Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA

PADA LAPISAN PERMUKAAN


(Studi Kasus : Jalan Raya Desa Kapur, Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya,
Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat)

Ray Bernad A. Sirait 1) Syafaruddin A.S 2)


Eti Sulandari 2)

Abstrak
Secara umum jalan dibangun sebagai prasarana untuk memudahkan mobilitas dan
aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah
diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi, pertanian serta sektor lainnya. Mengingat
manfaatnya yang begitu penting maka dari itulah sektor pembangunan dan pemeliharaan jalan
menjadi prioritas untuk dapat diteliti dan dikembangkan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta
pemeliharaannya. Ruas jalan Raya Desa kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya
sepanjang sekitar 3,00 km mengalami kerusakan yang cukup signifikan, baik kerusakan ringan
maupun kerusakan berat pada beberapa ruas jalan dan hampir sepanjang ruas jalan tersebut.
Kerusakan jalan ini cukup mengganggu kelancaran arus lalu lintas yang ada, baik menuju Kumpai,
Kubu Raya maupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat
kerusakan pada permukaan jalan dan mengetahui nilai kondisi kerusakan perkerasan jalan. Serta
memberikan rekomendasi perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode PCI
(Pavement Condition Index). PCI (Pavement Condition Index) adalah sistem penilaian kondisi
perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan
sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Setelah melakukan analisa kondisi permukaan perkerasan
jalan menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index), maka didapat nilai PCI tiap-tiap unit
sampel yang menunjukkan hasil kondisi perkerasan jalan yang terjadi pada ruas jalan Raya Desa
Kapur mulai dari STA 0 + 000 s/d STA 3 + 000, setelah dirata – ratakan didapat nilai PCI sebesar
37,47 dan tergolong dalam tingkat kerusakan buruk (Poor). Alternatif perbaikan yang sesuai adalah
program tambalan (patching), dilapisi ulang (overlay) dan selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin.

Kata kunci : Analisa kerusakan jalan raya, Jalan Raya Desa Kapur, Pavement Condition Index

1. PENDAHULUAN sedang maupun rusak berat pada beberapa


Secara umum jalan dibangun sebagai stasiun.
prasarana untuk memudahkan mobilitas dan
aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam 2. TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah Pavement Condition Index (PCI)
diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan adalah sistem penilaian kondisi perkerasan
ekonomi, perdagangan serta sektor lainnya. jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas
Prasarana yang terbebani oleh volume kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan
lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan.
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
jalan sebagaimana indikatornya dapat
diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik
kondisi struktural maupun fungsionalnya yang
mengalami kerusakan.
Salah satu contoh jalan yang mengalami
kerusakan yaitu terlihat pada ruas Jalan Raya
Desa Kapur, Desa Kapur, Kecamatan Sungai
Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat sepanjang 3,00 km yang
mengalami kerusakan, baik rusak ringan, rusak

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN
1
PCI ini merupakan indeks numerik yang b. Menghitung nilai total pengurangan (total
nilainya berkisar di antara 0 (nol) sampai deduct value / TDV ) untuk masing-
dengan 100 (seratus). Nilai 0, menunjukkan masing unit penelitian. Total Deduct
perkerasan dalam kondisi sangat rusak, dan Value (TDV) adalah nilai total dari
nilai 100 menunjukkan perkerasan masih individual deduct value untuk tiap jenis
sempurna. kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada
PCI ini didasarkan pada hasil survey pada suatu unit penelitian.
kondisi visual. Tipe kerusakan, tingkat c. Menghitung nilai koreksi nilai
keparahan kerusakan, dan ukurannya pengurangan ( correccted deduck value
diidentifikasikan saat survei kondisi tersebut /CDV ) untuk masing-masing unit
dengan kriteria sempurna (excellent), sangat penelitian. Corrected Deduct Value
baik (very good), baik (good), sedang (fair), (CDV) diperoleh dari kurva hubungan
jelek (poor), sangat jelek (very poor), dan antara nilai TDV dengan nilai CDV
gagal (failed). dengan pemilihan lengkung kurva sesuai
dengan jumlah nilai individual deduct
Tabel 1. Penilaian PCI value yang mempunyai nilai lebih besar
dari 2.
NILAI PCI KONDISI d. Jika nilai CDV telah diketahui, maka nilai
0 – 10 Gagal ( Failed ) PCI untuk tiap unit dapat diketahui
dengan :
11 – 25 Sangat Buruk (Very Poor ) e. Menghitung nilai pavement condition
26 – 40 Buruk ( Poor ) index ( PCI ) untuk masing-masing unit
penelitian
41 – 55 Sedang ( Fair )
56 – 70 Baik ( Good ) PCI (s) = 100 – CDV
71 – 85 Sangat Baik ( Very Good )
86 – 100 Sempurna ( Excellent ) Untuk nilai PCI secara keseluruhan:
Sumber :Hary Christady Hardiyatmo,2007 ∑𝐏𝐂𝐈(𝐬)
PCI =
𝐍

