Anda di halaman 1dari 12

ISSN 0216-8138 Vol.

17, Nomor 1, Juni 2016

Sistem Kerja Sensor Laser pada LIDAR


I Wayan Krisna Eka Putra
Jurusan Pendidikan Geografi, FHIS, UNDIKSHA
e-mail: krisna.ekaputra@yahoo.com
Abstrak

Sistem LIDAR merupakan perpaduan antara LRF (Laser Range Finder),


POS (Positioning and Orientation System) yang diintegrasikan dengan
DGPS (Differential Global Positioning System), IMU (Inertial Measurement
Unit) dan Control Unit. Prinsip kerja sistem LIDAR secara umum adalah
sensor memancarkan sinar laser ke target di permukaan bumi, kemudian
sinar laser tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar yang
kembali kemudian dianalisis untuk mengetahui jarak dari sensor ke posisi
objek dan menghasilkan posisi 3 dimensi melalui data posisi dan orientasi
dari sensor. Prinsip kerja sensor laser untuk pengukuran jarak sensor
terhadap permukaan tanah menggunakan prinsip beda waktu atau dengan
menghitung jarak berdasarkan informasi selang waktu yang dibutuhkan
sinar laser menempuh perjalanan dari pemancar, hingga kembali ke
receiver. Pada saat proses scanning sensor laser, diawali dari transmitter
menembakkan laser, kemudian diarahkan oleh cermin yang bergerak sesuai
dengan spesifikasi sudut yang ditentukan. Perpaduan kerja dari komponen
sensor laser bisa memberikan data untuk mengetahui jarak dari sensor ke
objek.

Kata kunci : LIDAR, Sensor Laser, Posisi 3 Dimensi

Abstract

LIDAR system is a combination of LRF (Laser Range Finder), POS


(Positioning and Orientation System) integrated with DGPS (Differential
Global Positioning System), IMU (Inertial Measurement Unit) and Control
Unit. The working principle of LIDAR systems in general is the sensor emits
a laser beam to a target on the surface of the earth, then the laser beam is
reflected back to the sensor. Returning beam is then analyzed to determine
the distance from the sensor to the object's position and generate 3-
dimensional position through the data position and orientation of the sensor.
The working principle of laser sensors for distance measurement sensor to
the surface of the soil using a different principle or by calculating the
distance based interval information required laser light to travel from the
transmitter, up to the receiver. At the time of laser sensors scanning process,
starting from firing the laser transmitter, then directed by mirrors that move in
accordance with the specifications corner were determined. The combination
of the work of the components of the laser sensor will provide data to
determine the distance from the sensor to the object.

Keywords: LIDAR, Laser Sensor, Position 3 Dimensions


PENDAHULIAN sistem penginderaan jauh adalah
Sistem penginderaan jauh sensor. Tenaga yang datang dari
ialah serangkaian komponen yang objek di permukaan bumi diterima
diguna-kan untuk penginderaaan dan dire-kam oleh sensor.
jauh. Rangkaian komponennya Kemampuan sensor untuk
berupa tenaga, objek, sensor, data, menyajikan gambaran objek terkecil
dan pengguna data (Sutanto, 1992). ini disebut resolusi spasial. Semakin
Salah satu komponen terpenting dari kecil objek yang dapat direkam oleh

Jurnal Media Komunikasi Geografi 59


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

sensor menandakan semakin baik sumbu (Y) sistem referensi terbang.


kualitas sensor terse-but. Lebih dari Roll merupakan pergerakan rotasi
itu sensor yang terpasang pada sumbu (x) wahana terbang terhadap
wahana pesawat ataupun satelit sumbu (X) pada sistem referensi
akan menghasilkan data akuisisi terbang. Heading merupakan sudut
yang mengandung bias apabila antara sumbu (z) wahana terbang
pergerakan wahana tidak terhadap arah utara. Pergerakan
diperhitungkan. Hal ini karena wahana pada salah satu sumbu
selama misi penerbangan, pesawat akan menyebabkan sumbu yang
udara senantiasa berotasi pada tiga lainnya tidak berimpit dengan sumbu
sumbunya, yaitu pitch, roll, dan referensi. Agar lebih memperjelas
heading. mengenai pergerakan wahana
Pitch adalah gerakan rotasi terbang, disajikan melalui gambar
sumbu (y) wahana terbang terhadap berikut.

Gambar 1. Visualisasi Tipe Pergerakan Wahana Terbang


(Nawangsidi, 2009)
Apabila dicermati, walaupun data pada LIDAR memiliki
sistem penginderaan jauh bekerja komponen sistem yang kompleks
secara bersama-sama untuk dan bekerjanya tidak secara
menghasilkan suatu pengukuran, simultan serta dipengaruhi oleh
tetapi proses akuisisi data antara berbagai bias. LIDAR merupakan
komponen sistem tidak bekerja perpaduan antara LRF (Laser Range
secara simultan pada waktu yang Finder), POS (Positioning and
bersamaan. Hal ini akan berimplikasi Rientation System) yang
pada hasil yang diperoleh karena mengintegrasikan DGPS (Differential
sistem yang bekerja tidak berada Global Positioning System), IMU
pada satu sumbu pengamatan. (Inertial Measurement Unit) dan
Sebagai suatu contoh pada akuisisi Control Unit. Representasi metode
data dengan menggunakan penginderaan jauh dengan LIDAR
teknologi LIDAR. Proses akuisisi disajikan melalui gambar berikut.

Jurnal Media Komunikasi Geografi 60


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Gambar 2. Representasi Akuisisi Data Teknologi LIDAR


(Anonim, 2012)
Memperhatikan gambar terse- rujukan yang relevan. Data tersebut
but, dapat dijelaskan bahwa antara dikum-pulkan sebagai bahan
GPS, IMU dan sensor laser tidak analisis. Data dianalisis secara
merekam data pada waktu yang deskriftif kualitatif.
bersamaan. Sensor laser yang me-
nempel pada pesawat senantiasa PEMBAHASAN
akan mengalami perubahan posisi Sistem LIDAR / Airborne Laser
pengaruh dari pergerakan pesawat. Scanning
Agar hasil akuisisi data yang Sistem LIDAR merupakan
diperoleh bebas dari kesalahan, perpaduan antara LRF (Laser Range
maka perlu dilakukan suatu proses Finder), POS (Positioning and
inte-grasi komponen dari sistem tek- Orientation System) yang diintegra-
nologi LIDAR. Integrasi dalam hal ini sikan dengan DGPS (Differential
dimaksudkan sebagai upaya untuk Global Positioning System), IMU
memadukan dan menghitung posisi (Inertial Measurement Unit) dan
unit perekam pengukur jarak, sudut Control Unit. Prinsip kerja sistem
cermin penyiam, posisi GPS dan LIDAR secara umum adalah sensor
informasi IMU pada saat memancarkan sinar laser ke target
dilakukannya proses akuisisi data. di permukaan bumi, kemudian sinar
Proses integrasi sistem merupakan laser tersebut dipantulkan kembali
sesuatu yang perlu menjadi kajian ke sensor. Berkas sinar yang
dalam penelitian. Sebagai bagian kembali kemudian dianalisis untuk
dari tinjauan mengenai integrasi menge-tahui jarak dari sensor ke
sistem teknologi LIDAR, maka posisi objek dan menghasilkan
melalui tulisan ini akan dicoba untuk posisi 3 dimensi melalui data posisi
disajikan mengenai sistem kerja dari dan orientasi dari sensor (Lohani,
komponen teknologi LIDAR. Hal-hal 1996 dan Istarno, 2011).
yang akan dibahas difokuskan pada Pernyataan yang serupa juga
kajian mengenai sensor laser. menjelaskan, bahwa LIDAR merupa-
Melalui pemaparan isi tulisan ini, kan suatu metode pemetaan dengan
diharapkan bisa memberikan suatu teknologi baru yang menggunakan
peran sebagai informasi awal untuk sensor laser pada pesawat udara.
kegiatan integrasi sistem penginde- Teknologi baru mempunyai makna
raan jauh khususnya teknologi LI- bahwa sensor lasernya diletakkan
DAR. pada wahana yang bergerak. Sebe-
lumnya laser digunakan untuk
METODE pengukuran dengan objek dan
Metode penulisan uang digunakan sensor yang diam. Pada saat
dalam penulisan karya ini yakni akuisisi data, sensor laser
metode kepustakaan. Data memancarkan sinar laser dari
dikumpul-kan dari buku, artikel, dan wahana terbang ke arah permukaan

