Anda di halaman 1dari 11

Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran dan Sumber

Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di


Pedesaan

Pendidikan

Disusun Oleh :

Doksa Safira Tarigan 1706581024/2017

UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2019
LEMBAR ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Doksa Safira Tarigan
NIM : 1706581024
Program Studi : Arsitektur Pertamanan
Fakultas : Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
Alamat E-mail : doksa281@gmail.com

Dengan ini menyatakan bahwa esai ilmiah dengan judul “Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran dan Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di
Pedesaan” adalah benar-benar asli merupakan hasil esai saya (bukan jiplakan) dan esai
tersebut belum pernah dan tidak sedang diikut sertakan dalam lomba lain dan/atau
dipublikasikan, kecuali dalam Lomba Esai Nasional Mahasiswa IAM 2019 yang
diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Penelitian Forum Inovasi
Mahasiswa. Apabila dikemudian hari terbukti sebaliknya, maka saya siap mendapat
sanksi dan didiskulifikasi dari kompetisi ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun.

Bali, 19 Juni 2019

Doksa Safira Tarigan


BIODATA PESERTA ESAI

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Doksa Safira Tarigan
2. NIM : 1706581024
3. Program Studi : Arsitektur Pertamanan
4. Fakultas : Pertanian
5. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
6. Tempat dan Tanggal Lahir : Surakarta, 13 Juli 1999
7. Alamat : Jl. Lempuyang, Griyan RT 04 RW 10, Pajang,
Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah
8. Email : doksa281@gmail.com
9. No. Telp/Hp : 082243640746
B. Riwayat Pendidikan
1. SD/Sederajat : SDN Kleco 1 Surakarta (2005 – 2011)
2. SMP/Sederajat : SMP PL Bintang Laut (2011 – 2014)
3. SMA/Sederajat : SMAN 7 Surakarta (2014 – 2017)
C. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat :
1. –
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir :
1. Juara 1 Lomba Mading 3D di UNS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah tonggak kemajuan bangsa karena pendidikan
merupakan indikator yang menjadi pertimbangan apakah negara tersebut
sudah dikatakan maju atau tidak dan kegagalan penyelenggaraan pendidikan
dalam suatu negara dapat menyebabkan kemunduran negara itu sendiri.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang selalu ingin di
capai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa
maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Negara
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang beragam, ternyata masih
mengalami problema di bidang pendidikan. Saat ini Indonesia berada di posisi
108 di dunia dengan skor 0,603. Secara umum kualitas pendidikan di tanah air
berada di bawah Palestina, Samoa dan Mongolia. Hanya sebanyak 44%
penduduk menuntaskan pendidikan menengah. Sementara 11% murid gagal
menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah (Okenews, 2017).
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
pembangunan suatu negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan
pembangunan negara yang baik juga. Indonesia yang masih mengalami
kurangnya pemerataan pendidikan terutama di daerah pedesaan, berdampak
pada terhambatnya proses pembangunan Negara Indonesia. Negara kita akan
mencapai usia 100 tahun pada tahun 2045, kita menyebutnya sebagai
Indonesia emas 2045 karena generasi milenial pada saat ini akan menginjak
usia produktif mereka. Semua Warga Negara Indonesia berharap generasi
muda saat ini kelak bisa membawa perubahan bagi Negara Indonesia di tahun
2045. Harapan dan cita-cita Bangsa Indonesia akan terwujud apabila
permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia bisa terpecahkan,
Berdasarkan hasil pengamatan di daerah Bogor, salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kurangnya
pemerataan fasilitas pendidikan terutama di daerah pedesaan yang masih
tergolong dibawah standar serta tidak layak. Siswa-siswi di daerah pedesaan
hanya meggunakan fasilitas yang terbatas karena belum mendapatkan bantuan
dari pemerintah, seringkali mereka mengalami kendala mengenai ruangan
kelas yang tidak layak sehingga tidak nyaman digunakan dalam proses
belajar-mengajar. Media pembelajaran yang digunakan hanya berupa buku-
buku LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diberikan oleh tenaga pendidik,
padahal pembelajaran yang efektif perlu menggunakan media pembelajaran
yang kreatif dan menarik supaya siswa tertarik akan materi yang diajarkan
sehingga tidak bosan dan lebih mudah menerima pelajaran. Kurangnya
fasilitas yang diberikan tentu akan berdampak pada menurunnya semangat
belajar siswa di sekolah, karena aktivitas yang mereka terima hanya sebatas
mendengarkan guru, membaca materi dan mengerjakan soal.
SD Negeri 03 Babakan merupakan salah satu contoh sekolah di Indonesia
yang mengalami permasalahan fasilitas yang tidak memadai. Sekolah ini
berlokasi di Kampung Singabraja Lame Desa Babakan Kecamatan Tenjo
Kabupaten Bogor. Sekolah yang dihuni oleh 119 siswa/I pada tahun 2018 ini
mengalami permasalahan fasilitas yang tidak memadai untuk proses
pembelajaran. Muhammad Nurdin sebagai salah satu guru di SD Negeri 03
Babakan mengatakan bahwa sekolah ini sangat membutuhkan bantuan
fasilitas yang memadai dari pihak Dinas Pendidikan karena sekolah belum
memiliki pagar pembatas, halaman sekolah yang masih beralaskan debu serta
ruang kelas yang atapnya sudah mulai terlepas (Garudanews.id, 2018).
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
ini perlu adanya perbaikan dan perubahan yang nyata karena kualitas
pendidikan suatu negara menjadi tolak ukur bahwa negara tersebut sudah maju
atau tidak. Kualitas pendidikan Indonesia terutama di daerah pedesaan harus
diperbaiki mulai dari sekarang terutama dari segi fasilitas sekolahnya.
Perbaikan ini dilakukan supaya pembangunan Negara Indonesia bisa berjalan
dengan lancar dan progesif , sehingga nantinya pada tahun 2045 Indonesia
bisa meraih secara nyata Indonesia Emas dengan generasi emasnya.
Fasilitas pendidikan yang kurang memadai di daerah pedesaan bisa diatasi
dengan pemanfaatan alam sebagai fasilitas alami yang dimiliki lingkungan
desa tanpa harus membelinya. Lingkungan desa yang alami dan masih asri
bisa menjadi ciri khas yang unik dan menarik dalam pendidikan di daerah
pedesaan dan hal ini tidak dimiliki oleh pendidikan di daerah perkotaan.
Pemanfaatan lingkungan sekitar juga mampu menutupi kekurangan fasilitas
pendidikan daerah pedesaan yang biasanya berupa perkerasan bangunan,
komputer, pendingin ruangan dan lainnya. Pendidikan berbasis alam adalah
solusi yang patut diterapkan di daerah pedesaan yang masih memiliki
keasrian alamnya yang indah. Setiap daerah pasti memiliki potensinya
masing-masing, tinggal bagaimana kita bisa mengangkat dan memanfaatkan
potensi tersebut untuk bisa berguna bagi peningkatan kualitas pendidikan di
daerah pedesaan, serta belajar untuk tidak hanya melihat sesuatu dari
kekurangannya saja. Mewujudkan ide dan gagasan ini tentu saja dibutuhkan
keberanian dan optimisme dalam mengolah potensi tersebut menjadi suatu
sistem tepat guna yang bermanfaat terutama dibidang pendidikan. Lingkungan
asri yang dimiliki daerah pedesaan dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas alami
yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar siswa
yang tidak ada habisnya serta hal ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
pendidikan daerah pedesaan yang masih relatif rendah. Tulisan ini akan
mengangkat tentang pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber
pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedesaan.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan mengenai pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa
2. Memberikan solusi mengenai meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
pedesaan
3. Menjelaskan lingkungan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar
dalam meningkatkan kualitas pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Kalimat ini


terpampang jelas dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1. Tak heran pendidikan
mendapat perhatian khusus dimata negara, karena pendidikan merupakan salah
satu cara untuk membangun suatu bangsa. Sekarang ini pemerintah Indonesia
sedang berupaya keras dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Mulai dari
pembangunan infrastruktur, penerapan industri 4.0, dan peningkatan sumber daya
manusia yang menjadi kunci supaya semua strategi yang dilakukan berjalan
sesuai harapan. Pertanyaannya ialah, “Bagaimana meningkatkan sumber daya
manusia supaya Indonesia Emas 2045 bisa terwujud?” Tidak lain dan tidak bukan
adalah dengan pemberian pendidikan. Keberadaan pendidikan akan memperluas
wawasan seseorang. Pendidikan juga mampu menuntun suatu bangsa kepada
kemandirian. Kekayaan alam di Indonesia ternyata bukanlah tolak ukur bahwa
negara ini bisa berproses secara mandiri tanpa campur tangan negara lain.
Faktanya negara-negara yang memiliki predikat negara maju kebanyakan dari
daerah yang miskin sumber daya alam.

Singapura adalah salah satu contoh nyata negara maju yang tidak
mengandalkan kekayaan alamnya, kita tahu bahwa luas wilayah Singapura hanya
721,5km2 dengan jumlah penduduk 5,868,104 di tahun 2019 (Worlddometers,
2019). Luas wilayah yang terbatas dan jumlah penduduk yang rendah, hal ini
merupakan kendala dalam meningkatkan infrastruktur negara. Sebagaimana kita
tahu dalam pembangunan dibutuhkan wilayah yang ekstensif serta ketersediaan
sumber daya manusia yang meruah. Pendidikanlah yang mampu mencari jalan
keluar dari permasalahan yang ada. Singapura lebih banyak menggunakan
teknologi dalam pembangunan infrastruktur negara, ditambah lagi Negara
Singapura merupakan negara industri yang mengharuskan suatu negara untuk
memanfatkan teknologi secara lebih lagi. Pendidikan Singapura yang berkualitas
dibuktikan lewat Organisasi Kerja Sama Ekonomi Pembangunan yang hasilnya
pendidikan Singapura dinobatkan menjadi pendidikan terbaik sedunia pada
tanggal 13 Mei 2019 (Merdeka.com). Sangat berbeda dengan kondisi pendidikan
Indonesia yang memprihatinkan. Perluasan akses pendidikan untuk masyarakat
memang sudah meningkat cukup signifikan tetapi rendahnya tingkat pendidikan
masih melekat di negara maritim ini.

Kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari sumber daya manusianya saja,
tapi penyediaan fasilitas yang memadai juga menjadi hal yang penting dalam
menunjang proses pembelajaran. Permasalahannya masih banyak sekolah-sekolah
yang belum memiliki fasilitas yang memadai, seperti di daerah Papua misalnya.
Tidak jarang siswa bersekolah hanya menggunakan tenda sebagai tempat
bernaung dalam proses pembelajaran. Papua memang dikenal dengan daerah yang
masih tertinggal tapi bukan berarti daerah-daerah tertinggal seperti papua tidak
bisa menerima pendidikan secara layak. Keberpihakan peningkatan kualitas
pendidikan pada daerah pedesaan merupakan kemestian yang harus terwujud demi
pemerataan pendidikan di Indonesia.

Kualitas pendidikan di daerah pedesaan memang relatif rendah dan belum


pernah melampaui pendidikan di daerah perkotaan. Perlu adanya strategi untuk
membuat suatu transisi dalam pendidikan daerah pedesaan supaya pendidikan
daerah pedesaan mampu bersaing dengan di daerah perkotaan. Sumber daya alam
pedesaan yang masih asri merupakan suatu potensi yang bisa digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedesaan. Potensi sumber daya
alamnya yang asri bisa dijadikan ciri khas bagi pendidikan di daerah pedesaan.
Fasilitas pendidikan di perkotaan memang relatif lebih maju. Kita bisa melihat
kondisi ruang kelasnya yang nyaman digunakan sebagai tempat belajar dan
berinteraksi secara leluasa. Penggunaan teknologi berupa komputer juga
memudahkan siswa untuk mencari berbagai informasi dalam mengerjakan tugas,
akan tetapi hal ini masih menjadi impian bagi siswa di daerah pedesaan.

Sistem pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai media dan


sumber pembelajaran adalah penyelesaian dari berbagai masalah dalam
pendidikan di daerah pedesaan. Hal ini karena lingkungan merupakan media dan
sumber belajar yang efektif. Lingkungan menyediakan berbagai sumber belajar
yang dapat digali oleh siswa. Jumlah sumber belajar di lingkungan yang tidak
terbatas dapat memperkaya wawasan dan meningkatkan kemampuan observasi.
Pengetahuan yang didapat ketika mengobservasi lingkungan lebih bermakna
dibanding hanya sebatas mendengar dan membaca, karena siswa diajak untuk
melihat secara langsung. Pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai
media dan sumber pembelajaran mampu meningkatkan minat siswa sekaligus
menurunkan anggaran biaya sekolah. Penurunan anggaran biaya sekolah dapat
membantu siswa yang memiliki keterbatasan biaya, sehingga mereka bisa
menikmati indahnya dunia pendidikan dengan fasilitas yang memadai.
Gerard Jan Lightart adalah seorang guru dan filosofi berkebangsaan
Belanda yang menjadi terkenal karena metode inovatif pendidikan dan
mordernisasi sistem pendidikan Belanda. Pria kelahiran 11 Januari 1859 ini dalam
mendidik setiap muridnya lebih banyak menggunakan bentuk pengajaran
meragakan atau pengajaran dengan barang sesungguhnya. Barang yang digunakan
Gerard Jan Lightart berupa lingkungan sekitar anak yang menjadi sumber utama
bentuk pengajaran ini. Melalui bentuk yang diterapkan oleh Gerard Jan Lightart
akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati , menyelidiki serta mempelajari
lingkungan (Wikipedia, 2018).

Pendidikan yang menggunakan lingkungan sebagai sumber dan media


pembelajaran bukan hal yang baru, justru sudah dilaksanakan pada beberapa
sekolah di Indonesia. Green School Bali merupakan sekolah bertaraf internasional
yang terletak di Kabupaten Badung, Bali. Bangunan sekolah ini rata-rata
menggunakan bahan alam seperti bambu, alang-alang, dan tanah liat. Fasilitas
perabotan sekolah yang digunakan hampir seluruhnya terbuat dari bambu, seperti
meja, kursi, rak dan lemari sebagai tempat menyimpan buku. Bentuk dari ruang
kelas Green School Bali ini tidak memiliki pembatas dinding. Hal ini bertujuan
supaya para murid dan guru bisa lebih peka dalam menjalin interaksi sosial dan
edukasi yang baik. Sekolah bertaraf internasional ini tidak menggunakan
pendingin ruangan, melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan
bawah tanah. Energi listrik yang digunakan Green School Bali merupakan tenaga
listrik yang bersumber dari panel surya, sehingga hal ini mendukung pelestarian
alam yang bersifat ramah lingkungan . Sepatutnya sistem pendidikan seperti
Green School Bali ini juga diterapkan di daerah pedesaan sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikannya dan merubah pandangan masyarakat
mengenai pendidikan daerah pedesaan yang tidak layak dan terbelakang.

Menurut saya solusi tepat yang bisa diterapkan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan di daerah pedesaan adalah dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber dan media pembelajaran. Kekurangan jumlah buku sebagai
sumber belajar siswa bisa diatasi dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar, misalnya siswa diajak ke area sawah untuk melihat secara langsung
bagaimana ekosistem sawah serta mencari tahu apa saja komponen di dalamnya.
Media pembelajaran digunakan supaya siswa lebih mudah mencerna materi yang
disampaikan oleh guru. Lingkungan juga bisa digunakan sebagai media
pembelajaran, misalnya memanfaatkan kotoran hewan untuk menciptakan biogas.
Solusi ini sangat mudah diterapkan dan diharapkan mampu memperbaiki kualitas
pendidikan daerah pedesaan yang masih terbelakang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pendidikan penting bagi kemajuan bangsa Indonesia karena
pendidikan mampu menuntun suatu bangsa kepada kemandirian dan
membantu dalam mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada.
2. Solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedesaan
adalah dengan menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar.
3. Lingkungan merupakan media dan sumber belajar yang efektif, serta
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan mampu
meningkatkan minat siswa sekaligus menurunkan anggaran biaya
sekolah.
3.2 Rekomendasi Penulis
1. Pendidikan hendaknya ditingkatkan melalui pemanfaatan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar di daerah pedesaan. Hal ini
dilakukan untuk memajukan bangsa Indonesia terutama dibidang
pendidikan.
2. Sekolah di pedesaan hendaknya menerapkan sistem pembelajaran
dengan menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan
serta menambah kreatfitas siswa dan tenaga pengajar.
3. Lingkungan hendaknya bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai
media dan sumber belajar di daerah pedesaan. Hal ini dilakukan
supaya anggaran biaya sekolah bisa lebih murah dan meringankan
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, Pristiadi.2013. PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER


BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI.
https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-
belajar-untuk-anak-usia-dini/. 25 Juli 2019
Mohamad, Ardyan. 2015. Pendidikan Singapura terbaik sedunia, Indonesia cuma
di atas Ghana. https://www.merdeka.com/dunia/pendidikan-singapura-terbaik-
sedunia-indonesia-cuma-di-atas-ghana.html. 25 Juli 2019
Yunani, Vera. 2017. Kesenjangan Pendidikan Desa dan Kota.
https://www.kompasiana.com/verayunani/590178dbf07a61cc76284ae3/kesenjang
an-pendidikan-desa-dan-kota. 25 Juli 2019
Anonym. 2016. Pembelajaran Berbasis Alam.
https://geografikami.wordpress.com/2016/04/26/pembelajaran-berbasis-alam/. 25
Juli 2019
Wikipedia. 2018. Gerard Jan Ligthart.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerard_Jan_Ligthart. 25 Juli 2019
Anonym. 2017. Opini Singkat Perbandingan Pendidikan Kota dan Desa dari
Mahasiswa UNHAS. https://www.koinuntuknegeri.org/2017/06/opini-singkat-
perbandingan-pendidikan.html. 25 Juli 2019
Sahroji, Ahmad. 2017. Daftar Negara ASEAN dengan Peringkat Pendidikan
Tertinggi. https://news.okezone.com/read/2017/11/24/18/1820178/daftar-negara-
asean-dengan-peringkat-pendidikan-tertinggi. 25 Juli 2019
Anonym. 2018. Fasilitas Sekolah Kurang Memadai, Disdik Kabupaten Bogor
Diminta Segera Merealisasikan Bantuan. https://garudanews.id/2018/08/fasilitas-
sekolah-kurang-memadai-disdik-kabupaten-bogor-diminta-segera-merealisasikan-
bantuan/. 25 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai