Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan......................................................................... 2
2.2 Ukuran Kesejahteraan............................................................................................... 4
2.3 Kriteria Pareto........................................................................................................... 5
2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto............................................. 6
2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya........................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar, keadaan pasar yang begitu kompetitif
untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju
kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan
menjadi sesuatu yang wajib dalam mekanisme pasar. Sehingga sangat sulit menemukan
ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau tidaknya
kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa menimbulkan dampak negatif
untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan. Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial
yang harus diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit tercapai.
Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina
terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk
meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Ekonomi memiliki tugas
untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan
ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri pada kebutuhan hidup manusia perorang dan
jangka pendek saja, tetapi juga memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara
(Mikhael Huda:2000).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang efisiensi konsumen ?
2. Apa yang dimaksud efisiensi produsen?
3. Apa saja Kriteria konpensasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui apa yang dimaksud efisiensi konsumen, efisiensi produsen, dan Kriteria
konpensasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan

Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik


ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan
akibat distribusi pendapatan yang berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982). Ekonomi
kesejahteraan adalah kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk
mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99). Ekonomi
kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan pembuat kebijakan dalam
alokasi sumberdaya (Besley, 2002).
Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang
bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa
yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi
pasitif. (Allan M. Feldman: 2000). Ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana
akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal. Ekonomi kesejahteraan dalam
bahasanya juga akan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini
mengarahkan kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi.
Yang mana dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan adalah
pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.
Teori ekonomi kesejahteraan mempelajari barbagai kondisi di mana cara penyelesaian
dari model ekuilibium umum dapat dikatakan optimal. Hali ini memerlukan, antara lain, alokasi
optimal factor produksi di antara komoditi dan alokasi optimal komoditi (yaitu distribusi
pendapatan) diantar konsumen.

Alokasi faktor produksi dikatakan optimal Pareto jika proses produksi tidak dapat
diatur lagi sedemikian rupa guna menaikkan output dari satu atau lebih komoditi tanpa harus
mengurangi output komoditi lain. Dengan demikian, dalam perekonomian dua komoditi, kurva
kontak produksi adalah tempat kedudukan alokasi factor produksi yang optimal Pareto dalam
proses produksi kedua komoditi. Demikian pula alokasi komoditi dapat dikatakan optimal
Pareto jika system distribusi tidak dapat diatur lagi sedemikian dalam perekonomian dua
individu, kurva kontrak konsumsi adalah tempat kedudukan distribusi komoditi yang mencapai
optimal Pareto antara dua individu
Diasumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka kurva kemungknan utilitas dapat
digambarka pada gambar 6.6. misalnya, Os dan Oj menunjukkan kombinasi utilitas yang dapat
dicapai oleh masyarakat. Dua krieria pemilihan antara titik-titik Os, Oj yang mungkin adalah :
- Pilih utilitas yang “ sama” antara Satrio dan Joko (titik A)
- Pilih utilitas sehingga utilitas total adalah maksimum
Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat.
Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari kesejahteraan
semua individu di masyarakat. Kesejahteraan dapat diukur baik secara kardinal yang dalam
dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam terminologi nilai guna yang relatif.
Pedekatan lebih umum terhadap kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan meneliti
konsep fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan sosial adalah kura indiferen sosial
yang memberikan kombinasi utilitas bagi individu-individu yang berbeda yang memberikan
tingkat kesejahteraan sosial yang sama. Untuk memudahkan analisis diasumsikan di dalam
masyarakat hanya ada dua individu (satrio dan joko) dimana utilitas masing-masing individu
dilambangkan dengan Us dan Uj, maka fungsi kesejahteraan sosial :

W= f ( Us,Uj )
Persoalan masyarakat adalah mengalokasikan X dan Y antara Satrio dan Joko untuk
memaksimalkan W. Prosedur ini dilukiskan dalam gambar 6.7. Kurva W1,W2, dan W3
mewakili kurva indiferen sosial. Kurva indiferen sosial ini digambarkan cembung terhadap titik
origin karena asumsi masyarakat menunjukkan tingkat substitusi utilitas Satrio dan Joko yang
menurun. Selain itu kurva indiferen sosial berslope negatif karena, apabila Satrio dibuat better-
off, maka Joko harus menjadi wors off, vice-ersa. Untuk membuat Satrio dan Joko keduanya
better-off atau paling tidak salah satu better-off, sementara lainnya tetap well-off maka, harus
bergeser ke kurva indiferen sosial yang lebih tinggi.
Titik E merupakan titik kesejahteraan sosial optimun, karena pada titik ini tingka W
tertinggi dapat dicapai dengan kurva kemungkinan utilitas yang tetap. Ada 2 kriteria
kesejahteraan sosial :
- Utilitas yang diterima masing-masing individu sama
- Jumlah kurva kemungkinan utilitas masyarakat yang terbesar

2.2 Ukuran Kesejahteraan

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari sisi fisik,


seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life
Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan
Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan
produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara
menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk
kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.
Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator
keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk, (2005:15) menyampaikan bahwa
kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup
masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik,
perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat.
Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat
golongan menengah kebawah. Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi
kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut:
W = W (Y, I, P)

Dimana Y adalah pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P adalah


kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang berbeda, dan harus
dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan negara berkembang.
Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa
kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapita, namun berhubungan
negatif dengan kemiskinan.

Gambar 2.4
Kurva Indeferen Sosial (Fungsi Kesejahteraan Sosial)

Gambar 2.4 menjelaskan bahwa W1, W2 dan W3 adalah fungsi kesejahteraan sosial atau kurva
indeferen sosial dari peta kesejahteraan petani pekebun yang bersifat padat. Seluruh titik pada
kurva tertentu memberikan tingkat kepuasan atau kesejahteraan yang sama. Petani pekebun
lebih menyukai titik pada fungsi kesejahteraan sosial yang lebih tinggi dan bukan pada fungsi
kesejahteraan yang lebih rendah

2.3 Kriteria Pareto

Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah
pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto.
Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau
layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada
satu pihakpun yang dirugikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement dan
pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan suatu kebijakan
ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement adalah jika keputusan
perubahan masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa
membuat pihak lain worse off.

2.3.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto

Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto yang menjelaskan
tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu
1. pareto optimal. Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya peningkatan kesejahteraan
seseorang atau kelompok pasti akan mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain.
2. pareto non optimal. Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya kesejahteraan seseorang
tidak akan mengurangi kesejahteraan orang lain.
3. pareto superior. Dalam kondisi pareto superior terjadinya peningkatan kesejahteraan
seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan tertinggi dari orang lain. Menurut teori pareto
tersebut, ketika kondisi kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada kondisi pareto optimal
maka tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan.

2.4 Kesejahteraan dan Permasalahannya


Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua
kebutuhan secara layak. Namun untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu
hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.

1. Problema kependudukan
Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni
problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang
tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro
di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi
problema pokok yakni : pertumbuhan penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan
penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada banyak bidang,
khususnya bidang sosial dan ekonomi.

2. Pengangguran dan Inflasi


Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan
berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi
dengan penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran
disamping karena faktor yang lain diantaranya : rendahnya kualitas sumber daya manusia,
rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll.
Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya
jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal
ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi.
Negara manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya
utamanya melalui pengendalian laju inflasi.

3. Pertumbuhan dan pencemaran


Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan
produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi :
ekstraktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut
khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas lingkungan,
sehingga sering kita jumpai dampak negatif dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan
pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan
makhluk hidup.
4. Masalah kemiskinan dan kesehatan
Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya
jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan individu dan masyarakat
yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan.
Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga
kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara-negara berkembang, lebih-lebih pada
negara-negara miskin.

5. Krisis energi
Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor
industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu negara sangat ditentukan oleh
kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan
menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan
sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju
yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normative dimana dalam
ilmu ini membahas tentang bagaimana kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan optimal
disamping juga memikirkan mengenai prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
2. Ukuran kesejahteraan ekonomi bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala
usaha).Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indikator
keberhasilan yang dapat diukur misalkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat
di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan,
tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
peningkatan produktivitas masyarakat.
3. Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan adalah pareto
criteria. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan
baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan
tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Disini Pareto juga membagi tingkat kesejahteraan
menjadi 3 jenis, yaitu pareto optimal, pareto non optimal,dan pareto superior
4. Dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena kita
dihadapkan oleh berbagai permasalahan yang ada, seperti : Problema kependudukan,
Pengangguran dan Inflasi, Pertumbuhan dan pencemaran, Masalah kemiskinan dan kesehatan,
dan Krisis energi.

Daftar Pustaka
http://id.termwiki.com/ID/utility_possibilities_curve
Ardiningsih, Sri. Dan Kadarusman, Teori Ekonomi Mikro, Edisi kedua, BPFE
YOGYAKARTA, 2008.
http://www.htmlpublish.com/convert-pdf-to-
html/success.aspx?zip=DocStorage/0551b9b8753948e0ae4517bd39047022/2EP16629.zip&a
pp=pdf2word#
https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan/
Drs. Lincoln Arsyad.Msc, Ekonomi Mikro, 1999

Dominick Salvatore, Teori Mikroekonomi (Yogyakarta: Erlangga)

Anda mungkin juga menyukai