Anda di halaman 1dari 8

KEJAKSAAN NEGERI BENGKULU

“UNTUK KEADILAN”

SURAT DAKWAAN

No.Reg.Pkr : 100/Pid.sus/2019/PN.Bkl

A. IDENTITAS TERDAKWA

Nama : ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH

Tempat Lahir : Bengkulu

Umur/Tanggal Lahir : 46 tahun/20 September 1973

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jl. Kapten Tandean No.47, Kota Bengkulu

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta PT. Dipatria Baktindo

Pendidikan : STRATA-1

B. PENAHANAN
1. Ditahan oleh penyidik Kejaksaan Negeri Bengkulu sejak tanggal 4 Februari 2019
sampai dengan 24 Februari 2019 di Kejaksaan Negeri Bengkulu.
2. Ditahan oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bengkulu sejak tanggal 24
Februari 2019 sampai dengan 16 Maret 2019.
3. Ditahan oleh Pengadilan Negeri Bengkulu sejak tanggal 16 Maret sampai dengan
sekarang.

C. DAKWAAN
KESATU
---------- Bahwa ia terdakwa ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH pada hari rabu
tanggal 12 April 2017 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April di tahun
2017, bertempat tinggal di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading
Cempaka, Kota Bengkulu 38225 atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih
termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, terdakwa karena
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara yang dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut : ---------------------------------------------------------------------------
 Bahwa pada bulan Maret tahun 2017, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
telah memberikan uang sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sebagai
uang muka dari hasil menjanjikan komitmen fee 3% (tiga persen) atau sebesar Rp
22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada VELIA
NOVERMA. Uang tersebut didapatkan ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH dari meminjam kepada kakak kandungnya yang bernama JULIO
NASUTION dikarenakan uang proyek untuk Pembangunan Taman Pasir Putih
yang akan dikerjakan oleh PT. Dipatria Baktindo milik ALIF NASUTION BIN
AAN AFDULLAH belum cair dan akan segera diganti dengan uang proyek
pembangunan tersebut.
 Bahwa pada 12 April 2017, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH telah
memberikan uang sebesar Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) kepada
SANDY SATRIA BUANA melalui HIKMAH JUWITA atas hasil menjanjikan
komitmen fee sebesar 15% (lima belas persen) dari nilai 5 (lima) paket proyek
atau sebesar Rp 112.500.000,00 (seratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah) dan
uang sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada
VELIA NOVERMA atas hasil menjanjikan komitmen fee 3% (tiga persen) atau
sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) di rumah
SANDY SATRIA BUANA yang berada di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02
Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota Bengkulu 38225.
 Bahwa pada 15 April 2017, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH telah
memberikan uang sebesar Rp 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah) yang
merupakan sisa uang sebagaimana yang telah dijanjikan dan disepakati oleh ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH kepada SANDY SATRIA BUANA yang
dibungkus dalam kantong plastik warna hitam kepada VELIA NOVERMA untuk
diberikan kepada SANDY SATRIA BUANA melalui HIKMAH JUWITA di
rumah SANDY SATRIA BUANA yang berada di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW
06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota Bengkulu 38225.
 Bahwa pada bulan Juni tahun 2018, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
telah mentransfer uang sejumlah Rp 12.500.000,00 (dua belas juta lima ratus
rupiah) guna melunasi komintmen fee sebesar 15% (lima belas persen) kepada
VELIA NORVERMA yang kemudian akan diserahkan kepada HIKMAH
JUWITA yang merupakan isteri dari SANDY SATRIA BUANA, walaupun
hanya 1 (satu) proyek pekerjaan yang sudah dirampungkan oleh ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH.
 Bahwa pada tanggal 27 bulan Januari tahun 2019 atau setidak-tidaknya pada
tahun 2019, adapun baru 1 (satu) tahun sejak proyek pembagunan Taman Pasir
Putih selesai dibangun, banyak ditemukan fasilitas taman yang sudah tidak layak
pakai, seperti besi yang sudah berkarat; ubin yang sudah retak; dan cat tembok
yang sudah pudar, yang seharusnya dengan dana sebesar Rp 120.000.000 itu
bahan maupun alat yang digunakan untuk pembangunan Taman Pasir Putih
adalah bahan dan alat yang layak dan berkualitas serta berdaya tahan lama dengan
segala kemungkinan kerusakan yang sudah diperhitungkan dan yang
berkemungkinan dapat terjadi yang dapat saja disebabkan oleh faktor alam
maupun lingkungan di sekitar lokasi Taman Pasir Putih, hal ini ditemukan oleh
LSM Anti Korupsi yang diketuai oleh Syukron Mahal selaku Direktur Utama PT.
Nst Home Builder, yang merupakan pihak yang kalah dalam proses pelelangan
pembangunan Taman Pasir Putih Tahun Anggaran 2017. Jika dilihat dari kualitas
bahan maupun alat yang digunakan untuk pembangunan Taman Pasir Putih yang
dikerjakan oleh PT. Dipatria Baktindo milik ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH, tidaklah sesuai dengan anggaran dana yang telah dikeluarkan oleh
Dinas PUPR Provinsi Bengkulu. Hal ini membuktikan bawa terdapat perbuatan
yang dilakukan oleh ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH yang
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

----------- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 2


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. ------------------

ATAU

KEDUA
---------- Bahwa ia terdakwa nama ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH selaku
Karyawan Swasta yang memenangkan pelelangan Proyek Pembangunan Pasir Putih
Kota Bengkulu yang diresmikan pada tanggal 27 Januari 2018 sekitar pukul 10.00 WIB
atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari di tahun 2018, bertempat di
daerah Kota Bengkulu atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk
dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, terdakwa karena memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud
supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya yang dilakukan oleh
terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut : ------------------------------------------------------
 Bahwa pada bulan April tahun 2017, sebagaimana perjanjian yang telah
dilakukan sebelumnya pada tahun 2015 apabila nantinya SANDY SATIRA
BUANA dan IDUL FADHILAH memenangkan PILKADA Provinsi Bengkulu,
ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH akan diberikan proyek. Atas
permintaan SANDY SATRIA BUANA tersebut, ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH menyetujuinya dan mengingatkan agar SANDY SATRIA BUANA
tidak membohonginya. Pada bulan Januari tahun 2017 ALIF NASUTION BIN
AAN AFDULLAH mendatangi SANDY SATRIA BUANA di rumahnya yang
beralamat di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading
Cempaka, Kota Bengkulu 38225 dan meminta 5 (lima) proyek pekerjaan yang
telah dijanjikan untuk proyek anggaran tahun 2017 dengan total nilai pagu
anggaran sebesar Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) antara
lain pekerjaan :
- Pemugaran Kawasan Masjid Raya Baitul Izza senilai Rp 165.000.000,00
(seratus enam puluh lima juta rupiah);
- Pemugaran Taman Budaya senilai Rp 185.000.000,00 (seratus delapan puluh
lima juta rupiah);
- Pemugaran Gedung Balai Buntar senilai Rp 180.000.000,00 (seratus delapan
puluh juta rupiah);
- Pemugaran Halaman Gedung Daerah senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah);
- Pembagunan Taman Pasir Putih senilai Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh
juta rupiah).
Atas permintaan ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH, SANDY SATRIA
BUANA menyetujuinya dengan syarat ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH bersedia memberikan fee sebesar 15% (lima belas persen) dari nilai
kontrak, yang penyerahannya melalui HIKMAH JUWITA (isteri SANDY
SATRIA BUANA), dengan mengatakan “Silahkan konfirmasi pada Kepala
Dinas, mau berapa paket silahkan nego dengan Kepala Dinas. Berapa pun kamu
dapat pekerjaan, saya setuju saja. Tapi kewajiban harus dipenuhi, nanti berikan
saja pada Ibu karena saya sudah di incar KPK, saya tidak mau terima langsung”.
 Bahwa ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH menemui HENDY
SETIAWAN di kantor Dinas PUPR Provinsi Bengkulu untuk meminta proyek
pekerjaan. Baru kemudian HENDY SETIAWAN memastikan apakah nama
ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH ada di dalam daftar list proyek dan
calon rekanan yang akan mengikuti lelang, dan ternyata benar ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH masuk dalam daftar list tersebut. Karena
hal tersebut, HENDY SETIAWAN menyampaikan agar ALIF NASUTION BIN
AAN AFDULLAH memberikan komitmen fee sebesar 15% (lima belas persen)
dari nilai kontrak agar dimenangkan pada saat proses lelang sebagaimana
instruksi dari SANDY SATRIA BUANA.
 Bahwa atas permintaan tersebut, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
kembali menemui SANDY SATRIA BUANA dan menyampaikan
kesanggupannya untuk memberikan komitmen fee sebesar 15% (lima belas
persen) dari nilai kontrak, namun baru akan diserahkan setelah pekerjaan selesai.
Masih pada hari yang sama, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
menemui HENDY SETIAWAN selaku pejabat Kepala Dinas PUPR Provinsi
Bengkulu, menyampaikan bahwa sudah menghadap SANDY SATRIA BUANA
sambil menunjukkan 1 (satu) lembar kertas RUP sekaligus menyampaikan
keinginannya mengerjakan 5 (lima) paket proyek pekerjaan yang sudah
dilingkari.
 Bahwa pada bulan Maret tahun 2017, ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH menemui HIKMAH JUWITA (isteri SANDY SATRIA BUANA)
dan VELIA NOVERMA (keponakan SANDY SATRIA BUANA) di rumah
SANDY SATRIA BUANA yang berada di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02
Padang Harapan, Gading Cempaka Kota Bengkulu 38225. Pada pertemuan itu,
ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH kembali menyampaikan
keinginannya untuk mendapatkan 5 (lima) paket proyek pekerjaan di Dinas
PUPR Provinsi Bengkulu dan memperlihatkan Rencana Umum Pengadaan
(RUP) kepada HIKMAH JUWITA dan VELIA NOVERMA dengan menjanjikan
komitmen fee sebesar 15% (lima belas persen) dari nilai 5 (lima) paket proyek
atau sebesar Rp 112.500.000,00 (seratus dua belas juta lima ratus ribu rupiah)
untuk SANDY SATRIA BUANA melalui HIKMAH JUWITA. Selain itu ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH juga menjanjikan komitmen fee 3% (tiga
persen) atau sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu
rupiah) untuk VELIA NOVERMA, akan tetapi ALIF NASUTION BIN AAN
AFDULLAH mengatakan bahwa ia hanya akan memberikan uang muka sebesar
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) terlebih dahulu dan sisanya akan
diberikan setelah paket pekerjaan sudah selesai dikerjakan. Atas kesanggupan
ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH tersebut, HIKMAH JUWITA
menyetujuinya dan sepakat penyerahannya melalui VELIA NOVERMA.
 Bahwa pada 12 April 2017, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
bertemu dengan HIKMAH JUWITA dan VELIA NOVERMA di rumah makan
Kampoeng Pesisir, lalu bersama-sama menuju rumah SANDY SATRIA
BUANA yang berada di Jalan Musi Nomor 10 RT/RW 06/02 Padang Harapan,
Gading Cempaka, Kota Bengkulu 38225. Dalam kesempatan itu, ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH menyampaikan kepada HIKMAH
JUWITA bahwa uang yang tersedia baru Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah) dari Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dijanjikan, sedangkan
sisanya akan diberikan pada tanggal 15 April 2017. Pada akhir pertemuan, ALIF
NASUTION BIN AAN AFDULLAH menyerahkan uang sebesar Rp
25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) kepada HIKMAH JUWITA dan uang
sebesar Rp 22.500.000,00 (dua puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada
VELIA NOVERMA.
 Bahwa pada hari Minggu tanggal 15 April tahun 2017, ALIF NASUTION BIN
AAN AFDULLAH menghubungi VELIA NOVERMA menyampaikan akan
menyerahkan sisa uang sebagaimana yang dijanjikan dan disepakati untuk
bertemu di rumah SANDY SATRIA BUANA yang berada di Jalan Musi Nomor
10 RT/RW 06/02 Padang Harapan, Gading Cempaka, Kota Bengkulu 38225.
Sore harinya, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH datang ke rumah
SANDY SATRIA BUANA membawa uang sebesar Rp 75.000.000,00 (tujuh
puluh lima juta rupiah) yang dibungkus dalam kantong plastik warna hitam
untuk diserahkan kepada VELIA NOVERMA untuk diberikan kepada SANDY
SATRIA BUANA melalui HIKMAH JUWITA.
 Bahwa beberapa waktu kemudian, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH
menelpon VELIA NOVERMA untuk memastikan apakah uang tersebut sudah
diterima oleh HIKMAH JUWITA. Selanjutnya VELIA NOVERMA
menyerahkan handphonenya kepada HIKMAH JUWITA, kemudian HIKMAH
JUWITA berbicara kepada ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH bahwa
uangnya telah diterima dengan mengatakan “Oke, sudah saya terima. Terima
kasih”.
 Bahwa Proyek Pembangunan Taman Pasir Putih dimulai pada bulan Juni tahun
2017 dan selesai diresmikan pada tanggal 27 bulan Januari tahun 2018 yang
tentunya dikerjakan oleh PT. Dipatria Baktindo milik ALIF NASUTION BIN
AAN AFDULLAH. Sedangkan 4 (empat) proyek pekerjaan lainnya baru akan
selesai pada bulan Juni tahun 2018. Walaupun hanya 1 (satu) proyek pekerjaan
yang sudah dirampungkan, ALIF NASUTION BIN AAN AFDULLAH menepati
janjinya dengan mentransfer uang sejumlah Rp 12.500.000,00 (dua belas juta
lima ratus rupiah) kepada VELIA NORVERMA yang kemudian akan diserahkan
kepada HIKMAH JUWITA yang merupakan isteri dari SANDY SATRIA
BUANA guna melunasi komintmen fee sebesar 15% (lima belas persen).
---------- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 5 Ayat (1)
Huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64
Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. --------------------------------------------------

Bengkulu, 11 Maret 2019


JAKSA PENUNTUT UMUM JAKSA PENUNTUT UMUM

DIAH ALFIDA IHWAN SONIA SUKMA RAMBE


NIP. 197709092006057007 NIP. 198010102010080009

Anda mungkin juga menyukai