Anda di halaman 1dari 6

PROBLEMATIKA KUALITAS BUKU TEKS PELAJARAN

Mardianto Harefa
170341615009
Offering C1
Mata Kuliah Pengantar Pendidikan

Abstrak : Buku teks merupakan sarana kajian materi tertulis yang digunakan untuk
proses pembelajaran agar berjalan optimal. Kehadiran buku teks semakin penting karena
berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Namun, seringkali ditemukan beberapa masalah
dalam buku teks pelajaran yang telah tersebar, khususnya pada mutu atau kualitasnya.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan kualitas sebuah buku teks adalah materi,
penyajian materi, bahasa & keterbacaan, dan grafika. Kriteria yang menunjukkan kualitas
sebuah buku teks dapat dilihat dari keterserapan informasi, pertimbangan psikologi
peserta didik, serta adanya proses belajar yang aktif. Solusi yang ditawarkan untuk
permasalahan kualitas buku teks adalah mengkaji ulang proses pengadaan buku teks
pelajaran dan adanya penetapan masa pakai buku yang jelas.
Kata Kunci : Buku, Pelajaran, Pendidikan, Siswa, Prestasi

PENDAHULUAN
Seringkali kita mendengar bahwa ada pepatah mengatakan “Membaca adalah jembatan
ilmu”. Maksud yang dapat kita ambil dari pepatah tersebut ialah dengan membaca, pengetahuan
dan wawasan kita akan semakin bertambah luas, tidak hanya stagnan pada lingkup yang itu-itu
saja. Di dalam dunia pendidikan, kebiasaan membaca sangatlah penting karena berkaitan dengan
indeks prestasi belajar siswa (Efendi, 2009). Jadi, bisa dikatakan jika siswa tersebut
menginginkan prestasi belajar yang semakin meningkat, maka ia harus memperkaya
pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki dengan salah satu jalannya adalah dengan
membaca buku teks pelajaran yang telah mereka dapatkan.
Keinginan membaca siswa yang tinggi akan membuat betapa pentingnya kehadiran sebuah
buku teks dalam proses pembelajaran di suatu kelas. Menurut Sitepu (2012) menyatakan bahwa
buku teks sejatinya harus mencakup seluruh materi yang disajikan dalam bentuk gambar maupun
tulisan. Beberapa istilah yang kita kenal tentang buku teks pelajaran dalam dunia pendidikan ada
tiga, yaitu buku bacaan, buku sumber, dan buku pegangan (Efendi, 2009). Buku bacaan
ditujukan untuk buku-buku yang dikhususkan untuk memotivasi minat siswa dalam hal
membaca. Selanjutnya adalah buku sumber, yaitu buku-buku yang ditujukan untuk dijadikan
rujukan atau referensi untuk keperluan pembelajaran. Yang terakhir ada buku pegangan, baik
pegangan guru maupun siswa, yang dikhususkan untuk memberikan pedoman (pada guru
ataupun siswa) untuk keberlangsungan proses belajar (Supriadi, 2000).
Buku teks pelajaran memang kerap menjadi perhatian publik, khususnya saat ada masalah
pada buku teks pelajaran tersebut. Suryaman (2004) mengungkapkan bahwa dari banyaknya
sorotan publik akan buku teks pelajaran, masalah terkait kualitas atau mutu buku itu sendiri
sering terabaikan atau jarang disinggung publik. Kenyataannya, banyak buku teks pelajaran yang
telah beredar di sekolah-sekolah masih harus dikaji ulang kualitasnya, apakah memang sudah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Rahmawati
(2015) menunjukkan bahwa tidak semua buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang beredar di
sekolah-sekolah dasar maupun menengah sesuai dengan strandar yang telah ditetapkan. Ada
beberapa kekurangan yang ditemukan di dalam beberapa buku teks Bahasa Indonesia yang diuji,
salah satunya adalah adanya kajian materi yang mengandung konsep yang salah dan dapat
mempengaruhi pemahaman siswa.
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memberikan informasi atau
gambaran umum terkait kriteria atau standar dari penentuan kualitas buku teks pelajaran,
memberikan informasi mengenai beberapa kekurangan yang sering ditemukan dalam suatu buku
teks pelajaran serta mencoba untuk menggali solusi yang tepat untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan tersebut.

