Anda di halaman 1dari 10

MODUL

GURU ABAD 21

OLEH:

DWI ANGGRAINI
MIRAWATI
NIDA LAILY A.
NIRA YULIKA R.
RODLIYAH FAJRIN B.
SEPTI RIKA W.
1. Karakteristik guru abad 21
Perubahan paradigma pendidikan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena
berbagai informasi terkini senantiasa mengalir kepada siswa atas kerja keras yang
dilakukannya. Bahwa di luar itu ada media lain yang membantu siswa bukan berarti
peran guru harus ditiadakan. Harus diakui dalam maraknya arus informasi pada masa
kini, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi merupakan salah satu sumber
informasi. Meskipun demikian, perannya di dalam proses pendidikan masih tetap
diperlukan, khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis dan edukatif
terhadap anak didik. Oleh karena itu, pada hakekatnya guru itu dibutuhkan oleh setiap
orang dan semua orang sangat mengharapkan kehadiran citra guru yang ideal di dalam
dirinya (Sudirman dan Bokingo, 2017).

Pada abad 21 guru harus memiliki karakteristik yang spesifik dibanding dengan
guru pada abad-abad sebelumnya. Adapun karakteristik menurut Susanto (2013), yang
dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Memiliki semangat juang dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan
ketakwaan yang mantap.
2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di
sekitarnya.
3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi.
4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai
permasalahan.
5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi.
6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.
Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar profesional.
Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang
profesional. Masing-masing adalah:
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran & pembelajaran)
7. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
9. Memiliki kemahiran konseling
Menurut Mulyana (2010), Ciri Guru Kreatif adalah Seorang guru harus
mempunyai sifat kreatif dan berkarakter, guru yang kreatif adalah yang mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut: Fluency, artinya guru mampu menghasilkan ide-ide yang akurat
sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fleksibility, artinya uru mampu membuka
pikiran. Originality, artinya mampu menciptakan ide baru. Elaboration, artinya
seorang guru mampu melihat suatu masalah secara mendetail.Guru yang kreatif
adalah guru yang mampu menghasilkan ide-ide baru, membuka pikiran baik guru
itu sendiri maupun peserta didik dan dapat menguasai masalah dan serta
menyelesaikannya.
2. Tantangan guru di abad 21
Guru di abad 21 ditantang untuk melakukan akselarasi terhadap perkembangan
informasi dan komunikasi. Pembelajaran dikelas dan pengelolaan kelas harus disesuaikan
dengan standar kemajuan perkembangan informsi dan Teknologi. Menurut susanto
(2013), terdapat 7 tantangan guru di abad ke 21 sebagai berikut:
1. Teaching of multicultural society, artinya guru mengajar ditengah-tengah
masyarakat yang memiliki keragaman budaya dengan kompetensi berbagai
macam bahasa.
2. Teacing for constuction of meaning, artinya guru mengajar dengan mengkonstruk
makna atau konsep.
3. Teaching of active learning, artinya mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technologi, artinya guru mengajar dengan berbasi teknologi.
5. Teaching with new view abaut abilities, artinya guru mengajar dengan pandangan
baru dengan kemampuan.
6. Teaching in choice, artinya guru mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accounitability, artinya guru mengajar dan akuntabilitas.
3. Peranan Guru dalam Abad 21
Guru adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran, yang membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas dan pribadi yang berpengaruh besar dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus bisa membawa peserta didik ke tujuan yang
ingin dicapai serta seorang guru harus memiliki wawasan yang luas dan mempunyai
wibawa. Hal ini juga dikemukakan oleh Cece Wijaya, dkk (1992), guru harus
berpandangan luas dan kriteria sebagai seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan,
dalam proses pembelajaran guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi guru juga harus
berfungsi sebagai pembelajar.
Guru memiliki peran yang besar, tidak hanya cukup mengajar saja tetapi guru
juga harus berperan sebagai pendidik, pembimbing dan pemberi arahan, inilah yang
dimaksud dengan guru sebagai pembelajar. Sebagai pendidik guru harus memiliki
berbagai kemampuan, dimana sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai pendidik
yang profesional. Baik kompetensi secara personal maupun kompetensi profesi dan
sosial. Ukuran pendidikan yang dikatakan maju dalam suatu negara tergantung dari
kualitas guru. Salah satu kriteria seorang guru adalah memiliki kemampuan mengajar
atau pedagogik untuk mendidik dan menyajikan proses pendidikan yang mampu
dipahami, dimengerti oleh peserta didik, bahkan menjadi penyemangat peserta didik,
dalam proses pembelajaran tentunya peran guru didukung dengan adanya kemampuan
guru dalam menguasai materi. Tidak hanya menguasai materi saja guru juga harus
memberikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang
mendorong guru harus terus belajar dan belajar tanpa memandang usia.
Guru sendiri adalah pembelajar, yang selain mengajar secara wajar juga harus
terus belajar, membaca, menulis, serta menghasilkan bahan-bahan ajar dan karya-karya
ilmiah yang relevan (Jansen, 2010 : 95-96). Seorang guru akan menjadi tolok ukur dari
keberhasilan setiap peserta didik, jika guru memiliki potensi mental–intelektual-spiritual
yang berkembang maksimal menjadi kecerdasan, karakter, kompetensi dan ketrampilan
akademis atau dapat diartikan hanya guru yang mau bekerja keras secara rutin yang dapat
mengembangkan dirinya. Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan ,
melatih melatih, menilai dan mengevaluasi peserrta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat beberapa pendapat yang
menjelaskan mengenai peran yang dimiliki oleh guru, antara lain adalah:
a. Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang
dapat memberikan nasihatnasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-
nilai, dan sebagai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
b. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam
hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam
hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya
dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
c. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran seharihari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
siswa.
d. Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa
peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga
berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru yang sudah


dikemukakan, Sardiman (2011: 144-146) merincikan peranan guru tersebut menjadi 9
peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut yaitu:

a. Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi


lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal
pelajaran dan lain-lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar
harus diatur oleh guru agar dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
belajar pada diri guru maupun siswa.
c. Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement
untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas)
dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses
belajar.
d. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
citakan.
e. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide
yang dicetuskan hendaknya adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh
oleh anak didik.
f. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak
selakuk penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar misalnya dengan menciptakan susana kegiatan
pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
h. Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau
solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik. Mediator juga dapat
diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan media
pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
i. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati
perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh
dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus
dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus
dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
4. KETRAMPILAN GURU ABAD 21
Menurut International Society for Technology in Education karakteristik
keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi
keterampilan guru abad 21 kedalam lima kategori, yaitu :
a. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan
indikator diantaranya adalah sebagai berikut :
 Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran
kreatif dan inovatif.
 Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan
memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-
sumber digital.
 Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk
menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan
konseptual dan proses kreatif siswa.
 Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara
melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain
baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui lingkungan virtual.
b. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era
digital, dengan indikator sebagai berikut :
 Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang
mengintegrasikan tools dan sumebr digital untuk mendorong belajar
dan kreatifitas siswa.
 Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang
memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan
aktif dalam menyusun tujuan belajarnya, mengelola belajarnya sendiri
dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
 Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat
memenuhi strategi kerja gaya belajar dan kemampuan menggunakan
tools dan sumber-sumber digital yang beragam.
 Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai
dengan standar teknologi dan konten yang dapat memberikan
informasi yang berguna bagi proses belajar siswa maupun
pembelajaran secara umum.
c. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator
sebagai berikut :
 Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer
pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru.
 Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan
tool-tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan dan
inovasi siswa.
 Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang
tua, dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital.
 Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada
tool-tool digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan
memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian
dan belajar.
d. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital,
dengan indikator diantaranya sebagai berikut :

 Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis


dalam menggunakan teknologi informasi digital, termasuk menghagrai
hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.
 Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan
akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan sumber belajar
digital lainnya.
 Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi
sosial terkait dengan penggunaan teknologi informasi.
 Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan
kesadaran global melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan
siswa dari budaya lain menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi
digital.
e. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan
indikator sebagai berikut :
 Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali
penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan pembelajaran.
 Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi
teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan
penggabungan komunitas, dan mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
 Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek
profesional terkini terkait dengan penggunaan efektif daripada tool-
tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan pembelajaran.
 Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri
terkait dengan profesi guru baik di sekolah maupun dalam komunitas.
RUJUKAN
Cece Wijaya, dkk. (1992). Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
H.A.R. Tilaar. (1998). Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan.
Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyana A. Z,. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta:
Grasindo. hlm. 133.

NETS·T. 2008. “International Society for Technology in Education”. ISTE® is a registered


trademark of the International Society for Technology in Education.
http://www.iste.org/nets
Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sudirman., dan Bokingo, Agus Harki. 2017. Teachers Of The Year: Kinerja Guru Dalam
Bingkai Perkembangan Pendidikan Abad 21. The Second Progressive and Fun Education
Seminar. Universitas Gorontalo.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai