3
muda. Data dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menunjukkan bahwa
sekitar 10-20 persen kaum muda usia 15-24 tahun mengaku sudah melakukan hubungan
seks sebelum menikah4. Di sisi lain, informasi mengenai Hak dan Kesehatan Seksual dan
Reproduksi (HKSR) dan layanan kesehatan dirasakan masih sulit didapatkan oleh kaum
muda, hal tersebut terlihat pada studi PKBI mengenai Pengetahuan dan Sikap terhadap
Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) remaja yang menyatakan sebesar 26,5
persen kaum muda mengalami kesulitan mengakses informasi tentang HKSR dan 46,7
persen merasa sulit mendapatkan kondom5 .
Di skala nasional, berbagai kebijakan, strategi, dan program pun telah banyak dilakukan
baik oleh Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, hingga lembaga PBB dalam mengatasi
permasalahan kaum muda terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi mereka.
Melalui metode pemetaan dari berbagai tinjauan pustaka, Buku ini berusaha memberi-
daftar isi
kan pemahaman mengenai partisipasi pemuda yang bermakna, baik dari sisi teoretis
serta aplikasinya di lapangan. Buku ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas ber- PRAKATA (2)
bagai program yang belum melibatkan anak muda secara bermakna. Dilengkapi dengan
studi Aliansi Remaja Independen kepada organisasi kepemudaan di wilayah Jakarta, Yo- BAGIAN 1
gyakarta, Surabaya, diharapkan buku ini dapat memberikan gambaran secara garis besar “Memahami Partisipasi Anak Muda Yang Bermakna” (6)
mengenai definisi, indikator, serta permasalahan yang terdapat dalam aplikasi partisipasi 1. Mengapa Anak Muda Perlu dilibatkan? ( 8 )
anak muda yang bermakna, khususnya keterkaitannya dengan kemitraan dan kolaborasi 2. Siapa Itu Anak Muda ( 8 )
bersama orang dewasa. 3. Apa Itu Partisipasi ? ( 10 )
4. Apa Saja Yang Perlu Diperlihatkan dalam Partisipasi? (11)
#Tangga Partisipasi Hart ( 17)
# Jalur Partisipasi Sheir ( 18 )
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
BAGIAN 2
“ Meninjau Implementasi Partispasi Anak Muda Yang Bermakna” ( 28 )
Metodologi (30)
Hasil Temuan (32)
#Ragam Definisi “Remaja” sebagai “Anak Muda” ( 32)
#Partisipasi Remaja Ideal (34)
#Gambaran Partisipasi Rremaja Ideal (34)
1. Dari sudut pandang pemerintah ( 35 )
2. Dari sudut pandang anak muda ( 36 )
#Gambaran Partisipasi Remaja Ideal Organasasi Anak Muda di
1. Surabaya (36)
2. Yogyakarta (38)
3. Jakarta ( 38 )
1. Dilansir dari Kompas: http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/24/23475745/Berguru.Pada.63.Juta.Anak.Muda, diakses 1 Maret
#Simpulan Gamabaran Partisipasi Remaja dari Ketiga Wilayah ( 40 )
2013 pukul 12.45 WIB. #Bentuk Ppartisipasi Remaja Ideal ( 40 )
2. Dilansir dari BPS: http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=336&wid=0, diakses 1 Maret 2013, pukul 12.30 WIB. 1. Tingkat Partisipasi Hart ( 40 )
4
5
3. Range umur yang biasa digunakan ketika merujuk pada populasi remaja adalah: 10-19 tahun (WHO, UNICEF, UNFPA) sementara
kesepakatan PBB mengenai definisi kaum muda untuk tujuan statistik adalah 15-24 tahun. Dalam tulisan ini, penulis merujuk pada 2. Model Partisipasi Sheir ( 41 )
definisi menurut PBB dengan range usia kaum muda dari 15-24 tahun yang biasa digunakan oleh program terkait Kesehatan Seksual 3. Derajat Partisipasi Treseder ( 41 )
dan Reproduksi oleh pemerintah.
4. Thematic Report, Global Survey ICPD Beyond 2014, UNFPA Indonesia, 2012. 4. Tipe Piramida ( 42 )
5. Dikutip dari Harian The Jakarta Globe, 28 Maret 2011 #Faktor - faktor yang berkontribusi terhadap partisipasi
6. Informasi lebih lanjut mengenai PIK KRR dapat dilansir melalui: http://www.k4health.org/sites/default/files/Bagian_II_Program_
Pemerintah_PIK-KRR.pdf Remaja Ideal ( 43 )
7. Dilansir dari UNESCO: http://portal.unesco.org/geography/en/ev.php-URL_ID=15802&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201. Kesimpulan ( 45 )
html, diakses 1 Maret 2013 pukul 13.15 WIB.
8. Dilansir dari Kompas: http://health.kompas.com/read/2013/02/06/08083978/Kunci.Penularan.HIV.pada.Pria.Risiko.Tinggi., diakses Rekomendasi ( 46 )
1 Maret 2013 pukul 11.00 WIB Tentang Program ( 47 )
Tentang Organisasi Pelaksana ( 51 )
Tentang Organisasi Mitra ( 52 )
Tentang Penulis ( 53 )
Daftar Pustaka ( 60 )
BAGIAN
1
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
7
–Rofiq (Advokat Muda, Pati - Jawa Tengah )
“Kalau di Makassar sendiri, keterlibatan anak muda dan orang dewasa masih
MEMAHAMI PARTISIPASI
dianggap kurang. Contohnya Orang dewasa masih berpikiran bahwa anak
muda tidak bisa
membuat sesuatu yang berguna. kendala lainnya yaitu masalah hal birokrasi
ribetnya
BERMAKNA
–Reysa (Advokat Muda, Makassar - Sulawesi Selatan)
usia untuk masa remaja. Papalia, Old & Feldman (2008) menyatakan masa remaja dimulai
1. Mengapa Anak Muda Perlu Dilibatkan? pada usia 11 atau 12 tahun sampai masa remaja akhir atau sekitar usia awal dua puluhan.
9
ingkan anak laki-laki juga seringkali membuat perempuan muda tidak dapat berpartisi-
muda. pasi secara bermakna. Dengan demikian, dalam program, penting untuk melibatkan
perempuan muda dan laki-laki muda secara proporsional.
Family Health International. (2008). Youth Participation Guide: Assessment, Planning, and Implementation.
10
11
Hart, R. 1992. Children participation : From tokenism to citizenship. Innocenti Essays No.4. Florence, Italia : UNICEF
• Anak muda Miskin, Berkasta Rendah, atau Anak Muda di Masyarakat Adat - DFID (2000) pun memberi definisi partisipasi dalam kerangka hak warga negara, bahwa
anak muda dalam kategori ini seringkali dimarginalisasi secara ekonomi dan sosial serta partisipasi:
seringkali gagal mengakses program LSM dan inisiatif komunitas. Di berbagai adatpun
anak muda masih dianggap kurang signifikan sehingga mereka tidak dapat terlibat secara “…memungkinkan masyarakat untuk merealisasikan hak-haknya untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan komunitas. dalam, dan mengakses informasi yang terkait dengan, proses-proses pengambilan kepu-
tusan yang mempengaruhi hidup mereka”
• Anak Muda Luar Sekolah - Beragam sekolah seringkali menyasar anak muda di
dalam sekolah yang seolah-olah melupakan fakta bahwa banyak anak muda yang tidak Secara operasionalpun, Partisipasi terbagi menjadi 4 tingkatan operasional, yakni terkait
sekolah atapun tidak bersekolah di sekolah formal. Hal ini mempersulit anak muda luar dengan:
sekolah untuk terlibat aktif dalam program-program terkait kepemudaan.
