PENDAHULUAN
DI ISI YA :D
MANFAATNYA TERHADAP TAMBANG JUGA
JUDUL: PEMANFAATAN LIDAR DENGAN UAV HEXACOPTER DALAM
PENGUKURAN VOLUME STOCK PILE BATUBARA
2. DASAR TEORI
2.1 Prinsip Kerja LIDAR
Lidar kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan (secara
terjemahan bebas) adalah pengenalan obyek dari udara menggunakan sinar (laser) dan
pengukuran jarak dari sensor terhadap obyek yang akan dikenali. Sinar Laser adalah
sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang mempunyai panjang
gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya tersebut, maka laser bisa
menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan tanah dan dipantulkan kembali
untuk ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat beda waktu yang digunakan mulai
keluar dari sensor sampai kembali ditangkap sensor. Sehingga jarak yang didapat atau
disebut dengan Range merupakan separoh waktu pergi-pulang dikalikan dengan
kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan.
Apabila posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui (dengan
technologi GPS/INS), maka setiap obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa
diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang Referensi yang digunakan. Sehingga
setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk pemetaan, khususnya
pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan tanah yang memantulkan
sinar laser sewaktu dilakukan scanning.
Selanjutnya elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk
menyusun Model Permukaan Digital/MPD yang bermanfaat untuk modelling
permukaan wilayah maupun pembuatan garis kontur untuk pemetaan. Untuk
menyajikan gambaran dari detail planimetris permukaan tanah seperti Jalan, Bangunan,
Sungai, jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah pertanian,
perkebunan, budidaya, tambang, wilayah tubuh air dan lain sebagainya, dilakukan
dengan cara menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan system Lidar.
2.1.1 Monitoring dan Supporting Teknis
Secara teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :
differensial
sehingga
bisa
mengamati
posisi
objek
yang
diam
atau
Sensor Laser
Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan
merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada
umumnya gelombang yang dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu
gelombang hijau dan gelombang infra merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai
gelombang penetrasi jika suatu sinar laser mengenai daerah perairan. Sinar hijau
berfungsi untuk mengukur data kedalaman, sedangkan sinar infra merah berfungsi
untuk mengukur data topografi daratan atau permukaan bumi. Kekuatan sensor
LIDAR sangat erat kaitannya dengan:
o Kekuatan sinar laser yang dihasilkan
o Cakupan dari pancaran sinar gelombang laser
o Jumlah sinar laser yang dihasilkan tiap detik
Sensor LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return. Multiple
return digunakan untuk menentukan bentuk dari objek atau vegetasi yang menutupi
permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan dan dipantulkan tidak hanya mengenai
permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek yang ada di atas permukaan tanah.
Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur intensitasnya, sehingga diperoleh
gambaran atau bentuk dari objek yang menutupi permukaan tanah tersebut.
2.1.2
Pengukuran LIDAR
Prinsip kerja LIDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser pada
target kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar yang
ditangkap kemudian dianalisis oleh peralatan detector.
Perubahan komposisi cahaya yang diterima dari sebuah target ditetapkan sebagai
sebuah karakter objek. Waktu perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima kembali
diperlukan sebagai variable penentu perhitungan jarak dari benda ke sensor.
Pada wahana yang dipilih (Pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan
INS. Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka dapat
ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan tersebut pesawat
melakukan pemotretan/ penyiaman (scanning). Nah, pada saat laser scanner melakukan
penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap interval waktu tertentu direkam
posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya (menggunakan INS). Proses ini
dilakukan sampai seluruh jalur terbang yang direncanakan dapat disiam. Pada tahap
pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian, yaitu pemrosesan data GPS, INS,
dan LIDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan terpisah secara post processing
sehingga didapatkan posisi dan orientasi Laser scanner sepanjang trayektori (lintasan
jalur terbang).
Prinsip pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak antara Laser
Scanner dengan obyek (misal atap gedung. Hal yang cukup menarik disini adalah akan
ditemukan 4 sistem koordinat, yaitu: Sistem koordinat receiver GPS, Sistem koordinat
INS, Sistem koordinat Laser Scanner, dan Sistem koordinat peta. Dalam konteks
fotogrametri, ke-4 sistem kordinat tersebut dapat dihubungkan dalam bentuk vektor.
Vektor system koordinat peta merupakan vektor resultan penjumlahan vektor sistem
koordinat receiver GPS dengan INS dan Laser Scannner.
Data awal setelah pengukuran Lidar yang didapatkan berupa :
Dewasa ini banyak dijumpai pesawat model mini yang digunakan untuk
memantau suatu objek tanpa awak dari jarak yang cukup jauh yang biasanya pesawat ini
dikendalikan oleh kontrol jarak jauh (remote control), atau sistem navigasi lewat
komputer jika dalam aplikasi sebenarnya. Beberapa aplikasi dari pesawat ini adalah
operasi militer untuk melakukan pengintaian musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700
meter di atas permukaan laut. Pada operasi militer pesawat ini gambaran lokasi musuh
tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.Pesawat tanpa
awak tersebut dikenal dengan istilah Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Selain untuk
keperluan militer, UAV juga dapat digunakan untuk keperluan penelitian, keamanan
masyarakat, dan komersial. Misalnya untuk pemantauan wilayah bencana, peta
bangunan, kepadatan lalu lintas, atau pencarian korban di area yang sulit dijangkau
pesawat model helikopter. Salah satu keterbatasan dari helikopter bila digunakan untuk
pemantauan pada kebutuhan yang lebih luas adalah biaya yang mahal dan pemeliharaan
yang relatif susah. Penyederhanaan struktur mekanis dari pesawat terbang dengan
menggunakan multi rotor dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan diatas karena
tidak adanya hubungan mekanis antar rotor seperti halnya pesawat konvensional.
Banyak sekali jenis UAV salah satu adalah tipe pesawat multi rotor yaitu salah
satu jenis helicopter yang memiliki lebih dari 1 rotor saja, salah satu jenis dari multi
rotor adalah hexacopter. Hexacopter memiliki enam rotor atau empat baling-baling, jenis
pesawat ini memiliki keunggulan lebih dibanding helicopter biasa, dimana hexacopter
termasuk jenis helicopter yang tidak memperhatikan unsur mekanik namun sangat stabil.
2.2.1
kontrol roll digunakan untuk mengontrol kestabilan sumbu y, sistem kontrol pitch
digunakan untuk mengontrol kestabilan sumbu x, dan sistem kontrol yaw digunakan
untuk mengontrol kestabilan sumbu-z. Pada kontrol ini ada beberapa gangguan yang
sangat mempengaruhi sistem kontrol seperti sedikit saja getaran akan sangat
mempengaruhi sistem. Tuning pada sumbu roll ini sangat berpengaruh terhadap gerakan
roll dari hexarotor
Motor
o
o
o
o
1185g
Landing Gear Size (LxWxH): 460x450x360mm
Stator Size: 4114mm
KV: 400rpm/V
Max Power: 500W
Weight (with Cooling Fan): 158g
ESC
o
o
o
3. HIPOTESIS
3.1 Keunggulan menggunakan LIDAR dari alat ukur lain
Lebih teliti menghitung volume dengan laser scanner
Laser dapat menembus kelebatan vegetasi, bisa dilakukan pemeriksaan dari bawah
lingkungan vegetasi
Dkk (Tolong di Tambah)
DAFTAR PUSTAKA
Hendriawan, Akhmad et al. 2012. Sistem Kontrol Altitude Pada UAV Model Quadcopter