Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam berbagai

tatanan kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini

semakin besar, sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap

perawatan yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu

bedah saat ini sangat pesat. Hal ini juga harus didukung dengan peningkatan

pemberian perawatan pada pasien penderita penyakit bedah salah satunya

adalah hernia (sugeng & Weni, 2010).

Menurut Rejo (2012), Hernia selama ini dikenal sebagai penyakit pria, karena

hanya kaum pria yang mempunyai bagian khusus dirongga perut untuk

mendukung fungsi alat kelaminnya. Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri,

namun akan terasa nyeri bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Infeksi akibat

hernia menyebabkan penderita merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi tersebut

akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh.Jika sudah terjadi keadaan seperti

itu, maka harus segera ditangani oleh dokter karena dapat mengancam jiwa

penderita. Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik muda maupun tua. Pada

anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang prosesus vaginalis

untuk menutup seiring turunnya testis. Biasanya yang sering terkena adalah bayi

atau anak laki-laki. Pada orang dewasa hernia, terjadi karena adanya tekanan

yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor

usia.

1
2

Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal masuk

ke rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin

inguinalis. Sebanyak 10% dari populasi mengembangkan beberapa jenis hernia

selama hidup. Sebanyak 50% adalah untuk hernia inguinalis tidak langsung,

dimana pria : wanita memiliki rasio 7 : 1, sementara 50% adalah untuk hernia

inguinalis langsung. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur.

(Erickson dalam Arif Muttaqim dan Kumala Sari, 2011)

Di Indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145

kasus. Peningkatan angka kejadian Penyakit Hernia Inguinalis Lateralis di

Indonesia bisa disebabkan karena ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

berkembang dengan pesat, sejalan dengan hal tersebut, maka permasalahan

manusia pun semakin kompleks, salah satunya yaitu kebutuhan ekonomi yang

semakin mendesak. Hal tersebut menuntut manusia untuk berusaha memenuhi

kebutuhannya dengan usaha yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi pola hidup

dan kesehatannya yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat yang dapat

menimbulkan kelelahan dan kelemahan dari berbagai organ tubuh

(Sugeng&Weni, 2010).

Berdasarkan data yang diambil dari Ruang rawat inap Bugenvil pada

bulan januari s/d desember 2013 hernia inguinalis terdapat 48 kasus. Pada tahun

2014 angka kejadian hernia inguinalis naik dari bulan januari s/d desember yaitu

terdapat 53 pasien hernia inguinalis yang di rawat diruang Rawat Inap

Bougenville Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Riau. (Ruang Bedah, 2014)

Dari tahun ketahun angka penyakit hernia inguinalis terus meningkat.

Untuk itu, penulis ingin mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang asuhan

keperawatan terhadap pasien dengan hernia inguinalis yang tersusun sebagai


3

studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre Dan

Post op Hernia Inguinalis Di Ruang Bedah RSUD Provinsi Kepulauan Riau”

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu tentang penerapan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pre Dan

Post op Hernia Inguinalis Di Ruang Bedah RSUD Provinsi Kepulauan Riau.

1.3Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hernia

Inguinalis di Ruang Bedah RSUD Provinsi Kepulauan Riau 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melaksanakan pengkajian pada Pasien dengan Hernia Inguinalis

2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Hernia

Inguinalis

3. Dapat menyusun rencana tindakan keperawatan pada Pasien dengan

Hernia Inguinalis

4. Dapat menentukan tujuan dan melaksanakan implementasi sesuai dengan

tindakan yang telah ditetapkan pada Pasien dengan Hernia Inguinalis

5. Dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada Pasien

dengan Hernia Inguinalis

6. Dapat melakukan terhadap tindakan keperawatan pada Pasien dengan

Hernia Inguinalis
4

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metoda Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan kasus ini

adalah studi kepustakaan dan studi kasus terhadap klien dengan Hernia

Inguinalis.

1.4.2 Lokasi penelitian

Adapun lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah di ruang

Bedah RSUD Provinsi Kepulauan Riau.

1.4.3 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dengan cara

mengamati perilaku pasien dan keluarganya secara langsung, melakukan

pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, mempelajari

catatan medical record, data penunjang dan riwayat kesehatan status klien dan

dengan cara mendapatkan informasi yang relevan dari literature berhubungan

dengan kasus sebagai acuan dasar penulisan Proposal Asuhan Keperawatan.

1.5 Sumber data

1.5.1 Data primer

Sumber data yang didapat dengan cara mengamati atau mewawancarai pasien

secara langsung.

1.5.2 Data sekunder

Sumber data yang didapat dengan cara mewawancarai keluarga pasien, ataupun

dengan cara mempelajari data penunjang dan catatan kesehatan yang

berhubungan dengan pasien.


5

1.6 Sistematika Penulisan

1. Terdiri dari cover Proposal Asuhan Keperawatan, halaman pengesahan,

halaman persetujuan, daftar riwayat hidup, kata pengantar daftar isi, daftar

table, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi terdiri dari 2 BAB :

a. BAB I :

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian,

Sumber Data

b. BAB II :

Konsep Dasar Penyakit , Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Secara Teori

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai