Anda di halaman 1dari 6

Praktikum 4

TIMER

I. Tujuan :
Setelah praktikum mahasiswa diharapkan:
1. Mahasiswa dapat memahami fungsi Timer
2. Mahasiswa dapat membuat Timer pada Ladder Diagram.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan Ladder Diagram dengan Timer

II. Dasar teori.


A. Timer (Pewaktuan)
Di dalam banyak aplikasi kontrol, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat
dibutuhkan. Sebagai contoh, sebuah motor atau pompa yang dikontrol untuk beropersi
selama interval waktu tertentu, atau diaktifkan setelah beroperasi selama periode waktu
tertentu. Contoh lain, adalah pengaturan waktu nyala/padam dari suatu lampu lalu-
lintas. Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan
tersebut. Timer mengukur (atau menghitung) waktu dengan menggunakan piranti clock
internal CPU. Beberapa tipe timer diantaranya yang sering digunakan seperti berikut:

1. Pulse Timer (TP)


Timer ini menghasilkan pulsa dengan lebar waktu tertentu. Simbol TP pada
ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Pulse timer

Instruksi ini mulai dijalankan ketika hasil dari operasi logika menghasilkan
kondisi yang berubah dari “0” ke “1” (sinyal tepi positif). TP akan aktif ketika
instruksi dijalankan. Output Q akan di-set selama waktu yang telah ditentukan,
apapun kondisi masukannya saat ini. Bahkan ketika terjadi sinyal positif lagi tidak
mempengaruhi keluaran Q selama TP masih dalam durasi waktu yang aktif akibat
terpicu oleh sinyal tepi positif sebelumnya.
User dapat mengetahui waktu tundaan yang sedang berjalan melalui output ET.
Nilai timer dimulai dari T#0s dan berakhir saat nilai timer mencapai nilai preset-
nya (PT). Saat durasi PT tercapai dan sinyal pada masukan timer bernilai “0” maka
keluaran ET akan di-reset. Parameter-parameter pada timer TP ditunjukkan oleh
Tabel 1.1.
Tabel 4.1 Parameter Timer TP
Tipe data
Parameter Deklarasi Area memori Keterangan
(S7-300)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L, P Masukan Start
Durasi pulsa.
PT Input TIME I, Q, M, D, L, P
Nilai PT harus positif.
Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Operand yang di-set
ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai timer saat ini

2. Timer On Delay (TON)


Timer On Delay akan mengubah/me-SET nilai output (Q) menjadi ON
setelah waktu tundaan tertentu. Simbol TON pada ladder diagram dan timing
diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Timer On Delay

Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu


PT. Instruksi TON dimulai ketika hasil dari operasi logika pada masukan berubah
dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif). Pewaktuan PT mulai aktif ketika
instruksi dijalankan. Ketika durasi PT selesai, output Q bernilai “1”. Output Q
akan tetap bernilai “1” selama kondisi masukan tetap “1”. Ketika kondisi sinyal
pada masukan berubah dari “1” menjadi “0”, output Q akan di-reset. Timer akan
berjalan lagi jika terjadi sinyal tepi positif yang baru pada masukan timer.

Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada ET. Nilai timer dimulai
dari T#0s dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Output ET akan reset segera
setelah kondisi sinyal pada masukan bernilai “0”. Parameter-parameter pada timer
TON ditunjukkan oleh Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Parameter timer TON
Tipe data
Parameter Deklarasi Area memori Keterangan
(S7-300)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan Start

Durasi waktu tunda.


I, Q, M, D, L, atau
PT Input TIME
konstanta
Nilai PT harus positif.

Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-set jika PT

ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini

3. Timer OFF (TOFF)


Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu
PT. Simbol TOF pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada
Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Timer Off Delay

Output Q di-set ketika hasil dari operasi logika pada input menghasilkan
perubahan sinyal dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif). Ketika sinyal pada
masukan kembali ke “0” (sinyal tepi negatif), timer yang dikonfigurasi pada PT
mulai bekerja. Output Q akan tetap set selama durasi waktu PT masih berjalan.
Ketika durasi PT tercapai, output Q di-reset. Jika kondisi sinyal masukan berubah
menjadi “1” sebelum durasi waktu PT tercapai, timer akan di-reset. Kondisi sinyal
output Q akan tetap bernilai “1”.
Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada keluaran ET. Nilai timer
dimulai dari T#0s dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Ketika durasi waktu
PT telah tercapai, output ET bertahan pada nilai yang muncul saat itu hingga
masukan IN berubah kembali ke “1”. Jika input IN berubah ke “1” sebelum PT
tercapai, output ET di-reset kembali ke nilai T#0s. Parameter-parameter pada timer
TON ditunjukkan oleh Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Parameter Timer Off Delay

Tipe data
Parameter Deklarasi Area memori Keterangan
(S7-300)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan Start

Durasi waktu tunda.


I, Q, M, D, L, atau
PT Input TIME
konstanta
Nilai PT harus positif.

Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-reset jika PT


ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini

III. Alat dan bahan.


1. Software TIA Portal S7 profesional.
2. Laptop.
3. PLC S7-300

IV. Gambar rangkaian .


V. Langkah kerja.
1. Buka Aplikasi TIA Portal V13.exe, lalu buat Project baru.
2. Samakan konfigurasi CPU dan I/O pada PLC.
3. Buat ladder diagram untuk sistem kendali sesuai gambar diatas.
4. Simulasikan program yang telah dibuat apakah dapat berfungsi dengan baik.

VI. Analisa.
Dari rangkaian yang dibuat, berikut adalah ladder diagram I/O yang digunakan
Prinsip kerja sistem ini adalah saat mesin dinyalakan dan posisi pneumatik berada
di bagian atas, ketika “TURUN(1)” diaktifkan pneumatik bergerak ke arah bawah.
Setelah sensor “LS2” mendeteksi bahwa sudah mencapai batas bawah, maka pergerakan
dihentikan, kemudian akan naik 3 detik setelah system mencapai batas bawah.
Pengaturan lamanya berhenti tergantung pada Timer On Delay atau “TON” yang ada
pada sistem. Setelah 3 detik, pneumatik akan bergerak ke atas. Ketika sensor “LS1”
mendeteksi batas atas, pneumatik akan berhenti bergerak. Untuk menggerakkan kembali
pneumatik, operator harus mengaktifkan “TURUN(1)”. Pada kondisi “TURUN(1)”
ditekan, lalu sistem dimatikan dan pada saat itu pula belum mencapai batas bawah,
maka sistem akan tetap bergerak sampai menyentuh batas bawah, lalu delay selama 3
detik untuk naik sampai mencapai batas atas, sehingga meskipun sistem dimatikan
mendadak pada saat sistem bekerja maka sistem akan mengeksekusi sampai kondisi
normal. Apabila pada saat sistem dinyalakan dan posisi pneumatik tidak berada pada
posisi atas, maka sistem akan mengkalibrasinya, sehinggga pneumatik akan berada pada
kondisi normalnya, yaitu di atas.

VII. Kesimpulan.
Dari pratikum diatas maka dapat disimpulkan:
1. Untuk membuat sistem menunggu selama beberapa waktu untuk mengaktifkan
sesuatu, dapat menggunakan timer “TON”.

Anda mungkin juga menyukai