2.1 Penilaian Kondisi Perkerasan a. Menghitung nilai rata-rata PCI dari semua
a. Menghitung kadar kerusakan (density) unit penelitian pada suatu jalan yang
yang merupakan persentase luasan diteliti untuk mendapatkan nilai PCI dari
kerusakan terhadap luasan unit penelitian. jalan tersebut.
b. Menentukan kondisi perkerasan jalan
𝑨𝒅
Density = × 100% dengan menggunakan PCI.
𝑨𝒔

a. Menghitung nilai pengurangan (deduct 3. METODOLOGI


value) untuk masing-masing unit 3.1. Rencana Bagan Alir Penelitian
penelitian. Deduct Value adalah nilai Secara garis besar, prosedur atau
pengurangan untuk tiap jenis kerusakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam
yang diperoleh dari kurva hubungan menganalisa kerusakan jalan tersebut melalui
antara density dan deduct value. Deduct proses yang tergambar dalam bagan alir (flow
value juga dibedakan atas tingkat chart) sebagai berikut :
kerusakan untuk tiap-tiap jenis kerusakan.

2
PERMASALAHAN

IDENTIFIKASI
MASALAH

Studi Literatur Pengambilan Data

DATA PRIMER :
DATA SEKUNDER :  Jenis dan tingkat
 Data Curah Hujan kerusakan.
 Data LHR

Analisa Data
Menggunakan Metode
PCI

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.2 Alat-Alat Yang Digunakan


Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Pelaksanaan penelitian memerlukan
perkerasan lentur di Jalan Raya Desa Kapur, beberapa alat yang digunakan untuk
Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, mengidentifikasi jenis dan tingkat kerusakan
Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan yang terjadi.
Barat sepanjang 3,00 km yang hanya memiliki a. Meteran pita, untuk mengukur panjang
1 jalur, 2 lajur, tak terbagi dengan lebar jalan 5 dan luas kerusakan serta panjang
m. persegmen penelitian.
Penelitian dilakukan langsung studi b. Penggaris, untuk mengukur kedalaman
lapangan dan pengambilan data direncanakan kerusakan alur, lubang, amblas, dsb.
selama kurang lebih 2 minggu guna untuk c. Form survei, untuk data hasil survei
mengidentifikasi jenis dan tingkat kerusakan penelitian kondisi jalan.
yang terjadi, yang dimulai dari persimpangan d. Cat semprot, untuk menulis tiap satuan
lampu merah jalan raya desa kapur ke arah stasiun.
jalan parit pak reweng menuju jalan raya e. Kamera, untuk mengambil foto
kumpai. dokumentasi
f. Manual kerusakan PCI

