Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP TRANSPORTASI

Dosen Pengampu: Drs. Suhardjo, M.Pd

Disusun Oleh

Andi Maulana 1402618020


Aulia Nur Izzati 1402618073
Hizkia Tuejeh 1402618055
Silvia Widyarini 1402618012

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Pengaruh
globalisasi terhadap transportasi”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun pengetahuan kepada para pembaca.

Jakarta, November 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini, manusia dituntut untuk terus bermobilisasi di masa percepatan seperti
saat ini. Perkembangan aspek-aspek ekonomi, politik, dan sosial budaya menuntut
individu-individu lebih kritis dalam merancang inovasi-inovasi serba praktis dan serba
efisien. Seiring berkembangnya suatu zaman, semakin banyak perkembangan yang terjadi
di dalam dunia ini yang semakin lama semakin maju dan canggih. Apalagi di dalam era
globalisasi ini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diakses secara mudah, seperti
teknologi transportasi.
Globalisasi adalah suatu proses di mana hubungan-hubungan atau transaksi ekonomi,
politik, dan sosial kultural makin tak memperhitungkan batas-batas negara dan
mengaburkan batas kedaulatan suatu negara. Selain itu, definisi globalisasi menurut Steger
adalah kondisi sosial yang ditandai dengan adanya interkoneksi ekonomi, politik, budaya,
dan lingkungan global dan arus yang membuat banyak dari perbatasan saat ini sudah ada
dan batas-batas tidak relevan. Dalam arti lain, Globalisasi membawa pengaruh dalam
perkembangan pesat macam-macam teknologi penggerak perkembangan ekonomi, politik,
dan sosial budaya, dimana salah satunya ditunjang oleh aspek teknologi transportasi.
Teknologi transportasi sendiri merupakan sebuah teknologi yang yang mampu
mendukung pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan dan diciptakan untuk memudahkan mobilitas atau perpindahan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam merancang suatu perkembangan teknologi
transportasi, terkadang dapat dijumpai hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh
beberapa faktor pada era Globalisasi.
Terdapat korelasi yang saling komplementer antara globalisasi dengan teknologi
transportasi. Keduanya seperti ujung seutas tali, saling diperlukan untuk mengikat.
Terlebih dalam aspek kependudukan, globalisasi kian berkembang seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk yang memiliki kaitan pula dengan perkembangan
teknologi transportasi yang dirancang guna menyesuaikan kebutuhan mobilisasi para
penduduk. Sehingga, apabila dikaji lebih lanjut, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
kausalitas antara jumlah penduduk yang dituntut bermobilisasi di era Globalisasi dengan
perkembangan teknologi transportasi modern di masa kini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian globalisasi menurut para ahli?
2. Bagaimana sejarah perkembangan transportasi di dunia dan Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan transportasi modern di era globalisasi?
4. Bagaimana kaitan antara jumlah penduduk saat ini dengan kemajuan transportasi?
5. Bagaimana dampak positif dan negatif globalisasi terhadap transportasi?
6. Bagaimana solusi permasalahan yang dihasilkan oleh perkembangan transportasi di era
globalisasi?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian globalisasi menurut para ahli.
2. Mengetahui sejarah perkembangan transportasi.
3. Mengetahui perkembangan transportasi modern di era globalisasi.
4. Mengetahui kaitan antara jumlah penduduk saat ini dengan kemajuan transportasi.
5. Mengetahui dampak positif dan negatif globalisasi terhadap transportasi.
6. Mengetahui solusi permasalahan yang dihasilkan oleh perkembangan transportasi di
era globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli


 Menurut Selo Soemardjan
Definisi globalisasi menurut Selo Soemardjan merupakan sebuah suatu proses
terbentuknya sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di seluruh
dunia.
 Menurut John Huckle
Globalisasi merupakan suatu proses dengan kejadian, kegiatan dan keputusan di salah
satu belahan dunia yang berubah menjadi suatu konsekuensi yang signifikan untuk
seluruh masyarakat di daerah yang jauh sekalipun.
 Menurut Emanuel Ritcher
Berdadarkan pendapat Emanuel Ritcher, globalisasi adalah jaringan kerja global
secara bersamaan dalam menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar
dan tertutup dalam saling kebergantungan dan adanya persatuan dunia.
 Menurut Achmad Suparman
Globalisasi merupakan suatu proses untuk menjadikan benda atau perilaku sebagai
penanda atau ciri-ciri dan setiap individu dalam dunia ini tanpa dibatasi oleh suatu
wilayah.
 Menurut Sri Budi Eko Wardani
Globalisasi adalah suatu proses di mana hubungan-hubungan atau transaksi ekonomi,
politik, dan sosial kultural makin tak memperhitungkan batas-batas negara dan
mengaburkan batas kedaulatan suatu negara.
 Menurut R. Robertson
Definisi globalisasi menurut R. Robertson adalah proses mengecilnya dunia dan
meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, kesalingtergantungan dan
kesadaran global akan dunia yang menyatu di abad ke-20.
2.2. Sejarah Perkembangan Transportasi di Dunia dan Indonesia

2.2.1. Sejarah Perkembangan Transportasi di Dunia

Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan,


berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali
dengan perjalanan jarak jauh berjalan kaki pada zaman paleolitikum. Sejarah
manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki juga dibantu dengan
pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak bisa diangkat oleh
manusia dan penggunaan rakit di sungai. Beberapa rekaman mengenai transportasi
terekam dalam relief yang dipahat di batu pada daerah Mesir Kuno dan daerah
sekitarnya.

Gambar 2.1 transportasi yang terekam dalam Relief yang ditemukan di Ibukota
Assyrian Dur Sharrukin, 8 abad SM
(sumber :
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#cite_note-2).

Seiring berkembangnya suatu zaman, semakin banyak perkembangan yang


terjadi di dalam dunia ini yang semakin lama semakin maju dan canggih. Apalagi
di dalam era globalisasi ini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diakses secara
mudah, seperti teknologi transportasi. Teknologi transportasi sendiri merupakan
sebuah teknologi yang yang mampu mendukung pemindahan manusia atau barang
dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan dan diciptakan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Istilah "teknologi"
berasal dari "techne " atau cara dan "logos" atau pengetahuan. Jadi secara harfiah
teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Berikut perkembangan
transportasi sebelum dan sesudah industrialisasi.
1. Perkembangan Transportasi Sebelum Industrialisasi
Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun
sebelum masehi yang digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu
barang. Roda yang sekarang kita pakai mempunyai sejarah pula seperti gambar
di bawah ini.

Gambar 2.2 sejarah perkembangan roda yang makin kesini semakin ringan
(sumber : https://blog.ruangguru.com/sejarah-perkembangan-transportasi).
Pada tabel di bawah ini ditunjukkan perkembangan didalam transportasi dari
zaman ke zaman.

Tahun Temuan

3500 SM Penemuan roda, sebagai cikal bakal transportasi modern

3500 SM Kapal pertama sekali dikembangkan

2000 SM Kuda digunakan oleh manusia untuk transportasi

770 Sepatu kuda digunakan untuk pertama sekali

1492 Leonardo Da Vinci membuat lebih dari 100 gambar rancangan pesawat terbang

1620 Cornelis Drebbel membuat kapal selam pertama

Blaise Pascal menciptakan bus angkutan umum pertama yang ditarik kuda
1662
melayanai trayek tetap, berjadwal dan penerapan sistem tarif

1769 Mobil pertama yang digerakkan dengan mesin uap

Kapal uap praktis pertama dikembangkan oleh Marquis Claude Francois de


1783
Jouffroy d'Abbans - yang menggunakan roda kayuh

1790 Sepeda pertama sekali ditemukan dan digunakan


Dari gambaran diatas jelas terlihat dalam kehidupan manusia
kuda merupakan salah satu moda transportasi yang paling penting, dan
penggunaannya masih tetap saja masih kita lihat dalam kehidupan modern
kita. Kuda banyak tercatat dalam sejarah dalam bentuk tunggangan ataupun
kereta kuda yang banyak ditemukan dalam relief-relif yang merupakan fakta
sejarah.

Gambar 2.3 relief kuda yang digunakan antara 23 000 sampai dengan 12 000
tahun yang lalu pada peralatan yang digunakan masyarakat di Eropa
(sumber :
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#cite_note-
2).

2. Perkembangan Transportasi Setelah Zaman Industrialisasi


Perkembangan transportasi setelah zaman industrialisasi berjalan dengan
sangat cepat, inovasi berkembang sangat cepat demikian juga penggunaan
transportasi berjalan dengan sangat cepat, dimulai dengan penerapan mesin
uap untuk angkutan kereta api dan kapal laut, kemudian disusul dengan
ditemukannya mesin dengan pembakaran dalam. Penemuan selanjutnya yang
sangat mempengaruhi sistem transportasi adalah dengan dikembangkannya
mesin turbin gas, yang kemudian menjadi turbo jet yang digunakan pada
pesawat terbang. Di transportasi laut penemuan yang spektakuler adalah
dengan pengembangan bahan bakar nulir, banyak digunakan untuk kapal
selam. Pada Tabel berikut ditunjukkan perkembangan sistem transportasi.
Tahun Temuan

Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard Trevithick yang kemudian
1801
disempurnakan oleh George Stephensen

Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang digerakkan dengan mesin dengan
1858
pembakaran dalam

1867 Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan bakar

Werner von Siemens merancang dan mengembangkan kereta api listrik yang
1879
pertama

1885 Bens membuat kendaraan produksi pertama

1899 Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon udara pertama

Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara
1903
membuat penerbangan pertama

Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan untuk pembuatan mobil
1908
secara massal

1926 Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan


1932 Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas Hambatan pertama

Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang
1939
dibuat Hans von Ohain ditahun 1936

1942 Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor Sikorsky

1947 Pesawat supersonik pertama dterbangkan

1953 Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama diluncurkan

Permasalahan yang kemudian timbul dengan perkembangan transportasi


diera industrialisasi adalah jumlah penggunaan energy yang luar biasa dimana
hampir seluruh moda angkutan menggunakan energi fosil. Pembakaran energi
fosil pada transportasi modern pada gilirannya akan mengeluarkan emisi gas
buang dimana sebagian besar dari emisi gas buang tersebut berupa gas rumah
kaca yang pada gilirannya mengakibatkan pemanasan global. Oleh karena itu
belakangan ini diupayakan untuk mencari enerji alternatif yang tidak
mencemari lingkungan, mengalihkan transportasi kepada transportasi yang
ramah lingkungan.
Transportasi udara baru berkembang pada zaman industrialisasi dimana
tercatat dalam sejarah Orville and Wilbur Wright pada tanggal 17 Desember
1903, berhasil membuat penerbangan pertama, perkembangan transportasi
udara kemudian berkembang pesat, dan sekarang ini digunakan untuk
transportasi jarak menengah dan panjang. Keunggulah utama transportasi
udara adalah kecepatan tinggi, sehingga waktu bertransportasi menjadi lebih
pendek, namun biaya dan penggunaan bahan bakarnya tinggi sehingga hanya
feasible untuk penumpang dan barang dengan nilai tinggi ataupun dibutuhkan
dalam waktu yang cepat.
2.2.2 Sejarah Perkembangan Transportasi di Indonesia
1. Sejarah Kendaraan Bermotor di Indonesia
 Mobil
Kendaraan bermotor pertama hadir di Indonesia (Hindia Belanda)
tahun 1893. Orang pertama yang memiliki kendaraan bermotor di
Indonesia adalah orang Inggris, John C Potter, yang bekerja sebagai
Masinis Pertama di Pabrik Gula Oemboel, Probolinggo, Jawa Timur.
Potter memesan langsung sepeda motornya ke pabriknya, Hildebrand
und Wolfmuller, di Muenchen, Jerman. Potter pun satu-satunya orang
yang menggunakan kendaraan bermotor di Indonesia pada saat itu.

Gambar 2.4 diyakini, John C. Potter adalah salah satu dari dua orang laki – laki
dalam mobil kuno ini
(sumber:
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#cite_note-2).
Industri otomotif Indonesia dimulai tahun 1920 ketika General
Motors (GM) mendirikan pabrik perakitan Chevrolet di Tanjoeng
Priok, lalu pada tahun 1955, Pemerintah Indonesia mendatangkan
mobil dari luar negeri untuk mendukung pelaksanaan Konferensi
Asia-Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 18-24 April.
Mobil-mobil itu adalah Plymouth Belvedere, Opel Kapitan, dan Opel
Kadett.
 Sepeda Motor
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum
mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di
Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di
Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal
yang menarik apabila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor
tersebut. Sedang sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di
Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach
tetapi belum dijual untuk umum. Tahun 1893, sepeda motor pertama
yang dijual untuk umum dibuat oleh pabrik sepeda motor Hildebrand
und Wolfmüller di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga
digunakan untuk menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan
Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan pada
merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya
adalah Ariel Motorcycles di Inggris.

Gambar 2.5 sepeda motor Minerva buatan Belgia amenarik wagon


(sumber :
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#cite_note-
2).

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri


sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama
awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki
oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya
merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk
CKD (completely knock down). Pabrik sepeda motor Yamaha mulai
beroperasi di Indonesia sekitar tahun 1969, sebagai suatu usaha
perakitan saja, semua komponen didatangkan dari Jepang, baru pada
tanggal 6 Juli tahun 1974 berdiri secara resmi PT Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing.
2. Sejarah Pelayaran di Indonesia
Kapal kayu Pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad
yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an.
Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi
pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu
untuk berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok
yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok dan
memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di negeri
Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya dengan
menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan Luwu kapal
diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa
Ara, Tanah Beru dan Lemo-lemo. Masyarakat ketiga desa tersebut
kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu yang kemudian
dinamakan Pinisi.

Gambar 2.6 Pinisi di pelabuhan Paotere, Makassar


(sumber :
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#ci
te_note-2).
Perusahaan pelayaran pertama didirikan di Indonesia pada tahun 1890
oleh pemerintah colonial Belanda yaitu perusahan pelayaran KPM
(Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi) dan merupakn satu-satunya
perusahaan yang oleh pemerintah Belanda diberikan hak mnopoli di Bidang
pelayaran di Indonesia disamping kewenangan administrasi
pemerintahsampai batas tertentu yang berkaitan dengan pelayaran saat itu.
Sejarah berdirinya PT PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri
Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950 yang isinya mendirikan
Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal (PEPUSKA). Latar belakang
pendirian Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda
atas permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran
Belanda yang beroperasi di Indonesia, N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart
Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah Indonesia juga
menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi
pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih.
Pemerintah Belanda dengan tegas menolak semua permintaan yang
diajukan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total tonage 4.800
DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar berdampingan dengan
armada KPM yang telah berpengalaman lebih dari setengah abad.
Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena armada KPM
selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta
memiliki kontrak-kontrak monopoli. Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan
Pepuska resmi dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT PELNI
dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2
tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta
Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai
Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R. Ma'moen Soemadipraja
(1952-1955).
3. Sejarah Penerbangan di Indonesia
Pesawat terbang jenis Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan
kapal laut. 18 Maret 1911 Gijs Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan
pesawat tersebut terbang di Pasar Turi Surabaya, menjadi penerbangan
pesawat bermotor pertama di Indonesia. Demonstrasinya dilanjutkan ke
Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu kemudian Batavia dan Solo
menyusul. Jan Hilgers (Orang Belanda keturunan Indonesia)
mendemonstrasikan pesawat Fokker Skin terbang di Surabaya. P.A
Koezminski (orang Rusia) juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot XIa
terbang di Batavia. Keduanya melanjutkan demonstrasi di Semarang.
Beberapa penerbangannnya tidak mulus, tidak cocok dgn iklim tropis di
Indonesia.
Melihat adanya prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun
militer di Indonesia, maka pada tanggal 1 Oktober 1924 sebuah pesawat
jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan Belanda mencoba melakukan
penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang
Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan
waktu selama 55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di
Batavia dan berhasil mendarat di Cililitan yang sekarang dikenal dengan
Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Pada tanggal 1 November 1928 di
Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM (Koninklijke
Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas
kejasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM,
Pemerintah Hindia Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang lainnya
yang mempunyai kepentingan di Indonesia. Dengan mengoperasikan
pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute penerbangan tetap
Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya membuka rute Batavia-
Surabaya (pp) dengan transit di Semarang sekali setiap hari. Setelah
perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat udara yang lebih besar
seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun bertambah
yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura
seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan pertama Belanda ke Jakarta, masih
diperlukan lima tahun lagi untuk dapat memulai penerbangan berjadwal.
Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan penerbangan KLM
(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat Fokker F-78
bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian
pada tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12
dan Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut
penumpang.
Pada tanggal 25 Desember 1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM
menghadap dan melapor kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta bahwa
KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai
dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden
memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan
membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip
satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal,
Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's
vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah
Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang
tinggi diatas kepulauanmu") Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi
penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik
KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke
Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways,
pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Gambar 2.7 Pesawat Garuda Indonesian Airways


(sumber : https://makassar.tribunnews.com/2019/02/04/tribunwiki-
sejarah-garuda-indonesia-pesawat-pertama-ditumpangi-presiden-
soekarno?page=all).
4. Sejarah Perkeretaapian di Indonesia
Perjalanan panjang kereta api di Indonesia dimulai dari zaman
penjajahan Belanda Tahun 1840 sampai dengan saat ini 2018, kita rasakan
bersama belum mencapai pada tahap yang membanggakan. Infrastruktur
yang beroperasi semakin lama semakin turun jumlah maupun kualitasnya
dan belum pernah ada upaya untuk melakukan modernisasi. Hal ini secara
signifikan menyebabkan penurunan peran dari moda ini dalam konteks
penyelenggaraan transportasi nasional. Padahal dari sisi efisiensi energi dan
rendahnya polutan (karbon) yang dihasilkan, moda kereta api sangat unggul
dibandingkan dengan moda yang lain. Artinya jika diselenggarakan dengan
baik dan tepat, moda ini pasti mampu menjadi leading transportation mode
khususnya sebagai pembentuk kerangka atau lintas utama transportasi
nasional.
Secara historis penyelenggaraan kereta api dimulai sejak zaman
Pemerintah kolonial Hindia Belanda (1840-1942), kemudian dilanjutkan
pada masa penjajahan Jepang (1942- 1945) dan setelah itu diselenggarakan
oleh Pemerintah Indonesia (1945 – sekarang). Pada pasca Proklamasi
Kemerdekaan (1945-1949) setelah terbentuknya Djawatan Kereta Api
Republik Indonesia (DKARI) pada tanggal 28 September 1945 masih
terdapat beberapa perusahaan kereta api swasta yang tergabung dalam
SS/VS (Staatsspoorwagen/Vereningde Spoorwagenbedrijf atau gabungan
perusahaan kereta api pemerintah dan swasta Belanda) yang ada di Pulau
Jawa dan DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) yang ada di Sumatera Utara,
masih menghendaki untuk beroperasi di Indonesia. Berdasarkan UUD 1945
pasal 33 ayat (2), angkutan kereta api dikategorikan sebagai cabang
produksi penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak,
oleh karena itu pengusahaan angkutan kereta api harus dikuasai negara.
Maka pada tanggal 1 Januari 1950 dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA)
yang merupakan gabungan DKARI dan SS/VS.
Pada tanggal 25 Mei 1963 terjadi perubahan status DKA menjadi
Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan PP No. 22 Tahun
1963. Pada tahun 1971 berdasarkan PP No. 61 Tahun 1971 terjadi
pengalihan bentuk usaha PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA). Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan PP No. 57 tahun 1990,
PJKA beralih bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka),
dan terakhir pada tahun 1998 berdasarkan PP No. 12 Tahun 1998, Perumka
beralih bentuk menjadi PT.KA (Persero). Dalam perjalanannya PT. KA
(Persero) guna memberikan layanan yang lebih baik pada angkutan kereta
api komuter, telah menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek)
serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang membentuk
anak perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek berdasarkan Inpres No. 5
tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12
Agustus 2008. Dari sejarah transformasi kelembagaan, dapat disarikan
bahwa penyelenggaraan perkeretaapian dimulai dari swasta (pada zaman
Belanda), nasionalisasi republik, perusahaan negara (BUMN), dan sekarang
dengan regulasi yang mendorong keterlibatan swasta dalam
penyelenggaraan infrastruktur (Perpres No. 67 Tahun 2005), perkeretaapian
diarahkan untuk dapat diselenggarakan oleh swasta.

Gambar 2.8 kereta api zaman kolonial di Indonesia


(sumber : https://historia.id/politik/articles/mengenang-keretapi-zaman-
kolonial-P0MO6).
2.3. Perkembangan Transportasi Modern di Era Globalisasi
Seiring berkembangnya suatu zaman, semakin banyak perkembangan yang terjadi
di dalam dunia ini yang semakin lama semakin maju dan canggih. Apalagi di dalam era
globalisasi ini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diakses secara mudah, seperti
teknologi transportasi. Teknologi transportasi sendiri merupakan sebuah teknologi yang
mampu mendukung pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan dan diciptakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Istilah "teknologi" berasal dari "techne " atau cara dan "logos" atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Bicara tentang perkembangan transportasi, maka kita perlu mempelajari sejarah
perkembangan transportasi yang telah dibahas pada halaman sebelumnya. Pada era
modern ini semakin banyak penemuan alat-alat transportasi yang lebih baik daripada
sebelumnya, seperti penemuan Kereta kecepatan tinggi, Bus gandeng yang memiliki
kapasitas lebih banyak, monorail, Light Rail Transit dan Mass Rapid Transit. Penemuan
ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya inovasi-inovasi dalam bidang transportasi.
Namun, tidak hanya hasil inovasi beberapa transportasi yang ada juga merupakan hasil
pengembangan dari transportasi yang sudah ada. Hal ini pun mengakibatkan adanya
perkembangan kecepatan dan kapasitas dari suatu transportasi. Beberapa contoh
transportasi di era modern ini yaitu:
1. Kereta Kecepatan Tinggi
Secara umum pengertian dari Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi
massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam).
biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150
mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia untuk
kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Perancis TGV yang mencapai
kecepatan 515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen jepang telah
mencapai kecepatan 581 km/jam.
Di Indonesia sendiri, proyek pembangunan kereta cepat sudah mulai dalam
tahap pengerjaan dengan jalur yang sudah ditetapkan yakni Jakarta-Bandung. Dengan
proses pengerjaan yang dilakukan dengan cara bekerjasama antara pemerintah
Indonesia dan China selaku pihak yang memenangkan tender tersebut, Indonesia
menggandeng empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni ( Wijaya Karya, PT
Kereta Api Indonesia, PT JasaMarga, dan PT Perkebunan Nasional VIII dengan China
Railway International Co. Ltd.

2. Light Rail Transit


Kereta api ringan dikenal juga sebagai LRT sebagai singkatan Light Rail Transit
adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan
yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam
lintasan khusus, disebut juga tram. Kereta api ringan banyak digunakan di berbagai
Negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi,
sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus,
penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT
untuk mempermudah naik turun penumpang. Angkutan kereta api ringan (LRT)
adalah bentuk rel dialiri listrik yang telah dikembangkan secara bertahap dari trem
untuk sistem angkutan cepat yang sebagian dioperasikan pada jalurnya sendiri. Trem
merupakan kereta yang memiliki rel khusus didalam kota dengan Trem yang
berselang waktu 5-10 menit berangkat, merupakan solusi untuk kemacetan.
Rangkaian trem umumnya satu set (terdiri atas dua kereta) agar tidak terlalu panjang.
Disebut Light Rail karena memakai kereta ringan sekitar 20 ton seperti bus,tidak
seberat kereta api yang 40 ton. Letak rel berbaur dengan lalu-lintas kota, atau terpisah
seperti bus-way, bahkan bisa pula layang (elevated) atau sub-way, hanya untuk
sebagian lintasan saja. Light Rail Transit diciptakan pada tahun 1972 oleh U.S. Urban
Mass Transportation Administration (UMTA, pendahulu Federal Transit
Administration) untuk menggambarkan transformasi streetcar baru yang ada di Eropa
dan Amerika Serikat. Transportasi Research Board (Transportation systems Center)
menetapkan "light rail" pada tahun 1977 sebagai "moda transportasi perkotaan yang
memanfaatkan sebagian besar jalur yang disediakan tapi tidak selalu dipisahkan dari
jalan. dengan listrik mendorong kendaraan di atas rel beroperasi secara tunggal atau
dengan kereta. LRT menyediakan berbagai kemampuan penumpang dan karakteristik
kinerja pada biaya menengah."Tram atau kereta api ringan ( sekarang LRT) pernah
dikembangkan di Indonesia pada zaman pendudukan Kolonial Belanda beroperasi di
beberapa kota di Indonesia sepertidi Jakarta dan Surabaya lalu dihilangkan pada tahun
1960an, karena pada waktu itu tidak dirawat dengan baik sehingga dianggap
mengganggu lalu lintas karena sering mogok. Light Rail Transit (LRT) adalah salah
satu jenis urban passenger transportation yang beroperasi di permukaan jalan baik
memiliki jalur khusus maupun memakai jalur umum. LRT merupakan bagian dari
Mass Rapid Transit (MRT) dengan cakupan wilayah yang lebih kecil dan bentuk
armada yang lebih kompak dan ringan. LRT sudah banyak diterapkan di negara-
negara di dunia, di Asia Tenggara sendiri terdapat di Filipina dan Singapura. LRT
diSingapura termasuk dari bagian Singapore Mass Rapid Transit (SMRT) dan
mencakup dibeberapa wilayah Singapura.
3. Mass Rapid Transit
Pengertian MRT adalah sebuah sistem transportasi massal dan transit cepat
yang merupakan transportasi berbasis rel listrik yang efektif dan nyaman dan telah
terbukti hasilnya dengan banyak diterapkannya moda transportasi ini oleh kota-kota
besar yang terdapat di berbagai negara. Pengertian MRT (Mass Rapid Transit) yang
secara harfiah adalah angkutan yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar
secara cepat. Secara Umum MRT juga merupakan kategori kereta yang dioperasikan
secara otomatis tanpa harus dikendalikan oleh masinis. hanya menekan tombol dari
pusat kendali, kereta akan berjalan dengan sendirinya sampai ketujuan. MRT mampu
melaju hingga 100 km/jam. MRT yang merupakan suatu sistem transportasi perkotaan
ini memiliki kriteria utama yaitu, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat
dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan).
MRT memiliki beberapa jenis yang dilihat secara fisik diantaranya, yaitu:
 BRT (Bus Rapid Transit), Sistem transportasi berbasis jalan yang
menkombinasikan elemen stasiun dan kendaraan dengan sistem perencanaan
transportasi kota, umumnya mencakup jalur bus yang terpisah dan modernisasi
teknologi bus. BRT umumnya mencakup: Sistem turun-naik penumpang yang
cepat; Sisten tiket efisien; Stasiun dan halte yang nyaman; Teknologi bus yang
ramah lingkungan; Integrasi moda transportasi; Pelayanan konsumen yang baik.
 LRT (Light Rapid Transit), Sistem transportasi metropolitan dengan menggunakan
kereta rel listrik yang ditandai dengan kemampuan mengoperasikan gerbong
pendek seperti monorel dan trem di sepanjang jalur eksklusif baik di bawah tanah,
udara atau di jalan.
 HRT (Heavy Rapid Transit), Sistem transportasi metropolitan yang menggunakan
kereta berkinerja tinggi, digerakkan secara elektrik, beroperasi di jalur eksklusif,
tanpa jalur persilanagn, dengan peron stasiun yang besar, serta memiliki kapasitas
besar.
Di Indonesia sendiri telah memiliki MRT, yaitu MRT Jakarta. MRT Jakarta,
singkatan dari Moda Raya Terpadu Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit
cepat menggunakan kereta rel listrik di Jakarta yang dibangun mulai pada tanggal 10
Oktober 2014 dan diresmikan pada 24 Maret 2019. Layanan MRT ini diberi nama
"Ratangga". Kata ratangga merupakan kata bahasa Jawa Kuno yang berarti "kendaraan
beroda" atau "kereta". Operator layanan ini, PT MRT Jakarta, merupakan badan usaha
milik daerah yang modalnya dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2.4. Kaitan antara Jumlah Penduduk Saat Ini dengan Kemajuan Transportasi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk di
Indonesia adalah 237 juta, meningkat 15,2% dari jumlah penduduk di tahun 2000. Dari
237 juta penduduk di Indonesia, sebanyak 76 juta penduduk yang memiliki kendaraan
bermotor, berdasarkan data dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada tahun 2010,
dengan posisi tertinggi ditempati oleh sepeda motor dengan jumlah 61 juta, kemudian
mobil pribadi dengan jumlah 8 juta, dan di posisi terakhir ditempati oleh bus dan truk

sebanyak 6 juta. Dari data yang ada, pengguna kendaraan bermotor merupakan sepertiga
dari jumlah penduduk di Indonesia (2010-2011).

Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Jumlah diatas terus bertambah setiap tahunnya, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar nomor 4 di dunia.
Pertumbuhan penduduk yang massive yang terjadi di Indonesia telah menunjukkan
pertumbuhan yang cukup tinggi terhadap penggunaan kendaraan bermotor. Pertumbuhan
penduduk menyebabkan kebutuhan mobilitas yang cukup tinggi untuk setiap individu.
Selain itu, sistem mass transportation di Indonesia yang belum memadai juga merupakan
salah satu alasan terbesar mengapa banyak orang, khususnya di kota-kota besar, memilih
menggunakan kendaraan bermotor. Sistem transportasi massal yang ada saat ini hanya
dapat ditemukan di beberapa tempat saja, seperti TransJakarta di DKI Jakarta, TransJogja
di DI Jogja, Batik Solo Trans di Solo, dan Sarbagita di Bali. Itupun masih banyak masalah
yang dihadapi. Salah satunya yang dialami di ibu kota. Pemerintah Provinsi Jakarta telah
menyiapkan jalur tersendiri untuk TransJakarta, namun kemacetan masih belum bisa
dihindari. Pengguna kendaraan bermotor pribadi terus bertambah, karena masyarakat
berpikir bahwa kendaraan pribadi lebih nyaman dibandingkan dengan menggunakan
transportasi massal. Selain itu, banyak pengendara nakal yang melewati batas jalur dan
mengendarai kendaraan mereka di jalur busway TransJakarta ketika kemacetan terjadi.
Sebenarnya, Indonesia memiliki sistem transportasi massal yang kita sebut dengan
angkot/lyn (baca: len). Namun yang menjadi masalah adalah masih banyak trayek lyn yang
tidak sesuai dengan trayek yang telah dipaparkan di terminal-terminal tempat lyn tersebut
singgah. Selain itu, jadwal kedatangan lyn yang tidak pasti, terkadang bisa datang cepat,
datang tepat waktu, dan bahkan bisa datang terlambat membuat banyak orang yang malas
untuk menunggu dan menggunakan lyn. Kemudian, ketika kita menggunakan lyn, banyak
supir yang ‘ngetem’ terlebih dahulu, sehingga waktu perjalanan menjadi lebih lama dari
yang seharusnya. Dan juga, kita banyak menjumpai supir-supir lyn yang bertingkah
sembronoh ketika berkendara sehingga membuat penumpang tidak nyaman. Beberapa
alasan diatas merupakan faktor-faktor yang membuat masyarakat memilih untuk
menggunakan kendaraan bermotor yang mereka beli sendiri ketimbang menggunakan
transportasi massal yang ada.
Pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor inilah yang menyebabkan
kemacetan. Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia meningkat 11% setiap tahunnya,
namun pertumbuhan jalan yang ada di Indonesia hanya 0,01%, itu pun hanya terjadi di
jalan-jalan besar yang ada di Indonesia. Seperti yang terjadi di kota Bandung. Bandung
merupakan salah satu kota besar di Indonesia, yang merupakan kota dengan mobilitas
tinggi, aktivitas warga yang sangat beragam, dan jumlah penduduk yang sangat tinggi.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi di kota Bandung tidak hanya dari segi fertilitas.
Banyak masyrakat dari luar kota yang mengadu nasib mereka di kota kembang, baik
menetap maupun pulang-pergi. Masyarakat yang pulang-pergi inilah yang membuat
kemacetan di kota Bandung tidak dapat dihindari, terutama di jam sibuk yaitu 06.00-08.00
di pagi hari dan 16.00-18.00 di sore hari. Hal yang sama juga terjadi di kota Surabaya,
walaupun tidak separah dengan yang terjadi di kota Bandung. Semakin tinggi jumlah
penduduk maka kebutuhan akan sarana transportasi semakin meningkat. Namun ditengah
meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi, keadaan jaringan jalan di kota Bandung
bisa dibilang menggenaskan. Suatu kota idealnya memiliki jaringan jalan sebanyak 30%
dari keseluruhan luas wilayah, namun kota Bandung hanya memiliki 4% dari keseluruhan
luas kota. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan transportasi dan
keberadaan jaringan jalan sehingga kemacetan pun tidak bisa dihindari.
Inovasi-inovasi terhadap kebutuhan transportasi yang dapat mengatasi polemik ini telah
dicanangkan oleh pemerintah. Seperti di Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya
merencanakan untuk membangun sistem transportasi massal yaitu monorail yang
menghubungkan Surabaya Timur hingga Surabaya Barat dan trem yang menghubungkan
Surabaya Utara hingga Surabaya Selatan. Namun pembangunan belum dilaksanakan,
sehingga masyarakat harus menunggu untuk dapat merasakan sistem transportasi massal
baru tersebut. Dari peristiwa yang dialami setiap saat oleh penduduk Indonesia ini, saya
menyarankan kepada pemerintah untuk terus mengembangkan transportasi massal di
Indonesia dan mengurangi pertumbuhan kendaraan bermotor terutama sepeda motor dan
mnobil pribadi. Sementara menunggu terwujudnya sarana transportasi massal yang
diharapkan, langtkah penting yang dapat dilakukan pemerintah adalah mulai membenahi
sistem yang ada menjadi lebih baik, seperti membenahi sistem pada angkot/lyn, dimulai
dari trayek yang jelas dan diketahui masyarakat, kemudian etika para supir selama
menyetir lyn yang dapat membuat penumpang merasa nyaman serta aman, agar
masyarakat tidak segan untuk menggunakan transportasi massal yang saat ini ada. Selain
itu, untuk masyarakat, kurangi kebiasaan kita menggunakan kendaraan bermotor pribadi
dan beralihlah ke transportasi massal. Dengan begitu, keadaan jalan menjadi lebih leluasa,
kemacetan bisa dihindari, dan kelebihan kapasitas jalan dapat dikurangi.
2.5. Dampak Globalisasi Terhadap Transportasi
Teknologi transportasi sendiri merupakan teknologi yang mampu mendukung
pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan sebuah kendaraan
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Perkembangan teknologi transportasi di era
globalisasi tentunya sangat membantu kehidupan sehari – hari manusia. Segala perubahan
yang terjadi pada era globalisasi ini tentunya membawa berbagai pengaruh terhadap
transportasi. Dampak tersebut tentunya ada yang positif maupun negatif yang bisa
dirasakan oleh manusia di dunia.
 Dampak Positif
1) Kemajuan transportasi saat ini dapat mempersingkat waktu perjalanan sehingga
tidak memerlukan banyak waktu dalam menempuh perjalanan ke suatu tempat.
2) Gas karbon monoksida dari kendaraan bermotor bila bereaksi dengan oksigen di
udara akan menghasilkan gas karbon dioksida yang bisa dimanfaatkan oleh
tumbuhan dalam proses fotosintesis.
3) Semakin canggihnya transportasi masa kini membuat pengguna transportasi
semakin nyaman dan dimudahkan dalam menggunakan kendaraannya.
4) Semakin banyak inovasi dan pilihan jenis transportasi bagi penggunanya ketika
ingin bepergian, seperti transportasi darat, laut, dan udara yang sangat canggih.
5) Kemudahan dalam mengakses berbagai jenis transportasi. Contohnya saat ini
ketika ingin memesan tiket perjalanan sekarang tidak harus antri lama di loket,
karena bisa memesan tiket secara online dengan pembayaran melalui transfer ke
penyedia jasa transportasi tersebut.
6) Adanya pembangunan yang berkembang pesat untuk mendukung kemajuan
transportasi seperti dibangunnya bandara, jalan raya, jembatan, dan lain – lain.
 Dampak Negatif
1) Semakin canggihnya transportasi masa kini membuat banyak orang tergiur untuk
membeli kendaraan pribadi sehingga jalanan semakin macet.
2) Semakin banyaknya kendaraan yang ada di jalan menghasilkan polusi udara
sehingga pencemaran udara semakin meningkat dan membahayakan kesehatan.
3) Selain pencemaran udara, semakin banyaknya kendaraan dapat menyebabkan
pencemaran suara.
4) Meningkatkan jumlah kecelakaan lalu lintas.
5) Semakin langkanya minyak bumi seiring dengan perkembangan transportasi
karena membutuhkan bahan bakar dari minyak bumi.
6) Semakin berkurangnya lahan yang tersedia karena pembangunan fasilitas
pendukung transportasi seperti bandara, jalan raya, jembatan, dan lain – lain.
2.6. Solusi Permasalahan yang Dihasilkan oleh Perkembangan Transportasi di Era
Globalisasi
Ada beberapa hal yang menjadi masalah dari berkembang pesatnya trasnportasi.
Kecenderungan permasalahan ini dilihat dari pertumbuhan populasi dimana tingkat
kelahiran lebih besar daripada kematian dan tingkat urbanisasi pola dari desa ke kota terus
meningkat. Fakta ini diperkuat dengan data dan isu pada tahun 2013 bahwa penduduk
Indonesia mencapai 240 juta dan diprediksi pada tahun 2030 mencapai 300 juta.
Pertumbuhan populasi yang terus meningkat ini akan berbanding lurus dengan budaya
konsumerisme terhadap penggunaan transportasi.
Penggunaan transportasi yang berlebihan ini akan mengurangi budaya positif yang
diajarkan oleh bangsa Asia yaitu berjalan kaki dan akan memunculkan dampak yang salah
satunya adalah macet. Ironis jika mengeluhkan kemacetan jalan tetapi tetap menggunakan
transportasi pribadi berlebihan.
Tidak hanya itu, tantangan yang ada akan mengacu pada penggunaan bahan bakar
kendaraan. Di Indonesia, sektor transportasi merupakan konsumen Bahan Bakar Minyak
(BBM) terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Peningkatan kepemilikan kendaraan
akan berbanding lurus terhadap konsumsi bahan bakar. Selain itu, pemakaian bahan bakar
berlebih akan mengarah pada pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
masyarakat yaitu timbulnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Kebijakan dan strategi pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini maka dilakukan
beberapa strategi, yaitu melalui 3 program (Avoid, Shift, dan Improve). Avoid artinya
kurangi perjalanan jauh menggunakan moda transportasi pribadi, Shift artinya mengganti
atau pindah pada moda transportasi umum, dan Improve yaitu mengembangkan dan
meningkatkan fasilitas pelayanan publik.
Dilakukan program kebijakan angkutan umum untuk menangani masalah ini.
Peningkatan penggunaan angkutan umum akan mengarah pada pengembangan sistem
angkutan umum yang modern dan tarif yang terjangkau. Program ini diarahkan agar
mampu memberikan pelayanan setara dengan angkutan pribadi. Integrasi efektif antar
moda angkutan, sistem informasi penumpang yang baik pada semua tingkat perjalanan,
penerapan sistem tiket yang komprehensif, armada angkutan umum yang selalu diperbaiki,
memenuhi persyaratan kenyamanan dan keselamatan, manajemen operasional yang
mampu meningkatkan keteraturan, mekanisme waktu perjalanan yang singkat dan efisien,
diharapkan melalui kebijakan angkutan umum tersebut dapat menangani penggunaan
kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan jalan.
Program yang akan dilaksanan akan dan telah dilaksanan di Indonesia contohnya
seperti pengadaan angkutan sejenis Trem, Kereta Rel Listrik (KRL), Kereta Rel Diesel
(KRD), Light Trail Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit (MRT). Harapannya dengan
solusi kebijakan dan strategi angkutan umum tersebut dapat mengurangi kemacetan dan
permasalahan lainnya sehingga masyarakat dapat beralih dari menggunakan kendaraan
pribadi menjadi kendaraan umum dan mengurangi penggunaan BBM, serta emisi gas
buang yang dapat diminimalisir.
Kemudian berdasarkan riset yang dilakukan Institute For Transportation And
Development Policy (ITDP), hanya 25 persen warga Jakarta yang menggunakan
transportasi publik pada 2019. Direktur ITDP, Faela Sufa mengatakan kondisi itu berbeda
jauh dengan tahun 2010 dengan persentase pengguna kendaraan umum mencapai 57
persen. Hal tersebut dapat terjadi karena kepemilikan kendaraan pribadi tidak dikendalikan
oleh regulasi pemerintah. Pemerintah seharusnya membatasi pembelian kendaraan pribadi
seperti diadakannya kuota dan harus mengantri untuk membeli kendaraan pribadi. Opsi
lainnya pemerintah juga dapat mengadakan pembatasan waktu dan area penggunaan
kendaraan pribadi di semua jalan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
Dewasa ini, manusia dituntut untuk terus bermobilisasi di masa percepatan seperti
saat ini. Perkembangan aspek-aspek ekonomi, politik, dan sosial budaya menuntut
individu-individu lebih kritis dalam merancang inovasi-inovasi serba praktis dan serba
efisien. Seiring berkembangnya suatu zaman, semakin banyak perkembangan yang terjadi
di dalam dunia ini yang semakin lama semakin maju dan canggih. Apalagi di dalam era
globalisasi ini, segala sesuatu yang kita butuhkan bisa diakses secara mudah, seperti
teknologi transportasi. Setelah dikaji lebih lanjut, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan kausalitas antara jumlah penduduk yang dituntut bermobilisasi di era
Globalisasi dengan perkembangan teknologi transportasi modern di masa kini.
Dari peristiwa yang dialami setiap saat oleh penduduk Indonesia ini, kami
menyarankan kepada pemerintah untuk terus mengembangkan transportasi massal di
Indonesia dan mengurangi pertumbuhan kendaraan bermotor terutama sepeda motor dan
mnobil pribadi. Sementara menunggu terwujudnya sarana transportasi massal yang
diharapkan, langtkah penting yang dapat dilakukan pemerintah adalah mulai membenahi
sistem yang ada menjadi lebih baik, seperti membenahi sistem pada angkot/lyn, dimulai
dari trayek yang jelas dan diketahui masyarakat, kemudian etika para supir selama
menyetir lyn yang dapat membuat penumpang merasa nyaman serta aman, agar
masyarakat tidak segan untuk menggunakan transportasi massal yang saat ini ada. Selain
itu, untuk masyarakat, kurangi kebiasaan kita menggunakan kendaraan bermotor pribadi
dan beralihlah ke transportasi massal. Dengan begitu, keadaan jalan menjadi lebih leluasa,
kemacetan bisa dihindari, dan kelebihan kapasitas jalan dapat dikurangi.
Selain itu, pemerintah seharusnya mengendalikan kepemilikian kendaraan pribadi.
Pemerintah seharusnya membatasi pembelian kendaraan pribadi seperti diadakannya
kuota dan harus mengantri untuk membeli kendaraan pribadi. Opsi lainnya pemerintah
juga dapat mengadakan pembatasan waktu dan area penggunaan kendaraan pribadi di
semua jalan.
DAFTAR PUSTAKA

Zakky. 2018. Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli dan Secara Umum. di
https://www.zonareferensi.com/pengertian-globalisasi/ (diakses pada 24 November 24,
2019).

Bakti Kominfo. 2018. Mengetahui Dampak Globalisasi di Bidang Teknologi. di


https://www.baktikominfo.id/id/informasi/pengetahuan/mengetahui_dampak_globalisasi_di_
bidang_teknologi-676 (diakses pada 24 November).

Syardianto. 2016. Tuntaskan Permasalahan Transportasi Indonesia melalui Smart Commute


Development. di https://www.itb.ac.id/news/5060.xhtml (diakses pada 24 November 2019).

Ornata, Renjiro. 2019. Perkembangan Teknologi Transportasi dalam Era Globalisasi dan
Dampaknya bagi Manusia. di
https://www.kompasiana.com/renjiro/5d42fb000d82303aec185b33/perkembangan-teknologi-
transportasi-dalam-era-globalisasi-dampaknya-bagi-manusia?page=all (diakses pada 24
November 2019).

Prabowo, Haris. 2019. Kenapa Warga Jabodetabek Sulit Beralih ke Transportasi Umum?. di
https://tirto.id/kenapa-warga-jabodetabek-sulit-beralih-ke-transportasi-umum-efYl (diakses
pada 24 November 2019).

Wikibooks. 2018. Moda Transportasi/Sejarah Transportasi. di


https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Sejarah_transportasi#cite_note-2 (diakses
pada 24 November 2019).

Phoebe, dkk. 2019. Perkembangan Teknologi Transportasi dalam Era Globalisasi dan
Dampaknya bagi Manusia. di
https://www.kompasiana.com/renjiro/5d42fb000d82303aec185b33/perkembangan-teknologi-
transportasi-dalam-era-globalisasi-dampaknya-bagi-manusia?page=2 (diakses pada 24
November 2019).
Muharram, Riza Miftah. 2019. Sejarah Kelas 12 : Mengenal Sejarah Perkembangan
Transportasi Dunia. di https://blog.ruangguru.com/sejarah-perkembangan-transportasi
(diakses pada 24 November 2019).

Phoebe, Leticia Hadi, Ivan, Vicky, Fellipe, 2019. Perkembangan Teknologi Transportasi
dalam Era Globalisasi dan Dampaknya bagi Manusia. Jakarta: Kompasiana.

Aji, Septino Seno. 2014. TUGAS PAPER TENTANG LIGHT RAIL TRANSIT (LRT)MATA
KULIAH UNDANG-UNDANG PERKERETAAPIAN. di
https://www.academia.edu/9701687/Transportasi_Light_Rail_Transit_LRT_ ( diakses pada
24 November 2019).

Fatin, Nur. 2016. Pengertian Mass Rapid Transit (MRT). di


http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian-mass-rapid-transit-mrt.html (
diakses pada 24 November 2019).

Utama, Putu Adrian. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Penggunaan


Kendaraan Bermotor. di
https://www.kompasiana.com/audrina/54f91a35a33311f1068b466a/pengaruh-pertumbuhan-
penduduk-terhadap-penggunaan-kendaraan-bermotor?page=2 diakses pada ( 24 November
2019).

Anda mungkin juga menyukai