Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAGEMEN RUMAH SAKIT

Disusun Oleh :
1. Mabruroh
2. Reni Indriaswari
3. Rina Wiji Astuti
4. Ririn Purwantini
5. Sri Wijayanti
6. Taufiq Hidayat
7. Unnais Satur Rofiah
8. Wiwi Khasanah
9. Windra Bangun Sucipto

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B15

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Penerapan Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit telah Diterima


dan Disetujui oleh Pembimbing STIKES Muhammadiyah Gombong pada :

Hari/ Tanggal :
Tempat :

Pembimbing

(................................................)

ii
KATA PENGANTAR

Pertama- tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah
Yang Maha Esa yang telah menyayangi kami sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang
telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.

Gombong, 02 November 2018


Penulis,

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii
Daftar Isi................................................................................................................ iv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 5


A. Latar Belakang ......................................................................................... 5
B. Tujuan ...................................................................................................... 5
C. Manfaat .................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
A. Mengenal Sistem Informasi ...................................................................... 6
B. Fungsi dan keuntungan menggunakan sistem informasi ........................ 6
C. Penerapan sistem Informasi ..................................................................... 8
D. Trend dan Isue sistem informasi keperawatan ......................................... 10
E. Alternatif pemecahan masalah dalam penerapan ..................................... 12
BAB III. PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya tingkat pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses
informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada
kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006). Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan askep sesuai standar, yaitu dari mulai
pengkajian sampai dengan evaluasi.
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang
mudah dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan yang
dikenal dengan sistem informasi.
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu System dan Information.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1999)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi ?
2. Apa fungsi dan keuntungan penggunaan sistem informasi keperawatan ?
3. Apa saja kendala dan masalah dalam penerapan sistem informasi
keperawatan ?
4. Apa pemecahan masalah dalam kendala penerapan sistem informasi
Keperawatan ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu
menganalisis perkembangan teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan
yang dapat dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Rumah Sakit


Sistem Informasi Rumah Sakit adalah merupakan sebuah sistem
informasi yang digunakan untuk Rumah Sakit dimana dalam sistem informasi
ini memungkinkan aliran data dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara
elektronis, sehingga pelayanan kepada paien dapat dilakukan dengan lebih
cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan
kepada pasien (Kusumadewi, 2009).
Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis
dan penyimpanan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan rumah sakit. Penerapan informasi di rumah sakit meliputi
medik,perawat, administrasi dan penunjang (Sabarguna, 2003).
Menurut Sabarguna (2003), jenis sistem informasi di rumah sakit
secara global terbagi atas :
1. Sistem Informasi Rumah sakit
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu
pasien dalam pelayanan medis. Contoh: Sistem informasi di ICU, sistem
informasi pada alat seperti CT Scan, USG.
2. Sistem informasi Administrasi
Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administrasi di
rumah sakit. Contoh: Sistem informasi administrasi, billing system,
farmasi, penggajian.
3. Sistem informasi Manajemen
Merupakan sistem informasi yang membantu manajemen rumah sakit
dalam pengambilan keputusan. Contoh : Sistem informasi manajemen
pelayanan, keuangan dan pemasaran.

B. Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit


Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen
(SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi
yang digunakan untuk operasi, manajemen, dan untuk pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM menyediakan informasi

6
untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut sebagai
sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan
kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang.
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan
piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan
transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari
sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari.
Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu
perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat
puncak.

C. Mengenal Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit dalam Hal


Keperawatan
Pemikiran sistem informasi keperawatan berbasis komputer berawal
sebagai salah satu solusi dari pendokumentasian proses keperawatan yang
tidak lengkap karena tingginya beban kerja perawat. Masalah yang sering
muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai
standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak
disertai pendokumentasian yang lengkap (Hariyati, RT, 1999).
Sistem informasi keperawatan berbasis komputer dapat meningkatkan
pelayanan kepada pasien dan membuat pelayanan keperawatan lebih
bermakna, karena mengurangi kerja dengan kertas (paperless) dan
meningkatkan komunikasi serta menghemat waktu perawat, meningkatkan
keamanan dan keselamatan pasien. Informatika kesehatan berfokus pada ilmu
tentang cara memperoleh, menyimpan, mempresentasikan, menyebarluaskan
dan menggunakan data serta informasi untuk pelayanan kesehatan,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan (Sortlife dan Blois, 2001).
Sistem Informasi Keperawatan bertujuan meningkatkan penggunaan
data kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan, riset dan pendidikan
(Delaney, 2001). Fokusnya lebih pada pengelolaan informasi yang sangat
efektif menggunakan komputer karena perkembangan teknologinya sangat
pesat dan semakin tinggi kemampuan teknologi komputer disertai semakin
murah biaya pemanfaatannya. Komputer telah menghasilkan jaringan

7
komunikasi yang kuat yang dapat digunakan organisasi untuk melakukan
akses informasi dengan cepat, tidak terbatas pada ruang dan waktu

D. Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit


Menurut Mukhtar (2008), tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit
adalah untuk menyiapkan informasi untuk kepentingan pelayanan rumah
sakit, untuk sistem informasi itu sendiri, dan subsistem antara lain subsistem
pengembangan dan subsistem lainnya.
Adapun tujuan lainnya antara lain:
1. Merumuskan kebijakan bidang perumahsakitan
2. Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional
3. Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan
rumah sakit secara nasional.
Sedangkan menurut Aghazadeh (2012), tujuan dari sistem informasi
rumah sakit (HIS) adalah mendukung kegiatan rumah sakit di tingkat praktis,
taktis, dan strategis. Dengan kata lain, tujuan dari Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) adalah menggunakan komputer dan peralatan komunikasi untuk
mengumpulkan, menyimpan, pengolahan, pembacaan, dan komunikasi antara
pasien yang peduli dengan administrasi data pada semua kegiatan rumah sakit
dan memenuhi semua kebutuhan konsumen.
Secara umum, tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi staf
2. Menghilangkan duplikasi dan prosedur yang tidak perlu
3. Menggunakan komputer sebagai alat kerja
4. Statistik dan teknik pencarian data lebih cepat dan lebih akurat
5. Meningkatkan kualitas dari status kesehatan
6. Menciptakan metode kerja yang modern sistem dan metode kerja standar
rumah sakit yang terstandardisasi
7. Sistem komunikasi data antara rumah sakit dan medis
8. Mempromosikan kesehatan masyarakat

E. Tugas dari Sistem Informasi Rumah Sakit


Menurut Payam Homayounfar (2012), tugas yang paling penting dalam
informasi rumah sakit sistem dapat diringkas sebagai berikut:
1. Penyimpanan dan pemantauan kondisi pasien :

8
a. Mengakurasi dan menyimpan secara elektronik catatan medis pasien
(misalnya alergi obat) disediakan
b. Mengatur sistem peringatan visual dan audio
c. Interval waktu dan / atau periode pengujian untuk tes pada pasien
menjadi spesifik
d. Pengolahan data dan analisis untuk keperluan statistik dan penelitian
berorientasi tujuan
e. Menampilkan status rawat inap dan rawat jalan serta kinerja secara
keseluruhan dalam sistem informasi rumah sakit
2. Manajemen dan aliran data:
a. Dukungan otomatis transfer data pasien antara departemen dan
lembaga-lembaga
b. Mengaktifkan grafis atau digitized diagnostik gambar dari rumah
sakit database berdasarkan sistem pengambilan terpadu
c. Tanda tangan digital, untuk menciptakan perintah internal secara
elektronik
d. Menjaga komunikasi dengan sistem informasi laboratorium
e. Pendaftaran sumber daya manusia dan properti lainnya
3. Aspek keuangan:
a. Efisien administrasi keuangan
b. Menggunakan dan memantau obat-obatan dan efektivitas proses
Pemesanan
c. Biaya pengobatan terdaftar dan terlaporkan
d. Menyediakan representasi otomatis dari kebutuhan staf Keperawatan

F. Sub Sistem dari Sistem Informasi Rumah Sakit


1. Subsistem Layanan kesehatan
a. Modul rawat inap berfungsi mengelola data-data dan aktivitas
layanan medis rawat inap. Di dalam modul rawat inap berfungsi
untuk mencatat tindakan rawat inap, diagnose rawat inap, informasi
rincian biaya pasien secara realtime, rincian informasi selisih biaya
pasien antara tunai dan jaminan, informasi status ruangan rawat inap,
arsip data pasien rawat inap dan Laporan. Kemudian di dalam sub
laporan terdapat bagian-bagian yang meliputi laporan tindakan rawat
inap, daftar pasien rawat inap, daftar tarif ruangan, daftar tarif
tindakan rawat inap, rincian biaya perawatan per pasien, rekap biaya

9
perawatan per pasien, rincian jasa dokter, rekap jasa dokter, laporan
pasien inap, dan laporan pasien pulang.
b. Modul rawat jalan berfungsi mengelola data-data dan aktivitas
layanan medis rawat jalan Dalam modul rawat jalan berfungsi untuk
mencatat pembayaran transaksi rawat jalan pasien, pembayaran
pasien luar, dan Laporan. Kemudian di dalam sub menu laporan
terdapat laporan pendapatann rawat jalan(rincian), laporan
pendapatan rawat jalan(rekap), rekap rawat jalan berdasarkan
poliklinik, Rekap Rawat Jalan Berdasarkan dokter, Rekap Rawat
Jalan Berdasarkan tindakan, daftar tariff rawat jalan, rincian jasa
dokter rawat jalan, rekap jasa dokter rawat jalan, rekap pendapatan
kasir rawat jalan dan rekap pendapatan kasir kasir rawat jalan per
dokter
c. Modul layanan penunjang medis yang termasuk di dalamnya
tindakan medis, pemeriksaan laboratorium, dsb
2. Subsistem Rekam Medis
Informasi rekam medik dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok
data yaitu : data master pasien, data akuntansi pasien serta data akuntansi
Rumah Sakit. Dari kelompok data tersebut dapat di perinci lagi menjadi
kelompok-kelompok kecil data yaitu:
a. Data mengenai identitas pasien, berisi informasi mengenai biografi
pasien, demografi, penanggung jawab medis dan keuangan pasien.
b. Data mengenai status pelayanan, berisi informasi mengenai tanggal
kunjungan, dokter yang menangani, status diagnosa terakhir.
c. Data mengenai catatan kesehatan (rekam medik), berisi informasi
mengenai riwayat penyakit dan kesehatan pasien, hasil pemeriksaan
(konsultasi, fisik, penunjang medis dll), diagnosa, tindakan-tindakan
dan instruksi yang diberikan oleh dokter, perjalanan penyakit dan
perawatan serta obat-obatan yang diberikan.
d. Data mengenai biaya layanan, berisi informasi mengenai tabel-tabel
biaya pendaftaran, konsultasi, tindakan dokter dan keperawatan,
pemeriksaan penunjang medis, pemakaian obat dan pemakaian
peralatan

10
3. Subsistem Personalia
Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga
medis maupun tenaga administratif rumah sakit. Berikut adalah modul-
modul yang terdapat dalam personalia:
a. Modul data pribadi dokter
b. Dalam modul ini akan ada rekap data pribadi dari dokter. Data yg
berkenaan dengan ciri seseorang, misal nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan kedudukan dl keluarga.
c. Modul data gaji, fee, tunjangan dll
d. Dalam modul ini terdapat rekap data gaji, tunjangan bahkan
tambahan gaji bagi karyawan/pegawai yang lembur.
e. Modul data kepegawaian dokter (bagian, jabatan, poli, dll)
f. Dalam modul ini akan ada rekap data kepegawaian di rumah sakit.
meliputi bagiannya serta jabatannya di rumah sakit tersebut.
g. Modul history pendidikan dokter
h. Dalam modul ini akan ada rekap history pendidikan dokter yang
bekerja di rumah sakit ini. Rekap data pendidikan meliputi tempat
dokter tersebut melakukan pedidikan.
4. Subsistem Keuangan
Sistem Keuangan SIRS dimulai dari Billing Pasien, Penagihan
dan Akuntansi. Modul ini digunakan untuk menghitung segala Aktifitas
Pasien di rumah sakit yang berhubungan dengan keuangan, modul ini
bersifat on-line disemua lini sehingga perhitungan biaya dapat dilakukan
dengan cepat dan terpusat. Menu billing dapat di monitor setiap saat oleh
petugas yang berwenang, dan modul ini berakhir di penagihan akhir
pasien.
Modul ini juga on-line kemodul Akuntansi khususnya di AR
(Account Receivable) sehingga untuk kepertuan administrasi keuangan
tidak perlu ada entry ulang. Petugas keuangan tinggal melakukan posting
data. Yang termasuk dalam modul ini adalah :
a. Perhitungan Beban Biaya
b. Pembayaran di Kasir
c. Pengembalian Deposit /Uang Muka oleh Bendahara
5. Subsistem Sarana dan Prasarana
Suatu rumah sakit tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa didukung
dengan perlengkapan rumah sakit sebagai sarana rumah sakit.

11
Perlengkapan rumah sakit merupakan segenap benda atau bahan yang
digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan rumah sakit.
6. Subsistem Farmasi atau Obat
Manajemen Farmasi dilakukan dengan menggunakan On-Line Sistem
baik untuk pengeluaran ke pasien melalui resep yang dikirim secara On-
line dari dokter maupun pada saat permintaan persediaan ke gudang.
Dalam Sistem SIRS ini pelayanan Resep sudah lengkap termasuk resep
obat racikan yang akan mengurangi persediaan di Instalasi Farmasi

G. Fungsi dan Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Managemen


Rumah Sakit Bagi Keperawatan
1. Fungsi
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4
fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif :
a. Proses Keperawatan Pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh
perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan,
prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
b. Proses Managemen Bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara
efektif menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan
objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada
manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan
keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal
keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan,
perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan
sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap
infeksi.
c. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,
perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan
segala bentuk pesan.
d. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

12
2. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan.
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai
banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas.
Beberapa keuntungan menggunakan sistem informasi manajemen
keperawatan adalah meningkatkan kualitas dokumentasi, meningkatkan
kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan
komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses
informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki
waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost,
menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy
(Kerangkapan Informasi). Sistem informasi manajemen berbasis
komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil
kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support system dan
Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan
dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat
digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien,
angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat
pada keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan
yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi
sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset
kesehatan pada umumnya
Menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan
utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah
dan cepat diketahui.
b. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus
meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
c. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi
klinik dari pasien dalam satu lokasi.

H. Penerapan Sistem informasi dalam Dokumentasi Keperawatan


Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang

13
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999)
Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas
dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit
juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan
komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka
perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan
teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat.
(Docker, et all.,2003)

I. Program yang ada dalam Sistem Informasi Keperawatan


1. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional
dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh
North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome
keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar
intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification
(NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan
Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian
perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang
disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan
dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome
Clasification (NOC) dengan model skoring.
2. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar
tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan.
SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
3. Penghitungan angka Kredit
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka
kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian
dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk
menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka
kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam
SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas

14
perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian,
mingguan atau bulanan
4. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada
satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien.
Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang
kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat
dijadikan alat bantu operan shift
5. Laporan Statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang
tersebut.
6. Resume Keperawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan
harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat
untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya,
jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume
perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer
telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume
perawatan.
7. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance
based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar
asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak
lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam
sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan
dari sistem yang telah dibuat.
8. Memuat daftar Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
9. Monitoring aktifitas tindakan perawatan
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing
perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa.

15
J. Faktor Pendukung dan Penghambat pelaksanaan Sistem Informasi di
Rumah Sakit
1. Faktor pendukung
a. Saat ini sudah mulai ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi
keperawatan) yang menawarkan produk SIM keperawatan yang siap
pakai untuk diterapkan di rumah sakit. Sekalipun memiliki harga
yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat
mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa rumah sakit
yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut.
b. Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan
terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang
ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas dokumen yang
dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.
c. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena
sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga
kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja
yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter,
perawat, pasien sendiri
2. Kendala dalam penerapan Sistem Informasi di Rumah Sakit
a. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen
berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia
tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus
memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi
keperawatan di Indonesia, sebagai contoh pengambil
keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali
keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh tim
keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan
pengambil kebijakan. Pihak manajemen rumah sakit masih banyak
yang mempertanyakan apakah SIM keperawatan ini akan berdampak
langsung terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas
pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
b. Ketidaksiapan SDM keperawatan kemampuan sumber daya
keperawatan. Ada banyak sumber daya manusia di institusi
pelayanan kesehatan yang belum siap menghadapi sistem
komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang

16
sedang berkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM
menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM
keperawatan.
c. faktor sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa untuk
mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan yang sudah
siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup
besar . Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana
operasional yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan
gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup.
d. Aspek keempat adalah kurangnya fasilitas Information technology
yang mendukung. Pelaksanaan SIM keperawatan tentunya
membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat kini diterapkan
oleh berbagai bidang dalam pembangunan, termasuk bidang kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Rumah sakit sebagai salah satu pelayanan
kesehatan yang mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks, seperti pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan
gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam medis,
dan sebagainya membutuhkan Sistem Informasi Rumah Sakit untuk
mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
Informasi Rumah Sakit adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk
rumah sakit dimana dalam sistem informasi ini memungkinkan aliran data
dari sebuah rumah sakit bisa dilakukan secara elektronis, sehingga pelayanan
kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan transparan yang
pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada pasien.
Tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit adalah untuk merumuskan
kebijakan bidang perumahsakitan,menyajikan informasi rumah sakit secara
nasional, melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi
penyelenggaraan rumah sakit secara nasional. Sedangkan tugas Sistem
Informasi Rumah Sakit antara lain mengatur penyimpanan dan pemantauan
kondisi pasien, manajemen dan aliran data, dan aspek keuangan. Selain itu,
Sistem Informasi Rumah Sakit memiliki beberapa subsistem, yaitu Subsistem
Layanan kesehatan, Subsistem Rekam medis, Subsistem Personalia,
Subsistem Keuangan, Subsistem Sarana dan Prasarana, Subsistem Farmasi
atau Obat. Faktor keberhasilan Sistem Informasi Rumah Sakit salah satunya
adalah komitmen dari manajer untuk melaksanakan Sistem Informasi Rumah
Sakit. Komitmen yang kuat dari manajer akan mengoptimalkan
pengaplikasian Sistem Informasi Rumah Sakit sehingga pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit dapat berjalan dengan baik.

B. Saran
Diharapkan setelah membaca maklah ini, pembaca dapat mengetahui dan
memahami bagaimana sistem informasi manajemen keperawatan dan

18
penerapannya di Indonesia. Khususnya bagi perawat dan calon perawat agar
dapat menerapkannya lebih adekuat di kemudian hari

DAFTAR PUSTAKA

Aghazadeh, S., et.al. 2012. Review The Role Of Hospital Information Systemin
Medical Services Development. International Journal of Computer and
Engineering. Vol 4. No.6

Davis Gordon ,1999 .karangka dasar Sistem Informasi Manajemen PT.Pustaka


Binaman Presindo .Jakarta Pusat

Delaney, P. R., B. J., Epstein., R. Nach., S. W. Budak. 2004. Wiley: Interpretation


and Application of Generally Accepted Accounting Principles. USA: John
Wiley & Sons, Inc.

Eko, IR. 2001.Managemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta :


Kelompok gramedia

Garrido, T., et.al. (2004). Making the business case for hospital information
systems. —A Kaiser Permanente Investment Decision. Journal Health Care
Finance, 31(2):16–25

Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat


dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di
RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan

Hafizurrchman, 2000. Sistem Informasi Managemen di Rumah Sakit dan


Pelayanan Kesehatan.

Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC


dan NIC Dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas

Kusumadewi S, dkk. 2009. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

19
Mukhtar. 2008. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam
Pengambilan Keputusan Oleh Direktur di BLU RSD dr. Fauziah Kabupaten
Bireuen. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Medan: Universitas Sumatera Utara

20

Anda mungkin juga menyukai