Anda di halaman 1dari 2

Dyah Ambar Hapsari Leksono - 1606881765

Law of One Price


Dengan dasar pemahaman bahwa harga suatu barang di satu tempat dengan tempat lainnya adalah
sama, begitu pula secara umum untuk kegiatan perdagangan investasi. Apabila terjadi perbedaan
harga, maka investor dapat meraih keuntungan dengan membeli investasi di pasar yang murah dan
menjualnya di pasar yang mahal.
“If equivalent investment opportunities trade simultaneously in different competitive markets, then
they must trade for the same price in all markets.”
Investment opportunity yang diperjualbelikan di pasar uang adalah sekuritas. Sehingga, dalam
menghargai suatu sekuritas, kita bisa mencari investasi setara yang harganya sudah diketahui.
Dengan adanya Law of One Price, memungkinkannya ada kegiatan arbitrase.
Dalam memvalue sebuah portfolio, apabila diketahui sekuritas C bernilai sama dengan portfolio
A dan B, dengan Law of One Price, mereka harus memiliki harga yang sama, hubungan tersebut
diketahui sebagai value additivity.
Price C = Price(A+B) = Price(A) + Price (B).
Artikel: The Law of One Price, arbitrage opportunities and price convergence: Evidence from
cross-listed stocks by Imen Ghadhab and Slaheddine Hellara (2015).
Analisa price deviations, arbitrage opportunities and price convergence for cross-listed stock
dengan menggunakan perusahaan yang dual-listed dan multimple foreign listing, menunjukkan
market dengan cross-listed stocks tidak efisien.
Dikarenakan harga saham yang cross-listed dengan harga sekuritas yang sama, semakin tinggi
tingkat integrase keuangan maka diekspektasikan untuk mengembangkan efisiensi pasar dan
mendukung kesetaraan harga. Walau harga berbeda, perbedaan tersebut harus dieliminasi dengan
kegiatan arbitrase yang membawa harga turun ke titik ekuilibrium.
Pertanyaan yang dibawa oleh penulis adalah:
1. Apakah ada perbedaan harga
2. Menitikberatkan pada kesempatan arbitrase
3. Dinamika dari price convergence
Dari studi terdahulu, untuk jawaban nomor 1 menjadi rancu karena Rosenthal (1983) hingga studi
Miller and Morey (996) menunjukkan perbedaan harga tidak signifikan dan kesempatan arbitrase
jarang terjadi. Namun, studi lebih kini oleh Suares (2005) hingga Ansotegui et al. (2013)
menunjukkan harga-harga saham pada cross-listed stocks mungkin secara signifikan berbeda dan
investor mungkin menggunakan kesempatan mendapatkan profit arbitrase dengan
memperdagangkan perbedaan harga tersebut. Dikarenakan studi sebelumnya hanya focus pada
saham yang listing di dua negara (dual-listed stocks) dan lebih terkonsentrasi cross-listing pada
US, maka jawaban masih non-conclusive.
Dari studi ini menunjukkan, dengan data dengan frekuensi intraday yang tinggi untuk periode
waktu yang lebih pendek, ditunjukkan bahwa law of one price dilanggar di pasar untuk saham
Dyah Ambar Hapsari Leksono - 1606881765

cross-listed tidak seutuhnya terintegrasi dan tidak sepenuhnya efisien, namun faktanya perbedaan
harga terjadi dan menyediakan kesempatan untuk kegiatan arbitrase menguntungkan yang
signifikan. Studi juga menunjukkan semakin tinggi perbedaan harga terjadi pada awal dan pada
akhir dari perdagangan yang overlap konsisten dengan temuan Wener dan Kleidon (1996) dan
Miller dan Morey (1996).
Studi ini menjadi bukti pertama atas pentingnya untuk melihat hubungan cross-listing dan
transaction cost untuk mencari apakah harga yang disesuaikan ditentukan oleh rezim arbitrase
sesuai dengan Law of One Price menjadi valid dan rezim non-arbitrase dimana perbedaan harga
terjadi, karena berdasarkan hipotesis pada transaction cost dan hipotesis Batasan pada arbitrase,
meninkillan dinamika pada penyesuaian harga adalah non-linear dan dimodelkan secara benar
dengan STAR model.

Anda mungkin juga menyukai