Anda di halaman 1dari 24

Definisi Reaktor

Reaktor adalah satu alat proses tempat terjadinya suatu reaksi berlangsung,
baik itu reaksi kimia maupun nuklir. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan
berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan
(dengan sendirinya) atau bisa juga dengan bantuan energi seperti energi panas.
Perubahan yang terjadi adalah perubahan kimia sehingga yang terjadi adalah
bukan perubahan fase melainkan perubahan bahan, misalnya dari air menjadi uap.

Tujuan Pemilihan Reaktor


Dalam pemilihan reaktor, terdapat tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Mendapat keuntungan besar.
2. Biaya produksi yang rendah.
3. Modal kecil atau volume reaktor minimum.
4. Operasinya sederhana dan murah.
5. Keselamatan kerja terjamin.
6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya.

Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Reaktor


1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi.
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping.
3. Kapasitas produksi.
4. Harga reaktor dan biaya instalasinya.
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas.

Komponen Reaktor Kimia Secara Umum


1. Cooling Jacket
Cooling jacket berfungsi sebagai batas lingkungan dengan sistem reaktor.
Selain itu juga berfungsi sebagai penghalang panas agar tidak terbuang ke
lingkungan.
2. Motor
Motor digunakan sebagai penggerak agitator (pengaduk). Motor terdapat
pada reaktor yang memiliki pengaduk.
3. Agitator
Agitator adalah baling-baling pengaduk pada tangki berpengaduk.

2
4. Inlet Feed
Inlet feed merupakan tempat dimana pereaksi (feed) dimasukkan kedalam
reaktor. Inlet feed hanya terdapat pada reaktor kontinyu dan tidak terdapat
pada reaktor batch.
5. Outlet
Outlet merupakan produk keluaran dari reaktor.
6. Aksesoris Reaktor
Aksesoris reaktor berupa pengontrol ketinggian, pengontrol volume,
pengontrol suhu dan sebagainya.

Aksesoris Reaktor
Beberapa contoh dari aksesoris reaktor adalah :
1. Level Controller (LC), suatu alat yang menjaga agar volume (isi) reaktor
tetap terjaga, tidak kehabisan reaktan ataupun kelebihan yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan. Cara kerja dari alat ini adalah dengan
terus mendeteksi ketinggian permukaan bahan dalam reaktor, jika kurang
dari toleransi yang diberikan (set point) maka kran keluaran (output) akan
mengecil sampai ketinggian mencapai tinggi yang telah di set. Sebaliknya
jika melebihi kran keluaran akan dibuka lebih lebar untuk mengurangi
bahan dalam reaktor.
2. Pressure Controller (PC), suatu alat yang bertugas untuk menjaga agar
tekanan dalam reaktor masih berada pada kisaran yang ditetapkan.
Biasanya diterapkan pada reaktor yang memakai reaktan berfasa gas. Cara
kerjanya mirip dengan LC yaitu dengan membuka dan menutup kran.
3. Temperature Controller (TC), suatu alat yang bertugas agar suhu di dalam
reaktor masih berada dalam kisaran suhu operasinya. TC juga bekerja
dengan membuka dan menutup kran, namun kran yang diintervensi adalah
kran utilitas. Misalnya CSTR berpemanas, jika suhu drop maka kran koil
uap panas (steam) akan diperbesar sehingga steam yang masuk akan lebih
banyak yang akhirnya suplai panas pun bertambah dan akhirnya suhu
reaktor akan bertambah dan suhu reaktor pun dapat kembali ke suhu yang
normal.

Jenis-jenis Reaktor
Reaktor secara garis besar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Reaktor kimia

3
Reaktor kimia adalah jenis reaktor yang umum sekali digunakan dalam
industri. Hal ini dikarenakan, dalam sintesis bahan kita selalu memerlukan jenis
reaktor ini.
2. Reaktor nuklir
Penggunaan reaktor nuklir umumnya sangat dibatasi penggunaannya,
mengingat standar keselamatannya yang sangat tinggi. Reaktor nuklir umumnya
digunakan untuk pembangkit listrik, namun sekarang penggunaannya sedah mulai
luas, misalnya untuk merekayasa genetic suatu bibit agar menjadi bibit unggul.

2.3 Reaktor Kimia


Dalam teknik kimia, reaktor kimia adalah suatu bejana tempat
berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak
variabel yang dapat dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia
harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk
dibandingkan masukan (input) yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu
biaya modal maupun operasi. Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh
dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya energi yang akan
diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator dan lain-lain. Perubahan
energi dalam suatu reaktor kimia bisa
karena adanya suatu pemanasan atau
pendinginan, penambahan atau
pengurangan tekanan, gaya
gesekan (pengaduk dan cairan), dan
lain-lain.

2.3.1 Jenis-jenis reaktor kimia dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor


berikut:
a. Pembagian reaktor kimia berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, reaktor kimia diklasifikasikan menjadi:

1. Reaktor tangki

4
Gambar 2.1 Reaktor Tangki

Reaktor tangki banyak dikenal dalam bidang kimia, dimana pada bidang
yang banyak bersinggungan dengan unsur dan kontaminan-kontaminan berbahaya
tersebut. Reaktor tangki digunakan untuk proses penambahan dan pencampuran
bahan-bahan kimia.
Reaktor tangki yang berkualitas akan memungkinkan kegiatan-kegiatan
seperti oksidasi, reduksi, oil cracking, pH adjustment, metals precipitation, dan
proses-proses kimia lainnya dilakukan secara aman dan maksimal.
Beratnya tugas yang akan diemban oleh reaktor tangki tersebut membuat
proses perancangan dan pembuatannya pun harus dilakukan secara sempurna dan
se-efisien mungkin. Ada banyak variabel yang harus diperhitungkan sebelum
membuat sebuah reaktor tangki. Tetapi, secara umum perancangan suatu reaktor
tangki harus benar-benar memperhatikan efisiensi kinerjanya, sehingga akan
didapatkan rasio output (produk) banding input yang besar dengan biaya yang
seminimal mungkin. Selain itu, faktor keselamatan juga harus benar-benar
diperhitungkan, mengingat dalam satu kali proses kimia akan ada banyak
perubahan energi dalam reaktor tangki tersebut seperti penambahan atau
pengurangan tekanan, pemanasan, pendinginan, gesekan, dan lain-lain. Oleh
karena itu, pengurangan biaya operasional dengan cara memangkas biaya
keselamatan justru akan menyebabkan membengkaknya pengeluaran karena
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Sebuah reaktor tangki yang baik dan berkualitas harus bisa dioperasikan
secara kontinyu maupun pertain (batch). Pada umumnya, reaktor tangki akan
beroperasi dalam keadaan diam (steady state) walaupun tidak menutup
kemungkinan untuk dioperasikan dalam keadaan transient. Saat pertama kali
beroperasi, reaktor tangki biasanya akan beroperasi secara transien karena
komponen produk masih berubah terhadap waktu. Seiring dengan berjalannya
waktu, reaktor akan beroperasi secara steady dimana semua komponen produk
dalam tangki telah berada dalam kondisi yang cukup stabil.

5
Reaktor tangki dikatakan ideal apabila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam
reaktor setiap saat selalu seragam.
Reaktor tangki dapat dipakai untuk
proses batch, semi batch, dan
proses alir.

2. Reaktor pipa

Gambar 2.2 Reaktor Pipa

Reaktor jenis ini biasanya digunakan tanpa pengaduk, sehingga disebut


reaktor alir pipa. Dikatakan ideal apabila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan,
mengalir di dalam pipa dengan arah sejajar dengan sumbu pipa.

b. Pembagian reaktor berdasarkan proses


Berdasarkan prosesnya, reaktor dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Reaktor batch
Reaktor batch merupakan reaktor dimana saat terjadinya reaksi tidak ada
reaktan yang masuk dan produk yang keluar. Dalam reaktor batch, reaksinya
terjadi dalam sekali proses. Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan
untuk produksi berkapasitas kecil, seperti dalam proses pelarutan padatan,
pencampuran produk, reaksi kimia, batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-
cair, polimerisasi, farmasi, dan fermentasi.

6
Gambar 2.3 Reaktor Batch

Berikut ini beberapa ketetapan dalam penggunaan reaktor tipe batch.


 Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur.
 Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam
reaktor adalah sama atau homogen pada waktu yang sama.