• Berbagi Informasi: Orang-orang terinformasi dalam rangka memfasilitasi tinda-
• Anak Muda dengan Usia yang Lebih Muda - Dengan alasan akses dan pen- kan individu dan tindakan kolektif
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
11
10
13
Family Health International. 2008. Youth Participation Guide: Assessment, Planning, and Implementation
Meskipun banyak praktisi yang mengklaim mereka telah melibatkan anak muda secara 5. Bagaimana Memahami Jangkauan Partisipasi?
bermakna, seringkali berbagai program yang menyasar anak muda tidak memiliki standar
tertentu dalam mengukur sejauh mana partisipasi itu bekerja. Hal ini tentu dapat berpen- Sebelum memahami bagaimana partisipasi dapat diletakkan dalam pemrograman, dalam
garuh pada capaian program, sejauh mana suara anak muda didengar, bentuk keterli- siklus perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi program, setidaknya
batan yang mereka lakukan, dan sejauh mana efektifitas program yang ditujukan kepada terdapat berbagai aktivitas yang dilakukan untuk memaksimalkan capaian program,
anak muda. antara lain:
Dengan demikian, setidaknya terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan praktisi dalam
mengukur partisipasi anak muda, yakni:
Jangkauan — sejauh mana partisipasi telah dicapai, sudah dalam tahap apa? Apa yang
telah anda lakukan dalam menjangkau anak muda?
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
13
12
4. Proses Pengukuran (Monitoring dan Evaluasi)
1. Proses Penggalian Masalah Dalam pemrograman, rasa kepemilikan atas program perlu dimiliki oleh anak
Anak muda dapat berkontribusi dalam memberi masukkan/input terhadap muda. Hal ini membuka ruang untuk mereka menyuarakan pendapat sekaligus mengem-
masalah yang diangkat. Anak muda saat ini memiliki kebutuhan dan kerentanan tersendi- bangkan program. Hal ini diwujudkan melalui proses pelibatan anak muda dalam moni-
ri terhadap masalah yang mereka hadapi yang mungkin berbeda dengan anak muda di toring dan evaluasi untuk memastikan efektivitas program dari sudut pandang penerima
era sebelumnya. Dengan membuka kesempatan bagi anak muda untuk berbicara dan sekaligus subyek program, yakni anak muda itu sendiri. Anak muda dapat dilibatkan
mengekspresikan keresahan dan kebutuhannya, praktisi kemudian dapat menjadikan dalam pertemuan evaluasi program dengan memberi mereka kesempatan secara terbuka
suara anak muda sebagai dasar masalah yang diangkat dalam pemrograman. Praktisi untuk memberi pendapat dan masukkan atas program yang dilaksanakan. Terkadang,
perlu memahami mungkin saja anak muda tidak memiliki pengetahuan, cara berekspresi, anak muda memiliki keengganan tersendiri dalam berkomunikasi dalam forum orang de-
hingga pandangan yang tajam terhadap masalah yang dihadapi. Dengan demikian, prak- wasa. Dengan demikian, pendekatan yang ramah anak muda, seperti memberi mereka
tisi perlu untuk melakukan pendekatan yang ramah kepada anak muda, melalui upaya waktu khusus dalam pertemuan, atau secara sederhana mengajak mereka berpendapat
mendengarkan dan membuka diri terhadap pendapat dan ekspresi anak mudatanpa dan menghargai pendapat mereka adalah upaya yang penting untuk memastikan mereka
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
15
14
muda lain dalam lingkungannya, dalam penggunaan teknologi seperti media sosial, atau
ide-ide segar, tenaga, dan semangat yang tinggi. Sebaliknya, pertimbangkan bagaimana
organisasi/program Anda dapat berkontribusi pada pengembangan anak muda, dengan
bagaimana anak muda mendapatkan sumberdaya (pengetahuan, pendapatan, hingga
jejaring yang luas), pengalaman, hingga kemampuan sosial. Partisipasi pemuda yang ber-
makna bukan berarti membagi proporsi yang seimbang terkait peran antara orang dewa-
sa dan anak muda dalam program, melainkan bagaimana kekuatan dan kebutuhan orang
dewasa (organisasi) ataupun anak muda dapat saling terbagi, berkontribusi dan saling
bermanfaat bagi kedua pihak.
#Tangga Partisipasi Hart (Hart’s Ladder of
Participation)
Tangga Partisipasi (The Ladder of Participation) dibuat untuk melihat sejauh apa partisipa-
si anak muda dalam suatu kegiatan tertentu serta sejauh apa kolaborasi anak muda ber-
sama orang yang lebih dewasa dibandingkan anak muda. Tangga Partisipasi ini terdiri dari
8 anak tangga. Menurut Hart, tidak semua pelibatan anak muda dapat dianggap sebagai
partisipasi anak muda. Dalam Tangga Partisipasi, anak tangga 1 sampai 3 disebut oleh Hart
sebagai non-partisipasi, yag terdiri dari manipulasi, dekorasi dan tokenisme. Sedangkan
anak tangga ke-4 sampai ke-8 sebagai tingkat partisipasi, yang memiliki tingkatan yang
berbeda dalam pelibatan anak muda dan dewasa dalam suatu kegiatan tertentu.
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Manipulasi adalah anak tangga terendah dalam Tangga Partisipasi. Dalam manipulasi ini,
anak muda tidak memahami isu yang diangkat dan apa tujuan yang mereka lakukan. Con-
tohnya adalah ketika anak muda disuruh membawa poster atau pernyataan protes terha-
dap isu tertentu tetapi tidak
6. Apa Saja Bentuk-Bentuk Partisipasi yang tahu apa makna protes tersebut dan mengapa mereka melakukannya. Anak tangga kedua
Bermakna? adalah dekorasi, anak muda dilibatkan hanya untuk pemanis dan penggembira untuk
kepentingan orang dewasa walaupun kegiatan tersebut adalah kegiatan anak muda. Anak
Setidaknya, ada tiga tokoh dalam penelitian partisipasi anak muda yang modelnya ban- tangga ketiga adalah tokenisme, di mana anak muda memberikan pendapat, tetapi keny-
yak digunakan, yaitu Hart (1992) yang mengemukakan mengenai Tangga Partisipasi ataannya sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan atau pilihan-pilihan sesuai kebutu-
(Ladder of Participation), Treseder (1997) yang mengemukakan terkait Tingkat Par- hannya anak muda sebenarnya.
tisipasi (Degrees of Participation), dan Shier (2001) yang membahas mengenai Jalur Apabila diamati, ketiga anak tangga tersebut memang melibatkan anak muda, namun
Partisipasi (Pathways to Participation). Selain itu, ada konsep tipologi baru yang dikemu- anak muda tidak benar-benar berpartisipasi di dalamnya. Anak muda juga tidak memi-
kakan oleh Wong & Zimmerman (2010), sebagai TYPE (Tipology of Youth Participation liki tanggung jawab tertentu atau inisiatif untuk melakukan berdasarkan keinginan atau
and Empowerment) yang berbentuk seperti piramida. Tipologi ini berusaha untuk me- kebutuhannya sendiri. Oleh karenanya ketiga anak tangga ini disebut Hart sebagai non-
lengkapi kelemahan atau hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh tiga teori sebelumnya. partisipasi. Anak tangga selanjutnya disebut Hart sebagai Tingkat Partisipasi, dimana di
dalamnya sudah ada partisipasi anak dan dewasa tapi dengan tingkatan yang beragam.
Secara garis besar, Tipologi Hart, yaitu Tangga Partisipasi terdiri atas tiga anak tangga
17
16
non-partisipasi dan lima anak tangga yang berupa tingkat partisipasi anak muda. Sedan-
gkan Tipologi Shier biasanya digunakan bersama dengan Tangga Partisipasi yang dibuat
oleh Hart. Shier menggunakan tiga tahap komitmen yang digunakan dalam tiap ting-
kat partisipasi berdasarkan anak tangga Hart, yaitu pembukaan, peluang dan kewajiban.
Dalam tiap tahap dan tingkat partisipasi, Shier memberikan pertanyaan kunci yang dapat
digunakan untuk melihat sejauh apa tingkat dan tahap komitmen yang dimiliki antara
anak muda dan orang dewasa dalam suatu kegiatan atau lembaga (lebih lanjut dapat
dilihat Gambar 2.2). Sedangkan tipologi yang dikemukakan oleh Wong & Zimmerman
(2010) berbentuk seperti piramida. Konsep ini menunjukkan lima tipe partisipasi yang
digambarkan pada berbagai tingkat keterlibatan anak muda dan dewasa dalam bentuk 14
Wong, N.T. &Zimmerman, M.A.(2010).A Typology of Youth Participation and Empowerment for Child and Adolescent Health Promotion.
skema V, yaitu Vessel, Symbolic, Pluralistic, Independent dan Autonomous. Lebih lanjut Springer. Am J Community Psychol, 46, hal 100–114
15
Hart, R. 1992. Children participation : From tokenism to citizenship. Innocenti Essays No.4. UNICEF International Child Development Centre.
akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Tingkatan Apa Saja yang Bersifat Partisipatoris?
Keterlibatan anak muda dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh orang de-
wasa dapat membangun kemampuan, penguasaan dan keahlian dari anak muda. Ketika
pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam kelompok, maka anak muda akan ter-
biasa menghadapi perbedaan cara berpikir, bagaimana melakukan pengambilan keputu-
san dan melakukan strategi untuk menyelesaikan masalah tertentu yang dapat mening-
katkan perkembangan kognitif dan sosial .
19
18
Untuk tipe partisipasi, Wong & Zimmerman (2010) menginisiasi tiga pendekatan dasar,
yaitu adult-driven, shared-control, dan youth-driven. Ketiga pendekatan tersebut kemu-
dian, diturunkan sehingga menjadi tipe partisipasi yang ada pada Gambar 2.4.
21
20
Wong & Zimmerman (2010) mendefinisikan adult-driven participation sebagai aktivitas Tipe Bank Dunia
yang diinisiasi oleh orang dewasa dan dirancang untuk melibatkan anak muda. Sedan-
gkan shared-control merupakan proses transaksional yang terjadi antara orang dewasa Bank Dunia (2007) melalui DFID (2010) memaparkan mengenai partisipasi anak muda
dan anak muda, di mana shared-control yang dimaksudkan disini tidak perlu didefinisi- melalui kacamata tiga lensa untuk melihat dan mengimplementasikan partisipasi anak
kan bahwa orang dewasa dan anak muda memiliki partisipasi yang sama. Dalam hal ini muda yang bermakna.
orang dewasa dan anak muda dapat mengambil tugas dan tanggung jawab yang me-
manfaatkan kelebihan yang dimiliki masing-masing. Seperti yang dicontohkan oleh Wong gambar ilustrasi
& Zimmerman (2010) anak muda melakukan brainstorming ide baru dan orang dewasa
memberikan rekomendasi timeline dan prosedur untuk mengimplementasikan ide terse-
but. Selanjutnya adalah youth-driven participation, yaitu partisipasi yang diatur oleh anak
muda. Dalam tipe partisipasi ini sebenarnya bisa diinisiasi oleh anak muda atau orang de-
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Berdasarkan definisi tersebut, tipe partisipasi kemudian dibagi ke dalam berbagai vari-
asi. Adult-driven dapat dibagi menjadi vessel dan symbolic, control-shared hanya ada satu
tipe yaitu pluralistic., dan youth-driven yang terdiri dari independent dan autonomous.
Lebih lanjut akan dijelaskan dalam table 2.5 berikut.
DFID (2010) menekankan bahwa bentuk diatas tidak bersifat ekslusif, dimana partisipasi
anak muda dalam pembangunan seringkali merupakan kombinasi dari ketiga bentuk,
sehingga bersift dinamis. Tak hanya itu, bagaimana praktisi menggunakan kacamata ini
juga bergantung pada konteks lokal dari intervensi pembangunan yang tepat dilakukan
oleh praktisi. Pendekatan/kacamata tiga lensa ini juga menekankan tujuan dari partisipasi
yang bermakna bagi anak muda berarti mengembangkan anak musa sebagai mitra serta
pemimpin pembangunan. Hal ini dilihat berdasarkan kebutuhan bagi anak muda untuk
memiliki kapasitas untuk bertindak serta kemampuan dan kapabilitas untuk mengubah
kehidupan mereka.
23
22
18
Ibid, hal 106
Tahap Keterangan 7. Bagaimana cara mengetahui program yang
1. Bekerja untuk Anak Muda sebagai Didefinisikan sebagai dasar dari intervensi melibatkan anak muda secara bermakna?
Penerima Manfaat (Working for Youth as yang baik untuk anak muda:
Beneficiaries): • Anak muda sebagai penerima Salah satu cara untuk memahami apakah program yang dijalankan sudah melibatkan
manfaat berarti mereka juga adalah anak muda secara bermakna adalah dengan mengevaluasi program yang pernah dijalan-
sebuah kelompok target dan mereka kan sebelumnya untuk memahami indikator dalam menilai pelibatan tersebut. Save The
terinformasi dengan baik; Children (2014) berusaha memetakan indikator penilaian evaluasi program yang partisi-
• Secara eksplisit berfokus pada patoris dengan menggunakan 3 model partisipasi anak muda. Model ini penulis rasa da-
isu anak muda; pat merepresentasi berbagai model yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Model
• Dapat mempersiapkan dasar tersebut antara lain:
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
25
24
27
26
2
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
“Biasanya, kelompok remaja yang beragam, seperti contohnya teman-teman yang hidup
di jalanan, kelompok remaja seperti ini biasanya memiliki kebutuhan yang khusus karena
keadaan sosial, ekonomi, serta stigma dimasyarakat membuat kelopok ini lebih rentan,
29
28
MENINJAU IMPLEMENTASI berpikir bagaimana cara untuk dapat meningkatkan kapasitas mereka. Karena terkadang,
kelompok remaja ini masih memiliki kapasitas yang kurang terkait dengan proses ad-
PARTISIPASI
vokasi ataupun proses-proses strategis lainnya, sehingga proses advokasi dan tingkatan
kapasitas yang lebih beragam harus dipikirkan secara bersama.”
Setia Perdana(Aktivis Muda dari Fokus Muda, Young Key Population Community)
31
30
2. Organisasi Pemuda Selain itu untuk remaja yang merupakan populasi kunci, batas usia remaja bisa mencapai
a. Tergabung dalam organisasi kepemudaan yang terkait isu HKSR minimal satu 27 sampai 30 tahun dan tergantung pada penerimaan diri yang berbeda-beda.
tahun
b. Berdomisili di Jakarta, Surabaya dan Jogyakarta “... kalau di kita itu pakai nya yang 17 sampai 30 tahun, soalnya yang organisasi LGBT nya
kan yang waria nya itu untuk menjadi transgender yang remajanya itu ya batasnya sampai
3. Populasi kunci 30 tahun” (GayA Nusantara)
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Implikasi dari definisi remaja yang dinamis ini tentunya berpengaruh dalam program,
HASIL TEMUAN bagi remaja yang belum belum menemukan jati diri mereka biasanya masih berkutat
dengan dirinya sendiri sehingga belum memikirkan hal-hal terkait organisasi. Oleh kare-
#Ragam Definisi “Remaja” sebagai “Anak Muda”
na itu, organisasi dengan anggota yang sudah settled jati dirinya mengadakan program
33
32
bagi mereka yang belum menemukan jati dirinya. Untuk program bagi mereka yang su-
Istilah Remaja seringkali dipakai dengan makna yang sama dengan “anak muda” dalam
dah ‘menemukan’ jati diri program lebih dikhususkan dalam hal leadership skill sebagai
bahasa program. Dalam konteks ini, remaja umum dan populasi kunci yang berada dalam
upaya untuk ‘menciptakan’ pemimpin di kalangan undeserved group. Pada undeserved
organisasi remaja yang bergerak dalam isu HKSR mendefinisikan remaja dalam sudut
group, definisi remaja/orang muda tergantung dari konsensus yang terjadi dalam organ-
pandang yang berbeda-beda. Beberapa mendefinisikan remaja berdasarkan batasan usia
isasi masing-masing. Secara teoritis mereka tahu bahwa remaja/orang muda adalah yang
yang diberikan oleh United Nations Population Fund (UNFPA), yaitu 10-24 tahun. Remaja
berusia 10-24 tahun. Namun, dalam realitanya, mereka juga mempertimbangkan faktor-
juga didefinisikan sebagai kelompok usia yang sedang melakukan pencarian jati diri.
faktor yang terjadi dalam internal individu karena pelibatan seseorang dalam suatu or-
ganisasi sehingga dapat menjalankan program dengan baik menuntut kestabilan emo-
sional.
#Partisipasi Remaja Ideal 1. Dari sudut pandang Pemerintah
The U.S. National Commission on Resources for Youth mendefinisikan partisipasi anak Pemerintah sebagai induk dari program-program yang dilakukan belum banyak yang
muda sebagai keterlibatan anak muda untuk bertanggung jawab dan melakukan suatu melibatkan anak muda dalam proses program secara menyeluruh. Walaupun pengeta-
tindakan dengan adanya kesempatan untuk merencanakan dan/atau membuat kepu- huan untuk perlu melibatkan anak muda/remaja dari perencanaan sampai implemen-
tusan yang dapat mempengaruhi orang lain, baik yang di luar atau di dalam partisipasi tasi memang ada, namun memang impelementasi baru melibatkan remaja pada tahap
orang muda itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dida- pelaksanaan saja.
patkan bahwa pengetahuan anak muda umum atau populasi kunci yang berada dalam
organisasi anak muda yang bergerak dalam isu HKSR terhadap meaningful youth partici-
pation masih belum merata. “.. Ya sebetulnya kalau bicara tentang remaja memang ga bisa lepas dari partisipasi re-
maja.tidak akan ada apa-apanya kalau program remaja tapi tidak melibatkan remaja dari
“... kita sendiri mendefinisikan meaningful youth participation, myp itu, kerjasama yang awal. Emm.. partisipasi itu adalah partisipasi yang dimulai dari harus melibatkan remaja
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Beberapa remaja populasi kunci masih belum benar-benar mengetahui mengenai partisi-
pasi remaja ideal. Hal ini karena mereka masih fokus pada mengajak rekan-rekan remaja Selain itu, fokus lain pada Pemerintah adalah pada pengetahuan untuk partisipasi anak
lainnya untuk tergabung dalam komunitasnya dan belum melakukan advokasi terkait par- muda. Anak muda harus mengetahui mengenai partisipasi anak muda untuk akhirnya
tisipasi remaja dalam beberapa program Pemerintah. bisa diterapkan dalam konsep sikap atau perbuatan. Pemerintah pun juga melihat bahwa
anak muda sangat berpotensi untuk diintervensi dalam kelompok sebaya (peer group).
“...kalau kita itu partisipasinya itu kayak bikin-bikin acara, anak-anak yang biasanya non- Seperti yang disampaikan oleh informan dari Kementerian Kesehatan RI, anak muda me-
gkrong atau apa, ayo ikut, kamu bisanya apa, daripada kamu cuma nongkrong dari sore miliki kecenderungan untuk berkelompok. Dalam tataran program, perlu intervensi yang
sampai pagi, kamu bisa main gitar, nyanyi, atau apa, disini ada gurunya, kalau seandainya kuat dalam pengembangan kapasitas kelompok anak muda dan pelibatan orang muda
35
34
kamu mau main teater, nanti kamu ada pengembangannya. Dan gak Cuma latihan aja, secara bermakna. Selain itu, kelompok atau organisasi orang muda seringkali mewakili
karena nanti kamu juga bisa mentas. Jadi semuanya itu gak sia-sia. Dan mengisi waktu lu- latar belakang yang heterogen (beragam), sehingga mampu mewakili anak muda dari be-
ang kamu daripada nongkrong, daripada ngabisin uang atau apa, mending hari-hari kamu ragam latar belakang, dibanding melibatkan anak muda dalam level individual.
luangin lah beberapa jam, Cuma buat latihan aja, itu buat masing-masing kan, seandainya
kamu pengen ini ini, ayo, ini kayak model apa ya, ngerangkul anak-anak..” (DIPAYONI) Jadi partisipasi itu ada skemanya, sebelum jadi partisipasi itu remaja itu tahu dulu, tahu
itu akan diteruskan menjadi sikap, selanjutnya mereka akan melakukan, nah di tahap
#Gambaran Partisipasi Remaja Ideal melakukan ini lah mereka sudah berpartisipasi dengan baik, kalo di tahap sikap mereka
juga sudah berpartisipasi namun baru mulai saja. Nah partisipasi remaja itu bergantung
Partisipasi remaja ideal melibatkan dua subyek, yaitu orang dewasa dan remaja. Partisipasi kepada peer masing-masing. Pada partisipasi itu sesungguhnya paling banyak kena inter-
remaja ideal sangat erat dengan bagaimana remaja dan orang dewasa bekerja sama dari vensi di dalamnya. Contohnya mereka itu di’jejelin’ pengetahuan dari setiap lembaga, in-
tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi. Dari kerjasama antara orang stansi atau institusi. Selain peer group tadi yang berpengaruh itu keluarga juga termasuk.
dewasa dan remaja inilah kita bisa melihat dan mengevaluasi apakah sudah ada partisi- Kita harus bisa memetakan peer group dari tingkat yang paling sederhana, yang paling
sederhana, yang paling bawah. Mereka juga harus terkena intervensi, harus diwadahi. “.. Dari periode 2010-2014 ini partisipasi remajanya sudah ada walaupun subjektif men-
Kalau peer nya kuat dan bagus remaja akan lebih mau buat berpartisipasi, salah sa- urut saya itu partisipasi remajanya kurang aktif. Belum banyak mewarnai kebijakan di
tunya dengan alasan karena dia ikut dengan peer nya yang juga melakukan hal yang tingkat pengurus jadi istilahnya itu ya secara kapasitas kan tidak banyak, terus secara
sama. Selain itu keluarga juga bisa jadi sarana tempat disalurkannya pengetahuan dan kapasitas juga remaja kan belum dibekali juga belum berpengalaman. Secara program
sikap bagaimana seharusnya remaja berpartisipasi, itu seperti lewat PKK. Pokoknya perlu dan projek juga belum ada yang bisa mendanai aktivitas-aktivitas remaja hanya aktivi-
pemetaan peer group sesuai dengan minat. (Kemenkes) tas rutin tertentu saja. Semoga dengan adanya SK yang tadi itu akan sering ada pelati-
han-pelatihan kan nanti temen-temen bisa ikut tuh, mulai dari peserta dulu sampai jadi
Pemerintah, yang diwakili oleh Kemenkes juga membuat program-program yang bekerja fasilitator...”
sama dengan beberapa organisasi remaja, walaupun memang organisasi remaja tersebut
masih dilibatkan dalam perencanaan, namun ada harapan untuk bisa dilibatkan dalam Belum terlibatnya orang muda dalam partisipasi remaja ideal bisa disebabkan oleh ber-
evaluasi. bagai faktor, seperti yang disebutkan oleh informan sebelumnya adalah kesempatan
dan kemampuan. Dengan adanya SK yang mengatur 20% keterlibatan anak muda, maka
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Dalam melakukan implementasi program PKPR, Kemenkes melibatkan remaja yang sebe- Selain SeBAYA, organisasi lain seperti GayA Nusantara, PERWAKOS, dan DIPAYONI cend-
lumnya mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dari pusat. Namun sangat disayangkan erung belum melakukan advokasi terkait partisipasi anak muda dalam program Pemer-
sumber daya memang kurang dan pelatih yang memberikan pelatihan suka berpindah- intah. Organisasi-organisasi tersebut lebih fokus pada kegiatan-kegiatan terkait isu HKSR
pindah sehingga tidak efektif bagi petugas remaja yang dilatih. Walaupun demikian Ke- yang diangkat yang meliputi kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk internal atau ek-
menkes tetap optimis akan berusaha untuk mencapai target minimal 4 puskesmas PKPR sternal (bekerja sama dengan LSM atau komunitas lain atau Universitas tertentu). Sep-
di kabupaten/kota. erti GayA Nusantara pada tahun 2012 akhir mengadakan kegiatan Youth Camp tentang
pembentukan stigma diri, akhirnya mulai membuat acara-acara di Universitas, penerbit-
2. Dari Sudut pandang Anak Muda kan jurnal penelitian tentang isu seksualitas sampai 3 volume (kontributor berasal dari
37
36
#Gambaran Pemaknaan Partisipasi Remaja Ideal Organisasi Orang Muda di Surabaya dosen universitas di Surabaya (misal UNAIR dan lain-lain), serta melakukan mapping
kebutuhan dari remaja dan melakukan pendekatan langsung ke remaja-remaja yang
Pada penelitian, informan yang diwawancarai di wilayah Surabaya adalah berasal dari sering nongkrong di Pattaya atau Taman Bungkul. Walaupun demikian, GayA Nusantara
PKBI Jatim, SeBAYA, DIPAYONI, GayA Nusantara, Pokja Remaja, dan PERWAKOS. Pemak- juga beberapa kali melakukan konsultasi ke KPA dan dilibatkan dalam penelitian yang
naan informan terkait partisipasi remaja ideal pun bervariasi. Ada yang sudah menjalan- dilakukan oleh KPA. Beberapa anggota juga sering diajak untuk berdiskusi oleh KPAN
kan partisipasi remaja yang ideal namun beberapa masih belum. yang di Jakarta. Namun memang belum sampai ke tahap pelibatan dalam pengambilan
keputusan. GayA Nusantara pernah mengajukan usul program kepada KPA dan terken-
Keterlibatan anak muda di PKBI Jatim didukung oleh adanya SK yang harus melibatkan dala masalah dana.
20% orang muda (10-24 tahun). Untuk saat ini pelibatan orang muda sudah 23%. Menurut
informan, walaupun partisipasinya belum ideal, tetapi setidaknya secara prosedural kuo-
tanya sudah terpenuhi. Di Periode 2010-2014 partisipasi orang muda ada tetapi belum
aktif. Orang muda masih belum banyak mewarnai kebijakan di tingkat pengurus.
Berbeda dengan SeBAYA dan GayA Nusantara yang mulai melakukan advokasi ke Pemer- “...Nah karena fokus muda isinya remaja maka memang pengambilan keputusan, imple-
intahan, Organisasi-organisasi remaja populasi kunci seperti DIPAYONI dan PERWAKOS, mentasi semua dilakukan oleh remaja. Tetapi karena kita merupakan kerja gabungan dari
masih fokus dalam kegiatan-kegiatan internal, seperti pengelolaan SDM dan pencerdasan tiap jaringan, dimana tiap jaringan ini kan dipimpin oleh orang dewasa sehingga kita
isu. Selain itu, PERWAKOS juga dilibatkan KPA dalam program “Anda Bisa Anda Tahu” yang selalu mendapatkan asistensi teknis dari jaringan tersebut. Dalam merencanakan strate-
ditujukan ke 10 waria muda dan DIPAYONI juga diajak kerjasama oleh KOMNAS Perem- gi, jaringan ini harus terlibat namun keputusan tetap berada di tangan remaja. Asistensi
puan. Namun keduanya dilibatkan sebatas sebagai peserta. teknis hanya sebagai pemberi masukan...”
Sedangkan Posyandu Remaja lebih fokus pada sosialisasi kesehatan seksual reproduksi ke- Di tingkat nasional, anggota dan jaringan sangat progresif mendukung partisipasi anak
pada remaja dan belum melakukan advokasi kepada Pemerintah terkait kontribusi remaja muda yang bermakna, tetapi ketika di daerah maka tantangannya akan menjadi jauh
dalam program Pemerintah. lebih besar. Hal ini karena budaya yang masih erat di daerah bahwa yang anak muda
dianggap sebagai pihak yang tidak berdaya dan suaranya dipandang tidak terlalu
#Gambaran Pemaknaan Partisipasi Remaja Ideal Organisasi Anak Muda di penting.
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
39
38
pengambilan keputusan terkendala oleh banyak yang bekerja di usia yang masih san-
gat muda dan kurangnya kapasitas (pendidikan yang masih rendah), serta adanya PERDA
yang mengkriminalisasi homoseksual (UU No 44 tahun 2008 tentang pornografi yang
menyebutkan homoseksual sebagai perilaku yang menyimpang serta Perda DKI Jakarta
No 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum). Dampak dari adanya UU atau PERDA terse-
but menyebabkan orang muda populasi kunci tidak bisa coming out di depan umum.
Sejauh ini Fokus Muda sudah melibatkan remaja dalam semua tahap implementasi pro-
gram, namun karena Fokus Muda ini merupakan kerja gabungan dari tiap jaringan, di-
mana tiap jaringan ini dipimpin oleh orang dewasa. Sehingga Fokus Muda selalu menda-
patkan asistensi teknis dari jaringan tersebut.
#Simpulan Gambaran Partisipasi Remaja Ideal dari Ketiga Wilayah dilibatkan dalam program Dinas Kesehatan atau KPA.
Berdasarkan pengambilan data wawancara yang dilakukan di Jakarta, Surabaya dan Yog- “...kita sudah dilibatkan di Dinas Kesehatan, semua program terkait remaja, di Dinas
yakarta, didapatkan kesimpulan bahwa : ka nada PKPR, ada UKS, terus apa lagi ya lupa, kita udah melakukan itu, dari perencanaan
1. Beberapa organisasi remaja sudah terlibat dalam program atau proses perumu- kita dilibatkan, dan kita gak hanya memasukkan sebaya, sebaya kan lembaga ya, gimana
san kebijakan terkait kehidupan anak muda ditandai dengan advokasi yang intens dilaku- caranya teman-teman remaja di luar sana juga dilibatkan, kita mendorong untuk itu, kita
kan kepada lembaga Pemerintah terkait dan dengan terlibat dalam berbagai program gak hanya sebagai lembaga yang dilibatkan. Tetapi sudah mulai melirik, diajak dong te-
Pemerintah dari perencanaan sampai monev. Namun belum ada evaluasi dari tiap organ- man-teman dampingannya, biar bisa langsung mengevaluasi, Diajak dong,bagi kita bisa
isasi (baik organisasi remaja maupun organisasi orang dewasa) mengenai sejauh mana lah dianggap keberhasilan. Karena gak semua itukan mau. Jadi selain itu dorongan juga
keterlibatan mereka dilakukan secara bermakna. sih, yang tadi dijelaskan tentang kenakalan remaja, bentuknya memang belum youth
2. Remaja masih belum mengetahui dan memahami implementasi dari Meaning- friendly. Tapi paling gak itu sudah ada lirikan lah untuk remaja...”(SeBAYA)
ful Youth Participation, terutama remaja populasi kunci baik yang di pusat maupun dae-
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana partisipasi bermakna antara orang dewasa dan Berdasarkan model yang dibuat Shier, tingkat partisipasi pertama belum banyak juga
remaja yang ditunjukkan dalam tingkatan partisipasi dari Hart, Sheir, Treseder dan Type diterapkan orang dewasa dalam hal ini Pemerintah kepada organisasi-organisasi remaja
Piramida. terkait. Sehingga belum banyak suara remaja yang didengarkan.
Sebagai contoh, partisipasi dari SeBAYA yang ditahap sebelumnya sudah memasuki tang-
1. Tingkat Partisipasi Hart ga tingkat ke-5, maka dalam tiga tahap itu opening, peluang dan obligasi, menunjukkan
Tangga Partisipasi ini terdiri dari 8 anak tangga. Menurut Hart, tidak semua pelibatan re- pertanyaan kunci yang digunakan untuk melihat tingkat partisipasi atau desain kegiatan
maja dapat dianggap sebagai partisipasi remaja. Dalam Tangga Partisipasi, anak tangga 1 partisipasi yang dilakukan oleh remaja dan orang dewasa. Opening yang merujuk pada
41
40
sampai 3 disebut oleh Hart sebagai non-partisipasi, yag terdiri dari manipulasi, dekorasi kesiapan, maka memang Dinkes memang sudah mendengarkan pendapat dari SeBAYA,
dan tokenisme. Sedangkan anak tangga ke-4 sampai ke-8 sebagai tingkat partisipasi, yang selama proses pengambilan keputusan juga melibatkan remaja. Namun memang belum
memiliki tingkatan yang berbeda dalam pelibatan remaja dan dewasa dalam suatu keg- ada syarat kebijakan tertentu dalam memperhitungkan ide dari remaja.
iatan tertentu. Tipe partisipasi orang muda yang dikembangkan oleh Sheir ini relevan untuk dipahami
oleh orang dewasa, khususnya pemerintah. Sebab, model ini memaparkan pertanyaan-
Jika dibahas dari partisipasi yang sudah berjalan di organisasi remaja yang dijadikan in- pertanyaan reflektif yang merujuk pada implementasi di lapangan, apakah pemuda me-
forman dalam penelitian ini, maka tingkat partisipasinya pun berbeda-beda. Organisasi mang dilibatkan secara bermakna ataupun tidak
remaja di Surabaya yang sudah berhasil melakukan MYP dari tahap perencanaan sam-
pai monev bisa dikatakan sudah berada pada tingkat Inisiatif orang dewasa tetapi dipu- 3. Derajat Partisipasi Treseder
tuskan bersama remaja. Kegiatan diinisiasi oleh orang dewasa tetapi dari perencanaan
sampai pelaksanaan kegiatan dilakukan dan diputuskan bersama remaja. Hal ini tampak Treseder mengemukakan bahwa penggunaan tangga dalam model yang dibuat oleh
dari bagaimana organisasi remaja di Surabaya seperti SeBAYA atau GayA Nusantara yang Hart menyebabkan masing-masing anak tangga akan secara bertahap mencapai tangga
akan secara bertahap mencapai tangga ideal, yaitu anak tangga tertinggi, yaitu inisiatif Organisasi orang muda yang bergerak di isu HKSR biasanya cenderung fokus pada pen-
orang muda dan diputuskan bersama dengan orang dewasa atau Treseder mengguna- guatan identitas (khususnya orang LGBT) karena eksklusi sosial dan budaya heteronor-
kan istilah youth-driven participation. mativitas di masyarakat membuat mereka sulit untuk berpartisipasi secara bermakna.
Disisi lain mereka butuh dilibatkan terkait dengan kebutuhan spesifik mereka akan kes-
Berbeda dengan Hart, menurut Treseder, dalam beberapa kasus model tangga tertinggi ehatan seksual dan reproduksi. Dalam melibatkan organisasi anak muda yang masih be-
atau youth-driven participation tersebut tidak tepat, oleh karena itu akan lebih baik un- rada dalam kondisi yang diekslusi oleh masyarakat dan negara, pendekatan berbasis pe-
tuk menyusun lima tingkat partisipasi tersebut dalam bentuk yang non-linier. Model Tre- manfaatan kekuatan antara organisasi populasi kunci muda – orang dewasa diperlukan.
seder atau yang disebut derajat partisipasi ini menunjukkan bahwa satu tipe partisipasi Dengan kata lain, tipe ini relevan diimplementasikan dalam konteks organisasi populasi
tidak lebih baik dari tingkat lainnya. kunci muda ataupun organisasi orang muda secara umum yang masih memiliki keter-
batasan kemampuan dan keahlian terkait isu dan manajemen.
Misalnya dalam konteks tertentu tidak selalu remaja yang harus menginisiasi program,
bahkan ketika orang dewasa yang menginisiasi program namun melakukan konsultasi
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
Contoh konkrit yang bisa dikembangkan adalah dalam sebuah pertemuan konsultasi, or-
Tipe yang selanjutnya adalah bentuk piramida. Disini Wong & Zimmerman (2010) memb- Banyak faktor-faktor yang berkontribusi pada bagaimana kualitas partisipasi anak muda
agi tipe partisipasi kemudian dibagi ke dalam berbagai variasi. Adult-driven dapat dibagi yang ideal. Berikut adalah faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang
menjadi vessel dan symbolic, control-shared hanya ada satu tipe yaitu pluralistic, dan dapat mempengaruhi partisipasi anak muda secara ideal :
youth-driven yang terdiri dari independent dan autonomous.
1. Faktor Kekuatan (Strenght)
Adult-driven participation sebagai aktivitas yang diinisiasi oleh orang dewasa dan diran- Faktor kekuatan yang dapat membantu terciptanya partisipasi remaja ideal dalam or-
cang untuk melibatkan anak muda. Sedangkan shared-control merupakan proses tran- ganisasi remaja adalah :
saksional yang terjadi antara orang dewasa dan anak muda, di mana shared-control yang a. Muncul dan bertahannya inisiatif, komunitas, hingga organisasi anak muda un-
dimaksudkan disini tidak perlu didefinisikan bahwa orang dewasa dan remaja memiliki tuk melakukan advokasi kepada lembaga Pemerintah atau pemangku kebijakan terkait
partisipasi yang sama. Dalam hal ini orang dewasa dan remaja dapat mengambil tugas b. Munculnya inisiatif pemerintah atau organisasi orang dewasa terkait pemeca-
dan tanggung jawab yang mengeksplorasi dan menggunakan kekuatan yang dimiliki han permasalahan anak muda
masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya, kerjasama c. Pengembangan kapasitas anggota organisasi remaja melalui capacity building
43
42
yang dilakukan antara anak muda dan orang dewasa dapat dimaksudkan mengerjakan yang diadakan rutin
sesuai kapasitas masing-masing. Orang dewasa bisa menginisiasi program dan remaja d. Jaringan yang cukup luas dan kuat antar organisasi anak muda yang seringkali
berpartisipasi dalam implementasi atau monitoring dan evaluasi, atau bahkan jika me- berpotensi memberi dukungan antar organisasi, kolaborasi program, hingga pertukaran
mang sudah memiliki kapasitas yang memenuhi, anak muda dapat menginisiasi pro- sumberdaya.
gram dan orang dewasa bisa memberi masukan saja untuk pengembangan program. e. Pemahaman organisasi orang dewasa terhadap melibatkan orang muda dalam
Oleh karena itu sebaiknya partisipasi anak muda yang bermakna dimaknai sebagai ket- program maupun perumusan kebijakan terkait.
erlibatan antara orang dewasa dan anak muda yang mengerjakan sesuai kapasitas dan f. Dalam konteks tertentu (terutama di Jakarta), terbukanya kesempatan dari or-
kemampuan yang dimiliki masing-masing, karena tidak bisa dipungkiri orang dewasa ganisasi orang dewasa terhadap keterlibatan anak muda (apapun level partisipasinya)
memiliki pengalaman dan kematangan secara psikologis dibandingkan anak muda, na- menjadi titik awal yang baik dalam meningkatkan partisipasi pemuda yang bermakna
mun karena isu yang diangkat adalah remaja, maka sebenarnya anak muda yang pal- baik dari perencanaan, pengembangan, implementasi, dan monitoring-evaluasi pro-
ing tahu kondisi orang muda itu sendiri. Sehingga dalam partisipasi remaja bermakna, gram atau kebijakan terkait.
shared control ini sangat dibutuhkan antara remaja dan orang dewasa. g. Adanya Undang-Undang Kepemudaan dan RPJMN yang sudah mencantumkan
2. Faktor Kelemahan (Weakness) KESIMPULAN
a. Beberapa organisasi remaja belum melakukan advokasi kepada lembaga 1. Beberapa organisasi anak muda sudah melakukan partisipasi yang bermakna
Pemerintah terkait, salah satu penyebabnya karena masih fokus pada isu internal (pen- ditandai dengan advokasi dan kolaborasi yang intens dan kritis yang dilakukan bersa-
guatan manajerial ataupun pembentukkan identitas kelompok/penguatan identitas ma orang dewasa di organisasi induk atau organisasi mitra hingga lembaga Pemerintah
anggota organisasi) terkait melalui keterlibatan di program/proses penentuan kebijakan.
b. Belum adanya pencerdasan yang komprehensif terkait pentingnya MYP dan
penerapannya serta indikator dalam mengukur partisipasi pemuda, terlebih lagi jika 2. Anak muda masih belum mengetahui dan memahami implementasi dari Mean-
melihat definisi dan karakteristik anak muda di remaja populasi kunci yang memerlukan ingful Youth Participation, terutama orang muda populasi kunci baik yang bergerak di
strategi dan sensitifitas tersendiri dalam pelibatannya. pusat maupun daerah. Banyak dari organisasi anak muda yang masih berkutat pada pen-
c. Masih adanya stigma dan diskriminasi di masyarakat yang juga didukung oleh guatan manajemen organisasi, memperkuat pemahaman isu, hingga pembentukkan
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
kebijakan yang diskriminatif terhadap eksistensi organisasi orang muda populasi kunci.
45
44
6. Faktor kekuatan yang dapat membantu terciptanya partisipasi anak muda ideal
dalam organisasi anak muda adalah munculnya inisiatif, komunitas, hingga eksistensi
organisasi anak muda untuk melakukan advokasi kepada lembaga Pemerintah terkait,
pencerdasan dalam internal organisasi terkait pentingnya partisipasi yang bermakna dan
penerapannya serta upaya mengukurnya, dan pengembangan kapasitas anggota organ-
isasi remaja melaui capacity building yang diadakan rutin dan komprehensif (baik secara
isu maupun kemampuan)
REKOMENDASI
1. Partisipasi Anak Muda Bermakna yang Ideal
Sesuai seperti hasil yang disampaikan mengenai bentuk partisipasi remaja bermakna
yang ideal yang disarankan adalah menggunakan shared control pada tipe Piramida.
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
47
46
muda juga bisa terus berkembang, mengingat kapasitas antara orang dewasa dan anak
muda menjadi poin penting yang diperhatikan dalam bentuk partisipasi ini.
TENTANG
4. Perlunya riset lanjutan terkait pemaknaan dan kebutuhan orang dewasa dalam
melibatkan Anak muda
Penelitian ini berfokus pada organisasi anak muda sebagai unit yang diteliti, sebab yang
digali adalah kebutuhan organisasi anak muda dalam berpartisipasi di program atau ke-
bijakan pemerintah. Dalam hal ini, informan dari pemerintah hanya sebagai data tam- /////////////////////////
bahan. Peneliti menyadari perlunya riset lanjutan terkait pemaknaan dan kebutuhan or-
PROGRAM
ganisasi orang dewasa (khususnya lembaga pemerintah) dalam melibatkan anak muda
dalam program atau kebijakan mereka, sebagai pembanding dari situasi dan kebutuhan
yang dimiliki anak muda.
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
49
48
Di Indonesia, program ASK diimplementasikan oleh 9 mitra, antara lain RutgersWPF In-
donesia (sebagai koordinator nasional program), PKBI Pusat, Yayasan Pelita Ilmu, Yayasan
Aliansi Remaja Independen (ARI), Kementrian Sosial RI, PKBI DIY, CD Bethesda, dan PKBI
Jawa Timur. Program ASK diimplementasikan di 3 wilayah: Jakarta, Yogyakarta, dan Sura-
baya.
Melalui program ASK, Aliansi Remaja Independen berkomitmen dalam upaya pengua-
tan kapasitas organisasi kemasyarakatan dan advokat muda dalam memahami dan me-
nerapkan partisipasi pemuda yang bermakna dalam program dan proses penyusunan
kebijakan terkait kehidupan anak muda, khususnya di isu Hak Kesehatan Seksual dan
Reproduksi.
1. Kerjasama dengan Organisasi Riset Anak Muda Tentang Organisasi Pelaksana
Sebagai bentuk perluasan kerjasama, berbagi keahlian dan penguatan kapasitas riset,
ARI melakukan riset terkait partisipasi organisasi anak muda yang bermakna di isu HKSR
bersama organisasi riset berbasis kampus yakni KSM Eka Prasetya Universitas Indonesia.
Melalui seleksi internal, terpilih 4 orang periset muda yang akan ditempatkan di Jakarta,
Yogyakarta, dan Surabaya untuk melakukan diskusi terarah, wawancara, serta observasi
kepada kelompok muda yang bekerja di isu HKSR.
51
50
acuan pelatihan dan roadshow yang dilakukan kepada advokat muda. yang dilakukan oleh ARI dalam memaknai keberagaman anak muda, sesuai dengan
slogan yang diusung ARI, yakni “Merayakan Keberagaman Anak Muda” (Celebrating
6. Pelatihan dan Roadshow Partisipasi Pemuda yang Bermakna kepada Ad- Young People Diversity).
vokat Muda Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya
Bersama CHOICE for Youth and Sexuality, organisasi anak muda berbasis di Belanda, ARI
menyelenggarakan Pelatihan dan Roadshow terkait Memahami dan Mempraktikkan Par- Alamat: Jl. Tebet Timur Raya No. 15, Tebet, Jakarta Selatan
tisipasi yang Bermakna dalam Beradvokasi kepada Aktivis dan Advokat muda di wilayah DKI Jakarta, Indonesia, 12820
Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Pelatihan ini ditujuan sebagai upaya memperkuat ka- Website: www.aliansiremajaindependen.org
pasitas advokat muda dan pembentukkan jejaring advokasi di isu hak kesehatan seksual Email: info@aliansiremajaindependen.org
dan reproduksi.
53
52
penalaran.
Sekretariat:
Ruang KSM Eka Prasetya UI
Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UI Lantai 2
Jalan Prof. Dr. Fuad Hassan
Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok
| e: ksmekaprasetyaui@gmail.com | t: @ksmepui
Narahubung: 085711803901
“Saya merasa sangat senang karena bisa berpartisi-
pasi dalam penelitian ini. Awalnya saya masih belum
memahami benar-benar mengenai MYP itu apa. Na-
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
55
Saat ini saya sedang mengikuti survei yang diada-
54
United Kingdom. Sejak tahun 2011 hingga saat kan Dinas Kependudukan DKI Jakarta bekerja sama
ini, Ryan telah mempublikasikan berbagai buku dengan Lembaga Demografi FE UI tentang pola
dan tulisan terkait Hak Kesehatan Seksual dan mobilitas penduduk DKI Jakarta, selain itu saya juga
Reproduksi Remaja serta melakukan berbagai sedang aktif di salah satu kegiatan pemberdayaan
riset, seperti menjadi Lead Researcher sekaligus perempuan melalui bisnis sosial bunga flanel, ber-
Fasilitator pada program Action-Research terkait nama Flohope Indonesia, dan saya berada di bidang
Kebutuhan HKSR Remaja Pasca-Konflik di Indone- Research & Community Empowerment yang bertu-
sia (Aceh, Atambua, Ambon) dibawah organisasi gas untuk membuat desain penelitian hingga enga-
Peace Women Across the Globe, Indonesia. gament masyarakat untuk program Sanggar Bakat
yang fokus di bidang pendidikan.
Twitter: @febriantoryan
Email: ryanfajarfebrianto@gmail.com
“Menjadi bagian dari penelitian Meaningful Youth “Saya tidak tahu lagi harus berkata apa. Saya sudah
Participation merupakan pengalaman yang tak banyak bercerita ke orang-orang kalau penelitian
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
57
56
dalam kegiatan sosial di Swayanaka Jakarta. Di ta- donesia yang sangat senang dan antusias untuk
hun 2012 menjadi finalis Communication Student mencari pengalaman dan teman baru. Karena
Summit, Universitas Airlangga, dengan paper ber- saya sangat suka berbicara, maka itu menjadi ala-
judul ‘Alay Sebagai Produk Komodifikasi Media. san saya sangat menyukai penelitian kualitatif.
Studi pada Acara Musik Televisi’; dan tahun 2013 Tema LGBT merupakan salah satu tema yang san-
menjadi finalis Call For Research Competition, Uni- gat membuat saya ‘lapar’ untuk ‘membedahnya’
versitas Atmajaya Jogjakarta dengan judul paper dalam berbagai penelitian, karena menurut saya
‘Hate the Drug Love, Love The People : Peran Ko- LGBT itu “berwarna”. Jika kalian berkunjung ke UI,
munitas dalam Mengatasi Diskriminasi HAM terha- kalian bisa menemukan saya di lantai empat per-
dap Mantan Pecandu Narkotika. Studi Pada Komu- pustakaan pusat UI dengan teman-teman saya
nitas Sahabat Rekan Sebaya’. dari beberapa negara lain.
MEMAHAMI PARTISIPASI ANAK MUDA YANG BERMAKNA
59
58
Family Health International. 2008. Youth Participation Guide: Assessment, Planning, and
Implementation.
Save the Children. 2014. A Toolkit for Monitoring and Evaluating Children’s Participation,
Chapter 3. London: Save the Children.
Treseder, P. 1997. Empowering children and young people. London: Save the Children.
UNFPA Indonesia. 2012. Thematic Report, Global Survey ICPD Beyond 2014. Jakarta:
UNFPA Indonesia.
61
60
World Bank. 2007. ‘World Development Report 2007: Development and the Next Gener-
action ‘ Washington: World Bank.
Artikel: