Anda di halaman 1dari 2

Nama: Anis Lailatul Chasanah

NIM: 21505241024
Kelas: PTSP A

Menyikapi Tentang Masalah Penurunan PISA yang Terjadi Pada


Saat ini di Indonesia
PISA atau Programme for International Student Assessment adalah suatu studi
internasional di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh OECD (organisasi internasional
bidang kerja sama dan pembangunan ekonomi). PISA bertujuan untuk mendorong negara-
negara saling belajar satu sama lain mengenai sistem pendidikan sehingga mampu membangun
sistem persekolahan yang lebih baik dan inklusif Secara efektif.
Studi PISA dilaksanakan di sekolah-sekolah yang dipilih melalui metode sampling
yang sah. Pada PISA 2018 terpilih 400 sekolah sampel di Indonesia. Peserta studi PISA adalah
siswa usia 15 tahun dari sekolah sampel. Siswa tersebut dipilih secara acak untuk memastikan
hasil penilaian yang tidak bias. Di Indonesia, siswa sampel PISA tersebar di SMP, MTs, SMA,
MA, dan SMK yang duduk di kelas 7 sampai kelas 12. Studi PISA mengukur kompetensi yang
dibutuhkan untuk kecakapan hidup. Pada PISA 2018, Indonesia berpartisipasi pada
pengukuran literasi membaca, matematika, sains, keuangan serta kompetensi global.
Pada tahun 2018 sebanyak 79 negera mengikuti PISA, dan hasilnya akan diumumkan
secara serentak di seluruh negara peserta pada 3 Desember 2019 yang lalu. Indonesia sebagai
salah satu negara anggota PISA terus mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif dan
memberi kesempatan bersekolah kepada lebih banyak penduduk.
Hasil dari pengukuran global untuk siswa berusia 15 tahun itu menunjukkan bahwa
rata-rata skor siswa Indonesia adalah 371 dalam membaca, matematika 379, dan sains 396.
Capaian skor tersebut di bawah rerata 79 negara-negara peserta PISA, yakni 487 untuk
kemampuan membaca, dan 489 untuk kemampuan matematika dan sains. Hasil tersebut lebih
rendah dari pada PISA sebelumnya, tahun 2015, siswa Indonesia mencatatkan rata-rata yang
lebih tinggi untuk semua bidang yaitu 397, 386, dan 403 untuk kemampuan membaca,
matematika, dan sains.
Hasil tersebut dikarenakan Indonesia berada pada kuadran low performance dengan
high equity. Kemudian kemampuan membaca siswa Indonesia bagus di dalam pemahaman
untuk single text tetapi lemah di dalam memahami multiple text. “Siswa Indonesia pandai
dalam mencari informasi, mengevaluasi, dan merefleksi informasi, tetapi lemah dalam
memahami informasi, ditemukan juga bahwa gender gap in performance ketimpangan
performa belajar antara perempuan dan laki-laki tidak besar. Siswa perempuan lebih baik dari
siswa laki-laki dalam semua bidang di PISA dan guru-guru di Indonesia tergolong memiliki
antusiasme yang tinggi. Antusiasme para guru Indonesia termasuk empat tertinggi setelah
Albani, Kosovo, dan Korea. Namun, kebanyakan guru masih belum memahami kebutuhan
setiap individu muridnya.
Sebagai seorang remaja untuk menyikapi menurunya PISA yang terjadi pada saat ini
yaitu kita dapat membuat lingkungan atau suasana belajar yang menarik dan lebih bisa di cerna
serta meningkatkan budaya literasi dengan membaca buku di setiap pagi sebelum kelas.
Kemudian kita juga dapat memaksimalkan peran guru dengan menanyakan soal-soal yang sulit
dan didiskusikan dengan seksama. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman literasi kita
dapat membentuk kelompok untuk merangkum dan berdiskusi apa yang kita baca setiap hari.

Referensi:
2019.” Hasil PISA Indonesia 2018: Akses Makin Meluas, Saatnya Tingkatkan Kualitas”,
https://theconversation.com/skor-siswa-indonesia-dalam-penilaian-global-pisa-melorot-
kualitas-guru-dan-disparitas-mutu-penyebab-utama-128310-, diakses pada 23 September
11.50
Shintia Revina. 2019. “Skor siswa Indonesia dalam penilaian global PISA melorot, kualitas
guru dan disparitas mutu penyebab utama”
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia-2018-akses-makin-
meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas-, diakses pada 23 September 12.15

Anda mungkin juga menyukai