Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TERMODINAMIKA

Disusun oleh :
Agus suparna 17183003

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS NUSA PUTRA
4.1 ZAT SEDERHANA

Cara pengertian zat yang paling sederhana adalah dengan mengandaikan berbagai zat sebagai hanya
mempunyai satu modus kerja saja. Zat yang sedemikian disebut zat sederhana dari pestalisasi tingkat
keadaan jelas bahwa suatu zat sederhana hanya mempunyai dua sifat termodinamika intensif yang
dapat variable secara bebas.

Zat kompresibel sederhana adalah istilah yang digunakan bagi zat yang mempunyai satu kerja
reversible yang berperan penting dan kerja itu dikaitkan dengan perubahan volume (kerja P dv).teori zat
kompresibel sederhana telah berkembang dengan mantap dan banyak data yang menghubungkan
berbagai sifat termodinamika zat telah terkumpul pada hakekatnya tidak suatu zat pun dapat dikatakan
sebagai sederhana secara murni walaupun demikian berbagai analisa rekayasa yang abash dapat
dilakukan dengan memandang berbagai zat yang terlibat sebaga zat kompresibel sederhana.

Berbagai zat magnetic dapat secara sederhana digambarkan dengan menganggap magnetisasi
sebagai satu satunya modus kerja revresibel yang penting bagi zat zat itu kebanyakan zat magnetic
terdapat dalam bentuk padat sehingga kerja yang dikaitkan dengan perubahan volume tentulah kecil
saja dan dengan demikian pengandaian zat sebagai zat magnetic sederhana biasanya abash. Dengan
penalaran yang serupa seseorang dapat pula berbicara mengenai zat dielektrik sederhana sebagai suatu
zat yang hanya mempunyai polarisasi listrik sebagai modus kerja reversible yang berperan penting .

Pasangan sifat ternodinamika intensif bebas bagi ketiga zat sederhana yang baru di bahas di atas
adalah:

Zat kompresibel sederhana,hanya kerja P dv ;(u, v) atau (u, P)

Zat magnetic sederhana, hanya kerja magnetisasi : (u, M) atau (u, H)

Zat dielektik sederhana, hanya kerja polarisasi : (u, P) atau (u, E)

Berbagai pembahasan dalam termodinamika dipusatkan padazat kompresibel sederhana yang dalam
banyak hal disebut secara singkat sebagai “zat sederhana” saja. Zat ini serta beberapa zat sederhana
lainnya, akan ditelitilebih lanjut.

4.2 BERBAGAI PERSAMAAN TINGKAT KEADAAN

Dari postulasi tingkat keadaan diketahui bahwa temperature dan tekanan suatu zat kompresibel
sederhana secara fungsional dapat dikemukakan sebagai

T = T(u, e)

P = P(u, e)

Hubungan hubungan ini berarti bahwa keadaan termodinamika intensif suatu zat kompresibel
sederhana dapat secara sempurna ditetapkan apabila sembarang pasang sifat termodinamika
intensifnya yang variable secara bebas ditetapkan harganya. Seperti nanti akanterlihat temperature dan
tekanan tidaklah selalu dapat dipilih sebagai sifat sifat yang variable secara bebas. Tapi temperature dan
volume jenis selalu merupakan pasangan variable yang bebas bagi zat kompresibel sederhana
sedangkan tekanan dan energy dalam jenis dapat dipandang sebagai fungsi dari sifat sifat bebas
tersebut

P = P(T, v)

U = u(T, v)

Bagi beberapa kasus khusus persamaan persamaan ini dapat dikemukakan dalam bentuk aljabar yang
ekplisit, tapi pada umumnya penampilan lebih mudah dilakuakan dalam bentuk table atau
grafik.persamaan persamaan ini baik yang berbentuk aljabar,grafik atau table yang menghubungkan
sifat sifat termodinamika intensif suatu zat disebut persamaan persamaan tingkat keadaan zat itu

Zat kompresibel sederhana dapat berada dalam bentuk. Dalam bentuk gas molekul molekul saling
berjauhan dan selalu dapat bergerrak dengan bebas sehingga molekulnya selalu mendapati bahwa
tetangganya telah berganti. Dalam keadaan sedemikian sedikit sekali energy yang dapat dikaitkan
dengan gaya gaya antarmolekul. Molekul molekul suatu cairan berada lebih rapat satu dengan lainnya
tapi masih bebas untuk selalu bergerak. Diperlukan masukan energy yang cukup banyak kedalam cairan
sebelum ikatan ikatan berbagai gaya antar molekul itu dapat dipecahkan dengan demikian carian lebih
rapat dari gas. Dalam bentuk bentuk padat molekul molekul terperangkap pada posisi posisi yang telah
tertentu didalam “lattice” Kristal jadi selalu mempunyai tetangga yang sama. Peleburan suatu padat
dapat dicapai apabila energy yang cukup banyak di masukan kedalamnya sehingga molekul molekulnya
dapat dibebaskan dari berbagai ikatan. Dikenal sebagai struktur “lattice” Kristal jadi terdapat pula
berbagai jenis bentuk padat.

Ada beberapa tingkat keadaan keseimbangan yang melibatkan leh=bih dari satu bentuk fase.
Umpapamanya air dalam bentuk padat dan cair berkoeksistensi dalam keseimbangan termodinamika
pada kira kira 0°C. pada suatu tekanan tertentu pada temperature di sekitar 0°C tiga bentuk fasse dari
air berkoeksistensi dalam keseimbangan termodinamika bentuk bentuk yang berkoeksistensi ini
dinamakan fase dan kelompok dinamakan campuran fase ganda.

Sifat sifat setiap fase dari suatu campuran dapat ditanggapi secara terpisah kemudian berbagai
sifat campuran ditentukan dengan menggambarkan sifat sifat fasenya dengan cara yang tertentu.
Umpamanya, energy campuran adalah jumlah berbagai energy dari fase fasenya. Tetapi temperature
dan tekanan suatu campuran adalah sama dengan temperature tekanan dari setiap fase. Dalam
penampilan secara grafik dapat dicapai kesederhanaan apabila sifat sifat campuran langsung
dikemukakan dalam perlakuan serupa

Dalam rekayasa selalu diperlukan pamakaian informasi persamaan tingkat keadaan yang
tersedia dalam berbagai buku berbagai brosur dari national bureau of standards.persamaan persamaan
tersebut memainkanperanan penting dalam penelitian kebenaran data laboratorium dalam
intropolasi,ekstrapolasi dan dalam penetuan sifat sifat termodinamika lainnya (seperti entropi). Cara
ketiga untuk mendapatkan berbagai persamaan tingkat keadaan adalah dengan penerapan
termodinamika kuantum statistic. Dengan mempostulasikan suatu model mikroskopik yang tepat bagi
zat penerapan dari beberapa dasar mekanik kuantum dapat digunakan untuk menentukan berbagai
persamaan tingkat keadaan.

Pengukuran temperature tekanan dan volume jenis secara relative mudah dilakukan di dalam
laboratorium. Pengukuran energy dalam jenis suatu zat menyangkut proses yang besaran berbagai
perpindahan energynya dapat diukur dengan teliti. Perpindahan energy sebagai kerja dapat dihitung
dari definisi dasar umpamanya, dw = -pdV. Perpindahan energy sebagai panas dapat dihasilkan oleh
peralatan yang menerima energy bentuk kerja dan terukur lalu memindahkan semua energy itu kedalam
zat panas.

4.3 HAKIKAT UMUM DARI SUATU ZAT KOMPRESIBEL SEDERHANA

Bayangkan pelaksanaan suatu eksperimen terhadap “sampel” suatu zat kompresibel sederhana.
Umpamakan proses pemanasan di dalam suatu system torak silinder dilakukan sedemikian rupa
sehingga tekanan dalam silinder tetap konstan. Pada setiap tahap proses sejumlah energy yang kecil
dimasukan sebagai panas zat dibiarkan berekspansi (jadi melakukan kerja) agar tekanan tetap konstan
dan kemudian ditunggu hingga tercapai keseimbangan setelah mana harga temperature,tekanan,dan
volume dicatat. Pelaksanaan balans energy memungkinkan dilakukannya penetuan pertambahan energy
didalam diantara tingkat keadaan

termodinamika pertama dengan yang kedua. Melalui eksperimen ini dapat dipetakan sifat sifat
termodinamika pada berbagai tingkat keadaan yang tekannya tertentu tersebut dan hasilini didapat
mejadi bagian dari table dasar jenis seperti yang dikemukakan pada Apendiks B

Pada gambar 4.1 apabila eksperimen dimulai dengan padat pada tingkat keadaan 1
penambahan energy akan meningkatkan temperature ke tingkat keadaan 2 pada mana padat ini
melebur pada suatu tekanan yang tertentu terdapat satu temperature pada mana fase padat dan cair
dapat berada dalam keseimbangan termodinamika. Penambahan energy lebih lanjut pada tekanan ini
akan menghasilkan lebih banyak peleburan selama mana tingkat keadaan termodinamika intensif padat
dan cairan yang terlibat tetapkonstan. Peleburan ini akan berlangsung terus hingga semua zat menjadi
cairan (tingkat keadaan campuran) 3 bagi kebanyakan zat keadaan ini merupakan tingkat keadaan
campuran yang volume jenis spesifiknya lebih besar. Penambahan energy lebih lanjut akan
menghasilkan peningkatan temperature hingga pada tingkat keadaan 4 cairan tersebut mulai menguap.
Mulai dari tingkat keadaan 4 hingga tingkat keadaan 5 terdapat fase cairan bersama uap pada
temperature tekanan yang konstan sedangkan volumenya dapat mengalami peningkatan yang besar.
Pada tingkat keadaan 5 akhirnya seluruh cairan telah menguap. Dan penambahan energy lebih lanjut
akan menghasilkan kenaikan temperature gas (uap). Akhirnya pada berbagai temperature yang sangat
tinggi molekul molekul zat akan mengalami ionisasi dan campuran ion electron yang terbentuk
dinamakan plasma pada berbagai tingkat keadaan plasma modus kerja listrik dan magnetic menjadi
penting perannya dan pengendalian zat sebagai suatu zat sederhana tertentu tidak realistis lagi.

Pelaksanaan eksperimen ini berulang ulang dengan tingkat keadaan awal yang berlainan
memungkinkan pemetaan himpunan garis tekanan konstan (gambar 4.2) pada semua tekanan dibawah
suatu tekanan kritis akan selalu didapat daerah koeksistensi

fase cair dan gas tetapi pada berbagai tekana yang lebih besar dari tekanan kritis tidak terdapat lagi
titik didih yang terdefinisikan dengan tajam dan peralihan dari bentuk cairan ke bentuk gas akan terjadi
secara berkesinambungan tidak mendadak lagi.

Gambar 4.2 merupakan sebagian dari persamaan tingkat keadaan grafik bagi suatu zat
komprsibel sederhana. Jelas terlihat bahwa tekanan merupakan fungsi yang unik dari temperature dan
volume. Terlihat pula bahwa temperature campuran fase ganda di tentukan hanya oleh tekanan.
Dengan kata lain dalam daerah fase campuran temperature dan tekanan tidak dapat dipilih dengan
bebas.

