Anda di halaman 1dari 17

TATAKRAMA DAN TATA TERTIB

KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA


SMP NEGERI 1 TEGALWARU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA


KABUPATEN PURWAKARTA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI I TEGALWARU
Jalan Raya Simpang Tegalwaru Telepon 0264-270019 (email) smpn1-tgw @ yahoo.com-Purwakarta
BAB
PENDAHULUAN

1
PENDAHULUAN

A....Latar Belakang

Dunia pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu
mendapatkan perhatian kita semua. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya tatakrama
kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah ekses
negatif yang amat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut anatara lain semakin maraknya penyimpangan
berbagai norma kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan yang terwujud dalam bentuk : kurang
hormat kepada guru dan tidak mengindahkan peraturan, kurang memelihara keindahan dan kebersihan
lingkungan, perkelahian antarpelajar, penguanaan obat terlarang, dan lain-lainnya.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan small community, suatu masyarakat dalam
skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu diwujudkan dalam tata
kehidupan sekolah, yang salah satunya melalui pendidikan budi pekerti yang nyata dilakukan (in-action),
bukan semata-mata yang dipersepsikan. Oleh karena itu, setiap sekolah mulai saat ini perlu mulai
memikirkan bagaimana mewujudkan pendidikan budi pekerti in-action ini, agar anak didik kita betul-betul
dapat mempraktekan norma dan tata nilai yang sesuai dengan agama dan budaya bangsa kita.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah perlunya penyusunan perangkat Tatakrama
dan Tata Kehidupan Sosial Sekolah yang merupakan acuan norma yang harus dibuat dan dilaksanakan
oleh setiap sekolah. Acuan ini bukan hanya mencakup Tata Tertib Sekolah sebagaimana sekarang ini
berlaku, tetapi meliputi semua aspek Tata Kehidupan Sosial Sekolah yang mengatur tata hubungan
antara siswa-siswa, siswa-guru, guru-guru, kepala sekolah-siswa/guru/pegawai sekolah, warga sekolah-
masyarakat.

B....Tujuan

Pedoman ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam :


1. Memahami dasar pemikiran pentingnya pendidikan budi pekerti in action dalam praktek kehidupan
sosial untuk membentuk akhlak dan kepribadian siswa melalui penciptaan iklim dan kultur sekolah
yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran.
2. Memahami acuan nilai dan norma serta aspek-aspek yang perlu dikembangkan dalam menyusun
Tatakrama dan tata tertib sekolah bagi siswa.
3. Menyusun tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai dan
norma agama, nilai kultural, dan sosial kemasyarakatan setempat, serta nilai-nilai yang mendukung
terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif disekolah.
4. Melaksanakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah dengan tepat dengan
mengorganisasikan semua potensi sumber daya yang tersedia untuk membudayakan akhlak mulia
dan budi pekerti luhur, memonitor dan mengevaluasi secara kesinambungan, dan memanfaatkan
hasilnya untuk kenaikan kelas dan ketamatan belajar siswa.
C....Target

Target yang ingin dicapai dengan pedoman ini adalah :


1. Setiap sekolah dapat memahami menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan tatakrama dan
tata tertib kehidupan sosial bagi sekolah masing-masing mulai tahun pelajaran 2012/2013.
2. Tatakrama dan etika/moral siswa dapat berkembang positif secara substansial setelah pemerlakuan
tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah.
3. Sekolah dapat melakukan penilaian yang lebih objektif terhadap budi pekerti siswa sebagai salah
satu pertimbangan bagi kenaikan kelas dan ketamatan siswa yang telah diberlakukan sejak tahun
pelajaran 2012/2013.
4. Pembudayaan budi pekerti luhur dilingkungan masyarakat sekolah melalui pembiasaan dan
keteladanan agar dapat menjadi acuan bagi masyarakat sekitar.
BAB

2
ACUAN DASAR TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN
SOSIAL SEKOLAH

A....Nilai Dasar

Sebagai acuan dasar, tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah bersumber pada : nilai-
nilai agama (akhlak mulia), nilai sosial budaya setempat (seperti adat istiadat setempat yang dihormati),
tetapi tetap dalam kerangka pengembangan budaya nasional, hak-hak asasi manusia (HAM) dan nilai-
nilai lain yang mendukung proses pendidikan yang efektif. Mengingat sifat yang mencerminkan
kebutuhan masing-masing sekolah dalam konteks masyarakat lokal, tatakrama dan tata kehidupan sosial
sekolah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan darp program manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah (school-based quality improvement) sebagai salah satu manajemen pendidikan kita masa
depan, yang telah dirintis disejumlah sekolah.
Dalam penyusunan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, sedikitnya ada dua acuan
dasar yang yang perlu dpertimbangkan, yaitu : aspek nilai dasar dan aspek tata hubungan yang perlu
dikembangkan oleh masing-masing sekolah. Beberapa aspek nilai dasar yang perlu dikembangkan dalam
perumusan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, antara lain : ketaqwaan, sopan santun
pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan/kesehatan/kerapihan, dan keamanan. Disamping itu, setiap tata
tertib perlu diikuti dengan berbagai larangan, sanksi dan penghargaan untuk menjamin agar peraturan
sekolah dapat berjalan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

B....Tata Hubungan Yang Dikembangkan

Setidaknya ada tiga aspek tata hubungan yang perlu diperhatikan dala mengembangkan
tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, yaitu : siswa, warga sekolah lainnya (kepala sekolah,
guru, tenaga administratif), dan orang tua/masyarakat. Tata hubungan yang paling penting untuk
diperhatikan sekolah dalam membuat tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial disekolah tata
hubungan siswa. Hal ini sangat penting karena siswa adalah subjek pendidikan dan pembelajaran yang
sedang mengalami pertumbuhan kejiwaan, pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi yang
dimilikinya. Oleh karena itu, tata tertib dan peraturan sekolah bagi siswa perlu mengatur hubungan:
 Siswa dengan siswa.
 Siswa dengan guru dan kepala sekolah.
 Siswa dengan tenaga administratif.
 Siswa denga masyarakat (tamu, orang tua, tokoh masyarakat, dsb).
 Siswa dengan lingkungannya.
Pengaturan hubungan siswa dengan warga sekolah, masyarakat dan lingkungannya hendaknya
tetap mengacu pada nilai-nilai dasar yang telah dibahas terlebih dahulu atau nilai-nilai lainnya yang
dipandang penting oleh sekolah dan masyarakat sekitarnya. Tata hubunga antarwarga sekolah lainnya
yang meliputi kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan serta staf administratif perlu diatur agar
masing-masing unsur mempunyai tigas dan tanggung jawab yang sama dalam menciptakan kultur
sekolah yang dapat menunjang pembentukan kepribadian dan akhlak siswa. Beberapa hal yang perlu
diatur dalam tata hubungan ini antara lain :
 Hubungan kolegial dan professional antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru,
guru/kepala sekolah dengan tenaga lainnya, seperti tenaga laboratorium, pustakawan, penjaga
sekolah, dan lain-lain.
 Ketaladan warga sekolah dalam sikap, ucapan, dan tindakan sehari-hari disekolah berdasarkan
nilai dasar yang telah disepakati.
 Tugas dan tanggung jawab bagi setiap warga sekolah untuk ikut memberikan bimbingan kepada
siswa berdasarkan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah yang telah disepakati.
Tata hubungan sekolah dengan orang tua dan masyarakat dimaksudkan untuk mendukung
penciptaan suasana yang kondusif bagi proses pembelajaran siswa yang efektif dan pengembangan
kepribadian dan budi pekerti siswa baik di sekolah maupun dirumah. Tata hubungan sekolah dengan
orangtua dan masyarakat ini paling tidak memuat :
 Upaya dan bantuan orangtua untuk ikut serta mendidik anak-anaknya dalam bersikap,
berprilaku, dan belajar dirumah dalam upaya mendukung pendidikan budi pekerti in action
disekolah.
 Saling tukar informasi antara sekolah dan orangtua tentang perkembangan kepribadian dan
belajar anak masing-masing dan bagaimana mencari alternatif pemecahan bilamana anak mereka
mengalami hambatan belajar atau masalah etika dan moral.
 Pemecahan masalah apabila terdapat kesalahfahaman antara sekolah dan orangtua dalam
pendidikan anak-anaknya.
BAB

3
PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN
SOSIAL SEKOLAH

Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah merupakan pegangan setiap warga sekolah :
siswa, guru, kepala sekolah, tenaga administratif, dan orangtua siswa dalam menciptakan iklim dan
kultur sekolah yang mendukung pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa dalam
proses pembelajaran. Karena itu, tata tertib dan peraturan sekolah ini harus disusun dengan benar,
dilaksanakan secara konsekuen, serta dipantau dan dievaluasi secara terus menerus,agar dapat berfungsi
sebagaimana diharapkan: membentuk ahlak mulia dan budi pekerti luhur serta meningkatkan prestasi belajar
siswa.