Jurnal Media Komunikasi Geografi 61


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

bumi dengan sudut pancaran waktu yang bersamaan. Sehingga


tertentu. Apabila posisi wahana hasil akuisisi data yang diperoleh
terbang dapat diketahui dengan akan mengan-dung berbagai bias
GPS dan INS, serta jarak antara akibat terjadinya pergerakan wahana
wahana terbang dengan permukaan terbang dan per-bedaan waktu
bumi diketahui dengan sensor akuisisi data. Bias yang terjadi dapat
LIDAR, maka titik-titik di permukaan berupa perbedaan spasial dan
bumi akan dapat dike-tahui temporal dari masing-masing
posisinya (Pfeifer & Christian, 2007 komponen sistem LIDAR. Lebih
dan Sutanta, tt). jelasnya disajikan sebagai berikut.
Proses akuisisi data LIDAR a. Deviasi spasial
dengan perolehan hasil yang Deviasi spasial adalah
terbebas dari berbagai bias perbedaan posisi antara
kesalahan dipandang sebagai lokasi antena GPS dengan
sesuatu yang harus melakukan lokasi laser scanner pada
berbagai tahapan koreksi. Perlu wahana terbang. Sebagai
menjadi penekanan bahwa antara ilustrasinya disajikan melalui
komponen pada sistem LIDAR tidak gambar berikut.
beroperasi secara simultan pada

Gambar 3. Deviasi spasial antara antenna GPS dengan sensor laser


(Nawangsidi, 2009)
b. Deviasi temporal maan. Selisih waktu antara
Dasar pertimbangan adanya ketiga alat tersebut ketika
deviasi temporal karena kom- melakukan pengukuran di-
ponen-komponen pada LI- nyatakan sebagai deviasi
DAR yaitu GPS, INS, dan tem-poral. Sebagai ilustrasi
sensor laser melakukan pe- me-ngenai deviasi temporal
ngukuran tidak secara simul- disa-jikan melalui gambar
tan pada waktu yang bersa- berikut.

Jurnal Media Komunikasi Geografi 62


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Gambar 4. Deviasi temporal antara GPS, INS, dan sensor laser


(Nawangsidi, 2009)
Upaya yang dapat dilakukan - IMU
untuk memberikan koreksi terhadap Untuk mendapatkan hasil pe-
bias pada akuisisi data LIDAR ngukuran yang optimal de-
dilakukan dengan cara integrasi ngan tingkat kesalahan semi-
komponen sistem LIDAR. Integrasi nimum mungkin, maka pada
menurut KBBI mempunyai makna wahana udara dilengkapi alat
suatu gabungan untuk menjadi untuk merekam posisi pesa-
kesatuan yang utuh dan bulat. wat saat melakukan akuisi
Penerapan integrasi tentunya akan data. Alat yang digunakan
melibatkan lebih dari satu komponen adalah IMU. IMU (Inertial
pada suatu sistem. Sama halnya Measurement Unit) akan me-
dengan makna dari integrasi, pada monitor akselerasi dan rotasi
sistem penginderaan jauh teknologi pesawat.
LIDAR juga terdapat integrasi antara - Sensor laser
komponen sistem LIDAR. Kompo- Sensor laser merupakan alat
nen yang dimaksud adalah sebagai yang digunakan untuk mela-
berikut. kukan pengukuran jarak an-
- GPS. tara sensor terhadap permu-
GPS (Global Positioning kaan tanah dengan yang me-
System) merupakan sistem nggunakan prinsip beda wak-
radio navigasi dan penentuan tu dan ada yang mengguna-
posisi menggunakan satelit. kan prinsip beda fase
GPS didesain untuk mem- Tanpa terlepas dari pemak-
berikan posisi dan kecepatan naan mengenai integrasi, sebagai
tiga dimensi yang teliti, dan informasi awal mengenai integrasi
juga informasi mengenai wa- LIDAR merupakan suatu pertim-
ktu secara kontinu di seluruh bangan penting mengenai
dunia. Metode penentuan po- bagaimana komponen dari sistem
sisi dengan GPS pada LIDAR ter-sebut bekerja. Salah satu
proses akuisisi dengan komponen LIDAR yang akan
LIDAR menggunakan menjadi pene-kanan dalam
metode difer-rensial pembahasan ini yaitu mengenai
kinematik dengan sensor lasernya. Agar lebih
menggunakan data fase. mengarahkan pembahasan
Penggunaan metode diferen- mengenai prinsip kerja sensor laser,
sial akan memberikan hasil perlu merujuk pada karakteristik dari
pengamatan yang lebih teliti. sistem teknologi LIDAR. Karakteris-

Jurnal Media Komunikasi Geografi 63


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

tik dari sistem teknologi LIDAR berikut.


secara umum disajikan sebagai

Tabel 1. Karakteristik Teknologi LIDAR


Spesifikasi Karakteristik
Wavelength 1.064 µm
Pulse Repetition Rate 5 – 33 kHz (50 kHz max)
Pulse Energy 100 s µJ
Pulse Width 10 ns
Bea Divergence 0.25 – 2mrad
o o
Scan Angle (Full Angle) 40 (75 max)
Scan Rate 25 – 40 Hz
Scan Pattern Zig-zag, parallel, elliptical, sinusoidal
GPS Frequency 1 – 2 times per second
INS Frequency 50 (200 max)
Operating Altitude 100 – 1000 m (6000 m max)
Footprint 0.25 – 2 m (from 1000 m)
Multiple Elevation Capture 1–5
Grid Spacing 0.5 – 2 m
Vertical Error 15+ cm
Horizontal Error 10 – 100 cm
Sumber: Fowler, 2001 (dalam Nawangsidi, 2009).
Berdasarkan Tabel 1, dapat model matematika yang teliti,
dijelasakan bahwa untuk sensor dengan tujuan agar bisa memenuhi
laser pada LIDAR sudah mempunyai persya-ratan presisi tinggi.
spesifikasi tertentu yang bisa Sedangkan untuk laser scanning
digunakan acuan dalam proses terestrial kalibrasi yang teliti
akuisisi data. Kenyataan di lapangan diperlukan juga untuk meningkatkan
pada saat akuisisi data acuan kualitas geometris dari hasil proses
seperti yang tersaji pada tabel akuisisi data (Pfeifer & Christian,
tidaklah bersifat mutlak. Hal ini 2007).
karena spesifikasi final yang akan Diluncurkannya satelit Glo-
diguna-kan tergantung pada proses bal Positioning Sistem memungkin-
peren-canaan terbang yang dibuat. kan ditentukannya posisi suatu wa-
Khusus untuk sensor laser akan hana yang bergerak dengan
sangat di-perhatikan dari segi sudut ketelitian yang tinggi, dengan
perekaman (scan angle), karena mengacu pada suatu sistem
sudut perekam-an akan koordinat tertentu. Jika posisi sensor
berpengaruh pada kerapatan titik dapat ditentukan dengan ketelitian
objek yang akan dipetakan. yang cukup tinggi, dan juga jarak
dan sudut antara sensor dengan titik
Prinsip Kerja Sensor Laser Seba- objek di permukaan bumi, maka
gai Bagian Integrasi Komponen posisi objek tersebut dapat juga
Sistem LIDAR ditentukan. Karakteristik menarik
dari sensor laser pada teknologi
Teknologi laser scanning LIDAR adalah dapat diaturnya
mempunyai perbedaan prinsip frekuensi pancaran sinyal, yang
pengukuran dan mekanisme akuisisi memungkinkan diatur-nya density
datanya dengan teknologi yang titik tiap satuan luas tertentu.
selama ini memanfaatkan tenaga Kedudukan komponen sensor laser
matahari. Pada proses akuisisi data pada sistem LIDAR disajikan melalui
dengan menggunakan teknologi gambar berikut.
LIDAR, untuk laser scanning harus
didasarkan pada perencanaan

Jurnal Media Komunikasi Geografi 64


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Laser Sensor Geometrical Sensor for absolute


