DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS POMALAA
Jl. Protokol No.1 Kel. Dawi-Dawi Kec. Pomalaa, Kab. Kolaka
Call Center : (0405)2401890 E-mail : puskesmaspomalaa123@gmail.com Kode Pos 93562
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum:
Terselenggaranya kegiatan UKM di puskesmas Pomalaa sesuai target dan berkualitas serta menjadi acuan
untuk perencanaan kegiatan UKM diperiode berikutnya.
b. Tujuan Khusus:
a) Tersusunnya kerangka penyelenggaraan UKM pada masing- masing program di puskesmas Pomalaa
b) Agar penyelenggaraan UKM di puskesmas Pomalaa dapat direncanakan, di monitoring dievaluasi dan
terlaporkan dengan baik.
I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur dari pada kesejahteraan umum. Dalam Undang-undang RI No.
23 tahun 1992 tentang kesehatan. Menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan penyakit (curative), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinabungan (Depkes RI, 1995).
Dalam Rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta keluarga peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas sebagai unit pelayanan yang memberikan
pelayanan dasar langsung kepada masyarakat mutlak dilakukan, mengingat bahwa Puskesmas adalah satuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat (Depkes RI, 2000).
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Millennium Development Goals (MDGS) yang ke 4 dan 5 adalah menurunkan angka
kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu dan dalam rangka mewujudkan target MDGS tersebut maka
dilaksanakan beberapa program-program KIA baik didalam gedung terutama adalah kegiatan KIA diluar gedung.
Beberapa kegiatan luar gedung KIA yang dapat digunakan untuk menurunkan AKI dan AKB serta AKABA serta
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak antara lain kegiatan kelas ibu hamil,pendampingan ibu hamil resiko
tinggi, SDIDTK.
III. TUJUAN
A. Menurunkan angka kematian ibu.
B. Menurunkan angka kematian AKB dan AKABA
C. Meningkatkan derajat kesehatan ibu,bayi dan balita.
NO BULAN KET
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembinaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 √ √
posyandu
Pendataan
2 √
Ibu hamil
Pelaksanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
P4K
Pelaksanaan √ √ √ √
4 kelas ibu
hamil
Pemantauan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bumil Resti/
5
Neonatus
Resti
Sweeping √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6
kunjungan
K1
Sweeping √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7
kunjungan
K4
Kemitraan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8
bidan dan
dukun
Kelas Ibu
9 √ √ √
Balita
Deteksi dini
kanker mulut
10 rahim melalui √ √ √
IVA tes pada
PUS
C. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi pelaksanaaan program KIA dilaksanankan setiap akhir pelaksanaan Kegiatan.
2. Pelaksana evaluasi program KIA adalah penanggung jawab program KIA di puskesmas.
D. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan: pelaksana kegiatan KIA melakukan pencatatan melalui notulen kegiatan.
2. Pelaporan kegiatan dilaksanakan oleh penanggung jawab KIA puskesmas dan dilaporkan kepada kepala
puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka.
3. Evaluasi dilaksanakan menggunakan form pelaporan evaluasi dan dilaksanakan setiap setelah selesai
kegiatan dan ditindak lanjuti perbaikan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
PROGRAM GIZI
I. PENDAHULUAN
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan,dimulai sejak dalam kandungan (janin),bayi,anak,dewasa dan usia
lanjut.Periodedua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis,karena padamasa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangatpesat.Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifatpermanen,tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi padamasa selanjutnya terpenuhi.
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada
pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga
dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Sumber Daya Manusia adalah aset yang besar bagi bangsa Indonesia
jika seluruh warganya telah menjadi Manusia Indonesia Prima antara lain ditandai dengan warganya yang sehat, cerdas
dan produktif. Untuk mewujudkan warga yang sehat cerdas dan produktif diperlukan status gizi yang optimal dengan
cara melakukan perbaikan gizi secara terus menerus melalui berbagai pendekatan yang semakin inovatif. Oleh karena
itu pemerintah melalui sektor terkait lebih serius memberikan perhatian pada peningkatan status gizi masyarakat secara
menyeluruh.
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan
berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh
rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Masyarakat wilayah Puskesmas Pomalaa yang beragam dari berbagai tingkat pendidikan dan ekonomi di mana
masih kurangnya kesadaran untuk meningkatkan dan aktif dalam kegiatan pokok gizi.Dari uraian tersebut diatas perlu
dilakukan tindakan promotif dari program promosi kesehatan dengan bekerjasama dan berkoordinasi baik lintas
program maupun lintas sektor agar terlaksana dengan baik dan sukses.
Pelaksanaan program kegiatan oleh progremmer Gizi Puskesmas Pomalaa meliputi kegiatan, prevalensi ibu hamil
Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR), cakupan Asi Ekslusif, pemantauan
pertumbuhan, cakupan tablet tambah darah remaja putri, cakupan tablet tambah darah ibu hamil, cakupan kapsul
vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu nifas.
III. TUJUAN
A. Umum
Menurunkan masalah gizi dan meningkatkan cakupan program gizi demi mewujudkan masyarakat yang sehat.
B. Khusus
1. Melaksanakan kegiatandalamrangka UPGK (Usaha PerbaikanGizikeluarga).
2. Melaksanakan pelayananbalita di posyandu.
3. Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi)
4. Menurunkan cakupan anak BGM (Bawah Garis Merah)
5. PemberianMP-ASI padaBalita Gizi buruk dan Gizi Kurang
6. Meningkatkan cakupan pemberian Fe pada ibu hamil.
7. Pemberian Fe remajaputri
8. Menurunkan prevalensi bumil KEK
9. Menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan buruk
10. Meningkatkan cakupan Asi Ekslusif
11. Meningkatkan cakupan kunjungan posyandu
12. Meningkatkan cakupan pemberian vitamin A sehingga tidak terjadi resiko kekurangan vitamin A
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penimbangan di
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posyandu
2 Penyuluhan gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Seweeping
3 √ √ √ √
Penimbangan
Pendistribusian
4 √ √
Vitamin A
5 Sweeping Vitamin A √ √
Pelacakan Balita
6 √ √ √ √ √ √ √
Gizi Buruk/Kurang
Pendampingan
7 Balita Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Buruk/Kurang
Pendistribusian PMT
8 Balita gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Buruk/Kurang
Pemberian Tablet
9 Tambah Darah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ibu Hamil
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemberian Tablet
10 Tambah Darah pada √
Remaja Putri
11 Konseling Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemantauan Status
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Gizi
DistribusiBiskuitIbu
13 √ √ √
Hamil KEK
Distribusi Biskuit
14 √ √ √
MP- ASI Balita
Pencatatan dan
15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaporan
I. Pendahuluan
Puskesmas pusat pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas harus mengutamakan upaya promotif dan
preventif hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabilitatif saja. Oleh karena itu promosi
kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas juga upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya secara mandiri.
