Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keseimbangan Umum Dalam sebuah perekonomian dibutuhkan


keseimbangan antara sektor riil dan sektor moneter agar tercipta harmoni
dan kestabilan dalam perekonomian. Alat atau instrumen untuk mengukur
keseimbangan tersebut adalah model ISLM. IS adalah akronim dari
Investment = Saving, menunjukkan keseimbangan pada pasar barang.
Sedangkan LM adalah akronim dari Liquidity Preference = Money Supply,
menunjukkan keseimbangan di pasar uang. IS-LM didesain oleh ekonomi
konvensional untuk menentukan pada tingkat bunga dan tingkat pendapatan
berapa terjadi keseimbangan pasar barang dan pasar uang.

Dalam persamaan ini tingkat bunga menjadi variabel penyeimbang


antara pasar barang dan pasar uang. Kecenderungan adanya gap yang besar
antara pasar barang dan pasar uang dalam praktek sebuah perekonomian,
mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan- kebijakan moneter
maupun fiskal untuk mengatasi masalah tersebut.

Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar, keadaan pasar yang
begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan salah satu hal yang
menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam pasar
merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang
wajib dalam mekanisme pasar.
Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang menyejahterakan
jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, kegiatan pasar akan banyak mempengaruhi optimal atau
tidaknya kegiatan ekonomi tersebut. Kompetisi dalam pasar juga bisa
menimbulkan dampak negatif untuk terwujudnya ekonomi kesejahteraan.

Dimana kompetisi pasar membuat konteks sosial yang harus


diperhatikan dalam pencapaian ekonomi kesejahteraan menjadi lebih sulit
tercapai. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk
menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi
tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan
sosial dalam masyarakat. .

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu keseimbangan umum.?

1.2.2 Bagaimana keseimbangan umum bisa terjadi.?

1.2.3 Apa yang dimaksud ekonomi Kesejahteraan ?

1.2.4 Apa saja masalah kesejahteraan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud keseimbangan umum dan


ekonomi kesejahteraan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keseimbangan Umum

Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terthadap


harga jual, seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga
keseimbangan antara pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga
keseimnbangan antara pendapatan dengan pengeluaran yang terjadi.
Keseimbangan umum atau equilibrium adalah kondisi dimana jumlah
permintaan sama dengan jumlah penawaran. Jumlah barang pada keadaan
itu disebut kuantitas keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk
keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan.

2.2 Terjadinya Keseimbangan Umum

Keseimbangan umum terjadi apabila pasar uang dan pasar barang


berada dalam keseimbangan secara bersama-sama, dan keseimbangan
tersebut diperoleh keseimbangan pendapatan nasional dan keseimbangan
tingkat bunga.

2.2.1 Keseimbangan Umum Pada Pasar Persaingan Sempurna

Keseimbangan umum pada pasar persaingan sempurna Dalam


efisiensi produksi perlu memikirkan adanya alokasi sumber daya yang
efisien secara teknis, yaitu suatu pengalokasian sumber daya yang tersedia
sedemikian rupa, sehingga untuk memproduksi satu atau lebih produk
menyebabkan pengurangan produksi barang-barang lainnya.
Oleh karena itu, struktur pasar tersebut akan menghasilkan output
yang optimal. Namun, struktur pasar bersaing sempurna tidak memberikan
garansi bahwa perekonomian akan terbagi secara merata kepada semua
pelaku ekonomi. Keseimbangan umum Pasar sempurna contohnya pasar
tomat dan tiga pasar lainnya yang terkait, yaitu;

a Pasar pemetik tomat,

b pasar untuk produk terkait,

c pasar untuk pemetik ketimun.

2.2.2 Keseimbangan umum pada pasar persaingan tidak sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna merupakan situasi pasar di mana


penjual atau pembeli mempunyai pengaruh pada harga barang atau jasa.
Aspek penting dari seluruh situasi ini adalah bahwa penerimaan marjinal
berbeda dengan harga pasar karena perusahaan tidak lagi bertindak sebagai
penerima harga.

Sistem harga dapat pula mengalami kegagalan dalam mengalokasikan


sumber daya secara efisien apabila terdapat hubungan antar perusahaan atau
antara perusahaan dengan individu yang tidak dapat dicerminkan dengan
baik oleh harga pasar. Hal ini terjadi karena adanya eksternalitas, yaitu suatu
pengaruh dari aktivitas perusahaan terhadap kehidupan individu yang tidak
secara langsung diperhitungkan oleh bekerjanya sistem harga
normal.Skenario keseimbangan umum Misalkan dalam sebuah
perekonomian ada sepuluh juta barang, jika semua barang mempunyai
Struktur pasar bersaing.
2.3 Pengertian Ekonomi Kesejahteraan

Ekonomi Kesejahteraan merupakan cabang ilmu ekonomi yang


menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak
efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang
berhubungan dengan itu (O’Connel, 1982). Ekonomi kesejahteraan adalah
kerangka kerja yang digunakan oleh sebagian besar ekonom publik untuk
mengevaluasi penghasilan yang diinginkan masyarakat (Rosen, 2005:99).
Ekonomi kesejahteraan menyediakan dasar untuk menilai prestasi pasar dan
pembuat kebijakan dalam alokasi sumberdaya (Besley, 2002).

Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang


normatif. Bidang bahasan dari dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan
pertanyaan apa yang buruk dan apa yang baik. Bidang kajian tersebut sangat
berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi pasitif. (Allan M.
Feldman: 2000). Ekonomi kesejahteraan membahas tentang bagaimana
akhirnya kegiatan ekonomi bisa berjalan secara optimal.

Pedekatan lebih umum terhadap kesejahteraan sosial dapat diperoleh


dengan meneliti konsep fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan
sosial adalah kura indiferen sosial yang memberikan kombinasi utilitas bagi
individu-individu yang berbeda yang memberikan tingkat kesejahteraan
sosial yang sama. Untuk memudahkan analisis diasumsikan di dalam
masyarakat hanya ada dua individu (satrio dan joko) dimana utilitas masing-
masing individu dilambangkan dengan Us dan Uj, maka fungsi
kesejahteraan sosial.
2.4 Ukuran Kesejahteraan

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan


dari sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan
Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs
(Kebutuhan Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran
kesejahteraan ekonomi inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan
produksi (skala usaha). Dari sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur
dengan cara menghitung seberapa besar pengeluaran yang dilakukan
seseorang atau sebuah keluarga untuk kebutuhan sandang, pangan, papan,
serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau periode tertentu.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak


indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk,
(2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke
bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh
terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas
masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat
pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Todaro secara lebih
spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan
persamaan sebagai berikut:

Dimana Y adalah pendapatan perkapital, I adalah ketimpangan dan P


adalah kemiskinan absolut. Ketiga variabel ini mempunyai signifikan yang
berbeda, dan harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai
kesejahteraan negara berkembang.
2.5 Kriteria Pareto

Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi


kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom
berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto. Kriteria ini menyatakan
bahwa suatu perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak
jika dengan perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan
dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto


improvement dan pareto efficient . Kedua hal ini akan mempengaruhi
pengambilan keputusan suatu kebijakan ekonomi. Adapun yang dimaksud
dengan pareto improvement adalah jika keputusan perubahan masih
dimungkinkan menghasilkan minimal satu pihak yang better off tanpa
membuat pihak lain worse off.

2.5.1 Tingkatan Kesejahteraan Menurut Teori Pareto

Dalam teori ekonomi mikro ada yang dikenal dengan teori Pareto
yang menjelaskan tentang tiga jenis tingkatan kesejahteraan, yaitu

a pareto optimal.Dalam tingkatan pareto optimal terjadinya


peningkatan kesejahteraan seseorang atau kelompok pasti akan
mengurangi kesejahteraan orang atau kelompok lain.

b pareto non optimal . Dalam kondisi pareto non-optimal terjadinya


kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi kesejahteraan orang
lain.
c pareto superior . Dalam kondisi pareto superior terjadinya
peningkatan kesejahteraan seseorang tidak akan mengurangi
kesejahteraan tertinggi dari orang lain. Menurut teori pareto tersebut,
ketika kondisi kesejahteraan masyarakat sudah mencapai pada
kondisi pareto optimal maka tidak ada lagi kebijakan pemerintah
yang dapat dilakukan.

2.6 Kesejahteraan dan Permasalahannya

Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi


kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari
kesejahteraan terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah,
karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.

a. Problema kependudukan

Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan


atau demografi yakni problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk,
bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan
produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di bidang sosial
dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi
problema pokok yakni : pertumbuhan penduduk yang termasuk tinggi, dan
kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat
berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.
b. Pengangguran dan Inflasi

Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara


miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan
penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja
merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena
faktor yang lain diantaranya,rendahnya kualitas sumber daya manusia,
rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak
luar negeri dll.

Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan


berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk
yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada
naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara
manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan
upaya utamanya melalui pengendalian laju inflasi.

c. Pertumbuhan dan pencemaran

Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan


disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi ditandai
dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi : ekstraktip, agraris, industri,
perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya
sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas
lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatif dari pertumbuhan
sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang
sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan makhluk hidup.
d. Masalah kemiskinan dan kesehatan

Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan


kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya
pendapatan individu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat
tingginya angka kemiskinan.

Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan


untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara-negara
berkembang, lebih-lebih pada negara-negara miskin.

e. Krisis energi

Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian,


khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu
negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi
khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini
sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan sumber
daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak
negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi
kebutuhan energi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keseimbangan umum atau equilibrium adalah kondisi dimana jumlah


permintaan sama dengan jumlah penawaran. Jumlah barang pada keadaan
itu disebut kuantitas keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk
keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan. Keseimbangan
umum bisa terjadi pada harga barang, penawaran barang dan permintaan
barang, juga pada keseimbangan umum pada pasar persaingan sempurna
dan pada pasar persaingan tidak sempurna.

Keseimbangan permintaan barang dan penawaran menghasilkan harga


keseimbangan yang lebih tinggi dan kuantitas keseimbangan yang lebih
rendah. Tampak bahwa dengan memasukkan biaya polusi ke dalam struktur
biaya perusahaan, jumlah barang yang dipertukarkan di pasar menjadi lebih
rendah, artinya perusahaan memproduksi lebih sedikit barang, dan dengan
demikian lebih sedikit polusi yang dihasilkan.

Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang


normative dimana dalam ilmu ini membahas tentang bagaimana kegiatan
ekonomi bisa berjalan dengan optimal disamping juga memikirkan
mengenai prinsip keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ukuran kesejahteraan ekonomi bisa dilihat dari dua sisi, yaitu
konsumsi dan produksi (skala usaha).Kesejahteraan hidup seseorang dalam
realitanya, memiliki banyak indikator keberhasilan yang dapat diukur
misalkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di
representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya
kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat.

Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi


kesejahteraan adalah pareto criteria. Kriteria ini menyatakan bahwa suatu
perubahan keadaan (eg. Intervention) dikatakan baik atau layak jika dengan
perubahan tersebut ada (minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak
ada satu pihakpun yang dirugikan. Disini Pareto juga membagi tingkat
kesejahteraan menjadi 3 jenis, yaitu pareto optimal, pareto non optimal,dan
pareto superior.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mustafa Edwin Nasution dkk, pengenalan eksklusif ekonomi islam,


(Jakarta; kencana prenada media group,2006), hal.96

2. Sunaryo t, ekonomi manajerial, aplikasi teori ekonomi mikro, (Jakarta:


erlangga,2001), hal.27.

3. http;//blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/05/ringkasan-bab-13-
by-gunawan.pdf

4. http://ereke-agusfekonunhalu.blogspot.com/2009/01/ekonomi-
kesejahteraa.html

5. http://id.termwiki.com/ID/
utility_possibilities_curveArdiningsih,Sri.DanKadarusman, Teori
Ekonomi Mikro, Edisi kedua, BPFE YOGYAKARTA, 2008.

6. https://firiijb.wordpress.com/2014/03/26/teori-ekonomi-kesejahteraan/
apasihmaumau.blogspot.in/2012/06/ekonom-kesahteraan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai