Anda di halaman 1dari 2

Survei kualitas pendidikan PISA 2018: RI sepuluh besar dari bawah

Survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 baru saja dirilis. Survei
PISA ini merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia.
Hasil laporan PISA 2018 ini baru saja dirilis pada Selasa (3/12/2019). Studi ini menilai 600.000
anak berusia 15 tahun dari 79 negara setiap tiga tahun sekali. Studi ini membandingkan
kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains dari tiap anak.
Untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 6 dari bawah alias
peringkat 74. Skor rata-rata Indonesia adalah 371, berada di bawah Panama yang memiliki skor
rata-rata 377.
Sedangkan peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor rata-rata 555. Posisi kedua
ditempati oleh Singapura dengan skor rata-rata 549 dan Makau China peringkat tiga dengan skor
rata-rata 525. Sementara Finlandia yang kerap dijadikan percontohan sistem pendidikan, berada di
peringkat 7 dengan skor rata-rata 520.
Untuk kategori matematika, Indonesia berada di peringkat 7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata
379. Indonesia berada di atas Arab Saudi yang memiliki skor rata-rata 373. Kemudian untuk
peringkat satu, masih diduduki China dengan skor rata-rata 591.
Lalu, untuk kategori kinerja sains, Indonesia berada di peringkat 9 dari bawah (71), yakni dengan
rata-rata skor 396. Berada di atas Arab Saudi yang memiliki rata-rata skor 386. Peringkat satu
diduduki China dengan rata-rata skor 590.
Sebelumnya, dalam PISA 2015 Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei
(bukan 72 karena 2 negara lainnya yakni Malaysia dan Kazakhstan tak memenuhi kualifikasi
penelitian). Indonesia masih mengungguli Brazil namun berada di bawah Yordania. Skor rata-rata
untuk sains adalah 493, untuk membaca 493 juga, dan untuk matematika 490. Skor Indonesia
untuk sains adalah 403, untuk membaca 397, dan untuk matematika 386.

Pendidikan RI Sepuluh Besar Terbawah Dunia, Nadiem: Masukan Berharga

Hasil penilaian Survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 sudah
dirilis. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan ini dapat
menjadi masukan yang berharga dalam meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan abad
21.

"Hasil penilaian PISA menjadi masukan yang berharga untuk mengevaluasi dan meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia yang akan menjadi fokus Pemerintah selama lima tahun ke depan.
Menekankan pentingnya kompetensi guna meningkatkan kualitas untuk menghadapi tantangan
Abad 21," kata Nadiem dalam keterangannya, Selasa (3/12/2019).

Nadiem juga mengatakan bahwa Indonesia harus berani berubah. Dia juga akan terus melakukan
terobosan-terobosan dalam bidang pendidikan

Nadiem dalam keterangannya mengatakan salah satu terobosan yang sedang dikaji Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah pembenahan sistem asesmen. Menurut
Mendikbud, asesmen perlu dibuat agar fokus pada kompetensi mendasar yang berguna secara luas.

Nantinya, hasil asesmen akan dilaporkan dalam bentuk yang bermanfaat bagi perbaikan praktik
pengajaran di kelas maupun perumusan kebijakan pendidikan. Namun, Nadiem belum
menjelaskan lebih lanjut soal sistem pengkajian asesmen tersebut.

Selain itu, menurut Nadiem keterlibatan guru dan orang tua sangat penting dalam meningkatkam
kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan ruang gerak yang cukup.

"Peningkatan kualitas pembelajaran menjadi hal yang utama. Kami akan terus melibatkan guru
dan orang tua. Penting bagi Pemerintah untuk memberikan ruang bergerak yang cukup untuk
pihak-pihak terkait dapat terlibat dan ikut belajar," terang Nadiem.

Sebelumnya diketahui bahwa hasil PISA 2018 sudah dirilis. Untuk kategori kemampuan
membaca, Indonesia berada pada peringkat ke 74 dari 79 negara.

Sementara untuk kategori matematika, Indonesia berada di peringkat 73. Kemudian untuk kategori
kinerja sains, Indonesia berada di peringkat 71 dari total 79 negara.

Anda mungkin juga menyukai