PEMBAHASAN
Tantangan buku teks pelajaran kian meningkat di era-era sekarang, dimana informasi dan
pengetahuan semakin berkembang pesat dan semakin mudah di dapatkan. Menurut Rahmawati
(2015) menjelaskan bahwa keakuratan materi dalam sebuah buku teks akan diuji, apakah mampu
menjadi referensi belajar yang baik atau justru menjadi penghambat seseorang untuk belajar
karena informasi yang ada pada buku tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan para pembacanya.
Mutu dari buku teks tidak dapat dipungkiri akan berkaitan dengan prestasi belajar seseorang,
dalam hal ini adalah siswa. Maka dari itu, besar sekali pengaruhnya jika buku teks pelajaran
yang diterima siswa tidak memadai kualitasnya.

Aspek dan Kriteria Buku Teks Pelajaran Berkualitas


Setidaknya ada 4 aspek yang berkaitan dengan mutu dari buku teks pelajaran menurut
Purwanta (2012), yaitu aspek materi, aspek penyajian materi, aspek basa dan keterbacaan, serta
aspek grafika atau format buku. Materi merupakan bahan ajaran yang sifatnya sangat esensial di
dalam proses pembelajaran dengan kriteria harus jelas, tidak ambigu, akurat, dan bersifat
spesifik. Materi yang ada pada buku teks juga harus seimbang, dalam artian penyebaran
materinya, bagian mana yang akan bersifat pemaknaan dan pemahaman, mana yang bersifat
pemecahan masalah, dan mana yang bersifat mengasah keterampilan (praktik) ataupun latihan
(Efendi, 2009). Aspek penyajian materi berkenaan pada tujuan pembelajaran, urutan
penyampaian atau penguraian materi dalam buku teks, kemudahan untuk dipahami pembaca, dan
keaktifan siswa dalam melakukan praktik atau saat menjawab latihan soal. Aspek bahasa dan
keterbacaan yang meliputi bagaimana kaidah-kaidah bahasa yang digunakan, seperti kosakata,
penyusunan paragraf, susunan kata per kata dan kalimat per kalimat semuanya harus
diperhatikan (Rusyana, 2004). Yang terakhir yaitu aspek grafika yaitu aspek-aspek yang
berkaitan dengan fisik buku teks tersebut, seperti ukurannya, kualitas cetakannya, desain buku
teks, dan kemenarikan ilustrasi serta tampilannya di dalam buku teks tersebut.
Banyak pakar dan ahli yang menyebutkan kriteria buku teks pelajaran yang berkualitas,
salah satunya menurut Muljono (2007) menyebutkan bahwa 3 kriteria buku teks yang
berkualitas. Pertama, yaitu informasi yang ada pada buku teks harus mampu merangsang siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Informasi tersebut juga harus dipastikan bisa diorganisasikan
dengan pengetahuan sebelumnya, sehingga jaringan pengetahuan akan terjalin. Kedua, yaitu
memperhatikan perkembangan psikologi peserta didik yang juga akan mempengaruhi gaya
belajarnya. Kenyataan dilapangan bahwa penyajian materi yang baik, bahasa yang digunakan
juga baik, tapi belum bisa terjadi proses pembelajaran yang optimal, sehingga buku teks tersebut
harus memperhatikan kematangan emosional dan kognitif dari sasaran penggunanya. Yang
terakhir atau ketiga adalah penerapan proses belajar yang aktif sehingga siswa terlibat dalam
proses pembelajaran, dengan begitu akan terjalin komunikasi interaktif sehingga suasana belajar
terasa tidak membosankan.

Permasalahan
Sejalan dengan beberapa aspek & kriteria tersebut, perlu adanya suatu solusi agar
permasalahan terkait mutu buku teks pelajaran yang sudah disebarkan tidak berlarut-larut.
Berkaca pada penelitian yang dilakukan Efendi (2009) yang menjelaskan ada beberapa
kelemahan pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang diujinya. Kelemahan tersebut
banyak terletak pada kajian materi yang kurang dan belum proporsional, dalam artian ada materi
penting yang belum dicantumkan dan penyebaran materi juga belum seimbang. Selanjutnya,
secara penyajian materi juga masih ditemukan banyak perintah-perintah yang monoton maupun
kurang jelas penyampaiannya. Selain itu, masih banyak ditemukan kesalahan penulisan bahasa
yang tidak sesuai dengan kaidahnya, adanya banyak istilah-istilah yang membingungkan, dan
konteks per kalimat yang terlalu panjang sehingga tidak dengan mudah ditangkap oleh pembaca.
Buku teks yang diuji juga minim menampilkan ilustrasi gambar dan sumber-sumber kutipan
yang terbatas.

Solusi Permasalahan
Solusi dapat diawali pada mengkaji ulang proses pengadaan buku teks tersebut. Disebutkan
oleh Pusat Perbukuan (2017) menjelaskan bahwa ada 3 jenis proses pengaadan buku teks
pelajaran, yaitu pengadaan buku teks yang khusus dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional, pengadaan buku teks oleh pihak swasta yang telah lulus uji kualitas dan kemudian di
ambil alih oleh Departemen Pendidikan Nasional, dan pengadaan buku teks yang dikontrol
penuh oleh pihak penerbit swasta. Pengontrolan saat penting pada proses pengadaan buku teks
karena sangat menentukan kualitas dari buku teks pelajaran yang diproduksi, bisa dilakukan
dengan mengecek para pakar atau ahli atau tim penyusun dari buku teks tersebut dan mengecek
kesesuaiannya dengan kurikulum, kompetensi dasar, indikator kompetensi, sampai pada tujuan
pembelajarannya. Selain dari aspek isi, pengecekkan kualitasnya juga dapat dilakukan di aspek
desain buku (grafika) yang juga menunjang penggunaan buku teks pelajaran tersebut.
Solusi selanjutnya adalah adanya penetapan masa pakai buku teks pelajaran tersebut
diiringi dengan pengecekkan kualitasnya, apakah masih relevan digunakan kembali atau relevan
dengan catatan perbaikan tertentu. Hal senada dijelaskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2005 yang menjelaskan bahwa masa pemakaian buku pelajaran
ditetapkan selama 5 tahun. Tujuan dari penetapan masa pakai ini adalah agar seluruh buku teks
pelajaran harus kuat dari segi mutu atau kualitasnya, sehingga dapat bertahan dan terus dipakai
sebagai referensi belajar. Menurut Sitepu (2006) menjelaskan bahwa setelah 5 tahun masa
pemakaian buku pelajaran, hendaknya ada sebuah sistem evaluasi yang mengkaji ulang kualitas
buku tersebut, sehingga apabila ada perbaikan dapat dilakukan secara tepat dan cepat.

PENUTUP
Simpulan
Tak dapat dipungkiri, bahwa semakin berkembangnya jaman, maka semakin berat
tantangan bagi buku teks pelajaran agar tetap eksis dan tidak tergantikan. Salah satu cara agar
buku teks pelajaran dapat terus bertahan adalah menguatkan kualitas atau mutu dari buku
tersebut. Buku teks yang berkualitas akan terus dipergunakan sebagai referensi atau rujukan
dalam pembelajaran karena sudah dapat dipastikan lulus dalam berbagai aspek dan kriteria
penentuan kualitas buku teks pelajaran. Perlu adanya pengontrolan proses pengadaan buku teks
pelajaran dan penetapan masa pakai buku teks dengan tujuan agar selalu dapat mengontrol
bagaiaman kualitas buku teks yang telah beredar dan digunakan oleh para pembacanya, dalam
hal ini siswa. Hal ini sangatlah penting karena buku teks pelajaran yang berkualitas akan
berdampak baik pada hasil belajar atau prestasi belajar siswa kedepannya.

DAFTAR RUJUKAN
Efendi, A. 2009. Beberapa Catatan Tentang Buku Teks Pelajaran di Sekolah. Jurnal Pemikiran
Alternatif Kependidikan, 14(2): 320-333.
Muljono, P. 2007. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jurnal Penelitian, 2(1): 56-60.
Purwanta, H. 2012. Kualitas Penyajian Buku Teks Pelajaran Sejarah SMA 1975-2008. Jurnal
Penelitian, 15(2): 61-83.
Pusat Perbukuan. 2017. Laporan Hasil Penilaian Buku Teks Pelajaran SD, SMP, dan SMA.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rahmawati, G. 2015. Buku Teks Pelajaran Sebagai Sumber Belajar Siswa di Perpustakaan
Sekolah di SMAN 3 Bandung. EduLib Journal, 5(1): 102-113.
Rusyana, Y. 2004. Bahasa dan Sastra dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Diponegoro.
Sitepu, B.P. 2006. Penyusunan Buku Pelajaran. Jakarta: Penerbit Verbum.
Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Supriadi, D. 2000. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematika Penilaian, Penyebaran,
dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan, dan Buku Sumber. Yogyakarta: Penerbit
Adicita.
Suryaman, M. 2004. Keterbacaan Buku Pelajaran. Jogjakarta: Universitas Gadjahmada.
ScreenShot Hasil Check Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai