Anda di halaman 1dari 150

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS POMALAA
Jl. Protokol No.1 Kel. Dawi-Dawi Kec. Pomalaa, Kab. Kolaka
Call Center : (0405)2401890 E-mail : puskesmaspomalaa123@gmail.com Kode Pos 93562

KERANGKA ACUAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


( UKM )
I. Pendahuluan
Sesuai dengan yang tersebut di dalam sistem kesehatan nasional (SKN – 2004) bahwa puskesmas merupakan unit
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian puskesmas
berfungsi tidak hanya sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, tetapi juga sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan serta pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas terdiri dari upaya kesehatan perorangan ( UKP ) dan upaya
kesehatan masyarakat ( UKM ). Dimana UKM terdiri dari upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan.
Dalam melaksanakan kegiatan puskesmas mengacu pada 4 azas penyelenggaraan yaitu wilayah kerja, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu perlu didukung
kemampuan manajemen yang baik. Manajemen puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilain.
Penyelenggaraan program kesehatan memerlukan dukungan lintas program terkait. Agar pelaksanaan kegiatan UKM
dapat berjalan sesuai dengan semestinya, maka pembinaan oleh kepala puskesmas dan penanggung jawab UKM harus
dilaksanakan secara berkala agar pelaksanaan kegiatan UKM dapat melaksanakan kegiatan dengan tepat sasaran,
metode, pelaporan sehingga hasil kegiatan UKM berkualitas. Pembinaan oleh kepala puskesmas dan penanggung jawab
UKM dilakukan secara Berkala:
1. Pertemuan UKM, merupakan sarana bagi penanggung jawab UKM dan pelaksanaan UKM untuk membahas hasil
capaian kegiatan UKM dan mengidentifikasikan factor- faktor penghambat baik internal maupun eksternal, bagi
kegiatan UKM yang tidak mencapai target, dan mencari alternative solusi sebagai pemecahan masalah.
2. Loka karya bulanan, merupakan sarana diskusi forum untuk Membahas hasil pertemuan UKM sebagai acuan
untuk merumuskan atau mengusulkan kegiatan selanjutnya agar target kegiatan UKM yang telah ditetapkan oleh
kepala puskesmas dapat tercapai.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum:
Terselenggaranya kegiatan UKM di puskesmas Pomalaa sesuai target dan berkualitas serta menjadi acuan
untuk perencanaan kegiatan UKM diperiode berikutnya.
b. Tujuan Khusus:
a) Tersusunnya kerangka penyelenggaraan UKM pada masing- masing program di puskesmas Pomalaa
b) Agar penyelenggaraan UKM di puskesmas Pomalaa dapat direncanakan, di monitoring dievaluasi dan
terlaporkan dengan baik.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Pertemuan UKM
a. Teridentifikasinya kebutuhan dan harapan masyarakat di puskesmas Pomalaa
b. Teridentifikasinya masalah/ hambatan pelaksanaan UKM
c. Rencana usulan kegiatan masing-masing program
d. Terbentuknya rencana pelaksanaan kegiatan
e. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan
f. Tersusunnya kegiatan evaluasi dan jadwal evaluasi
g. Tersusunnya laporan evaluasi pelaksanaan UKM pada masing – masing program

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Kepala puskesmas dan PJ UKM merencanakan pertemuan UKM untuk membahas


a. kegiatan survey identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat di Puskesmas Pomalaa
b. pembahasan/ identifikasi masalah/ hambatan pelaksanaan UKM
2. Kepala puskesmas dan PJ UKM merencanakan pertemuan UKM untuk membahas
a. rencana usulan kegiatan masing-masing program
b. terbentuknya rencana pelaksanaan kegiatan
3. Kepala puskesmas dan PJ UKM merencanakan pertemuan untuk membahas
a. rencana monitoring dan jadwal pelaksanaan monitoring
b. rencana evaluasi program dan jadwal evaluasi.
4. Kepala puskesmas dan PJ UKM merencanakan pertemuan untuk membahas
a. rencana pencatatan pelaporan
b. evaluasi kegiatan
VI. SASARAN
Penyelenggaraan kegiatan UKM dipimpin oleh penanggung jawab UKM dan dilaksanakan oleh koordinator
masing-masing UKM dan pelaksanaan kegiatan masing-masing UKM, yang terdiri dari:
A. UPAYA KESEHATAN ESENSIAL
1. Program promkes
2. Program kesehatan lingkungan
3. Program KIA dan KB
4. Program Gizi
5. Program P2P : imunisasi, kesehatan Gizi, Malaria, DBD, ISPA, Diare, TGC Berencana.
B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
1. Pelayanan Kesehatan Lansia
2. Kesehatan Jiwa
3. UKS/UKGS
4. Perkesmas
5. Kesehatan Olahraga
6. Pengobatan Tradisional
7. Pelayanan Kesehatan Haji
8. Kesehatan Tenaga Kerja
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KIA-KB PUSKESMAS POMALAA

I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur dari pada kesejahteraan umum. Dalam Undang-undang RI No.
23 tahun 1992 tentang kesehatan. Menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinabungan (Depkes RI, 1995).
Dalam Rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta keluarga peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas sebagai unit pelayanan yang memberikan
pelayanan dasar langsung kepada masyarakat mutlak dilakukan, mengingat bahwa Puskesmas adalah satuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat (Depkes RI, 2000).
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Millennium Development Goals (MDGS) yang ke 4 dan 5 adalah menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu dan dalam rangka mewujudkan target MDGS tersebut maka
dilaksanakan beberapa program-program KIA baik didalam gedung terutama adalah kegiatan KIA diluar gedung.
Beberapa kegiatan luar gedung KIA yang dapat digunakan untuk menurunkan AKI dan AKB serta AKABA serta
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak antara lain kegiatan kelas ibu hamil,pendampingan ibu hamil resiko
tinggi, SDIDTK.
III. TUJUAN
A. Menurunkan angka kematian ibu.
B. Menurunkan angka kematian AKB dan AKABA
C. Meningkatkan derajat kesehatan ibu,bayi dan balita.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Mengumpulkan dan mengelola data program KIA/KB
B. Menyusun rencana kegiatan, sarana anggaran tahunan tririwulan, dan bulanan program KIA/KB
C. Melakukan pemeliharaa kesehatan ibu hamil, melahirkan, menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra
sekola
D. Memberikan pertolongan persalinan kepada ibu hamil
E. Memberikan pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita untuk berbagai penyakit ringan
F. Melaksanakan kunjungan rumah untuk mencari ibu, anak, yang memerlukan pemeliharaan, penerangan dan
pendidikan tentang kesehatan dan melakukan pemantauan pada mereka yang tertolong resti.
G. Memberikan konseling/penyuluhan kesehatan, meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
sesuai dengan kewenangan.
H. Memberikan pelayanan KB kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam
keadaan berbahaya karena melahirkan anak berkali-kali, dan ibu resti
I. Melakukan pengawasan dan bimbingan kepada para dukun bayi
J. Mengadakan kursus KIA/KB kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta KB
K. Melakukan pengamatan kepada mereka yang menggunakan sarana alat kontrasepsi
L. Menghadiri rapat evaluasi program KIA/KB dan pertemuan lain dengan jadwal undangan yang diterima
M. Melakukan kordinasi dengan programer lain dalam lingkup puskesmas
N. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
O. Membuat visualisasi data KIA/KB
P. Menyusun laporan tahunan, triwulan dan bulanan sesuai dengan kebutuhan.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Cara melaksanakan kegiatan :
1. Kegiatan KIA dilaksanakan oleh penanggungjawab program KIA menggunakan Metode temu muka,
diskusi dan ceramah.
2. Peran Lintas Program:
a. Program P2P
Apabila ditemukan hal-hal didalam program KIA yang berkaitan
dengan program P2P dapat dikonsultasikan kepada Penanggung
Jawab P2P
b. Program Promkes
Berkaitan dengan penyuluhan program KIA kepada masyarakat
c. Program Kesehatan Lingkungan
Apabila ditemukan hal-hal yang perlu untuk dikonsultasikan kepada pelaksana
d. Program Gizi
Apabila ditemukan ibu, bayi,balita yang perlu untuk dikonsultasikan
kepetugas gizi.
e. PeranLintas sektor
f. Kader Kesehatan : Dalam hal pemenuhan sasaran program KIA
Kecamatan : Mendukung proses pelaksanaan program KIA melalui
lintas sektor
Kelurahan : Mendukung pelaksanaan program KIA Dalam Rangka
koordinasi pemenuhan Sasaran.
g. Tata Nilai
Pelaksanaan program KIA oleh petugas puskesmas dilandasi oleh
Tata Nilai UKM Puskesmas Pomalaa :
a. Berpihak Kepada Masyarakat
Masyarakat berhak menentukan jenis pelayanan Kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang
dihadapinya dan wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
b. Cepat dan Tepat.
Bertindak Cepat dan Tepat dalam memberikan pelayanan. Cepat memberikan pelayanan terhadap
kasus/masalah yang mendadak maupun mendesak. Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan
kesehatan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur ) atau Protap yang telah ditentukan.
c. Disiplin.
Menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat serta
melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka
dan terukur.
d. Profesional.
Memberikan pelayanan profesional berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki.
h. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program KIA adalah:
a. Sasaran ibu hamil resiko tinggi 134 ibu hamil.
b. Sasarankelasibuhamil 668 ibu hamil
c. Sasaran bayi resti 91 bayi
d. Sasaran DDTK balita 4946 balita
B. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO BULAN KET
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembinaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 √ √
posyandu
Pendataan
2 √
Ibu hamil
Pelaksanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
P4K
Pelaksanaan √ √ √ √
4 kelas ibu
hamil
Pemantauan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bumil Resti/
5
Neonatus
Resti
Sweeping √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
kunjungan
K1
Sweeping √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7
kunjungan
K4
Kemitraan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
bidan dan
dukun
Kelas Ibu
9 √ √ √
Balita
Deteksi dini
kanker mulut
10 rahim melalui √ √ √
IVA tes pada
PUS
C. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi pelaksanaaan program KIA dilaksanankan setiap akhir pelaksanaan Kegiatan.
2. Pelaksana evaluasi program KIA adalah penanggung jawab program KIA di puskesmas.
D. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan: pelaksana kegiatan KIA melakukan pencatatan melalui notulen kegiatan.
2. Pelaporan kegiatan dilaksanakan oleh penanggung jawab KIA puskesmas dan dilaporkan kepada kepala
puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka.
3. Evaluasi dilaksanakan menggunakan form pelaporan evaluasi dan dilaksanakan setiap setelah selesai
kegiatan dan ditindak lanjuti perbaikan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
PROGRAM GIZI

I. PENDAHULUAN
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan,dimulai sejak dalam kandungan (janin),bayi,anak,dewasa dan usia
lanjut.Periodedua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis,karena padamasa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangatpesat.Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifatpermanen,tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi padamasa selanjutnya terpenuhi.
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada
pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga
dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Sumber Daya Manusia adalah aset yang besar bagi bangsa Indonesia
jika seluruh warganya telah menjadi Manusia Indonesia Prima antara lain ditandai dengan warganya yang sehat, cerdas
dan produktif. Untuk mewujudkan warga yang sehat cerdas dan produktif diperlukan status gizi yang optimal dengan
cara melakukan perbaikan gizi secara terus menerus melalui berbagai pendekatan yang semakin inovatif. Oleh karena
itu pemerintah melalui sektor terkait lebih serius memberikan perhatian pada peningkatan status gizi masyarakat secara
menyeluruh.
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan
berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh
rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Masyarakat wilayah Puskesmas Pomalaa yang beragam dari berbagai tingkat pendidikan dan ekonomi di mana
masih kurangnya kesadaran untuk meningkatkan dan aktif dalam kegiatan pokok gizi.Dari uraian tersebut diatas perlu
dilakukan tindakan promotif dari program promosi kesehatan dengan bekerjasama dan berkoordinasi baik lintas
program maupun lintas sektor agar terlaksana dengan baik dan sukses.
Pelaksanaan program kegiatan oleh progremmer Gizi Puskesmas Pomalaa meliputi kegiatan, prevalensi ibu hamil
Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR), cakupan Asi Ekslusif, pemantauan
pertumbuhan, cakupan tablet tambah darah remaja putri, cakupan tablet tambah darah ibu hamil, cakupan kapsul
vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu nifas.
III. TUJUAN
A. Umum
Menurunkan masalah gizi dan meningkatkan cakupan program gizi demi mewujudkan masyarakat yang sehat.

B. Khusus
1. Melaksanakan kegiatandalamrangka UPGK (Usaha PerbaikanGizikeluarga).
2. Melaksanakan pelayananbalita di posyandu.
3. Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi)
4. Menurunkan cakupan anak BGM (Bawah Garis Merah)
5. PemberianMP-ASI padaBalita Gizi buruk dan Gizi Kurang
6. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil.
7. Pemberian Fe remajaputri
8. Menurunkan prevalensi bumil KEK
9. Menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan buruk
10. Meningkatkan cakupan Asi Ekslusif
11. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu
12. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A sehingga tidak terjadi resiko kekurangan vitamin A
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Penimbangan di a. Melakukan Penimbangan BB Balita dan


Posyandu Pengukuran PB dan TB Balita
b. Pemberian PMT pada bayi dan balita
c. Penyuluhan terkait masalah gizi
2. Penyuluhan gizi a. Membuat materi Penyuluhan
b. Melengkapi sarana dan prasarana yang
akan diperlukan
c. Membuat jadwal penyuluhan
d. Menginformasikan kepada sasaran jadwal
penyuluhan
e. Melakukan Penyuluhan
3. Seweeping a. Melakukan Penimbangan BB Balita dan
Penimbangan PB,TB Balita bagi yang tidak datang ke
Posyandu
b. Mencatat hasil BB/PB/TB Balita
c. Menentukan Status Gizi Balita sesuai
dengan umur BB,jenis kelamin Balita
d. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan
Bagian Gizi
4. Pendistribusian Memberikan Vitamin A susuai umur 6-11 bln
Vitamin A Biru 100.000 SI 12-59 bln merah 200.000 SI
5. Sweeping Vitamin Memberikan Vitamin A susuai umur 6-11 bln
A Biru 100.000 SI 12-59 bln merah 200.000 SI
bagi bayi dan balita yang tidak mendapatkan
vitamin A pada bulan Februari danAgustus
5. Pelacakan Balita a. Melakukan pelacakan balita gizi
Gizi Buruk/Kurang buruk/kurang di Posyandu
b. Mencatat nama,tgl lahir alamat ,umur
,BB,PB/TB balita yang terjaring
6. Pendampingan Setelah pelacakan 2-3 hari turun kembali
Balita Gizi melakukan penimbangan dan pengukuran serta
Buruk/Kurang memberikan PMT local untuk di kelola
7. Pendistribusian a. Melakukan Sasaran Balita Gizi
PMT Buruk/Kurang
BalitagiziBuruk/Ku b. Pemberian PMT sesuai dengan Umur
rang c. Pencatatan Pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan Gizi dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa Pelaksanaannya dilakukan di wilayah
posyandu, SD, SLTP dan SMA sederajat serta masyarakat. Metode yang dilaksanakan dengan
ceramah,tanyajawab.Melaksanakan penimbangan BB dan pengukuran TB.Pendistribusian obat Gizi.
B. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program Gizi adalah bayi, anak balita,remaja putri ,anak sekolah, ibu hamil, WUS,
ibu menyusui.
No Jenis Kegiatan Sasaran
1. Penimbangan di Posyandu Anak balita dan ibu hamil

2. Penyuluhangizi Anak balita dan ibu hamil


3. SeweepingPenimbangan Anak bayi/balita yang tidak dating
menimbang pada bulan yang telah
dijadwalkan
4. Pendistribusian Vitamin A Anakbayi 6-11 bulan (kapsul berwarna
biru)
Anak balita 12-59 bulan (kapsul
berwana merah)
5. PelacakanBalitaGiziBuruk/ Anak bayi/balita yang BB/U, dan
Kurang BB/TB, dan PB/U kurang dari normal.
6. PendampinganBalitaGiziB Bayi/balita yang BB dia bawah normal
uruk/Kurang
7. Pendistribusian PMT Anak bayi/balita 6-59 bulan
BalitagiziBuruk/Kurang

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penimbangan di
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posyandu

2 Penyuluhan gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Seweeping
3 √ √ √ √
Penimbangan
Pendistribusian
4 √ √
Vitamin A

5 Sweeping Vitamin A √ √

Pelacakan Balita
6 √ √ √ √ √ √ √
Gizi Buruk/Kurang
Pendampingan
7 Balita Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Buruk/Kurang
Pendistribusian PMT
8 Balita gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Buruk/Kurang
Pemberian Tablet
9 Tambah Darah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ibu Hamil
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemberian Tablet
10 Tambah Darah pada √
Remaja Putri

11 Konseling Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Status
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Gizi
DistribusiBiskuitIbu
13 √ √ √
Hamil KEK
Distribusi Biskuit
14 √ √ √
MP- ASI Balita
Pencatatan dan
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaporan

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan setelah kegiatan tersebut dilaksanakan.
VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
IX. Pencatatan dan pelaporan upaya gizi Puskesmas Pomalaa dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka
setiap bulan/pada akhir kegiatan.
PROGRAM PROMKES

I. Pendahuluan
Puskesmas pusat pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas harus mengutamakan upaya promotif dan
preventif hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja. Oleh karena itu promosi
kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas juga upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya secara mandiri.
Dalam implementasi visi pembangunan kesehatan yang di tetapkan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Sedangkan promosi kesehatan sendiri adalah proses pemberdayaan
masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatanya.
II. Latar belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam melaksanakan pembelajaran dari, oleh dan untuk bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan di
dukung oleh kebijakan yang berwawasan kesehatan.
Masyarakat wilayah Puskesmas Pomalaa yang beragam dari berbagai tingkat pendidikan dan ekonomi di mana
masih tingginya angka kesakitan yang data di lihat dari data 5 penyakit besar di tahun 2017 sebagai berikut: Tertinggi
adalah penyakit ISPA, HT, Dispepsia, Chepalgia, dan Dermatitits.
Dari uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan promotif yaitu program promosi kesehatan dengan
bekerjasama dan berkoordinasi baik lintas program maupun lintas sektor agar terlaksana dengan baik dan sukses.
Pelaksanaan program kegiatan oleh promkes Puskesmas Pomalaa meliputi kegiatan, pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, mencari solusi serta
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, kegiatan promkes diantaranya UKS, PHBS, Penyuluhan kesehatan
meliputi penyuluhan reproduksi, HIV/ AIDS, penyakit menular dan tidak menular serta penyuluhan lain yang
berhubungan dengan kesehatan.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku Masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta mandiri dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan.
4. Meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana.
5. Meningkatkan Peran serta lintas sektor dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dalam hidup bersih dan sehat.
IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Penyuluhan d. Penyuluhan ASI Eksklusif /MP ASI dan


IMD
e. Penyuluhan Ibu hamil saat Kelas Bumil
f. Penyuluhan Kesehatan pada remaja (tentang
Bahaya Rokok, penyakit HIV/AIDS) di
SMP dan SMA.
g. Penyuluhan PTM dan PM.
h. Refhresing atau orientasi kader kesehatan
2. PHBS a. Pemetaan PHBS RT
b. Pemetaan PHBS institusi Pendidikan
3. UKS a. Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) Koordinasi lintas program dengan
P2P
b. Pelatihan Dokter Kecil di Sekolah Dasar
c. Pelaksanaan UKGS
d. Pelaksanaan Penjaringan anak
sekolah/DDTK ( SD, SMP, SMA )

V. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran :


1. Cara melaksanakan kegiatan :
Kegiatan program PROMKES dikoordinasikan oleh pengelola program sedang pelaksanaannya dilakukan
oleh pelaksana program menggunakan metode temu muka, ceramah dan diskusi, melakukan rapat dan
pembinaan/koordinasi, memberikan pelatihan/ ketrampilan, pembagian leaflet, pemasangan poster.
2. Sasaran :
a. Peran Lintas Program:
b. Upaya Gizi: Apabila ditemukan hal di program promkes yang berkaitan dengan program gizi seperti
Konseling diet makanan, penyuluhan, pelacakan pasien malnutrisi atau gizi buruk, pemberian vitamin
A dapat dikonsultasikan dengan pemegang program Gizi.
c. Upaya Kesling: Apabila ditemukan hal di program promkes yang berkaitan dengan program Kesling
diantaranya Konseling masalah kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan kejadian penyakit
dapat dikonsultasikan dengan pemegang program Kesling .
d. Upaya KIA : Apabila ditemukan hal di program promkes yang berkaitan dengan program KIA dapat
dikonsultasikan dengan pemegang program KIA .
e. Upaya P2P : Apabila ditemukan hal di program promkes yang berkaitan dengan program Promkes
diantaranya sebagai advokasi dan penyuluh dan promosi yang berhubungan dengan kejadian penyakit
dapat dikonsultasikan dengan pemegang program kegiatan P2P.
VI. Peran Lintas Sektor
1. Kader Kesehatan : mendukung pelaksanaan program promkes dalam hal menyampaikan data tentang
kegiatan kesehatan mandiri dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dalam hidup bersih dan sehat.
2. Kecamatan : mendukung pelaksanaan program promkes melalui pertemuan lintas sektor dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.
3. Desa/Kelurahan : mendukung pelaksanaan program promkes melalui pertemuan lintas sektor dalam
rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.
4. Tokoh Masyarakat : mendukung pelaksanaan program promkes melalui pertemuan lintas sektor dan
pengambilan keputusan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.
5. Institusi Pendidikan: mendukung pelaksanaan program promkes dalam meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku pendidik dan peserta didik dalam hidup bersih dan sehat.
VII. Rincian kegiatan,sasaran khusus,cara melakukan kegiatan
No Jenis Kegiatan Sasaran
1. Penyuluhan a. Siswa SD, SMP dan SMA Wilayah
Puskesmas Pomalaa.
b. Masyarakat Wilayah Puskesmas Pomalaa.
c. Kader Kesehatan.
d. Ibu Hamil dan menyusui.
e. Balita.
2. UKS a. Sekolah terdiri dari 20 SD/Mi , 7
SMP/MTS dan 5 SMA/MA Wilayah
Puskesmas Pomalaa
3. PHBS a. Rumah Tangga wilayah Puskesmas
Pomalaa.
b. 49 Institusi Pendidikan
VIII. Jadwal kegiatan ( Gambarankan dalam bagan untuk rencana satu tahun )
No 2018

Kegiatan

Nov
Mar

Mei

Ags
Apr

Des
Feb

Sep
Okt
Jun
Jun
Jan
Pembinaan
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posyandu
2 Pembinaan √ √ √
PHBS RT
3 Pembinaan √ √
PHBS
Sekolah
4 SMD √
(Survei
Mawas Diri
)
5 MMD √ √
No 2018

Kegiatan

Nov
Mar

Mei

Ags
Apr

Des
Feb

Sep
Okt
Jun
Jun
Jan
(Musyawara
Masyarakat
Desa) dan
Pembentuka
n Forum
Kesehatan
Desa
6 Rapat √ √ √ √
Lintas
Sektor
IX. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
1. Evaluasi pelaksanaan program promkes dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan kegiatan
2. Pelaksana evaluasi program promkes adalah penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas.
3. Pelaporan evaluasi program promkes dilaksanakan oleh penanggung jawab program PROMKES kepada
penanggung jawab UKM, kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka.
X. Pencatatan,pelaporan dan evaluasi kegiatan
1. Pencatatan : pelaksana kegiatan promkes melakukan pencatatan melalui notulen kegiatan
2. Pelaporan kegiatan promkes dilaksanakan oleh pemegang program promkes puskesmas dan dilaporkan
kepada Penanggung Jawab UKM di lanjutkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kolaka.
3. Evaluasi kegiatan promkes dilaksanakan menggunakan catatan pelaporan evaluasi dan dilaksanakan setiap
setelah selesai kegiatan dan ditindaklanjuti perbaikan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
PROGRAM KESLING
PUSKESMAS POMALAA
I. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari sistem
Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem
yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.

II. Latar belakang


Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai
daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program
pokok pelayanan kesehatan diantaranya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, program pengobatan, pelayanan KIA
dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, dan perbaikan gizi masyarakat.
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
III. Tujuan
Tujuan dari kerangka acuan Program Kesling ini adalah untuk meningkatkan kemampuan manajemen Program
Kesling Puskesmas dalam mengelola kegiatannya dalam upaya peningkatan pencapaian program Kesling.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Membuat perencanaan kegiatan Kesling
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan TTU, TP2 pestisida dan TPM
3. Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama lintas Program dan Lintas Sektor.
4. Melaksanakan Kegiatan Klinik Sanitasi dan tindak lanjut klinik sanitasi
5. Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Lingkungan bersamadengan petugas lintas program dan lintas sektor
tekait
6. Inspeksi Sarana Air Bersih
7. Melakukan Pengoperasian dan Pengawasan IPAL
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kesling
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Kegiatan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh tenaga Sanitarian Puskesmas Pomalaa.
B. Peran Lintas Program
1. Upaya P2 : Kegiatan Inspeksi Sanitasi Rumah pada penderita TB Paru harus berkoordinasi dengan
pemegang program P2.
2. Upaya Promkes : Sanitarian perlu berkoordinasi dengan pemegang program Promkes mengenai materi
dan metode penyuluhan yang akan dilakukan kepada masyarakat.
3. Poliklinik : Pasien yang datang dengan penyakit yang berhubungan dengan kesling dirujuk ke
klinik sanitasi
4. Upaya KIA : Sanitarian memerlukan data pasien dari KIA terhadap pasien dengan penyakit yang
berbasis lingkungan.
C. Peran Lintas Sektor
1. Kader Kesehatan : Memberi informasi tentang kondisi kesehatan lingkungan di wilayahnya kepada
sanitarian.
2. Kelurahan : Sanitarian membutuhkan data dari kelurahan untuk membuat perencanaan kegiatan.
3. Kecamatan : Sanitarian membutuhkan data dari kecamatan untuk membantu membuat
perencanaan program kesehatan lingkungan.
D. Tata Nilai UKM :
1. Berpihak kepada masyarakat
2. Cepat dan Tepat
3. Disiplin
4. Profesional
VI. SASARAN
Pengelola TTU/TPM & PIRT dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa
V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL KEGIATAN UKM KESLING TAHUN 2018
NO BULAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemeriksaan Dan
1 Pengawasan TTU √ √ √
dan TP2
Pemeriksaan Dan
2 Pengawasan √ √ √ √

HSP/TPM
Pemeriksaan
kualitas air
3 Minum ( √

Pengambilan
Sampel AMIU)
Kunjungan Pasien
4 yang ditangani √ √ √

Klinik Sanitasi
NO BULAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemberantasan
5 √
sarang nyamuk
Pendataan Dan √ √ √ √
inpeksi Sanitasi √ √ √ √ √ √ √ √

6 Dasar ( SAB)

7 Kegiatan STBM √ √
VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM Puskesmas Pomalaa
3. Pelaporan kegiatan dilaporkan ke DKK diketahui Kepala Puskesmas.

