Anda di halaman 1dari 4

JUDUL KARYA TULIS ILMIAH

Studi Banding ke Sekolah di Daerah Terluar dan Tertinggal Sebagai


Kegiatan Non-Formal untuk Meningkatkan Kesadaran serta Empati Siswa
akan Ketimpangan Pendidikan di Indonesia
SUB TEMA
Pendidikan

Diusulkan Oleh:
Asysyifa Arinilhaq Modjo NIS.
Nurfaizah Shohwatuna NIS.

SMA PLUS INSANTAMA


BOGOR
2020

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL

1. Judul Karya Tulis : Studi Banding ke Sekolah di Daerah


Terluar dan Tertinggal Sebagai Kegiatan Non-Formal untuk

[i]
Meningkatkan Kesadaran serta Empati Siswa akan Ketimpangan
Pendidikan di Indonesia
2. Tingkat : SMA/SMK/MA
3. Sub Tema Karya : Pendidikan
4. Ketua
a. Nama lengkap : Asysyifa Arinilhaq Modjo
b. NIS :
c. Asal Sekolah : SMAIT INSANTAMA BOGOR
d. Alamat dan No. Telpon :
e. Alamat Email :
5. Anggota
a. Anggota 1 : Nurfaizah Shohwatuna
6. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Hestri …
b. Gelar :
c. NIP :
d. Alamat :
e. No. Telpon :

Bogor, 14 November 2020

Guru Pembimbing Ketua Tim

(… ) (Asysyifa Arinilhaq Modjo)


NIP. NIS.

Kepala Sekolah/Waka Bidang Kesiswaan

(………)

[ii]
Studi Banding ke Sekolah di Daerah Terluar dan Tertinggal Sebagai
Kegiatan Non-Formal untuk Meningkatkan Kesadaran serta Empati Siswa
akan Ketimpangan Pendidikan di Indonesia
Asysyifa Arinilhaq Modjo, Faizah Shohwatuna

SMAIT INSANTAMA BOGOR

Abstrak
Pendidikan di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Angka tersebut terhitung
masih dibawah rata-rata dunia. Dilansir dari survei Programme for International
Student Assessment (PISA) 2018, dari 79 negara di seluruh dunia, Indonesia
berada di peringkat 74 dengan skor 371 untuk kategori membaca. Sementara
untuk kategori matematika, Indonesia ada di urutan 73 dengan skor 379. Dan
dalam hal sains Indonesia berada di peringkat 71 dengan skor 396. Ketimpangan
persebaran ekonomi dan pengajar berkualitas merupakan salah satu penyebab
rendahnya kualitas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan
cross-sectional, dengan membandingkan hasil strategi peningkatan mutu
pendidikan tahun 2018, dengan data hasil kualitas 2020. Dan dinyatakan
berdasarkan fakta yang ada, hasil yang didapat belum memenuhi harapan.
Gagasan yang kami ajukan adalah studi banding ke sekolah di daerah terluar dan
tertinggal sebagai kegiatan non-formal, untuk meningkatkan kesadaran siswa akan
ketimpangan pendidikan di Indonesia. Harapannya, dengan kegiatan ini, siswa
dapat melihat secara langsung apa yang terjadi dengan kondisi pendidikan di luar
daerah terdepan. Sehingga mengasah semangat dan empati untuk berusaha lebih
giat dalam pendidikan yang mereka tempuh serta meningkatkan minat dalam
menciptakan lebih banyak tenaga pengajar berkualitas dan merata di Indonesia.

Kata kunci: daerah terluar dan tertinggal, empati, ketimpangan, mutu pendidikan,
studi banding, tenaga pengajar berkualitas

Abstract
Education in Indonesia is still very low. This figure is still considered below the
world average. Reporting from the 2018 Program for International Student
Assessment (PISA) survey, from 79 countries around the world, Indonesia is
ranked 74th with a score of 371 in the reading category. Meanwhile, for the
mathematics category, Indonesia is in 73rd with a score of 379. And in terms of
science, Indonesia is in 71st with a score of 396. The inequality of economic
distribution and quality teachers is one of the causes for this low quality. This
research uses descriptive and cross-sectional methods, by comparing the results of
the strategy for improving the quality of education in 2018, with data on quality
results for 2020. And it is stated that the results obtained have not met
expectations. The idea we put forward is a comparative study to schools in

[iii]
outermost and underdeveloped areas as a non-formal activity, to increase students'
awareness of educational inequality in Indonesia. The hope is, with this activity,
students can see firsthand what is happening with the conditions of education
outside the frontier areas. So that they hone enthusiasm and empathy to try to be
more active in the education they are taking and increase interest in creating more
qualified and equitable teaching staff in Indonesia.

Keywords: comparative studies, empathy, inequality, outermost and


underdeveloped areas, quality of education, quality teaching staff

[iv]

Anda mungkin juga menyukai