Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan Program Posyandu…(Dea Rizkiana S) 721

PENGELOLAAN PROGRAM POSYANDU REMAJA DI PUSAT


INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK-R) SEMARAK
NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

MANAGEMENT OF POSYANDU ADOLESCENT PROGRAM IN INFORMATION AND


COUNSELING ADOLESCENT CENTER (PIK-R) SEMARAK NGEMPLAK, SLEMAN,
YOGYAKARTA

Oleh: Dea Rizkiana Saraswati, Universitas Negeri Yogyakarta, dea.rizkiana@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) pengelolaan program posyandu remaja di
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Semarak; (2) faktor pendukung dan faktor penghambat
pengelolaan program posyandu remaja di PIK-R Semarak; (3) program pendidikan remaja yang
dijalankan di Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Semarak. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah ketua PIK-R Semarak, pengurus PIK-R
Semarak, Tokoh masyarakat, dan peserta program posyandu remaja. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik yang dilakukan dalam analisis data adalah
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjelaskan
keabsahan data adalah dengan menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Hasil
penelitian menunjukkan : (1) pengelolaan program posyandu remaja meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan; (2) faktor pendukung keberhasilan program posyandu
remaja terdiri dari faktor pendukung internal meliputi kekompakan dari pengurus dan antusias dari remaja
yang baik, sedangkan faktor pendukung eksternal yaitu adanya dukungan lintas sektor oleh pihak
puskesmas. Faktor penghambat utama adalah masalah waktu, dan kekurangan SDM. (3) program
pendidikan atau pelayanan pendidikan yang dilaksanakan dengan sasaran remaja tersebut diantaranya
yaitu pelatihan Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya (KS), Lifeskill atau keterampilan serta
sosialisasi dan penyuluhan.
Kata Kunci : pengelolaan program, posyandu remaja, PIK-R

Abstract
This Research aims to describe: (1) management of adolescent posyandu program in Center for
Youth Information and Counseling (PIK-R) Semarak; (2) supporting factors and inhibiting in the
management of adolescent posyandu program in PIK-R Semarak; (3) adolescent education programs held
at the Center for Youth Information and Counseling (PIK-R) Semarak. This research used qualitative
descriptive approach with the subjects of research are PIK-R Semarak chairman, PIK-R Semarak
management, public figure, and adolescent posyandu program participants. Data collection done by
interview, observation, and documentation. Techniques performed in data analysis are data reduction,
data display, and conclusion. The technique used to explain the validity of data is by using triangulation
of sources and triangulation techniques. The results showed: (1) management of adolescent posyandu
program including planning, organizing, implementing and supervising activities;(2) factors supporting
the success of adolescent posyandu program consists of internal support factors include cohesiveness of the
administrators and enthusiasm of good teenagers, while external support factor is the support of cross-
sector by the puskesmas. The main hinder are time, and lack of human resources. (3) educational
programs or educational services implemented with the target of teenagers such as Peer Educator
Training (PS) and Peer Counselor (KS), Lifeskill or skills and socialization and counseling.

Keywords: program management, adolescent posyandu, PIK-R

PENDAHULUAN pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).


Salah satu alternatif Pemerintah Indonesia
Setiap Negara memiliki caranya sendiri
dalam menangani pembangunan SDM adalah
dalam mengembangkan negaranya melalui
722 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

melalui pendidikan Keluarga Berencana (KB) remaja


dimana remaja dapat menjadi salah satu 4. Pemberian bimbingan teknis dan
sasarannya. Berdasarkan Undang-undang fasilitasi di bidang pengembangan
Nomor 52 Tahun 2009 tentang program, pelembagaan, serta monitoring
Perkembangan Kependudukan dan dan evaluasi pembinaan ketahanan
Pembangunan Keluarga, BKKBN remaja
mengemban amanat untuk melaksanakan Seperti kita ketahui peran pemuda
program kependudukan, Keluarga Berencana sangatlah penting dalam kemajuan suatu
dan Pembangunan Keluarga. Amanat tersebut negara. Semangat, kerja keras, keuletan dan
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah kegigihannya dalam mencapai segala yang
Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan diinginkan. Pendidikan semakin intensif
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, diberikan kepada manusia pada usia remaja.
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa
Keluarga serta peraturan kepala BKKBN remaja adalah generasi penerus yang diberi
Nomor 273/PER/B4/2014 tentang organisasi tanggung jawab untuk melanjutkan
dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan pembangunan bangsa dan negara.
Keluarga Berencana Nasional. Didalam Menyiapkan remaja sebagai generasi yang
Peraturan Kepala BKKBN tersebut tangguh dan handal dalam melanjutkan
dinyatakan bahwa Direktorat Bina Ketahanan pembangunan tidaklah mudah. Berbagai
Remaja mempunyai tugas dan fungsi sebagai hambatan baik yang berasal dari faktor
berikut: internal (kemiskinan atau kelemahan
1. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan intelektual remaja itu sendiri) maupun
kebijakan teknis di bidang eksternal (terbatasnya akses pendidikan yang
pengembangan program, pelembagaan sesuai atau rendahnya kualitas pendidikan
bina, serta monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan) menjadi tantangan
pembinaan ketahanan remaja. dalam mewujudkan generasi muda yang
2. Penyiapan penyusunan norma, standar, sehat, tangguh dan cerdas.
prosedur, dan kriteria di bidang Namun di masa remaja yang biasa
pengembangan program, pelembagaan, disebut masa pencarian jati diri, remaja
serta monitoring dan evaluasi pembinaan belum sepenuhnya mampu menyaring hal
ketahanan remaja baik dan tidak baik dalam kehidupannya. Di
3. Penyiapan pelaksanaan pemantauan dan indonesia, jumlah remaja usia 10 - 19 ada
evaluasi di bidang pengembangan sekitar 43 juta atau 19,61% dari jumlah
program, pelembagaan, serta monitoring penduduk indonesia sebanyak 220 juta. Dan
dan evaluasi pembinaan ketahanan diketahui bahwa sekitar 5% remaja putra dan
723 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

remaja 1% remaja putri secara terbuka permasalahan yang dilalui oleh remaja.
menyatakan bahwa mereka pernah Sebagai masyarakat kecamatan ngemplak
melakukan hubungan seksual, sebanyak 8% yang memiliki peran untuk menghadapi
pria umur 15-24 tahun telah menggunakan perkembangan globalisasi terutama untuk
obat-obatan terlarang, dan kasus HIV / AIDS remaja, maka diperlukan media informasi
cenderung terjadi peningkatan dikalangan utama dan dapat diakses yang dapat memberi
remaja, dari 6987 penderita AIDS 3,02% informasi yang tepat generasi muda tentang
adalah kelompok 15 - 19 tahun dan 54,77% ISU TRIAD KRR, seperti seksualitas,
adalah kelompok usia 20-29 tahun NAPZA dan HIV AIDS. Posyandu adalah
(Departemen Kesehatan RI, september konten kesehatan yang terlengkap dari, oleh
2006). Ketiga hal penting ini (Seksualitas, dan untuk masyarakat yang diperlukan oleh
NAPZA dan HIV/AIDS yang lebih dikenal peserta terkait (departemen kesehatan RI
dengan isu Triad KRR) merupakan masalah 2006). Kegiatan posyandu pemuda
yang sangat mengancam kehidupan remaja, merupakan salah satu kegiatan kesehatan
yang harus mendapatkan perhatian dari berbasis masyarakat (pemuda) yang
semua pihak agar tidak merusak masa depan dilakukan untuk memantau kesehatan remaja
remaja dan masa depan bangsa (PIK-R, dengan melibatkan remaja itu sendiri. Tidak
2016: 1). hanya itu, posyandu remaja juga merupakan
tempat untuk memberikan informasi
Yogyakarta yang dikenal dengan
kesehatan kepada remaja secara rutin setiap
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau
bulannya. Remaja dapat berperan aktif
kota pelajar menjadi salah satu kota yang tak
menjadi Kader Posyandu ataupun anggota
luput dari perhatian pemerintah mengenai
dikarenakan pelaksana program langsung
kasus-kasus yang banyak dialami remaja.
dari remaja sendiri. Berdasarkan observasi
Khususnya TRIAD KRR tersebut, terlepas
dan pengamatan program posyandu remaja
dari julukan sebagai kota budaya, Yogya
di PIK-R Semarak ini berjalan rutin setiap
sebenarnya menyimpan banyak kisah
bulan dengan sasaran PIK-R binaan di desa–
mengenai kehidupan pelajar dan pergaulan
desa daerah Kecamatan Ngemplak dan
bebas. Banyak upaya Pemerintah melalui
remaja daerah Ngemplak yang belum
daerah-daerah untuk menangani dan
memiliki PIK-R. Kegiatan posyandu ini
mencegah berbagai permasalahan yang
bekerjasama dengan Puskesmas Ngemplak.
dihadapi remaja dengan memberikan wadah
Jadwalnya dilakukan setiap bulan
untuk berkembang dan berperan aktif
menyesuaikan waktu dari peserta dan
dikehidupan masyarakat. Ngemplak menjadi
pengurus PIK-R Semarak sendiri. Antusias
salah satu bagian daerah sleman yang mulai
peserta posyandu remaja yang tinggi
bangkit untuk memberantas permasalahan-
menuntut adanya perbaikan dan inovasi
724 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

dalam setiap prosesnya. Begitupun dengan tugas akhir di bangku kuliah Pendidikan
pengelolaan program harus semakin baik agar Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
program posyandu dapat terus berjalan Universitas Negeri Yogyakarta.
kearah yang lebih baik serta memberikan
manfaat.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti Pendekatan Penelitian
pengelolaan program posyandu remaja masih
Penelitian ini menggunakan pendekatan
belum berjalan secara maksimal dan belum
deskriptif kualitatif. Sifat data yang
merata keseluruh wilayah binaan PIK-R
dikumpulkan adalah berupa data kualitatif
Semarak yang berada di Ngemplak akibat
dan menggunakan jenis penelitian deskriptif
keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia
kualitatif. Pendekatan penelitian menurut
(SDM) pengurus PIK-R/pengelola program,
Djamal (2015 :102) adalah metode atau cara
minimnya koordinasi karena menyesuaikan
yang dipergunakan disiplin Ilmu tertentu
jadwal pengurus akibat kesibukan lain, dan
dalam memecahkan suatu masalah. Atau
tidak ada pembagian yang jelas
dengan kata lain merupakan cara pandang
penanggungjawab untuk pelaksanaan
atau paradigma yang dimiliki suatu ilmu
program, adanya faktor penghambat seperti
terhadap fenomena atau situasi sosial.
sarana prasarana pendukung yang
menyesuaikan tempat pelaksanaan program 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
karena dilaksanakan secara berpindah- Dalam hal ini perlu dikemukakan
pindah di desa/daerah kawasan PIK R tempat di mana situasi sosial tersebut akan
Semarak dan faktor pendukung baik dari diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat
internal pengelola maupun eksternal seperti Informasi dan Konseling Remaja Jl.
pihak mitra. Faktor penghambat dan faktor Jangkang komplek kecamatan Ngemplak
pendukung ketika tidak dikemas dengan baik Sleman Yogyakarta. Penelitian ini
menyebabkan pengelolaan program dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada
posyandu remaja berjalan kurang efektif. Februari-April 2018.
Berangkat dari latar belakang yang
2. Subjek Penelitian
dijabarkan di atas dan belum ada peneliti
untuk mengkaji pengelolaan program Pemilihan subjek penelitian berdasar

Posyandu Remaja maka peneliti mengajukan pada adanya pertimbangan kelayakan untuk

skripsi yang berjudul “Pengelolaan Program mengambil informasi untuk menjawab

posyandu Remaja di Pusat Informasi dan permasalahan penelitian. Peneliti

Konseling Remaja (PIK-R) Semarak menentukan subjek penelitian menggunakan

Ngemplak Sleman Yogyakarta” sebagai dua tokoh informan, yaitu tokoh formal dan
informal. Tokoh formal berkaitan dengan
725 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

individu yang mampu mengelola lembaga mendalam (in depth interview), dan
misalnya pimpinan atau kepala bagian, dokumentasi.
sedangkan tokoh informal adalah
4. Teknik Analisis Data
sekelompok masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung terkena Proses analisis data cenderung

dampak dari aktivitas lembaga tersebut. menggunakan model analisis data dari Milles
dan Hubberman yang dikutip dari Djamal
Subjek penelitian ini meliputi 5 orang
(2015) mengemukakan bahwa proses analisis
pengurus Pusat Informasi Konseling Remaja
data yaitu reduksi data, penyajian data dan
(PIK-R) yang merupakan pengelola pusat
pengambilan kesimpulan merupakan proses
program posyandu remaja dan menjadi kader
yang saling berinteraksi satu sama lain
remaja di kecamatan ngemplak, 2 orang
sehingga dapat disebut sebagai interactive
tokoh masyarakat yang secara langsung dan
model
tidak langsung terkena dampak pelaksanaan
program posyandu remaja dan terlibat dalam 5. Keabsahan Data
pengawasannya dan 2 orang peserta program Keabsahan data pada penelitian ini diuji
posyandu remaja dikarenakan mereka yang dengan teknik triangulasi data. Secara bahasa
terlibat dalam proses pelaksanaan program kata triangulasi terdiri dari kata tri (three
posyandu remaja. dalam bahasa inggris) yang berarti tiga,
angulasi dari kata angle yang artinya sudut.
3. Data, Instrumen dan Teknik
Triangulasi berarti teknik mendapatkan data
Pengumpulan Data
dari tiga sudut yang berbeda (Djamal, 2015:
Dalam penelitian kualitatif ini yang
93). Teknik triangulasi yang digunakan dalam
berperan menjadi instrumen penelitian
peneliti ini adalah triangulasi sumber dan
adalah peneliti sendiri dibantu dengan
trianggulasi teknik. Dengan trianggulasi
pedoman observasi, pedoman wawancara
sumber peneliti mengutamakan check-
dan pedoman dokumentasi. Peneliti akan
recheck, cross-recheck antar sumber
terjun sendiri kelapangan melakukan
informasi satu dengan lainnya. Triangulasi
pengumpulan data, analisis dan membuat
data pada penelitian ini dilakukan dengan
kesimpulan (Sugiyono, 2013:307). Menurut
cara membandingkan data hasil pengamatan
sugiyono (2010: 309) dalam penelitian
dan mengecek Informasi data hasil yang
kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
diperoleh.
natural setting (kondisi yang alami), sumber
data primer, dan teknik pengumpulan data Pada trianggulasi teknik peneliti

lebih banyak pada observasi berperan serta menggunakan teknik pengumpulan data

(participan observation), wawancara dengan observasi, wawancara mendalam dan


dokumentasi kepada sumber data yang sama.
726 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

Peneliti melakukan check-recheck hasil Pengelolaan program posyandu remaja


wawancara pada satu sumber dengan merupakan proses yang dilakukan sebelum
dokumentasi yang ada di lembaga dan juga program posyandu remaja dilaksanakan
hasil pengamatannya sendiri di lapangan. meliputi proses perencanaan, pengolahan dan
Tujuan akhir dari triangulasi data adalah pembagian tugas, pelaksanaan program serta
dapat membandingkan informasi yang pengawasan.
diperoleh peneliti dari berbagai pihak Perencanaan pada pelaksanaan program
mengenai hal yang sama agar memperoleh posyandu remaja dilakukan dengan diskusi
jaminan kebenaran dari informasi yang dalam pertemuan atau rapat rutin pengurus,
diperoleh di lapangan dan menghindari selain itu juga terdapat pertemuan kecil dari
subjektivitas dari peneliti. divisi medis selaku penanggung jawab
pelaksanaan acara. Perencanaan tersebut
meliputi perencanaan sasaran program,
6. HASIL PENELITIAN DAN
perencanaan waktu pelaksanaan,
PEMBAHASAN
perencanaan jadwal penanggungjawab
PENGELOLAAN PROGRAM POSYANDU
pelaksanaan, alat-alat dan media yang
REMAJA DI PUSAT INFORMASI DAN
digunakan pada pelaksanaan program, materi
KONSELING REMAJA (PIK-R) SEMARAK
dan narasumber materi yang dipilih,
NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
pengembangan kegiatan, perencanaan
a. Pengelolaan Program Posyandu
evaluasi program sebagai bentuk
Remaja
pengawasan yang dijadwalkan
Pengelolaan adalah penyelenggaraan
pelaksanaannya setelah acara posyandu dan
atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola
juga pada pertemuan kader setiap 1 bulan
dapat berjalan lancer (Arikunto, 1992:8).
sekali.
Kata “pengelolaan” dapat disamakan
dengan manajemen yang berarti pula Fungsi pengorganisasian dilakukan
pengaturan atau pengurusan (Arikunto, dengan menempatkan sumber daya manusia
1993: 31). Fattah (2008: 1) menyatakan sesuai dengan pendidikan dan keahlian yang
manajemen diartikan sebagai proses dibutuhkan. Pengorganisasian dilakukan
merencana, mengorganisasi, memimpin, dengan memetakan terlebih dahulu tugas apa
dan mengendalikan perencanaan, saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pengorganisasian, pelaksanaan dan program, setelah itu baru ditentukan
pengawasan dan penggunaan ilmu dan seni kebutuhan SDM.
secara bersama-sama dan selanjutnya Pelaksanaan program posyandu remaja
menyelesaikan tugas untuk mencapai memiliki 3 tahapan yaitu persiapan
tujuan. (sosialisasi program posyandu remaja,
727 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

koordinasi pihak terkait saat hari dari dalam berupa rasa kekeluargaan dari
pelaksanaan, penyiapan narasumber untuk pengurus berawal dari kekompakan yang
pemateri, undangan untuk peserta), terjalin dengan baik, kader remaja sangat
pelaksanaan (pelaksanaan posyandu remaja bersemangat dan saling bekerjasama, adanya
ini terdiri dari beberapa alur yang perlu antusias remaja yang baik sehingga program
dilalui, yaitu pendaftaran, wawancara, posyandu remaja dapat diterima. Sedangkan
pengukuran, pemeriksaan, konseling serta faktor pendukung eksternal yaitu adanya
penyuluhan dan lain-lain) dan terakhir dukungan dari pihak luar seperti dukungan
penutup (penutupan dilakukan dengan lintas sektor oleh pihak puskesmas,
dipimpin langsung oleh kader posyandu puskesmas sebagai pembimbing dan
remaja sendiri. pendamping dalam penyelenggaraan
program. Faktor penghambat utama adalah
Pengawasan dalam program posyandu
masalah waktu, dikarenakan kader posyandu
remaja merupakan evaluasi kegiatan yang
remaja masih memiliki kesibukan masing-
dilaksanakan setelah acara program
masing atau bertabrakan dengan kegiatan di
posyandu remaja selesai dan dilanjutkan
masyarakat. Selain itu faktor penghambat
kembali untuk pembahasan yang lebih luas
yang lain adalah Sumber Daya Manusia
pada pertemuan selanjutnya berdasarkan
(SDM) yang belum semuanya berkompeten
kesepakatan seluruh kader posyandu remaja.
serta fasilitas gedung yang belum memadai.
Proses evaluasi dilakukan dengan
menyediakan data analisis peserta program c. Jenis Program pendidikan dan layanan
posyandu remaja yang dilihat dari daftar pendidikan di Pusat Informasi dan
hadir, Kartu Menuju Sehat (KMS), catatan Konseling Remaja (PIK-R) Semarak
kecil pengukuran peserta dan data yang Berdasarkan CL 3: 28/2/2018 dan CL 4:
ditulis kader saat peserta menyampaikan 19/3/2018 peneliti mendapat informasi bahwa
keluh kesah permasalahannya. Dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-
evaluasi membahas permasalahan yang R) Semarak melaksanakan berbagai program
terjadi di lapangan dan penyelesaiannya. pendidikan dan pelayanan pendidikan.
Program tersebut seperti konsep pendidikan
b. Faktor Pendukung dan Penghambat
luar sekolah atau pendidikan Norformal yaitu
Pelaksanaan Program Posyandu Remaja.
dalam pelaksanaannya dapat dilakukan oleh
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi
siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
keberhasilan program posyandu remaja, yaitu
Pendidikan sekolah dan pendidikan luar
faktor pendukung dan penghambat. Faktor
sekolah (nonformal) merupakan satu kesatuan
pendukung terdiri dari faktor pendukung
integral yang tidak dapat dipisahkan dari
internal dan faktor pendukung eksternal.
sistem pendidikan nasional. Pendidikan
Faktor pendukung internal meliputi dukungan
728 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

nasional yang dicita-citakan Pancasila pelaksanaan program, materi dan


bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan narasumber materi yang dipilih,
kepada Tuhan yang maha esa, menumbuhkan pengembangan kegiatan, perencanaan
kecerdasan, mempertinggi budi pekerti, evaluasi program.
memperkuat kepribadian, mempertebal 3. Fungsi pengorganisasian dilakukan
semangat kebangsaan agar dapat membangun dengan menempatkan sumber daya
dirinya sendiri serta bersama-sama manusia sesuai dengan pendidikan dan
bertanggungjawab atas pembangunan keahlian yang dibutuhkan, dengan
nasional (yoyon, 2016). Program-program memetakan terlebih dahulu tugas apa
tersebut yaitu Pelatihan Pendidik Sebaya (PS) saja yang dibutuhkan untuk
dan Pelatihan Konselor Sebaya (KS), lifeskill melaksanakan program, setelah itu baru
atau keterampilan serta sosialisasi dan ditentukan kebutuhan SDM. Jadwal
penyuluhan. pengurus yang bertugas sudah ditentukan
di awal tahun dan pada tahun 2018 mulai
SIMPULAN DAN SARAN
dibentuk kepengurusan program
Simpulan posyandu remaja daerah.
Berdasarkan penelitian yang sudah 4. Pelaksanaan memiliki 3 tahapan yaitu
dilakukan dalam pengelolaan program persiapan (sosialisasi program posyandu
posyandu remaja di Pusat Informasi dan remaja, koordinasi pihak terkait saat hari
Konseling Remaja (PIK-R) Semarak pelaksanaan, penyiapan narasumber
Ngemplak Sleman, didapatkan hasil untuk pemateri, undangan untuk
penelitian bahwa: peserta), pelaksanaan (pelaksanaan
1. Pengelolaan program posyandu remaja posyandu remaja ini terdiri dari beberapa
yang ada di PIK-R Semarak sudah alur yang perlu
menggunakan fungsi-fungsi dilalui, yaitu pendaftaran, wawancara,
pengelolaan yakni perencanaan, pengukuran, pemeriksaan, konseling
pengorganisasian, pelaksanaan dan serta penyuluhan dan lain-lain) dan
pengawasan. terakhir penutup (penutupan dilakukan
2. Perencanaan dilakukan dengan diskusi dengan dipimpin langsung oleh kader
dalam rapat rutin pengurus dan posyandu remaja sendiri, sebelum
pertemuan kecil dari divisi medis selaku menutup kader memberi pengumuman
penanggung jawab pelaksanaan acara, terkait pelaksanaan program posyandu
meliputi perencanaan sasaran program, selanjutnya setelah itu ditutup dengan
waktu pelaksanaan, jadwal berdoa. Evaluasi teknis langsung
penanggungjawab pelaksanaan, alat- alat dilaksanakan setelah acara posyandu
dan media yang digunakan pada remaja selesai).
729 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

5. Terdapat 2 faktor yaitu faktor dan perbaikan dalam pengelolaan program


pendukung dan penghambat. Faktor posyandu remaja sebagai berikut:
pendukung terdiri dari faktor pendukung 1. Mengadakan pertemuan seluruh kader
internal (dari pengurus sendiri) dan daerah se-Kecamatan Ngemplak untuk
faktor pendukung eksternal (koordinasi melakukan koordinasi bersama agar
dengan pihak luar). Faktor penghambat pelaksanaan posyandu remaja di daerah
utama adalah masalah waktu, selain itu masing-masing sama.
faktor penghambat yang lain adalah 2. Membentuk kepengurusan posyandu
Sumber Daya Manusia (SDM) yang remaja daerah diseluruh dusun agar dapat
belum semuanya berkompeten serta menjangkau keseluruhan remaja di
fasilitas gedung yang belum memadai.
dusun-dusun pada Kecamatan Ngemplak
6. Pusat Informasi dan Konseling Remaja tanpa terkecuali.
(PIK-R) Semarak melaksanakan 3. Penyediaan media dan peralatan yang
program pendidikan atau pelayanan dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan dengan sasaran remaja baik agar tidak terus menerus meminjam ke
itu pengurus maupun peserta lain. puskesmas maupun ke kecamatan.
Program-program tersebut yaitu 4. Adanya pelatihan bagi seluruh kader
meliputi pelatihan Pendidik Sebaya (PS) posyandu remaja secara intens atau rutin
dan pelatihan Konselor Sebaya (KS), sehingga tidak beberapa kader saja yang
lifeskill (pelatihan keterampilan seperti ahli, jadi dapat bergantian.
membuat bros, mengolah makanan khas 5. Melakukan perekrutan terhadap relawan
ngemplak dll) serta sosialisasi di tetap untuk membantu kebutuhan SDM
sekolah-sekolah dan penyuluhan di untuk kader posyandu remaja.
masyarakat terkait TRIAD KRR
(Seksualitas, NAPZA dan HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA
DAN) dan banyak materi lainnya
Djamal, M. (2015). Paradigma penelitian
kualitatif edisi revisi. Yogyakarta:
Saran Mitra Pustaka
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada
Kualitatif dan R&D. Bandung:
pengelolaan program posyandu remaja di Alfabeta
Pusat Informasi dan Konseling remaja (PIK- ___ _ . (2010). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
R) Semarak, peneliti mengajukan beberapa Arikunto, s. & Yuliana, L. (2008).
saran baik untuk pengurus PIK-R Semarak Manajemen Pendidikan. Jogjakarta:
Aditya Media Printing Jogja
maupun kader posyandu remaja daerah yang BKKBN – Direktorat Bina Ketahanan
dapat dijadikan bahan masukan Remaja. Membangun karakter
remaja. Jakarta, 2016
730 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VII Nomor 6 Tahun 2018

HASDIANSYAH, Andi; SURYONO,


Yoyon. Evaluasi program pelatihan
pemuda dalam meningkatkan SDM di
HMI koordinator komisariat UNM.
JPPM (Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat), [S.l.],
v. 3, n. 1, p. 1-15, mar. 2016.
ISSN 2477-2992. Available at:
<https://journal.uny.ac.id/index.php
/jppm/article/view/8062>. Date
accessed: 28 june 2018.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppm
.v3i1.8062

Anda mungkin juga menyukai