System Relations orientation determination

Rotating or Laser GPS INS


oscillating mirror Sensor

Aircraft & laser


Coordinates of sensor attitude
Angle between Distance between the GPS Pitch angle
the laser beam the laser and the antenna in Rol angle
and the nadir WGS84 ref Heading angle

Gambar 5. Kedudukan komponen sensor laser pada sistem LIDAR


(Terra Imaging (dalam Sutanta, tt))
Merujuk pada Gambar 5, mengenai objek. Sensor laser
dapat dijelaskan bahwa antara memancarkan dua gelombang yang
sensor laser, GPS maupun IMU berbeda, gelombang hijau dan
mempunyai peran yang berbeda. gelombang infra merah yang
Sebagai contoh INS memberikan memiliki fungsi yang berbeda.
data mengenai tipe pergerakan Gelombang hijau berfungsi sebagai
pesawat (pitc, roll dan heading), gelombang penetrasi jika suatu sinar
GPS memberikan posisi koordinat laser mengenai daerah perairan dan
wahana, dan sensor laser berfungsi untuk mengukur data
memberikan data jarak antara kedalaman. Sedangkan, sinar infra
sensor laser dengan objek yang merah berfungsi untuk mengukur
diukur. Antara sistem sensor laser data topografi daratan atau
dengan GPS dan INS perlu permukaan bumi.
dilakuaknnnya integrasi berupa Prinsip kerja sensor laser
relasi geometrik. Hal ini dengan pada LIDAR adalah dengan
harapan mereduksi bias akibat dari menghitung jarak berdasarkan
pergerakan wahana terbang. informasi selang waktu yang
Sensor laser merupakan dibutuhkan sinar laser menempuh
bagian terpenting pada sistem perjalanan dari pemancar, hingga
LIDAR. Hal ini karena sensor laser kembali ke receiver. Secara umum
berfungsi memancarkan sinar laser prinsip kerja sensor laser adalah
ke objek dan merekam kembali sebagai berikut.
gelombang pantulannya setelah

Gambar 6. Prinsip kerja sensor laser


(Nawangsidi, 2009)

Jurnal Media Komunikasi Geografi 65


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Pada kenyataannya prinsip sensor laser ini dibedakan menjadi


kerja dari sensor laser tidak dua yaitu cermin putar dan cermin
semudah seperti yang disajikan osilasi (Istarno, 2011 dan
pada Gambar 6. Pada komponen Nawangsidi, 2009).
sensor laser terdapat beberapa Pendapat yang lebih kompre-
bagian yaitu : sinar laser, scanner, hensip dipaparkan oleh (Pfeifer &
receiver dan cermin yang digunakan Christian, 2007), bahwa prinsi kerja
untuk memantulkan sinyal dari sensor laser pada LIDAR dapat
pembangkit laser ke permukaan diilustrasikan sebagai berikut.
tanah. Sistem kerja cermin pada

Gambar 6. Prinsip sensor laser pada LIDAR


(Pfeifer & Christian, 2007)
Melalui gambar yang disaji- waktu mulai dari laser dipancarkan
kan oleh Pfeifer & Christian (2007), sampai diterima kembali. Waktu
dapat dijelaskan bahwa pada sensor yang terekam akan digunakan data
laser LIDAR tidak hanya terdiri dari untuk melakukan proses hitungan ja-
scanner dan receiver. Lebih dari itu rak sensor ke objek. Lebih jelasnya,
pada sensor laser juga terdapat Hvidegaard (dalam Nawangsidi,
transmitter yang dilengkapi cermin 2009) menyajikan ilustrasi prinsip
untuk memancarkan pulsa laser ke kerja sensor laser melalui gambar
objek. Pada saat pulsa laser berikut.
dipancarkan, counter akan merekam

Keterangan gambar:
1. Transmitter
2. Sudut scanning
3. Cermin

Gambar 7. Prinsip scanning sensor laser.


(Hvidegaard (dalam Nawangsidi, 2009))

Jurnal Media Komunikasi Geografi 66


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Melalui Gambar 7, Hvide- jarak sekitar 12 km mulai dari


gaard (dalam Nawangsidi, 2009) transmitter hingga kembali lagi ke
menjelaskan bahwa pada proses receiver. Jarak 12 km itu dapat
scanning sensor laser, tahapan per- ditempuh dalam waktu 4 x 10 -5 detik.
tama yaitu transmitter Sementara kemampuan sensor laser
menembakkan laser, kemudian untuk memancarkan sinar laser
diarahkan oleh cermin yang 5000 hingga 50.000 pancaran per
bergerak sesuai dengan spesifikasi detik-nya, atau dapat menambahkan
sudut (Scan Angle) yang ditentukan. satu berkas sinar laser dalam 2 x 10 -
4
Perpaduan kerja dari komponen detik hingga 2 x 10-5 detik.
sensor laser sesuai gambar 5, 6 dan Pada proses akuisisi data
7 akan bisa memberikan data untuk dengan sensor laser terdapat sudut
mengetahui jarak dari sensor ke divergensi yang merupakan sudut
objek yang dipetakan. Lebih yang terbentuk antara 2 kali
jelasnya, Baltsavias (dalam Istarno, pancaran pulsa sinar laser yang
2011), mengungkap-kan bahwa berurutan. Sudut ini ditentukan oleh
untuk pengukuran jarak antara panjang gelombang sinar laser yang
sensor terhadap permukaan tanah digunakan dan foot print size.
menggunakan prinsip beda waktu Frekuensi pemancaran pulsa sinar
dan ada juga yang menggunakan laser dan frekuensi penyiaman
prinsip beda fase. Untuk biasanya dapat diatur. Frekuensi
memperoleh hasil pengukuran jarak pemancaran pulsa menunjukkan
dari sensor terhadap permukaan seberapa sering pulsa sinar laser
tanah dengan prinsip beda waktu dipancarkan dari alat pembangkitnya
menggunakan rumus sebagai tiap satu detik. Sedangkan frekuensi
berikut. penyiaman menunjukkan seberapa
t banyak garis penyiaman yang dapat
R c ; dilakukan dalam satu detik. Pada
2 sistem yang ada saat ini frekuensi
Dimana : pemancaran pulsa berkisar dari 5
R = jarak antara sensor dan objek kHz sampai dengan 83 kHz, bahkan
yang diukur. saat ini terdapat sistem yang
c = kecepatan cahaya mencapai 200 kHz. Kedua hal
t = waktu tempuh sinyal.
tersebut, ditambah dengan faktor
Perlu menjadi penekanan
ketinggian terbang dari atas
bahwa proses pengukuran jarak dari
permukaan tanah akan menentukan
sensor ke permukaan bumi meng-
kerapatan titik tiap satu satuan luas
gunakan acuan waktu sinyal
tertentu (Istarno, 2011 dan Hasil
menem-puh perjalanan dari sensor
Wawancara PT Airborne, 2011)
ke objek dan kembali lagi ke sensor.
Di samping itu juga
Dalam hal ini waktu tempuh hanya
berdasarkan hasil wawancara yang
digu-nakan sekali perjalanan sinyal,
pernah dilakukan dengan PT
se-hingga waktu tempuh sinyal dari
Airborne, bahwa kerapatan laser
dari sensor ke objek dan kembali
point tergantung kepada setting rit
lagi ke sensor dibagi 2.
pulsa yang diberikan. Setelah
Sensor laser akan
dilakukan uji coba beberapa kali
memancar-kan berkas sinar laser
ternyata yang paling efektif dan
yang mempu-nyai kecepatan rambat
efisien adalah menggunakan rit
299.792,458 km/detik. Dengan jarak
pulsa sebesar 100 KHz dan tinggi
pengukuran dari sensor laser ke
terbang kurang lebih 1000 meter.
permukaan tanah yang maksimal
Untuk setting rit pulsa 100 KHz
hanya berjarak 6 km, maka satu
inteval laser point pada data
berkas sinar laser akan menepuh

Jurnal Media Komunikasi Geografi 67


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

diperoleh jarak 40 cm s/d 50 cm di sebagian lagi memantul sempurna


atas open area. tetapi tidak mengenai sensor, hal ini
Disisi lain mengenai akibat perbedaan waktu pantul dan
prosentase pantulan LIDAR yang kecepatan pergerakan alat sensor
diterima sensor setiap pancaran (kecepatan pesawat). Ilustrasinya
LIDAR yang dilepaskan oleh alat dapat merujuk pada gambar 6
dalam satu detik akan diterima (Pfeifer & Christian, 2007 dan
kembali oleh sensor berkisar Istarno, 2011).
sebesar 60 % untuk areal tidak Pada saat scaning dengan
berair seperti permukaan tanah baik teknologi LIDAR dan pemotretan
unsur berupa vegetasi seperti areal udara jalur terbang membentuk garis
hutan maupun non vegetasi seperti lurus yang disebut sebagai Way
bangunan daerah perkotaan. Jika Point, yang tersusun dari posisi titik-
LIDAR yang dipancarkan jatuh titik yang mempunyai koordinat
kepada permukaan air, maka dengan interval waktu tertentu. Titik
pantulannya 0%, karena seluruhnya tersebut adalah posisi dimana
diserap oleh unsur air. Pantulan kamera melakukan shooting. Secara
LIDAR sebesar 40% apabila LIDAR umum gambaran mengenai jalur
yang tidak diterima oleh sensor terbang adalah sebagai berikut.
memantul ke segala arah dan

Gambar 7. Jalur terbang


(Analisis hasil wawancara PT Airborne, 2011)
Mengenai panjang dan Masing-masing pantulan yang
lebar open space yang serta overlap dihasilkan diukur intensitasnya,
yang digunakan pada perencanaan sehingga diperoleh gambaran atau
jalur terbang, sangat ditentukan oleh bentuk objek yang menutupi
kecepatan pesawat dan karakteristik permukaan tanah. Pantulan pertama
dari sensor yang digunakan. akan mengukur jarak dari objek
Terlepas dari prinsip kerja pertama yang ditemui, contohnya
secara umum dari sensor LIDAR, pohon. Pantulan terakhir akan me-
Gaynor (2007), memaparkan bahwa ngukur jarak yang terakhir, contoh-
sensor LIDAR mempunyai kemam- nya tanah. Dengan memperhatikan
puan dalam hal pengukuran multiple data pertama dan terakhir secara
return. Multiple return ini digunakan simultan, maka akan diperoleh tinggi
untuk menentukan bentuk dari objek pohon dan topografi permukaan
atau vegetasi yang menutupi tanah. Multiple return biasanya
permukaan tanah. Gelombang yang diaplikasikan untuk daerah-daerah
dipancarkan dan dipantulkan tidak yang vegetasinya sangat padat.
hanya mengenai permukaan tanah, Sebagai ilustrasi dari prinsip multiple
tetapi juga mengenai objek-objek return disajikan pada gambar
yang ada di atas permukaan tanah. berikut.

Jurnal Media Komunikasi Geografi 68


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

Gambar 8. Konsep Multiple Return


(Gaynor, 2007)
Mengenai prinsip kerja dilakukannya proses akuisisi data.
sensor laser yang dikaji dari proses Salah satu yang dipaparkan dalam
penyiaman (scanning) dibedakan tulisan ini bahwa sensor laser pada
menjadi 4 jenis penyiaman. Keempat LIDAR memberikan informasi jarak
jenis penyiaman tersebut adalah ; dari sensor yang terpasang pada
(a) penyiaman putar dengan wahana terbang dengan objek yang
kecepatan konstan, (b) penyiaman dipetakan. Prinsip kerja sensor laser
osilasi, (c) penyiaman nutasi, dan (d) untuk pengukuran jarak sensor
penyiaman elips. Melalui jenis-jenis terhadap permukaan tanah
penyiaman sensor laser, berkas menggunakan prinsip beda waktu
sinar laser ditembakkan beruntun dan ada juga yang menggunakan
dan diarahkan sesuai dengan pola prinsip beda fase. Proses scanning
scan melalui cermin yang dapat sensor laser, diawali dari transmitter
bergerak. Cermin berputar untuk menembakkan laser, kemudian
memantulkan sinar laser agar diarahkan oleh cermin yang
merambat sesuai dengan jalur bergerak sesuai dengan spesifikasi
sapuan. Saat receiver menerima sudut (Scan Angle) yang ditentukan.
pantulan balik sinar laser, sensor Perpaduan kerja dari komponen
laser akan bisa mengindentifikasi sensor laser akan bisa memberikan
obyek yang memberikan pantulan. data untuk mengetahui jarak dari
sensor ke objek yang dipetakan.
PENUTUP Melalui keterbatasan sarana
Sebagai kesimpulan dalam baik berupa data maupun software
tulisan ini dapat dijelaskan bahwa beserta SDM untuk melakukan
melalui informasi prinsip kerja dari integrasi komponen dari teknologi
komponen sistem teknologi LIDAR LIDAR, sehingga apa yang disajikan
akan bisa dijadikan sebagai dalam tulisan ini tidak bisa
informasi awal untuk melakukan merepresentasikan secara mendetail
proses integrasi antar hubungan matematis antara
komponennya. Integrasi integrasi komponennya. Sebagai
dimaksudkan sebagai upaya untuk suatu hal yang bisa disajikan
memadukan dan menghitung posisi hanyalah berupa teori yang merujuk
unit perekam pengukur jarak, sudut pada beberapa hasil penelitian
cermin penyiam, posisi GPS dan beserta pustaka mengenai
informasi IMU pada saat bagaimana prinsip kerja salah satu

Jurnal Media Komunikasi Geografi 69


ISSN 0216-8138 Vol. 17, Nomor 1, Juni 2016

komponen dari LIDAR, yaitu sensor Detail Menggunakan


laser. Sehingga diharapkan isi dari Teknologi Foto Udara,
kajian pustaka dalam tulisan ini bisa LIDAR, dan Batimetrik.
menjadi pedoman ataupun Jakarta.
pertimbangan mengenai proses
integrasi komponen dari teknologi Lohani, B. 1996. Airborne Altimetric
LIDAR. LIDAR: Principle, Data
Coleection, Processing and
DAFTAR PUSTAKA Applications. Department of
Anonim. 2011. LIDAR Technology. Civil Engineering, India.
Tersedia pada
Nawangsidi, Dipo. 2009. Airborne
http://www.google.co.id/
Altimetric LIDAR ; Aplikasi
imgres?imgurl=http://lidar.ihr
dan Permasalahan. Program
c.fiu.edu/images/schem_MD
Studi Teknik Geodesi &
_MAN04_2.jpg&imgrefurl=htt
Geomatika Fakultas Ilmu dan
p://lidar.ihrc.fiu.edu/aboutlidar
Teknologi Kebumian ITB.
.html&usg= cWI-
rzRadlQlPkcW46K Pfeifer, Norbert dan Christian Briese.
FjvsNIQk=&h=546&w=659&s 2007. Laser Scanning-
z=160&hl=id&start=15&zoom Principles and Applications.
=1&tbnid=iIWeTsGZ- Institute of Photogrammetry
kYsFM:&tbnh=14&tbnw=138 and Remote Sensing, Vienna
&ei=khZlUNKvIo2 University of Technology.
zGrAfZkIH4Cg&prev=
/images%3Fq%3Dairborne% Sutanta, Heri. tt. Penggunaan
2Blaser%2Bscanning%26hl Airborne Laser Scanning
%3Did%26client%3Dfirefoxa (ALS) untuk Pengadaan DTM
%26sa%3DX%26rls%3Dorg. Berketelitian Tinggi. Jurusan
mozilla:enUS:official%26tbm Teknik Geodesi, Fakultas
%3Disch&itbs=1. Diakses Teknik, Universitas Gadjah
pada Minggu 30 September Mada : Yogyakarta.
2012.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh.
Gaynor, S. 2007. Lidar Technology Gadjah Mada University
the Basics. Leica Press : Yogyakarta.
Geosystem.

Hasil wawancara dengan teknisi PT.


Airborn. Pada Jumat, 30
Desember 2011.
Istarno. 2011. Pembentukan Model
Elevasi Digital Dari Data
LIDAR dan
Interpretabilitasnya Untuk
Obyek Tutupan Lahan di
daerah Koridor Nganjuk-
Kertosono. Disertasi (tidak
diterbitkan), Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Karvak. 2007. Perencanaan Jalur
Sutet dan Analisa Topografi

Jurnal Media Komunikasi Geografi 70

Anda mungkin juga menyukai