Dalam implementasi visi pembangunan kesehatan yang di tetapkan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Sedangkan promosi kesehatan sendiri adalah proses pemberdayaan
masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatanya.
II. Latar belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam melaksanakan pembelajaran dari, oleh dan untuk bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan di
dukung oleh kebijakan yang berwawasan kesehatan.
Masyarakat wilayah Puskesmas Pomalaa yang beragam dari berbagai tingkat pendidikan dan ekonomi di mana
masih tingginya angka kesakitan yang data di lihat dari data 5 penyakit besar di tahun 2017 sebagai berikut: Tertinggi
adalah penyakit ISPA, HT, Dispepsia, Chepalgia, dan Dermatitits.
Dari uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan promotif yaitu program promosi kesehatan dengan
bekerjasama dan berkoordinasi baik lintas program maupun lintas sektor agar terlaksana dengan baik dan sukses.
Pelaksanaan program kegiatan oleh promkes Puskesmas Pomalaa meliputi kegiatan, pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, mencari solusi serta
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, kegiatan promkes diantaranya UKS, PHBS, Penyuluhan kesehatan
meliputi penyuluhan reproduksi, HIV/ AIDS, penyakit menular dan tidak menular serta penyuluhan lain yang
berhubungan dengan kesehatan.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku Masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta mandiri dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan.
4. Meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana.
5. Meningkatkan Peran serta lintas sektor dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dalam hidup bersih dan sehat.
IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Kegiatan
Nov
Mar
Mei
Ags
Apr
Des
Feb
Sep
Okt
Jun
Jun
Jan
Pembinaan
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posyandu
2 Pembinaan √ √ √
PHBS RT
3 Pembinaan √ √
PHBS
Sekolah
4 SMD √
(Survei
Mawas Diri
)
5 MMD √ √
No 2018
Kegiatan
Nov
Mar
Mei
Ags
Apr
Des
Feb
Sep
Okt
Jun
Jun
Jan
(Musyawara
Masyarakat
Desa) dan
Pembentuka
n Forum
Kesehatan
Desa
6 Rapat √ √ √ √
Lintas
Sektor
IX. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
1. Evaluasi pelaksanaan program promkes dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan kegiatan
2. Pelaksana evaluasi program promkes adalah penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas.
3. Pelaporan evaluasi program promkes dilaksanakan oleh penanggung jawab program PROMKES kepada
penanggung jawab UKM, kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka.
X. Pencatatan,pelaporan dan evaluasi kegiatan
1. Pencatatan : pelaksana kegiatan promkes melakukan pencatatan melalui notulen kegiatan
2. Pelaporan kegiatan promkes dilaksanakan oleh pemegang program promkes puskesmas dan dilaporkan
kepada Penanggung Jawab UKM di lanjutkan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Kolaka.
3. Evaluasi kegiatan promkes dilaksanakan menggunakan catatan pelaporan evaluasi dan dilaksanakan setiap
setelah selesai kegiatan dan ditindaklanjuti perbaikan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
PROGRAM KESLING
PUSKESMAS POMALAA
I. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari sistem
Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem
yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Pemeriksaan Dan
1 Pengawasan TTU √ √ √
dan TP2
Pemeriksaan Dan
2 Pengawasan √ √ √ √
HSP/TPM
Pemeriksaan
kualitas air
3 Minum ( √
Pengambilan
Sampel AMIU)
Kunjungan Pasien
4 yang ditangani √ √ √
Klinik Sanitasi
NO BULAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemberantasan
5 √
sarang nyamuk
Pendataan Dan √ √ √ √
inpeksi Sanitasi √ √ √ √ √ √ √ √
6 Dasar ( SAB)
7 Kegiatan STBM √ √
VI. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM Puskesmas Pomalaa
3. Pelaporan kegiatan dilaporkan ke DKK diketahui Kepala Puskesmas.
I. PENDAHULUAN
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang systemtis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan di lakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat di
perbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini penyakit yang berpotensi
terjadinyaKejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program
kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup
seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan
diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek
kekinian.
Surveilans Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kualitas data dan informasi perlu
menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi .Namun demikian prinsip epidemiologi dalam Surveilans
Kesehatan tidak boleh ditinggalkan.
Perkembangan dana akses media yang begitu luas dan cepat sampai kepelosok desa dan daerah terpencil
memberikan kesempatan terhadap perubahan system surveilans kesehatan.Pendekatan Surveilans Kesehatan berbasis
kejadian di masyarakat telah dikembangkan untuk mendapatkan data dana informasi dari berita yang direkam dan
dimuat di media massa, media sosialdan media online. Hal ini meningkatkan sensivitas Surveilans Kesehatan untuk
menangkap informasi dengan cakupan yang luas dan cepat.
Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin tersedianya data dan informasi epidemiologi
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan diperlukan harmonisasi secara lintas program dan lintassektor yang
diperkuat dengan jejaring kerja surveilans kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan Surveilans dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
PROGRAM P2 TB PARU
I. Pendahuluan
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.Sebagian
kuman Tuberculosis menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.Oleh karena itu perlu diupayakan
Program penanggulangan danPemberantasan Penyakit Paru
Sejaktahun 1995 program Pemberantasan penyakit Tuberculosis Paru telah dilaksanakan dengan strategi DOTS
(Directhy Observed Treatment Short Course) yang direkomendasikan oleh WHO
Penanggulangan TB denganstrategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi,menurut Bank Dunia
strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling Cost efektif
Pelaksanaan kegiatan program UKM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai
dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. Latar Belakang
Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab
kematian Nomor 3 dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi.
Diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 399 penderita paru TB BTA Positif. Penderita penyakit
TB sebagian besar kelompok usia produktif,kelompok ekonomi lemah,dan berpendidikan rendah.
PadaTahun 2017 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa 32.622 jiwa,dari jumlah tersebut
diperkirakan suspek sebanyak1300 orang dan TB BTA Positif130 orang.Target pencapaian program TB paru
Puskesmas pomalaa adalah 70 % atau 91 orang .Pengobatan pasien TB BTA Positif tahun 2017sebanyak 43 orang.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Penemuan suspek belum mencapai target berdasarkan estimasi dari Dinas Kesehatan
2. Penemuan penderita TB Paru belum mencapai target
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB Paru
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutus mata rantai penularan
sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan
2. Tujuan Khusus
- Tercapainya angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang
ditemukan
- Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap
c. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Penanganan Penderita 1. Penemuan kasus Suspek TB
TB dengan Strategi 2. Tatalaksana Kasus TB
Dots 3. Pemantauan kepatuhan Minum obat
(PMO) TB
4. Pemantauan kasus yang sedang
pengobatan TB
5. Penyuluhan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular TB Penderita dan
keluarga
d. Cara Melaksanakan kegiatan dan sasaran
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program TB Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 6. Menyusun rencana kegiatan penemuan suspek TB 3. Program Gizi : Bayi gizi buruk 1. Kader
Suspek TB 7. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Mengarahkan
8. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB penderita
kegiatan 4. Programer Survelens : Penemuan untuk
9. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus TB memeriksaka
10. Membuat laporan hasil 5. Promkes : Penyuluhan Penyakit n diri bilaada
TB gejala batuk
Tatalaksana Kasus 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus TB 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk 2. Kader
TB 2. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Menjadi
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB PMO
kegiatan 2. Programer Survelens : penderita TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penemuan kasus TB
5. Membuat laporan hasil 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
TB
Pemantauan 1. Menyusun rencana kegiatan PMO penderita TB 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk Kader
kepatuhan Minum 2. Koordinasi dengan lintas sector yang ditangani kontak dengan - Menjadi
obat (PMO) TB 3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita TB PMO
kegiatan 2. Programer Survelens : penderita TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penemuan kasus TB
5. Membuat laporan hasil 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
TB
Pemantauan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan pemantauan kasus 1. Program Gizi : Bayi gizi buruk Kader
yang sedang yang sedang pengobatan TB yang ditangani kontak dengan - Menjadi
pengobatan TB 2. Koordinasi dengan lintas sector penderita TB PMO
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan 2. Programer Survelens : penderita TB
kegiatan Penemuan kasus TB
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan 3. Promkes : Penyuluhan Penyakit
5. Membuat laporan hasil TB
g. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program.Pemantauan dilaksanakan
secara berkala dan terus menerus,untuk dapat segera mendeteksi bila dan masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program, pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan
wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat.
Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan.Evaluasi dilakukan satu periode waktu
tertentu dan biasanya setiap 3 bulan hingga 1 tahun
I. PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di
maksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat di pengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat,terampil dan ahli,serta di
susun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang di dukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden) yaitu beban masalah penyakit menular
dan penyakit degeneratif . pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost efektif.Dengan imunisasi
penyakit cacar telah berhasil di basmi dan di Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit pada tahun 1974.
Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009,imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegitan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Millenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.
Program imunisasi di Indonesia di Indonesia kemudian di perbaharui dan di kembangkan sejak tahun 1977 dengan tujuan memberikan
perlindungan terhadap 7 macam penyakit : TBC,Difteri,Pertusi,Tetanus,Campak,Polio dan Hepatitis B melalui antigen
BCG,DPT,POLIO,CAMPAK,HEPATITS dan TT.
Di Indonesia program imunisasi di atur oleh kementrian Kesehatan Republik Indonesia .Pemerintah bertanggung jawab menetapkan
sasaran jumlah penerima imunisasi,kelompok umur serta tata cara memberikan vaksin pada sasaran.Pelaksanaan program imunisasi di lakukan
oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.
I. Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insiden menurut kelompok umur balita
diperkirakan 0,29 per nak / tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak / tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156
juta episode baru didunia pertahun dimana 151 juta episode ( 96, 7 % ) terjadi di negara berkembang. Kasusu terbanyak terjadi di India ( 43 juta
), China ( 21 juta ) dan Pakistan ( 10 juta ) dan Banghladesh, Indonesia, Nigeria masing – masing 6 juta episode dari semua kasus yang terjadi di
masyarakat. 7 – 13 % kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk pilek pada balita di Indonesia di perkirakan 2 – 3 kali
per tahun ( Rudan et al Bulletin WHO, 2008 ). ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di puskesmas ( 40 % - 60 % dan
rumah sakit ( 15 % - 30 % ) (Kemkes RI. Pedoman pengendalian ISPA ).
Pelaksanaan kegiatan program ISPA dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapat gambaran epediomologi penyakit Pneumonia dan kewaspadaan pandemi Influenza serta perencanaan dan penentuan
kebijakan program P2 ISPA.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran kejadian Pneumonia dalam distribusi epediomologi menurut waktu, tempat dan orang diwilayah sentinel.
b. Diketahuinya jumlah kematian angka ratalitas kasus (CFR) Pneumonia 0 – 59 bulan ( balita ) dan ≥ 5 tahun.
c. Tersedianya data dan informasi faktor resiko untuk kewaspadaan adanya signal epidemiologi episenter pandemi Influenza.
d. Terpantaunya pelaksanaan program ISPA.
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksanaan Program ISPA Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Program Promkes : Bersama-
ISPA penderita ISPA sama dalam melaksanakan
2. Koordinasi dengan program terkait penyuluhan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan 2. Programer Kesling : memantau
kegiatan kondisi lingkungan penderita
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil
2 Tatalaksana 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana Programer Kesling : memantau
penderita ISPA penderita ISPA kondisi lingkungan penderita.
2. Koordinasi dengan program terkait
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan
kegiatan
5. Membuat laporan hasil
6. Jadwal Kegiatan
N Kegiatan Uraian Sasaran Target Waktu Pelaksanaan
o Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 ISPA/Pn Pencatata Pely, 12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
eumonia n dan Dalam bulan
Pelaporan gedung
(poli
umum,
MTBS)
I. Pendahuluan
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3x
dalam 24 jam.bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu disebut sebagai diare akut ,apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih maka
digolongkan pada diare kronik.diare merupakan masalah kesehatan yang penting diindonesia,menurut laporan nasional riset kesehatan dasar
Indonesia tahun 2007 dan badan penelitian pengembangan kesehatan RI frekuensi penyakit diare di Indonesia 9% nomor 2 setelah ISPA
25,5%,penyakit diare berkaitan langsung dengan tingkat pendidikan kesehatan masyarakat kemudian sanitasi lingkungan,penyediaan air
bersih dan tersedianya akses untuk pengobatan,bila tidak ditangani dengan tepat akan bisa memberikan komplikasi yang berat bahkan
kematian.
Pelaksanaan kegiatan program diare dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengendalikan dan memberantas penyakit diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Mengendalikan penyakit diare diwilayah kerja puskesmas pomalaa
b. Membina peran serta masyarakat melalui penuluhan sehingga dapat melakukan pencegahan diare dan tatalaksana diare dirumah
tangga.
c. Melaksanakan penyelidikan epidemioligi jika di temukan kasus diare dengan dehidrasi.
A. Sasaran
Sasaran kegiatan adalah penduduk diwilayah kerja puskesmas pomalaa
Penyakit rabies biasanya dikenal dengan istilah awam penyakit anjing gila, penyakit ini dapat menyerang beberapa mamalia seperti
anjing, kucing, termasuk manusia. Virus rabies berbentuk peluru dengan komposisi RNA, lipid, karbohidrat, dan protein. Virus rabies
tergolong unik karena dapat berkembang pada berbagai macam spesies mamalia dan bersifat neurofilik (saraf).
Rabies dapat menular dari hewan ke hewan, dari manusia ke manusia, dan dari hewan ke manusia. Penularan dapat melalui gigitan
dan non gigitan (transplantasi, kontak dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa). Binatang dan manusia yang
terinfeksi rabies akan memberikan gejala yang cukup khas walaupun tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang dan dengan
Di Indonesia rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada
tahun 1894 di Jawa Barat. Angka kematian ini disebabkan karena tidak adanya obat untuk rabies, terlambatnya intervensi medis
menyebabkan angka kematian yang tinggi, dan jarang dilaksanakannya penanganan pertama dengan luka gigitan anjing dengan mencuci luka
dan sabun dengan air mengalir. Selain itu pada dua sampai dengan dua belas minggu pertama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun, hanya
menunjukkan gejala tidak khas seperti influenza biasa sehingga yang dibawa kerumah sakit sudah jatuh ke tahap penyakit yang lebih parah.
Pasien biasanya meninggal dua sampai sepuluh hari setelah menunjukkan gejala pertama. Sampai saat ini tidak ada obat yang dapat
WHO merekomendasikan prosedur profilaksis pasca-terpapar (P.E.P, post-exposure prophylaxis) ( setelah kontak melalui gigitan
maupun non gigitan). Prosedur ini terdiri dari pembersihan dan perawatan luka dan imunisasi aktif dengan vaksin (VAR)
Rabies adalah pebyakit yang dapat sepenuhnya dicegah. Gejala dengan hewan reservoir cukup khas sehingga hewan yang terinfeksi
dapat dimusnahkan dan hewan yang beresiko pun dapat dicegah melalui vaksinasise secara rutin.
Pelaksanaan kegiatan program Surveilans dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
III. SASARAN
3. Tatalaksana kasus
V. CARA MELAKSANAKAN
1. Melakukan sosialisasi (refresing) penyakit rabies ketenaga kesehatan (bidan, petugas, pustu)
2. Melakukan penyuluhan ke masyarakat tentang penyakit rabies bekerja sama dengan lintas program terkait surveilans dan promkes
2. Tata laksana kasus rabies dilakukan setiap hari bila ada kasus gigitan
1. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya
cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan
semakin lancar-nya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.Nyamuk aedes
aegypty banyak berkembang biak di tempat – tempat yang tergenang air sehingga penyakit DBD banyak terdapat di musim penghujan dan
daerah-daerah perkotaan dan pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD lebih
banyak terjadi pada anak usia sekolah,dan penyakit ini termasuk pe-nyakit menular melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang yang
sakit.
Pelaksanaan kegiatan DBD dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
Lintas Sektor
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program DBD Lintas Program Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan 1. Program Kesling dan Kader Pembiayaan Bok
DBD kasus DBD surveilans: Pelaksanaan PE - Melaporkan
2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan dan dan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan penyakit DBD mengarahkan
kegiatan 3. LAB : Pemeriksaan spesimen penderita bila
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan darah pada susp. DBD ada kasus
kegiatan DBD
5. Membuat laporan hasil
2 Penyelidikan 1. Menyusun rencana kegiatan penyelidikan 1. Program Kesling dan Pembiayaan Bok
Epidemiologi pada kasus DBD surveilans: Pelaksanaan PE Kader
kasus DBD 2. Koordinasi dengan LP/LS 2. Promkes : Penyuluhan - Melaporkan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan pencegahan dan pengendalian dan
kegiatan penyakit menular mengarahkan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan penderita bila
kegiatan ada kasus
5. Membuat laporan hasil DBD
I. PENDAHULUAN
Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Infeksi malaria dapat
berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.
Pelaksanaan kegiatan Malaria dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
III. TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengendalikan penyakit serta vector malaria.
Tujuan Khusus
Untuk menemukan dan mengendalikan penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas Pomalaa.
Untuk membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan vector nyamuk.
Untuk melaksanakan penyuluhan tentang penyakit malaria di masyarakat.
IV. KEGIATAN POKOK
1. Melaksanakan pengambilan darah untuk pemeriksaan lababoratorium pada penderita suspek malaria dan pengobatan pada semua
penderita malaria.
2. Memberantas vector malaria dengan cara melakukan Penyelidikan kasus Malaria.
3. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan tiap bulannya.
VI. SASARAN
1. Semua penderita malaria klinis, baik akut maupun kronis
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Jadwal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penemuan kasus √ √
DBD
2 Penyelidikan
√ √
Epidemiologi KLB
Kasus Malaria
VIII. Evaluasi
Ada 2 Kasus Malaria yang terdeteksi
VI. Sasaran
Semua anggota keluarga yang kontak erat dengan penderita. Jumlah anggota keluarga yang kontak erat dengan penderita kusta
minimal 10 orang.
I. Pendahuluan
Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.Penyakit ini disebabkan
oleh cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan kecacatan menetap.Secara tidak langsung,
penyakit yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas kerja penderita, beban keluarga dan
menimbulkan kerugian ekonomi bagi Negara yang tidak sedikit.
Terdapat tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori. Semua spesies tersebut
terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.Cacing tersebut hidup di kelenjar
dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis. Gejala
akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening (adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tapi dapat pula di
daerah lain. Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama di daerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan
menimbulkan gejala seperti kaki gajah (elephantiasis), dan hidrokel. Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kronis filariasis
yang dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914 kasus.
Pelaksanaan kegiatan Filariasis dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna menuju
tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan obat anti filariasis (DEC dan Albendazole) kepada semua penduduk didaerah endemis filariasis.
2. Tujuan Khusus
a. Menghentikan perkembangan cacing filariasis.
b. Mencegah semua penduduk Dari penularan filariasis.
c. Melindungi anak anda tertular filariasis.
d. Mengobati cacingan.
II. LatarBelakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meski pun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun
yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada Negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa
Negara maju seperti Amerika Serikat. Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya penyerangan umur di bawah lima tahun (balita) akan tetap campak bias
menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya
Imunisasi yang tepat pada waktnya dan penanganan sendini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.
III. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum :
Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit campak sehingga menekan terjadinya KLB
2. Tujuan Khusus :
Melakukan deteksi dini dan pengobatan tepat dalam rangka pemutusan rantai penularan
Menurun angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit campak
Penanggulangan KLB campak
IV. Cara Melakukan Kegiatan
1. Pelaporan kasus campak tiap bulannnya
2. Mencegah kontak dengan penderita
3. Penyelidikan Kasus campak
4. Penyuluhan perorang pada pasien yang terkena penyakit Campak.
V. Sasaran
1. Bayi dan balita di wilayah Puskesmas Pomalaa
2. Masyarakat di wiliyah Puskesmas Pomalaa
VI. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Jenis Kegiatan Lokasi Sasaran Tanggal Keterangan
Pelaksanaan
1 Pengambilan darah Puskesmas Bayi dan - Bulan 6
untuk Deteksi Dini Pomalaa Balita di - Bulan 8
Kasus Campak wilayah
Puskesmas
Pomalaa
2 Pengiriman Sampel Puskesmas Bayi dan - Bulan 6
darah Kasus Campak Pomalaa Balita di - Bulan 8
Ke dinas Kesehatan wilayah
Puskesmas
Pomalaa
3 Pelaporan campak Puskesmas DKK Setiap bulan
bulanan Pomalaa
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu dari negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan
kehidupan sosial. Saat ini epidemi AIDS dunia sudah memasuki dekade ketiga, namun penyebaran infeksi terus berlangsung yang
menyebabkan negara kehilangan sumber daya dikarenakan masalah tersebut. Materi dasar dalam pelatihan konseling dan tes HIV akan
menggambarkan kebijakan Pemerintah RI dalam penanganan HIV dan membantu peserta memahami arti dari epidemiologi. Program HIV
AIDS dikelola pemerintah dan masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas
hidup orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,
partisipatif dan berkelanjutan. Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV
dan AIDS di seluruh Indonesia.
Infeksi Menular Seksual (IMS) di negara berkembang merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia
Tenggara terdapat hampir 50 juta IMS setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi HIV. IMS dalam
populasi merupakan faktor utama pendorong terjadinya pandemi HIV di negara berkembang. Proporsi infeksi baru HIV dalam populasi
IMS, lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan perilaku yang
menempatkan individu dalam resiko tertular HIV, seperti berganti-ganti pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten
menggunakan kondom. Pencegahab terhadap IMS akan melindungi diri tertular HIV.
Pelaksanaan kegiatan Program HIV/AIDS dan IMS dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai
puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas
hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial danekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu
dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah
maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksidan terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukandengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampakdan pengembangan lingkungan yang
kondusif.Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif darikelompok populasi kunci yaitu :
(1) Orang-orang berisiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak
steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadappenularan HIV, seperti buruh
migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHAadalah orang yang sudah terinfeksi HIV.Epidemi HIV merupakan masalah
dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007 jumlah ODHA di seluruh dunia diperkirakan sudah
mencapai 33.2 juta (30.6–36.1 juta). Setiap hari, lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal karena AIDS, yang
disebabkan terutama kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV.Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan
AIDS di indonesia telah memasuki epidemiterkonsentrasi. Berdasarkan hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada populasi
kunci tahun 2007 dan 2011 (Kemenkes, 2007 dan 2011) menunjukkan bahwa pravalensi HIV pada pengguna napza suntik (penasun) turun
dari 52,4% pada tahun 2007 menjadi 42,4% tahun 2011. Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks langsung (WPSL) dan wanita
pekerja seks tidak langsung (WPSTL) tampak stabil atau sedikit berkurang, dari 24,3% menjadi 23,2% (waria), dari 9,8% menjadi
9,3%(WPSL), dan 4% menjadi 3% menjadi 3,1% (WPSTL). Namun demikian, meningkatnya prevalensi HIV pada lelaki yang seks
dengan lelaki (LSL) dari 5,3% menjadi 12,4% dan klieng WPS dari 0,1% menjadi 0,7% meningkatkan kekhawatiran. Model matematik
dari epidemi HIV di Indonesia (Asian Epidemic Model) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang
meningkat pesat sampai dengan tahun 2016 jika tidak dilakukan percepatan upaya pencegahan dan pengobatan.Dalam menghadapi
epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh,
terpadu dan terkoordinasi,untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Pomalaa sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Pomalaa ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS dengan mengadakan kegiatan berupaklinik VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV/AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi
dankelompok yang rentan tertular HIV/AIDS yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS
ini.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas Pomalaa adalah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS di
masyarakat.
2. Tujuan khusus
Program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas Pomalaa adalah;
- Menemukan kasus baru penderita HIV/AIDS dan IMS
- Mencegah penularan HIV/AIDS dan IMS
- Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV tentang HIV/ AIDS dan Penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS).
IV. JENIS KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP:
Melakukan Test HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (PITC) pasien yang berkunjung di pelayanan klinis Puskesmas Pomalaa.
Melakukan Konseling dan Test HIV sukarela (VCT) maupun konseling IMS baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung
Puskesmas Pomalaa
Pemeriksaan diagnosis HIV dan IMS
Memberikan pengobatan pada pasien dengan IMS
Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP dan pendamping (atas izin pasien)
3. EVALUASI KEGIATAN
1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali.
2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 3 bulan sekali.
PROGRAM KESEHATAN JIWA
I. Pendahuluan
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi
sehat ini berlaku bagi perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor yang saling berinteraksi yaitu lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi
mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya merasa nyaman bersama dengan orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental)
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan.
Pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa sebagai bagian dari derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pomalaa.
b. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa.
b. Terlaksananya tatalaksana program kesehatan jiwa.
c. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga dapat
dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang pelayanan.
Lintas Program
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Lintas Sektor Terkait Ket
Terkait
1. Penemuan kasus 1. Menyusun rencana kegiatan penemuan penderita Obat : Penemuan Kader, Bidan desa, Aparat
penderita gangguan jiwa. kasus penderita pemerintah setempat, Polsek
jiwa 2. Koordinasi dengan lintas sector gangguan jiwa setempat :
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan dan konseling - Bekerjasama dalam
kegiatan pemberian obat pendataan dan penemuan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus gangguan jiwa sedini
5. Membuat laporan hasil mungkin
2 Tatalaksana Kasus 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus Obat : Penemuan Kader, Bidan desa, Aparat
gangguan jiwa penderita gangguan jiwa kasus penderita pemerintah setempat, Polsek
2. Koordinasi dengan lintas sektor gangguan jiwa setempat :
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan dan konseling - Bekerjasama dalam
kegiatan pemberian obat pendataan dan penemuan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan kasus gangguan jiwa sedini
5. Membuat laporan hasil mungkin
3 Pemantauan 1. Menyusun rencana kegiatan PMO penderita Obat : Pemantauan Kader
kepatuhan Minum gangguan jiwa kepatuahan - Menjdi PMO penderita
obat (PMO) 2. Koordinasi dengan lintas sector minum obat gangguan jiwa berat
Psikotropika 3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penderita
kegiatan gangguan jiwa
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan
5. Membuat laporan hasil
VI. Sasaran
1. Sasaran Langsung
Pasien dengan gangguan jiwa yang telah terdiagnosis
2. Sasaran Tidak Langsung
a. Keluarga penderita
b. Masyarakat lingkungan
c. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan jiwa
VII. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Uraian Sasaran Target Waktu Pelaksanaan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kes. Kunjungan Desa/Kel 8 Desa √ √
Jiwa rumah / dan 4
tindak Keluraha
lanjut n
pengobatan
I. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, karena 83% informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan sedangkan melalui pendengaran 11%,
penciuman 3,5%, peraba 1,5% dan pengecap 1,0%.
Pelaksanaan kegiatan program indra dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna
menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas pomalaa yaitu
Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
2. - Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan penglihatan
dan pendengaran
3.
Pemberian vitamin A pada anak
balita - Pemberian vitamin A pada anak balita
Lintas Program
No Kegiatan Pokok Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Lintas Sektor Terkait
Terkait
1 Penemuan penderita 2. Menyusun rencana kegiatan penemuan penderita Prog. Gizi : Bersama- Kader: Mengarahakan
mata mata sama dalam penderita mata untuk berobat
3. Koordinasi dengan LP/LS pemberian vit A ke Puskesmas
4. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Promkes : Sekolah : Mengarahakan
5. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan Penyuluhan penderita mata (siswa) untuk
6. Membuat laporan hasil penyakit mata berobat ke Puskesmas
2 Tatalaksana penderita 1. Menyusun rencana kegiatan tatalaksana kasus penderita Gizi : Penemuan Kader: Mengarahakan
mata mata penderita mata penderita mata untuk berobat
2. Koordinasi dengan lintas sektor dan pembagian ke Puskesmas
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Vit A Sekolah : Mengarahakan
4. Menyiapkan dokumen untuk pelaksanaan kegiatan penderita mata (siswa) untuk
5. Membuat laporan hasil berobat ke Puskesmas
VI. Sasaran
Semua masyarakat puskesmas Pomalaa ,Anak sekolah dan semua pengunjung puskesmas Pomalaa
1. Pemeriksaa Anak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n mata sekolah
pada anak SD
sekolah
2. Penyuluha Anak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n indera sekolah
penglihatan SD
dan
pendengara
n
3. Pemberian Anak √ √
vitamin A balita
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yg dicapai pada bulan tersebut.
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan kesehatan indra dilakasanakan setiap selesai melaksanakan kegiatan dan setiap akhir bulan.
PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PERKESMAS)
I. PENDAHULUAN
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,serta mengutamakan pelayanan promotif,preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaiakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,ditujukan kepada individu ,keluarga
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh,melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam usaha kesehatannya.
III. TUJUAN
Masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat
I. PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya pelayanaan kesehatan usia lanjut di posyanndu diharapkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap lansia akan terwujud.
Upaya peningkatan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk menjaga agar para usia lanjut berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi, ketrampilan, usia, dan kondisi fisik dari usila, sehingga para usia lanjut tetap dapat hidup sehat, mandiri, dan produktif.
secara social, ekonomi, serta dapat memanfaatkan posyandu di wilayahnya secara optimal.
Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
Nama Kegiatan
Pembinaan Posyandu lnsia
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan angka harapan hidup usia lanjut
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut.
3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia.
√ √ √
2 Desa Tambea Pra
lansia/Lansi
a
3 Kelurahan Pra √ √ √
Dawi-Dawi lansia/Lansi
a
VI. PEMBIAYAAN
BOK
VII. PERALATAN
Peralatan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung agar dapat berjalan lancar, sehingga pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia berjalan sesuai dengan harapan.
Peralatan meliputi :
1) Tensi meter
2) Pengukur TB
3) Timbangan injak
4) Obat-obatan
VIII . KELUARAN
1. Lansia di wilayah Puskesmas Pomalaa mendapat pelayanan sedini mungkin untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktifitas.
2. Cakupan Puskesmas Pomalaa bisa mencapai target yang lebih bagus.
PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA
PUSKESMAS POMALAA
I. PENDAHULUAN
Sehat merupakan kebutuhan semua orang. Dengan sehat padat menyelesaikan tugasdengan baik, banyak cara untuk mendapatkan
kesehatan salah satunya dengan berolahraga. Berolahraga merupakan salah satu yang harus dilaksanakan jika seseorang ingin sehat, namun
masih banyak yang belum mengetahui cara berolahraga yang baik dan bagaimana memilih olahraga yang baik. Dalam melakukan olahraga
yang baik harus terencana sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
Program latihan setiap golongan umur tentunya berbeda beda disesuaikan dengan kemampuan fisik dan tujuan mereka berolahraga.
Kesehatan Olahraga sudah mulai dikenal didalam masyarakat dan telah menjadi salah satu gaya hidup mereka untuk menjaga
kesehatan bahkan untuk menyembuhkan sebuah penyakit yang sudah lama dirasakan dengan program yang terencana.
Kesehatan menurut Wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkingkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai suatu fisik mental dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
WHO tahun 1986, dalam piagam Ottawa kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup kesehatan.
Konsep positif menekan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik. Menurut undang-undang no.9 tahun 1960 tentang pokok-
pokok kesehatan Bab 1 pasal 2 disebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah kesehatan yang meliputi kesehatan fisik, mental, sosial dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. berdasarkan definisi dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa
kesehatan adalah segala permasalahan mengenai faktor manusia secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi kualitas
sehat manusia itu.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan olahraga dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
Dari hasil pemantauan program pengendalian penyakit tidak menular diposbindu di 4 posbindu maka didaptkan ± 80% masyarakat umur
19-45 tahun mengalami kelebihan berat badan akibat kurang aktivitas fisik dan pola makan yang salah. Berdasarkan hasil pendataan PHBS
yang dilakukan oleh petugas promosi, indikator melakukan aktivitas fisik masih belum mencapai target ( hasil 80% dari target 100%).
Olehnya itu dianggap perlu program pengembangan kesehatan olahraga untuk bersinergi dengan program pengendalian penyakit tidak
menular dan promosi kesehatan agar upaya kesehatan masyarakat dapat tercapai.
1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan
2. Khusus
a. Meningkatkan kemampuan fisik, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental
b. Menunda proses penuaan
c. Mengurangi stress
d. Meningkatkan daya tahan tubuh
e. Membakar lemak
IV. KEGIATAN POKOK DAN RICIAN
B. Sasaran
No Sasaran Jumlah
1 Lansia 6 Desa
2 . Staf Puskesmas Pomalaa 1 Kelompok
2 Penyuluhan
VI. Evaluasi
- Target tahunan
a. 12 Desa
b. Pencapaian sampai bulan Juni 6 Desa
- Masalah
Selisih antara target dan pencapaian 6 Desa
- Rencana tindak lanjut
Melaksanakan sisa target dibulan Juli sampai bulan Desember, sehingga pencapaian di bulan Desember 100%.
A. Pendahuluan
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif,terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
a. Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyrakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal.
b. Upaya Kesehatan Kerja di Rumah Sakit menyangkut tenaga kerja, metode/cara kerja, alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.
Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
c. Konsep dasar dari Upaya Kesehatan Kerja ini adalah: identifikasi permasalahan, Evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
d. Pekerja Puskesmas adalah:
1. Tenaga Medis: Dokter, Perawat, Bidan
2. Tenaga Non Medis: Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Apoteker, Ahli Gizi, Analis Kesehatan, Tenaga administrasi.
Pelaksanaan kegiatan program kesehatan kerja dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
B. Latar Belakang
Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbatas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku
bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dines Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab dalam menyeleggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Menurut International Labour
Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja
(PAHK). Dari 250 juta kecelakaa, 3000,000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta
PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada
masyarakat pekerja diwilayah kerja puskesmas dengan tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga
terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja. Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja disektor
kesehatan antara lain masyarakat pekerja dipuskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboratorium kesehatan, Pos upaya kesehatan kerja (Pos
UKK), jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyrakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga
swadaya masyarakat. Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja dipuskesmas, secara umum kita dapat melihat langkah-langkah yang dapat
diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
memperhatikan aspek indikator yang dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan
kesehatan puskesmasdan rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui
peran serta aktif masyarakat khususnya masyarakat pekerja.
C. TUJUAN
a) Tujuan Umum :
Ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehtan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan, sehingga menjadi pekerja sehat, selamat, produktif dan sejahtera.
b) TUjuan khusus :
1. Memberi bantuan kepada tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan.
4. Memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi.
5.
D. TATA PENYELENGGARAAN
1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan
puskesmas dan rujukan.
2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD.
E. LINGKUP KEGIATAN
Petugas program kesehatan pekerja membuat rencana upaya pengendalian untuk memperbaiki kondisi kerja di Puskesmas diantaranya :
1. Rancang ulang proses dan prosedur kerja;
2. Mengurangi intensitas bahaya;
3. Melindungi atau menyeleksi pekerja terhadap bahaya;
4. Membuat sistem ventilasi untuk membuang atau mengencerkan racun diudara;
5. Menyesuaikan tempat kerja;
6. Mengetur waktu kerja dan istirahat atau rotasi kerja untuk mengurangi pemajanan pekerja;
7. Menyediakan alat perlindungan diri;
8. Mendidik dan melatih pekerja dan menajemen mengenai bahaya tertular penyakit, dan terjadi kecelakan ditempat kerja;
9. Memasang label dan kalimat peringatan dalam menangani bahas secara selamat;
10. Memelihara catatan pengukuran data lingkungan secara cermat supaya mudah dicari jika diperlukan; dan
11. sMembuat laporan bulanan maupun tahunan guna mendukung data.
F. KELUARAN
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Pekerja sakit yang dilayani
2 Kasus penyakit umum pada pekerja
3 Kasus diduga penyakit akibat kerja
4 Kasus penyakit akibat kerja pada pekerja
5 Kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja
6 Jumlah Pos UKK yang dibina :
a. Masyarakat Nelayan
b. Masyarakat pekerja sektor informal
lainnya
c. Masyarakat petani
7 Presentasi (%) petugas puskesmas yang
menggunakan APD ( masker dan atau
handskun sesuai standar)
G. JADWAL PELAKSANAAN
No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemeriksaan √ √
Tempat Kerja
dan Pekerja
2. Pembinaan dan √ √
Pemantauan
Tempat kerja
I. PENUTUP
Evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas dengan melihat hasil evaluasi kegiatan, Suatu program akan dinilai berhasil jika dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang tepat dan sesuai dengan tata nilai yang ada dalam masing-masing program.
PROGRAM KESEHATAN HAJI
I. Pendahuluan
Haji merupakan rukun iman kelima yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat istitho’ah sekali seumur
hidupnya. Istitho’ah adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh calon Jemaah haji seperti memiliki kesehatan lahir dan batin,
mempunyai biaya yang cukup baik untuk membayar ONH ( Ongkos Naik Haji ) atau BPIH ( Biaya Pendaftaran Ibadah Haji ), dirinya
maupun keluarga yang ditinggalkan, tidak terhalang atau mendapat izin untuk perjalanan haji
Bagi setiap muslim termasuk di indonesia, Ibadah haji memiliki makna yang sangat penting. Sebagaimana yang diamanantkan dalam
undang- undang nomor 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
haji agar Jemaah haji dapat menunaikan ibadah haji dengan baik sesuai ketentuan ajaran islam .
Banyak komponen dalam penyelenggaraan ibadah Haji. Komponen tersebut dimulai dari pendaftaran, transportasi , akomodasi,
keamanan, catering dan kesehatan. Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah Haji. Dengan kondisi kesehatan yang memadai yang
memadai diharapkan Jemaah haji dapat melaksanakan prossesi ritual ibaah dengan maksimal. Penyelenggaraan kesehatan haji ini
bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi Jemaah haji pada bidang kesehatan.
Pelaksanaan kegiatan program kesehatan jemaah haji dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan
kesehatan paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai
puskesmas pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Haji dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
II. Latar Belakang
Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum berangkat, menjaga
Jemaah haji dalam kondisi sehat selama ibadah sampai ketanah air, serta mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin
terbawa keluar atau masuk oleh Jemaah haji.
Upayah pertama yang perlu di tempuh adalah pemeriksaan kesehatan Jemaah haji, pemeriksaan kesehatan haji merupakan upayah
identifikasi status kesehatan yang perlu dilakukan sebagai landasan karakteristik, prediksi dan penentuan cara eliminasi factor resiko
kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis- jenis pemeriksaan perlu ditata laksana secara holistic. Pedoman teknis pemeriksaan
kesehatan Jemaah haji selanjutnya digunakan sebagai acuan dan standar dalam penyelenggaraan pemeriksaan Jemaah haji sebelum
keberangkatan.
