Anda di halaman 1dari 67

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP

KEJADIAN HIPERTENSI

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :
ANNISA AULIA FITRI
1110103000007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya penelitian ini dapat terwujud dan
terselesaikan dengan baik, walaupun begitu banyak cobaan dan hambatan yang
penulis hadapi. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia menuju jalan lurus dan
diridhoi oleh Allah SWT.
Alhamdulillah penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian
ini yang berjudul “Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Kejadian Hipertensi”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian ini


banyak menemui hambatan, baik yang datang dari faktor luar penulis maupun dari
dalam diri penulis. Mengatasi hambatan-hambatan tersebut, penulis banyak
mendapat dukungan, pengarahan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin, SpAnd selaku Dekan FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter.
3. dr. Dede Moeswir, SpPD dan dr.Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed sebagai
dosen pembimbing saya, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk memberikan arahan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis
selama penelitian dan penyusunan laporan ini.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab riset
Program Studi Pendidikan Dokter 2010 yang telah membimbing atas
terlaksananya penelitian ini.

v
5. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR dan dr.Erfira Hermawan, SpM selaku
penguji sidang yang telah bersedia untuk hadir dan memberi arahan
kepada penelitian ini.
6. Dr.dr Jusuf Rachmat, SpB, SpBTKV, MARS selaku kepala unit pelayanan
jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian disana dan
para staf penyakit jantung terpadu baik suster, perawat dan bagian
administrasi yang telah banyak membantu dalam proses pengambilan data.
7. Bapak Ubay, Mbak mega dan semua staf di bagian penelitian RSUPN Dr.
Cipto Mangukusumo.
8. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar penulis,
terutama orang tua penulis Wisnaldi SE, MM dan Nur Rahmah, Spd yang
telah memberikan motivasi, kasih sayang serta pengertian selama penulis
melakukan penelitian ini. Adik-adik dan seluruh keluarga besar yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
9. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat satu kelompok
penelitian, yaitu : Almira Dwina Ramadhani, Larisa Sabrina Rahadiyanti
dan Puspa Antika atas kerjasama dan kerja kerasnya selama penelitian ini
dilakukan dan akhirnya bisa diwujudkan.
10. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman
beserta seluruh staf pengajar dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga dengan selesainya laporan penelitian ini dapat menambah


pengetahuan kita semua terutama mengenai pengaruh kualitas tidur terhadap
kejadian hipertensi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 20 September 2013
Penulis

vi
ABSTRAK
Annisa Aulia Fitri. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Kualitas Tidur
Terhadap Kejadian Hipertensi.
Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia agar memiliki
fungsi tubuh yang optimal. Kualitas tidur yang buruk dikatakan dapat
mengaktivasi simpatis dan menyebabkan terjadinya hipertensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kualitas tidur terhadap
kejadian hipertensi. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat
kualitas tidur pasien menggunakan kuesioner PSQI yang dilakukan dengan
wawancara langsung dan hasilnya dikategorikan menjadi kualitas tidur baik dan
buruk serta melihat tekanan darah pasien dan dikategorikan menjadi pasien
hipertensi atau tidak hipertensi. Penelitian ini merupakan studi cross- sectional
deskriptif analitik dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive
sampling. Hasil : Responden berjumlah 95 pasien dengan 54 laki-laki (56,8%), 41
perempuan (43,2%) dengan rata-rata usia 64,66 tahun. 56 responden mengalami
hipertensi (58,9%) dan 39 tidak mengalami hipertensi (41,1%). Kualitas tidur
responden 46 (48,4%) memiliki kualitas tidur yang baik dan 49 (51,6%) memiliki
kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan uji hipotesis kualitas tidur dengan kejadian
hipertensi didapatkan nilai p=0,003 (p<0,05). Kesimpulannya, penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Tidur

ABSTRACT
Annisa Aulia Fitri. Medical Study Programme. Association between Quality of
Sleep and Hypertension.
Background & Objective : Sleep is an important thing that needed by human to
have an optimal body function. Poor quality of sleep is associated with
hypertension. Poor quality of sleep have an effect to hypertension. The objective
of this study is to know whether there is an association between quality of sleep
and hypertension. Method The instrument of this study is questionnaire to
measure quality of sleep and sphygmomanometer digital to measure the blood
pressure. Quality of sleep will be categorized into two groups, good and poor
whereas blood pressure will be categorized into patient with hypertension and
non hypertension. This study is a Cross-sectional study with descriptive analytic
and method of sampling is consecutive sampling. Conclusion : Respondent
amounted 95 patients, who are 54 men (56,8%), 41 woman (43,2%) with the mean
of age is 64,66 years old. 56 respondent have hypertension (58,9%), and 39
respondent non hypertension (41,1%). 46 respondent have good quality of sleep
whereas 49 respondent have poor quality of sleep. The conclusion is there is an
association between quality of sleep and hypertension. (p<0,003)

Keyword : Hypertension, Quality of sleep

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……...…….…….….….......ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING….……………….……….….…iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………….…………..…..iv
KATA PENGANTAR ………..…………………………………………………v
ABSTRAK............................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB 1 Pendahuluan .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Hipotesis……………………………………………………………….....3
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………..........3
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB 2 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5
2.1. Laju Aliran Darah ..................................................................................... 5
2.2. Tekanan Darah .......................................................................................... 5
2.3 Kontrol Simpatis pada Tekanan Darah…………………………………..6
2.4. Pusat Kontrol Kardiovaskular ................................................................... 6
2.5 Hipertensi…………………………………………………………….......6
2.5.1 Definisi………………………………………………………….…..7
2.5.2 Etiologi ……………………………………………………….…….7
2.5.3 Faktor Resiko…………………………………………………….....9
2.5.4 Patofisiologi………………………………………………………...9
2.5.5 Klasifikasi…………………………………………………………..9
2.6 Konsep Tidur……………………………………………….…………….9
2.6.1 Pengertian………………………………………………………….11
2.6.2 Fisiologi Tidur……………………………………………………..10
2.6.3 Irama Sirkardian …………………………………………………..10
2.6.4 Hormon Kortisol………………..……………..…………………..11
2.6.5 Efek Kortisol terhadap Kardiovaskular..………………………..12
2.6.6 Kualitas Tidur……….……………………………………….……12
2.7 Kerangka Teori…………………………………………………………13

viii
2.8 Kerangka Konsep……………………………………………………….14
2.9 Definisi Operasional................................................................................. 15
BAB 3 Metode Penelitian ..…...…….......………………………………………16
3.1. Desain Penelitian………………………………………………………….16
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 16
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................. 16
3.4. Jumlah Sampel .......................................................................................... 17
3.5. Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 17
3.4. Kriteria Sampel ......................................................................................... 18
3.5. Alur Penelitian .......................................................................................... 19
3.6. Cara Kerja .................................................................................................. 20
3.7.Manajemen Data ......................................................................................... 20
3.8. Analisis Data .............................................................................................. 22
BAB 4 Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 24
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 25
4.1.1.Analisis Univariat................................................................................. 25
4.1.2.Gambaran distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ...................... 26
4.1.3.Gambaran distribusi sampel berdasarkan usia ..................................... 27
4.1.4.Gambaran distribusi sampel berdasarkan kualitas tidur ...................... 28
4.1.5.Gambaran distribusi sampel berdasarkan tekanan darah ..................... 29
4.1.6. Analisis Bivariat .................................................................................. 30
4.2. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 32
BAB 5 Simpulan .................................................................................................. 32
5.1. Simpulan ................................................................................................. 32
5.2. Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 37

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Etiologi Hipertensi ............................................................................... 19


Tabel 2. 2 Klasifikasi Hipertensi ........................................................................... 21

Tabel 4. 1.Karakteristik Demografis Subjek Penelitian ........................................ 38


Tabel 4. 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ...................................... 38
Tabel 4. 3. Distribusi sampel berdasarkan usia ..................................................... 38
Tabel 4.4 Distribusi sampel berdasarkan kualitas tidur………………………….40
Tabel 4.5 Distribusi sampel berdasarkan tekanan darah…………………………41
Tabel 4.6 Hubungan kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi………………...41

x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1.Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 37
Grafik 4. 2. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Usia................................ 38
Grafik 4. 3. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Kualitas Tidur ................ 39
Grafik 4. 4. Gambaran Distribusi Sampel BerdasarkanTekanan Darah ............... 40

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang angka kejadiannya sangat
tinggi di dunia dan terus mengalami peningkatan kejadian dari tahun ke tahun.
Menurut data dari WHO tahun 2001, sekitar 7,6 juta mortalitas dan 92 juta
morbiditas per tahun yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh hipertensi.1,2
Hipertensi meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit
jantung koroner (PJK), gagal jantung kongestif (CHF), stroke, gagal ginjal serta
penyakit arteri perifer (PAD). 3 Di Amerika Serikat pada tahun 2002 , berdasarkan
hasil survey kesehatan nasional dan survei pemeriksaan gizi (NHANES), sekitar
30% orang dewasa, atau setidaknya 65 juta orang, memiliki hipertensi .4
Saat ini, di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3,
mencapai 6,7% dari populasi pada semua umur. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7 %. 5
Sogol Javaheri dari Case Western Reserve School of Medicine, Cleveland,
melakukan sebuah penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dan peningkatan
tekanan darah pada remaja yang dipublikasikan pada Agustus 2008 oleh
Circulation Journal. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa kualitas tidur
yang buruk berhubungan dengan kejadian pre hipertensi pada remaja yang sehat.6
Penelitian lain oleh Redline et al tahun 2008 di Amerika mengatakan bahwa
gangguan tidur dianggap sebagai salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi.
Pada tahun 2011 peneliti yang sama melalui jurnal yang diterbitkan oleh
Circulation Journal mengatakan bahwa gangguan tidur sudah saatnya untuk
masuk ke dalam 10 faktor resiko yang dapat dimodifikasi untuk mencegah
kejadian penyakit jantung .7,8

1
2

Pooja Bansil et al melakukan sebuah studi prospektif yang diterbitkan


melalui Journal of Clinical Hypertension tahun 2011 mengatakan bahwa 30,2%
dari pasien yang ditelitinya menderita hipertensi dan hampir seluruhnya
mengalami gangguan kualitas tidur .9,10 Berdasarkan penelitian Wasim di India
tahun 2010, perbedaan etnik dapat mempengaruhi perbedaan hal ini, hasil
penelitian nya menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tidur dan
tekanan darah.11
Hasil penelitian dari National Sleep Foundation tahun 2002, menemukan
20-30% responden di Amerika mengalami gangguan tidur.12 Penelitian oleh
Vgontzas tahun 2009 di Amerika bahwa 10% dari penduduk di Amerika
mengalami hipertensi yang berhubungan dengan gangguan tidur.13
Menurut penelitian Vlasta, tidur dapat dipengaruhi oleh kafein, kafein
dapat mengakibatkan gangguan kualitas tidur.14 Dan secara spontan kafein dapat
meningkatkan tekanan darah.15 Berdasarkan penelitian Terry, setelah
mengkonsumsi kafein hampir 80% responden mengalami kenaikan tekanan darah
secara signifikan.16
Berdasarkan data yang didapat, bahwa penderita hipertensi di Indonesia
semakin meningkat dan angka mortalitas akibat komplikasinya masih tinggi.
Berbagai studi yang telah berlangsung untuk mengidentifikasi faktor resiko
penyakit hipertensi termasuk tentang kualitas tidur.
Penelitian untuk meneliti faktor resiko kualitas tidur dan terhadap kejadian
terhadap hipertensi masih jarang terutama di Indonesia sedangkan pemahaman
faktor resiko yang dapat dicegah pada pasien ini akan sangat penting, oleh karena
itu maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dan mengetahui
salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi yaitu kualitas tidur.

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Apakah terdapat hubungan antara
kualitas tidur dengan kejadian hipertensi pada pasien Unit Pelayanan Jantung
Terpadu (PJT) di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2013 ?”
3

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada


pasien unit pelayanan jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta tahun 2013.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian
hipertensi pada pasien unit pelayanan jantung terpadu di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta tahun 2013.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran kualitas tidur pasien di unit pelayanan jantung


terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2013.
2. Mengetahui distribusi jenis kelamin pada responden.
3. Mengetahui distribusi usia pada responden.
4. Melihat distribusi kelompok usia, jenis kelamin, dan tekanan
berdasarkan kualitas tidur responden.
5. Mengetahui hubungan faktor perancu lain yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi akibat kualitas tidur, yaitu : jenis kelamin, usia,
kafein dan indeks massa tubuh (IMT).

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan antara kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi


dan faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi dan peneliti
mendapatkan latihan dalam membuat suatu penelitian.

b. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


4

Sebagai informasi dan data pembelajaran mahasiswa sebagai referensi


bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Masyarakat

Memperoleh pengetahuan tentang kualitas tidur yang baik yang dapat


digunakan pencegahan terhadap kejadian hipertensi .

d. Bagi Pihak Rumah Sakit

Mendapatkan informasi mengenai hubungan kualitas tidur dan kejadian


hipertensi, yang bisa dijadikan sebuah masukan sebagai sarana edukasi
dan tindakan pencegahan terhadap pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laju Aliran Darah


Laju aliran darah yang melalui pembuluh darah akan bergantung dan
dipengaruhi oleh gradien tekanan dan akan berbanding terbalik dengan
resistensi vaskular.14
F= P/ R
F = laju aliran darah melalui suatu pembuluh
P = Gradien tekanan
R = Resistensi pembuluh darah

2.1.1 Gradien Tekanan


Merupakan perbedaan antara tekanan darah awal dan akhir, dimana darah
akan mengalir dari tekanan tinggi ke rendah mengikuti penurunan gradien
tekanan. Tekanan pada darah ini ditimbulkan oleh kontraksi jantung dan yang
menentukan laju aliran darah adalah perbedaan tekanan antara dua ujung
pembuluh.14

2.1.2 Resistensi Vaskular


Merupakan faktor lain yg mempengaruhi laju aliran darah. Resistensi
adalah ukuran tahanan terhadap aliran darah yg melalui pembuluh, akibat adanya
gesekan antara cairan yg bergerak dan dinding vaskular yang diam. Resistensi
akan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: vikositas darah, panjang pembuluh dan
jari-jari pembuluh.14

2.2 Tekanan darah


Tekanan darah dihasilkan oleh kekuatan aliran darah pada pembuluh darah
arteri yang dipompa oleh jantung. Tekanan darah dapat diukur dengan satuan
mmHg, yang akan di rekam dalam dua bentuk yaitu tekanan darah sistolik (atas)
yang maksimal pada arteri sewaktu darah disemprotkan dan diastolik (bawah)

5
6

yang minimal pd arteri melalui pembuluh kecil di hilir. Normalnya, tekanan


darah pada dewasa adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.14,15

2.2.1 Tonus Vaskular


Tonus ini yang membentuk resistensi arteriol, dimana arteriol merupakan
pembuluh resistensi utama karena jari-jarinya yang kecil. Tonus ini bergantung
pada: otot polos arteriol yang peka terhadap pengaruh saraf dan hormon dan
serat-serat simpatis yang mempersarafi sebagian besar arteriol.14,15

2.3 Kontrol Simpatis pada Tekanan Darah


Serat saraf simpatis mempersarafi otot polos arteriol di seluruh sirukulasi
sistemik kecuali otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus akan mempengaruhi
tonus vaskular, peningkatan simpatis ini pula yang akan mempengaruhi
vasokonstriksi arteriol generalisata dan akan mempengaruhi resistensi perifer total
dan menyebabkan perubahan tekanan darah .14

2.4 Pusat Kontrol Kardiovaskular


Tekanan darah diatur oleh kontrol di medula batang otak yg merupakan
pusat regulasi dan integrasi tekanan darah dan beberapa hormon. Hormon yang
berperan, hormon medula adrenal seperti norepinefrin, epinefrin, dan katekolamin
yang memperkuat saraf simpatis di beberapa organ.14