3
3.1.3 Studi Literatur 3.3 Analisa Data
Tujuan dari studi literatur ini adalah Langkah-langkah yang dilakukan dalam
untuk mempelajari konsep-konsep dan menganalisa data untuk menentukan nilai PCI
rumusan-rumusan yang akan dijadikan jalan tersebut adalah sebagai berikut:
pedoman atau dasar dalam penelitian ini a. menghitung density yang merupakan
sehingga dapat menentukan jawaban persentase luasan kerusakan terhadap
sementara dari masalah yang terjadi. luasan unit penelitian,
b. menghitung nilai pengurangan
3.1.4 Pengumpulan Data (deduct value)
Pengumpulan data dengan observasi c. menghitung nilai total pengurangan
langsung atau pengamatan langsung adalah (total deduct value / TDV) untuk
cara pengambilan data yang menggunakan masing-masing unit penelitian,
mata visual tanpa bantuan alat standar lain d. menghitung nilai koreksi nilai
untuk keperluan penelitian tersebut. Ada juga pengurangan(corrected deduct value
data yang dikumpulkan dari data yang sudah / CDV) untuk masing-masing unit
ada sebelumnya, misalnya dari instansi- penelitian,
instansi terkait. e. menghitung nilai pavement condition
index (PCI) untuk masing-masing
 Data Primer unit penelitian,
Data primer yaitu data yang langsung f. menghitung nilai rata-rata PCI dari
dikumpulkan oleh peneliti atau petugas – semua unit penelitian pada suatu
petugasnya dari sumber pertama, diamati, jalan yang diteliti untuk
diteliti, dan dicatat pertama kali oleh peneliti mendapatkan nilai PCI dari jalan.
itu sendiri. Pada penelitian ini, adapun data g. menentukan kondisi perkerasan jalan
primer yang akan diambil adalah: dengan menggunakan nilai PCI.
 Jenis-jenis kerusakan yang terjadi
 Luas kerusaan pertitik kerusakan
 Luas kerusakan perstasiun 4. ANALISA DATA
 Tingkat kerusakan 4.1 Geometrik Jalan
Ruas Jalan ini merupakan jalan dengan
 Kerapatan kerusakan
satu jalur dua arah, dengan lebar perkerasan 5
 Data lingkungan sekitar
meter, sedangkan klasifikasi medannya berada
 Foto-foto dokumentasi di daerah padat dan ramai penduduk, sehingga
 Data LHR sebagian besar badan jalan mudah mengalami
kerusakan yang mengakibatkan kinerja jalan
 Data Sekunder kurang maksimal, dan sebagian besar drainase
Data sekunder lazimnya telah tersusun jalan tidak berfungsi dengan baik, bahkan
dalam bentuk dokumen atau dapat juga berupa banyak drainase yang mengalami kerusakan
hasil laporan penelitian orang lain yang dapat yang mengakibatkan tidak lancarnya
dipertanggung jawabkan keabsahannyan. Data pembuangan air hujan atau air yang masuk ke
sekunder yang diambil berupa: badan jalan yang mengakibatkan genangan,
 Tinjauan literatur. sehingga air menyerap kedalam struktur
 Data Curah Hujan Harian. perkerasan dan menyebabkan lemahnya
struktur perkerasan jalan yang mengakibatkan
3.2 Pengolahan Data kerusakan.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya
mengindentifikasi jenis dan tingkat kerusakan
jalan yang terjadi pada permukaan jalan guna
untuk memperoleh suatu nilai PCI yang
selanjutnya akan digunakan untuk melakukan
urutan prioritas perbaikan kerusakan
perkerasan jalan yang terjadi.
Gambar 2. Penampang melintang jalan

4
 Tipe jalan : 1 jalur, 2 lajur, 2 arah, tak dan membagi kendaraan yang melewati jalan
terbagi (2/2 TB) tersebut menjadi tiga golongan yaitu :
 Panjang segmen penelitian : 3,00 km  Kendaraan Berat (HV) : Truck, Dump
 Lebar jalur :5m Truck, dan lain – lain
 Bahu : 1,5 m  Kendaraan Ringan (LV) : Mobil
 Marka jalan : Tidak ada Pribadi, Pick Up, dan lain – lain
 Rambu Lalu lintas : Ada  Sepeda Motor (MC)

4.2.1 Volume Lalu Lintas Yang Melewati


4.2 Volume Lalu Lintas Jalan Raya Desa Kapur
Data lalu lintas yang digunakan yaitu Survey volume lalu lintas yang
data LHR berdasarkan survey, yang dilakukan melewati ruas jalan Raya Desa Kapur
selama 3 hari yaitu hari sabtu, minggu, dan dilakukan secara bersamaan pada 2 pos
senin yang mewakili 5 hari kerja, lamanya pengamatan yaitu pada hari Sabtu, Minggu,
waktu survey diambil 12 jam atau mencakup dan Senin yang mewakili 5 hari kerja (19
hampir 12% dari arus lalu lintas selama 24 jam November 2016 sampai dengan 21 November
yantu dari pukul 06.00 – 18.00 WIB dengan 2016).
interval waktu selama 1 jam.
Adapun pembagian pengamatan survey
terbagi atas 2 segmen atau 2 pos pengamatan

Tabel 2. Jumlah Kendaraan Rata – Rata SMP per Jam


Pada Masing – Masing Pos dan Masing – Masing Hari
Pos Rata - Rata Kendaraan SMP per Jam
Hari Pengamatan Kendaraan Sepeda
Kendaraan Total
Ringan Motor
Berat (HV) Kendaraan
(LV) (MC)
1 12 114 558 684
Sabtu
2 10 108 549 667
1 5 106 527 638
Minggu
2 4 102 523 629
1 22 124 577 722
Senin
2 20 117 568 704
Sumber : Hasil Survey 2016 Dari hitungan diatas terlihat bahwa lalu
lintas harian rata-rata paling tinggi adalah hari
senin yaitu 713 smp/jam. Ini menunjukan
Dari data Tabel 4.8 dibuat jumlah rata-
bahwa jalan Raya Desa Kapur – Kubu Raya
rata hari pengamatan (sabtu, minggu, senin)
masih memenuhi standar yang ditetapkan Bina
dari total jumlah seluruh pos pengamatan (dua
Marga yaitu untuk jalan sekunder atau jalan
titik pos pengamatan), dengan perhitungan
sebagai berikut : penghubung LHR < 2000 smp/jam.

 Sabtu = (684 + 667) / 2 = 676 smp/jam


 Minggu = (638 + 629) / 2 = 634
smp/jam
 Senin = (722 + 704) / 2 = 713 smp/jam

5
4.3 Curah Hujan Harian (Mm) 4.4.1 Lubang
Maka curah hujan rata – rata selama 5 Kerusakan yang terjadi dilapangan
tahun adalah sebagai berikut : sebesar 81,633 % dari total kerusakan yang
 Jumlah curah hujan ada yaitu rusak lubang yang diakibatkan oleh
tahun 2011 = 2979,5 beban lalu lintas yang menggerus bagian-
 Jumlah curah hujan bagian kecil dari permukaan perkerasan
tahun 2012 = 3081,4 sehingga air bisa masuk yang membuat
 Jumlah curah hujan melemahnya lapisan pondasi (base) atau mutu
tahun 2013 = 3396,5 campuran lapis permukaan yang kurang baik.
 Jumlah curah hujan Air yang masuk ke dalam lubang dan lapis
tahun 2014 = 2755,2 pondasi ini mempercepat kerusakan jalan.
 Jumlah curah hujan
tahun 2015 = 2755,9 + 4.4.2 Pelapukan Dan Butiran Lepas
 Jumlah curah hujan Sebesar 13,812 % kerusakan yang
selama 5 tahun = 14968,5 terjadi yaitu Pelapukan dan butiran lepas yang
diakibatkan lemahnya pengikat antara partikel
 Rata-rata curah hujan agrerat, butiran agregat berangsur-angsur lepas
dari permukaan perkerasaan. Lepasnya
14968,5 butiran, biasanya akibat beban lalu-lintas di
 selama 5 tahun = = 2993,7 musim hujan.
5
4.4.3 Retak Kulit Buaya
Maka jumlah curah hujan selama lima Kerusakan Retak kulit buaya yang
tahun pada daerah Kubu Raya = 14968,5 mm terjadi dilapangan sebesar 0,263 % yang
atau curah hujan rata – rata selama lima tahun disebabkan oleh kelelahan akibat beban lali
2993,7 mm, termasuk curah hujan tinggi atau lintas yang berulang-ulang. Retak dimulai dari
diatas normal (>900 mm/th). bagian bawah permukaan aspal (atau pondsi
yang distabilkan), dimana tegangan dan
4.4 Jenis-Jenis Kerusakan Yang Terjadi regangan tarik sangat besar dibawah beban
Setelah di lakukan analisa di lapangan. roda dan merambat ke permukaan yang
Pada ruas jalan tersebut banyak mengalami awalnya berupa suatu rangkaian retak-retak
kerusakan, baik tingkat kerusakan ringan, memanjang.
kerusakan sedang, maupun kerusakan berat,
sehingga kerusakan – kerusakan tersebut 4.4.4 Retak Pinggir
sangat mengganggu kenyamanan aktifitas
Kerusakan Retak Pinggir ini terjadi
pengguna jalan tersebut, terutama masyarakat
dilapangan sebesar 4,292 % yang diakibatkan
disekitarnya.
oleh kurangnya dukungan dari arah lateral,
Tingkat kerusakan yang terjadi pada
kembang susut tanah disekitarnya dan bahu
ruas jalan sepanjang 3,00 Km tersebut dibagi
jalan turun terhadap permukaan perkerasan.
kedalam tiga kategori tingkat kerusakan, yaitu:
Seal coat lemah, adhesi permukaan ke lapis
a. Kerusakan Ringan (low)
pondasi (base) hilang.
b. Kerusakan Sedang (medium)
c. Kerusakan Berat (high)