VII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan dicatat dan didokumentasikan dalam bentuk laporan kegiatan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
dan DKK sebagai bahan dalam rangka evaluasi program yang sudah dilaksanakan.
PELAKSANAAN SURVEILANS

I. PENDAHULUAN
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang systemtis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan di lakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat di
perbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini penyakit yang berpotensi
terjadinyaKejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program
kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup
seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan
diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek
kekinian.
Surveilans Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kualitas data dan informasi perlu
menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi .Namun demikian prinsip epidemiologi dalam Surveilans
Kesehatan tidak boleh ditinggalkan.
Perkembangan dana akses media yang begitu luas dan cepat sampai kepelosok desa dan daerah terpencil
memberikan kesempatan terhadap perubahan system surveilans kesehatan.Pendekatan Surveilans Kesehatan berbasis
kejadian di masyarakat telah dikembangkan untuk mendapatkan data dana informasi dari berita yang direkam dan
dimuat di media massa, media sosialdan media online. Hal ini meningkatkan sensivitas Surveilans Kesehatan untuk
menangkap informasi dengan cakupan yang luas dan cepat.
Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin tersedianya data dan informasi epidemiologi
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan diperlukan harmonisasi secara lintas program dan lintassektor yang
diperkuat dengan jejaring kerja surveilans kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan Surveilans dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LATAR BELAKANG


Mewujudkan masyarakat yang berbudaya sehat tentu merupakan salah satu cirri-ciri pembangunan nasional yang
telah terpatri sejak bangsa ini mendeklarasikan kemerdekaannya.
Negara adalah sepatutnya menjamin tiap sendi-sendi kehidupan masyarakat tak terkecuali kesehatan tiap orang.
Menciptakan masyarakat yang sehat artinya pemerintah juga mempersiapkan daya manuasia yang berkompeten dan
mampu bersaing dari segi intelektualitas. Salah satu langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintahadalah dengan
menyediakanPusat Pelayanan Kesehatan masyarakat (Puskesmas). Berperan sebagai Preventif,Promotif,,Kuratif
hingga Rehabilitatif sehingga dianggap sebagai unit pelayanaan tingkat pertama yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat. Puskesmas secara detail mencatat bagaimana penyebarab penyakit yang terjadi di suatu wilayah.,itulah
mengapa peran Epidemiologi dipuskesmas menjadi sangat penting. Secara menyeluruh,tenaga Epidemiologi
bertanggung jawab dalam mengelola prevelensi dan insedensi penyakit dan memperhatikan betul bagaimana bentuk
evaluasi dari temuan penyakit tersebut. Kegiatan Surveilans Epidemiologi di puskesmas yang secara umum bertugas
untuk mengumpilkan,mengelola,interpretasi,hingga evaluasi nyata dengan memperhatikan beberapa factor resiko
seperti lingkungan,perilaku dan hal lainnya.
Jadi penting adanya untuk terus melakukan interpretasi data terhadap penyakit terbanyak yang terjadi diwilayah
tertentu mulai dari catatan harian,mingguan,bulanan,hingga tahunan agar control lebih mudah dilakukan.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tersedianya data dana informasi sebagai dasar pengambilan keputusan
B. Tujuan Khusus
1. Tersedianya data berdasarkan waktu kejadian
2. Tersedianya data berdasarkan tempat kejadian
3. Tersedianya data berdasarkan variable orang (umur dan Jenis Kelamin)
IV. JENIS KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Jenis Surveilans
Berdasarkan sasaran penyelenggaraan surveilans meliputi
1. Surveilans penyakit menular
2. Surveilans Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Kesehatan Lingkungan
4. Surveilans Kesehatan Matra
5. Surveilansmasalahkesehatanlainnya
B. Kegiatan Surveilans meliputi :
1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data surveilans kesehatan dapat berupa
data kesakitan, kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber
antara lain individu, fasilitas pelayanan kesehatan, unit statistic dan demografi. Dalam melaksanakan
kegiatan pengumpulan data, diperlukan alat bantu (format) yang dibuat sesuai dengan tujuan surveilans
yang akan dilakukan dan memuat semua variable data yang di perlukan.
2. Pengolahan data dilakukan pembersihan koreksi dan cekulang, selanjutnya data diolah dengan cara
pengelompokan berdasarkan tempat, waktu dan orang. Hasil pengolahan dapat berbentuk table, grafik,
dan peta menurut variable golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu atau berdasarkan faktor
risiko tertentu.
3. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan sertafaktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu tempat dan orang. Hasil analisis
dalam menentukan besaran masalah, kecenderungan suatu keadaan sebab akibat kejadian dan penarikan
kesimpulan.
4. Desiminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk laporan berkala, forum pertemuan dilakukan
dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah di akses. Desiminiasi informasi dapat
juga dilakukan secara aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan monitoring evaluasi program
kesehatan dengan menyampaikan hasil analisis.

V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Surveilans Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Program Kesling, DBD, Malaria, Kader Pembiayaan Bok
KLB kasus KLB Diare, ISPA, Gizi, Campak : - Melaporkan
2. Koordinasi dengan LP/LS Pelaksanaan PE dan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan 2. Promkes : Penyuluhan Penyakit mengarahkan
kegiatan penderita bila
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan ada kasus
kegiatan KLB
5. Membuat laporan hasil
2 Penyuluhan 1. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan 1. Program Kesling, DBD, Pembiayaan Bok
pencegahan dan pencegahan dan penyuluhan pengendalian Malaria, Diare, ISPA, Gizi, Kader
pengendalian penyakit menular Campak : Pelaksanaan PE - Melaporkan
penyakit menular 2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan dan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan dan pengendalian mengarahkan
kegiatan penyakit menular penderita bila
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan ada kasus
kegiatan KLB
5. Membuat laporan hasil

VI. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring surveilans kesehatan dilaksanakan secara berkala utnuk mendapatkan informasi atau mengukur
indicator kinerja kegiatan, disamping itu monitoring akan mengawal agar tahapan pencapaian tujuan kegiatan
sesuai target yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur hasil dari surveilans kesehatan yang telah dilaksanakan dalam periode
waktu tertentu.Perandan kontribusi surveilans kesehatan terhadap suatu perubahan dan hasil program.
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS POMALAA
Jl. Protokol No.1 Kel. Dawi-Dawi Kec. Pomalaa, Kab. Kolaka
Call Center : (0405)2401890 E-mail : puskesmaspomalaa123@gmail.com Kode Pos 93562

PROGRAM P2 TB PARU

I. Pendahuluan
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.Sebagian
kuman Tuberculosis menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.Oleh karena itu perlu diupayakan
Program penanggulangan danPemberantasan Penyakit Paru
Sejaktahun 1995 program Pemberantasan penyakit Tuberculosis Paru telah dilaksanakan dengan strategi DOTS
(Directhy Observed Treatment Short Course) yang direkomendasikan oleh WHO
Penanggulangan TB denganstrategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi,menurut Bank Dunia
strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling Cost efektif
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. Latar Belakang
Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab
kematian Nomor 3 dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi.
Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 399 penderita paru TB BTA Positif. Penderita penyakit
TB sebagian besar kelompok usia produktif,kelompok ekonomi lemah,dan berpendidikan rendah.
PadaTahun 2017 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa 32.622 jiwa,dari jumlah tersebut
diperkirakan suspek sebanyak1300 orang dan TB BTA Positif130 orang.Target pencapaian program TB paru
Puskesmas pomalaa adalah 70 % atau 91 orang .Pengobatan pasien TB BTA Positif tahun 2017sebanyak 43 orang.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Penemuan suspek belum mencapai target berdasarkan estimasi dari Dinas Kesehatan
2. Penemuan penderita TB Paru belum mencapai target
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB Paru

b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutus mata rantai penularan
sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan
2. Tujuan Khusus
- Tercapainya angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang
ditemukan
- Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap
c. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Penanganan Penderita 1. Penemuan kasus Suspek TB
TB dengan Strategi 2. Tatalaksana Kasus TB
Dots 3. Pemantauan kepatuhan Minum obat
(PMO) TB
4. Pemantauan kasus yang sedang
pengobatan TB
5. Penyuluhan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular TB Penderita dan
keluarga
d. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program TB Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 6. Menyusun rencana kegiatan penemuan suspek TB 3. Program Gizi : Bayi gizi buruk 1. Kader
Suspek TB 7. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Mengarahkan
8. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB penderita
kegiatan 4. Programer Survelens : Penemuan untuk
9. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus TB memeriksaka
10. Membuat laporan hasil 5. Promkes : Penyuluhan Penyakit n diri bilaada
TB gejala batuk

Tatalaksana Kasus 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus TB 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk 2. Kader
TB 2. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Menjadi
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB PMO
kegiatan 2. Programer Survelens : penderita TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penemuan kasus TB
5. Membuat laporan hasil 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
TB

Pemantauan 1. Menyusun rencana kegiatan PMO penderita TB 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk Kader
kepatuhan Minum 2. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Menjadi
obat (PMO) TB 3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB PMO
kegiatan 2. Programer Survelens : penderita TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penemuan kasus TB
5. Membuat laporan hasil 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
TB

Pemantauan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan pemantauan kasus 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk Kader
yang sedang yang sedang pengobatan TB yang ditangani kontak dengan - Menjadi
pengobatan TB 2. Koordinasi dengan lintas sector penderita TB PMO
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan 2. Programer Survelens : penderita TB
kegiatan Penemuan kasus TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
5. Membuat laporan hasil TB

Penyuluhan 6. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan 6. Promkes : Penyuluhan Penyakit


pencegahan dan pencegahan dan penyuluhan pengendalian TB
pengendalian penyakit menular Penderita TB dan keluarga
penyakit menular 7. Koordinasi dengan lintas sector
TB Penderita dan 8. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
keluarga kegiatan
9. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
10. Membuat laporan hasil
e. Sasaran
Penderita TB pada khususnya dan keluarga/masyarakat pada umumnya dimana dapat menyembuhkan sebesar 85 % dari semua
kasus yang diobati (target program)

f. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Ket
Pokok
1 Penemuan
kasus Suspek √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TB
2 Tatalaksana
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kasus TB
3 Pemantauan
kepatuhan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Minum obat
(PMO) TB
4 Pemantauan
kasus yang
sedang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengobatan
TB
5 Penyuluhan
√ √ √ √
pencegahan
dan
pengendalian
penyakit
menular TB
Penderita dan
keluarga

g. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program.Pemantauan dilaksanakan
secara berkala dan terus menerus,untuk dapat segera mendeteksi bila dan masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program, pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan
wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat.
Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan.Evaluasi dilakukan satu periode waktu
tertentu dan biasanya setiap 3 bulan hingga 1 tahun

h. Pencatatan dan Pelaporan


Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan pasien dan hasil pengobatan .Data untuk
program pengendalian TB diperoleh dari system pencatatan pelaporan TB.Pencatatan menggunakan formulir standar secara manual
didukung dengan system informasi secara elektronik,sedangkan pelaporan TB menggunakan system informasi elektronik.Penerapan
system informasi TB secara elektronik menggunakan Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) yang berbasis Web.
Sistem pencatatan dan pelaporan terdiri dari :
1. Daftar terduga TB ( TB 06)
2. Formulir permohonan Lab TB untuk pemeriksaan dahak ( TB 05 )
3. Kartu pengobatan pasien TB ( TB 01 )
4. KartiI dentitas pasien TB ( TB 02 )
5. Register TB fasilitas Kesehatan ( TB 03 faskes)
6. Formulir rujukan/pindah pasien (TB 09)
7. Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB Pindah (TB 10 )
8. Register Laboratorium TB (TB 04 )
KERANGKA ACUAN KEGIATAN IMUNISASI

I. PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di
maksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat di pengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat,terampil dan ahli,serta di
susun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang di dukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden) yaitu beban masalah penyakit menular
dan penyakit degeneratif . pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost efektif.Dengan imunisasi
penyakit cacar telah berhasil di basmi dan di Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit pada tahun 1974.
Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009,imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegitan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Millenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.

II. LATAR BELAKANG


telah di akui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan
kesehatan masyarakat. Salah satu upayah peningkatan kesehatan masyarakat adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi

Program imunisasi di Indonesia di Indonesia kemudian di perbaharui dan di kembangkan sejak tahun 1977 dengan tujuan memberikan
perlindungan terhadap 7 macam penyakit : TBC,Difteri,Pertusi,Tetanus,Campak,Polio dan Hepatitis B melalui antigen
BCG,DPT,POLIO,CAMPAK,HEPATITS dan TT.
Di Indonesia program imunisasi di atur oleh kementrian Kesehatan Republik Indonesia .Pemerintah bertanggung jawab menetapkan
sasaran jumlah penerima imunisasi,kelompok umur serta tata cara memberikan vaksin pada sasaran.Pelaksanaan program imunisasi di lakukan
oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan,kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi ( PD3I ).
B. Tujuan Khusus :
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap 80 % secara merata pada bayi di seluruh desa /
kelurahan pada tahun 2014.
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal ( Insiden di bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun ) pada
tahun 2013.
3. Global eradikasi polio pada tahun 2018.
4. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian penyakit MR ( Measles Rubella ) 2020
5. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis ( safety Injection practice and waste disposal
management )
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Penyelanggaraan Imunisasi di laksanakan oleh puskesmas
1. Fungsi dan peran puskesmas :
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan imunisasi di wilayah kerjanya.Korim dan
pendamping dalam pelaksanaan imunisasi.
2. Sarana dan prasarana
 Ruang imunisasi kira-kira 4 m X 5 m dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
 Alat tulis menulis.
 Buku KIA
 Vaksin.Spoit.Safety Box,Vaksien Carrier.
Idealnya kelengkapan sarana dan prasaran seperti tersebut di atas,namun apabila tidak ada ruangan khusus di manapun
tempatnya bias di laksnakan sesuai kesepakatan antara ibu bayi dan kader
V. TAHAPAN PELAKSANAAN IMUNISASI
 Pelaksanaan imunisasi mempesiapkan alat dan bahan
 Sosialisasi jadwal imunisasi kepada sasaran
VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kebutuhan dalam masyarakat pertemuan persiapan Bentuk Tim Sosialisasi Imunisasi Persiapan Pelaksanaan Imunisasi dan Pelapor
Monitoring Evaluasi
VII. SASARAN

Sasaran program dalam kegiatan ini adalah


1. Bayi ban Batita
2. WUS
3. Siswa SD Kelas I,II dan III
PROGRAM ISPA

I. Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insiden menurut kelompok umur balita
diperkirakan 0,29 per nak / tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak / tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156
juta episode baru didunia pertahun dimana 151 juta episode ( 96, 7 % ) terjadi di negara berkembang. Kasusu terbanyak terjadi di India ( 43 juta
), China ( 21 juta ) dan Pakistan ( 10 juta ) dan Banghladesh, Indonesia, Nigeria masing – masing 6 juta episode dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat. 7 – 13 % kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk pilek pada balita di Indonesia di perkirakan 2 – 3 kali
per tahun ( Rudan et al Bulletin WHO, 2008 ). ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di puskesmas ( 40 % - 60 % dan
rumah sakit ( 15 % - 30 % ) (Kemkes RI. Pedoman pengendalian ISPA ).
Pelaksanaan kegiatan program ISPA dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Hingga saat ini penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut khususnya Pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar pada bayi dan
balita. Masalah penyakit Pneumonia ini selain pada bayi dan balita juga menjadi masalah pada usia dewasa. Sesuai dengan tantangan tersebut
surveilance Pneumonia merupakan salah satu kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mengetahui besar masalah kejadian Pneumonia dan
kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya Influenza.Pada saat ini data Pneumonia balita diperoleh dari laporan surveilance terpadu
penyakit (STP).
Sentinel STP dan laporan rutin P2 ISPA, namun kenyataannya laporan tersebut tidak dapat kerjakan sesuai dengan yang diharapkan.
Mengantisipasi keadaan tersebut atas subdit ISPA mulai mengembangkan sistem surveilance Pneumonia untuk semua umur yang melekat pada
program sentinel surveilance Pneumonia.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapat gambaran epediomologi penyakit Pneumonia dan kewaspadaan pandemi Influenza serta perencanaan dan penentuan
kebijakan program P2 ISPA.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran kejadian Pneumonia dalam distribusi epediomologi menurut waktu, tempat dan orang diwilayah sentinel.
b. Diketahuinya jumlah kematian angka ratalitas kasus (CFR) Pneumonia 0 – 59 bulan ( balita ) dan ≥ 5 tahun.
c. Tersedianya data dan informasi faktor resiko untuk kewaspadaan adanya signal epidemiologi episenter pandemi Influenza.
d. Terpantaunya pelaksanaan program ISPA.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Tatalaksana penderita ISPA
2. Surveilance epidemiologi
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan ISPA
5. Penentuan dan eval
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
A. Cara Melaksanakan kegiatan
Kasus Pneumonia balita mengacu P4 pedoman tatalaksana Pneumonia balita pada kasus Pneumonia ≥ 5 tahun sesuai prosedur yang ada
di puskesmas.
B. Sasaran
Seluruh penduduk diwilayah puskesmas dan seluruh pasien yang berkunjung ke puskesmas.

Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksanaan Program ISPA Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Program Promkes : Bersama-
ISPA penderita ISPA sama dalam melaksanakan
2. Koordinasi dengan program terkait penyuluhan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan 2. Programer Kesling : memantau
kegiatan kondisi lingkungan penderita
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil
2 Tatalaksana 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana Programer Kesling : memantau
penderita ISPA penderita ISPA kondisi lingkungan penderita.
2. Koordinasi dengan program terkait
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan
kegiatan
5. Membuat laporan hasil
6. Jadwal Kegiatan
N Kegiatan Uraian Sasaran Target Waktu Pelaksanaan
o Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 ISPA/Pn Pencatata Pely, 12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
eumonia n dan Dalam bulan
Pelaporan gedung
(poli
umum,
MTBS)

7. Evaluasi Pelaksanaan Kegaiatan dan Pelaporan


Evaluasi dan pelaporan dilaksanakan pada saat akhir bulan

8. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap saat setelah selesai melakukan kegiatan dan setiap akhir bulan.
KERANGKA ACUAN DIARE
PUSKESMAS POMALAA
TAHUN 2018

I. Pendahuluan
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3x
dalam 24 jam.bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu disebut sebagai diare akut ,apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih maka
digolongkan pada diare kronik.diare merupakan masalah kesehatan yang penting diindonesia,menurut laporan nasional riset kesehatan dasar
Indonesia tahun 2007 dan badan penelitian pengembangan kesehatan RI frekuensi penyakit diare di Indonesia 9% nomor 2 setelah ISPA
25,5%,penyakit diare berkaitan langsung dengan tingkat pendidikan kesehatan masyarakat kemudian sanitasi lingkungan,penyediaan air
bersih dan tersedianya akses untuk pengobatan,bila tidak ditangani dengan tepat akan bisa memberikan komplikasi yang berat bahkan
kematian.
Pelaksanaan kegiatan program diare dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Diare merupakan tanda dan gejala penyakit umum di jumpai dan bila terjadi komplikasi secara umum dapat diobati sendiri oleh
penderita,namun bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas.
Di negara-negara berkembang atau dibenua asia,afrika,amerika latin.diare merupakan penyebab kematian tersering pada anak
diperkirakan 4-6 juta kematian setiap harinya selain menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi,diare juga menimbulkan beban
ekonomi yang besar,mengingat tingginya morbiditas,mortalitas dan biaya yang diakibatkan oleh diare maka diperlukan upaya penanganan
tepat dan cepat dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan untuk mengatasinya.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengendalikan dan memberantas penyakit diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Mengendalikan penyakit diare diwilayah kerja puskesmas pomalaa
b. Membina peran serta masyarakat melalui penuluhan sehingga dapat melakukan pencegahan diare dan tatalaksana diare dirumah
tangga.
c. Melaksanakan penyelidikan epidemioligi jika di temukan kasus diare dengan dehidrasi.

IV. Rincian Kegiatan


1. Usaha-usaha yang ditujukan pada reservoir,rantai penularan da penduduk yang beresiko
2. Melaksanakan pengobatan diare dan dehidrasi sesuai standart pelayanan kesehatan.

V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Diare Lintas Program Terkait Lintas Sektor Ket
Terkait
1. Penemuan 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan penderita 1. Programer Survelens : Kader
penderita Diare diare Penemuan penderita Diare - Mengarahkan
2. Koordinasi dengan program terkait 2. Promkes : Penyuluhan Penyakit penderita
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan Diare untuk
kegiatan memeriksaka
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan n diri bilaada
5. Membuat laporan hasil gejala
penderita
Diare.
2 Tatalaksana 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus TB 1. Programer Survelens : Bersama-
penderita Diare 2. Koordinasi dengan program terkait sama melakukan PE bila ada
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kasus KLB
kegiatan 2. Promkes : Penyuluhan Penyakit
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Diare
5. Membuat laporan hasil
3 Penyuluhan 1. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan 7. Promkes : Penyuluhan Penyakit
pencegahan dan pencegahan dan penyuluhan pengendalian penyakit Diare
pengendalian Diare
penyakit Diare 2. Koordinasi dengan program terkait
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil

A. Sasaran
Sasaran kegiatan adalah penduduk diwilayah kerja puskesmas pomalaa

VI. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jika terjadi kasus adalah peningkatan kasus KLB diwilayah kerja puskesmas Pomalaa.

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Dilaksanakan secara berkala setiap bulan dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten kota.

VIII. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi


Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi pelaksanaan program rutin dilakukan setiap bulan.
PROGRAM RABIES
I. PENDAHULUAN

Penyakit rabies biasanya dikenal dengan istilah awam penyakit anjing gila, penyakit ini dapat menyerang beberapa mamalia seperti

anjing, kucing, termasuk manusia. Virus rabies berbentuk peluru dengan komposisi RNA, lipid, karbohidrat, dan protein. Virus rabies

tergolong unik karena dapat berkembang pada berbagai macam spesies mamalia dan bersifat neurofilik (saraf).

Rabies dapat menular dari hewan ke hewan, dari manusia ke manusia, dan dari hewan ke manusia. Penularan dapat melalui gigitan

dan non gigitan (transplantasi, kontak dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa). Binatang dan manusia yang

terinfeksi rabies akan memberikan gejala yang cukup khas walaupun tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang dan dengan

teliti menggali riwayat gigitan atau kontak binatang.

Di Indonesia rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada

tahun 1894 di Jawa Barat. Angka kematian ini disebabkan karena tidak adanya obat untuk rabies, terlambatnya intervensi medis
menyebabkan angka kematian yang tinggi, dan jarang dilaksanakannya penanganan pertama dengan luka gigitan anjing dengan mencuci luka

dan sabun dengan air mengalir. Selain itu pada dua sampai dengan dua belas minggu pertama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun, hanya

menunjukkan gejala tidak khas seperti influenza biasa sehingga yang dibawa kerumah sakit sudah jatuh ke tahap penyakit yang lebih parah.

Pasien biasanya meninggal dua sampai sepuluh hari setelah menunjukkan gejala pertama. Sampai saat ini tidak ada obat yang dapat

menyembuhkan penyakit rabies.

WHO merekomendasikan prosedur profilaksis pasca-terpapar (P.E.P, post-exposure prophylaxis) ( setelah kontak melalui gigitan

maupun non gigitan). Prosedur ini terdiri dari pembersihan dan perawatan luka dan imunisasi aktif dengan vaksin (VAR)

Rabies adalah pebyakit yang dapat sepenuhnya dicegah. Gejala dengan hewan reservoir cukup khas sehingga hewan yang terinfeksi

dapat dimusnahkan dan hewan yang beresiko pun dapat dicegah melalui vaksinasise secara rutin.

Pelaksanaan kegiatan program Surveilans dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies


b) Mengetahui gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh penyakit virus rabies

2. Tujuan Khusus

Menurunkan angka kematian karena rabies

III. SASARAN

Masyarakat di wilayah kerja

IV. Kegiatan Pokok

1. Sosialisasi (refresing) penyakit rabies

2. Kerjasama lintas program (promkes dan surveilans)

3. Tatalaksana kasus

4. Pencatatan dan pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN

1. Melakukan sosialisasi (refresing) penyakit rabies ketenaga kesehatan (bidan, petugas, pustu)

2. Melakukan penyuluhan ke masyarakat tentang penyakit rabies bekerja sama dengan lintas program terkait surveilans dan promkes

3. Tatalaksana kasus (SOP tatalaksana kasus rabies)

4. Membuat pencatatan dan pelaporan program rutin

VI. JADWAL PELAKSANAAN


1. Sosialisasi (refresing) penyakit rabies dilaksanakan pada pertemuan lokakarya mini (lokmin) bulanan pada awal bulan januari.

2. Tata laksana kasus rabies dilakukan setiap hari bila ada kasus gigitan

3. Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan.


VII. EVALUASI

1. Media dan materi tersedia dan memadai

2. Ketepatan waktu pelaksanaan

3. Peran serta aktif masyarakat

4. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan


PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

1. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya
cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan
semakin lancar-nya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.Nyamuk aedes
aegypty banyak berkembang biak di tempat – tempat yang tergenang air sehingga penyakit DBD banyak terdapat di musim penghujan dan
daerah-daerah perkotaan dan pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD lebih
banyak terjadi pada anak usia sekolah,dan penyakit ini termasuk pe-nyakit menular melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang yang
sakit.
Pelaksanaan kegiatan DBD dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LATAR BELAKANG


Kasus DBD di kecamatan Pomalaa merupakan kasus yang endemis karena setiap tahun terjadi kasus DBD. Pada tahun 2014 terdapat 4
kasus DBD, pada tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 3 kasus DBD, dan pada tahun 2016 dari januari sampai desember terjadi peningkatan
sebanyak 6 kasus.
Penemuan dan penanganan kasus DBD di kecamatan Pomalaa sejalan dengan Standar Pelayanan Minimaal (SPM) tingkat puskesmas
dilaksanakan untuk menurunkan prevalensi kasus DBD.
III. TUJUAN KEGIATAN
1. Umum
Menurunkan prevalensi penyakit DBD di Kecamatan Pomalaa
2. Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD.
b. Mencegah terjadinya penularan kasus DBD.
c. Menentukan jenis tindakan penanggulangan kasus DBD.

IV. KEGIATAAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO K egiatan Pokok Rincian kegiataan

1 Penyelidikan Epidemiologi 1 .PE dilakukan dengan mengunjungi rumah


penderita sejauh 100 m
2. Membagikan bubuk abate yang berada di sekitar
rumah penderita
V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran

Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program DBD Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Program Kesling dan Kader Pembiayaan Bok
DBD kasus DBD surveilans: Pelaksanaan PE - Melaporkan
2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan dan dan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan penyakit DBD mengarahkan
kegiatan 3. LAB : Pemeriksaan spesimen penderita bila
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan darah pada susp. DBD ada kasus
kegiatan DBD
5. Membuat laporan hasil
2 Penyelidikan 1. Menyusun rencana kegiatan penyelidikan 1. Program Kesling dan Pembiayaan Bok
Epidemiologi pada kasus DBD surveilans: Pelaksanaan PE Kader
kasus DBD 2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan - Melaporkan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan dan pengendalian dan
kegiatan penyakit menular mengarahkan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan penderita bila
kegiatan ada kasus
5. Membuat laporan hasil DBD

A. Cara melaksanakan kegiatan


Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh 100 m dari rumah penderita dan memberikan bubuk Abate di rumah
penderita da sekitar rumah penderita.
B. Sasaran
1. Masyarakat
2. Rumah
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO Kegiatan Sasaran BULAN
Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyelidikan Masyarakat
Epidemiologi √ √ √
Pada Kasur
DBD

V11. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilaksanakan setelah melaksanakan PE dengan pelaporan hasil-hasil yang di capai pada bulan tersebut.
VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan kasus DBD dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan.
PROGRAM MALARIA

I. PENDAHULUAN

Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Infeksi malaria dapat
berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.
Pelaksanaan kegiatan Malaria dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LATAR BELAKANG


Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi penyakit endemis di beberapa daerah tropis dan subtropics dunia. Pada tahun
2006, terjadi 247 juta kasus malaria, 880.000 kasus meninggal dunia, terutama pada anak anak di Afrika (WHO 2009). Indonesia termasuk
Negara beresiko malaria, Pada tahun 2007didapatkan 1,75 juta kasus klinis malaria dan jumlah penderita positif malaria pada hasil
pemeriksaan mikroskopis adalah 311.000 kasus. Kejadian luar biasa ini terjadi di 8 provinsi, 13 kabupaten, 15 kecamatan, dan 30 desa di
Indonesia (Depkes 2008)
Malaria disebabkan oleh parasit intraseluler, protozoa plasmodium dan disebarkan melalui cucukan nyamuk Anopheles betina. Terdapat 4
tipe plasmodium sebagai penyebab malaria pada manusia , yakni P. falciparum, p Vivax, P. Malariae, P. ovale. P falciparum dan vivax
merupakan tipe yang paling umum dan P falciparum merupakan penyebab malaria yang paling mematikan (Nugroho dan Temewu Wagey.
2000).

III. TUJUAN

Tujuan Umum
Untuk mengendalikan penyakit serta vector malaria.
Tujuan Khusus
 Untuk menemukan dan mengendalikan penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas Pomalaa.
 Untuk membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan vector nyamuk.
 Untuk melaksanakan penyuluhan tentang penyakit malaria di masyarakat.
IV. KEGIATAN POKOK
1. Melaksanakan pengambilan darah untuk pemeriksaan lababoratorium pada penderita suspek malaria dan pengobatan pada semua
penderita malaria.
2. Memberantas vector malaria dengan cara melakukan Penyelidikan kasus Malaria.
3. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan tiap bulannya.

V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Malaria Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan kasus 1. Program Kesling dan surveilasn Kader Pembiayaan Bok
Malaria malaria : Pelaksaaan PE - Melaporkan
2. Koordinasi dengan LP/LS 2. LAB : Pengambilan spesimen dan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan darah susp. Malaria mengarahkan
kegiatan 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit penderita bila
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan Malaria ada kasus
kegiatan Malaria
5. Membuat laporan hasil
2 Penyelidikan 1. Menyusun rencana kegiatan penyelidikan 1. Program Kesling dan Pembiayaan Bok
Epidemiologi pada Epidemiologi pada kasus Malaria Surveilanas : Pelaksanaan PE Kader
kasus Malaria 2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan - Melaporkan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan dan pengendalian dan
kegiatan penyakit Malaria mengarahkan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan penderita bila
kegiatan ada kasus
5. Membuat laporan hasil KLB

VI. SASARAN
1. Semua penderita malaria klinis, baik akut maupun kronis
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Jadwal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penemuan kasus √ √
DBD

2 Penyelidikan
√ √
Epidemiologi KLB
Kasus Malaria

VIII. Evaluasi
Ada 2 Kasus Malaria yang terdeteksi

IX. CACATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Catatan pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap bulan.
PROGRAM P2 KUSTA
PUSKESMAS POMALAA TAHUN 2018
I. Pendahuluan
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah penyakit
kusta bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit
kusta pada umumnya terdapat di Negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan Negara itu dalam
memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, sosial ekonomi dari masyarakat.
Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu eliminasi kusta tahun 2000, sehingga penyakit
kusta tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada tahun 2000, namun berdasarkan
data yang dilaporkan, jumlah penderita baru, proporsi cacat tingkat 2 dan anak sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan
yang bermakna.
Pelaksanaan kegiatan program Kusta dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Beban penyakit kusta di Indonesia (31 Desember 2011) total penemuan kasus baru 19,672 (Rate: 8,2/100000) untuk Sulawesi
Tenggara kasus baru kusta sebanyak 1.338 (15,5 %). Jumlah angka penemuan penderita kusta di Kab. Kolaka tahun 2015 sebesar 34 %
di bandingkan tahun 2014 sebesar 29 %, mengalami peningkatan meskipun masih jauh dari target CDR > 70 %. Angka kesembuhan
sebesar 89,28 % target angka kesembuhan > 85 %.
III. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Memutuskan mata rantai penularan penderita Kusta di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan penemuan dan pengobatan penderita kusta
b. Mencegah terjadinya kecacatan (cacat TK.2) pada penderita kusta
c. Meningkatkan angka RFT pada pasien kusta yang diobati.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan kontak serumah Melakukan pemeriksaan kontak serumah
2. Pengambilan Obat Pengambilan obat di Dinkes, Gudang
Farmasi
3. Penjaringan di Sekolah Melakukan penjaringan di Sekolah Dasar
untuk semua kelas
4. Pencatatan dan pelaporan Melakukan pencatatan dan pelaporan
V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Diare Lintas Program Terkait Lintas Sektor Terkait Ket
1. Penemuan 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Programer Survelens : Kader : Pembiayaan
penderita Kusta penderita Kusta dengan pemeriksaan kontak Penemuan penderita Kusta - Mengarahkan BOK
serumah 2. Promkes : Penyuluhan Penyakit penderita untuk
2. Koordinasi dengan LP/LS Kusta memeriksakan diri
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan bilaada gejala
kegiatan penderita Kusta
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan
kegiatan
5. Membuat laporan hasil
2 Tatalaksana 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana 1. Programer Survelens : Kader : Pembiayaan
penderita Kusta penderita Kusta Penemuan penderita Kusta Menjadi PMO penderita BOK
2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan Penyakit kusta
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan Kusta
kegiatan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan
kegiatan
5. Membuat laporan hasil
3 Penyuluhan 1. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan Promkes : Penyuluhan Penyakit Pembiayaan
pencegahan dan pencegahan dan penyuluhan pengendalian Kusta BOK
pengendalian penyakit Kusta
penyakit Kusta 2. Koordinasi dengan LP/LS
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan
kegiatan
5. Membuat laporan hasil

VI. Sasaran
Semua anggota keluarga yang kontak erat dengan penderita. Jumlah anggota keluarga yang kontak erat dengan penderita kusta
minimal 10 orang.

VII. Jadwal Kegiatan


No Kegiatan Keterangan BULAN
Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemeriksaan √ √
kontak Dilaksanakan
serumah
2 Pengambilan Dilaksanakan √ √ √
obat
3 Penjaringan Belum √ √
di Sekolah dilaksanakan
4 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan Dilaksanakan
pelaporan

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pencatatan dan pelaporan kasus kusta dilaksankan setiap saat sesuai dengan buku Register suspek kusta. Buku Register PB Kusta,
Buku Register MB Kusta, Format skema pemberian Prednison, kartu penderita kusta dan lembar POD.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT FILARIASIS

I. Pendahuluan
Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.Penyakit ini disebabkan
oleh cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan kecacatan menetap.Secara tidak langsung,
penyakit yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas kerja penderita, beban keluarga dan
menimbulkan kerugian ekonomi bagi Negara yang tidak sedikit.
Terdapat tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori. Semua spesies tersebut
terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.Cacing tersebut hidup di kelenjar
dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis. Gejala
akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening (adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tapi dapat pula di
daerah lain. Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama di daerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan
menimbulkan gejala seperti kaki gajah (elephantiasis), dan hidrokel. Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kronis filariasis
yang dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914 kasus.
Pelaksanaan kegiatan Filariasis dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Lebih dari 14 ribu penderita kaki gajah di Indonesia menunjukkan gejala cacat tangan atau kaki yang membesar. Penderita kaki gajah
dapat mengalami stigma tersingkir dari lingkungannya dan menghadapi kesulitan sosial dan ekonomi yang berat bagi dirinya dan
keluarganya. Penelitian Ascorbat Gani tahun 2000 membuktikan adanya kerugian ekonomi yang sangat besar bagi keluarganya, baik karena
kehilangan waktu untuk bekerja maupun biaya pengobatannya yang mencapai setara dengan 17,8% dari seluruh pendapatan keluarga.Pada
tahun 2004 filariasis telah menginfeksi 120 juta penduduk di 83 negara di seluruh dunia, terutama Negara-negara di daerah tropis dan
beberapa daerah subtropis. Di Indonesia berdasarkan survey tahun 2000-2004 terdapat 8000 orang menderita klinis kronis filariasis
(elephantiasis) yang tersebar di seluruh propinsi. Secara epidemiologis data ini mengidentifikasikan lebih dari 60 juta penduduk Indonesia
berada di daerah yang resiko tinggi tertular filariasis dengan 6 juta penduduk di antaranya telah terinfeksiTujuan umum dan tujuan khusus.
Di Indonesia penyakit kaki gajah pertama kali ditemukan di Jakarta pada tahun 1889. Berdasarkan rapid mapping kasus klinis kronis
filariasis tahun 2000 wilayah Indonesia yang menempati ranking tertinggi kejadian filariasis adalah daerah istimewa Aceh dan provinsi Nusa
Tenggara Timur dengan jumlah kasus masing-masing 1908 dan 1706 kasus kronis. Menurut Barodji dkk (1990-1995) Wilayah Kabupaten
Flores Timur merupakandaerah endemis penyakit kaki gajah yang disebabkan pleh cacing Wuchereria bancrofti dan Brugia timori.
Selanjutnya oleh Partono dkk (1972) penyakit kaki gajah ditemukan di Sulawesi. Di Kalimantan oleh Soedomo dkk (1980) menyusul di
Sumatera oleh Suzuki dkk (1981). Sedangkan penyakit kaki gajah yang ditemukan di Sulawesi , Kalimantan dan Sumatera tersebut adalah
dari spesies Brugia malayi.
Upaya pemberantasan filariasis tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. Masyarakat juga harus ikut memberantas penyakit ini
secara aktif. Dengan mengetahui mekanisme penyebaran filariasis dan upaya pencegahan, pengobatan serta rehabilitasinya.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan obat anti filariasis (DEC dan Albendazole) kepada semua penduduk didaerah endemis filariasis.
2. Tujuan Khusus
a. Menghentikan perkembangan cacing filariasis.
b. Mencegah semua penduduk Dari penularan filariasis.
c. Melindungi anak anda tertular filariasis.
d. Mengobati cacingan.

IV. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan


1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sebelum kegiatan POMP dilakukan.
2. Melakukan pendataan sasaran dan masyarakat yag ditunda minum obat.
3. Memberikan informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan POMP.
4. Membagikan dan mangawasi orang minum obat.
5. Kader menandai kolom status minum obat pada buku pendaftaran penduduk dengan keterangan yang sesuai.
6. Kader mencatat, mengawasi dan melaporkan adanya kejadian reaksi pengobatan yang mungkin timbul kepada petugas kesehatan dan
langsung dilakukan terapi tindak lanjut oleh tenaga kesehatan.
7. Melaporkan hasil POMP filariasis dan sweeping dari data yang dimasukkan kedalam buku pendaftaran penduduk.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sebelum kegiatan POMP dilakukan.
2. Melakukan pendataan sasaran dan masyarakat yang ditunda minum obat.
3. Memberikan informasikan tentang waktu dan tempat pelaksanaan POMP.
VI. Sasaran
Seluruh penduduk diwilayah kerja Puskesmas Pomalaa.

VII. Jadwal Kegiatan


Nama Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tempat
1 Tatalaksana Puskes
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kasus kronis mas
2 Pemberian Sekolah
obat cacing dan

masal pada Posyan
anak usia dini du
3 Pendidikan/pe Puskes
nyuluhan √ mas
filariasis

VIII. Evaluasi, Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sekali saat lokmin bulanan dan laporan dikirim ke Dinkes kabupaten.
Pelaporan menggunakan format laporan yang telah disediakan, meliputi ;
1. Laporan bulanan ke Dinkes kabupaten sesuai format baku.
2. Laporan kinerja kegiatan program sebagai bahan monitoring, evaluasi kinerja Puskesmas.

IX. Catatan, Pelaporan Dan Evaluasi


Catatan pelaporan dan evaluasi dilaksanakan setiap bulan.
PROGRAM PENCEGAHAN PENGENDALIAN
PENYAKIT CAMPAK
I. Pendahuluan
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, dan
measles. Penyakit ini ditularkan melalui droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 8-13 hari.
Campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pad akulit
(rash). 1,7,8 dampak penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca
campak, sindrom radang otak pada anak diatas 10 tahun, dan tuberculosis paru menjadi lebih parah setelah saki tcampak berat.
Untuk itu perlu adanya penanganan khusus bila ada seseorang yang menderita penyakit campak agar tidak menimbulkan wabah.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan antara lain dengan imunisasi (rutin, crash, program, catch up dan bias), penyuluhan kesehatan
dan pencegahan kontak dengan penderita.
Pelaksanaan kegiatan Programer Campak dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LatarBelakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meski pun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun
yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada Negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa
Negara maju seperti Amerika Serikat. Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya penyerangan umur di bawah lima tahun (balita) akan tetap campak bias
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya
Imunisasi yang tepat pada waktnya dan penanganan sendini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.
III. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum :
 Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit campak sehingga menekan terjadinya KLB
2. Tujuan Khusus :
 Melakukan deteksi dini dan pengobatan tepat dalam rangka pemutusan rantai penularan
 Menurun angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit campak
 Penanggulangan KLB campak
IV. Cara Melakukan Kegiatan
1. Pelaporan kasus campak tiap bulannnya
2. Mencegah kontak dengan penderita
3. Penyelidikan Kasus campak
4. Penyuluhan perorang pada pasien yang terkena penyakit Campak.
V. Sasaran
1. Bayi dan balita di wilayah Puskesmas Pomalaa
2. Masyarakat di wiliyah Puskesmas Pomalaa
VI. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegiatan Lokasi Sasaran Tanggal Keterangan
Pelaksanaan
1 Pengambilan darah Puskesmas Bayi dan - Bulan 6
untuk Deteksi Dini Pomalaa Balita di - Bulan 8
Kasus Campak wilayah
Puskesmas
Pomalaa
2 Pengiriman Sampel Puskesmas Bayi dan - Bulan 6
darah Kasus Campak Pomalaa Balita di - Bulan 8
Ke dinas Kesehatan wilayah
Puskesmas
Pomalaa
3 Pelaporan campak Puskesmas DKK Setiap bulan
bulanan Pomalaa

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan penanganan kasus campak di BP, dari kasus yang terjadi di evaluasi bila ada peningkatan kasus baru atau
kematian campak pada suatu wilayah selama kurun waktu tiga minggu atau lebih berturut-turut, atau terjadinya peningkatan kasus baru
campak dua kali atau lebih dibandingkan dengan minggu yang sama pada periode waktu tahun sebelumnya.
Evaluasi oleh pelaksana (pemegang program campak) dilakukan setiap bulan hasil evaluasi dilaporkan ke Dinas Kesehatan tiap
bulan.
VIII. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan pelaporan di laksanakan di dalam Form W2 pengevaluasian di laksanakan setiap bulan dalam mini loka karya Puskesmas.
PROGRAM PENYAKIT HIV/AIDS DAN IMS

I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan
kehidupan sosial. Saat ini epidemi AIDS dunia sudah memasuki dekade ketiga, namun penyebaran infeksi terus berlangsung yang
menyebabkan negara kehilangan sumber daya dikarenakan masalah tersebut. Materi dasar dalam pelatihan konseling dan tes HIV akan
menggambarkan kebijakan Pemerintah RI dalam penanganan HIV dan membantu peserta memahami arti dari epidemiologi. Program HIV
AIDS dikelola pemerintah dan masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas
hidup orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,
partisipatif dan berkelanjutan. Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV
dan AIDS di seluruh Indonesia.
Infeksi Menular Seksual (IMS) di negara berkembang merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia
Tenggara terdapat hampir 50 juta IMS setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi HIV. IMS dalam
populasi merupakan faktor utama pendorong terjadinya pandemi HIV di negara berkembang. Proporsi infeksi baru HIV dalam populasi
IMS, lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan perilaku yang
menempatkan individu dalam resiko tertular HIV, seperti berganti-ganti pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten
menggunakan kondom. Pencegahab terhadap IMS akan melindungi diri tertular HIV.
Pelaksanaan kegiatan Program HIV/AIDS dan IMS dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai
puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas
hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial danekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu
dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah
maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksidan terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukandengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampakdan pengembangan lingkungan yang
kondusif.Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif darikelompok populasi kunci yaitu :
(1) Orang-orang berisiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak
steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadappenularan HIV, seperti buruh
migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHAadalah orang yang sudah terinfeksi HIV.Epidemi HIV merupakan masalah
dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007 jumlah ODHA di seluruh dunia diperkirakan sudah
mencapai 33.2 juta (30.6–36.1 juta). Setiap hari, lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal karena AIDS, yang
disebabkan terutama kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV.Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan
AIDS di indonesia telah memasuki epidemiterkonsentrasi. Berdasarkan hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada populasi
kunci tahun 2007 dan 2011 (Kemenkes, 2007 dan 2011) menunjukkan bahwa pravalensi HIV pada pengguna napza suntik (penasun) turun
dari 52,4% pada tahun 2007 menjadi 42,4% tahun 2011. Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks langsung (WPSL) dan wanita
pekerja seks tidak langsung (WPSTL) tampak stabil atau sedikit berkurang, dari 24,3% menjadi 23,2% (waria), dari 9,8% menjadi
9,3%(WPSL), dan 4% menjadi 3% menjadi 3,1% (WPSTL). Namun demikian, meningkatnya prevalensi HIV pada lelaki yang seks
dengan lelaki (LSL) dari 5,3% menjadi 12,4% dan klieng WPS dari 0,1% menjadi 0,7% meningkatkan kekhawatiran. Model matematik
dari epidemi HIV di Indonesia (Asian Epidemic Model) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang
meningkat pesat sampai dengan tahun 2016 jika tidak dilakukan percepatan upaya pencegahan dan pengobatan.Dalam menghadapi
epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh,
terpadu dan terkoordinasi,untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Pomalaa sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Pomalaa ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS dengan mengadakan kegiatan berupaklinik VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV/AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi
dankelompok yang rentan tertular HIV/AIDS yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS
ini.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas Pomalaa adalah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS di
masyarakat.
2. Tujuan khusus
Program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas Pomalaa adalah;
- Menemukan kasus baru penderita HIV/AIDS dan IMS
- Mencegah penularan HIV/AIDS dan IMS
- Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV tentang HIV/ AIDS dan Penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS).
IV. JENIS KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP:
 Melakukan Test HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (PITC) pasien yang berkunjung di pelayanan klinis Puskesmas Pomalaa.
 Melakukan Konseling dan Test HIV sukarela (VCT) maupun konseling IMS baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung
Puskesmas Pomalaa
 Pemeriksaan diagnosis HIV dan IMS
 Memberikan pengobatan pada pasien dengan IMS
 Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP dan pendamping (atas izin pasien)

2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM:


 Pelaksanaan kegiatan berupa sosialisasi dan penyuluhan ditempat Lokalisasi pada kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV
tentang masalah HIV/AIDS.

X. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Malaria Lintas Program Terkait Lintas Sektor Terkait Ket
1. Sosialisasi dan 1. Menyusun rencana kegiatan 1. Program Kesling : Kader Pembiayaan Bok
Penyuluhan Sosialisasi dan Penyuluhan HIV/AIDS Pemantauan lingkungan - Melaporkan dan
HIV/AIDS di di tempat lokalisasi di lokalisasi mengarahkanpend
tempat lokalisasi 2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan erita bila ada
3. Menentukan tempat dan waktu Penyakit HIV/AIDS dan gejala HIV/AIDS
pelaksanaan kegiatan IMS dan IMS
4. Menyiapkan dokumen untuk
pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil
2 Pelayanan VCT 1.Menyusun rencana kegiatan Pelayanan 1 KIA dan LAB : Pemeriksaan Pembiayaan Bok
HIV/AIDS pada VCT HIV/AIDS pada ibu hamil HIV/AIDS pada ibu hamil Kader
ibu hamil 2.Koordinasi dengan LP 2 Promkes : Penyuluhan - Melaporkan dan
3.Menentukan tempat dan waktu pencegahan dan mengarahkanpend
pelaksanaan kegiatan pengendalian penyakit erita bila ada
4.Menyiapkan dokumen untuk HIV/AIDS dan IMS gejala HIV/AIDS
pelaksanaan dan IMS
kegiatan
5.Membuat laporan hasil
3 Pelayanan VCT 1.Menyusun rencana kegiatan Pelayanan 1 KIA dan LAB : Pemeriksaan Pembiayaan Bok
HIV/AIDS pada VCT HIV/AIDS pada pasien Positif TB HIV/AIDS pada pasien Kader
pasien TB Positif 2.Koordinasi dengan LP Positif TB - Melaporkan dan
3.Menentukan tempat dan waktu 2 Promkes : Penyuluhan mengarahkanpend
pelaksanaan kegiatan pencegahan dan erita Positif TB
4.Menyiapkan dokumen untuk pengendalian penyakit untuk
pelaksanaan HIV/AIDS pada pasien pemeriksaan
kegiatan Positif TB HIV/AIDS dan
5.Membuat laporan hasil IMS
V. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada
 Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV/AIDS dan penyakit Infeksi Menular seksual (IMS),
yaitu wanita penjaja seks (WPS),Lelaki Beresiko Tinggi (LBT), pengguna nafza suntik, waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi
 Klien yang berkunjung ke Puskesmas Pomalaa yang menunjukan adanya gejala IMS dan Infeksi Opportunistik (IO) HIV/AIDS
 Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas Pomalaa maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lain
 Pasien TB paru
2. Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP untuk mendapatakan terapi ARV sebesar 100%
3. Sosialisasi dan Penyuluhan HIV/AIDS dan IMS ditempat Lokalisasi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun.
4. Laporan program HIV/AIDS dan IMS setiap bulan pada tanggal 5

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Konseling dan Test
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengambilan Darah
Merujuk pasien ke layanan
2
PDP bila ada kasus
Sosialisasi dan Penyuluhan
3 √
ditempat lokalisasi.
4 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali untuk melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
 Kegiatan program pada penyelenggaraan UKP akan dicatat pada format pencatatan harian kemudian akan direkap pada akhir
bulan
 Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan pada notulen kegiatan BOK.
2. PELAPORAN
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan akan dilaporkan kepada kepala Puskesmas dan kemudian akan
diserahkan ke Dinas Kesehatan Kab.Kolaka.

3. EVALUASI KEGIATAN
1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali.
2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 3 bulan sekali.
PROGRAM KESEHATAN JIWA

I. Pendahuluan
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi
sehat ini berlaku bagi perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor yang saling berinteraksi yaitu lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi
mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa nyaman bersama dengan orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental)
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.
Pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien,
sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah pasien diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi,
serta diselesaikan.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa sebagai bagian dari derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa.
b. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa.
b. Terlaksananya tatalaksana program kesehatan jiwa.
c. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga dapat
dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Melakukan anmnesa.
2. Mengukur tekanan darah.
3. Melakukan konseling dan edukasi pada penderita dan keluarga pasien.
4. Pencatatan dan pelaporan.

V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran

Lintas Program
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Lintas Sektor Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan penderita Obat : Penemuan Kader, Bidan desa, Aparat
penderita gangguan jiwa. kasus penderita pemerintah setempat, Polsek
jiwa 2. Koordinasi dengan lintas sector gangguan jiwa setempat :
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan dan konseling - Bekerjasama dalam
kegiatan pemberian obat pendataan dan penemuan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus gangguan jiwa sedini
5. Membuat laporan hasil mungkin

2 Tatalaksana Kasus 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus Obat : Penemuan Kader, Bidan desa, Aparat
gangguan jiwa penderita gangguan jiwa kasus penderita pemerintah setempat, Polsek
2. Koordinasi dengan lintas sektor gangguan jiwa setempat :
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan dan konseling - Bekerjasama dalam
kegiatan pemberian obat pendataan dan penemuan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus gangguan jiwa sedini
5. Membuat laporan hasil mungkin
3 Pemantauan 1. Menyusun rencana kegiatan PMO penderita Obat : Pemantauan Kader
kepatuhan Minum gangguan jiwa kepatuahan - Menjdi PMO penderita
obat (PMO) 2. Koordinasi dengan lintas sector minum obat gangguan jiwa berat
Psikotropika 3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita
kegiatan gangguan jiwa
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil

VI. Sasaran
1. Sasaran Langsung
Pasien dengan gangguan jiwa yang telah terdiagnosis
2. Sasaran Tidak Langsung
a. Keluarga penderita
b. Masyarakat lingkungan
c. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan jiwa
VII. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Uraian Sasaran Target Waktu Pelaksanaan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kes. Kunjungan Desa/Kel 8 Desa √ √
Jiwa rumah / dan 4
tindak Keluraha
lanjut n
pengobatan

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilaksanakan pada saat kunjungan rumah berikutnya dan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan,dengan pelaporan
hasil-hasil yang di capai pada bulan tersebut.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap saat setelah selesai melakukan kegiatan dan setiap akhir bulan.
PROGRAM INDERA

I. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, karena 83% informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan sedangkan melalui pendengaran 11%,
penciuman 3,5%, peraba 1,5% dan pengecap 1,0%.
Pelaksanaan kegiatan program indra dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. Latar Belakang


Dari hasil survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran yang dilakukan di 8 (delapan) Provinsi menunjukkan bahwa
prevalensi kebutaan di Indonesia 1,5%. Menurut WHO prevalensi kebutaan yang melebihi 1 % bukan hanya masalah medis saja tetapi
sudah merupakan masalah sosial yang perlu ditangani secara lintas program dan lintas sektor. Penyebab utama kebutaan adalah katarak
(0,78%), glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).

III. Tujuan kegiatan


1. Tujuan Umum
b. Meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran guna mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas.
c. Menurunkan angka gangguan kebutaan dan penglihatan
d. Menurunkan angka gangguan pendengaran
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya upaya pelayanan kesehatan indera penglihatan
b. Tersedianya sistem informasi dan komunikasi timbal-balik terpadu dalam upaya kesehatan indera penglihatan.
c. Tersedianya sumber dana yang memadai
d. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan indra
e. Meningkatnya sumber daya manusia di bidang kesehatan indra

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan mata pada anak - Pemeriksaan visus
sekolah

2. - Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan penglihatan
dan pendengaran

3.
Pemberian vitamin A pada anak
balita - Pemberian vitamin A pada anak balita

V. Cara melaksanakan kegiatan


1. Cara melaksanakan kegiatan
a. Mengunjungi sekolah SD untuk memeriksa visus pada anak sekolah dam memberi penyuluhan indera penglihatan dan
pendengaran
b. Kerja sama dengan program gizi dalam pemberian vitamin A pada anak balita di posyandu

Lintas Program
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Lintas Sektor Terkait
Terkait

1 Penemuan penderita 2. Menyusun rencana kegiatan penemuan penderita Prog. Gizi : Bersama- Kader: Mengarahakan
mata mata sama dalam penderita mata untuk berobat
3. Koordinasi dengan LP/LS pemberian vit A ke Puskesmas
4. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Promkes : Sekolah : Mengarahakan
5. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penyuluhan penderita mata (siswa) untuk
6. Membuat laporan hasil penyakit mata berobat ke Puskesmas

2 Tatalaksana penderita 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus penderita Gizi : Penemuan Kader: Mengarahakan
mata mata penderita mata penderita mata untuk berobat
2. Koordinasi dengan lintas sektor dan pembagian ke Puskesmas
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Vit A Sekolah : Mengarahakan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan penderita mata (siswa) untuk
5. Membuat laporan hasil berobat ke Puskesmas
VI. Sasaran
Semua masyarakat puskesmas Pomalaa ,Anak sekolah dan semua pengunjung puskesmas Pomalaa

VII. Jadwal Kegiatan


Kegiatan BULAN
No. Sasaran
Pokok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pemeriksaa Anak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n mata sekolah
pada anak SD
sekolah

2. Penyuluha Anak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n indera sekolah
penglihatan SD
dan
pendengara
n

3. Pemberian Anak √ √
vitamin A balita
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yg dicapai pada bulan tersebut.
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan kesehatan indra dilakasanakan setiap selesai melaksanakan kegiatan dan setiap akhir bulan.
PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PERKESMAS)

I. PENDAHULUAN
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,serta mengutamakan pelayanan promotif,preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaiakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,ditujukan kepada individu ,keluarga
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh,melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam usaha kesehatannya.

II. LATAR BELAKANG


Prioritas sasaran perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang berpenghasilan rendah.keluarga rawan adalah keluarga yang rentan
terhadap masalah kesehatan terutama keluarga yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui (termasuk balitanya),usia lanjut,penderita penyakit
kronis baik menular maupun tidak menular.Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat meliputi kegiatan didalam maupun diluar gedung
puskesmas baik upaya kesehatan perorangan(UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat(UKM).Jumlah KK yang dibina tahun 2015
pencapainnya sebanyak 33 KK dari target sasaran 50 KK sehingga persentase pencapaian kegiatan sebanyak 66 % serta belum memenuhi target.

III. TUJUAN
Masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat

IV. KEGIATAN POKOK


Pelayanan keperawatan terhadap keluarga rawan kesehatan yang membutuhkan tindak lanjut keperawatan,atau yang belum memanfaatkan
fasilitas pelayanan,serta penderita yang berobat jalan atau rawat inap.
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Melalui pembinaan keluarga,pasien dan lingkungannya
F.SASARAN
Individu,keluarga,masyarakat,dan kelompok-kelompok khusus

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Sesuai dengan rencana kerja dan jadwal yang telah ditentukan dengan penerapan proses keperawatan bagi masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi kegiatan meliputi pencatatan dan pelaporan hasil capaian program sesuai dengan target yang ditentukan

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Sesuai dengan format pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas Pomalaa
KERANGKA ACUAN
POSYANDU LANSIA

I. PENDAHULUAN

Dengan meningkatnya pelayanaan kesehatan usia lanjut di posyanndu diharapkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap lansia akan terwujud.
Upaya peningkatan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk menjaga agar para usia lanjut berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi, ketrampilan, usia, dan kondisi fisik dari usila, sehingga para usia lanjut tetap dapat hidup sehat, mandiri, dan produktif.
secara social, ekonomi, serta dapat memanfaatkan posyandu di wilayahnya secara optimal.
Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LATAR BELAKANG


Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah
memperhatikan kelangsungan perkembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai bentuk pengembangan di usia muda, seperti
peningkatan mutu pendidikan, pengembangan pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu saja
menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas generasi selanjutnya.
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia memiliki peran yang berarti bagi asyarakat. Lansia
memiliki peranan moral yang lebih bagus untuk generasi dibawahnya . Lansia memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara alami,
manusia akan cenderung memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru
mempengaruhi kita untuk membina moral anak-anak.
Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan, integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan
menimbulkan ketimpangan dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan(Latifah, 2010). Jika ini terjadi maka
keadaan masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas.
Banyak contoh yang terjadi di masyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang beradab sehingga secaratidak
langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah
23 juta orang, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkan pelayanan bagi lansia melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan di tingkat
masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah Rumah
Sakit. Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya
dan pada lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat.

Nama Kegiatan
Pembinaan Posyandu lnsia

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan angka harapan hidup usia lanjut

B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut.
3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia.

IV. SASARAN POSYANDU LANSIA


1. Pra lansia umur 45- 59 tahun
2. Lansia umur ≥ 60 tahun

V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO Pelayanan Sasaran BULAN


Kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posyandu lansia
Di Desa

1 Desa Oko-Oko Pra √ √ √ √


lansia/Lansi
a

√ √ √
2 Desa Tambea Pra
lansia/Lansi
a
3 Kelurahan Pra √ √ √
Dawi-Dawi lansia/Lansi
a

4 Desa Pesauha Pra √ √ √


lansia/Lansi
a

5 Desa Huko- Pra √ √ √


Huko lansia/Lansi
a

VI. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Lansia Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Posyandu lansia 1. - posyandu
Menyusun rencana kegiatan Perkesmas : Bersama-sama Kader Pembiayaan
lansia melaksanakan - Mengarahkan BOK
2. Koordinasi dengan LS/LP kunjungna Lansia untuk
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan rumah rutin ke
kegiatan - Posbidu: Pelayanan Posyandu
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan Posyandu
kegiatan Lansia
5. Membuat laporan hasil - Promkes : Penyuluhan
2 Tatalaksana 1. - tatalaksana
Menyusun rencana kegiatan Perkesmas : Bersama-sama Kader Pembiayaan
pembinaan Lansia pembin restiaan Lansia melaksanakan - Mengarahkan BOK
resti 2. Koordinasi dengan LP/LS kunjungna Lansia untuk
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan rumah rutin ke
kegiatan - Posbidu: Pelayanan Posyandu
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan Posyandu
kegiatan Lansia
5. Membuat laporan hasil - Promkes : Penyuluhan

VI. PEMBIAYAAN
BOK
VII. PERALATAN
Peralatan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung agar dapat berjalan lancar, sehingga pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia berjalan sesuai dengan harapan.
Peralatan meliputi :
1) Tensi meter
2) Pengukur TB
3) Timbangan injak
4) Obat-obatan

VIII . KELUARAN
1. Lansia di wilayah Puskesmas Pomalaa mendapat pelayanan sedini mungkin untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktifitas.
2. Cakupan Puskesmas Pomalaa bisa mencapai target yang lebih bagus.
PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA
PUSKESMAS POMALAA

I. PENDAHULUAN
Sehat merupakan kebutuhan semua orang. Dengan sehat padat menyelesaikan tugasdengan baik, banyak cara untuk mendapatkan
kesehatan salah satunya dengan berolahraga. Berolahraga merupakan salah satu yang harus dilaksanakan jika seseorang ingin sehat, namun
masih banyak yang belum mengetahui cara berolahraga yang baik dan bagaimana memilih olahraga yang baik. Dalam melakukan olahraga
yang baik harus terencana sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
Program latihan setiap golongan umur tentunya berbeda beda disesuaikan dengan kemampuan fisik dan tujuan mereka berolahraga.

Kesehatan Olahraga sudah mulai dikenal didalam masyarakat dan telah menjadi salah satu gaya hidup mereka untuk menjaga
kesehatan bahkan untuk menyembuhkan sebuah penyakit yang sudah lama dirasakan dengan program yang terencana.

Kesehatan menurut Wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkingkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai suatu fisik mental dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.

WHO tahun 1986, dalam piagam Ottawa kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup kesehatan.
Konsep positif menekan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik. Menurut undang-undang no.9 tahun 1960 tentang pokok-
pokok kesehatan Bab 1 pasal 2 disebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, mental, sosial dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. berdasarkan definisi dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa
kesehatan adalah segala permasalahan mengenai faktor manusia secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi kualitas
sehat manusia itu.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan olahraga dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.

II. LATAR BELAKANG

Dari hasil pemantauan program pengendalian penyakit tidak menular diposbindu di 4 posbindu maka didaptkan ± 80% masyarakat umur
19-45 tahun mengalami kelebihan berat badan akibat kurang aktivitas fisik dan pola makan yang salah. Berdasarkan hasil pendataan PHBS
yang dilakukan oleh petugas promosi, indikator melakukan aktivitas fisik masih belum mencapai target ( hasil 80% dari target 100%).
Olehnya itu dianggap perlu program pengembangan kesehatan olahraga untuk bersinergi dengan program pengendalian penyakit tidak
menular dan promosi kesehatan agar upaya kesehatan masyarakat dapat tercapai.

III. TUJUAN KEGIATAN

1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan

2. Khusus
a. Meningkatkan kemampuan fisik, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental
b. Menunda proses penuaan
c. Mengurangi stress
d. Meningkatkan daya tahan tubuh
e. Membakar lemak
IV. KEGIATAN POKOK DAN RICIAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Senam - Pelaksanaan senam dikel. Senam
Lansia
2 Penyuluhan
- Pelaksanaan Senam dikel. Senam staf
Puskesmas

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Cara Melaksanakan Kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan senam dilakukan melalui kunjungan di Desa di sekitar wilayah kerja Puskesmas Pomalaa.
- Menjadi Instuktur senam

B. Sasaran
No Sasaran Jumlah
1 Lansia 6 Desa
2 . Staf Puskesmas Pomalaa 1 Kelompok

C. Rincian kegiatan, sasaran khusus, Cara melaksanakan kegiatan


JADWAL KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
TAHUN 2018

No Kegiatan Pokok Sasaran Bulan


. 1 2 3 4 5 6
1 Senam
a. Pelaksanaan Senam lansia di Lansia v v v v v v
kel.Dawi-dawi
b. Pelaksanaan Senam di Staf v v v v v v
Puskesmas Puskesmas

c. Pelaksanaan senam Posbindu Masyarakat v v v v v V


di kel. Dawi-dawi

2 Penyuluhan

posbindu senam di kel.dawi-


a. Penyuluhan Lansia v v V v v V
dawi

VI. Evaluasi
- Target tahunan
a. 12 Desa
b. Pencapaian sampai bulan Juni 6 Desa
- Masalah
Selisih antara target dan pencapaian 6 Desa
- Rencana tindak lanjut
Melaksanakan sisa target dibulan Juli sampai bulan Desember, sehingga pencapaian di bulan Desember 100%.

VII. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dan pelaporan program kesehatan olahraga dilaksanakan setiap bulan.
KESEHATAN KERJA

A. Pendahuluan
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif,terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
a. Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyrakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal.
b. Upaya Kesehatan Kerja di Rumah Sakit menyangkut tenaga kerja, metode/cara kerja, alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.
Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
c. Konsep dasar dari Upaya Kesehatan Kerja ini adalah: identifikasi permasalahan, Evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
d. Pekerja Puskesmas adalah:
1. Tenaga Medis: Dokter, Perawat, Bidan
2. Tenaga Non Medis: Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Apoteker, Ahli Gizi, Analis Kesehatan, Tenaga administrasi.

Pelaksanaan kegiatan program kesehatan kerja dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
B. Latar Belakang
Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbatas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku
bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dines Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab dalam menyeleggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Menurut International Labour
Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja
(PAHK). Dari 250 juta kecelakaa, 3000,000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta
PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
masyarakat pekerja diwilayah kerja puskesmas dengan tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga
terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja. Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja disektor
kesehatan antara lain masyarakat pekerja dipuskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboratorium kesehatan, Pos upaya kesehatan kerja (Pos
UKK), jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyrakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga
swadaya masyarakat. Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja dipuskesmas, secara umum kita dapat melihat langkah-langkah yang dapat
diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
memperhatikan aspek indikator yang dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan
kesehatan puskesmasdan rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui
peran serta aktif masyarakat khususnya masyarakat pekerja.

C. TUJUAN
a) Tujuan Umum :
Ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehtan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan, sehingga menjadi pekerja sehat, selamat, produktif dan sejahtera.
b) TUjuan khusus :
1. Memberi bantuan kepada tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan.
4. Memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi.
5.
D. TATA PENYELENGGARAAN
1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan
puskesmas dan rujukan.
2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD.
E. LINGKUP KEGIATAN
Petugas program kesehatan pekerja membuat rencana upaya pengendalian untuk memperbaiki kondisi kerja di Puskesmas diantaranya :
1. Rancang ulang proses dan prosedur kerja;
2. Mengurangi intensitas bahaya;
3. Melindungi atau menyeleksi pekerja terhadap bahaya;
4. Membuat sistem ventilasi untuk membuang atau mengencerkan racun diudara;
5. Menyesuaikan tempat kerja;
6. Mengetur waktu kerja dan istirahat atau rotasi kerja untuk mengurangi pemajanan pekerja;
7. Menyediakan alat perlindungan diri;
8. Mendidik dan melatih pekerja dan menajemen mengenai bahaya tertular penyakit, dan terjadi kecelakan ditempat kerja;
9. Memasang label dan kalimat peringatan dalam menangani bahas secara selamat;
10. Memelihara catatan pengukuran data lingkungan secara cermat supaya mudah dicari jika diperlukan; dan
11. sMembuat laporan bulanan maupun tahunan guna mendukung data.

F. KELUARAN
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Pekerja sakit yang dilayani
2 Kasus penyakit umum pada pekerja
3 Kasus diduga penyakit akibat kerja
4 Kasus penyakit akibat kerja pada pekerja
5 Kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja
6 Jumlah Pos UKK yang dibina :
a. Masyarakat Nelayan
b. Masyarakat pekerja sektor informal
lainnya
c. Masyarakat petani
7 Presentasi (%) petugas puskesmas yang
menggunakan APD ( masker dan atau
handskun sesuai standar)
G. JADWAL PELAKSANAAN
No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemeriksaan √ √
Tempat Kerja
dan Pekerja
2. Pembinaan dan √ √
Pemantauan
Tempat kerja

H. PENCATATAN DAN PELAPORAN

I. PENUTUP
Evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas dengan melihat hasil evaluasi kegiatan, Suatu program akan dinilai berhasil jika dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang tepat dan sesuai dengan tata nilai yang ada dalam masing-masing program.
PROGRAM KESEHATAN HAJI

I. Pendahuluan
Haji merupakan rukun iman kelima yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat istitho’ah sekali seumur
hidupnya. Istitho’ah adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh calon Jemaah haji seperti memiliki kesehatan lahir dan batin,
mempunyai biaya yang cukup baik untuk membayar ONH ( Ongkos Naik Haji ) atau BPIH ( Biaya Pendaftaran Ibadah Haji ), dirinya
maupun keluarga yang ditinggalkan, tidak terhalang atau mendapat izin untuk perjalanan haji
Bagi setiap muslim termasuk di indonesia, Ibadah haji memiliki makna yang sangat penting. Sebagaimana yang diamanantkan dalam
undang- undang nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
haji agar Jemaah haji dapat menunaikan ibadah haji dengan baik sesuai ketentuan ajaran islam .
Banyak komponen dalam penyelenggaraan ibadah Haji. Komponen tersebut dimulai dari pendaftaran, transportasi , akomodasi,
keamanan, catering dan kesehatan. Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah Haji. Dengan kondisi kesehatan yang memadai yang
memadai diharapkan Jemaah haji dapat melaksanakan prossesi ritual ibaah dengan maksimal. Penyelenggaraan kesehatan haji ini
bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah haji pada bidang kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan program kesehatan jemaah haji dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai
puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Haji dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. Latar Belakang

Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum berangkat, menjaga
Jemaah haji dalam kondisi sehat selama ibadah sampai ketanah air, serta mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin
terbawa keluar atau masuk oleh Jemaah haji.
Upayah pertama yang perlu di tempuh adalah pemeriksaan kesehatan Jemaah haji, pemeriksaan kesehatan haji merupakan upayah
identifikasi status kesehatan yang perlu dilakukan sebagai landasan karakteristik, prediksi dan penentuan cara eliminasi factor resiko
kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis- jenis pemeriksaan perlu ditata laksana secara holistic. Pedoman teknis pemeriksaan
kesehatan Jemaah haji selanjutnya digunakan sebagai acuan dan standar dalam penyelenggaraan pemeriksaan Jemaah haji sebelum
keberangkatan.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemelihara kesehatan haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan
etika, moral, keilmuan dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar
pembinaan dan perlindungan kesehatan Jemaah haji di Indonesia dan pengelolah kesehatan haji Arab Saudi.
2. Tujuan Khusus
a) Terciptanya identifikasi status kesehatan Jemaah haji
b) Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upayah perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan
perlindungan Jemaah haji
c) Terwujudnya percatatan data status kesehatan dan faktor resiko Jemaah haji sacara benar
d) Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan baik kesehatan (istitho’ah) Jemaah haji
e) Terciptanya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada
masyarakat Internasional atau Indonesia

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Amnesia
2. Pemeriksaan Fisik ( dokter )
3. Pemeriksaan penunjang medis dan penetapan diagnosis Jemaah haji ( dokter )
4. Pencatatan dan pelaporan

V. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran


Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Kesehatan Jemaah Haji Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Pelayanan dan 1. Menyusun rencana-kegiatan pelaksanaan LAB : Pemeriksaan HB, - DEPAG :
manasik kesehatan pelayanan dan manasik kesehatan jemaah GDS, Golongan Pendaftaran
jemaah haji haji Darah, Plano test dan
2. Koordinasi dengan LS/LP- Rumah Sakit : Merujuk pelunasan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pasien umur 40 tahun ke biaya calon
kegiatan atas untuk MCU lengkap jemaah haji
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan calon jemaah haji
kegiatan
5. Membuat laporan hasil

VI. Sasaran
1. Petugas pemeriksaan kesehatan haji
2. Pengelola program kesehatan haji
3. Instalasi pemerintah disemua jenjang administrasi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan haji
4. Organisasi profesi terkait penyelenggaraan haji
5. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Terkait penyelenggaraan haji
VII. Evaluasi
Pelaksanaan kesehatan haji dan puskesmas dengan baik dan lancar

VIII. Pencatatan Dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan dibuat dalam bentuk format bantu yang disimpan ke dalam buku kesehatan Jemaah haji yang
dikirimkan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk diimput ke dalam system komputerisasi kesehatan haji terpadu yang menjadi
laporan tahunan.
PELAYANAN POSBINDU PTM

A. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun
1995 menjadi 59,5 % pada tahun 2007 ( Riskesdas 2007 ).

B. LATAR BELAKANG
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk
dunia usaha. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan
ketrampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri
berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Dalam menentukan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai
kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan sejak awal. Potensi dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan maksimal, sehingga solusi masalah
lebih efektif dan dapat menjamin kesinambungan kegiatan
Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman
PTM melalui Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan
berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan Posbindu PTM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko penyakit tidak menular

2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan PTM secara efektif dan efisien
b. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat
c. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pembinaan pelayanan posbindu PTM meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut ;
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas
fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah.
3. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali.
4. Kegiatan konseling dan penyuluhan
5. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama
6. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon
cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Kesepakatan menyelenggarakan Posbindu PTM.
2. Menetapkan kader dan pembagian peran, fungsinya sebagai tenaga pelaksana Posbindu PTM.
3. Menetapkan jadwal pelaksanaan Posbindu PTM.
4. Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan.
5. Melengkapi sarana dan prasarana.
6. Melaksanakan kegiatan pembinaan Posbindu PTM

F. SASARAN
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan Posbindu PTM dapat diselenggarakan dalam 5 kali Setahun, bila diperlukan dapat lebih dari satu kali dalam sebulan
untuk kegiatan pengendalian faktor risiko PTM lainnya, misalnya olahraga bersama, Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan
serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab program melalui lokakarya
mini lintas program

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab program kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas untuk dibahas lebih
lanjut mengenai analisa masalah dan pemecahannya, selanjutnya laporan tersebut didokumentasikan dalam bentuk laporan Pelayanan
Posbindu PTM kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulannya.
KEGIATAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

I. PENDAHULUAN
Kesehatan Gigi dan Mulut memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut juga
berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang ada dalam rongga mulut
berpengaruh pada kondisi kesehatan umum. Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi di rongga mulut, seperti infeksi HIV, dan
Diabetes Mellitus. Sebaliknya, penyakit gigi dan mulut dapat menjadi faktor resiko penyakit lain sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis,
faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, diabetes mellitus, dan bakterial endokarditis.
Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Karies maupun Periodontitis
adalah penyakit yang terjadi karena adanya interaksi antara beberapa faktor yaitu host (gigi, gusi, ludah), penjamu (bakteri/plak), substrat
(makanan kariogenik), dan waktu. Hal ini sebenarnya mudah dicegah apabila kebiasaan/perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik
telah ditanamkan sejak usia dini.
Manusia mempunyai dua fase pertumbuhan gigi, yaitu fase gigi susu/gigi sulung dan fase pertumbuhan gigi permanen/gigi tetap.
Gigi susu adalah gigi pada anak-anak yang tumbuh pada usia sekitar 6 bulan s/d 36 bulan. Gigi ini kemudian akan digantikan oleh gigi
permanen yang mulai tumbuh pada usia 6 tahun s/d 14 tahun. Gigi Permanen ini bila hilang/dicabut, maka tidak akan ada gigi
penggantinya lagi. Kondisi rongga mulut yang sehat dan bebas karies pada fase gigi susu, akan membawa pada kondisi gigi
permanen/gigi tetap yang sehat pula dan bebas dari karies. Sebaliknya, gigi susu yang banyak mengalami karies, akan membawa pada
pertumbuhan gigi permanen yang rapuh dan mudah terjadi karies. Sehingga, kondisi kesehatan rongga mulut saat ini, adalah cermin dari
kondisi rongga mulut di masa lalu.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut seperti diatas perlu dilakukan sejak dini, dengan memberikan wawasan, pengetahuan,
ketrampilan, dan pemahaman terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta membentuk perilaku/kebiasaan yang baik
dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesehatan yang optimal pada tubuh secara umum, dan
khususnya, bertujuan untuk mempertahankan gigi permanen sebanyak mungkin dan selama mungkin di dalam rahang sampai dengan
lanjut usia, yang sesuai dengan standar kesehatan gigi WHO yaitu 75 % dari jumlah penduduk usia 65 tahun keatas, memiliki minimum
20 gigi yang berfungsi. Karena itu, pemberian pengetahuan dan pembentukan perilaku yangbaik dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut, berupa kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak usia TK/PAUD dan
utamanya untuk anak SD/MI dimana pada usia tersebut anak-anak sudah dapat menyerap materi dengan mudah serta dapat mandiri dan
membentuk perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sebagai investasi bagi kesehatan tubuhnya di masa
mendatang

II. LATAR BELAKANG


a. Anak usia Pra Sekolah dan Sekolah Dasar adalah kelompok rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk mencegah terjadinya penyakit
gigi dan mulut sejak dini, maka pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan
kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti dkk., 2002). Upaya ini
diwujudkan dalam program kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar di
sekolah binaan . UKGS menyelenggarakan program promotif berupa pelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut, dan program
preventif berupa sikat gigi masal (Herijulianti dkk., 2002), ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan, berupa upaya kuratif bagi
individu yang memerlukan perawatan Kesehatan gigi dan mulut. Menurut Astoeti dkk. (2006), status kesehatan gigi dan mulut yang
optimal juga dapat dicapai dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif sedini mungkin.

III. TUJUAN UMUM :


1. Meningkatkan Wawasan, Pengetahuan, Ketrampilan, dan Pemahaman tentang P e n t i n g n ya menjaga
k e s e h a t a n g i g i d a n m u l u t s e r t a p e n c e g a h a n n ya p a d a a n a k u s i a T K / P A U D d a n S / M I .
2. Membentuk Kader-kader Kesehatan Gigi dan Mulut pada siswa TK/PAUD dan SD agar memiliki
p e n g e t a h u a n t e n t a n g b a g a i m a n a p e n c e g a h a n p e n ya k i t g i g i d a n m u l u t .
3 . T e r c a p a i d a n m e n i n g k a t n ya d e r a j a t k e s e h a t a n g i g i d a n m u l u t s i s w a ya n g o p t i m a l .

TUJUAN KHUSUS :
1. Siswa memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu, frekuensi, dan cara
menggosok gigi secara berkesinambungan
2 . S i s w a m e m a h a m i m o d e l s i k a t g i g i y a n g b o l e h d i g u n a k a n u n t u k a n a k - a n a k d a n j u m l a h p a s t a g i g i ya n g
digunakan.
3 . S i s w a m e m a h a m i m a c a m - m a c a m p e n ya k i t g i g i d a n t i n d a k l a n j u t a p a ya n g h a r u s d i l a k u k a n b i l a m e n d e r i t a
p e n ya k i t g i g i d a n m u l u t .
4. Siswa memahami kapan harus pe rgi ke Dokter Gigi dan Frekuensi kunjungan ke Dokter gigi bila tidak
ada masalah kesehatan gigi dan mulut.
5. Siswa memahami pola makan yang baik untuk kesehatan gigi dan makanan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan untuk
pencegahan karies gigi.
6. Siswa mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Memberikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut berupa penyuluhan pada siswa TK/PAUD dan SD dengan pokok bahasan :
a. Prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu, frekuensi, dan cara menggosok gigi.
b. Model sikat gigi untuk anak-anak dan jumlah pasta gigi untuk anak-anak.
c. Macam-macam penyakit gigi dan tindak lanjut yang harus dilakukan bila menderita penyakit gigi.
d. Frekuensi kunjungan ke Dokter gigi.
e. Menanamkan pola makan yang benar pada anak-anak meliputi makanan yang bersifat kariogenik dan non kariogenik
f.. Menanamkan pada siswa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dan relevansinya di masa mendatang, serta menanamkan sikap
untuk memelihara kesehatan rongga mulut secara berkesinambungan.
g. Demo cara menggosok gigi yang benar dengan menggunakan phantom.
2. Melakukan pemeriksaan pada gigi dan mulut siswa TK/PAUD dan SD/MI, meliputi pemeriksaan jaringan keras dan jaringan lunak dan
melakukan pencatatan tentang hasil diagnosanya secara keseluruhan.
3. Melakukan koordinasi dengan Kepala sekolah / guru untuk siswa yang memerlukan perawatan lebih lanjut di Puskesmas, yang
merupakan tindak lanjut dari pemeriksaan gigi dan mulut
4. Melakukan kegiatan sikat gigi massal untuk siswa TK/PAUD.
5. Meminta Tanda Tangan Kepala Sekolah pada bukti pendukung kegiatan.
6. Mengisi buku tamu sekolah sebagai bukti pelaksanaan kegiatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat surat pemberitahuan dan jadwal kegiatan ke TK/PAUD dan SD/MI
2. Mempersiapkan alat dan bahan di Puskesmas
3. Mendatangi lokasi / sekolah bersama Tim dan berkoordinasi dengan kepala sekolah/guru.
4. Memberikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut : penyuluhan di dalam kelas dengan metode ceramah dan demonstrasi.
5. Pemeriksaan gigi dan mulut siswa : dengan memeriksa kondisi jaringan keras dan jaringan lunak pada siswa dan mencatat jenis
diagnosanya secara keseluruhan pada lembar pemeriksaan.
6. Koordinasi dengan kepala sekolah/guru untuk siswa yang memerlukan perawatan lebih lanjut di Puskesmas : Memberi lembar catatan
nama-nama siswa yang perlu dirujuk ke Puskesmas dan menjelaskan pentingnya perawatan yang perlu dilakukan pada siswa.
7. Kegiatan sikat gigi masal yang di lakukan di TK/PAUD:
a. Siswa berbaris di halaman sekolah, diprioritaskan di tempat yang teduh/tidak panas dengan membawa gelas berisi air untuk berkumur
dan sikat yang telah diolesi pasta gigi.
b. Dokter gigi memandu siswa menggosok gigi dengan mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan phantom yang diikuti oleh
seluruh siswa.
c. Setelah selesai, siswa mencuci tangan dan kembali ke kelas masing-masing.
d. Melakukan dokumentasi pada saat pelaksanaan sikat gigi masal.
8. Meminta tanda tangan kepala sekolah : Di Kantor guru/kepala sekolah
9. Mengisi buku tamu sekolah : Di kantor guru / kepala sekolah

VI. SASARAN

Siswa TK/PAUD dan SD/MI dapat melakukan proses menggosok gigi dengan benar dan tindak lanjut yang dilakukan bila ada
gangguan kesehatan gigi dan mulut.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan UKGS di TK/PAUD di jadwalkan pada bulan Agustus 2018 dan pelaksanaan UKGS di SD/MI di bulan September
2018 bersamaan dengan kegiatan UKS dan Penjaringan Kesehatan Umum dengan sumber dana dari BOK.
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh Tim Audit Internal Puskesmas Pomalaa terhadap ketepatan pelaksanaan kegiatan,apakah sesuai jadwal
pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir kegiatan evaluasi
oleh Tim Audit Internal Puskesmas Pomalaa Kab. Kolaka.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dokter gigi (Penanggung jawab Program Kesehatan Gigi dan Mulut) harus membuat laporan tiap kegiatan setelah pelaksanaan
kegiatan kepada Tim Audit Internal dan evaluasi akhir kegiatan setelah keseluruhan kegiatan selesai dilakukan
Dokter gigi (Penanggung jawab Program Kesehatan Gigi dan Mulut) melakukan evaluasi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan
pada setiap tahapan kegiatan, dan melaporkan keseluruhan kegiatan dan evaluasinya pada paling lambat satu bulan setelah kegiatan
selesai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai