Anda di halaman 1dari 2

Adab lebih utama sebelum ilmu

Bukankah sebelum Nabi Adam Alaihissalam menuntut ilmu dari


Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau terlebih dahulu telah diajarkan adab dan
beliau menerimanya dengan baik, yaitu beliau mengakui bahwa tiada yang
selain Allah adalah Khaliqnya, maka beliau tunduk dengan ikhlas kepada
Khaliqnya sesuai dengan kehendak Khaliqnya dan pengajaran Khaliqnya.
SubhanAllah betapa istimewanya, Allah lah yang langsung menjadi guru
beliau, bukan malaikat atau pun yang lainnya.

‫اء َٰ َهؤ ََُل ِء إِ ْن ُك ْنت ُ ْم‬ ْ َ ‫علَى ا ْل َم ََلئِ َك ِة فَقَا َل أ َ ْنبِئ ُونِي ِبأ‬
ِ ‫س َم‬ ْ َ ‫علَّ َم آ َد َم ْال‬
َ ‫س َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم ع ََر‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َ ‫َو‬
‫ين‬َ ِ‫صا ِدق‬ َ
Artinya, ”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman, “Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar!” Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (Al-
Baqarah : 31-32)

Seandainya Nabi Adam Alaihissalam tidak beradab, tentulah beliau sudah


langsung menjadi pembangkang seperti Iblis yang enggan pada perintah
Allah. Apakah mungkin beliau akan mendapatkan keilmuan dari Allah ? Belum
tentu dapat ilmunya namun sudah jelas mudharatlah yang didapat, contohnya
adalah Iblis. Dari riwayat Nabi Adam Alaihissalam, maka teladannya adalah
adab lebih utama sebelum ilmu. Itulah hal klasik sepanjang masa yang paling
mendasar, yang telah diajarkan oleh bapak ummat manusia, Nabi
Adam Alaihissalam. Adab yang baik memudahkan masuknya ilmu.

Dalam salah satu hadits Rasulullah bersabda,

“Tuhanku mengajarkan adab kepadaku maka Dialah yang memperindah


adabku.” (HR. al-‘Askariy dari Ali)
Al-Zarkasiy dalam Faydh al-Qadir Syarah al-Jami ‘al-Shaghir menyebutkan
bahwa hadits ini sekalipun dha’if tetapi maknanya shahih. Demikianlah sabda
Rasulullah, Allahlah yang memang mengajarkan adab.

Setelah adab barulah menuntut ilmu, seperti yang telah dicontohkan oleh
bapak ummat manusia, Nabi Adam Alaihissalam. Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam menyuruh, menganjurkan, dan memotivasi ummatnya agar
menuntut ilmu pengetahuan.
Berdoalah Agar Memiliki Adab dan Akhlak yang Mulia
Dari Ziyad bin ‘Ilaqoh dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca do’a,

ِ ‫ق َواأل َ ْع َما ِل َواأل َ ْه َو‬


‫اء‬ ِ َ‫ت األ َ ْخال‬ ُ َ ‫اللَّ ُه َّم إِنِى أ‬
ِ ‫عوذُ ِب َك ِم ْن ُم ْن َك َرا‬
“Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’
[artinya: Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu
yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)

Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya,

َ‫سيِئ َ َها ال‬


َ ‫ع نِى‬
َ ‫ف‬
ْ ‫ص ِر‬ َ ‫سنِ َها إِالَّ أ َ ْن‬
ْ ‫ت َوا‬ َ ْ‫ق الَ يَ ْهدِى ألَح‬ َ ْ‫اللَّ ُه َّم ا ْه ِدنِى ألَح‬
ِ َ‫س ِن األ َ ْخال‬
‫ت‬َ ‫سيِئ َ َها ِإالَّ أ َ ْن‬
َ ‫ع نِى‬
َ ‫ف‬ُ ‫ص ِر‬ْ َ‫ي‬
“Allahummahdinii li ahsanil akhlaaqi laa yahdi li-ahsanihaa illa anta, washrif
‘anni sayyi-ahaa, laa yashrif ‘anni sayyi-ahaa illa anta [artinya: Ya Allah,
tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali
Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang
memalinggkannya kecuali Engkau].” (HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi
Tholib)

Anda mungkin juga menyukai