Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMESTER PROJECT

Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Mata Kuliah Perpindahan Panas 1


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang

Dosen Pengampu:
Ing. Reza Setiawan, M.T

Nama Kelompok :

Reynaldi Saputra 1710631150141

Roby Muhammad Akbar 1710631150153

Rudy Handoko 1710631150154

Shinta Dwi Oktaviani 1710631150159

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
1. Water Heater Air Conditioner
Water Heater Air Conditioner adalah sistim yang memanfaatkan panas buang
dari sistim pendinginan untuk memanaskan air. Sebagian kalor dari refrigeran yang
sudah dikompresi oleh kompresor digunakan untuk memanaskan air dengan bantuan
alat penukar kalor. Penukaran kalor inilah yang sangat menentukan kinerja dari Water
Heater Air Conditioner (WHAC). Dibutuhkan penukar kalor yang dapat memindahkan
kalor semaksinal mungkin dari refrigran tanpa menyebabkan pressure drop berlebihan
yang dapat mempengaruhi kinerja sistem pendingin. Produk ini tidak memerlukan
energi tambahan, baik energi listrik maupun gas.

1.1. Prinsip Kerja Water Heater

Gambar 1.1. Temperatur Freon dalam setiap proses

Pada AC biasa, suhu tersebut akan dibuang pada kondensor dengan cara
ditiup dengan kipas. Sebelum masuk kondensor aliran panas tersebut akan
dibelokkan kedalam tangki yang berisi air dingin. Di dalam tangki ada pipa
spiral yang di sebut Heat Exchanger, sehingga terjadi kontak antara Freon
panas dan air dingin pada heat exchanger.

Setelah melalui kompresor suhu freon kemudian ditekan sehingga freon


menjadi lebih panas dan berbentuk gas (suhu antara 80° C s/d 100° C), freon
panas tersebut lalu disalurkan kedalam tangki water heater yang sebelumnya
tangki sudah terisi oleh air dingin (air baku), pertukaran energi panas freon
dengan menggunakan alat Heat Exchanger yang tersedia pada tangki,
sehingga terjadi kontak antara freon panas dan air dingin. Air yang semula
dingin perlahan akan memanas sesuai dengan suhu freon, begitu pula suhu
freon yang perlahan juga akan turun temperaturnya.

Gambar 2. Siklus water heater air conditioner

4.1 Nama dan Fungsi dari komponen heater

Keterangan:
AC ( Air Conditioner ) : sebagai sumber untuk menghasilkan pem-
anas
Storage Tank : Untuk menyimpan air hasil pemanasan (di-
nding – dinding tangki di isolasi)

Heat Exchanger : Sebagai sarana untuk menukar panas antara


Freon panas & Air dingin

Safety Valve : Pengaman tangki bila terjadi temperatur atau


tekanan berlebihan

Chek Valve : Katup searah, mencegah air dari tangki men-


galir balik ke sumber

Elektrik Heater : Komponen pemanas bantu apabila AC dihid-


upkan

Thermostat : Pengontrol On-Of dari Electric Heater

4.2 Keunggulan AirCon Water Heater

Berikut beberapa keunggulan dan keuntungan dari penggunaan AirCon


Heater:

1. Air panas gratis, sumber energinya gratis yakni energi panas yang
dibuang dari sistem AC.
2. Aman, karena tidak menggunakan energi listrik secara langsung maupun
gas, sehingga relatif aman dari sengatan listrik maupun kebocoran gas.
3. Minim perawatan, mengingat kesederhanaan sistem & komponen
sehingga tidak memerlukan banyak biaya perawatan/pemeliharaan
4. Pengurangan konsumsi listrik AC, dengan menggabungkan pemanas air
terhadap sistem AC, maka konsumsi listrik AC tersebut akan berkurang
sekitar 5% dalam setahun (pengurangan tersebut terutama pada blower
condensor)
5. Pelestarian lingkungan, penghematan penggunaan energi listrik secara
tidak langsung juga memberi kontribusi kepada program pelestarian
lingkungan
2. Mekanisme Perpindahan Panas

Konveksi Konduksi Konveksi

Gambar 2. Mekanisme Perpindahan panas


Perpindahan panas dimulai dari freon lalu berpindah ke pipa alumunium melalui
termperatur permukaan (Ts1), kemudian panas berpindah menuju air dingin / biasa
melalui temperatur permukaan 2 (Ts2)