Dari 60 unit sampel yang diukur pada


ruas jalan Raya Desa Kapur, Sungai Raya
tersebut didapatkan jenis- jenis kerusakan
yang terjadi, yaitu kerusakan Lubang
(Pothole), Pelapukan dan Butiran Lepas
(Weathering and Raveling), Retak Kulit Buaya
(Alligator Cracking), dan Retak Pinggir (Edge
cracking).

6
4.5 Perhitungan Metode PCI
Untuk menganalisa kerusakan tiap – tiap
segmen dengan metode PCI, maka akan
dilakukan langkah – langkah sebagai berikut.
Untuk contoh perhitungan metode PCI hanya
diambil satu unit sampel saja, yaitu pada unit
sampel 1 (Data dapat dilihat pada lembar
lampiran).

4.5.1.Contoh Perhitungan Metode PCI Unit


Sampel 1 3. Menentukan Total Deduct Value (TDV)
Adapun langkah-langkah perhitungan : Pada unit sampel 1 terdapat dua nilai
1. Menghitung kadar kerusakan pengurang yaitu 6 dan 23, maka nilai
𝐴𝑑 pengurang total (TDV) berjumlah 29. Jika
( density ) = x 100%
𝐴𝑠 hanya ada satu nilai pengurang, maka nilai
 Retak pinggir dengan derajat
pengurang total (TDV) digunakan sebagai
kerusakan sedang :
pengurang atau dipakai sebagai CDV.
 Kerusakan titik 1 : L = 1,02 m² (
4. Menentukan Corrected Deduct Value
p = 3,4 m, l = 0,3 m )
(CDV)
Ad = 1,02 m²
Untuk dapat menentukan nilai CDV pada
As = 250 m² (panjang unit sampel
sampel ini, langkah pertama adalah :
= 50 m dan lebar jalan = 5 m )
1,02 a. Tentukan jumlah pengurangan ijin
% density = x100% = 0,408 % (allowable number of deduct, m)
250
dengan menggunakan persamaan :
 Retak pinggir dengan derajat Untuk jalan dengan permukaan
kerusakan tinggi : diperkeras,
 Kerusakan titik 1 : L = 6,56 m² (
p = 8,2 m, l = 0,8 m ) mi = 1 + (9/98)(100-HDVi)
Ad = 6,56 m²
As = 250 m² (panjang unit sampel b. Setelah di hitung menggunakan
= 50 m dan lebar jalan = 5 m ) persamaan tersebut dengan nilai-
6,56 pengurangan individual tertinggi HDVi
% density = x100% = 2,624 %
250
= 23, jumlah pengurangan ijin (mi)
untuk sampel ini 8,071 dan nilai ini
 Lubang dengan derajat kerusakan
lebih besar dari 2. Angka 2 adalah
sedang:
jumlah data nilai-pengurangan (Deduct
 Kerusakan titik 1 : L = 0,24 m² (
Value). Jika nilai mi lebih besar dari
p = 0,4 m, l = 0,6 m )
jumlah data, maka untuk nilai q pada
Ad = 0,24 m²
koreksi kurva (Gambar 4.20)
As = 250 m² (panjang unit sampel
digunakan q = 2 dengan q adalah
= 50 m dan lebar jalan = 5 m )
0,24 jumlah bilangan-bilangan DV yang
% density = x100% = 0,096 % nilainya lebih besar dari 2 .
250
Dengan jumlah TDV yang di dapat
2. Menentukan deduct value adalah 29. Maka nilai CDV dapat di
 Dari grafik untuk retak pinggir dengan lihat pada koreksi kurva dengan q = 2
nilai densitas 0,408 % dan 2,624 % adalah 22.
dengan tingkat kerusakan sedang dan
tinggi diperoleh nilai deduct value 5. Menghitung nilai PCI unit
sebesar 6 pada kerusakan sedang dan PCIs = 100 – CDV= 100-22 = 78
23 pada kerusakan tinggi.
Dimana nilai PCI ini merupakan nilai PCI
untuk segmen 1, yang menunjukan bahwa
kondisi perkerasan masih sangat baik ( very
good ). Namun kondisi perkerasan yang
mengalami kerusakan perlu mendapat

