Anda di halaman 1dari 48

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-
Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018 selesai
disusun.

Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018 berisi data tahun 2017
merupakan gambaran kondisi kesehatan di wilayah Kabupaten Bantul
yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan dalam
perencanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul.

Profil kesehatan berisi tentang visi dan misi Dinas Kesehatan, gambaran
umum wilayah, gambaran pencapaian program, sarana prasarana
kesehatan dan pola penyakit yang didapatkan dari kompilasi laporan
seluruh sarana kesehatan di Kabupaten Bantul dan disajikan dalam
bentuk grafik dan tabel.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini masih banyak kekurangan


dalam penyajian data, kelengkapan data, akurasi data serta ketepatan
waktu penyajian. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil dimasa
datang kritik dan saran pembaca kami harapkan.

Demikian, atas bantuan berbagai pihak dalam penyusunan profil ini kami
ucapkan terimakasih dan semoga bermanfaat.

Bantul, 2018
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul

drg. Maya Sintowati Pandji, MM


Pembina Utama Muda, IV/c
NIP.19591105 198803 2 002

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 1


Daftar Isi
Halaman

Kata Pengantar 1

BAB I Pendahuluan 3

BAB II Gambaran Umum


2.1 Kondisi Geografis 5
2.2 Demografi 6

BAB III Derajat Kesehatan Masyarakat Bantul


3.1 Umur Harapan Hidup 8
3.2 Angka Kematian 9
3.3 Angka Kesakitan 13
3.4 Status Gizi 21

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan


4.1 Pelayanan Kesehatan 23
4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 39
4.3 Promosi Kesehatan 40
4.4 Kesehatan Lingkungan 40

BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan


5.1 Tenaga Kesehatan 44
5.2 Pembiayaan Kesehatan 45
5.3 Sarana Kesehatan 45

BAB VI Kesimpulan 47

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 2


Bab 1
Pendahuluan

isi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah “Masyarakat

V Sehat yang Mandiri”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh


upaya kesehatan yang dilakukanoleh sektor kesehatan,
kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
non

pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan
dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna
pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil
Kesehatan Kabupaten Bantul yang merupakan gambaran situasi kesehatan di
wilayah Kabupaten Bantul dan diterbitkan setiap tahun. Setiap edisi memuat
berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas
kesehatan, pencapaian program-program kesehatan dan keluarga berencana.
Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018 ini menggambarkan
situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka
kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan
kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya
Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di
Kabupaten Bantul Tahun 2017. Semua informasi yang terangkum dalam
dokumen Profil Kesehatan dipergunakan dalam rangka proses perencanaan,
pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2017, serta pembinaan dan pengawasan program
di bidang kesehatan.Sistematika Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018
adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 3


Bab 1 – Pendahuluan.
Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Kabupaten Bantul, serta sistematika penyajiannya diuraikan secara ringkas

Bab 2 – Bantul Sejahtera, Demokratis dan Agamis


Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Bantul yang meliputi keadaan
geografi, batas wilayah, cuaca, keadaan penduduk dan tingkat pendidikan

Bab-3 : Derajat Kesehatan Masyarakat Bantul


Bab ini berisi uraian mengenai indikator angka kematian, angka kesakitan, dan
angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan (kesehatan ibu, kesehatan
anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan pra usila,
keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat
miskin), akses dan mutu pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini berisi uraian mengenai tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sarana kesehatan.

Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018, serta
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul untuk mencapai Masyarakat
Bantul Sehat Yang Mandiri.

Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Bantul dan 81
tabel data

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 4


Ba b 2
Bantul Sej ahtera, Demokratis dan Agam is

2.1. Kondisi Geografis

K
abupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang ada
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah
seluruhnya mencapai 506,9 Km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh
luas wilayah Propinsi DIY.
Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu
antara 07o 44’04” – 08o 00’ 27” LS dan 110o 12’ 34” – 110o 31’ 08” BT.

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bantul

Peta diatas menunjukkan batas wilayahadministrasi Kabupaten Bantul, di


sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Kulon Progo.
Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan
pada bagian Timur dan Barat, dengan bentang alam relatif membujur dari Utara

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 5


ke Selatan. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %, Sawah 33,19 %,
Tegalan 14,90 % dan Tanah Hutan 3,35 %. Kabupaten Bantul tergolong wilayah
yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami
dan bencana akibat dampak dari letusan gunung Merapi.
Kabupaten Bantul beriklim Tropis, yang mempunyai dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan, dengan Temperatur rata-rata 22o C – 36o C.
Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari
75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah Kecamatan Dlingo
dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten, yang wilayahnya merupakan
perbukitan dan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul.

2.2. Demografi
Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bantul
melaporkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2017
sebanyak 927.181 jiwa, dengan jumlah penduduk Laki-laki sebanyak 462.449
jiwa dan jumlah penduduk Perempuan sebanyak 464.732 jiwa. Kepadatan
penduduk di Kabupaten Bantul rerata 1.838 orang per Km2, dengan wilayah
kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan
Banguntapan yaitu sebesar 3.778 jiwa per Km2. Sedangkan kepadatan penduduk
terendah adalah Kecamatan Dlingo yaitu sebesar 689jiwa per Km2.
Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2017 di bawah ini
menjelaskan jumlah penduduk terbanyak adalah golongan usia 35-40 tahun,
terdapat pada penduduk berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Rasio
Jenis Kelamin adalah 99,51.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 6


Gambar 2. Piramida Penduduk Kabupaten BantulTahun 2017

70 - 74
60 - 64
50 - 54
40 - 44
30 - 34
20 - 24
10 - 14
0-4

-40000 -30000 -20000 -10000 0 10000 20000 30000 40000

Perempuan Laki-laki

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten BantulTahun 2018

Jumlah penduduk miskin yang dilaporkan di Kabupaten Bantul pada


tahun 2017 dan telah memiliki kartu Jamkesmas sejumlah 497.485 jiwa atau
sebesar 54,09% dari total penduduk Kabupaten Bantul.

Gambar 3

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 7


Ba b 3
Derajat Kesehatan Masyarakat Bantul

D
erajat Kesehatan Masyarakat Bantul ditunjukkan dengan suatu
indikator status kesehatan, yaitu Umur Harapan Hidup Waktu Lahir
(Eo), Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Angka Status Gizi.
Gambaran Bantul Sehat dari berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah
sebagai berikut

3.1. Umur Harapan Hidup


Penghitungan Umur Harapan Hidup (UHH) Waktu Lahir di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2016 adalah 73,44 tahunsedangkan pada Tahun 2017adalah
73,5 (BPS Kabupaten Bantul, 2017).
Umur harapan hidup di Kabupaten Bantul cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Pada Tahun 2013 sebesar 73,19meningkat menjadi73,5 pada
Tahun 2017. Peningkatan UHH ini dipengaruhi oleh multifaktor, antara lain faktor
kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya.

Grafik 1. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017

75
74,68 74,71
74,5 74,45 74,5
74,36
74
73,5 73,44 73,5
73,19 73,22 73,24
73
72,5
72
2013 2014 2015 2016 2017
DIY Bantul

Sumber : BPS Kabupaten Bantul, Tahun 2017

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 8


3.2. Angka Kematian
3.2.1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka kematian ibu pada tahun 2017 turun dibandingkan pada tahun
2016. Angka Kematian IbuTahun 2017 sebesar 72,85/100.000 Kelahiran
Hidupyaitu sejumlah9 kasus, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 12 kasus
sebesar 97,65/100.000.

Grafik2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan


Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2013-2017
120
99,04 104,7
100 96,83 97,65
88,9 87,5 89,24 84
80
72,85
60 66,36

40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017

Bantul DIY

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab


kematian ibu pada Tahun 2017 adalah Pendarahan sebesar 17% (2 kasus) dan
lainnyaPre Eklampsia Berat (PEB), Sepsis, Hypertiroid, Syok, Paripartum, Infeksi
Paru dan Lainnya11% (1kasus).

Grafik 3. Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Bantul Tahun 2017

11% 11% 17%

11%
11%
11%
11% 11%

Pendarahan PEB Sepsis Infeksi Paru


Hypertiroid Syok Peripartum Unclassified
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 9


Grafik diatas menunjukkan beberapa penyebab AKI pada tahun 2017
berdasarkan hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang diselenggarakan untuk
mengkaji hal – hal terkait dengan riwayat dan kondisi sejak ibu masih hamil,
penatalaksanaan persalinan dan kronologis kasus sampai terjadinya kematian.
Hasil audit penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar disebabkan
pengenalan resiko oleh masyarakat dan petugas kesehatan serta pemilihan
fasilitas layanan persalinan pada ibu hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang
kurang tepat sehingga menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus
emergency obstetric di rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai.
Berikut rangkuman penyebab AKI pada tahun 2012 – 2017 terdapat pada tabel di
bawah ini:

Tabel 1. Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Bantul Tahun 2012 – 2017


No Sebab Kematian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Perdarahan 3 6 2 4 2 2
2 PER/PEB/Eklampsi 2 3 2 4 4 2
3 Emboli air ketuban 1 0 2 1 0 0
4 Infeksi 0 1 0 0 2 2
5 Lain2/Penyakit penyerta 1 3 7 2 2 2
6 Trombo Emboli 0 0 0 0 0 0
7 Psikosis post partum dengan 0 0 1 0 2 1
acute coronary syndrome
Jumlah 7 13 14 11 12 9
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2017

Penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul terjadi pada


beberapa wilayah kecamatan, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan terjadi
masing-masing sebanyak 2 (dua) kasus, serta wilayah kerja Puskesmas Sewon
II sebanyak 1 (satu) kasus.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 10


Gambar 4.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tahun 2018

3.2.2. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka kematian bayi menunjukkan kenaikan di Tahun 2017 sebesar
8,74/1.000 kelahiran hidup naik jika dibandingkan tahun 2016 sebanyak
7,65/1.000 kelahiran hidup. Perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten
Bantul dari Tahun 2013 sampai dengan 2017 disajikan pada grafik 4 berikut ini.

Grafik 4. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan


Dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2012- 2017

12
9,9
10 8,9 8,9 8,65 8,65
9,38 8,74
8 8,6 8,75
8,35
7,82 7,00
6
4
2
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
AKB Bantul AKB DIY

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 11


Grafik diatas menunjukkan adanya kecenderungan penurunan Angka
Kematian Bayidari Tahun 2013 ke tahun 2016 akan tetapi naik di tahun 2017.
Gambar 5.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Kasus kematian bayi di Kabupaten Bantul Tahun 2017sejumlah 108


kasus, dan terjadi hampir di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul.
Kecamatan dengan kematian bayi tertinggi yaitu di wilayah Puskesmas Jetis 2
dan Sedayu 2.
Penyebab kematian bayi terbesar adalah karena BBLR sebanyak 22
kasus, sedangkan kematian karena kelainan bawaan sejumlah 20 kasus, seperti
tampak pada grafik di bawah ini.
Grafik 5. Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Bantul Tahun 2017

Lainnya 45

Infeksi 7

Asfiksia 14

Kelainan Bawaan 20

BBLR 22

0 10 20 30 40 50
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 12


Seluruh kasus kematian bayi telah dilakukan Audit Maternal Perinatal
(AMP) bayi. Hasil audit penyebab kematian bayi secara absolut disajikan pada
tabel berikut :

Tabel 2. Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Bantul Tahun 2012 – 2017


No Sebab Kematian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Bayi Berat Lahir Rendah 14 18 30 30 22 22
2 Asfiksia 29 47 33 27 24 14
3 Kelainan bawaan 29 29 31 21 23 20
4 Lain2 (Aspirasi, diare, 44 42 23 27 25 52
perdarahan intrakranial
dan penyebab lainnya)
Jumlah 116 126 117 105 94 108
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2017

3.2.3. Angka Kematian Balita


Kasus kematian balita pada Tahun 2017 sebanyak 115 Balita dengan
jumlah kematian Balita terbesar di wilayah Puskesmas Jetis 2 sebanyak 10
Balita. Selengkapnya penyebaran kasus kematian Balita di Kabupaten Bantul
tahun 2017 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 13


3.3. Angka Kesakitan
3.3.1. Pola Penyakit
Pola kunjungan rawat jalan Puskesmas dari tahun ke tahun menunjukkan
pola yang hampir sama. Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh
besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah
Nasofaringitis dan Hipertensi.
Beberapa catatan penting dikaitkan dengan kunjungan rawat jalan di
Puskesmas adalah munculnya berbagai penyakit tidak menular yang semakin
meningkat. Nasofaringitis,Hipertensi, Dispepsia dan Myalgia merupakan penyakit
yang memperlihatkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir
termasuk tahun 2017 ini.
Sepuluh besar penyakit berdasarkan kunjungan rawat jalan yang
dilaporkan Puskesmas disajikan pada gambar di bawah ini.
Grafik 6. Distribusi 10 Besar Penyakit
di Puskesmas se- Kabupaten Bantul Tahun 2017

Diabetes mellitus non-dependen insulin … 1859


Artritis lainnya 1958
Dermatitis, unspecified 2489
Schizophrenia, unspecified 4402
Diare dan gastroenteritis yang diduga … 5208
Acute pharyngitis, unspecified 6910
Myalgia 14193
Dispepsia 14287
Hipertensi esensial (primer) 37692
Nasofaringitis akut (common cold) 47249

0 10000 20000 30000 40000 50000

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2017 menjelaskan


bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit
Panembahan Senopati sudah didominasi oleh penyakit tidak menular. Hal ini
mempertegas kesimpulan bahwa di Kabupaten Bantul telah terjadi
transisiepidemiologi dengan semakin menonjolnya penyakit-penyakit tidak
menular, khususnya penyakit hipertensi.Distribusi sepuluh besar penyakit rawat

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 14


jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
Tahun 2017 diperlihatkan pada gambar-gambar berikut.

Grafik 7. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan


Di RS Panembahan Senopati BantulTahun 2017

Myopia 837
Presbyopia 887
Other Infective Otitis Externa 1015
Impacted Teeth 1263
Impacted Cerumen 1587
Necrosis Of Pulp 3609
Stiffness Of Joint Not Elsewhere … 4153
Congestive Hearth Failure 4972
Low Back Pain 7965
20364
Essential (Primary) hypetension

Sumber :RS Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Tahun 2018

Grafik 8. Distribusi 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap


Di RS Panembahan Senopati BantulTahun 2017

OTHER LOW BIRTH WEIGHT 360

STROKE, NOT SPECIFIED AS … 371

URINARY TRACT INFECTION, SITE… 390

ANAEMIA, UNSPECIFIED 392

CONGESTIVE HEART FAILURE 424

BRONCHOPNEUMONIA, UNSPECIFIED 450

DIARRHOEA AND GASTROENTERITIS … 463

NEONATAL JAUNDICE, UNSPECIFIED 733

SINGLE DELIVERY BY CAESAREAN… 744

ESSENTIAL (PRIMARY) HYPERTENSION 870

Sumber :RS Panembahan Senopati Kabupaten BantulTahun 2018

Mencermati data 10 besar penyakit, tampak bahwa kunjungan rawat jalan


didominasi oleh pasien dengan penyakit tidak menular yaitu hipertensi.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 15


3.3.2. Penyakit Menular
1) Diare
Angka kesakitan diare pada tahun 2017 sebesar 5,91 per 1000 penduduk
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 5,19 per 1000
penduduk dan dilaporkan bahwa 100% balita yang menderita diare sudah
ditangani. Kasus tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Sewon I sebesar 688
kasus.

Grafik 9. Angka Kesakitan Diare di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2017

30

20 21,8

10
4,26 4,58 5,19 5,91
0
2013 2014 2015 2016 2017
IR Diare

Sumber : Dinas KesehatanKabupaten Bantul Tahun 2018

2) Demam Berdarah Dengue (DBD)


Pada Tahun 2017 jumlah kasus DBD turun bila dibandingkan pada Tahun
2016. Pada tahun 2016 terdapat 2442 kasus DBD (IR 2,62‰), sedangkan pada
Tahun 2017 sebanyak 538 kasus (IR 0,55 ‰).

Grafik10. Angka Kesakitan (IR) dan Angka Kematian (CFR)


Demam Berdarah Denguedi Kabupaten Bantul Tahun 2013–2017

3
2,5 2,62

2
1,5 1,48
1,28
1 0,92
0,67 0,64 0,55
0,5
0,16 0,2 0,4
0
2013 2014 2015 2016 2017
IR CFR
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 16


Gambar 7.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Peta penyebaran penyakit DBD pada Tahun 2017 memperlihatkan bahwa


kasus demam berdarah terdapat di seluruh wilayah kecamatan. Kejadian paling
tinggi terjadi diwilayah kerja Puskesmas Kasihan II sebanyak 42 kasus.
Laporan tatalaksana penanganan penderita DBD di Kabupaten Bantul
bahwa 100% penderita sudah ditangani oleh pelayanan kesehatan yang ada di
Kabupaten Bantul.

3) Tuberkulosis (TBC)
Penemuan kasus TB BTA Positif pada Tahun 2017 sebesar 39,64 % naik
dibandingkan Tahun 2016 yang dilaporkan sebesar 34,89 %. Jumlah kematian
akibat TB dilaporkan sejumlah 3 orang.Angka kesuksesan (Success Rate) terdiri
dari angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB Paru. Angka kesuksesan
pada tahun 2017 dilaporkan sebesar 65%
Angka kesembuhan (Cure rate) pada tahun 2017 dilaporkan sebesar
76,38 %. Angka kesembuhan pengobatan TB di Kabupaten Bantul pada Tahun
2017 naik bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 71% dan angka
kesembuhan ini juga berada di bawah target Nasional (85%).

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 17


Grafik 11. Angka Penemuan Kasus dan Kesembuhan TB
di Kabupaten Bantul Tahun 2013 -2017
90
80 79,7 81,7
74,3 76,38
70 71
66,8
60
56,2
50
40 44,1
39,64
34,89
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017

Angka Penemuan Angka Kesembuhan

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Penyebaran kasus TB terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Bantul.


Kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak ada di Puskesmas Banguntapan I
sebanyak 31 orang. Peta berikut menunjukkan penyebaran kasus TB di
Kabupaten Bantul.
Gambar 8.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten BantulTahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 18


4) Infeksi Menular Seksual (Syphilis)
Pada Tahun 2017 dilaporkan penemuan kasus Syphilis sebanyak 100
kasus. Jumlah kasus ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2016
sebanyak 18 kasus.

5) HIV dan AIDS


Hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2017
ditemukan 48 kasus baru HIV. Jumlah initurun dibanding tahun 2016 sebanyak
144 penderita HIV. Penderita AIDS Tahun 2017 sebanyak 9 kasus, yang
semuanya sudah ditangani sesuai tatalaksana penanganan HIV dan AIDS.
Pencapaian penemuan kasus HIV AIDS mulai tahun 2012 – 2017
digambarkan dalam grafik berikut ini:
Grafik 12. Penemuan Kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul
Tahun 2012-2017

160
140 144
132
120 115
111
100
80
60 55
40 40 41 48
37 35
20
0 5 9
2012 2013 2014 2015 2016 2017
HIV AIDS

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tahun 2018

Penyebaran kasus HIV positif baru terjadi hampir pada semua umur.
Umur yang paling banyak terkena kasus HIV – AIDS adalah pada umur 20 - 39
tahun. Menilik umur ini, berarti mulai terinfeksi pada umur 15 tahun. Berikut ini
grafik penyebaran kasus HIV pada golongan umur di Kabupaten Bantul.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 19


Grafik 13. Penyebaran kasus HIV dan AIDS Berdasarkan Usia
di Kabupaten Bantul Tahun 2017
18
18
16
14 12
12
9
10
8 6
6
3
4 2 2 2
1 1 1
2 0 0 0 0 0 0 0
0
<1 1-4 5 - 14 15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 ≥ 60
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

HIV AIDS

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Mencermati grafik diatas, diperlukan pencegahan sejak awal, yaitu pada


umur remaja melalui kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi “Aku Bangga
Aku Tahu (ABAT)” HIV AIDS.

6) Kusta
Angka penemuan kasus penderita baru kusta (NCDR) di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2017 dilaporkan sebesar 6 orang. Jenis kasus kusta yang
ditemukan yaitu Kusta Multi Basiler (MB) seluruhnya. Semua penderita Kusta
dilaporkan 100% telah ditangani.

7) Acute Flaccid Paralysis < 15 Tahun


Kasus AFP pada penduduk yang berumur < 15 tahun di Kabupaten
Bantul pada tahun 2017 sebanyak 5,09 per 100.000 penduduk (10 kasus).

8) Malaria
Pada tahun 2017 dilaporkan tidak ada penderita kasus malaria di Kabupaten
Bantul.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 20


9) Filariasis
Pada tahun 2017 di Kabupaten Bantul dilaporkan tidak ada kasus Filariasis.

10) PD3I : Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum,


Campak, Polio dan Hepatitis B

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD3I) yaitu Difteri,


Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak dan Polio tidak ditemukan di
wilayah Kabupaten Bantul. Namun, pada Tahun 2017 terdapat 138 kasus
campak. Jumlah ini naik dari tahun 2016 sebesar 124 kasus.

11) Pneumonia Balita


Peta penyebaran penemuan dan penanganan kasus pneumonia Balita di
Kabupaten Bantul tahun 2017, disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 9

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tahun 2018

Kasus penyakit Pneumonia Balita di Kabupaten Bantul dilaporkan pada


tahun 2017 sebanyak 1197 kasus naik bila dibandingkan tahun 2016 sebanyak
744 kasus, dan telah ditangani (100%) sesuai tatalaksana penanganan
pneumonia balita. Kasus terbanyak terdapat di Piyungan sebanyak 159 kasus.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 21


3.4. Angka Status Gizi
Pemantauan status gizi Balita di Kabupaten Bantul pada tahun
2017dilaporkan Balita gizi buruk ada 202 Balita, dengan jumlah Laki-laki 104
Balita dan Perempuan 98 Balita. Prevalensi Balita gizi buruk sesuai standar Berat
Badan menurut Umur (BB/U)sebesar 0.41%. Terdapat peningkatan status gizi
buruk, pada tahun 2016 sebanyak 195 Balita dengan prevalensi sebesar 0,40%.
Hal ini perlu diwaspadai mengingat gizi Balita menentukan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasannya dimasa depan. Kecenderungan status gizi buruk
Balita mulai dari tahun 2012 - 2017 digambarkan pada grafik berikut ini.

Grafik 14. Angka Status Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Status Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2012-2017

0,7
0,57
0,6 0,59
0,49 0,51 0,49 0,56
0,5
0,4 0,44 0,41
0,42 0,38 0,40
0,3 0,38
0,2
0,1
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bantul DIY

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Tahun 2018

Grafik diatas menunjukkan ada peningkatan prevalensi gizi buruk pada


Balita sesuai standar Berat Badan menurut Umur (BB/U), yaitu pada Tahun 2017
sebesar 0,41 naik dari tahun 2016 sebesar 0,40.Berikut disajikan peta
penyebaran kasus gizi buruk di Kabupaten Bantul tahun 2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 22


Gambar 10

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018


Kasus gizi buruk pada Balita tertinggi ada di wilayah Puskesmas
Piyungan sebanyak 6 kasus.
Intervensi yang telah dilakukan pada Balita gizi buruk adalah Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan dengan menggunakan anggaran APBD
Kabupaten Bantul. Selanjutnya untuk perawatan khusus bagi Balita gizi buruk
sesuai dengan standar Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) mencapai
100%, artinya sebanyak 40 Balita yang mengalami gizi buruk (denganIndikator
BB/TB), telah mendapatkan perawatan.
Untuk Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pada Tahun 2017
sebesar 3,8 % dengan persentase bayi baru lahir yang ditimbang sebesar 100 %.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 23


Bab 4
Situasi Upaya Kesehatan

D
alam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Bantul yang
optimal, berikut disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2017 oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul beserta jaringannya.

4.1. Pelayanan Kesehatan


4.1.1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4,
Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3, dan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 pada tahun 2017 dilaporkan
mencapai 100% sehingga telah mencapai target K1 95%. Untuk cakupan
pemeriksaan ibu hamil K4 tahun 2017 dilaporkan 92,03%, kurang dari target K4
95%. Berikut disajikan gambar grafik Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4
di Kabupaten Bantul Tahun 2013–2017. Selengkapnya disajikan pada grafik
berikut.
Grafik 16. Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4
Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017

120
% K4

100 100 100 100 100 100


95 95 95 95 95
95,1
92,05 90,98 92,08 92,03

80
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

K1 K4 Target

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten BantulTahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 24


Berikut disajikan gambar peta penyebaran cakupan K4 Ibu Hamil tahun 2017

Gambar 11

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten BantulTahun 2018

Gambar diatas memperlihatkan cakupan kunjungan K4 ibu hamil Tahun


2017 tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sewon I sebesar 96,80 %.
Cakupan kunjungan terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan
II sebesar 83,89 %. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 ini memperlihatkan kinerja
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil masih harus ditingkatkan lagi mulai dari
promosi kesehatan dengan pemberian motivasi bagi ibu dan keluarga mengenai
kepentingan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) sesuai dengan
prosedur dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada kehamilan.
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun
2013 sampai dengan Tahun 2017 stabil diatas 99,9%. Cakupan persalinan
ditolong oleh Tenaga Kesehatan pada Tahun 2017 dilaporkan mencapai 99,98%
sudah diatas target 95%. Berikut disajikan gambar peta dan grafik
kecenderungan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 25


Grafik 17. Cakupan Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
101
100 99,96 99,98 99,96 100 99,98
99
98
97
96
95 95 95 95 95 95
94
93
92
2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Target
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Upaya pencegahan penyakit tetanus ibu hamil dilakukan melalui


vaksinasi TT Ibu hamil. Pada tahun 2017 cakupan ibu hamil yang mendapatkan
imunisasi TT sebesar 99,9 %, sudah melebihi target 95 %.

Gambar 12

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 26


Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu
melahirkan. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil, di Kabupaten Bantul
dilaksanakan melaluiprogram pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak
90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya.
Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Kabupaten
Bantul tahun 2017mencakup Fe1 sebanyak 95,45 % dan Fe3 sebanyak 86,48 %.
Cakupan tablet besi tersebutdiatas target 85 %. Berikut disajikan grafik
kecenderungan pemberian tablet Fe3 kepada ibu hamil pada tahun 2013- 2017.

Grafik 18. Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Ibu Hamil


Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017

98
96 96,35
94,97 95,45
94 93,84 94,17
92
90
88,75
88 87,43
87,37
86 86,48
84 84,57
82
80
78
2013 2014 2015 2016 2017

Fe 1 Fe 3

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Cakupan pemberian Fe padaibu hamil yang sudah mencapai target ini,


ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Puskesmas dengan pemberian
tablet Fe 3 yang cukup tinggi100 %, yaitu pada Puskesmas Sewon I.
Berikut disajikan gambar peta distribusi cakupan pemberian tablet Fe3
tahun 2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 27


Gambar 13

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Pelayanan pada ibu hamil risiko tinggi/komplikasi pada Tahun 2017


mencakup 2.715 orang.Ibu hamil risiko tinggi (Bumil risti/komplikasi yang dirujuk
sebanyak 95,13% dari target jumlah Bumil. Pencapaian ini turunbila
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 95,2%. Target penanganan Bumil Risti
tahun 2017 adalah 100 %, dan seluruh Bumil risti/komplikasi yang ditemukan
seluruhnya sudah ditangani.

Grafik 19. Cakupan Pelayanan Bumil Risti yang Dirujuk/Ditangani


Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
100

90 95,2 95,13
87,75 88,51
80 82,4

70
2013 2014 2015 2016 2017
Bumil Risti Ditangani
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Berikut disajikan gambar peta cakupan pelayanan Bumil risti/komplikasi


yang dirujuk/ditangani di Kabupaten Bantul Tahun 2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 28


Gambar 14

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Pelayanan pada ibu nifas pada tahun 2017 sebesar 97,23 % sudah di
atas target kunjungan ibu nifas 95%. Berikut disajikan gambar peta cakupan
kunjungan ibu nifas tahun 2017.
Gambar 15

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten BantulTahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 29


Cakupan pemberian vitamin A Ibu nifas Tahun 2017 sebesar 99,34% naik
bila dibandingkan pada Tahun 2016 sebesar 99,18%, dan sudah diatas target
85%.
Grafik 20. Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas
Di Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2017

100
% Vit A Bufas

99,29 99,31 99,34


99,18
99
98,83

98
2013 2014 2015 2016 2017
Vit A Bufas

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Cakupan vitamin A untuk ibu nifas rata-rata di Puskesmas sudah


mencapai 100 %, sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Bantul II
(87,32%).
Gambar 16

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 30


4.1.2. Keluarga Berencana
Akseptor KB Baru di Kabupaten Bantul tahun 2017 dilaporkan sebesar
8,2 % dari 143.861 Pasangan Usia Subur. Peserta KB Aktif dilaporkan 75,95 %
dari PUS, dengan metode kontrasepsi terbanyak yaitu menggunakan metode
Suntik sebesar 47,0 %.

4.1.3. Kesehatan Anak


Kunjungan Neonatus (KN) di Kabupaten Bantul pada tahun 2017
berdasarkan laporan adalah sebagai berikut, KN 1 sebesar 87,9 %, KN3/KN
lengkap sebesar 85,6 %. Pencapaian ini turun dibandingkan tahun 2016 yaitu
KN1 98,3% dan KN 3/ KN lengkap baru mencapai 95,0 %.

Gambar 17

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Gambar diatas memperlihatkan bahwa ada 5 wilayah kerja puskesmas


untuk pencapaian cakupan KN1 lebih dari 95%.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 31


Gambar 18

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Gambar diatas menyajikan persentase kunjungan KN3 terendah terdapat


6 Puskesmas dibawah atau sama dengan 80%.
Jumlah neonatal resiko tinggi pada tahun 2017 sebanyak 1.853 bayi dan
yang ditangani sebesar 93,9 % (1.740 bayi).
Gambar 19

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 32


Peta diatas memperlihatkan persentase cakupan penanganan neonatal
resiko tinggi lebih dari 90 % ada 4 Puskesmas yaitu di Puskesmas Pleret, Sewon
I, Sewon II dan Kasihan II.
Kunjungan Bayi minimal 4 kali di Kabupaten Bantul tahun 2017 dilaporkan
sebesar 90,2%, naikbila dibandingkan tahun 2016 yang sudah mencapai 89,1%,
selengkapnya disajikan pada gambar berikut ini .

Gambar 20

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Bayi yang lahir di Kabupaten Bantul tahun 2017 dilaporkan 100%


ditimbang, sehingga diketahui bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
sejumlah 3,8%. Bayi dengan BBLR tersebut semuanya sudah ditangani. Kasus
BBLRterdapat di semua wilayah kerja puskesmas se-Kabupaten Bantul dan
tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Pleret yang mencapai 43 kasus. Kasus
BBLR terendah dilaporkan terdapat di Puskesmas Banguntapan IIdan Sewon I
sebanyak 4 kasus.
Penyebaran cakupan BBLR se-Kabupaten Bantul selengkapnya disajikan
pada gambar berikut ini.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 33


Gambar 21

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Kabupaten Bantul Tahun 2017
sebesar 74,27 % turun bila dibandingkan Tahun 2016 sebanyak 75,06 %,
selengkapnya disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 22

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 34


Bayi yang sudah diberikan vitamin A sebanyak 2 kali pada saat bulan
Vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 99,98%,
sedangkan untuk anak Balita sebesar 99,92 %.
Gambar 23

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018


Gambar 24

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 35


Kedua grafik diatas memperlihatkan cakupan pemberian Vitamin A pada
bayi dan anak Balita. Puskesmas dengan cakupan pemberian Vitamin A
terendah untuk Vitamin A bayi maupun Balita terdapat di Puskesmas
Banguntapan III. Untuk itu, perlu dilakukan sweeping pemberian Vitamin A pada
Puskesmas tersebut.
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status
gizi anak Balita. Peran serta masyarakat turut memberikan andil dalam
pencapaian indikator ini. Pada Tahun 2017, tingkat partisipasi masyarakat dalam
penimbangan di Posyandu (D/S) sebesar 80,96 %, diatas target 80%. Dengan
demikian terlihat masih ada masyarakat yang tidak membawa anak balitanya
untuk ditimbang di posyandu.
Pencapaian hasil penimbangan sesuai indikator Balita yang naik berat
badan saat ditimbang (N/D) menunjukkan bahwa 60,67% Balita naik berat
badannya, namun masih di bawah target 70 %.Selengkapnya disajikan pada
grafik berikut.

Grafik 21. Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita (D/S dan N/D)


Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
100
77,6 79,02 80,61 80,1 80,96
59,68 60,17 61,76 60,14 60,67
50

0
2013 2014 2015 2016 2017

D/S N/D

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Salah satu indikator status gizi Balita yang mudah diketahui masyarakat
yaitu adanya Garis Merah di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Hasil
penimbangan menunjukkan persentase Balita yang memiliki berat badan di
Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 0,59%. Semua Balita BGM dari keluarga
miskin telah mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yaitu 100%.
Anggaran MP-ASI dibebankan pada APBD Kabupaten Bantul. Berikut disajikan
gambar peta penyebaran Balita BGM di Kabupaten Bantul Tahun 2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 36


Gambar 25

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Penjaringan kesehatan anak usia sekolah di SD/MI dilaporkan sudah


mencapai 100%. Pelayanan kesehatan gigi melalui Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) sudah dilaksanakan di seluruh sekolah SD/MI di Kabupaten
Bantul. Dalam rangka meningkatkan program kesehatan gigi di sekolah,
sebanyak 100% sekolah melaksanakan sikat gigi massal.Semua murid SD/MI
diperiksa kesehatan giginya dalam pelayanan UKGS.

4.1.4. Imunisasi
Laporan pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten Bantul
tahun 2017 dilaporkan 97,50 % naik bila dibandingkan tahun 2016 sebesar
96,04%. Selengkapnya pencapaian program imunisasi lengkap di Kabupaten
Bantul Tahun 2013 – 2017 disajikan pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 37


Grafik22. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2017
100 96,93 96,91 97,97 100
97,34 97,1 96,49
96,57 97,32

90
89,37 90 90 90 90
86,56

80 80 80 80 80 80 80

DPT-HB 3

Campak

Target Campak
60 60
Target DPT-HB3
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Target 100 % desa UCI (Universal Child Immunization) di Kabupaten


Bantul telah tercapai.

4.1.5. Kesehatan Pra Usila dan Usila


Pelayanan kesehatan pada kelompok prausila dan usila pada Tahun 2017
melalui Program Kesehatan Usila di Kabupaten Bantul mencakup 30,62 %.

4.1.6. Kejadian Luar Biasa


Pada tahun 2017 dilaporkan di Kabupaten Bantul telah terjadi
KLB/Kejadian Luar Biasa tersebut terjadi di 14 Desa.Desa-desa yang terjadi KLB
tersebut seluruhnya telah ditangani kasus KLB-nya pada kurang dari 24 jam.

4.1.7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin


Program Kesehatan Masyarakat Miskin sudah mencakup seluruh (100%)
masyarakat miskin yang terdaftar di Kabupaten Bantul sebagai peserta Jaminan
Kesehatan. Pemanfaatan jaminan kesehatan oleh masyarakat Tahun 2017
dilaporkan dari 94,27%.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 38


4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Jangkauan atau akses pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas telah
menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Bantul, berikut disajikan peta
jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas di Kabupaten Bantul Tahun 2017

Gambar 26. Peta Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas


Di Kabupaten Bantul Tahun 2017

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Pelayanan kegawatdaruratan pada sarana kesehatan di Kabupaten


Bantul Tahun 2017 yaitu 16 Puskesmas, 10 RS Umum, dan 6 RS Khusus. Untuk
pelayanan laboratorium kesehatan dasar dilaporkan 100% sudah memiliki
laboratorium kesehatan dasar, yaitu 27 Puskesmas, 10 RS Umum, dan 6 RS
Khusus.

4.3. Promosi Kesehatan

Pendataan rumah tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


pada tahun 2017 di Kabupaten Bantul, menjelaskan bahwa sebanyak 204.727
rumah tangga yang dipantau ternyata baru sebesar 47,14 % yang telah ber-

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 39


PHBS (Komposit). Berikut disajikan gambar grafik kecenderungan keluarga ber-
PHBS di Kabupaten Bantul tahun 2013-2017.

Grafik 23. Keluarga ber-PHBS


Di Kabupaten Bantul Tahun 2013–2017

60
50 49,38
46,36 47,14
40 41,7 40,78
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang pada saat
pendataan PHBS semua indikatornya terpenuhi atau dengan kata lain jika ada
satu indikator yang gagal didalam penilaian PHBS dirumah tangga-nya maka
tidak dapat diklasifikasikan sebagai rumah tangga ber-PHBS.
Posyandu di Kabupaten Bantul pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak
1.141 posyandudengan semua posyandu aktif atau sebesar 100%.
Strata Posyandu tahun 2017 yaitu Posyandu Pratama 3,51%, Posyandu
Madya 16,48%, Posyandu Purnama 45,84% dan Posyandu Mandiri 34,18%.

4.4. Kesehatan Lingkungan


Pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah pada Tahun 2017 telah
mencakup hampir semua rumah yang ada atau berjumlah 245.087 unit. Dari
rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya, sebanyak 67,49 % masuk
dalam kategori rumah sehat. Berikut disajikan gambar penyebaran rumah sehat
di Kabupaten Bantul Tahun 2017.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 40


Gambar 27

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Jumlah penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2017 yang diperiksa akses


air layak sebanyak 100%, dengan hasil yaitu seluruh keluarga yang diperiksa
akses air bersihnya sudah mengakses air bersih dengan memanfaatkan sumur
gali sebesar84,69%.Hasil pemeriksaan sarana sanitasi dasar dirumah tangga
dijelaskan pada grafik berikut:

Grafik 24. Pemeriksaan Sanitasi Rumah Tangga Yang memenuhi Syarat


Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2017

Pemeriksaan Sanitasi Rumah Tangga ( % )


95,32

1,09
5,70 1,55

Leher Angsa Komunal Cemplung Plengseng

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 41


Pengembangan lingkungan sehat di Kabupaten Bantul telah dilakukan,
dan salah satu indikatornya adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).STBM mencakup 5 (lima) pilar, yaitu Stop Buang Air Bersih
Sembarangan (BABS), cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah
tangga, penanganan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah rumah
tangga. Desa bisa dikatakan STBM apabila bisa memenuhi salah satu pilar
tersebut yang dinyatakan dengan deklarasi masyarakat dan ditandatangani oleh
camat. Desa STBM di Kabupaten Bantul ada 75desa dengan memenuhi
Deklarasi pilar “Stop BABS”.
Pemeriksaan kesehatan lingkunganTempat-Tempat Umum
(TTU)memperoleh hasiltingkat kesehatan lingkungannya sebagaimana tertera
pada grafik berikut.

Grafik 25. Tingkat kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU)


Di Kabupaten Bantul Tahun 2017

Tingkat kesehatan lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU)


di Kabupaten Bantul Tahun 2016

Hotel 19
19

Saran Pendidikan
546
42 580
Sarana Kesehatan 42

Memenuhi Syarat Kesehatan Yang Ada

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Grafik diatas menjelaskan bahwa hotel telah diperiksa dan 100 % sehat,
sarana pendidikan 94,14 sehat, sarana kesehatan 100 % sehat.
Pembinaan kesehatan Pengolahan Makan sejumlah 1470 TPM telah
memenuhi syarat kesehatan.
Hasil Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN)
Tahun 2017 diperoleh Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 87,25%. Berikut
disajikan gambar penyebaran ABJ di Kabupaten Bantul.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 42


Gambar 28

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Terdapat2 (dua) Puskesmas yang capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) nya
dibawah 80%, oleh karena itu sangat perlu ditingkatkan kebersihan lingkungan
dan meningkatkan PSN di tingkat Dusun.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 43


Bab 5
Situasi Sumber Daya Kesehatan

U ntuk mencapai status kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya


diperlukan sumber daya kesehatan, meliputi tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan. Berikut disajikan situasi
sumber daya kesehatan di Kabupaten Bantul

5.1. Tenaga Kesehatan


Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2017berdasarkan
pendidikan disajikan pada gambar berikut.

Grafik 26. JumlahTenaga KesehatanBerdasarkan Pendidikan


Di Kabupaten Bantul Tahun 2017

1400
1298

1200

Dokter Spesialis
1000
Dokter Umum
Dokter Spesialis Gigi
800
Dokter Gigi
Apoteker
600
Tenaga Gizi
Perawat
400 410
Bidan
231 Tenaga Kesmas
193
200
Sanitarian
55 38 86 91 75
16
0

Jumlah Tenaga

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 44


5.2. Pembiayaan Kesehatan
Alokasi Anggaran Kesehatandi Kabupaten Bantul Tahun 2017berjumlah
Rp. 396.464.709.370,- bersumber dari anggaran APBD Kabupaten, APBD I dan
APBN yang dikelola oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Panembahan Senopati.
Anggaran kesehatan perkapita penduduk tahun 2017 sebesar
Rp427.602,- yang diperoleh dari penghitungan realisasi anggaran kesehatan di
Kabupaten Bantul.Untuk anggaranKesehatan Tahun 2017dari berbagai sumber
sebesar 13,05% terhadap total Anggaran APBD Kabupaten Bantul. Berikut
disajikan gambar grafik kecenderunganpersentase realisasi APBD Kesehatan
dibandingkan dengan APBD Total tahun 2017.

Grafik 27. Persentase Alokasi Anggaran Kesehatan Per APBD


Kabupaten BantulTahun 2013-2017

20
18 18,55
16 16,76
14,97 14,21
14
13,05
12
10
8
6
4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018

5.3. Sarana kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul yang meliputi
Puskesmas dan jajarannya,Rumah Sakit Pemerintah dan serta sarana lainnya
ditampilkan pada tabel berikut.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 45


Tabel 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
Di Kabupaten Bantul
Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2013 2014 2015 2016 2017
No (unit)
Umum (unit) (unit) (unit) (unit)
1 Rumah Sakit Umum 10 10 10 10 10
2 Rumah Sakit Khusus 4 4 4 5 6
3 Balai Pengobatan 29 25 57 62 -
4 Rumah Bersalin 18 14 14 - -
5 Klinik Pratama - 12 43 56
6 Klinik Utama - 2 2 2 3
7 Klinik Rawat Inap Medik Dasar 5 5 5 5 1
8 Apotek 106 110 110 123 134
9 Toko Obat 1 1 1 4 5
10 Laboratorium Kesehatan 3 4 4 3 3
11 Optik 11 11 12
12 Puskesmas Rawat Inap 16 16 16 16 16
13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11 11 11
14 Puskesmas Pembantu 67 67 67 67 67
15 Puskesmas Keliling 27 27 27 27 27
16 Posyandu 1.128 1.132 1.132 1137 1141
17 Industri Kecil Obat Tradisional 4 14 1 10 10
18 Pengobat Tradisional 17 40 53 53 57
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2018
Ket : BP dan RB sudah berubah menjadi Klinik

Sarana kesehatan berupa Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat


(UKBM), di Kabupaten Bantul sudah terbentuk 75 Desa Siaga dengan
16Puskesmas Ranap dan 11 Puskesmas Non Ranap.

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 46


Bab 6
Kesimpulan

B erdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di


Kabupaten Bantul tahun 2017 yang dilaporkan, dapat disimpulkan
bahwa indikator kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul adalah
1. Jumlah Kematian Ibu dilaporkan sebesar9 Kasus
2. Jumlah Kematian Bayi dilaporkan sebesar 108 Kasus
3. Jumlah Kematian Balita dilaporkan sebesar 115 Kasus
4. AFP Rate (non polio) < 15 th dilaporkan sebesar 5,09 per 100.000 penduduk
umur < 15 tahun
5. Angka Kasus Baru TB Paru 39,64 per 100.000 penduduk, Angka
Kesembuhan Kasus TB Paru 76,38%, dan Success Rate TB Paru 65 %.
6. Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani dilaporkan sebesar 1197 Kasus
7. Angka Kesakitan DBD dilaporkan sebesar 55,4 per 100.000 penduduk
8. Kasus baru HIV dilaporkan 48 kasus dan kasus AIDS 9 kasus
9. Jumlah Gizi Buruk dilaporkan sebesar 40 balita gizi buruk (BB/TB) dan 0,41
menurut BB/U.
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul,
sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan, yang hasilnya sebagai berikut
1. Persentase cakupan kunjungan Ibu hamil K1: 100%, K4 : 92,03%,
2. Persentase cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan : 99,98%
3. Persentase cakupan KB aktif sebesar 75,95%
4. Persentase cakupan desa UCI sebesar 100%
5. Persentase cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 97,50%
6. Persentase Ibu Hamil mendapat Tablet Fe3 sebesar 86,48%
7. Persentase Desa yang terkena KLB ditangani kurang dari 24 jam sebesar
100% sebanyak 14 Desa
8. Persentase penduduk tercakup Jaminan Kesehatan sebesar 94,27%
9. Persentase Rumah Tangga ber PHBS sebesar 47,14 %
10. Jumlah Desa dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ada 75 Desa.
11. Persentase APBD Kesehatan terhadap Total APBD sebesar 13,05%, dengan
biaya perkapita kesehatan sebesar Rp427.602,-

Profil Kesehatan Kab.Bantul | 2018 47

Anda mungkin juga menyukai