3. Perhitungan
Dik:
h1 = 26 W/m2.K
h2 = 26 W/m2.K
r1 = 5 mm = 0,005 m
r2 = 7mm = 0,007 m
k = 510 W/m.K
𝑇∞1 = 363𝐾
𝑇∞2 = 303 𝐾
Jawaban:
r2
1 In (r1) 1
Rtotal = + +
h1×2π×r1×L 2𝜋×𝑘×𝐿 h2×2π×r2×L
1 0,34 1
= + +
26×6,28×0,005×0,1 6,28×510×0,1 26×6,28×0,007×0,1
1 0.34 1
= + +
0,0082 320,28 0,114
= 12,5 + 0,00106 + 8,7
= 21,201 W/m

𝑇∞1−𝑇∞2
qr =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
363−303
=
21,201
= 2,83 W/m

r2
1 In (r1) 1
𝑅"𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = + +
h1 𝑘 h2
1 0,34 1
= 26 + 510 + 26
= 0,38 + 0,00066 + 0,38
= 0,76 W/m2

𝑇∞1−𝑇∞2
qr” =
𝑅"𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
363−303
=
0,76

= 78,94 W/m2

4. Usulan Perbaikan
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa besarnya Rtotal = 21,201 W/m maka
besarnya qr = 2,83 W/m. Dalam perhitugan tersebut ketahui pula besarnya R”total =
0,76 W/m2, maka besarnya q”r = 78,94 W/m2.
Seperti yang kita ketahui bahwa pipa dari bahan alumunium rentan terhadap
korosi sehingga di khawatirkan merusak kandungan air yang ada didalamnya. Maka
dari itu kami mengusulkan akan melapisi lapisan luar dari pipa alumunium
menggunakan stainless steel, yang sifatnya sangat bagus untuk melawan korosi.
Mesipun hambatan panasnya akan bertambah dan waktu untuk perpindahan panasnya
bertambah sedikit lebih lama, tetapi tetap lebih baik dari pada merusak kandungan air
yang ada didalamnya. Nilai konduktivitas dari stainles steel adalah 288 W/m.K
sehingga menghasilkan perhitungan sebagai berikut :
4.1 Mekanisme Perpindahan panas

Konveksi Konduksi Konduksi Konveksi


Konduksi

4.2 Perhitungan
Dik:
h1 = 26 W/m2.K
h2 = 26 W/m2.K
r1 = 5 mm = 0,005 m
r2 = 7 mm = 0,007 m
r3 = 8 mm = 0,008 m
k1 = 510 W/m.K
k2 = 288 W/m.K
𝑇∞1 = 363𝐾
𝑇∞2 = 303 𝐾
r2 r3
1 In (r1) In (r2) 1
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = + + +
h1×2π×r1×L 2𝜋×𝑘1×𝐿 2𝜋×𝑘2×𝐿 h2×2π×r2×L
1 0,34 0,133
= + + +
26×6,28×0,005×0,5 6,28×510×0,5 6,28×288×0,5
1
26×6,28×0,008×0,5
1 0.34 0.133 1
= + + +
0,4082 1601.4 904,3 0,6531
= 2,449 + 0,00021 + 0,00014 + 1,531
= 3,102 W/m

𝑇∞1−𝑇∞2
qr =
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
363−303
=
3,102
= 19,3423 W/m

r2 r3
1 In ( ) In ( ) 1
r1 r2
𝑅"𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = + + +
h1 𝑘 𝑘 h2
1 0,34 0,133 1
= + + +
26 510 288 26
= 0,38 + 0,00066 + 0,00046 + 0,38
= 0,761 W/m2

𝑇∞1−𝑇∞2
qr” =
𝑅"𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
363−303
=
0,761
= 78,843 W/m2

5. Kesimpulan
1. Terdapat beberapa jenis water heater, untuk analisis tugas ini menggunakan jenis
Air Conditioner Water Heater.
2. Pada kasus ini terjadi dua jenis perpindahan panas dan mula mula memiliki tiga
langkah mekanisme perpindahan panas yaitu konveksi, konduksi, dan konveksi.
3. Untuk memperpanjang masa pakai pipa Heat Exchanger digunakan bahan
Stainless Steel untuk melapisi bagian luar dari pipa yang bersetuhan langsung
dengan air dingin, sehingga memiliki empat langkah mekanisme perpindahan
panas yaitu konveksi, konduksi, konduksi, konveksi.

Anda mungkin juga menyukai