2.5 Hipertensi

2.5.1 Definisi Hipertensi


Mekanisme kontrol tekanan darah kadang tidak berfungsi dengan benar
atau tidak secara sempurna mampu mengkompensasi perubahan yang terjadim
sehingga tekanan darah bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah.16 Hipertensi di
definisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah yaitu lebih ≥140 mmHg
pada tekanan sistolik dan atau ≥90 mmHg pada tekanan diastolik. 16,17,18
7

Hipertensi juga berhubungan dengan terjadinya mortalitas akibat hipertensi


dan meningkatnya peningkatan resiko penyakit jantung serta bermanfaat atau
tidak apabila diberi intervensi terapi. 19

2.5.2 Etiologi Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik)
Sebanyak 85 – 90 % kasus hipertensi tidak dietahui penyebabnya atau
idiopatik, biasa juga disebut dengan hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh
darah yang akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah.19,20
Hipertensi primer merupakan suatu kategori umum untuk peningkatan
tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang idiopatik dan bukan
entitas tunggal.17,18 Hipertensi esensial biasanya berkaitan dengan interaksi antara
factor genetik dan juga lingkungan. Prevalensi hipertensi esensial pun meningkat
melalui faktor kontribusi lain yaitu seiring dengan bertambahnya usia, asupan
garam, obesitas, merokok dan juga stres.17,18

2.Hipertensi sekunder
Hanya sebagian kecil hipertensi yang di diagnosis sebagai hipertensi
sekunder. Dapat diperkirakan hanya sekitar 6 % kejadiannya, persentase ini tidak
akurat karena biasanya angka kejadian terhadap hipertensi sekunder bergantung
21
kepada dimana tempat penelitiannya. Hampir secara keseluruhan hipertensi
sekunder diperantarai oleh 2 mekanisme, yaitu: gangguan sekresi hormon dan
gangguan fungsi ginjal.21 Contoh hipertensi sekunder adalah: hipertensi ginjal,
hipertensi endokrin dan hipertensi neurogenik.17

2.5.3 Faktor Resiko Hipertensi


Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah:
8

1.Faktor yang tidak dapat dikontrol, antara lain:


- Genetik
Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi
dalam keluarganya. Di dalam keluarga, apabila riwayat hipertensi didapatkan pada
kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial akan menjadi lebih besar.20
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar monozigot apabila
salah satunya menderita hipertensi maka yang lainnya akan menderita hipertensi.
Dugaan ini mendukung bahwa faktor genetik mempunyai peran yang kuat dalam
terjadinya hipertensi. 21
- Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah terjadi pada lelaki daripada perempuan. Hal ini terjadi
karena laki-laki memiliki banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi, seperti
stress, kelelahan dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan
peningkatan resiko yang sangat curam setelah terjadi setelah masa menopause. 22
- Umur
Semakin bertambahnya usia, semakin besar pula resiko untuk menderita
tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan regulasi hormon yang
berbeda.17

2. Faktor yang dapat dikontrol, antara lain:


- Konsumsi garam berlebih
Garam secara osmotik mempunyai sifat menahan air, akan meningkatkan
volume darah dan secara jangka panjang berperan terhadap tekanan darah.22
Konsumsi garam yang berlebihan akibat retensi cairan dengan sendirinya akan
menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan
atau makanan yang diasinkan. Untuk saat ini dianjurkan pada penderita hipertensi
untuk membatasi asupan garam, namun masih diperdebatkan hasilnya secara
konklusif. 17,18
- Obesitas
Obesitas merupakan ciri khas dari populasi hipertensi, telah dibuktikan pula
bahwa faktor obesitas mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi pada
beberapa tahun kedepan.18
9

- Olahraga
Olahraga aerobik, seperti bersepeda, jogging, dan berjalan kaki yang teratur
dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah.23
- Merokok dan konsumsi alkohol

Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang
dihisap. Nikotin bersifat radikal bebas yang dapat meningkatkan penggumpalan
darah dalam pembuluh darah (agregasi trombosit) akibat kerusakan endotel
pembuluh darah. Sebagai radikal bebas nikotin juga berperan terhadap
pembentukan aterosklerosis. Konsumsi alkohol merangsang hipertensi karena
adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah besar dapat memicu
kenaikan tekanan darah melalui rangsang simpatis. 20,24

2.5.4 Patofisiologi Hipertensi


Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi
dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan
dari arteri (peripheral resistance/PR).17,25 Hipertensi sesungguhnya merupakan
abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah
jantung dan / atau ketahanan perifer.

2.5.5 Klasifikasi hipertensi


Berikut klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC -VII22 :
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi
Tekanan Darah SDP/DBP Kategori
<120/80 Normal
120-139/80-89 Prehipertensi
≥140/90 Hipertensi
140-159/90-99 Hipertensi derajat 1
≥160/100 Hipertensi derajat 2
10

2.6 Konsep Tidur

2.6.1 Pengertian
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh dapat berfungsi secara
optimal. 26
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur sama dengan aktifitas fisik yang
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh,
dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu
individu digunakan untuk tidur, karena tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan
kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan, mampu menyimpan memori
saat tidur dan konsenterasi untuk melakukan aktifitas .17,27

2.6.2 Fisiologi Tidur


Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada medula batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) . RAS di bagian atas batang otak
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran,
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. 17,27

2.6.3 Irama Sirkardian (Diurnal) dan Kelenjar Pineal


Kelenjar pineal berfungsi mengeluarkan hormone melatonin yang akan
membantu menjaga irama sirkardian sesuai siklus teran gelap. Jam biologis utama
akan diatur oleh nucleus supramatikus (SCN) yang akan membentuk siklus dan
menyeimbangkan antara sinyal eksternal dan internal tubuh manusia. Tidak
relevan jam internal dan lingkungan luar akan mengakibatkan ‘jet lag’ ketika
iramanya tidak sama.17,18
Makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Bioritme
pada manusia dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan
(misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk
bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama
11

24 jam. Fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi hormon,


metabolisme, dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya.28
Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.29
Irama sirkadian didahului oleh sekresi melatonin, episode ini adalah hasil
kerja susunan saraf pusat yang mengatur jumlah dan banyaknya sekresi episodik
dari CRF dan ACTH. Sekresi kortisol pada petang hari rendah dan terus menurun
selama beberapa jam pertama/waktu tidur, di mana pada waktu itu kadar kortisol
plasma dapat tidak terdeteksi. Selama jam ketiga dan kelima waktu tidur, terjadi
peningkatan sekresi kortisol, tetapi waktu sekresi maksimal dimulai pada masa
tidur jam keenam sampai jam kedelapan dan kemudian mulai menurun setelah
bangun tidur. Sekitar setengah dari keluaran kortisol harian disekresikan pada saat
ini. 17,27

2.6.4 Hormon Kortisol

Hormon ini dihasilkan oleh zona fasikulata dan retikularis korteks adrenal,
sekresinya dirangsang oleh hormon adenokortikotropik (ACTH) yang dihasilkan
oleh hipofisis anterior. Sel sasarannya adalah hampir sebagian besar sel.17
Sekresinya meningkat pada malam hari, mencapai puncak pada pagi sebelum
terjaga, lalu akan turun sepanjang hari dengan titik terendah menjelang tidur
malam.17 Hormon kortisol atau glukokortikoid memiliki efek metabolik dan
mempunyai peran kunci dalam adaptasi stress. Kortisol memiliki efek permisif
yaitu harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin menimbulkan
vasokontriksi. 18

2.6.5 Efek Kortisol terhadap Fungsi Kardiovaskular


Glukokortikoid dapat meningkatkan curah jantung, dan juga
meningkatkan tonus vaskular, dengan meningkatkan efek vasokonstriktor-
vasokonstriktor lain misalnya: katekolaminyang terdiri dari epinefrin dan
12

norepinefrin yang bekerja sebagai merangsang simpatis tubuh yang mengontrol


hamper sebagian besar pembuluh darah di tubuh kita, sehingga dapat
meningkatkan tekanan darah.13,27
Glukokortikoid juga mengatur ekspresi reseptor adrenergik.
Glukokortikoid yang berlebihan sendiri dapat menyebabkan hipertensi yang
berasal dari efek mineralokortikoidnya yaitu aldosteron dan juga dapat
mempengaruhi aktivasi renin oleh reseptor alfa I yang akan mengaktivasi sistem
renin angiostensin aldosteron. 17,29

2.6.6 Kualitas Tidur


Kualitas tidur dapat dilihat melalui tujuh komponen, yaitu : 30
1. Subjektif kualitas tidur: yaitu penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas
tidur yang dimiliki, adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri
berperan terhadap penilaian kualitas tidur.
2. Latensi Tidur: berapa waktu yang dibutuhkan sehingga seseorang jatuh tertidur,
berhubungan dengan gelombang tidur seseorang. Dikenal ada 2 gelombang tidur
manusia yaitu : Tidur gelombang lambat dan tidur paradoksial.
3. Efisiensi tidur: akan didapatkan melalui presentase kebutuhan tidur manusia,
dengan menilai jam tidur seseorang dan durasi tidur seseorang sehingga dapat
disimpulkan apakah sudah tercukupi atau efisiensi tidurnya.
4. Penggunaan obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan tidur yang
dialaminya, karena penggunaan obat tidur diindikasikan apabila orang tersebut
sudah sangat terganggu pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu untuk
membantu tidur.
5. Gangguan tidur: seperti adanya mengorok, gangguan pergerakan, sering
terbangun untuk ke kamar mandi dan mimpi buruk, dapat mempengaruhi proses
tidur manusia.
6. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan sehari-hari
diakibatkan oleh perasaan mengantuk.
7. Durasi tidur: dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun, waktu
tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.
13

Secara keseluruhan kualitas tidur dinilai melalui kuantitas dan proses


selama tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan dampak bagi
kesehatan baik kesehatan jangka panjang maupun jangka pendek. Gangguan tidur
bisa ditegakkan apabila itu sudah terjadi selama 2 minggu atau lebih.25
14

2.7 Kerangka Teori

Kualitas Tidur
Buruk

Sistem Bangun Sistem Tidur


( Arousal ( Hypogonic
System ) system )

ketidak seimbang dan


peningkatan hormon
kortisol

Katekolamin mineralkortikoid

norepinefrin epinefrin
Aldosteron dan renin

Vasokonstriksi SRAA
tonus vaskular
perifer

Hipertensi
15

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat diperoleh beberapa variabel dalam


penelitian ini kerangka konsep penelitian disusun sebagai berikut :
Kerangka konsep faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

Dislipidemia

Variabel bebas : Variabel tergantung: IMT


Kualitas Tidur Hipertensi

Jenis Kelamin Usia


Minum kopi

Keterangan : = variabel yang diteliti


= variabel yang perancu yang tidak dikontrol
16

2.9 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Pengukur Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


. Ukur
1 Tekanan Tekanan yang Perawat unit Tensi Pengukuran Hipertensi Ordinal
Darah dihasilkan PJT RSCM meter tekanan darah atau tidak
oleh pembuluh yang sudah digital dilakukan hipertensi
darah arteri terlatih menggunakan
yang dipompa tensi meter
oleh jantung. digital dengan
posisi pasien
berbaring.
2 Kualitas Pola tidur Peneliti PSQI Wawancara Kualitas tidur Ordinal
tidur pasien, kuesioner menggunakan baik atau
mencakup kuesioner buruk, dinilai
durasi tidur, secara dengan global
kurang tidur, langsung score PSQI
gelombang kepada pasien dengan total
tidur yang yang sesuai 21, apabila
dinilai dan kriteria didapatkan
disimpulkan inklusi, lalu nilai > 5,
sebagai dilakukan berarti orang
kualitas tidur. penilaian tsb memiliki
menggunakan kualitas tidur
sistem scoring. buruk.
3 Jenis Karakteristik Peneliti kuesioner Mewawancara Laki-laki atau Nominal
Kelamin pasien yang dan membaca perempuan
terdiri atas hasil
laki-laki dan kuesioner
perempuan
4 Usia Usia hidup Peneliti kuesioner Wawancara Jumlah usia Numerik
pasien/kehidu dan membaca dalam tahun.
pan kuesioner
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan studi analitik bivariat komparatif kategorik tidak
berpasangan dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara
kualitas tidur terhadap kejadian hipertensi pada pasien unit pelayanan jantung
terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di unit pelayanan jantung terpadu RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama tiga
bulan sejak dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien di unit pelayanan
jantung terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 2013.

3.4 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel


Sampel dalam penelitian ini terdiri dari pasien di unit pelayanan jantung
terpadu Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo.
Jumlah sampel diperoleh dari hasil perhitungan besar sampel dengan
menggunakan rumus untuk penghitungan sampel pada penelitian analitik
komparatif kategorik tidak berpasangan. Cara pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode sampel Consecutive sampling, yaitu dengan
metode pengambilan sampel non-probabilitas, cara ini merupakan cara
pengambilan sampel yang paling mendekati cara probabilitas.

17
18

3.5 Jumlah Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus


besar sampel penelitian analisis komparatif kategorik tidak berpasangan, dengan
demikian rumus besar sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan:
Zα = Kesalahan tipe I ditetapkan 5 % hipotesis satu arah yaitu 1,96
Zβ = Kesalahan tipe II ditetapkan 20 %, yaitu 0,84
P2 = Proporsi pada kelompok tidak terpanjan atau kontrol
Q2 = 1 - P2
P1 = Proporsi pada kelompok uji, berisiko, terpajan atau kasus.
Q1 = 1 - P1
P1-P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
P1 P2
P = proporsi total =
2
Q =1–P

Dari hasil perhitungan diatas, Nilai Zα = 1,96 dengan kesalahan tipe satu 5%, dan
untuk nilai Zβ = 0,84, dengan effect size 20% dan P2 dari penelitian sebelumnya
sebesar 47%.6 P1-P2 ditetapkan sebesar 20%.
Maka hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

Dengan demikian, jumlah sampel pada penelitian ini 95 orang.


19

3.6 Kriteria Sampel


3.6.1 Kriteria Inklusi

Pasien pada unit pelayanan jantung terpadu yang bersedia untuk mengikuti
penelitian ini

3.6.2 Kriteria Eksklusi

Pasien dengan gangguan komunikasi


Pasien yang menderita hipertensi sekunder, dengan gangguan sekresi
hormon dan fungsi ginjal berdasarkan data yang didapat dari rekam medik.
Kebiasaan mengkonsumsi kafein pada malam hari.

3.7 Cara Kerja Penelitian

1 .Persiapan penelitian

Izin dan etika penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui proses perizinan direktur rumah sakit
umum pusat nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dan komisi etik FK UI , segala
perizinan dilakukan di awal penelitian, dan diselesaikan dalam jangka waktu
kurang lebih 2 bulan.

Pengembangan kuesioner

Untuk mengukur variabel penelitian, peneliti mendapatkan kuesioner baku


berasal dari Pittsburgh University yang bernama PSQI atau Pitssburgh sleep
quality index. Hasil spesifisitas = 86,5%, sensitifitas 89,6%, dengan nilai validitas
yang didapat dari uji cronbcah alfa yaitu 0,83. Kuesioner tersebut peneliti
konfirmasi terjemahannya ke pusat bahasa bersumpah (legal).

2 . Identifikasi subjek
Identifikasi subjek dilakukan oleh tim peneliti yang disesuaikan dengan
kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah dibuat, apabila subjek memenuhi kriteria
maka dilanjutkan oleh peneliti untuk prosedur informed consent.
20

3. Informed consent, dilakukan oleh tim peneliti di ruang tunggu poliklinik, atau
di ruang tunggu pemeriksaan EKG, subjek akan menandatangani formulir
persetujuan yang sudah lulus kaji etik oleh FK UI.

4. Pengukuran variabel : untuk memperoleh data tekanan darah digunakan tensi


meter digital yang dilakukan oleh perawat rumah sakit yang sudah terlatih di
ruang EKG setelah peneliti selesai melakukan wawancara hasil pengukuran
tekanan darah yang sudah diukur lalu dilakukan pencatatan oleh peneliti,
sedangkan untuk memperoleh data mengenai kualitas tidur dilakukan wawancara
langsung menggunakan kuesioner PSQI dengan mengajukan 10 pertanyaan lalu
akan dinilai dengan skorin 0-1 dihitung dengan global score PSQI yang berjumlah
21, apabila didapat nilai >5 berarti terdapat kualitas tidur yang buruk. Dalam
penelitian ini juga digunakan kuesioner demografís untuk mengetahui faktor
perancu lain.

3.8 Manajemen Data

Pengolahan data untuk penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai


berikut :

a. Editing : memeriksa data hasil pengisian pencatatan oleh peneliti, untuk


melihat apa ada data yang kurang lengkap

b. Coding : dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data. Kegiatan


yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka yang telah
ditetapkan sebelumnya dan mengisi kotak-kotak yang tersedia pada bagian
kanan kuisioner dengan kode tersebut.
c. Data Entry : Pemindahan data yang telah lengkap ke komputer.
21

3.9 Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Identifikasi subjek yang


masuk ke dalam kriteria
inklusi penelitian

Informed Consent Tidak bersedia

Bersedia Tidak memenuhi


kriteria

Memenuhi kriteria

Consecutive sampling

Pengukuran variabel

Kualitas tidur Hipertensi

Manajemen data

Analisis Data
22

3.9 Analisis Data

Proses ini dilakukan untuk mengolah data dan menyusun hasil yang akan
didapatkan dan dilaporkan. Data yang sudah terkumpul akan dimasukkan ke
dalam computer dan akan dimasukkan kedalam software SPSS versi 16,
kemudian akan dilakukan analisis univariat dan bivariat seperti berikut ini :

1.Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi
pada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat)
yang diteliti. Variabel independen adalah kategori kualitas tidur, sedangkan
variabel dependen yaitu diagnosis hipertensi.

2.Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variable
bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan untuk melihat
kemaknaan antara variabel. Dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara
variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dan untuk
melihat kemaknaan antara variabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Square dengan memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu dan menggunakan derajat
kemaknaan α = 0.05 (derajat kepercayaan 95%). Bila didapatkan P value ≤ 0,05
maka hasil uji statistik bermakna atau adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Bila P value > 0,05 maka hasil uji
statistik tidak bermakna atau tidak adanya hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.

Pada penelitian ini menggunakan metode cross sectional, sehingga akan


ditentukan rasio prevalens (RP) yang akan dihitung apabila uji hipotesis statistic
memperlihatkan hasil yang bermakna (p<0,05) dan bisa dikatakan terdapat
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. RP adalah estimasi
resiko relatif pada penelitian dan dapat dihitung dengan cara :
23

RP = a/(a+b) : c/(c+d)
a/(a+b) = proporsi (prevalens) subyek yang mempunyai faktor resiko yang
mengalami efek.
c/(c+d) = proporsi (prevalens) subyek tanpa faktor resiko yang mengalami
efek.

Nilai rasio prevalens yang akan didapat adalah : 1 menunjukan variabel


bebas tidak berpengaruh terhadap terjadinya efek atau bersifat netral , > 1 rentang
interval kepercayaan tidak mencakup angka 1 berarti variabel bebas merupakan
faktor resiko timbulnya efek, sedangkan jika rasio prevalens < 1 berarti variabel
bebas merupakan faktor protektif.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Data penelitian diambil secara langsung dengan mengukur tekanan darah
yang dilakukan oleh perawat unit PJT di ruang Elektrokardiografi, kualitas tidur
diambil secara langsung melalui wawancara kuesioner, sedangkan usia, jenis
kelamin diambil melalui kuesioner demografis. Pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada 95 responden. Hasil
penelitian sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Univariat


Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi
pada variabel independen dan variable dependen yang diteliti. Selanjutnya hasil
analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

4.1.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Data Demografis


Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Data Demografis

Karakteristik Frekuensi Persentase Rerata


Jenis kelamin
Laki-laki 54 56,8
Wanita 41 43,2
Rerata usia 64,66
Kualitas tidur
Baik 46 48,4
Buruk 49 51,6
Tekanan Darah
Tidak Hipertensi 39 41,1
Hipertensi 56 58,9
Kafein
Ya 21 21,3
Tidak 31 33,0
Tidak ada data 43 45,7

24
25

Tabel 4.1 menunjukan karakteristik demografis subjek penelitian ini yang


meliputi jenis kelamin, usia, kualitas tidur , tekanan darah dan kebiasaan minum
kopi.
Data tekanan darah responden, didapatkan sebagai berikut, yaitu pasien
dengan hipertensi sebanyak 56 orang yaitu sebesar 58,9 % dan pasien yang tidak
mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 39 orang atau 41,1 %. Sehingga
didapatkan pada penelitian ini didominasi oleh pasien dengan tekanan darah yang
tinggi atau hipertensi.

4.1.2 Gambaran disribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Gambaran Jenis Kelamin Berdasarkan Tekanan Darah


Jenis Kelamin Tekanan darah
Tidak Hipertensi Hipertensi
N % n %
Laki-laki 23 59 31 55.4
Perempuan 16 41 25 44.6

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden pada pasien hipertensi


lebih banyak dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang atau 55,4% dan
perempuan lebih sedikit berjumlah 25 orang atau 44,6%.
Menurut penelitian oleh Edward O Bixler, menyatakan bahwa wanita yang
belum menopause memiliki kualitas tidur yang lebih baik daripada laki-laki,
sedangkan post menopausal wanita kualitas tidur pada wanita lebih menurun dan
seringkali hipertensi juga muncul akibat perubahan ini.23
Sedangkan dari hasil yang di dapat pada penelitian ini, laki-laki lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan perempuan, bisa disebabkan oleh faktor
perancu lain, seperti usia, serta tingkat aktivitas responden.

4.1.3 Gambaran distribusi sampel berdasarkan usia


Pada penelitian ini, didapatkan rata-rata usia pasien yaitu 64,66 tahun.
Usia pasien yang termuda adalah 47 tahun dan usia tertua adalah 86 tahun.
26

Tabel 4.3 Gambaran tekanan darah pada usia sampel


Tekanan Darah Rerata usia

Tidak Hipertensi 63.3


Hipertensi 65.6

Berdasarkan tabel 4.3 pasien hipertensi memiliki rerata usia 65,6 tahun
sedangkan pasien yang tidak hipertensi memiliki rerata usia 63,3 tahun. Penelitian
Fung MM, et al mengemukakan bahwa hipertensi ditemukan pada 30% dewasa di
Amerika dengan resiko yang lebih tinggi pada usia yang lebih tua. 65% orang di
Amerika yang berusia 60 tahun pun di diagnosis hipertensi. Peneliti ini juga
mengungkapkan bahwa gangguan tidur yang terjadi pada usia tua berkontribusi
terhadap kesehatan termasuk hipertensi.9
Penelitian lain oleh J.F Vanderberg,et al mengatakan bahwa orang yang
lebih tua yang memang sudah memiliki gangguan kognitif ketika mereka sedang
tidur, sehingga apabila ingin menilai kualitas tidurnya bisa menjadi bias.24

4.1.4 Gambaran distribusi tekanan darah sampel berdasarkan kualitas tidur

Pada penelitian ini, juga didapatkan pasien dengan kualitas tidur buruk
yaitu sebanyak 46 orang yaitu 48,4 % dan pasien dengan kualitas tidur baik
sebanyak 49 orang yaitu 51,6 %. Sehingga didapatkan bahwa pasien pada
penelitian ini lebih banyak dengan kualitas tidur yang buruk.
Tabel 4.4 Gambaran distribusi kualitas tidur berdasarkan tekanan darah