7
perhatian yang serius, agar kerusakan yang Jika dilihat dari hasil analisa olahan data
terjadi tidak semakin bertambah apabila tidak menggunakan metode PCI, dengan hasil nilai
cepatdilakukanperbaikan. PCI sebesar 37,47 yang menunjukkan jalan
Dimana nilai PCI ini merupakan nilai tesebut dalam kondisi buruk, maka jalan
PCI untuk seluruh segmen, yang menunjukan tersebut yang mengalami kerusakan lubang-
bahwa kondisi perkerasan dalam kondisi lubang perlu dilakukan penambalan (patching)
Buruk (poor). Segmen jalan yang mengalami serta dilapisi ulang (overlay) agar bekas
kerusakan perlu mendapat perhatian, agar tambalan yang dilakukan dan retakan–retakan
kerusakan yang terjadi tidak semakin serta keruskan-kerusakan lain yang terjadi di
bertambah apabila tidak cepat dilakukan sepanjang jalan tersebut tertutupi oleh aspal
perbaikan. hotmix agar air tidak cepat meresap kedalam
Penyebab kondisi perkerasan dalam lapisan jalan yang menyebabkan semakin
kondisi buruk ini bisa disebabkan oleh bertambah parahnya kerusakan yang terjadi.
beberapa faktor lingkungan, seperti kondisi
curah hujan yang tinggi (> 900 mm/th) di
tambah lagi dengan kondisi drainase yang 5. KESIMPULAN DAN SARAN
buruk sehingga mengakibatkan terjadinya 5.1 Kesimpulan
kerusakan pada permukaan jalan, walaupun a. Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan
tingkat keramaian lalulintas yang terjadi Raya Desa Kapur didominasi oleh
sangat kecil. kerusakan lubang sebesar 81,633 %
Keadaan lapangan mencakupi antara dari total kerusakan yang ada. Dan
lain : kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
a. Prosentase kendaraan 713 SMP / Hari dari penanganan kerusakan
dan tidak melebih kapasitas kelas (pemeliharaan jalan) tidak dilakukan
jalan, dengan LHR rata – rata kurang secara dini dan tepat (kerusakan lubang
dari 2000 SMP / hari. yang terjadi akibat dari kerusakan-
b. Keadaan iklim, curah hujan pada kerusakan kecil yang terus menerus
daerah ini cukup tinggi dengan curah dibiarkan, misalkan kerusakan retak
hujan rata-rata selama 5 tahun sebesar yang telah menjadi lubang). Ditambah
2993,7 mm yaitu berkisar diatas lagi kondisi drainase yang kurang baik
normal (> 900 mm/th). dan tidak berfungsi, sehingga
c. Keadaan drainase, kondisi drainase mempercepat proses kerusakan yang
pada ruas jalan Raya Desa Kapur, terjadi pada lapisan permukaan jalan.
Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, b. Setelah dilakukan analisa perhitungan
Kabupaten Kubu Raya dalam kondisi menggunakan metode PCI (Pavemanet
buruk/sebagian besar tidak berfungsi Index Condition), didapat nilai rata –
karena tersumbat rerumputan dan rata PCI sebesar 37,47 yang
sampah. Dan beberapa ruas tidak menunjukkan kondisi perkerasan jalan
memiliki drainase. dalam kondisi Buruk (Poor).
c. Setelah didapat hasil analisa lapangan
dan nilai yang di hitung dengan metode
4.6 Rekomendasi Perbaikan PCI (Pavemanet Index Condition)
Methode sphal Institute juga
kondisi kerusakan jalan dapat diberikan
merekomendasikan tindakan pemeliharaan dan rekomendasi perbaikan jalan dengan
perawatan yang ditentukan berdasarkan nilai metode Asphalt institute MS-17 yaitu
kondisi jalan yang diperoleh dari hasil analisa
dilakukan penambalan (paching) serta
data yang dipakai sebagai indikator dari tipe
dilapisi ulang (overlay).
dan tingkat besarnya pekerjaan perbaikan yang
akan dilakukan
5.2 Saran
Dari hasil penelitian evaluasi tingkat
kerusakan pada ruas Jalan Raya Desa Kapur,
Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya,
Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan
Barat yang dilakukan, peneliti mencoba

8
memberikan suatu saran-saran yang bersifat Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995,
terbatas mengenai kerusakan – kerusakan yang Manual Pemeliharaan Rutin Untuk
terjadi pada ruas jalan tersebut. Saran – saran Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.
yang dapat diberikan yaitu: No. 002/T/Bt/1995,-Metode
a. Untuk dapat mempertahankan jalan ini Perbaikan Standar, Departemen
dalam kondisi baik, maka sistem Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
pemeliharaan yang ada sekarang perlu Bina Marga.
dikaji ulang dengan membuat sistem
pemeliharaan yang benar-benar Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995,
terprogram sesuai dengan identifikasi Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan
tingkat kerusakan yang terjadi, agar Jalan Kabupaten, Petujuk Teknis No.
dapat menghemat biaya anggaran 024/T/Bt/1995, Departemen Pekerjaan
perbaikan jalan tersebut. Umum, Direktorat Jenderal Bina
b. Untuk penelitian-penelitian berikutnya Marga.
dapat membandingkan metode ini
(PCI) dengan metode-metode lain Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan
seperti Bina Marga dan Asphal Raya, Edisi-1, Gajah Mada University
Institute untuk mengetahui kondisi Press, Yogyakarta.
permukaan jalan.
c. Disarankan dapat menghitung tebal Munandar, Aris, 2015, Analisa kondisi
perkerasan sesuai dengan kondisi di kerusakan jalan pada lapisan
lapangan dan keperluan jalan tersebut, permukaan (studi kasus : Jalan Adi
serta merancang drainase yang lebih Sucipto Sungai Raya, Kubu Raya).
baik. Skripsi Fakultas Teknik UNTAN,
Jurusan Teknik Sipil.

DAFTAR PUSTAKA Sukirman, S., 1992, Perkerasan Lentur Jalan


Asphalt Institute MS-17, Asphalt Overlay for Raya, Nova, Bandung.
Highway and Street Rehabilitation,
Asphalt Institute (Manual Series no. Suryawan, A., 2005, Perkerasan Jalan Beton
17), Second Edition, Kentucky, USA. Semen Portland (Rigid Pavement)-
Perencanaan Metode AASHTO 1993,
Aydi, M., 2012, Evaluasi Tingkat Kerusakan Spesifikasi, Parameter Desain, Contoh
Jalan Menggunakan Metode Perhitungan, Beta Offset, Yogyakarta.
Pavement Condition Index (PCI),
Skripsi Fakultas Teknik UNTAN,
Jurusan Teknik Sipil.

Departemen Pemukiman dan Prasarana


Wilayah, 2002, Rancangan Peraturan
Pemerintah Tentang Perubahan Atas
PP Nomor: 26 Tahun 1985-Tentang
Jalan, Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah.

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995,


Manual Pemeliharaan Rutin Untuk
Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.
No. 001/T/Bt/1995,-Metode Survey,
Departemen Pekerjaan Umum,
Direktorat Jenderal Bina Marga.

9
10

Anda mungkin juga menyukai