Pemetaan hubungan fungsional P = P(T, v) memerlukan diagram dimensi tiga walaupun berbagai
gambar proyeksi seperti pada gambar 4.2 lebih tepat bagi pemakaian kuantitatif. Walaupun begitu akan
sangat berfaedah bagi pengembangan pemahaman pembaca untuk meneliti permukaan P v T dimensi
tiga yang kualitatif seperti ditunjukkan pada gambar 4.3 persamaan tingkat keadaan P = P(T, v) tampil
sebagai suatu permukaan tersebut dan berbagai garis tekanan konstan diperoleh dengan memotong
permukaan itu dengan berbagai penampang horizontal.

Berbagai tingkat keadaan pada mana perubahan fase mulai atau berakhir dinamakan berbagai
tingkat keadaan jenuh. Temperature dan tekanan tertinggu pada mana fase gas dan cair berkoeksistensi
dengan jelas mendefinisikan titik kritis. Daerah berbentuk kubah pada gambar 4.2 dan 4.5 yang dibatasi
oleh garis cairan jenuh dan gas uap jenuh
Dinamakan gas kubah uap. Dalam berbagai system termodinamika seorang insinyur terutama berurusan
dengan cairan uap (gas) jadi bekerja dengan daerah campuran fase cair dan uap. Daerah di sebelah
kanan kubah uap biasanya disebut daerah uap superpanas (daerah uap panas lanjut). Di sebelah kiri
garis cairan jenuh zat dikatakan berada pada tingkat keadaan cairan subdingin. Berbagai tingkat keadaan
yang mempunyai tekanan yang lebih besar dari tekanan garis kritis disebut berbagai tingkat keadaan
superkritis. Perhatikan bahwa garis tiga fase tampil sebagai titik apabila permukaan ditebarkan pada
bidang T.P (gambar 4.4) titik ini dinamakan titik tripel.

Pada umumnya berbagai tingkat keadaan pada garis cairan jenuh dinotasikan dengan subskrip f
dan berbagai tingkat keadaan pada garis uap jenuh dengan subskrip g beda di antara berbagai sifat uap
jenuh dengan cairan jenuh acapkali dinotasikan oleh subskrip f3 umpamanya.

Gambar-gambar 4.1hingga 4.3 menampilkan perilaku suatu zat yang mengembang sewaktu
melebur dan kebanyakan zat mempunyai hakekat seperti ini. Tapi salah satu dari berbagai zat terpenting
air berkontaksi (susut) sewaktu melebur. Hubungan P-v-T tiga dimensi bagi zat sedemikian ditunjukan
pada gambar 4.6 contoh permukaan
u-T-P akan terbentuk seperti pada gambar 4.7 berbagai zat kompresibel sederhana sangat berbeda
dalam berbagai karakteristik termodinamikanya seperti terlihat dari variasi berbagai sifat titik kritisnya
yang dikemukakan dalam table B.8 apendiks B.

4.4 PEMAKAIAN BERBAGAI PERSAMAAN TINGKAT KEADAAN TABEL DAN GRAFIK

Pengukuran pengukuran p.v,T.u dan sifat sifat termodinamika lainya telah dilakukan bagi berbagai zat
dan persamaan persamaan tingkat keadaan grafik atau table sekarang telah tersedia untuk dipakai
dalam analisa rekayasa table table B.1,B.3,B.4, dan B.5 adalah contoh contoh dari table penuh.

Sebagai contoh pemakaian berbagai table tersebut coba cari temperature didih air pada 4 X 10³
N/m² (0,4 MPa = 4 bar). Dari table dapat dibaca temperature jenuh sebesar 143,6 Cͦ perhatikan bahwa
volume jenis cairan jenuh vp adalah 1,084 X 10 ³̄ m³/kg pada tekanan tersebut sedangkan volume jenis
uap jenuh vg adalah 0,4625 m³/kg energy dalam jenis cairan jenuh dan uap jenuh masing masing
berturut turut adalah 604,3 dan 2553,6 kJ/kg.

Sebagai contoh kedua coba cari tekanan dimana air akan mendidih (pada temperature 500 Fͦ )

Dan diperoleh tekana jenuh 680,0 lbf/in³. perhatikan bahwa setiap Ibm uap jenuh akan memerlukan
0,6761 ft³ (pada 500 Fͦ )

Masukan terakhir pada lajur lajur berbagai korespondensi dengan titik kritis. Perhatikan bahwa
titik ini dicapai pada tekanan sebesar 22,088 MPa ekuivalen dengan 3203,6 psia. Temperature pada titik
ini adalah 374,1 C ͦ atau 705,4 ͦ𝐹

Berbagai table yang berisi sifat sifat dari bentuk gas disebut berbagai table superpanas. karena
diperlukan harga dua sifat untuk menetapkan suatu tingkat keadaan. Table table tersebut adalah table
masukan pasangan. Table B.2 mengemukakan data superpanas untuk air dalam keadaan satuan SI
dalam inggris tempo dulu.

Sebagai contoh misalnya kita inh=gin mengetahui volume jenis uap air (steam) pada 1 MPa dan
300 C
ͦ dari table B.2 versi SI dibaca u = 0,2579 m³/kg. dengan cara yang serupa pada 100 psia dan 1000 Fͦ
diperoleh u = 8,657 ft³/lbm dari table B.2 versi inggris tempo dulu

Berbagai penampilan persamaan tingkat keadaan dalam bentuk grafik sangat memudahkan
karena hampir semua informasi yang berhubungan dengan sifat sifat zat dapat dikemukakan di dalam
satu halaman. Cara penampilan sedemikian untuk H₂O ditujukan pada gambar B.1 pada diagram ini
energy u dan volume v digunakan sebagai koordinat koordinat bebas dan tingkat keadaan
termodinamika diketahui secara lengkap dengan ditetapkannya harga kedua sifat termodinamika
tersebut. Perhatikan bahwa tingkat keadaan dapat ditentukan dengan menetapkan sembarang dua sifat
intensif bebas. Sebagai contoh air pada tekanan 100 psia dan massa jenis 0,2 lbm/ft ³
(dengan v = 5,0 ft ³/lbm) berada pada fase gas temperature 405 ͦF dan mempunyai energy dalam ini
terutama untuk tujuan ilustrasi. Data termodinamika juga lazim dikemukakan dalam bidang bidang yang
lain dengan menggunakan koordinat koordinat sifat yang pada taraf ini belum didefinisikan tetapi
berbagai diagram sedemikian sudah dapat dipergunakan walaupun makna dari semua sifat belum
difahami umpamanya dengan menggunakan gambar B.5 dapat diketahui bahwa volume uap O₂ yang
jenuh pada 100 K berada sedikit dibawah 3000 ml/gmol dan tekanan jenuhnya adalah kira kira 2,5 atm.
Pada gambar B.6 dapat dibaca volume jenis uap CO₂ pada 0 Fͦ dan 100 psia sebesar kira kira 1,2 ft/lbm.

Berbagai sifat campuran. Sifat sifat dari campuran cairan uap dapat langsung dibaca dari berbagai
persamaan grafik. Atau sebagai cara alternative sifat sifat campuran dapat dihitung dari berbagai sifat
fase fase individunya yang didatarkan dalam berbagai table jenuh asal saja jumlah relative dari setiap
fase yang ada dalam campuran sudah diketahui. Dalam hubungan ini sangat memudahkan apabila
diperkenalkan sautu sifat tambahan yaitu kualitas yang didefinisikan sebagai pecahan dari massa total
campuran yang berada dalam bentuk uap jenuh. Symbol x biasanya digunakan untuk menotasikan sifat
dari campuran ini ; jadi 1 - x adalah pecahan dari massa campuran yang berada dalam bentuk cairan
jenuh. Apabila M adalah massa total,volume dan energy dalam adalah

V = (1 – x)Mvf + xMvd

U = (1 – x)Muf + xMud

Jadi,volume spesifik dan energy dalam spesifik suatu zat kompresibel sederhana yang berada pada
daerah fase campuran adalah

V =(1 – x)uf + xu4

U =(1 – x)uf + xv4

Tekanan dan temperature campuran tentulah sama dengan tekanan dan temperature dari cairan dan
uap jenuh

Sebagai contoh umpamakan ingin ditentukan volume dan energy dari 3 kg H₂O pada 200 C
ͦ pada
tingkat keadaan dwi-fase kualitas 0,6 massa cairan dan uap adalah

Mf = (1 – 0,6) x 3 kg = 1,2 kg

Mx = 0,6 x 3 kg = 1,8 kg

Istilah uap dipakai untuk terjemaahan dari “vapor” sedangkan “steam” diterjemaahkan sebagai uap air

Harga harga vf vg uf dan ug diperoleh dari table B1.b versi SI. Volume yang diisi oleh campuran,oleh
karena itu maka

V = Mv = 3,0 X [(1 – 0,6) X 0,001156 + 0,6 X 0,1274] m³/kf = 0,2307 n³

Energy dalam dari campuran adalah

U = Mu = 3,0 X [(1 – 0,6) X 850,6 + 0,6 X 2595,3] kJ/kg = 5692 kJ

4.5 BERBAGAI TINGKAT KEADAAN METASTABIL DALAM TRANSISI FASE

Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa berbagai transisi fase yang telah diuraikan di atas tidak
selalu di amati berlangsung tepat pada titik titik yang ditunjukan pada berbagai table. Umpamakan suatu
campuran cairan uap diekspansikan hingga volume terbesar yang mungkin dapat dicapainya. Tekanan di
dalam cairan sebenarnya dapat turun jauh di bawah tekanan jenuh sebelumpembentukan uap dapat
terjadi karena uap hanya dapat terbentuk di sekitar suatu “inti”.

Suatu analog dapat digunakan untuk memahami berbagai proses yang baru dibahas diatas.
Tinjau keseimbangan suatu kelereng diatas suatu tumpuan (gambar 4.8). kelereng pada gambar 4.8c
berada dalam tingkat keadaan keseimbangan ; sembarang posisi kelereng yang lain dari posisi diam
pada dasar cekungan akan menuju kembali kedasar cekungan. Sebaliknya kelereng pada gambar 4.8a
berada pada tingkat keadaan yang tidak stabil. Dengan gangguan yang sedikit saja kelereng ini akan
jatuh dari tumpukannya kelereng pada gambar 4.8b berada pada tingkat keadaan metastabil; keadaan
ini stabil terhadapa gangguan gangguan kecil tetapi tidak stabil terhadap berbagai gangguan yang
ukurannya cukup besar.

Gambar 4.9 memperlihatkan berbagai lintasan proses untuk mencapai tingkat keadaan
metastabil melalui persamaan atau perbandingan pada tekanan konstan.berbagai kurva yang serupa
dapat pula dihasilkan untuk berbagai perubahan tekanan pada temperature yang tetap. Memang
demikian halnya apabila tekanan pada suatu cairan yang ditempatkan di dalam tabung yang sangat
bersih dikurangi dengan cermat,berbagai tekanan negative dapat dicapai.

Untuk memberi gambaran kuantitatif tentang hal ini,umpamakan ada suatu butir gelembung
kecil dalam cairan (gambar 4.10). tekanan di dalam gelembung dapat dihubungkan dengan tekana
dalam cairan sekeliling dan tegangan permukaan, u melalui balans gaya pada setengah gelembung
Untuk mendapatkan gambaran mengenai besarnya angka angka yang terlibat dalam persoalan ini
umpamakan ada air pada 0,1 MPa dalam keadaan superpanas di atas temperature jenuh sebesar 99,6 C ͦ
hingga 100 C ͦ agar gelembung tidak pecah tekanan gas paling sedikit harus sama dengan tekanan jenuh
pada 100 C ͦ yang dari table B.1b versi SI dapat dibaca sebagai 0,1013 MPa. Tegangan permukaan air kra
kira 50 dyne/cm = 0,05 N/m. jadi untuk mempertahankan beda tekanan sebesar 0,0013 MPa diperlukan
radius gelembung besar.

2a

r = --------------------

P₂ -- p₁

2 X 0,05 (N/m)/(0,0013 X 10⁶ N/m²) = 7,6 X 10 ⁵̄ m

= 0,076 mm

Apabila gelembung lebih kecil dari ukuran ini,gelembung akan pecah. Jika lebih besar gelembung akan
bertambah ; radiusnya juga akan bertambah, dengan demikian menurunkan tekanan gas, sehingga
memungkinkan lebih banyak cairan untuk menguap dan seterusnya, hingga akhirnya dicapai
keseimbangan. Jadi air superdingin dalam berbagai keadaan ini akan stabil jika mengandung gelembung
gelembung yang lebih kecil dari 0,076 mm tetapi tidak stabil jika mengandung berbagai gelembung yang
lebih besar.

Situasi sebenarnya dalam suatu tabung atau turbin uap air jauh lebih sulit dari gambran yang
telah diberikan diatas. Udara yang terlarut memainkan peranan sangat penting dalam analisa
ketidakstabilan berbagai gas superdingin. Analisa efek ini berada di luar lingkup buku ini. Kebanyakan
persoalan rekayasa dapat ditanggapi secara memuaskan dengan mengandalkan transisi fase terjadi
tepat pada berbagai kondisi jenuh dan pendekatan sedemikian yang akan kita tempuh selanjutnya

4.6 PENGGUNAAN DATA SIFAT DALAM ANALISA REKAYASA

Berbagai persamaan tingkat keadaan grafik dan table dipakai sehubungan dengan pelaksanaan balans
energy dalam analisa terhadap berbagai system rekayasa. Balans energy menghasilkan informasi
kuantitatif yang menghubungkan perubahan energy dalam dengan berbagai perpindahan energy dari
proses dan persamaan tingkat keadaan menghubungkan energy dengan berbagai sifat termodinamika
lainnya yang harga harganya diketahui bagi suatu system tertentu.

Suatu contoh rekayasa. Misalkan kita ingin menghitung besarnya energy yang harus dipindahkan sebagai
panas ke dalam 5 lbm H₂O, yang mula mula berada pada 200 Fͦ dan bertekanan 2 psia untuk menaikan
temperature hingga 1200 Fͦ apabila pemanasan dilakukan pada volume konstan. Pemecahan persoalan
ini dimulai dengan mendefinisikan suatu massa atur yang terdiri dari 5 lbm air. Seperti ditunjukan pada
gambar 4.11a masukan energy sebagai panas dianggap sebagai positif dan bagi kasus ini tidak ada kerja
yang terlibat. Satu satunya energy yang dimiliki system adalah energy dalam , U sehingga balans energy
yang meliputi jangka waktu bagi perubahan tingkat keadaan adalah

𝑄 ∆𝑈
Masukan energy pertambahan energy yang terkandung

∆𝑈 = 𝑀(𝑢₂ − 𝑢₁ )

Dimana dan 𝑢₁ dan 𝑢₂ berturut turut adalah energy dalam tingkat keadaan awal dan akhir.

Sekarang perlu di idealisasikan bahwa zat berada pada tingkat keadaan keseimbangan
termodinamika pada awal dari proses dan pada suatu tingkat keadaan lain yang sedemikian pada akhir
proses. Persamaan tingkat keadaan untuk air yang diperlakukan sebagai zat kompresibel sederhana
dapat dipergunakan untuk kasus ini (lihat apendiks B) untuk tingkat keadaan awal,dari gambar B.2
diperoleh

P₁ = 2 psia u₁ = 1077 Btu/lbm

T₁ = 200 Fͦ v₁ = 196 ft³ /lbm

Tingkat keadaan akhir ditentukan dengan suatu pernyataan proses gambar 4.11b. diagram sedemikian
menunjukan kepada pembaca cara pendekatan dan pemecahan persoalan dan juga sekaligus
merupakan alat peraga visual bagi seorang analisawan. Kemudian dari gambar B.2 diperoleh bahwa
tingkat keadaan akhir adalah persis melebihi 5 psia

v₂ = 196 ft³/lbm p₂ = 5 psia

T₂ = 1200 Fͦ u₂ = 1457 Btu/lbm

Substitusikan ke dalam bahasa energy,memberikan

𝑄 = 5 lbm X (1457 – 1077) Btu/lbm = 1900 Btu

Dalam bab 5 akan dikemukakan lebih banyak contoh yang mengilustrasikan penggunaan dari persamaan
tingkat keadaan dalam analisa rekayasa

4.7 BEBERAPA SIFAT TERMODINAMIKA LAINNYA

Seringkali berbagai sifat termodinamika lainnya didefinisikan dengan menggunakan P,v,T dan u dan
beberapa dari sifat sifat ini kini akan diuraikan. Dalam berbagai daerah fase tunggal dimana tekanan dan
temperature bebas kita dapat memandang bahwa volume sebagai suatu fungsi dari tekanan dan
temperature.

v = v(T , P)

beda volume jenis diantara sembarang dua tingkat keadaan yang terpisah oleh berbagai perbedaan yang
infinitesimal dT dan dP adalah

dv = v(T + dT , P + dP) – v(T , P)

dengan ekspansi deret Taylor

v( T + dT , P + dP) = v(T , P) + (

dengan semua turunan parsial dievaluasi pada titik (T , P) dan subskrip menujukan variable yang di tahan
konstan sewaktu diferensiasi. Jadi untuk perbedaan infinitesimal dT dan dP.

Turunan parsial (𝜕u/𝜕𝑇)𝑝 menyatakan kemiringan garis tekanan konstandalam bidang v-T dan turunan
parsial 𝜕𝑣/𝜕𝑝)𝑡 menyatakan kemiringan garis temperature konstan dalam bidang v-P. turunan turunan
ini adalah juga sifat termodinamika intensif karena mereka mempunyai harga yang definitive pada
tingkat keadaan termodinamika yang telah ditetapkan turunan yang pertama (𝜕u/𝜕𝑇)𝑝 menyatakan
kepekaan volume spesifik terhadap berbagi perubahan temperature pada tekanan konstan dan turunan
kedua 𝜕𝑣/𝜕𝑝)𝑡 adalah tekanan dari perubahan volume spesifik yang dikaitkan dengan perubahan
tekanan pada temperature konstan dua sifat termodinamika yang berhubungna dengan turunan
turunan ini adalah kompresibel isobaric (tekanan konstan)
1 𝜕𝑣
𝛽= ( )
𝑣 𝜕𝑇
Dan kompresibilitas isothermal (temperature konstan)
1 𝜕𝑣
Κ= − ( )
𝑣 𝜕𝑃
Factor factor kompresibilitas ini sering ditampilkan dalam table sebagai fungsi dari tingkat kedaan.
Koefisien ekspansi linear digunakan dalam berbagai buku kekuatan bahan yangelementer dan harganya
1/3 𝛽. Modulus elastisitas young sebanding dengan k pers (4.3) apabila dinyatakan dalam 𝛽 dan k
menjadi

dv = 𝛽v dT- kv Dp
persamaan (4.6) adalah persamaan diferensial yang menghubungkan volume spesifik dengan
temperature dan tekanan pada permukaan persamaan tingkat keadaan. Pernyataan ini berguna karena
kenyataan menujukan bahwa a dan k kadang kadang merupakan fungsi fungsi T dan P yang lemah
perubahannya. Persamaan (4.6) dapat di bagi dengan v dan integrasikan untuk menghasilkan

apabila 𝛽 dan k konstan, maka integrasi dari suatu tingkat keadaan (Tu, Pv) dimana volume jenis Ve,
hingga tingkat keadaan (T , P) lain yang sembarangnya menghasilkan
𝑣
In 𝑣𝑢 = 𝛽(𝑇 − 𝑇𝑢) − 𝑘(𝑃 − 𝑃𝑣)

Hasil ini dalam banyak hal merupakan pendekatan yang cukup baik bagi kisaran tekanan dan
temperature yang terbatas.

Jelaslah sudah bahwa kalkulus berbagai fungsi yang bervariabel dua banyak kegunaanya di
dalam termodinamika zat zat sederhana khususnya tinjau tiga fungsi x,y dan z yang sembarang dua dari
ketiga fungsi ini dapat dipilih sebagai variable variable bebas maka dari kalkulus diketahui bahwa
𝑑𝑥 1
( )=
𝑑𝑦 (𝜕𝑦/𝜕𝑥)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
( ) ( ) ( ) = -1
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥

Untuk menggunakan berbagai sifat matematik dari berbagai fungsi ini, perhatikan sebagai contoh,
bahwa dalam berbagai daerah ruang P-v-T dimana P dan T bebas satu dengan lainnya v = (P, T)sehingga

𝜕𝑝 𝜕𝑇 𝑑𝑣
( ) ( ) ( ) = −1
𝜕𝑇 𝜕𝑥 𝜕𝑝
𝜕𝑝 (𝜕𝑣/𝜕𝑇) 𝛽
( )= − =
(𝜕𝑣/𝜕𝑃) 𝑘
𝜕𝑇

Jadi dengan diketahuinya kompresibel isobaric a dan kompresibilitas isothermal k dengan pertolongan

Kata akan menggunakan kalkulus berbagai fungsi dari beberapa variable dalam termodinamika

Tinjau x = x(y, z) dan y = y (x, z) maka dari dalil rantai


4.8 GAS PERFEK

Dalam berbagai kondisi tertentu yang tepat, persamaan tingkat keadaan uap sembarang zat dapat
didekati dengan berbagai persamaan tingkat keadaan aljabar bagi gas ideal atau perfek. Persamaan yang
mendefinisikan gas perfek adalah
Pv = RT
Cp kadang kadang dinamakan “kapasitas panas pada tekanan konstan” sama halnya dengan C lebih baik
memandang cp sebagai suatu turunan parsial.
Massa molal adalah massa satu mol zat. Satu kgmot adalah banyaknya zat yang berisi jumlah atom yang
sama seperti 12 kg carbon 12 jadi untuk carbon 12 M = 12 kg/kgmol = 12 g/gmol = 12 lb/lbmol
Di sini R adalah konstanta yang khas untuk gas tertentu dan hubungannya dengan konstanta gas
universal R dan massa molal M adalah
𝔎
R=
𝑀
Dimana 𝔎 = 8.314 kJ/(kgmol –K) = 1545 ft-lbl/(lbmol R)

Perhatikan bahwa T adalah temperature mutlak K atau R


Harga r dapat ditentukan dengan memetakan Pv/T sebagai fungsi dari tingkat keadaan. Dalam
setiap daerah dimana harga Pv/T konstan penerapan pendekatan gas perfek memberi hasil yang
memadai.menunjukan harga factor kompresibilitas Z = Pv/RT sebagai fungsi dari perbandingan di antara
temperature dan tekanan masing masing dengan harga harganya pada titik kritis dimana Z berharga
satuendekatan gas perfek tersebut abash.
Salah satu ciri khas penting suatu gas perfek adalah bahwa energy dalamnya hanya bergantung
pada temperature saja demikianlah halnya bagi sembarang gas yang mematuhi persamaan ciri khas ini
juga terlihat dengan mata.
Karena untuk gas perfek u tergantung hanya pada T saja maka
du = C (T) dT
perhatikan bahwa c bergantung hanya pada T saja bagi gas perfek. Karena h hanya bergantung pada T
saja bagi gas perfek maka dengan cara yang serupa
dh = c (T) dT
diperoleh pula
dh = du + d(Pv) = dT + R dT
karena itu, bagi suatu gas perfek
Cp = C + R
Digaris bawahi di sini pada umumnya u dan h bergantung juga kepada kerapatan di samping
temperature gas perfek adalah model yang sangat khusus
Oleh karena berbagai panas spesifik hampir hampir konstan meliputi ksaran temperature yang
cukup besar diperoleh banyak manfaat apabila panas spesifik diperlakukan sebagai konstanta sehingga
integrasi dimungkinkan dalam betuk tertutup. Dengan Cv dan Cp dengan harga rata ratanya untuk
kisaran temperature yang dicakup dalam persoalan pelaksanaan integrasi akan menghasilkan

U₁ - Ug = C₂(T₁ - T)
h₁ - hu = Cp(T₁ - T)
persamaan persamaan ini sangat berguna untuk menghitung berbagai beda energy dalam atau entalpi.
Haruslah selalu diingat bahwa kedua pernyataan ini hanya berlaku untuk gas perfek yang berbagai panas
spesifik konstan adalah tanggung jawab analisawan untuk menetukan derajat keabsahan pendekatan ini
bagi suatu masalah yang sedang dihadapi.
Apabila variasi berbagai panas jenis dengan temperature diperhitungkan maka integrasi harus dilakukan
secara numeric dengan menggunakan fungsi fungsi Cv (T) dan Cp (T) yang diukur. Usaha ini telah
dilakukan bagi berbagai gas. Table B.9 memberikan harga harga h (T) atau u (T) bagi udara yang
diperlakukan sebagai gas perfek yang berbagai panas spesifik variable.
Pemilihan datum sembarang bagi tabulasi tersebut berlainan dari yang dipilih bagi berbagai grafik dan
table lainnya dalam apendiks B; oleh karena itu salah satu dari kelompok data ini yang boleh digunakan
dalam suatu analisa, jangan kedua kelompok data. Berbagai masukan lainnya dari table table yang
ditampilkan dalam apendiks B akan dibahas dikemudian dalam buku ini
Contoh. Hitung kerapaatan udara pada p = 10 MPa T = 500 k dari table B.6,R 0,286kJ/(kg K ̄ ) kemudian.

1 𝑝 10 𝑋 106 𝑁/𝑚²
P= 𝑝
= 𝑅𝑇 = 103 𝐽
= 69,9 kg/m³
[0,286 𝑋 ]𝑥 500 𝐾
𝑘𝑔−𝐾

Masalah rekayasa untuk menggambarkan pemakaian persamaan tingkat keadaan gas perfek dalam
suatu masalah rekayasa, umpamakan sautu proses kompresi dilakukan perlahan lahan di dalam sebuah
system torak silinder. Oleh karena proses berlangsung perlahan, tersedia waktu yang cukup bagi
tercapainya perataan temperature di antara gas dan dinding silinder melalui perpindahan energy
sebagai panas.
Apabila telah ada pengalaman yang cukup dalam analisa termodinamika tidaklah terlalu sukar
untuk mengetahui bahwa masalah ini dapat ditanggapi dengan ketelitian yang wajar dengan
memperlakukan udara sebagai gas perfek yang berbagai panas spesifik konstan. Temperature kritirs
udara adalah kira kira 137 K dan tekanan kritis kira kira 37 atmosfer. Jadi untuk berbagai temperature
ruangan (300 K) harga T* = T/T krit lebih besar dari 2,2 dan untuk berbagai tekanan hingga 10 atm harga
P* = P/P krit lebih kecil dari 0,27.
Menunjuk bahwa panas spesifik udara tidak berubah secara berarti dalam berbagai kisaran temperature
yang besar oleh karena itu analisa dapat dilakukan dengan memandang balans energy untuk massa atur
memberikan
𝑤 = 𝜚 + Δ𝑈
Masukan energy keluaran energy pertambahan energy yang terkandung
Dimana W dan 𝜚 adalah perpindahan energy sebagai kerja dan panas seperti didefinisikan pada gambar
4.1r. oleh karena itu temperature awal identic dengan temperature akhir dalam persoalan ini, energy
dalam awal dan akhir dari gas (yang diperlakukan sebagai gas perfek.
Identic pula jadi Δ𝑈 = 0 (disini diberi catatan lagi bahwa ciri khas inti hanya berlaku bagi gas perfek).
Balans energy ini dapat digunakan untuk menghitung 𝜚 apabila W bisa dihitung. Dengan mengandaikan
bahwa hubungan P-v-T selama proses ini sama dengan hubungan yang berlaku bagi bertingkat tingkat
keadaan keseimbangan (pendekatan ini baik apabila proses berjalan perlahan sehingga pada setiap saat
dari proses gas memang hampir berada pada berbagai keseimbangan termodinamika) maka kerja yang
dilakukan terhadap gas bagi proses isothermal adalah.

2 2 2 1
𝑤 = ∫1 − p dV = −𝑀 ∫1 𝑃 dv = −𝑀𝑅𝑇 ∫1 𝑣
dv

𝑣₁ 𝑉₁
= 𝑀𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑣₂
= 𝑀𝑅𝑇 𝐼𝑛 𝑉₂

Jadi apabila zat yang terlibat adalah 4 lbm udara dengan R = 0,0685 Btu/(lbm-R)(table B.6) T adalah 480
R (20℉) dan V₁/V₂ = 2
𝑊 = 4 𝑋 0,0685 𝑋 480 𝑋 𝐼𝑛 2 = 91 𝐵𝑡𝑢

Kemudian dari balans energy karena ∆𝑢 = 0

𝑄 = 0 + 𝑊 = 91 𝐵𝑡𝑢

Contoh ini merupakan titik tolak yang baik bagi pembaca untuk mempertegas perbedaan di antara
energy dalam panas dan temperature

Pengujian pas perfek sebagai contoh yang kedua soal yang diberikan didalam pasal 4.6 akan diselesaikan
lagi dengan menerapkan pendekatan gas perfek. Balans energy adalah sama

𝑄 = 𝑚 (𝑢₂ − 𝑢₁)

Kali ini uap H₂O diperlakukan sebagai gas perfek yang mempunyai berbagai panas jenis yang konstan.
Karena tekanan rendah dibandingan dengan tekanan kritis dapatlah diharapkan bahwa model gas perfek
akan abash bagi kasus ini. Walaupun demikian terlibatnya berbagai perubahan temperature yang besar
dalam persoalan ini mengundang kewaspadaan akan keabsahan pengandaian panas jenis kontan.
Table B.6 Cv = 0,336 Btu/(lbm-R) kemudian dengan menggunakan pers (4.21)

𝑢2 − 𝑢1 = 𝐶𝑣 (𝑇 − 𝑇) = 0,336 𝑥 (1660 − 660) = 336 Btu/lbm

𝑑𝑎𝑛 𝑄 = 5 𝑥 336 = 1680 𝐵𝑡𝑢

Perhatikan bahwa hasil ini menyimpang sebesar kira kira 11% dibandingkan dengan jawaban eksak yang
telah ditentukan sebelumnya yaitu sebesar 1900 Btu. Sekarang tekanan akhir dapat dihitung dari pers
(4.16)

P₂ T₂
=
P₁ T₁
2 1660
Jadi, 𝑃 = 660
X 2 = 5,03 psia
Analisa eksak memberikan tekanan yang hampir melebihi 5 psia, sehingga analisa pendekatan
memberikan tekanan akhir yang baik

Apabila berbagai table uap air (steam) yang teliti tidak tersedia, volume spesifik dapat ditaksir
dengan menggunakan persamaan (4-16) untuk H₂O, R = 85,78 ft-lbf (lbm – R)

𝑅𝑇₁ (200+460)
V₁ = 𝑃₁
= 85,78 x 2 𝑋 144
= 196 ft³/lbm

Dan ini secara eksak sama dengan harga yang ada dalam table

Keabsahan pendekatan gas perfek dapat diuji dengan mengitung harga Z = Pv/RT pada tingkat
keadaan 1 dan 2 dengan menggunakan data tingkat keadaan yang dihimpun dalam pasal 4.6
𝑃₁ 𝑉₁ 2 𝑋 144 𝑋 196
Z₁ = 𝑅𝑇₁
= 85,78 𝑋 (200+460) = 1,00

𝑃₂ 𝑉₂ 5 𝑋 144 𝑋 196
Z₂ = 𝑅𝑇₂
= 85,78 𝑋 (1200+460) = 0,993

Perhatikan bahwa kedua harga yang diperoleh hampir sama dengan satu. Kesalahan utama dalam
analisa yang disederhanakan ini bukanlah berpangkal pada pemisahan Pv = RT tetapi berasal dari
idelisasi Cv konstan dalam kisaran temperature besar yang terlibat dalam persoalan yang akhirnya
merambat menghasilkan kesalahan yang cukup berarti pada harga 𝑄

4.9 ZAT MAGNETIK SEDERHANA

Walaupun padat magnetic memang kompresibel ternyata kerja yang dikaitkan dengan magnetisasi
biasanya jauh lebih penting dari kerja kompresi jadi sering masih dalam batas batas kewajaran apabila
zat sedemikian diidealisasikan sebagai zat magnetic sederhana. Temperature dan magnetisasi (momen
dipole magnetic) dapat dipilih sebagai himpunan sifat termodinamika intensif yang bebas dan energy
dalam dapat dinyatakan sebagai

𝑣 = 𝑢(𝑇, 𝑀)
Panas spesifik pada magnetisasi konstan dapat didefinisikan sebagai

𝜕𝑢
𝐶𝑢 = ( )
𝜕𝑇
Melalui beberapa langkah kalkulus,dapat diturunkan analog dari pers (4.9)
𝜕𝑢 (𝜕𝑀/𝜕𝑇)ℎ
( )=
𝜕𝑇 (𝜕𝑀/𝜕𝐻)𝑟

Anda mungkin juga menyukai