Kualtitas Tidur Tekanan darah


Tidak Hipertensi Hipertensi
N % N %
Baik 26 66.7 20 35.7
Buruk 13 33.3 36 64.3

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan responden dengan kualitas tidur baik


lebih banyak tidak menderita hipertensi sebesar 66,7%, dan pada pasien dengan
kualitas tidur yang buruk lebih banyak menderita hipertensi sebesar 64,3%.
27

4.1.5 Gambaran distribusi sampel berdasarkan kebiasaan minum kopi

Data pasien mengenai kebiasaan minum kopi, didapatkan sebagai berikut,


yaitu pasien dengan kebiasaan minum kopi sebanyak 21 orang yaitu sebesar
21,3% , pasien yang tidak mempunyai kebiasaan minum kopi sebanyak 31 orang
atau 33 % dan pasien dengan data yang tidak lengkap sebanyak Sehingga
didapatkan pada penelitian ini didominasi oleh pasien dengan tekanan darah yang
tinggi atau hipertensi

Tabel 4.5 Tabel distribusi sampe berdasarkan tekanan darah


Kebiasaan minum Frekuensi Persentase
kafein
Ya 21 21,3 %
Tidak 31 33 %
Tidak ada data 43 45,7 %

4.1.6 Analisis Bivariat

4.1.6.1 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi

Tabel 4.6 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Hipertensi

Kualitas Hipertensi Total Rasio IK 95 % p-value


tidur Tidak Ya N(%) Prevalensi
N(%) N(%)
Baik 26(27,4) 20(21,1) 46(48,4) 2,1 1,5-8,5 0,003
Buruk 13(13,7) 36(37,9) 49(51,6)
Total 39(41,1) 56(58,9)

Tabel 4.6 menunjukan hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian


hipertensi. Penelitian ini menggunakan tabel 2x2 sehingga penelitian ini
digunakan chi-square, dengan hasil uji analisis memenuhi syarat uji chi-square
yaitu memiliki nilai expected count kurang dari 5 maksimal 20%, sehingga
didapatkan nilai p <0,05 yaitu 0,003, maka dapat disimpulkan penelitian ini
mendapatkan hasil yang bermakna yaitu terdapat hubungan antara kualitas tidur
terhadap kejadian hipertensi.
28

Dari penelitian ini dapat ditentukan Rasio Prevalensi (RP) karena


penelitian ini merupakan penelitian cross sectional karena tabel yang digunakan
adalah 2x2 atau variabel dependen terdiri atas 2 kategori. Maka didapatkan hasil
RP adalah 2,1 yang berarti ini merupakan sebuah faktor resiko.
Kualitas tidur yang baik dapat mencegah kejadian hipertensi. Menurut
penelitian J.E Gangswich menyatakan bahwa apabila terjadi kekurangan waktu
tidur akan secara akut menaikan tekanan darah dan mengaktivasi sistem saraf
simpatis yang dalam jangka waktu lama hal tersebut akan memicu terjadinya
hipertensi.13
Menurut penelitian dari P Bansil,et al yang berjudul Association Between
sleep disorders and hypertension berdasarkan kesimpulan dari NHANES 2005-
2008 menyatakan bahwa tidur merupakan hal yang penting untuk berkontribusi
dalam optimalisasi kesehatan dan tanda vital. Mereka melaporkan bahwa
prevalensi hipertensi adalah 30.2% mengalami gangguan tidur , 7.5%, dan 33.0%
mengalami durasi tidur yang pendek and 52.1% melaporkan adanya kualitas tidur
yang buruk.9
Menurut Izawa, S et al yang meneliti tentang kadar kortisol dalam darah
akan meningkatkan, peningkatan kadar kortisol yang akan mengaktivasi sistem
simpatis yang akan berperan pada kenaikkan tekanan darah.35
Pada penelitian Javaheri, S et al, terdapat hubungan antara kualitas tidur
yang terganggu terhadap kejadian hipertensi pada remaja, Pada penelitian ini
terdapat hubungan dengan nilai p= 0,001, yang berarti membuktikan bahwa
gangguan kualitas tidur secara terus menerus akan menyebabkan perubahan
fisiologis tubuh dimana sistem keseimbangan antara pengaturan sistem saraf
simpatis dan parasimpatis terganggu, peningkatan sistem simpatis tersebut
berperan dalam peningkatan tekanan darah pada pasien tersebut dan sebaliknya
aktifitas parasimpatis akan menurunkan tekanan darah. Penelitian tersebut
mendukung kepada penelitian sebelumnya yaitu terdapat hubungan antara kualitas
tidur yang terganggu terhadap angka kejadian hipertensi.7
Kualitas tidur yang buruk mencakup : durasi tidur yang kurang,
gelombang tidur yang terganggu, mendengkur, dan hal hal lain yang mengganggu
tidur sehingga mengganggu juga keseimbangan sistem yang ada di tubuh kita.
29

Tidur di dalam tubuh manusia diatur oleh pusat kesadaran yang ada di medulla
batang otak, dan melibatkan hormonal yang diatur oleh hormon kortisol yang
sangat berperan pada irama sirkardia manusia.13,15
Ketidak seimbangan hormon kortisol di dalam tubuh akan mengakibatkan
ketidak seimbangan hormon yang akan dihasilkan oleh kelenjar adrenal, kortisol
akan berpengaruh terhadap kerja katekolamin yang akan dihasilkan oleh medulla
adrenal. Katekolamin terdiri dari epinefrin dan norepinefrin yang bekerja pada
sistem saraf simpatis . 13,15
Tekanan darah manusia bergantung pada vasokonstriksi arteriol dimana
hamper seluruh otot polos arteriol dipersarafi atau diatur kerjasanya oleh sistem
saraf simpatis. Dimana ketika simpatis bekerja terus menerus akan menyebabkan
vasokonstriksi yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.13
Selain itu, kortisol akan mempengaruhi kerja mineralkortikoid yang terdiri
dari aldosteron dan bisa mempengaruhi kerja prekursor alfa satu renin, sehingga
akan mempengaruhi sistem renin angiostensi aldosteron yang akan merangsang
simpatis dan meningkatkan tekanan darah.13

4.1.6.2 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Jenis Kelamin


Tabel 4.7 Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Jenis Kelamin

Kualitas Jenis Kelamin Total Rasio IK 95 % p-value


tidur Pria Wanita N(%) Prevalensi
N(%) N(%)
Baik 30(31,6) 24(25,3) 46(48,4) 0,17 0,7-4,0 0,174
Buruk 17(17,9) 24(25,3) 49(51,6)
Total 54(56,8) 41(43,2)

Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin dan
kualitas tidur (p 0,174). Hal ini tidak dapat disesuaikan dengan penelitian
Cappuccio tahun 2007 yang dipublikasikan pada AHA Jurnal, bahwa terdapat
hubungan jenis kelamin spesifik yang didapat pada pendeknya durasi tidur
terhadap kejadian hipertensi, dijelaskan bahwa terjadi resiko yang lebih besar
pada wanita dalam keadaan menopause. Sedangkan terhadap angka kejadian
hipertensi pada laki- laki lebih sering terjadi dibandingkan dengan wanita yang
belum menopause.14
30

4.2 Keterbatasan Penelitian

1. Metode penelitian yang baik dan seharusnya dilakukan seperti kebanyakan


penelitian sebelumnya yaitu dengan desain case control atau kohort
retrospektif untuk melihat dan membandingkan hubungan antara kedua
variabel tersebut .
2. Tempat penelitian membutuhkan prosedur yang sangat panjang untuk
mendapatkan izin meneliti dan belum ada sebelumnya dari institusi yang
meneliti di tempat tersebut, sehingga membutuhkan waktu yang sangat
panjang.
3. Waktu penelitian ini terbatas sehingga peneliti tidak memungkinkan
melakukan metode penelitian yang ideal dan juga sampel yang digunakan
juga tidak memungkinkan untuk dicarinya kelompok pembanding.
4. Faktor-faktor perancu yang dapat berperan dalam hipertensi karena data
yang di dapat tidak lengkap.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan antara
kualitas tidur dan kejadian hipertensi yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Penelitian ini menunjukkan total 95 orang sampel, dengan jenis kelamin
terbanyak yaitu laki-laki berjumlah 54 orang dengan persentase 56,8 %
dan perempuan sejumlah 41 orang dengan persentase 43,2 %.
2. Pada pasien dengan kualitas tidur yang baik yang berjumlah 46 orang,
didapatkan 26 (56,5%) diantaranya mengalami hipertensi sedangkan 20
(43,5%) diantaranya tidak menderita hipertensi. Sedangkan, pada pasien
dengan kualitas tidur yang buruk berjumlah 49 orang, 36 (73,5%)
diantaranya menderita hipertensi dan 13 (26,5%) diantaranya tidak
menderita hipertensi. Didapatkan juga riwayat minum kafein dari total 95
sampel sebanyak 21 orang (21,3%) , tidak minum kafein sebanyak 31
orang (33 %) dan tidak diketahui atau data yang didapat tidak lengkap
sebanyak 43 orang (45,7 %).
3. Hasil analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara kualitas tidur dengan hipertensi (p=0,003), dan didapatkan RP yaitu
2,1 yang berarti kualitas tidur merupakan suatu faktor resiko untuk
terjadinya hipertensi. (RP 2,1 , IK 95% 1,5-8,5).
4. Hasil analisis bivariat jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas tidur (p =0,174) (RP 0,71,
IK 0,7-4,0).

31
32

5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang
telah dilakukan antara lain :

1. Bagi masyarakat

Sebagai preventif untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hipertensi dan


meningkatkan kepatuhan untuk menjauhi segala faktor resiko terjadinya
hipertensi.

2. Bagi peneliti selanjutnya


Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan penelitian dan
mengembangkan penelitian ini, diharapkan mungkin bisa menggunakan
desain penelitian kohort sehingga observasi dan hasilnya akan lebih baik dan
akurat. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk mengambil lebih banyak
lagi data karakteristik demografi yang berhubungan yang berhubungan dengan
hal ini, agar didapatkan lebih banyak pembahasan yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi.
3. Bagi instansi dan institusi kesehatan

Diharapkan hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
kesehatan pasien hipertensi dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
33

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. A global brief on hypertension.


2013;who/dco/whd. Available from: www.who.int/cardiovascular.disease.
2. Kaplan M.D, Joseph T. Flynn M.D. Kaplan's Clinical Hypertension. 9th ed.
USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
3. M.S Rohman, et al.Pemahaman dokter Indonesia mengenai hipertensi dan
permasalahan pada praktik sehari-hari.2011;61
4. Sung Sug Yoon,et al. Hypertension among adults in US.NCHS data brief.2012
available from : www.cdc.gov/nchs/databriefs
5. The National Institute of Health Research and Development Ministry of Health
Republic of Indonesia. Report of Result National Basic Reasearch
(RISKESDA) 2007. Jakarta: Ministry of Health Republic of Indonesia;
December 2008. 283 p
6. Javaheri, Amy S et al.Sleep Quality and elevated blood pressure in
adolescence. Circulation AHA Journal. 2008: doi:10.1161/CIRCULA
TIONAHA.
7. Redline S, Jotime Foody. Sleep Disturbance:Time to join the top 10
potentially modifiable cardiovascular risk factors. Circulation AHA
Jounal.2011;124:2049-2051
8. Pooja Bansil, Elena V, Kukina, Robert K, Paula W, Yoon. Association
between sleep disorder, duration and quality of sleep. NHANES.2008
9. Maple M Fung, et al . Decreased slow wave sleep increases of developing
hypertension in elderly men.Circulation AHA Journal. 2011;58: 596-603
10. Pater L Franzen. Cardiovascular reactivity to acute psicological stress
following sleep deprivation. National institutes of health access. 2011; 73:
679-682
11. National sleep foundation. Insomnia and sleep. 2009 available from :
www.nsf.org/sleep related problems
12. Vgontaz AN, Lino D, Bixler EO, Chrousos GP, Vela Bueno. Insomnia with
objective short duration is associated with high risk hypertension.Pubmed
Journal.2009
34

13. James E Gangswich, et al. Short sleep duration as a risk factors hypertension.
Circulation AHA Journal.2006;47:833-839
14. Janet M Mullington. Cardiovascular, inflammatory and metabolic
consequences of sleep deprivation. NIH Access.2009;51:294-302
15. World Health Organization. World Health Statistics South east asia region.
2011: WHO Library Cataloguing-in- Publication data, Available from:
www.searo.who.int/entity/ncd/media/hypertension.pdf
16. Y Ostchega et al. Hypertension awareness, treatment and control continued
disparities in adult;2008. Available from : www.cdc.gov/nchs/data/db03.pdf.
17. Aram V. Chobanian et al. Seventh report of the Joint National Committee
(JNC 7) on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood
pressure. Hypertension. 2003;42:1206–1252.)
18. Edouard J. Battegay, Gregory Y. H, George L. Bakris. Hypertension:
Principles and Practice. USA: Taylor & Francis Group; 2005.
19. Norman M. Kaplan M.D., Joseph T. Flynn M.D. Kaplan's Clinical
Hypertension. 9th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
20. Sudoyo, A.W. et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1, cetakan
kedua, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta,
2007, halaman 1921-2
21. Dan L. Longo, Dennis L. Kasper, J. Larry Jameson, Anthony S. Fauci,
Stephen L. Hauser, Joseph Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 18th ed. USA: McGraw Hill; 2012.
22. Lauralee Sherwood Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. USA:
Brooks/Cole; 2010
23. Edward O Bixler, et al. Women sleep objectively better than men and the
sleep of young women is more resilient to external stressor:effect of age and
menopause. National health institution access J Sleep res. 2009;18:221-228
24. Julia F Vanderberg. Disagreement between subjective and actigraphy
measures of sleep duration in a population – based study of elderly person. J
Sleep res. 2008;18:1365-2865
25. Corwin Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi : Sistem Kardiovaskular. Edisi 1.
Jakarta : EGC; 2009.p.485
35

26. Ganong W F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta :


EGC.2008.p. 662
27. Ehrhart-Bornstein M, Hinson JP, Bornstein SR, et al . Intraadrenal interactions
in the regulation of adrenocortical steroidogenesis. Endocrine Reviews
1998;19(2):101-143
28. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis, 4th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
29. M.S Dahlan. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika; 2009.
30. M.S Dahlan. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, 4th ed. Jakarta:
Salemba Medika;2009
36

LAMPIRAN 1
SURAT KODE ETIK
37

LAMPIRAN 2
SURAT IZIN DI UNIT PELAYANAN JANTUNG TERPADU
38

LAMPIRAN 3
PERSETUJUAN

Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian Hipertensi

Pasien yang terhormat,


Saat ini saya Annisa Aulia Fitri sebagai peneliti di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai
“Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian Hipertensi.” Sesuai dengan tata
cara yang telah ditetapkan di Universitas kami, maka anda akan menjalani
penelitian ini dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kualitas
tidur terhadap kejadian hipertensi .
Setelah mengikuti penelitian ini, data anda akan tetap dirahasiakan, dan
akan disimpan oleh peneliti dengan sebaik mungkin.
Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan
dengan penelitian ini dan juga berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau
sewaktu-waktu anda dapat menjalani penelitian ini dengan jujur dan sebaik-
baiknya.

Peneliti,
Annisa Aulia Fitri.
Mahasiswa Pendidikan Studi Program Dokter
Jln. Kertamukti, Ciputat, Tangerang selatan
Telp. 085723507713
39

(lanjutan)

Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama :
Usia :
Alamat :
Nomor telp/Hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang


diberikan oleh Annisa Aulia Fitri (Peneliti) dari PSPD UIN Jakarta, dan bersedia
menjalani penelitian mengenai “ Hubungan Kualitas Tidur terhadap Kejadian
Hipertensi .”
Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Mengetahui,
Jakarta,

Peneliti,
Peserta Penelitian
(Annisa Aulia Fitri)
( )
40

LAMPIRAN 4
KUESIONER DEMOGRAFI

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

1. Nama :
2. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur :
4. Alamat :

5. Pekerjaan :
6. Pendidikan terakhir :
7. Berat badan (kg) :
8. Tinggi badan (cm) :
9. Lingkar pinggang (cm) :
10. Sejak kapan mengalami hipertensi (darah tinggi) ?
11. Apakah ada riwayat hipertensi (darah tinggi) di keluarga ?
a. Ya
b. Tidak
12. Jika iya, siapa anggota keluarga yang mengalami hipertensi (darah tinggi)?
13. Apakah anda mengalami kolesterol tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
14. Jika iya sejak kapan anda mengalami kolesterol tinggi ?
15. Apakah anda merokok ?
a. Ya
b. Tidak
41

16. Sejak kapan anda merokok ?


17. Berapa batang dalam sehari ?
18. Apakah anda sering melakukan olahraga ?
a. Ya
b. Tidak
19. Jika iya, berapa kali seminggu ?
20. Jenis olahraga apa yang dilakukan ?
21. Apakah anda sering mengkonsumsi sayur-buah ?
a. Ya
b. Tidak
22. Berapa porsi dalam sehari ?
23. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang asin ?
a. Ya
b. Tidak
24. Berapa porsi dalam sehari ?
25. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang manis ?
a. Ya
b. Tidak
26. Berapa porsi dalam sehari ?
27. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang berlemak ?
a. Ya
b. Tidak
28. Apakah anda sering mengkonsumsi minumam berkafein (misalnya
kopi,teh) ?
a. Ya
42

LAMPIRAN 5
PSQI Kuesioner
AUTHORIZED TRANSLATION

Halaman 1 dari 4

Inisial Subjek________________ Nomor

Identitas_____________Tanggal__________Waktu____

INDEKS KUALITAS TIDUR PITTSBURGH

INSTRUKSI:
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kebiasaan tidur
anda selama sebulan terakhir saja. Jawaban anda harus menunjukkan
jawaban yang paling akurat untuk sebagian besar siang dan malam
selama sebulan terakhir.
Jawablah semua pertanyaan .

1. Selama sebulan terakhir, pada jam berapa anda biasanya tidur di


malam hari?
WAKTU TIDUR ___________
2. Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam menit) waktu yang
dibutuhkan bagi anda untuk tertidur di setiap malam ?
JUMLAH MENIT ___________
3. Selama sebulan terakhir, pada jam berapa anda biasanya bangun di
pagi hari?
WAKTU BANGUN TIDUR ___________
4. Selama sebulan terakhir, berapa lama (dalam jam) waktu tidur aktual
anda di malam hari? (Ini mungkin berbeda dari jumlah waktu yang
anda habiskan di tempat tidur.)
JUMLAH JAM TIDUR PER MALAM ___________
Untuk setiap pertanyaan yang tersisa, berikan satu jawaban terbaik.
Jawablah semua pertanyaan.
43

5. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mengalami kesulitan


tidur karena anda . . .

a) Tidak bisa tidur dalam waktu 30 menit


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan terakhir dalam dalam dalam
____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
b) Bangun di tengah malam atau dini hari
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
c) Harus bangun untuk ke kamar mandi
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
44

Halaman 2 dari 4

d) Tidak bisa bernapas dengan nyaman


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

e) Batuk atau mendengkur keras


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

f) Merasa terlalu dingin


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

g) Merasa terlalu panas


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

h) Mengalami mimpi buruk


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

i) Mengalami nyeri
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
45

j) Alasan lainnya, silakan jelaskan

_________________________________________________

___________________________________________________________

________________

Seberapa sering dalam sebulan terakhir anda mengalami kesulitan tidur

karena hal tersebut?

Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

6. Selama sebulan terakhir, bagaimana Anda akan menilai kualitas tidur


anda secara keseluruhan ?
Sangat baik ___________
Cukup baik ___________
Cukup buruk ___________
Sangat buruk ___________
Halaman 3 dari 4
7. Selama sebulan terakhir , seberapa sering Anda minum obat untuk
membantu Anda tidur (diresepkan atau "dibeli secara bebas”)?
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

8. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mengalami kesulitan


untuk tetap terjaga saat mengemudi, makan makanan, atau terlibat
dalam kegiatan sosial?
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
46

9. Selama sebulan terakhir, seberapa besar masalah tersebut bagi anda


agar tetap membuat anda antusias untuk menyelesaikan masalah
tersebut?

Tidak ada masalah sama sekali


______
____
Hanya masalah yang sangat kecil
______
____
Agak bermasalah
______
____
Sebuah masalah yang sangat besar
______
____

10. Apakah Anda memiliki pasangan tidur atau teman sekamar?


Tidak ada memiliki pasangan tidur atau teman sekamar
______
____
Pasangan tidur atau teman sekamar di kamar lain
______
____
Pasangan tidur di kamar yang sama,
tetapi tidak di tempat tidur yang sama
______
____
Pasangan tidur di tempat tidur yang sama
______
____

Jika Anda memiliki pasangan tidur atau teman sekamar, tanyakanlah


kepadanya dalam sebulan terakhir seberapa sering anda mengalami . . .
47

a) Mendengkur keras
Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

b) Jeda yang panjang antara napas saat tidur


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

c) Kaki berkedut atau menyentak saat anda tidur


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

Halaman 4 dari 4

d) Peristiwa terjadinya disorientasi atau kebingungan saat tidur


Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___

e) Kegelisahan lain yang terjadi saat anda tidur; silakan jelaskan

_________________________

_______________________________________________________
___________________

Tidak terjadi selama Kurang dari sekali Satu atau Dua kali Tiga Kali atau lebih
sebulan dalam dalam dalam
terakhir_____ seminggu___ seminggu___ seminggu___
48

LAMPIRAN 6
DATA UJI STATISTIK

Usia
Statistics

Usia

N Valid 95

Missing 0

Mean 64.66

Median 64.00
a
Mode 58

Sum 6143
49

(lanjutan)
Jenis Kelamin

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 95

Missing 0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 54 56.8 56.8 56.8

Perempuan 41 43.2 43.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

(lanjutan)
50

Kualitas Tidur

Statistics

Kualitas Tidur

N Valid 95

Missing 0

Kualitas Tidur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 46 48.4 48.4 48.4

Buruk 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0


51

(lanjutan)
Hipertensi

Statistics

Hipertensi

N Valid 95

Missing 0

Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Hipertensi 39 41.1 41.1 41.1

Hipertensi 56 58.9 58.9 100.0

Total 95 100.0 100.0


52

(lanjutan)

Analisis Bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kualitas Tidur * HT / Tidak 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Kualitas Tidur * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Tidak Hipertensi Hipertensi Total

Kualitas Tidur Baik Count 26 20 46

% of Total 27.4% 21.1% 48.4%

Buruk Count 13 36 49

% of Total 13.7% 37.9% 51.6%

Total Count 39 56 95

% of Total 41.1% 58.9% 100.0%


53

(lanjutan)

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.819 1 .003
b
Continuity Correction 7.623 1 .006

Likelihood Ratio 8.958 1 .003

Fisher's Exact Test .004 .003


b
N of Valid Cases 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.88.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Kualitas Tidur


3.600 1.521 8.519
(Baik / Buruk)

For cohort Hipertensi = Tidak


2.130 1.253 3.621
Hipertensi

For cohort Hipertensi =


.592 .409 .857
Hipertensi

N of Valid Cases 95
54

(lanjutan)

Uji Normalitas Usia

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia .087 95 .076 .970 95 .029

a. Lilliefors Significance Correction


55

(lanjutan)
56

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA
Nama : Annisa Aulia Fitri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,Tanggal Lahir: Jakarta, 26 September 1992
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Larisma RT 001/09 NO.20 Pondok Aren,
Tangerang Selatan 15224
Nomor Telepon/HP : 085723507713/08111683482
Email : annisauliaa@yahoo.com/annisaaulia@windowslive.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1996 – 1998 : Taman Kanak-Kanak Aisyiyah BA Makassar
1998 – 2004 : SDI Al-Hasanah Ciledug
2004 – 2007 : MTSS Al-Zaytun Indramayu
2007 – 2010 : MAS Al-Zaytun Indramayu
2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai