Anda di halaman 1dari 11

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena

oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa
Inggris remote

sensing, bahasa

Perancis tldtection, bahasa

Jerman fernerkundung,bahasa

Portugis sensoriamento

remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan
medis atau fotogrametri.

Walaupun

semua

hal

yang

berhubungan

dengan astronomisebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca. Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visual]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi). Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan petadigital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjadi masukan (input) dalam suatu sistem informasi

geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya. Pencitraan dengan Radar Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target dengan wahana pesawat terbang atau satelit yang dilakukan ke arah miring (side looking). Ukuran jarak tersebut didapat dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor sampai ke target dan kembali lagi ke sensor.

Gambar Cara kerja radar. Sensor memancarkan gelombang elektromagnetik ke target dan diterima kembali oleh sensor untuk menentukan jarak (S) Pada awal penggunaan sistim radar pada pemetaan/penginderaan jauh, dilakukan dengan sistim radar apertur riil (Real Aperture Radar - RAR), di mana pada sistim ini digunakan antena cukup panjang sekitar 4 hingga 6 meter dan dapat lebih panjang. Makin panjang antena akan didapat resolusi makin baik (Sabin, 1978). Dengan pemakaian antena yang panjang tersebut, sangat banyak keterbatasannya, terutama menyangkut penempatan antena yang panjang di wahana, khususnya pesawat terbang. Sistim radar menggunakan panjang gelombang mikro yang mempunyai ukuran sekitar 5 mm hingga 1000 mm, sehingga mampu menembus awan. Pita / Saluran (band), panjang gelombang dan frekuensi yang digunakan sistim radar dalam penginderaan jauh.

Pengolahan Radar (Radar Processing) Data mentah radar (Raw data Radar) tidak dapat diview sebagai sebuah citra (image), tetapi merupakan dalam bentuk sebuah data hologram yang dibutuhkan dalam bentuk sebuah citra (image). Di dalam kisaran dimensi (range dimension) bahwa data mentah (raw data) secara typical dikerik (chirped) atau bubaran frekuensi (frequency dispersed) dan harus dikompres (compressed). azimuth, history Doppler (Doppler history) harus mirip dikompres Dalam untuk Hal ini

menciptakan synthetic aperture. Data mental radar secara tipical complex, yang berisi dua pengukuran dari energi yang kembali untuk setiap pixel. merepresentasikan phase dan amplitudo dari energi yang kembali di dalam sebuah sistem koordinat 2 dimensi seperti I dan O. Pengolahan data mentah radar menjadi citra (imagery) secara komputasi sangat intensif. 1 b. Pengolahan secara Digital Data Mentah (Digital Processing of Raw Data) Menurut sejarah, prosesor optikal koheren (coherent optical processor) memakai kombinasi laser/lensa dengan pencatat film (film recorder) telah digunakan untuk memproses data radar yang dalam bentuk holographic. Sejak akhir 1970-an, prosesor optik (optical processor) secara besar-besaran menghilang karena tersedianya prosesor digital (digital processors) yang cepat dan lebih murah. Digital radar processors mampu mengkonversi slant-range ke ground range (slantrange to ground-range conversion), dan koreksi perolehan kisaran yang terikat (range dependent gain correction). Sejumlah bebas (independent) terlihat dalam dimensi azimuth yang divariasikan dalam sebuah quantitative fashion. data dalam Geographical Information System (GIS). geometric data citra dibutuhkan. Digital radar Citra dicontoh ulang (image resampling) ke berbagai ukuran pixel dan menempatkan Kalibrasi radiometric dan processing merupakan

pengkonversian (conversion) dan penciutan (compression) dari Sejarah sinyal radar (radar signal histories) di dalam arah azimuth dan kisaran (azimuth and range direction) ke dalam sebuah format citra (an image format) yang dapat ditafsirkan oleh pengguna. Langkah-langkah dalam pengolahan biasanya dilakukan kompresi

range (range compression), kompresi azimuth (azimuth compression), pendeteksian sinyal (detection of sinyal), pengolahan lihatan ganda (multi-look processing), dan penyimpanan data (data storage) ke dalam Computer Compatible Tape (CCT) atau Exabyte, dsb. Prosesor digital (digital processor) dapat berupa time domain atau frequency domain, beserta keuntungan untuk kedua tipe tersebut. Prosesor time domain (Time domain processor) menggunakan convolutions atau matched filtering, dan frequency domain menggunakan transformasi Fourier dan simplers multiplications. Produksi hasilnya (Output product) adalah sebuah citra yang rumit (a complex image) yang dapat dideteksi baik ke dalam real image atau dibawa keberikutnya ke dalam operasi yang lebih canggih (more sophisticated operations) seperti pengolahan interferometric. 2 c. Digital Image Analysis Setelah memproduksi sebuah citra real yang berguna (a usable real image) dari data yang kompleks (complex data), maka Digital Image Analisys (DIA) bisa dilakukan pada citra hasil (resulting imagery). Analisa citra (image analysis) dari data inderaja (remotely sensed data) biasanya termasuk langkah-langkah berikut: Geometric correction and Registration (geocodedor georeferenced); Radiometeric calibration (return related to relative or absolute standards); Data enhancement (contrast stretches, radiometric enhancement), Filtering (speckle reduction, edge detection), Digital Mosaicing; Information Extraction (MLC, Texture, PCA, etc.), and Radar Mapping Technique. DIA akan diterangkan mendetail dalam ban interpretasi radar. 3 GEOMETRI PENCITRAAN RADAR

Pencitraan radar, baik dengan wahana pesawat terbang maupun satelit, selalu dilakukan kearah miring (side looking), dan hal ini akan berakibat timbulnya suatu resolusi spasial, yang terdiri dari komponen resolusi kearah melintang lintasan (range resolution ) dan resolusi searah lintasan (azimuth resolution). Resolusi melintang lintasan adalah resolusi pada arah tegak lurus terhadap arah terbang wahana (lihat Gambar 3). Untuk dapat merekam secara terpisah dua obyek yang berdekatan pada arah tegak lurus arah terbang, semua sinyal yang

dipantulkan oleh kedua obyek harus diterima antena secara terpisah. Sedangkan resolusi searah lintasan adalah resolusi searah lintasan wahana

DASAR-DASAR RADAR APERTEUR SINTESA

Teknik Radar paling canggih saat ini yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah Radar Apertur Sintesa (Synthetic Aperture Radar/SAR). Dalam sistim ini, digunakan antena yang relatif kecil dan mampu menggantikan antena yang panjang. Perbedaan dengan sistim radar konvensional, gelombang tidak dideteksi secara bersamasama (serentak) dalam seluruh bagian antena sintetis.Sebagai pengganti, selama antena kecil bergerak sepanjang lintasan, sinyal yang diterima pada setiap posisi direkam, kemudian dikombinasikan dengan sistim pengolahan data. Kualitas hasil disetiap titik sangat tergantung dari intensitas energi balik yang dipantulkan oleh setiap obyek di lapangan.Oleh karena itu intensitas sinyal balik ini sangat tergantung pada sifat fisis dan bentuk permukaan yang diindera. (bentuk topografi,kekasaran,liputan vegetasi ), juga sifat elektrisnya (konduktifitas). 5 RADAR APERTEUR SINTESA INFOMETRI

Radar Apertur Sintesa Interferometri merupakan suatu teknik Radar Apertur Sintesa dengan menggunakan dua antena. Kedua antena merekam data amplitudo dan fasa dari radiasi pantulan. Kedua antena dapat dipasang pada satu wahana, dalam posisi melintang ataupun dalam posisi memanjang wahana. Kedua teknik tersebut sering disebut dengan lintasan tunggal (single pass), karena kedua antena terletak di wahana yang sama. Teknik lain yang terus berkembang dan sangat menjanjikan dimasa mendatang adalah penggunaan satu antena, akan tetapi melintas di lokasi yang sam a pada saat yang tidak sama (repeat pass). 6 RADAR APERTEUR SINTESA INFOMETRI MELINTANG LINTASAN

Pada teknik ini kedua antena dipasang melintang terhadap arah lintasan wahana, seperti terlihat pada Gambar 6. Salah satu antena bekerja dengan mengirim dan menerima sinyal, sedang antena lainnya hanya menerima sinyal pantul. Teknik ini sampai sekarang hanya diterapkan di wahana pesawat terbang. 7 RADAR APERTEUR SINTESA INFOMETRI MEMANJANG LINTASAN

Teknik ini juga menggunakan lintasan tunggal ( single pass ) akan tetapi kedua antena dipasang pada posisi memanjang wahana, searah terhadap lintasan wahana. Teknik ini juga hanya diterapkan di wahana pesawat terbang. 8 RADAR APERTEUR SINTESA INFOMETRI PENGULANGAN LINTASAN

Pada teknik ini, hanya digunakan satu antena dimana pada saat melintas pada satu lokasi, dihasilkan satu citra dan pada saat kesempatan lain dihasilkan citra untuk daerah yang sama dari posisi wahana yang sedikit berbeda. Garis hubung yang menghubungkan kedua posisi antena disebut basis ( baseline ). Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan wahana satelit. Teknik ini disebut pengulangan lintasan ( repeat pass ) karena wahana melintas pada posisi yang hampir sama pada dua saat yang berbeda. Hubungan antara beda fasa , panjang gelombang , basis B dan beda jarak antara antena dan objek 2 1. Dari beda fasa yang terjadi,baik pada sistim radar interferometri melintang lintasan, memanjang lintasan maupun pengulangan lintasan, kemudian diolah melalui proses phase-Unwrapping, yaitu pengolahan fasa untuk menyelesaikan ambiguitas 2 .Hasil phase-unwrapping, dihitung / dikonversi harga fasa di setiap piksel menjadi ketinggian, sehingga dengan demikian bisa diturunkan Model Ketinggian Digital untuk area yang dicakup. Penginderaan jauh Sistem satelit 1. Sistem Satelit Sistem satelit dalam penginderaan jauh tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana (platform) satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Penyiam merupakan sistem, perolehan data secara keseluruhan termasuk sensor dan detektor. Sensor merupakan alat untuk menangkap energi dan mengubahnya ke dalam bentuk sinyal dan menyajikannya ke dalam bentuk yang sesuai dengan informasi yang ingin disadap. Detektor merupakan alat pada sistem sensor yang merekam radiasi elektromagnetik.

2. Sistem Satelit Landsat Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang

dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3, generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit generasi kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan (Sutanto, 1994). Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam Vidicon). Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi spasial menjadi 30 x30 meter untuk TM1 TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120 meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64 tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA menambahkan penajaman sensor band pankromatik yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi

15m x 15m sehingga dengan kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m. Tabel 2.1 Saluran Citra Landsat TM Kisaran Saluran Gelombang (m) Kegunaan Utama Penetrasi 1 0,45 0,52 tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi.

Pembedaan vegetasi dan lahan. Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan untuk membedakan tanaman sehat terhadap

0,52 0,60

tanaman yang tidak sehat Saluran terpenting untuk membedakan jenis vegetasi. Saluran ini terletak pada

0,63 0,69

salah satu daerah penyerapan klorofil Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga untuk identifikasi jenis

0,76 0,90

tanaman. Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air. Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan air pada

5 6

1,55 1,75 2,08 2,35

tanaman, kondisi kelembapan tanah. Untuk membedakan formasi batuan dan untuk pemetaan hidrotermal. Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi. Pembedaan kelembapan

7 8

10,40 12,50 Pankromatik

tanah, dan keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal. Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata ruang

9 3. Karakteristik Data Landsat TM Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah tengah, dan satu saluran inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran ini ditentukan dengan mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh kondisi atmosfer bumi. Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran TM dipilih setelah

analisis nilai

lebihnya

dalam pemisahan

vegetasi,

pengukuran

kelembaban

tumbuhan dan tanah, pembedaan awan dan salju, dan identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan tertentu. Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view) atau ukuran daerah yang diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial untuk keenam saluran spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah thermal adalah 120 m (Jensen,1986).

10 4. CARA KERJA Satelit merupakan suatu benda yang beredar mengelilingi suatu objek yang lebih besar, contohnya bumi yang merupakan satelit dari matahari, ataupun bulan yang selalu mengitari bumi. Bumi atau bulan merupakan satelit alami sedangkan wahana ruang angkasa yang diluncurkan manusia ke angkasa luar merupakan satelit buatan. Kamera yang dipasang pada satelit berfungsi sebagai indera penglihatan yang melakukan perekaman terhadap permukaan bumi pada saat satelit tersebut beredar mengitari bumi menurut garis orbit atau edarnya. Sensor yang ada pada kamera akan mendeteksi informasi permukaan bumi melalui energi radiasi matahari yang dipantulkan oleh permukaan keatas, data energi pantulan radiasi ini diolah menjadi gejala listrik dan data dikirim ke stasiun pengolahan satelit yang ada di bumi. Terdapat 7 komponen dalam penginderaan jauh yaitu: (1) Sumber cahaya matahari, (2) gelombang elektromagnetik yang sampai ke permukaan bumi (Ei= Incoming electromagnetic), electromagnetic (3) yang objek yang ada (ER dipermukaan = Reflect bumi, (4) gelombang atau dipantulkan electromagnetic)

dikembalikan oleh permukaan bumi, (5) sensor yang ada di kamera yang terpasang pada satelit di ruang angkasa, (6) stasiun penerima dan pengolah data satelit dan (7) pengguna data citra satelit.

Suatu Ei yang sampai di permukaan bumi terdiri dari sinar tampak (visible light), sinar infra merah dekat (Near Infra Red / NIR) dan infra merah gelombang pendek (Short Wave Infra Red / SWIR). Komponen Ei yang sampai dipermukaan bumi akan terbagi atas ER (Reflect Electromagnetic), EA adalah gelombang elektromagnetik yang diserap (Absorp Electromagnetic), Ee gelombang elektromagnetik yang teremisi (Emission Electromagnetic) dan ET (Transmittant Electromagnetic) yaitu diteruskan. Besarnya nilai persentase pantulan objek akan mencerminkan warna dari suatu objek. Untuk vegetasi akan terlihat pada spektrum cahaya tampak antara 0.4 0.7 m, dengan nilai 0.4 0.5 m untuk daun yang sehat yaitu pada kisaran warna biru dan hijau (sebagian besar gelombang elektromagnetik diserap oleh khlorofil) dan jika warna daun yang merah akan terlihat pada 0,65 m. Persentase pantulan dari daerah yang tertutup vegetasi berkisar antara 5 50% tergantung kerapatan dan jenis vegetasi yang menutupi daerah tersebut Untuk tanah kering yang terbuka akan terlihat coklat abu-abu dengan pantulan berkisar antara 5 45%. Sedangkan air yang jernih spektrum cahayanya akan terdapat pada panjang gelombang 0.4 0.78 m dengan pantulan yang rendah kurang dari 5%. Resolusi spasial dari citra satelit dapat dibagi 3 yaitu makro, sedang dan mikro dengan interpretasi deskripsi citra secara umum, agak rinci dan rinci. Resolusi spasial dikatakan makro jika pada suatu kawasan disebut mempunyai penutup lahan bervegatasi. Jika kawasan itu disebutkan mempunyai penutup lahan terdiri dari perkebunan, hutan atau sawah maka resolusi citra nya disebut sedang dan jika disebutkan suatu daerah mempunyai vegetasi hutan pinus, hutan jati, hutan bakau atau perkebunan kelapa sawit, maka resolusi spasialnya adalah mikro. Sistem sensor penginderaan jauh yang bekerja pada daerah sinar tampak (fotografi) disebut sebagai sensor optis. Adapun sensor yang bekerja pada daerah sinar inframerah disebut sebagai sensor thermal sedangkan yang bekerja pada gelombang mikro dikenal sebagai sensor radar. Masing-masing sensor mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sensor optis dan thermal mudah digunakan dan diinterpretasikan tetapi hanya bekerja optimal pada keadaan ruang

angkasa yang cerah tanpa ditutupi oleh awan, kabut atau hujan. Sensor optis dan thermal tidak mampu menembus hambatan ini. Untuk itu digunakan sensor radar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh

Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi

Utoyo, Bambang. 2007. Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA Kelas X. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13. https://dl.dropboxusercontent.com/u/91752730/Perkembangan%20Radar%20dalam %20Penginderaan%20Jauh.pdf http://nurcahyanto88.wordpress.com/2010/06/02/sistem-radar-pada-pengindraanjauh/

Anda mungkin juga menyukai