A....Penyusunan Tata Tertib

1. Penyusunan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah mengacu pada nilai-nilai dasar
(ketaqwaan, kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, dsb) yang disepakati oleh warga sekolah serta
mencakup keseluruhan tata hubungan dalam sekolah (siswa, kepala sekolah-guru pegawai sekolah,
dan orangtua-masyarakat).
2. Tatakrama dan tata tertib ini dibuat oleh sekolah ini dengan melibatkan guru, pegawai sekolah
lainnya, siswa, dan orangtua/masyarakat untuk mewadahi berbagai tuntutan, kebutuhan, dan
keinginan masing-masing pihak dalam mengatur kehidupan sekolah yang diinginkan.
3. Tatakkrama dan tata tertib ini tidak harus sama, dan bahkan diharapkan setiap sekolah dapat
mengembangkan ciri yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain yang mereflesikan visi
dan misi sekolah sesuai dengan sosio kultural setempat.
4. Sebelum ditetapkan, tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekokah yang telah disusun bersama
tersebut agar diketahui dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan terlibat
langsung dalam kegiatan pendidikan (stakeholder) disekolah, yaitu : kepala sekolah, wakil guru, wakil
pegawai sekolah, wakil siswa, wakil orangtua/komite/masyarakat, dan pengawas sekolah.

B....Pelaksanaan Tata Tertib

Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah yang telah disusun bersama dapat
dilaksanakan secara konsekuen dan berkelanjutan oleh setiap warga sekolah. Pada tahap pelaksanaan ini
beberapa hal penting perlu diperhatikan, yaitu :
1. Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah perlu disosialisasikan terlebih dahulu kepada
semua warga sekolah, termasuk kepada penjaga sekolah dan atau petugas keamanan sekolah serta
orangtua siswa.
2. Tatakrama dan tata tertib sekolah sebaiknya dicetak dalam bentuk buku saku yang dapat dibawa
kemana saja oleh siswa. Buku saku tata tertib ini dapat dibaca dan ditandatangani oleh siswa dan
orangtua yang bersangkutan sebagai tanda bahwa mereka menyetujui terhadap isi peraturan,
larangan dan sanksi yang akan diberikan kepada siswa yang melanggar tata tertib tersebut.
3. Dalam pelaksanaan ini, kepala sekolah membentuk Tim Piket Sekolah yang bertugas memantau
dan mengawasi sikap, ucapan dan tindakan siswa disekolah. Sementara itu, setiap guru dan tenaga
kependidikan lainya bertanggungjawab dalam mengawasi, memantau dan menilai perilaku siswa
dikelas masing-masing. Hasil pemantauan dan penilaian guru dilaporkan setiap minggu kepada wali
kelas untuk dimasukan kedalam catatan portfolio budi pekerti siswa yang bersangkutan.
4. Guru mencermati, mengawasi, dan menegur, setiap siswa yang bermasalah dan bersama-sama
dengn wali kelas dan guru pembimbing (BP) membantu yang bersangkutan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
5. Hasil pemantauan dan penilaian budi pekerti siswa yang terdapat portfolio masing-masing
merupakan bahan catatan yang harus disampaikan kepada orangtua siswa secara berkala atau pada
setiap cawu. Pada setiap akhir tahun pelajaran, hasil penilaian ini merupakan salah satu bahan untuk
menentukan apakah yang bersangkutan layak naik kelas atau tamat belajar.
BAB

4
PENUTUP

Program pendidikan budi pekerti dalam praktek kehidupan sehari-hari disekolah akan berhasil
apabila :
a) Siswa, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan orangtua siswa memahami dan mempunyai
komitmen yang kuat dalam melaksanakan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah tersebut.
b) Siswa dan warga sekolah dilatih dan dibiasakan untuk mentaati nilai dan norma nilai dan norma yang
telah disepakati dan melaksanakan tata tertib dalam kehidupan sehari-hari disekolah dan dirumah.
c) Kepala sekolah, guru, pegawai sekolah dan orangtua memberikan contoh dan teladan dalam
melaksanakan tata kehidupan sosial sekolah tersebut.
Pemahaman dan komitmen yang kuat dapat dilihat dari upaya yang sungguh-sungguh dari setiap
warga sekolah dan orangtua untuk melaksanakan ketentuan sekolah yang telah dibuat bersama secara
konsekuen, dengan menerapkan semua ketentuan yang ada, khususnya sanksi bagi para pelanggar tanpa
pandang bulu.
Namun demikian, penerapan tatakrama dan tata tertib bukanlah lebih diarahkan untuk
memberikan sanksi semata, namun yang paling penting adalah bagaimana melakukan internalisasi nilai-
nilai dasar melalui latihan dan pembiasaan, sehingga setiap siswa dapat melakukannya dengan kemauannya
sendiri, tanpa merasa dipaksa. Hal ini akan terjadi apabila kepala sekolah, guru, tenaga administratif, dan
orangtua memberikan contoh konkrit dan teladan dalam melaksanakan tatakrama dan tata tertib tersebut.
Kita jangan terlalu berharap banyak agar siswa tidak merokok, apabila guru, kepala sekolah dan tenaga
administratif juga masih merokok.
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB
KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA
SMP NEGERI 1 TEGALWARU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA


KABUPATEN PURWAKARTA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI I TEGALWARU
Jalan Raya Simpang Tegalwaru Telepon 0264-270019 (email) smpn1_tgw @ yahoo.com-Purwakarta
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB
KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Tatakrama atau tata tertib sekolah ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap,
berucap, bertindak, dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan
iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif.
2. Tata karma dan tata tertib sekolah ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan
masyarakat sekitar, yang meliputi : nilai ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisipilinan dan
ketertiban, kebersihan, kesehatan, kerapihan, keamanan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan
belajar yang efektif.
3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tata karma dan tata tertib ini
secara konsekuen dan penuh kesadaran.

Pasal 1
PAKAIAN SEKOLAH
1. Pakaian Seragam
Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Umum
1) Memakai pakaian seragam yang sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Memakai baju warna putih, bawahan warna biru. Baju Pramuka lengkap dengan atribut dan
bawahan coklat, serta Baju Khas (batik sekolah) sesuai dengan ketentuan.
3) Memakai atribut OSIS dan identitas sekolah.
4) Memakai topi sekolah sesuai ketentuan dan dipakai pada hari tertentu.
5) Memakai ikat pinggang warna hitam dengan logo SMP Negeri 1 Tegalwaru.
6) Memakai kaos kaki warna putih, sepatu warna hitam, dan tali sepatu harus bewarna hitam dan
putih.
7) Pakian yang dikenakan, tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang, tidak ketata,
dan tidak membentuk lekuk (bentuk) tubuh.
8) Tidak mengenakan perhiasan yang mencolok dan atau berlebihan.
9) Pakaian seragam tidak dicorat-coret dengan tulisan atau gambar.
b. Khusus Laki-laki
1) Baju dimasukan ke dalam celana dan mengenakan sabuk.
2) Panjang celana harus menutup mata kaki dan tidak ketata bukan model (pencil).
3) Celana dan lengan baju tidak digulung.
4) Celana tidak disobek atau dijahit dengan model cutbrai.
c. Khusus Perempuan
1) Baju dimasukan ke dalam rok dan mengenakan sabuk.
2) Panjang rok harus menutup mata kaki dengan dua rempel.
3) Warna jilbab disesuaikan dengan warna baju dan tidak bercorak.
4) Tidak memakai perhiasan atau aksesoris yang mencolok/berlebihan.
5) Tidak menggunakan rok yang pendek dan ketata.
6) Lengan baju tidak digulung.
2. Pakian Olah Raga
Untuk pelajaran olah raga, siswa wajib memakai pakaian olah raga yang telah ditetapkan sekolah dan
hanya digunakan pada saat jam pelajaran olah raga.

Pasal 2
RAMBUT, KUKU, TATAO, MAKE UP
1. Umum
Siswa dilarang :
1. Berkuku panjang dan runcing serta dicat (kutek).
2. Mengecat atau mempilok rambut atau menata rambut dengan model yang berlebihan dan atau
tidak wajar.
3. Bertatao diseluruh tubuh.
4. Bertindik dibagian tubuh tertentu.
2. Khusus siswa laki-laki
1. Tidak berambut panjang.
2. Tidak bercukur gundul.
3. Rambut tidak berkuncir.
4. Rambut tidak bergaya punk (tinggi ke atas di tengah atau belakang).
5. Rambut tidak bergaya dan yang tidak pantas, tidak wajar, dan tidak lazim.
6. Tidak memakai kalung, anting, dan gelang.
3. Khusus Siswa Perempuan
1. Tidak menggunakan/memakai lipstick.
2. Tidak menggunakan bulu mata (maskara).
3. Tidak memakai make-up atau sejenisnya kecuali bedak tipis.
4. Tidak menggunakan contack lence (lensa kontak).

Pasal 3
MASUK DAN PULANG SEKOLAH
1. Siswa wajib hadir di sekolah 15 menit sebelum sholat Dhuha dimulai.
2. Setelah bel masuk dibunyikan, semua siswa masuk ke kelas masing-masing, Siswa yang terlambat
datang kurang dari 15 menit harus lapor kepada guru piket dan diijinkan masuk kelas.
3. Siswa terlambat datang ke sekolah lebih dari 15 menit harus lapor kepada guru piket dan tidak
diperkenalkan masuk kelas pelajaran pertama.
4. Selama pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa dilarang berada di luar kelas.
5. Pada waktu istirahat, siswa dilarang berada di dalam kelas, kecuali pada kondisi dan tugas tertentu.
6. Pada waktu pulang sekolah, siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali bagi siswa yang akan
langsung mengikuti kegiatan ektrakulikuler.
7. Pada waktu pulang sekolah, siswa dilarang duduk-duduk (nongkrong) di tepi-tepi jalan atau tempat-
tempat tertentu.

Pasal 4
KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN, DAN KETERTIBAN
1. Setiap kelas dibentuk beberapa tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan
dan ketertiban kelas
2. Setiap tim piket yang bertugas menyiapkan dan memelihara perlengkapan kelas yang terdiri dari:
1) Penghapus papan tulis, penggaris, dan spidol (kapur tulis).
2) Taplak meja dan bunga.
3) Sapu injuk, pengki plastik, dan tempat sampah.
4) Lap tangan, alat pel, dan ember cuci tangan.
3. Tim piket kelas mempunyai tugas :
1) Membersihkan lantai dan dinding serta merapikan bangku-bangku dan meja sebelum jam
pelajaran pertama dimulai.
2) Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, misalnya : membersihkan papan tulis,
merapikan meja guru, dll.
3) Melengkapi dan merapikan hiasan dinding kelas, seperti bagan struktur organisasi kelas, jadwal
piket, papan absensi, dan hiasan lainnya.
4) Melengkapi meja guru dengan taplak dan hiasan bunga.
5) Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan-tindakan pelanggaran di kelas yang menyangkut
kebersihan dan ketertiban kelas, misalnya : corat-coret, berbuat gaduh (ribut) atau merusak
benda-benda yang ada di kelas.
4. Setiap siswa membiasakan menjaga kebersihan kamar kecil/toilet, halaman sekolah, taman sekolah,
dan lingkungan sekolah.
5. Setiap siswa membiasakan membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan.
6. Setiap siswa membiasakan budaya antri dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah dan luar sekolah
yang berlangsung bersama-sama.
7. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan, laboratorium, maupun
di tempat lain di lingkungan sekolah.
8. Setiap siswa mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan pinjaman buku di
perpustakaan, penggunaan laboratorium, dan sumber belajar lainnya.
9. Setiap siswa menyelesaikan tugas yang diberikan sekolah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Pasal 5
SOPAN SANTUN PERGAULAN
Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, setiap siswa hendaknya :
1. Mengucapkan salam antarsesama teman, dengan kepala sekolah dan guru, serta dengan karyawan
sekolah apabila baru bertemu atau berpisah pada pagi atau siang.
2. Saling menghormati antarsesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih teman belajar, teman
bermain dan bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan menghargai perbedaan agama dan
latar belakang sosial budaya masing-masing.
3. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain, dan hak milik teman dan warga
sekolah.
4. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah
benar.
5. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain.
6. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain.
7. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa
melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.
8. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan orang
lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar, cacian, dan
pornografi.
Pasal 6
UPACARA BENDERA DAN PERINGATAN HARI-HARI BESAR
1. Upacara bendera setiap hari Senin.
Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera dengan pakaian seragam yang telah ditentukan.
2. Peringatan hari-hari besar.
1) Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar nasional seperti Hari
Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Setiap siswa wajib mengikuti acara peringatan hari-hari besar agama seperti Maulid Nabi, Isra
Mi’raj, dan lain-lain.

Pasal 7
KEGIATAN KEAGAMAAN
1. Bagi siswa muslim wajib dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
2. Setiap siswa muslim wajib mengikuti pelaksanaan Sholat Dhuha sebelum jam pelajaran dimulai.
3. Setiap siswa muslim wajib membaca Al-Quran surat-surat pendek di awal dan di akhir jam pelajaran.
4. Setiap siswa muslim wajib mengikuti pengajian yang diadakan oleh sekolah termasuk pesantren
Ramadhan.
5. Bagi siswa non muslim kegiatan keagamaan diatur oleh sekolah dengan kesepakatan orang tua.

Pasal 8
LARANGAN–LARANGAN
Dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, setiap siswa dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Merokok, meminum minuman keras, mengedarkan dan mengkonsumsi narkotika, obat psikotropika,
obat terlarang lainnya berada disekolah maupun luar sekolah.
2. Berkelahi baik perorangan maupun kelompok (tawuran), di dalam sekolah atau di luar sekolah.
3. Membuang sampah tidak pada tempatnya.
4. Mencoret dinding bangunan, merusak pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah lainnya.
5. Berbicara kotor, mengumpat, bergunjing, menghina, atau menyapa antar sesame siswa atau warga
sekolah dengan kata sapaan atau panggilan yang tidak senonoh.
6. Membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan sekolah, seperti senjata tajam
atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain.
7. Membawa, membaca, atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio, atau video pornografi.
8. Membawa kartu dan bermain judi di lingkungan sekolah.

Pasal 9
PENJELASAN TAMBAHAN
1. Rambut siswa laki-laki dinyatakan panjang apabila rambut belakang melewati kerah baju untuk laki-
laki, dan jika disisir kea rah depan munutup alis mata.
2. Yang dimaksud dengan kartu adalah semua jenis permainan kartu.
3. Sepatu dinyatakan hitam apabila warna hitamnya lebih dominan.
4. Orang tua siswa wajib menghadiri undangan pihak sekolah untuk berkonsultasi dalam mengatasi
masalah.
5. Pemanggilan orang tua siswa tidak dapat diwakilkan, kecuali dalam kondisi tertentu.
BAB II
PELANGGARAN DAN SANKSI

Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam Tatakrama dan
Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah dikenakan sanksi sebagai berikut :
1. Teguran.
2. Penugasan.
3. Pemanggilan Orang Tua.
4. Skorsing.
5. Dikeluarkan dari sekolah.
Lampiran 1
Lampiran Peraturan Tatakrama dan
Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah

Tabel 1
PELANGGARAN DAN SANKSI

PELANGGARAN SANKSI
1. Terlambat dating ke sekolah 1. Masing-masing point sbb:
1) < 15 menit 1) Dicatata oleh piket dan masuk kelas
2) > 15 menit 2) Tugas dari piket selama jam pelajaran pertama
3) > 15 menit lebih dari 2 kali berlangsung
3) Dipulangkan langsung
2. Tidak membawa buku pelajaran pada jam 2).Belajar pelajaran yang bersangkutan di
pelajaran yang bersangkutan perpustakaan, kecuali ada ulangan
3. Siswa berada di luar kelas saat jam 3).Ditegur dan diingatkan
pelajaran dan berada di dalam kelas saat
istirhat
4. Tidak mengikuti sholat Dhuha 4).Ditegur dan disuruh langsung melaksanakan
sholat dhuha
5. Keluar kelas pada waktu pergantian jam 5).Ditegur oleh guru yang sedang mengajar
pelajaran atau setelah istirhat pada saat itu
6. Tidak memakai atribut sekolah (lokasi 6).Ditegur dan harus menggunakan atribut
sekolah atau badge) tersebut pada saat itu juga
7. Tidak memakai seragam sekolah 7).Point 1 s.d 7 :
1) Ikat pinggang tidak hitam - Ditegur dan diperingatkan
2) Kaos kaki tidak putih - Dipanggil orang tua/wali
3) Sepatu tidak hitam - Dipotong celana atau rok apabila dilakukan
4) Pakian seragam dicoret-coret berulang-ulang.
5) Pakian seragam dirobek/dijahit tidak
sesuai dengan ketentuan
6) Pakaian bawah (rok) putri di atas
lutut
7) Celana putra ketata dan kecil
8. Memakai aksesoris lainnya 8).Point 1 s.d 5:
1) Gelang/kalung/anting rantai dan Barang-barang tersebut diambil sementara
(siswa putra) dan tidak dikembalikan
2) Kaos oblong/ baju luar non jaket
3) Sepatu sandal
4) Tas dengan corat-coret
5) Topi (bukan topi sekolah)

9. Membawa barang-barang tanpa 9).Point 1 s.d 4 :


rekomendasi dari guru terkait - Diambil, dikembalikan melalui orang tua
1) Kaset/LD/VCD - Dieringatkan dan dipanggil orang tua
2) Gitar/radio/Walkman - Diperingatkan/ditegur
3) HP
4) Kendaraan roda 2 tanpa
permohonan orang tua.
10. Membawa atau menyimpan atau 10).Point 1 s/d 5
mempergunakan :
1) Rokok - Barang-barang tersebut disita dan tidak
2) Minuman beralkohol dikembalikan
3) Obat –obatan terlarang - Pemanggilan orang tua
- Skorsing
4) Buku/gambar porno
- Dikeluarkan dari sekolah
5) Alat-alat lain yang tidak berkaitan - Pada kondisi tertentu dapat diserahkan kepada
dengan KBM, seperti mainan, pihak yang berwajib
pemukul, senjata tajam dll
11. Rambut, kuku dan tatao 11.
1) Rambut gondrong atau potongan 1).Langsung dicukur/dipotong
tidak rapi atau dikuncir atau gaya
pang atau dicukur gundul
2).Langsung dipotong dan dihapus
2) Kuku panjang atau dicat
3).Diupayakan orang tua dipanggil
3) Anggota badan ditatao
12. Judi dan main kartu 12).
Pemanggilan orang tua dan dikenakan sangsi
khusus yang ditentukan dewan guru
13. Membolos 13).
Pemanggilan orang tua dan dikenakan sangsi
khusus yang ditentukan dewan guru
14. Mencuri 14).
- Mengembalikan atau mengganti barang yang
dicuri/dirusak
- Pemanggilan orang tua
15. Merusak barang orang lain atau fasilitas 15).
sekolah - Mengembalikan atau mengganti barang yang
dicuri/dirusak
- Pemanggilan orang tua
16. Berkelahi baik di dalam maupun di luar 16).
lingkungan sekolah - Kedua pihak dihukum, yang memukul lebih
dahulu mendapat hukuman lebih berat
- Pemanggilan orang tua dan sangsi khusus
yang ditentukan dewan guru
- Diserahkan kepada pihak yang berwajib
- Diserahkan dan dikeluarkan dari sekolah
17. Berbuat keonaran atau melakukan 17).
perbuatan yang dapat menimbulkan citra - Pemanggilan orang tua
jelek pada sekolah (baik di dalam maupun - Membuat pernyataan yang diketahui oleh
di luar lingkungan sekolah) orang tua, wali kelas dan kepala sekolah
BAB III
LAIN–LAIN

1. Tatakrama dan Tata Tertib kehidupan sosial sekolah ini mengikat siswa sejak berangkat dari rumah,
di sekolah, sampai tiba di rumah kembali.
2. Tatakrama dan Tata Tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
3. Hal–hal yang tidak tercantum dalam tata karma dan tata tertib ini akan diputuskan lebih lanjut
melalui rapat dewan guru.

Ditetapkan di Tegalwaru
Tanggal, 16 Juli 2012

Ketua Komite Kepala


SMP Negeri I Tegalwaru SMP Negeri I Tegalwaru

H. IBRAHIM HARDIANTO H. MULYANI,S.Pd.,MH.


NIP. 19840313 198411 1003

WakilGuru/PKSKesiswaan Wakil Siswa/OSIS


SMP Negeri I Tegalwaru SMP Negeri I Tegalwaru

______________________ _____________________
NIP. NIS.

Anda mungkin juga menyukai