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemelihara kesehatan haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan
etika, moral, keilmuan dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar
pembinaan dan perlindungan kesehatan Jemaah haji di Indonesia dan pengelolah kesehatan haji Arab Saudi.
2. Tujuan Khusus
a) Terciptanya identifikasi status kesehatan Jemaah haji
b) Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upayah perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan
perlindungan Jemaah haji
c) Terwujudnya percatatan data status kesehatan dan faktor resiko Jemaah haji sacara benar
d) Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan baik kesehatan (istitho’ah) Jemaah haji
e) Terciptanya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada
masyarakat Internasional atau Indonesia
VI. Sasaran
1. Petugas pemeriksaan kesehatan haji
2. Pengelola program kesehatan haji
3. Instalasi pemerintah disemua jenjang administrasi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan haji
4. Organisasi profesi terkait penyelenggaraan haji
5. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Terkait penyelenggaraan haji
VII. Evaluasi
Pelaksanaan kesehatan haji dan puskesmas dengan baik dan lancar
A. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun
1995 menjadi 59,5 % pada tahun 2007 ( Riskesdas 2007 ).
B. LATAR BELAKANG
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk
dunia usaha. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan
ketrampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri
berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Dalam menentukan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai
kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan sejak awal. Potensi dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan maksimal, sehingga solusi masalah
lebih efektif dan dapat menjamin kesinambungan kegiatan
Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman
PTM melalui Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan
berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan Posbindu PTM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Pomalaa yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna menuju tercapainya pomalaa sehat guna mendukung terwujudnya Indonesia sehat.Dan sesuai dengan tata nilai puskesmas
pomalaa yaitu Prima,Optimis,maju,Aktif,Loyal,Adil dan Amanah.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko penyakit tidak menular
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan PTM secara efektif dan efisien
b. Terkendalinya penyakit tidak menular di masyarakat
c. Adanya kemauan masyarakat untuk mengenali kasus PTM dan berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan
F. SASARAN
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
I. PENDAHULUAN
Kesehatan Gigi dan Mulut memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut juga
berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang ada dalam rongga mulut
berpengaruh pada kondisi kesehatan umum. Beberapa penyakit sistemik bermanifestasi di rongga mulut, seperti infeksi HIV, dan
Diabetes Mellitus. Sebaliknya, penyakit gigi dan mulut dapat menjadi faktor resiko penyakit lain sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis,
faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, diabetes mellitus, dan bakterial endokarditis.
Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Karies maupun Periodontitis
adalah penyakit yang terjadi karena adanya interaksi antara beberapa faktor yaitu host (gigi, gusi, ludah), penjamu (bakteri/plak), substrat
(makanan kariogenik), dan waktu. Hal ini sebenarnya mudah dicegah apabila kebiasaan/perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik
telah ditanamkan sejak usia dini.
Manusia mempunyai dua fase pertumbuhan gigi, yaitu fase gigi susu/gigi sulung dan fase pertumbuhan gigi permanen/gigi tetap.
Gigi susu adalah gigi pada anak-anak yang tumbuh pada usia sekitar 6 bulan s/d 36 bulan. Gigi ini kemudian akan digantikan oleh gigi
permanen yang mulai tumbuh pada usia 6 tahun s/d 14 tahun. Gigi Permanen ini bila hilang/dicabut, maka tidak akan ada gigi
penggantinya lagi. Kondisi rongga mulut yang sehat dan bebas karies pada fase gigi susu, akan membawa pada kondisi gigi
permanen/gigi tetap yang sehat pula dan bebas dari karies. Sebaliknya, gigi susu yang banyak mengalami karies, akan membawa pada
pertumbuhan gigi permanen yang rapuh dan mudah terjadi karies. Sehingga, kondisi kesehatan rongga mulut saat ini, adalah cermin dari
kondisi rongga mulut di masa lalu.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut seperti diatas perlu dilakukan sejak dini, dengan memberikan wawasan, pengetahuan,
ketrampilan, dan pemahaman terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta membentuk perilaku/kebiasaan yang baik
dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesehatan yang optimal pada tubuh secara umum, dan
khususnya, bertujuan untuk mempertahankan gigi permanen sebanyak mungkin dan selama mungkin di dalam rahang sampai dengan
lanjut usia, yang sesuai dengan standar kesehatan gigi WHO yaitu 75 % dari jumlah penduduk usia 65 tahun keatas, memiliki minimum
20 gigi yang berfungsi. Karena itu, pemberian pengetahuan dan pembentukan perilaku yangbaik dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut, berupa kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak usia TK/PAUD dan
utamanya untuk anak SD/MI dimana pada usia tersebut anak-anak sudah dapat menyerap materi dengan mudah serta dapat mandiri dan
membentuk perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya sebagai investasi bagi kesehatan tubuhnya di masa
mendatang
TUJUAN KHUSUS :
1. Siswa memahami bagaimana prosedur menggosok gigi yang benar, meliputi waktu, frekuensi, dan cara
menggosok gigi secara berkesinambungan
2 . S i s w a m e m a h a m i m o d e l s i k a t g i g i y a n g b o l e h d i g u n a k a n u n t u k a n a k - a n a k d a n j u m l a h p a s t a g i g i ya n g
digunakan.
3 . S i s w a m e m a h a m i m a c a m - m a c a m p e n ya k i t g i g i d a n t i n d a k l a n j u t a p a ya n g h a r u s d i l a k u k a n b i l a m e n d e r i t a
p e n ya k i t g i g i d a n m u l u t .
4. Siswa memahami kapan harus pe rgi ke Dokter Gigi dan Frekuensi kunjungan ke Dokter gigi bila tidak
ada masalah kesehatan gigi dan mulut.
5. Siswa memahami pola makan yang baik untuk kesehatan gigi dan makanan apa saja yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan untuk
pencegahan karies gigi.
6. Siswa mempunyai sikap/kebiasaan memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.
VI. SASARAN
Siswa TK/PAUD dan SD/MI dapat melakukan proses menggosok gigi dengan benar dan tindak lanjut yang dilakukan bila ada
gangguan kesehatan gigi dan mulut.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan UKGS di TK/PAUD di jadwalkan pada bulan Agustus 2018 dan pelaksanaan UKGS di SD/MI di bulan September
2018 bersamaan dengan kegiatan UKS dan Penjaringan Kesehatan Umum dengan sumber dana dari BOK.
VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh Tim Audit Internal Puskesmas Pomalaa terhadap ketepatan pelaksanaan kegiatan,apakah sesuai jadwal
pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir kegiatan evaluasi
oleh Tim Audit Internal Puskesmas Pomalaa Kab. Kolaka.