– Pareto
26 Maret 2014 / firii jb
Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan
keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sehingga sangat sulit
menemukan ekonomi yang menyejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar
yang ada. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk
menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut
juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam
masyarakat.
Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis sebagai
kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya mengarah diri
pada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga
memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam negara (Mikhael
Huda:2000).
Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif.
Bidang bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa
yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan
bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. Seperti ilmu ekonomi tenaga kerja,
sejarah perekonomian, perdagangan internasional, moneter serta ekonomi makro.
Setiap ilmu ekonomi positif mencoba menjelaskan berbagai fenomena empirik
(Allan M. Feldman: 2000).
Jadi dari pengertian di atas bisa kita temukan bahwa ekonomi kesejahteraan
membahas tentang bagaimana akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara
optimal. Ekonomi kesejahteraan dalam bahasanya juga akan memikirkan prinsip
keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kajian ini mengarahkan kegiatan
ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku ekonomi. Yang mana
dalam pengertian yang lebih luas pembahasan dalam ekonomi kesejahteraan
adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks ilmu sosial.
Eksternalitas akan membawa dua dampak, yakni dampak positif dan dampak
negatif. Ekternalitas yang merupakan salah satu indikator terjadinya pasar
persaingan sempurna perlu dicermati dalam perwujudan ekonomi kesejahteraan.
Karena pembahasan ekonomi kesejahteraan akan terus berbicara bagaimana
semuanya berjalan secara optimal dan pasar yang begitu kompetitif berjalan
secara sempurna. Sehingga ketika pasar tidak berjalan sempurna maka akan
semakin sulit pula mewujudkan ekonomi kesejahteraan.
Kesejahteraan sosial mengacu pada keseluruhan status nilai guna bagi masyarakat.
Kesejahteraan sosial adalah sering didefinisikan sebagai penjumlahan dari
kesejahteraan semua individu di masyarakat. Kesejahteraan dapat diukur baik
secara kardinal yang dalam dollar (rupiah), atau diukur secara ordinal dalam
terminologi nilai guna yang relatif. Metoda kardinal jarang digunakan sekarang
ini oleh karena permasalahan agregat yang membuat ketelitian dari metoda
tersebut diragukan. Ada dua sisi dari ekonomi kesejahteraan, yaitu efisiensi
ekonomi dan distribusi pendapatan. Efisiensi ekonomi adalah positif, distribusi
pendapatan adalah jauh lebih normatif.
Ada sejumlah kondisi yang kebanyakan ahli ekonomi setuju untuk diperbolehkan
tidak efisien meliputi: struktur pasar yang tidak sempurna (seperti monopoli,
monopsoni, oligopoli, oligopsoni, dan persaingan monopolistik), alokasi faktor
tidak, kegagalan pasar dan eksternalitas, diskriminasi harga, penuruanan biaya
rata-rata jangka panjang, beberapa jenis pajak dan tarif. Untuk menentukan
apakah suatu aktivitas sedang menggerakkan ekonomi ke arah efisiensi Pareto dua
uji kompensasi telah dikembangkan, setiap perubahan pada umumnya membuat
sebagian orang lebih baik selama membuat orang yang lain tidak lebih buruk,
maka uji ini menanyakan apa yang akan terjadi jika pemenang mengganti
kompensasi kepada yang kalah.
Ukuran Kesejahteraan
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera
yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan
partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (www.menkokesra.go.id).
Kriteria Pareto
Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi kesejahteraan
adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Italia
bernama Vilfredo Pareto. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu perubahan keadaan
(eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada
(minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang
dirugikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto improvement
dan pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan
suatu kebijakan ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pareto improvement
adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan menghasilkan minimal satu
pihak yang better off tanpa membuat pihak lain worse off. Pareto efficient adalah
sebuah kondisi di mana tidak dimungkinkan lagi adanya perubahan yang dapat
mengakibatkan pihak yang diuntungkan (bettering off) tanpa menyebabkan pihak
lain dirugikan (worsening off).
Kelemahan dari konsep Pareto Optimal adalah tidak dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial yang mendasar dari distribusi dan
redistribusi. Ekonomi kesejahteraan konvensional pada saat mempunyai masalah
dalam alokasi dan mencoba memecahkan masalah alokasi tersebut berdasarkan
pada pertimbangan nilai yang berubah-ubah dari alokasi tersebut. Pertimbangan
nilai yang berubah-ubah tersebut berlaku pada fungsi kesejahteraan konvensional.
Pengertian ini bukan dasar yang kokoh dari ilmu ekonomi kesejahteraan
(Chowdhury,1999).
Daftar Pustaka
Apa itu diagram Pareto? Diagram Pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang
menggambarkan frekuensi atau pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur
mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan. Diagram batang
bagian kiri relatif lebih penting daripada sebelah kanannya. Nama diagram Pareto diambil
dari prinsip Pareto, yang mengatakan bahwa 80% gangguan berasal dari 20% masalah
yang ada.
Diagram Pareto sudah lama digunakan dalam quality management tools, sebagai alat
untuk menginvestigasi data-data masalah yang ada kemudian dipecahkan ke dalam
kategori tertentu, sehingga dapat diketahui frekuensinya untuk setiap kejadian/proses.
Dengan pareto, anda dapat mengantarkan sejumlah data ke dalam bentuk yang lebih
baik dan terbaca lebih mudah, sehingga dapat diambil kesimpulan dan prioritas
penyelesaian tugas.
Kita ambil contoh, seorang Sekretaris Eksekutif bernama Cynthia. Hampir tiap bulan, dia
merasa gajinya tidak pernah cukup memenuhi kebutuhan dirinya, padahal tiap bulan dia
mendapat gaji Take Home Pay sebesar 10 juta. Dia merasa gajinya cukup besar dan
lagipula masih lajang, tapi tiap bulan selalu saja kurang dan belum akhir bulan sudah
mengutang, sehingga terpaksa menggunakan kartu kredit. Karena tagihan semakin
besar, maka Cynthia memberanikan diri untuk konsultasi kepada Manager HR mengenai
hal ini (karena HR Manager tahu besaran gajinya, jadi dia tidak segan konsultasi..:D).
Atas anjuran HR Manager, Cynthia dimintakan membuat data pengeluaran rata-rata tiap
bulan. Akhirnya keluarnya tabel data seperti berikut :
Kegiatan Biaya
Belanja 6.000.000
Makan 2.000.000
Sewa Kos 1.000.000
Transport 600.000
Telepon 300.000
Lain-lain 100.000