW disambut dengan hangat penuh kerinduan oleh kaum Ansor.
Begitu sampai di kota ini beliau melepas tali kekang unta yang ditungganginya dan membiarkan
unta itu berjalan sekehendaknya. Unta itu baru berhenti di sebidang kebun yang di tumbuhi
beberapa pohon kurma bersebelahan denga rumah Abu Ayyub. Kebun ini milik dua anak yatim
bersaudara yang di asuh oleh Abu Ayyub bernama Sahl dan Suhail putera Rafi’ bin Umar. Atas
permintaan Muadz bin Ahro’, kebun ini di jual dan di atasnya di bangun masjid atas perintah
Rasuluulah SAW. Sejak kedatangan Rasulullah SAW Yatsrib berubah namanya menjadi Kota
Madinah atau Madinatur Rasul atau Madinatul Munawwaroh.
Setelah menetap di Madinah ini Rasulullah SAW barulah memulai rencana mengatur siasat dan
membentuk masyarakat Islam yang bebas dari tekanan dan ancaman, mempertalikan hubungan
kekeluargaan antara kaum Muhajirin dan Ansor, mengadakan perjanjian saling membantu antara
kaum muslimin dengan bukan muslim, menyusun siasat, ekonomi, social serta dasar-dasar
Daulah Islamiyah.

3. STRATEGI DAN SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah SAW dalam periode Madinah adalah pembinaan
terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Dasar-dasar kebudayaan yang diletakkan oleh
Rasulullah SAW itu pada umumnya merupakan sebuah nilai dan norma yang mengatur manusia
dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, social, ekonomi dan politik yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
a. Dalam membina masyarakat Islam di Madinah strategi dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW
antara lain :
1) Mendirikan Masjid. Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum bangunan-bangunan lainnya selain
kediaman beliau sendiri, karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan
menyusun kekuatan mereka lahir dan batin untuk membina masyarakat Islam atau daulah Islamiyah
berlandaskan semangat tauhid. Di masjid ini Rasulullah SAW mengobarkan semangat jihat di jalan Allah SWT,
sehingga kaum muslimin waktu itu belum begitu banyak tetapi rela mengorbankan harta dan jiwa untuk
kepentingan Islam. Di masjid pula beliau senantiasa mengajarkan doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok
ajaran Islam kepada kaum muhajirin dan ansor. Dan di dalam masjid pula kaum muslimin mengadakan sholat
berjamaah, mengadakan musyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang di hadapi.
2) Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan
kampung halaman mereka, di pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Ansor karena
kaum Ansor telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan yang bersifat materi,
melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah SWT semata. Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn
dengan Harits bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Itbah bin
Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran dengan kaum Muhajirin. Dengan demikian kaum
muhajirin yang bertahun-tahun berpisah dengan keluarganya merasa tentram dan aman melaksanakan syariat
agamanya. Di tempat yang baru tersebut sebagian ada yang hidup berniaga ada yang bertani seperti (Abu Bakar,
Utsman dan Ali) mengerjakan tanah kaum Ansor. Dengan ikatan teguh ini Nabi Muhammad SAW dapat
menyatukan dengan ikatan persaudaraan Islam yang kuat yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke
dalam satu ikatan masyaraka Islam yang kuat dengan semangat bergotong royong, senasib
sepenanggunan. Segolongan orang arab yang menyatakan masuk Islam dalam keadaan miskin disediakan tempat
tinggal dibagian masjid yang kemudian dikenal dengan nama Ashab Shuffa. Keperluan hidup mereka dipikul
bersama diantara Muhajirin dan Ansor.
3) Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi. Guna menciptaka suasana tentram di kota baru bagi Islam
(Madinah), Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi
yang berdiam di dalam dan di sekeliling kota Madinah. Inilah salah satu perjanjian yang diperlihatkan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagai seorang ahli politikus yang ulung yang belum pernah dilakukan oleh para nabi-nabi
terdahulu. Diantara isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi antara lain :
a) Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin; kedua belah fihak bebas memeluk dan
menjalankan agamanya masing-masing.
b) Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa saja yamg memerangi mereka.
Orang Yahudi memikul belanja mereka sendiri begitu pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.
c) Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong, melaksanakan kebajikan dan
keutamaan.
d) Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu.
Kalau terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan
kepada Allah dan Rasullullah SAW.
e) Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali
orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
Perjanjian politik yang dibuat oleh Nabi Muhammada SAW tersebut telah menjamin kemerdekaan beragama
dan menjamin kehormatan jiwa dan harta dari golongan yang bukan Islam. Ini adalah merupakan peristiwa yang
baru dalam dunia politik dan peradaban manusia. Sebab waktu itu diberbagai pelosok dunia masih terjadi
perkosaan dan perampasan hak-hak asasi manusia.
4) Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk masyarakat Islam. Karena masyarakat Islam
telah terwujud, maka Rasulullah SAW menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam yang baru
terwujud itu, baik dalam bidang politik, ekonomi, social maupun yang lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam
periode perkembangan agama Islam di Madinah inilah telah turun wahyu Allah SWT yang mengandung perintah
berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana) dan
lain-lain. Dengan ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, social dan lainnya, maka semakin teguhlah
bentuk-bentuk masyarakat Islam, sehingga semakin hari pengaruh agama Islam di kota Madinah semakin
bertambah besar.
5) Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam. Jumlah orang-orang yang mengakui kerasulan
Muhammad SAW bertambah dengan amat cepat, sehingga dalam waktu yang sangat singkat kekuatan Islam
sudah mulai diperhitungkan oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Ada tiga kekuatan yang secara nyata
memusuhi agama baru ini yaitu : orang-orang Yahudi, orang-orang munafik, dan orang-orang Quraiys dengan
sekutunya.
a) Rongrongan Kaum Yahudi.
Orang Yahudi sejak sebelum masehi sudah hidup di Madinah, mereka terdiri dari 3 suku yaitu Bani Qainuqa,
Bani Quraidhah dan Bani Nadzir. Mereka semua mempercayai akan kedatangan nabi akhir zaman sebagaimana
dijelaskan dalam kitab suci mereka. Akan tetapi ketika nabi yang ditunggu-tunggu itu datang, mereka
mengingkarinya karena mereka menduga dan menghendaki bahwa nabi yang ditunggu-tunggu itu berasal dari
golongan mereka yaitu keturunan Israel. Apalagi setelah bangsa Arab memeluk agama Islam mendahului
mereka. Kekecewaan mereka sudah tak bias disembunyikan lagi. Lihat Q.S. Al-Baqoroh : 89. Mereka memang
pernah mengikat perjanjian dengan kaum muslimin, akan tetapi tidak dilandasi dengan ketulusan hati yang jujur
dan mereka mengira bahwa kaum muslimin adalah kelompok yang lemah yang tidak akan mampu menghadapi
kekuatan kafir Quraiys. Mereka terkejut ketika Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhasil memporak-
porandakan tentara Quraiys dalam perang Badar 17 Ramadhan 2 H.
b) Rongrongan orang-orang Munafik.
Keberadaan orang-orang munafik tidak bisa di abaikan begitu saja sebagai ancaman yang sangat
membahayakan.Pengaruh mereka memang tidak begitu besar, namun apabila dibiarkan bisa menimbulkan
malapetaka yang merugikan perjuangan umat Islam. Sekalipun mereka mengaku beriman kepada Rasulullah
SAW, namun acap kali mereka menghalang-halangi orang lain masuk Islam. Ketika Rasulullah SAW bersiap
menghadapi perang Uhud, kaum munafik keluar dari barisan yang dipersiapkan atas hasutan Abdullah bin Ubai,
pemimpin mereka. Mereka juga mengadakan hubungan baik dengan kaum Yahudi dan pernah menjanjikan
bantuan kepada Bani Quraidhah sewaktu yang disebut terakhir ini menghianati kaum muslimin.
c) Rongrongan kafir Quraisy dan sekutunya.
Sikap permusuhan kafir Quraiys terhadap Islam tidak berhenti dengan kepindahan Rasulullah SAW dan para
sahabatnya ke Madinah. Atas sikap mereka itu Allah SWT menurunkan ayat yang mengizinkan umat Islam
mengangkat senjata untuk membela diri, karena mereka sungguh dianiaya (biannahum dzulimu), lihat Q.S. Al-
Ahzab : 39-40. Ini adalah ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT mengenai perang. Ayat ini menjadi
alasan bagi Rasulullah SAW untuk membentuk pasukan yang dipersiapkan untuk terjun ke medan pertempuan.
Pasukan yang pertama dibentuk adalah untuk berjaga-jaga menghadapi serangan dari suku-suku Badui dan kafir
Quraiys serta sekutunya. Orang yang boleh diperangi adalah orang yang telah merampas hak, baik harta maupun
jiwa dan menghalangi untuk beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan ajarannya (lihat Q.S. Al-Baqoroh :
190-191).Perang sebagai jawaban atas permusuhan kafir Qurisy terjadi pertama kali dilembah Badar pada
tanggal 17 Ramadhan 2 H. Dalam Al-Qur’an peristiwa ini disebut dengan yaumul furqon, yakni hari pemisah
antara yang hak dan yang bathil. Kendatipun pasukan Islam jauh lebih kecil (sekitar 300 orang) namun berhasil
meraih kemenangan dari pasukan kafir Quraiys yang jumlahnya sekitar 1000 orang. Hal ini membuat orang-
orang Yahudi geram dan kecewa. Mereka mulai menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan orang muslim dan
berusaha menusuk dari belakang. Sementara itu kafir Quraiys berusaha membalas kekalahan dengan
mempersiapkan 3000 pasukan dengan perbekalan dan persenjataan yang lengkap berangkatlah menuju kota
Madinah. Turut ambil bagian dalam pasukan kafir ini adalah suku Arab Tihamah, Kinanah, Bani Harist, Bani
Haun dan Bani Musthaliq. Pada bulan Sya’ban 3 H terjadilah perang Uhud, dalam peperangan ini kaum
muslimin menderita kekalahan akibat keluarnya sebagian pasukan muslimin yang diprovokasi oleh orang
munafik bernama Abdullah bin Ubay sehingga kaum muslimin yang berjumlah 1000 orang tinggal kurang lebih
dua pertiganya. Dalam peperangan ini dari kaum muslimin yang gugur sebagai syuhada 70 orang, termasuk
paman Nabi SAW yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib. Kesempatan ini membuat kesempatan orang
Yahudi bani Nadzir untuk menghancurkan kaum muslimin. Mereka berusah membunuh Rasulullah SAW,
namun gagal sehingga mereka di usir dari Madinah. Pada bula syawal 5 H kurang lebih 14.000 tentara kafir
termasuk 4000 kafir Quraiys di bawah pimpinan Abu Sofyan menyerbu Madinah. Menghadapi serbuan ini
Rasulullah SAW memilih bertahan di kota. Atas saran Salman Al-Farisi kaum muslimin membuat parit-parit di
setiap lorong untuk masuk ke kota Madinah. Tidak ada pilihan lain bagi kafir untuk mengepung kota Madinah.
Akan tetapi setelah 25 hari pengepungan, perasaan jenuh mulai muncul terutama pada kelompok-kelompok yang
tidak mempunyai kepentingan karena yang jelas punya kepentingan adalah kaum kafir dan orang Yahudi. Pada
saat yang sama seorang pemimpin Arab Nu’aim bin Mas’ud menghadap Rasulullah SAW dan menyatakan
masuk Islam. Tepat pada saat yang menyulitkan kaum muslimin, datanglah badai padang pasir yang mematikan
disertai hujan lebat yang menyapu bersih kemah dan perbekalan mereka (lihat Al-Ahzab : 9). Akhirnya terpaksa
mereka kembali dan menyelamatkan diri tanpa membawa apa-apa (lihat Al-Ahzab : 25). Perang ini dikenal
dengan nama perang Khandaq, karena kaum muslimin menggunakan parit (khandaq) untuk pertahanan mereka.
Dikenal pula dengan sebutan perang Ahzab karena musuh yang menyerang madinah terdiri dari berbagai
golongan yang bersekutu (Al-Ahzab). Dalam perang ini gugur 6 sahabat Rasululllah SAW termasuk Sa’ad bin
Muadz, mereka gugur sebagai syuhada. Demikian kaum muslimin mempertahankan diri dan serangan yang
dilakukan tetap tidak keluar dari kerangka mempertahankan diri.
Fase perjuangan setelah Perang Ahzab. Pada bulan Dzulqo’dah 6 H Rasulullah SAW beserta 10.000 orang
sahabatnya berangkat ke Makkah untuk menunaikan umroh dan haji. Mereka sudah mengenakan pakaian ihrom
sejak berangkat dan membawa hewan-hewan yang akan disembelih di Mina agar tidak dicurigai oleh kaum
Quraisy. Akan tetapi kafir Quraisy tidak menghendaki kaum muslimin memasuki kota Makkah, karena apapun
alasannya berarti itu kemenangan bagi kaum muslimin. Oleh karena itu kafir Quraiys mengirim pasukan di
bawah pimpinan Khalid bin Walid untuk menghadang kaum muslimin. Kaum muslimin dapat menghidari
pertemuan dengan pasukan Khalid bin Walid dengan menempuh jalan lain, sehingga ketika masuk bulan haram
mereka sudah sampai di Hudaibiyah, beberapa mil dari kota Makkah. Rasulullah SAW bermusyawrah dengan
para sahabatnya kemudian mengutus Usman bin Affan untuk menemui kaum kafir Quraisy guna menyampaikan
maksud kedatangan mereka ke Makkah. Akan tetapi Usman bin Affan malah di tahan oleh mereka dan muncul
desas desus bahwa Usman mau di bunuh. Rasulullah SAW dengan para sahabatnya mengadakan sumpah setia
untuk berperang sampai tercapai kemenangan. Sumpah setia ini terkenal dengan nama Baiah Ar-
Ridwan (sumpah yang diridhai Allah SWT). Sumpah ini menggetarkan nyali kaum musyrikin Quraiys sehingga
Usman bin Affan dibebaskan dan mereka mengutus Suhail bin Amr untuk mengadakan perjanjian dengan kaum
muslimin. Perjanjian inilah yang kemudian terkenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah yang pokok-pokok
isinya antara lain :
a) Segala permusuhan kedua belah fihak dihentikan selama 10 tahun.
b) Setiap orang Quraiys yang datang kepada kaum muslimin tanpa seijin walinya harus di tolak dan dikembalikan.
c) Setiap orang Islam yang menyerahkan diri kepada fihak Quraiys tidak akan dikembalikan.
d) Setiap kabilah yang ingin bersekutu dengan kaum Quraiys maupun dengan kaum muslimin tidak boleh dihalang-
halangi oleh salah satu fihak.
e) Kaum muslimin tidak boleh memasuki kota Makkah pada tahun itu, namun diberi kesempatan pada tahun
berikutnya dengan syarat tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya dan tidak boleh tinggal di
Makkah lebih dari 3 hari.
Dalam peristiwa ini Rasulullah SAW menunjukkan kemampuannya sebagai seorang politikus yang pandai
berdeplomasi. Perjanjian ini menunjukkan pengakuan Quraiys terhadap eksistensi kaum muslimin dan ini berarti
kemenangan bagi umat Islam. Sepintas lalu perjanjian tersebut memang berat sebelah dan merugikan kaum
muslimin. Akan tetapi selama gencatan senjata banyak tokoh Qurays yang masuk Islam seperi Kholid bin Walid,
Amr bin Ash dan Usman bin Thalhah. Selama genjatan senjata berlangsung, Rasulullah SAW mulai
mendakwahkan Islam kepada kabilah-kabilah Arab lainnya, dan mengirimkan surat kepada Kaisan Romawi,
Kisra Persia, Gubernur Yaman, Kaisan Habsyi, Gubernur Ghassaniah (Basro di bawah kekuasaan Romawi) dan
gubernur Mesir. Kisra dari Persia dengan keangkuhannya merobek-robek surat dari Rasulullah SAW dan
menghina serta mengusir pembawanya. Dalam pada itu Harits bin Umar yang di utus Rasulullah SAW kepada
Gubernur Ghassaniyah di tolak dengan kasar dan kemudian di bunuh. Penghinaan yang dilakukan Gubernur
Ghassaniyah dan pembunuhan atas Harits bin Umar memicu berkorbannya perang Mu’tah. Dalam perang ini
panglima muslim Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Abdullah bin
Ruwahah namun iapun gugur. Demikian pula Ja’far bin Abi Thalib yang menggantikan Abdullah gugur di tangan
tentara Romawi. Khalid bin Walid yang tampil menggantikan Ja’far, dengan naluri seorang panglima
berpengalaman memberi komando kepada pasukannya supaya mundur dan kembali ke Madinah. Ini terjadi pada
tahun 8 H. Peristiwa ini menyadarkan kepada kaum muslimin bahwa di utara ada musuh yang tidak bisa di
remehkan. Pada tahun ketika terjadi perang Mu’tah orang-orang Quraiys membantu sekutu mereka Bani Bakar
yang berselisih dengan Bani Khuza’ah (sekutu kaum muslimin).
Tindakan ini berarti melanggar perjanjian Hudaibiyah. Menanggapi sikap kaum Quraiys ini pada 10
Ramadhan 8 H, Rasulullah SAW memimpin 10.000 pasukan berangkat berangkat menuju Makkah. Ketika
pasukan besar itu berkemah di dekat kota Makkah, Abbas bin Abdul Muthalib datang menyatakan keIslamannya,
disusul Abu Sofyan pemimpin besar Quraiys yang sudah kandas dengan ambisinya. Setelah Abu Sofyan
menyerah, Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk memasuki kota Makkah lewat 4 penjuru. Dengan
demikian Makkah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa perlawanan sama sekali. Patung-patung dan berhala di
sekeliling Ka’bah mereka hancurkan kemudian mereka thawaf mengelilingi Ka’bah dan kemudian turunlah
QS. Al-Isro’ : 81. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Ramadhan 8 H. Inilah yng disebut dengan Fathul Makkah.
Dengan pembebasan kota Makkah bukan berarti musuh Islam sudah lenyap, kabilah-kabilah di sekitar Makkah
seperti Badui, kaum Masehi di Najran, dan beberapa kabilah yang terdiri dari Hawazin, Tsaqif, Jusyam, Nasr,
Sa’ad bin Bakar dan Bani Hilal membentuk persekutuan baru untuk menyerang kaum muslimin. 10.000 pasukan
dari Madinah + 2.000 dari Makkah segera disiapkan untuk menyerang para komplotan sebelum mereka
menyerang. Ketika pasukan kaum muslimin melewati jalan-jalan sempit di sela-sela bukit Hunain pegunungan
Tihamah tiba-tiba diserang dengan membabi buta hingga membuat pasukan kaum muslimin sempat kocar kacir.
Kemudian Rasullullah SAW berdiri ditemani tidak kurang dari 100 sahabat termasuk Abu Bakar, Umar, Ali
dan Abbas memberikan komando untuk melakukan serangan balik dan akhirnya musuh dapat taklukkan. Sisa-
sisa musuh yang kalah melarikan diri ke Thaif termasuk pemimpin mereka Malik bin Auf dan bertahan di
benteng kota yang terkenal sangat kuat. Kaum muslimin mengepung benteng itu beberapa waktu lamanya namun
tidak berhasil. Akhirnya Rasulullah SAW kembali ke Ja’ronah dan tetap memblokir daerah sekitarnya. Pada saat
itulah kabilah Hawazin menyerah dan menyatakan masuk Islam, begitu juga penduduk Thaif yang menderita
akibat blokade kaum muslimin juga menyatakan masuk Islam.
Pada bulan Rajab 9 H bertepatan dengan bulan oktober 630 M. Rasulullah SAW mempersiapkan pasukan
untuk menghadapi tentara Romawi di utara. Karena medan yang dituju amat jauh dan musuh yang dihadapi
sangat kuat dan terlatih maka Rasulullah SAW membentuk pasukan khusus yang dinamakan “Jaisyul Usroh”,
(Laskar Saat Kesulitan) karena pada waktu sedang terjadi musim panas dan di Madinah sedang musim panen.
Seluruh biaya perang di tanggung oleh beberapa sahabat yang kaya seperti Abu Bakar mendermakanseluruh
hartanya, Utsman mendermakan 300 unta dan uang 1000 dinar. Pasukan Romawi yang semula akan menyerang
tentara Islam, mundur kembali ke negerinya setelah melihat betapa besar jumlah pasukan lawan yang dipimpin
Rasulullah SAW dan pahlawan-pahlawan padang pasir yang tak kenal mundur. Kaum muslimin tidak mengejar
mereka tetapi berkemah di Tabuk. Oleh karena itu peristiwa itu dikenal dengan nama perang Tabuk.
Sesudah Islam mencapai kemenangan hampir diseluruh jazirah Arab hanya kabilah-kabilah yang terpencar-
pencar yang belum menganut Islam. Ketika pemuka-pemuka kabilah itu mengetahui bahwa Makkah sudah di
kuasai oleh kaum muslimin, mereka menyadari tidak mungkin lagi ada kekuatan yang mampu memerangi kaum
muslimin. Oleh Karen itu, sejak tahu 9 H (630/631 M) para utusan kabilah-kabilah Arab datang berbondong-
bondong menghadap Rasulullah SAW menyatakan masuk Islam. Mereka itu antara lain Bani Tsaqif dari Thaif,
Bani As’ad dari Najd, Bani Tamim disusul kemudian oleh utusan dari Yaman dan sekitarnya pada tahu 10 H.
Oleh Karena itu tahun ini disebut tahun perutusan atau‘Am Al-Wufud. Demikianlah Islam telah merata diseluruh
jazirah Arab setelah Rasulullah SAW berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa Arab yang sebelumnya berpecah
belah dan selalu bermusuhan, kini bersatu di bawah seorang pemimpin dan bernaung di bawah satu panji yaitu
panji Islam.
Haji Wada’ dan Akhir Hayat Rasulullah SAW. Ketika para utusan kabilah-kabilah Arab datang
menghadap Nabi SAW untuk memeluk agama Islam kemudian disusul turunnya surat An-Nasr yang
menggambarkan utusan-utusan itu serta menyuruh Nabi untuk memohonkan ampun untuk mereka, maka
terasalah beliau bahwa tugasnya hampir selesai. Kemudian Rasulullah SAW bermaksud menunaikan ibadah haji
ke Baitullah. Pada tanggal 25 Dzulqo’dah 10 H, beliau bersama-sama 100.000 sahabatnya berangkat
meninggalkan Madinah menuju Makkah. Pada tanggal 8 Dzulhijjah yang juga disebut hari tarwiyah Rasulullah
SAW bersama rombongan berangkat menuju Mina dan pada waktu fajar berikutnya mereka berangkat ke
Arofah. Tepat tengah hari di Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang ternyata merupakan
pidato terakhir dihadapan khalayak yang sangat banyak, sehingga pidato itupun dikenal dengan Khutbah Al-
Wada’i (pidato perpisahan). Beliau menyampaikan amanah dari atas punggung unta dan meminta Rabi’ah bin
Umayyah untuk mengulang dengan keras setiap kalimat yang beliau ucapkan. Dan haji inilah yang kemudian
terkenal dengan haji Wada’. Kira-kira 3 bulan sesudah mengerjakan haji wada’, Nabi SAW menderita demam
selama beberapa hari, kemudian menunjuk Abu Bakar untuk menggantikan beliau mengimami shalat jama’ah.
Pada tanggal 12 Rabi’ula Awwal 11 H (8 Juni 632 M), Rasulullah SAW kembali ke hadirat Allah SWT dalam
usia 63 tahun. Inna lillahi wainna ilaihi ro’jiuun. Selama 23 tahun lamanya sejak diangkat menjadi Rasul beliau
berjuang tak mengenal lelah dan derita untuk menegakkan agama Allah SWT yakni agama Islam. Rasulullah
SAW telah wafat, tak ada harta benda yang berarti yang beliau tinggalkan untuk diwariskan kepada istri dan
anak-anaknya, tetapi beliau meninggalkan dua buah pusaka yang beliau wariskan kepada seluruh umat Islam,
sebagaimana sabdanya:
Artinya : “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), yang kamu tak akan tersesat selama-lamanya,
selama kamu masih berpegang pada keduanya yaitu kitab Allah dan sunnah rasulNya”. (HR. Muslim)

b. Adapun substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah dapat dilihat dari perubahan yang di bawa oleh Nabi
Muhammad SAW meliputi segala segi dan bidang kehidupan antara lain :
1) At-Tauhid. Bangsa Arab di zaman jahiliyah, mereka menyembah patung-patung, batu-batu berhala dan mereka
menyembelih hewan-hewan qurban dihadapan patung-patung untuk memulyakannya. Mereka tenggelam dalam
kemusyrikan dan hidupnya saling berpecah belah, saling membunuh dan bermusuhan. Kemudian datanglah
Rasulullah SAW membawa risalah Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa tak ada Tuhan yang berhak di sembah
kecuali Allah SWT yang telah menciptakan seluruh isi alam ini. Kitab Al-Qur’an benar-benar telah
menghidupkan jiwa dan merubah kepercayaan mereka, hingga mereka hanya menyebah satu Tuhan yaitu Allah
SWT.
2) Al-Ikha’ (persaudaraan). Persaudaraan merupakan azas yang sangat penting dalam masyarakat Islam yang
diletakkan Rasulullah SAW. Bangsa Arab yang sebelumnya lebih menonjolkan identitas kesukuannya, setelah
memilih Islam diganti dengan identitas baru yaitu ukhuwah islamiyah. Atas dasar ini pula kaum muhajirin dan
ansor dipersaudarakan sebagaimana telah diceritakan di depan. Banyak sekali ayat-ayat dan hadits yang
menjelaskan tentang persaudaraan ini.
3) Al-Musyawwamah (persamaan). Rasulullah SAW dengan tegas mengajarkan seluruh manusia adalah
keturunan Adam yang diciptakan dari tanah, seorang Arab tidak lebih mulia dari seorang ajam (bukan Arab)
demikian pula sebaliknya, orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertaqwa kepada Allah SWT (Al-
Hujurot :13). Atas dasar inilah setiap warga masyarakat memiliki hak kemerdekaan, kebebasan (al-hurriyah).
Dengan dasar ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk memerdekaan hamba-hamba
sahaya yang dimilki oleh bangsawan-bangsawan Quraiys.
4) At-Tasamuh (toleransi). Hal ini bisa kita lihat dalam piagam Madinah, dimana umat islam siap berdampingan
dengan kaum Yahudi atau bangsa apapun di dunia atas dasar saling menghormati dengan pemeluk agama lain
(Al-Kafirun : 6) Karena terbukti orang Yahudi telah mengusik keyakinan umat Islam dan berusaha mencelekai
Rasulullah SAW, maka satu persatu mereka di usir dari Madinah.
5) At-Tasyawur (musyawarah). Kendatipun Rasulullah SAW mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan
terhormat dalam masyarakat, acap kali beliau meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan urusan-urusan dunia dan sosial budaya. Manakala
argumentasi para sahabat itu dianggap benar, tidak jarang beliau mengikuti pendapat mereka. (lihar Ali Imron
:159, Asy-Syuro’ : 38)
6) At-Ta’awun (tolong menolong). Tolong menolong sesama muslim, antara lain telah ditujukan dalam bentuk
persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansar, juga saling membantu antara penduduk Madinah dengan fihak
lain.(lihat Al-Maidah : 21)
7) Al-‘Adalah (keadilan). Hal ini berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat sesuai dengan posisinya masing-masing. Di satu sisi seseorang memperoleh haknya, sementara
disisi lain ia berkewajiban memberikan hak orang lain kepada yang berhak menerimanya. Prinsip ini
berpedoman pada surat Al-Maidah : 8 dan An-Nisa : 58.

4. Meneladani Substansi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah


Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Madinah antara lain sebagai berikut :
a. Mencintai Rasulullah SAW dengan konsisten dan berkomitmen melaksanakan Al Quran dan Al-
Hadist
b. Meneladani sunah nabi, seperti gemar menafkahkan harta di waktu lapang maupun sempit,
menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain serta tolong-menolong.
c. Gemar membaca buku, termasuk buku sejarah, khususnya sejarah Nabi Muhammad SAW dan
para sahabatnya.
d. Memelihara silaturahmi dan rukun sesama manusia, khususnya rukun sesama muslim
e. Mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah untuk melihat atau napak tilas perjuangan Nabi
Muhammad SAW dengan menunaikan ibadah haji atau umrah.
f. Mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadis serta mengaplikasikan pesan-pesan yang
terdapat di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
g. Senantiasa berjihad di jalan Allah dengan mengikuti petunjuk Al Quran, bersikap sabar, dan tidak
merusak.
h. Aktif atau ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti
Maulid atau Isra Mikraj dan hari besar lainnya.
i. Merawat dan melestarikan tempat ibadah (masjid), yakni dengan membersihkan dan mengisinya
dengan kegiatan salat berjamaah, pengajian/diskusi, dan lain-lain sehingga terwujud kehidupan
yang Islami.
j. Menekuni dan mempelajarinya warisan Nabi Muhammad SAW yaitu Al Quran dan sunahnya
serta diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari

C
Uswah Khasanah

Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada
kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Al Awza'i berkata,
telah menceritakan kepada saya Ibnu Syihab dari 'Atha' bin Yazid dari Abu
Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu bahwa ada seorang 'Arab Badui bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang ('amal) hijrah. Maka
Beliau menjawab: "Janganlah begitu, sungguh hijrah itu 'amal yang berat. Apakah kamu
memiliki unta yang wajib kamu keluarkan shadaqahnya?". Orang itu menjawab: "Ya, punya". Maka
Beliau berkata,: "Maka amalkanlah sekalipun dari balik lautan, karena Allah tidak akan menyia-
nyiakan amalmu sedikitpun".
(MUSLIM - 121) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Umar al-Makki telah
menceritakan kepada kami Marwan al-Fazari telah menceritakan kepada kami Abu Ya'fur dari al-Walid
bin al-Aizar dari Abu Amru asy-Syaibani dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata, "Saya bertanya, 'Wahai
Nabi Allah, amal apakah yang paling dekat kepada surga? ' Beliau menjawab: 'Shalat pada waktunya.'
Aku bertanya lagi, 'Dan apalagi wahai Nabi Allah? ' Beliau menjawab: 'Berbakti kepada kedua orang
tua.' Aku bertanya lagi, 'Dan apa wahai Nabi Allah? ' Beliau menjawab: 'Jihad di jalan Allah'."

Diskusikan dengan temanmu!


Bagaimana pendaptmu jika ada orang yang mengatas namakan Islam dan dengan dalih jihad
mereka membawa pentungan, senjata api dan semacamnya, kemudian mereka merusak tempat-
tempat maksiat, merusak tempat-tempat ibadah yang tidak sefaham bahkan sampai melakukan
bom bunuh diri? Bagaimana jihad yang benar menurut menurut Islam? Bandingkan dengan jihad
Rasulullah SAW dan umat Islam pada pereode peradaban Islam di Madinah?

D
Rangkuman
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal
12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun
ke-11 hijrah. Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah antara lain dalam bidang
ketauidan, persaudaraan, persamaan, toleransi, musyawarah, tolong-menolong, keadilan serta meletakkan dasar-
dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam. Hal ini diawali ketika Nabi tiba di Madinah, langkah
pertama yang dilakukan bersama pengikut-pengikutnya adalah mendirikan masjid. Di masjid inilah Rasulullah
SAW mengerjakan shalat berjamaah dengan para sahabatnya dan mengajarkan Al-Qur’an serta memberikan
pengajaran dan mendidik kaum muslimin lainnya. Lebih dari itu Rasulullah SAW mengadakan pertemuan dan
musyawarah dalam segala urusan baik politik ekonomi dakwah dan sebagainya juga dilaksanakan di Masjid.
Setelah membangun masjid langkah Rasulullah SAW berikutnya adalah membina Ukhuwah Islamiyah,
persaudaraan Islam dan menghilangkan bekas-bekas permusuhan antara suku dan kabilah, ditekankan bahwa
sesama muslim adalah bersaudara, persaudaraan Islam tidak dibatasi oleh suku, kabilah, bangsa, warna kulit,
apalagi golongan anshor dan muhajirin. Dari sinilah solidaritas Islam mendapatkan wajah ideal sehingga tidak
didapati kesenjangan antara ajaran dengan praktek dalam masyarakat. Persaudaraan Islam bertambah kokoh dan
kuat sehingga mampu mempersatukan kaum muslimin dalam satu kekuatan politik, ekonomi sosial maupun
budaya.

E
TAMRINAT

I. Tes Sikap
Berilah tanda Centang (√) pada kolom tabel berikut yang sesuai dengan sikap anda dan jawablah
dengan sejujur-jujurnya
KI.1
SIKAP SPIRITUAL
Kurang Tidak
NO PERNYATAAN Setuju
Setuju Setuju
Skor 2 Skor 1 Skor 0
1. Langkah pertama Rasuluulah SAW berdakwah di
Madinah dengan membangung Masjid
2. Hijrah adalah merupakan salah satu strategi dakwah
3. Keberhasilan dakwah Rasulullah SAW di Madinah
karena berhasil membangun kebersamaan
4. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah mendapat
dukungan dari kaum Muhajirin dan kaum Anshor
5. Peperangan antara kafir Quraisy dengan kaum
muslimin karena mempertahan-kan ajaran Tauhid
6. Mempelajari dan memahami Al Quran dan Hadits
adalah bentuk wujud kita mencintai Allah SWT dan
Rasulullah SAW

KI.2
SIKAP SOSIAL
Kurang Tidak
NO PERNYATAAN Setuju
Setuju Setuju
Skor 2 Skor 1 Skor 0
1. Sebagai seorang muslim kita wajib
membudayakan nilai-nilai agama di
sekolah
2. Gotong royong adalah prinsip seorang
muslim walau berbeda keyakinan dan
agama
3. Bila kita melihat teman bertengkar
maka kita harus berusahan
mendamaikannya
4. Menjaga tempat ibadah agama lain
ketika mereka sedang beribadah adalah
merupakan bentuk toleransi
5. Pada masa periode Rasulullah SAW di
Madinah umat Islam, Yahudi dan
Nasrani hidup secara damai dan saling
membantu

II. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) !
1. Peristiwa hijrahnya kaum muslimin dari Makkah ke Madinah terjadi karena ….
A. Agama Islam tidak berkembang di kota Makkah
B. Tindakan kekerasa musyrikin Quraiys terhadap kaum muslimin Makkah
C. Keinginan kaum muslimin Makkah
D. Keinginan kaum muslimin Madinah
E. Kota Yatsrin tempat yang aman bagi kaum muslimin
2. Setelah kaum muslimin hijrah ke Yatsrib baru kemudian Rasulullah SAW menyusul kemudian, untuk
mengelabuhi musuh sebelum berangkat ke Madinah Rasul SAW bersembunyi di ….
A. Gua Hiro’
B. Gua Tsur
C. Rumah Ali bin Abi Thalib
D. Jabal Rahmah
E. Rumah Abu Bakar
3. Setelah menempuh perjalanan jauh dan amat panas akhirnya Rasulullah SAW singgah di Quba sebelum kota
Yatsrib pada hari senin, tanggal …..
A. 8 Dzulhijjah tahun ke- 1 H
B. 9 Dzulhijjah tahun ke- 1 H
C. 10 Dzulhijjah tahun ke- 1 H
D. 8 Rabu’ul awal tahun ke- 1 H
E. 9 Rabu’ul awal tahun ke- 1 H
4. Masjid yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah SAW pada waktu hijrah adalah ….
A. Masjid Nabawi
B. Masjidil Haram
C. Masjid Quba
D. Masjidil Aqsa
E. Masjid Madinah
5. Kedatangan Rasulullah SAW disambut dengan hangat penuh kerinduan oleh kaum muslimin di Yatsrib, dan
sejak kedatangan beliau kota Yatsrib berubah namanya menjadi ….
A. Kota Madinah
B. Madinatur Rasul
C. Madinah Al-Munawaroh
D. Madinatun Nabi
E. Semua jawaban benar
6. Dalam membina masyarakat Islam di Madinah usaha pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah ….
A. Mendirikan Masjid
B. Mendirikan baitul maal
C. Membangun rumah
D. Menyusun strategi perang
E. Membuat dasar-dasar pemerintahan
7. Untuk mempererat hubungan kaum Muhajirin dan Ansor maka Rasulullah SAW melakukan strategi …..
A. memperluas wilayah
B. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor
C. Mendirikan tempat usaha
D. Mendirikan Madrasah
E. Mendirikan monument persaudaraan
8. Guna menciptakan suasana tentram di kota Madinah, Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan dan
perdamaina dengan kaum Yahudi yang kemudian di kenal dengan nama ….
A. Haji Wada’
B. Perjanjian Hudaibiyah
C. Piagam Madinah
D. Piagam perdamaian
E. Asbabun Nuzul
9. Tersebut di bawah ini adalah merupakan cirri-ciri ayat Al-Qur’an yang turun di Madinah :
A. Berisi tentang Tauhid
B. Ayatnya pendek-pendek
C. Dimulai dengan Ya-ayyuhannas
D. Sebagian besar berisi tentang hubungan kemasyarakatan
E. Mengajarkan tentang ke Esaan Allah
10.Orang-orang Yahudi di Madinah di usir oleh kaum muslimin pada waktu itu, karena ….
A. mereka sedikit jumlahnya
B. mereka mengingkari perjanjian
C. mereka tidak mempercayai Rasul SAW
D. sebagian dari mereka orang-orang munafik
E. tidak mau menyembah kepada Allah SWT
11.Perang yang pertama kali dilakukan oleh kaum muslimin terhadap kaum musyrikin quraiys adalah ….
A. perang Badar
B. perang Uhud
C. perang Ahzab
D. perang Khandaq
E. perang Mu’tah
12.Tersebut di bawah ini adalah sahabat Rasulullah SAW yang gugur sebagai syuhada’ dalam perang uhud:
A. Abu Bakar
B. Umar bin Khattab
C. Hamzah bin Abdul Muthalib
D. Ali bin Abi Thalib
E. Usman bin Affan
13.Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H, dalam Al-Qur’an peristiwa ini disebut dengan Yaumul
Furqon yang artinya :
A. hari berkabung
B. hari kemenangan
C. hari turunnya rahmat
D. hari yang agung
E. hari pemisah antara yang hak dan yang bathil
14.Perang yang menggunakan parit untuk pertahanan kaum muslimin di Madinah dikenal dengan nama ….
A. perang Uhud
B. perang Khandaq
C. perang Ahzab
D. perang Mu’tah
E. perang parit
15.Para peristiwa khotbah A-Wada’i Rasulullah SAW menyampaikan khotbah, yang kemudian dikenal dengan haji
Wada’. Hal ini terjadi pada tahun :
A. 8 H
B. 9 H
C. 10 H
D. 11 H
E. 12 H

III. Diskusikan dengan temanmu kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Baiah Al-Aqobah Ats-Tsaniyah?
2. Usaha-usaha apakah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam membina masyarakat Islam di
Madinah? Jelaskan.
3. Mengapa Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor dalam membina
masyarakat Islam di Madinah? Berikan alasanmu.
4. Jelaskan salah satu isi Piagam Madinah dan dampak politisnya bagi umat Islam?
5. Orang-orang Yahudi di Madinah meyakini akan datangnya Rasul terakhir sebagaimana
dijelaskan dalam kitab suci mereka! Bagaimana tanggapan mereka setelah datangnya Rasulullah
SAW?
6. Mengapa orang-orang Yahudi Bani Qainuqa di usir dari Madinah oleh kaum muslimin? Jelaskan.
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebakan kaum muslimin memperoleh kemenangan dalam
perang Badar tanggal 17 Ramadhan 2 H?
8. Sebutkan dampak politik bagi umat Islam setelah terjadinya perjanjian Hudaibiyah?
9. Apa yang menyebabkan terjadinya perang Khandak
10. Perubahan apakah yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW terhadap bangsa Arab dan kaum
muslimin?

IV. Carilah kata pada kolom sebelah kiri sesuai dengan kata disebelah sebelah kanan berilah tanda panah
kemudian beri penjelasan!
M A A Y E R T Y U I M Y I P A 1. Yastrib
W E R H A R J I H A U S D D F 2. Hijrah
S D F G Q S V B W A H Y U H G 3. Muhajirin
S Z X Z O C R N M T A A W U N 4. Wahyu
5. Badar
Q W E A B R T I W T J A S D F
6. Aqobah
T Y U L A E Y U B T I T Y U I
7. Tasamuh
S D F Q H Q B A D A R Z X C V 8. Musyawarah
H J K U Q W E E E S I Z A S G 9. Taawun
R T Y R J J J H Y A N Q W E R
H A R A W A Y S U M Y U I O P 10. Al-Qur’an
W E R N H H H H J U V B N J Y
A S D F G H J K K H V G B N K

Mutiara Hikmah
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga” (At-Taubah : 111)
Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

0
Tambahkan komentar
10.
APR

25

Membangun Kesejahteraan Umat Melalui Wakaf Yang Amanah

PETA KONSEP
WAKAF
PENGELOLAAN WAKAF MENERUT UUD N0. 41 THN. 2004
KETENTUAN WAKAF SECARA SYAR’I
PENGELOLAAN WAKAF di INONESIA DENGAN AMANAH

PENGERTIAN WAKAF

DASAR HUKUM WAKAF


RUKUN WAKAF
HIKMAH WAKAF

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini adalah:

1. Peserta didik mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak Al- Qur’an surat Al Baqoroh
ayat 261 surat Saba’ ayat 39 dan hadits terkait tentang keutamaan sodaqoh jariyah
2. Peserta didik mengkritisi /menanya (mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang
bersfiat hipotesis tentang makna /maksud Qura’n dan hadits yang diamatinya .
3. Peserta didik mengeksplor definisi, ketentuan dan keutamaan wakaf
4. Peserta didik mengasosiasi dan menganalisis tentang strategi pengelolaan wakaf di Indonesia
berdasarkanperaturan dan per undang-undangan dengan penuh amanah
5. Peserta didik mengkomunikasikan /menyampaikan hasil konseptualisasi - dalam bentuk lisan,
tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya tentang materi yang telah dikajinya.
WAKAF
A. Muhasabah
Suatu saat ada seorang yang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair, tiba-
tiba dia mendengar suara dari awan (mendung), “Siramilah kebun si fulan!” Maka, awan itu
menepi (menuju ke tempat yang ditunjukkan), lalu mengguyurkan airnya di tanah bebatuan hitam.
Ternyata ada saluran air dari saluran-saluran itu yang telah penuh dengan air. Maka, ia
menelusuri (mengikuti) air itu. Ternyata ada seorang laki-laki yang berada di kebunnya sedang
mengarahkan air dengan cangkulnya. Kemudian dia bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah
nama anda?” Dia menjawab, “Fulan”. Sebuah nama yang didengar dari awan tadi. Kemudian
orang itu balik bertanya, “Mengapa anda menanyakan namaku?” Dia menjawab, “Saya
mendengar suara dari awan yang , mengatakan “Siramilah kebun si fulan!” yaitu nama
anda. Maka, apakah yang telah anda kerjakan dalam kebun ini?” Dia menjawab, Karena anda
telah mengatakan hal ini, maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi)
apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya
makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (ditanam
kembali). (Hadits Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah).
Dalam riwayat lain, ada satu kisah pada zaman Nabi SAW yang mana seseorang yang
banyak hutang berdiam di masjid di saat orang-orang bekerja. Ketika ditanya oleh Nabi SAW,
orang tersebut menjawab bahwa ia sedang banyak hutang. Yang menarik adalah Nabi SAW
mengajarkan beliau sebuah doa, yang mana doa tersebut tidak menyebut sama sekali
“Bukakanlah pintu rezeki” atau “Perbanyaklah rezeki saya sehingga bisa membayar hutang.”
Tetapi doa yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah meminta perlindungan dari rasa malas dan
bakhil (pelit). Do’a tersebut adalah sebagai berikut :
Artinya : Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu daripada kegundahan dan kesedihan, daripada kelemahan
dan kemalasan, daripada sifat pengecut dan bakhil (pelit), daripada kesempitan hutang dan
penindasan orang.”

Hadits di atas adalah salah satu contoh kisah nyata dari salah satu keutamaan
bersedekah, yaitu Allah SWT tidak akan mengurangi rezeki yang kita sedekahkan, dan bahkan
Allah SWT akan mengganti dan melipat gandakannya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.
Saba’: 39

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang
apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang
sebaik-baiknya.
Dalam Q.S, Al Baqoroh ayat 261 Allah juga menjelaskan :

Artinya : perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

B Aku Ingin Tahu Ketentuan wakaf

Coba perhatikan sebuah hadits yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab
ketika memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut,
Nabi menganjurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.

Hadits tentang hal ini secara lengkap adalah; “Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu
dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di
Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya.
Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: “Kalau
kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar
menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan.
Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk
orang yang berperang di jalan ALLAH, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh
digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau
memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.”
Hadits lain yang menjelaskan wakaf adalah hadits yang diceritakan oleh imam Muslim
dari Abu Hurairah. Nas hadits tersebut adalah; “Apabila seorang manusia itu meninggal dunia,
maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu
pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya.”
Selain dasar dari al-Quran dan Hadits di atas, para ulama sepakat (ijma’)
menerima wakaf sebagai satu amal jariyah yang disyariatkan dalam Islam. Tidak ada orang yang
dapat menafikan dan menolak amalanwakaf dalam Islam karena wakaf telah menjadi amalan
yang senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh para sahabat Nabi dan kaum Muslimim sejak
masa awal Islam hingga sekarang.
Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah dilaksanakan
oleh masyarakat Muslim Indonesia sejak sebelum merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah
telah menetapkan Undang-Undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia,
yaitu Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Untuk melengkapi Undang-Undang
tersebut, pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004.
1. Pengertian

Menurut bahasa (etimologi) tertahan tertahan .


Secara istilah syari’ (terminologi) adalah :
Menahan suatu benda dan membebaskan / mengalirkan manfaatnya.
Jadi maksudnya adalah menahan harta milik pribadi yang diserahkan kepada pihak lain
untuk kepentingan umum dengan tujuan mendapatkan ridlo Allah SWT . Sedangkan menurut
kamus besar bahasa Indonesia wakaf itu adalah benda bergerak atau tidak bererak yang
disediakan untuk kepentingan umum (Islam) sebagai pemberian yang ikhlas

2. Dasar hukum pelaksanaan wakaf

Artinya : kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya
Allah mengetahuinya.


Artinya : … dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk
kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan
Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya
dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
‫ أ َ ْو ع ِْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع‬،ٍ‫اريَة‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬
َ ‫ث إَِل مِ ْن‬ ْ َّ‫ع َملُهُ إَِل‬
ٍ َ‫مِن ثًَل‬ َ ُ‫ع ْنه‬ َ َ‫سانُ اِ ْنق‬
َ ‫ط َع‬ َ ‫اإل ْن‬
ِ َ‫إِذَا َمات‬.
Artinya : Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputus darinya amalnya kecuali dari tiga hal dari sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
3. Rukun wakaf
a. Al-waqif (orang yang mewakafkan), dengan syarat :
1) Berakal
2) Dewasa pemikirannya (rasyid).
3) Sudah berusia baligh dan bisa bertransaksi.
4) Orang yang merdeka (bukan budak).
b. Al-mauquf (harta yang diwakafkan)
Berdasarkan jenis benda yang diwakafkan, maka wakaf terbagi menjadi tiga macam:
1) Benda / barang yang berupa benda yang diam/tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan
yang semisalnya.
2) Benda / barang yang bisa dipindah/bergerak, seperti mobil, hewan, dan semisalnya
3) Wakaf berupa uang.
Adapun syarat syarat nya adalah :
a) Harta tersebut telah diketahui dan jelas bendanya.
b) Benda tersebut adalah milik pribadi yang mewakafkan.
c) Harta yang diwakafkan adalah benda yang bermanfaat dan memiliki daya tahan lama
c. Al - mauquf ‘alaih (pihak yang dituju dari wakaf tersebut), dengan syarat
1) Berakal
2) Dewasa pemikirannya (rasyid).
3) Sudah berusia baligh dan bisa bertransaksi.
4) Orang yang merdeka (bukan budak belian).
Dipandang dari sisi pemanfaatannya, maka wakaf terbagi menjadi dua:
1) Wakaf yang sifatnya tertuju pada keluarga (individu)
2) Wakaf untuk amalan-amalan kebaikan. Wakaf ini diarahkan untuk kemaslahatan masyarakat di suatu
negeri. Inilah jenis wakaf yang paling banyak dilakukan, seperti untuk masjid, madrasah,
d. Shighah (lafadz dari yang mewakafkan).
Adapun lafadz shighoh, para ulama membaginya menjadi dua bagian:
1) Lafadz yang sharih, yaitu lafadz yang dengan jelas menunjukkan wakaf dan tidak mengandung
makna lain.
2) Lafadz kinayah, yaitu lafadz yang mengandung makna wakaf meskipun tidak secara langsung
dan memiliki makna lainnya, namun dengan tanda - tanda yang mengiringinya menjadi bermakna
wakaf.
Untuk lafadz yang pertama, maka cukup dengan diucapkannya akan berlaku hukum
wakaf. Adapun lafadz yang kedua ketika diucapkan akan berlaku hukum wakaf jika diiringi
dengan niat wakaf atau lafadz lain yang dengan jelas menunjukkan makna wakaf.

C Aku Ingin Bisa mengelola wakaf dengan Amanah


PP no. 28 Tahun 1977 dan Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 mengatur petunjuk yang lebih
lengkap. Menurut pasal 9 ayat (1) PP No. 28 Tahun 1977, pihak yang hendak mewakafkan tanahnya harus datang
di hadapan PPAIW guna melakukan ikrar wakaf.
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah. Para ulama juga sepakat bahwa Nazhir dipercaya atas harta
wakaf yang dipegangnya. Sebagai orang yang mendapat kepercayaan, dia tidak bertanggung jawab untuk
mengganti harta wakaf yang hilang, jika hilangnya barang tersebut bukan karena faktor kesengajaan atau
kelalaian.
Pertama, Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara produktif. Kedua, Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud
pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah. Ketiga, Dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf
kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia. Keempat, Izin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf ternyata tidak dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan
yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.
Sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,
seorang Nazhir dapat regenerasi atau diganti dengan ketentuan-ketentuannya antara lain:
1. Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain
apabilaNazhir yang bersangkutan:
a) meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan; bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang.undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
b) atas permintaan sendiri;
c) tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;
d) dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2. Pemberhentian dan penggantian Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Wakaf
Indonesia.
3. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dilakukan oleh Nazhir lain karena pemberhentian dan
penggantian Nazhir, dilakukan dengan tetap memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang ditetapkan dan
tujuan serta fungsi wakaf.
Menurut Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf, maka dalam rangka untuk mencapai tujuan dan fungsi wakaf harta benda wakaf hanya
dapat diperuntukan bagi:
a. Sarana dan kegiatan ibadah;
b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
c. Bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;
d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau kemajuan kesejahteraan umum lainnya
yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.
Dalam pengelolaan harta wakaf , pihak yang paling berperan berhasil tidaknya adalah
lembaga pengelola wakaf (Nadzhir). Faktor lemahnya profesionalisme Nazhir menjadi kendala
dalam pengelolaan wakaf setelah diukur oleh standar minimal yang harus dimiliki oleh
seorang Nazhir, yaitu: beragama Islam, mukallaf, baligh, kompeten dalam mengelola wakaf dan
amanah serata jujur dan adil.
Jujur merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seluruh manusia terutama bagi
pengelola wakaf sebab orang yang memiliki sifat jujur biasanyat mendapat kepercayaan dari
orang lain. atau masyarakat karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga
amanah. Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-
sungguh dan penuh tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanah sangat tergantung
pada kejujuran orang yang memegang amanah tersebut. Jika orang yang memegang amanah
adalah orang yang jujur maka amanah tersebut tidak akan terabaikan dan dapat terjaga atau
terlaksana dengan baik. Begitu juga sebaliknya, jika amanah tersebut jatuh ke tangan orang yang
tidak jujur maka ‘keselamatan’ amanah tersebut pasti ‘tidak akan tertolong’.
Kejujuran adalah perhiasan orang berbudi mulia dan orang yang berilmu. Oleh sebab itu,
sifat jujur sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap umat Rasulullah saw., sesuai dengan firman
Allah swt. :

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya.” (Q.S. an-Nisa: 58).

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah
kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(Q.S. al-Anfal: 27).

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi wakaf


Mengacu pada UUD Republik Indonesia, N0. 41 tahun 2004 yang dimaksud dengan Wakaf adalah
perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah
dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Wakaf hukumnya sah apabila dilaksanakan menurut syariah. Wakaf yang telah diikrarkan tidak dapat
dibatalkan. Wakaf bertujuan untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Dengan
fungsinya adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan umum.
2. Unsur Wakaf
Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut:
a. Wakif;
Unsur Wakif meliputi:
1) perseorangan;
2) organisasi;
3) badan hukum.
a) Wakif perseorangan dengan syarat :
(1) dewasa;
(2) berakal sehat;
(3) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum; dan
(4) pemilik sah harta benda wakaf.
b) Wakif organisasi , dengan syarat, apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkutan.
c) Wakif badan hukum dengan syarat hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan badan
hukum yang sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan.
b. Nazhir;
Unsur nazhir meliputi:
1) perseorangan; dengan ketentuan,
a) warga negara Indonesia;
b) beragama Islam;
c) dewasa;
d) amanah;
e) mampu secara jasmani dan rohani; dan
f) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
2) Organisasi dengan ketentuan,
a) pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan
b) organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/ataukeagamaan Islam.
3) Badan hukum dengan ketentuan
a) pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan
b) badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
c) badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.
Nazhir mempunyai tugas :
a) melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;
b) mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi danperuntukannya;
c) mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;
d) melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya nadzir menerima imbalan dari hasil bersih atas
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang
besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh persen).
c. Harta Benda Wakaf;
Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh Wakif secara syah. Dan harta
benda tersebut meliputi :
1. benda tidak bergerak;
2. benda bergerak.
Harta benda tidak bergerak dengan ketentuan :
a) hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar;
b) bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
c) hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
d) benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Harta benda bergerak meliputi :
a) uang;
b) logam mulia;
c) surat berharga;
d) kendaraan;
e) hak atas kekayaan intelektual;
f) hak sewa; dan
g) benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangundanganyang berlaku.
d. Ikrar Wakaf;
Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
(PPAIW) dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi. Ikrar Wakaf dinyatakan secara lisan dan/atau tulisan
serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan:
1) dewasa;
2) beragama Islam;
3) berakal sehat;
4) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
e. Peruntukan harta benda wakaf;
Peruntukan harta benda wakaf adalah diperuntukan untuk :
1) sarana dan kegiatan ibadah;
2) sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
3) bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;
4) kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau
5) kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-
undangan.
D. Hikmah dan Manfaat Wakaf
Wakaf memiliki banyak hikmah dan manfaat baik bagi yang mewakafkan atau untuk pengguna
wakaf . Untuk itu di bawah ini akan disebutkan sebagian kecil dari hikmah dan manfaat wakaf :
1. Hikmah wakaf
a. Menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas harta yang dimilikinya.
b. Menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap harta benda itu meski telah menjadi milik
seseorang secara sah, tetapi masih ada di dalamnya harta agama yang mesti diserahkan
sebagaimana halnya juga zakat.
c. Menyadarkan seseorang bahwa kehidupan di akhirat memerlukan persiapan yang cukup . Maka
persiapan bekal itu diantaranya adalah harta yang pernah diwakafkan
d. Dapat menopang dan mengerakan kehidupan sosial kemasyarakatan umat islam, baik aspek
ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya.
2. Manfaat wakaf
Di antara manfaat wakaf baik bagi wakif dan pengguna wakaf adalah :
a. Pahala yang trus menerus mengalir selama benda yang diwakafkan masih dimanfaatkan
walaupun si wakif sudah meninggal dunia
b. Terus-menerusnya manfaat dalam berbagai jenis kebaikan dan tidak terputus dengan
sebab berpindahnya kepemilikan.

CAB
Uswah Hasanah i Renungkan RRenungkanMembaca !

Lelaki yang bernama Abdullah Gymnastiar itu mengaku sering merasakan keajaiban yang sulit dicari
penjelasannya. Setiap hari, dia mampumengajar banyak orang dengan materi yang mengalir begitu saja. Saat
materi tersebut di cek dengan kitab-kitab tafsir, ternyata isinya sama persis. terkadang saya mendapat ilmu baru
tatkala sedang menyampaikan ceramah di hadapan jemaah," ujarnya
. Suksesnya di bidang dakwah diikuti pula sukses di bidang pendidikan dan bisnis. Dia berhasil mengelola
Yayasan Pesantren Darut Tauhid Bandung. Pesantren yang dibangun di atas lahan seluas tiga hektare itu
tergolong modern dan multifungsi. Ada bangunan masjid 1.000 meter persegi, ada cottage 24 kamar erkapasitas
80 orang (khusus bagi orang tua dan santri dari luar kota yang ikut pelatihan atau pesantren). Ada pula gedung
serbaguna, kafetaria, serta swalayan mini yang megah dan elite. Ribuan santri
belajar di sana.
Bidang usahanya antara lain, swalayan, warung telekomunikasi, penerbitan buku, tabloid, stasiun radio,
pembuatan kaset, dan VCD. Dan yang baru saja di luncurkan yaitu MQ Network Marketing syariah yang
memungkinkan semua orang bisa ikut mengembangkan dan ikut terlibat. Omzetnya miliaran rupiah. "Bisnis ini
dikelola dan juga jadi wahana para santri untuk mengaktualisasikan jiwa dan pendidikan wirausahanya.
Bukankah Rasulullah menyuruh kita agar berada dalam tangan posisi di atas? Tak harus minta-minta. Ini akan
berhasil jika kita mampu membangun jiwa entrepreneurship dalam diri kita sendiri,"urainya. .
Sesuai dengan pengakuannya sendiri seluruh bisnis dinyatakan sebagai sumber rezeki yang halal, biaya
dakwah, menghindari fitnah agar tidak membebani ummat, laboratorium untuk berlatih, lapangan kerja para
tetangga, lapangan kerja kaum dhuafa, lapangan kerja yang cacat, penciptaan bagi hasilyang maslahat.

D
Rangkuman enungkanMembaca !

 Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
 Wakaf bertujuan untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Dengan fungsinya
adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk
memajukan kesejahteraan umum.
 Rukun wakaf
1. Wakif
2. Nazir
3. Harta benda
4. Ikrar wakaf

E
TAMRIN enungkanMembaca !

I. Soal pilihan ganda (PG)


Pilihlah satu jawaban yang paling benar !
1. Arti wakaf secara bahasa adalah..
a. Menjaga d. Do’a
b. Bersih / suci e. sedekah
c. Menahan
2. “Menahan suatu benda dan membebaskan / mengalirkan manfaatnya” kalimat tersebut adalah
pengertian wakaf secara. … .

a. Bahasa
b. Ulama
c. Qiyas
d. Ijma’ ulama
e. Syar’i

3. Wakaf disebut sedekah jariah karena...


a. Pahalanya paling besar
b. Ada manfaatyna bagi orang lain
c. Pahala wakaf itu akan mengalir terus ke orang yang berwakaf
d. Wakif akan disenangi masyarakat
e. Hikmah wakaf dapat menghilangkan kesenjangan social

4. Berikt ini termasuk rukum wakaf, kecuali..


a. Orang yang mewakafkan
b. Orang yang menerima wakaf
c. Wali
d. Barang yang diwafkan
e. Sigat / ikrar wakaf

5. Berikut ini Syarat wakaf kecuali...


a. Harta wakaf harus diserahkan selama lamaya
b. Harta wakaf tidak boleh ditarik kembali oleh ahli warisya
c. Harta wakaf boleh digunaan utuk kepentingan yag lain dari tujuan orang yang memberi wakaf
asalkan untuk kepentinga umm
d. Harta wakaf tidak boeh dipindah tangankan menjadi milik pribadi
e. Hartawakaf harus digunakan sesuai dengan tujuan orang yang memberi wakaf
6. Berikut ini harta yang memenuhi syarat wakaf, kecuali
a. Tanah d. jam dinding
b. Bangunan masjid e. rumah sakit
c. Makanan

7. Saya wakafkan tanah milik saya kepada fakir miskin selama satu tahun. Akad wakaf tersebut
hukumya...
a. Makruh d. mubah
b. Tidak sah e. sunnah
c. Syah

8. Manfaat wakaf bagi yang menerima wakaf adalah.. kecuali


a. Bisa menjadi sempit dalam beragama
b. Bisa membantu untuk memberantas kebodohan
c. Bisa mengurangi kemisinan
d. Bisa berbuat baik lebih leluasa untuk beribadah kepada Allah
e. Bisa beramal soleh lebih banyak

9. Berikut ini yang termasuk syarat wakaf adalah. …


a. bisa mengunakan jangka waktu
b. Bisa diambil kembali oleh yang mewakafkan / ahli warisnya
c. Harus diserahkan selama-lamanya
d. Boleh dimanfaatkan untuk hal lain yang bertentangan dengan tujuan wakaf pad umumnya
e. Bisa dipindah tangankan

10. Status tanah yang diwakafkan akan menjadi milik. …


a. Yayasan/lembaga yang diserahi wakaf
b. Pengurus wakaf
c. Pemerintah
d. Departemen Agama
e. Ahi waris
11. Islam Sangat Menganjurkan umatnya untuk berwakaf demi........ umat
a. Kesengsaran
b. Ksejahteraan
c. Kesatuan
d. Kerukunan
e. Persatauan

12. Hukum wakaf adalah


a. Wajib
b. Sunnah
c. Maruh
d. Mubah
e. Haram

13. Orang yang berwakaf disebut


a. Mauquf
b. Mauqf’alaih
c. Sigat
d. Waqif
e. Nazir

14. Harta yang diwakafkan disebut


a. Mauquf
b. Mauqf’alaih
c. Sigat
d. Waqif
e. Nazir

15. Orang diserahi mengurus dan atau mengembangkan wakaf disebut. …


a. Mauquf
b. Mauqf’alaih
c. Sigat
d. Waqif
e. Nazir

16. Salah satu syarat harta yang dapat diwaafkan adalah


a. Mahal
b. Bagus, bernila tinggi
c. Warisan Leluhur
d. Kekal zatnya dan bermanfaat
e. Bisa Menghasilkan uang bagi Waqif
17. Diwakafkan untuk selama-lamanya tidak terbatas waktu tertentu . kalimat tersebut masuk pada
kategori. …

a. Rukun Wakaf
b. Hukum Wakaf
c. Hikmah Wakaf
d. Syarat wakaf
e. Ikrar wakaf

18. Wakaf memiliki fungsi shodaqoh jariah sebab. …


a. orang berwakaf disenangi dan dihormati masyarakat
b. pahala wakaf itu akan mengalir terus kepada orang yang berwakaf
c. manfaat wakaf itu bagi waqif sendiri
d. wakaf itu pahalanya besar
e. hikmah wakaf itu akan mengalir terus kepada orang yang berwakaf

19. Wakaf di Indonesa diatur dalam


a. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1997
b. Undag-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004
c. Undang-Undang Dasar
d. Keputusan Presiden
e. Tidak Diatur

20. Harta benda yang diwakfkan bisa harta benda yang bergerak dan harta tidak bergerak, yang
termasukharta bergerak adalah. …
a. Uang
b. Kendaraan
c. Tanah
d. Surat berharga
e. Logam mulia

21. Harta yang memenuhi syarat untuk diwakafkan adalah. …


a. Tanah
b. Uang
c. Beras / nasi
d. Bangunan sekolah
e. Panti Asuhan

22. Berdasarkan pasal 11,Undang-undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tenang wakaf,
berikut ini merupakan tugas Nazir
a. Melakukan Pengadministrasian harta benda wakaf
b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukanya
c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf
d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia
e. Memperoleh pembinaan dari menteri agama dan Badan Wakaf Indonesia

23. “Kekal Zatnya” yag dmaksud zat adalah


a. Kandungan e. Tahan lama
b. Manfaat
c. Makluk di dalamnya
d. Jumlah

24. Termasuk Hikmah wakaf, adalah


a. Menumbuhkan solidaritas sosial sesama masyarakat
b. Menumbuhkan rasa cinta sesama masyarakat
c. Menimbulkan Kebencian
d. Mendapat Uang
e. Mendapat Imbalan dari Mauquf

25. “Saya wakafkan tanah seluas 2 hektar ini untuk membangun masjid” Akad wakaf tersebut
hukumya...
a. Makruh d. mubah
b. Tidak sah e. sunnah
c. Syah
II. Soal uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas !
1. Sebutkan dan jelaskan rukun dan syarat wakaf !
2. Jelaskan manfaat wakaf untuk diri sendiri dan orang lain !
3. Tulis salah satu dalil yang menjelaskan wakaf !
4. Jelaskan harta benda yang syah untuk diwakafkan ?
5. Sebutkan syarat syahnya wakif ketika berwakap !

III. Penilaian religius:

Berilah nilai sikap religius siswa pada kolom yang sesuai dengan sikap peserta didik melalui.observasi saat
presentasi!

Aspek Pengamatan
Nama Jumlah
N0 Kalimat toyibah Ketika bicara Nilai ket
Siswa skor
Berdo’a yang terucap saat Mengutip
presentasi ayat/hadits

IV. Penilaian sikap:


Berilah nilai sikap sosial siswa pada kolom yang sesuai dengan sikap peserta didik melalui observasi.!
Aspek Penilaian
Nama
N0 Kerja Tggng
Siswa Santun Responsif Proaktif Skor Nilai ket
sama Jawab
Diposting 25th April 2015 oleh Unknown

Anda mungkin juga menyukai