Reaktor batch bisa tersusun oleh sebuah tangki dengan pengaduk serta
sistem pendingin atau pemanas yang menyatu dengan reaktor. Tangki ini memiliki
ukuran yang bervariasi mulai dari kurang dari 1 L sampai lebih dari 15.000 L
tergantung kebutuhan. Batch reaktor biasanya terbuat dari baja, stainless steel atau
baja berlapis kaca. Padatan dan cairan yang akan masuk reaktor biasanya melalui
sambungan yang terdapat pada tutup atas reaktor. Untuk uap dan gas yang keluar
reaktor biasanya juga melalui bagian atas, sedangkan untuk cairan keluar melalui
bagian bawah.
Kelebihan dari reaktor tipe batch
1. Harga instrumentasi rendah
2. Penggunaannya fleksibel, dimana dapat dihentikan secara mudah dan cepat,
kapan saja diinginkan.
3. Penggunaan yang multifungsi
4. Dapat digunakan untuk reaksi yang menggunakan campuran kuat dan beracun
5. Mudah dibersihkan
6. Dapat menangani reaksi dalam fase gas, cair, dan cair-padat.
7. Pada reaktor batch dengan volume
yang berubah, maka perubahan
volume dapat dianggap linier
terhadap konversi.

Kelemahan reaktor tipe batch


1. Biaya buruh dan handling yang
tinggi

7
2. Terkadang waktu untuk mengosongkan, membersihkan, dan mengisi kembali
reaktor besar.
3. Pengendalian kualitas dari produk jelek atau susah
4. Skala produksi yang kecil
5. Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas karena mudah terjadi kebocoran pada
lubang pengaduk
6. Tidak dapat dijalankan pada proses-proses yang sulit, karena harus diubah
menjadi proses kontinyu.

Mekanisme kerja reaktor batch


Reaktan dimasukkan ke dalam reaktor, sehingga terjadi reaksi dalam waktu
tertentu. Setelah itu, produk (hasil) akan dikeluarkan dari reaktor. Pada saat reaksi
berlangsung, tidak ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar. Didalam
reaktor terjadi pengadukan yang sempurna, sehingga konsentrasi disetiap titik
dalam reaktor sama pada waktu yang sama.

Dalam industri kimia, reaktor batch digunakan untuk keperluan antara lain
pada industri dengan skala kecil, yaitu:

1. Mencoba proses baru yang belum sepenuhnya dikembangkan


2. Memproduksi produk yang mahal
3. Proses-proses yang sulit diubah menjadi proses kontinyu.
Alasan dipilihnya reaktor batch
1. Proses yang terjadi membutuh proses yang lama
2. Jika bahan atau hasilnya perlu pembersihan
3. Untuk reaksi dengan fase cair
4. Jika prosesnya dalam kapasitas yang kecil

2. Reaktor alir
Reaktor alir disebut reaktor ideal jika zat-zat pereaksi dan hasil reaksi
mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa. Pada reaktor,
komposisi suhu dan tekanan diseluruh penampang reaktor selalu sama. Perbedaan
komposisi suhu dan tekanan hanya terjadi di sepanjang dinding reaktor. Reaktor
jenis ini banyak digunakan dalam industri dengan zat pereaksi atau reaktan berupa
fase gas atau cair dengan kapasitas produksi yang cukup besar.

Reaktor alir terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB)

8
Gambar 2.4 Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
(RATB)

Reaktor alir tangki berpengaduk


(RATB) merupakan reaktor yang paling sering
dijumpai dalam industri kimia. Reaktor ini
termasuk sistem reaktor kontinyu untuk reaksi-reaksi sederhana. Berbeda dengan
sistem operasi batch dimana selama reaksi berlangsung tidak ada aliran yang
masuk atau meninggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di dalam
reaktor alir (kontinyu) baik umpan maupun produk akan mengalir secara terus-
menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu keadaan
dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripada sistem berada dalam kondisi
stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk, aliran keluar, maupun kondisi
operasi reaksi di dalam reaktor tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu
reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi ekivalen
dengan lamanya reaktan berada dalam reaktor. Pernyataan ini biasa disebut waktu
tinggal campuran di dalam reaktor, yang besarnya ditentukan oleh laju alir
campuran yang lewat serta volume reaktor dimana reaksi berlangsung.
Reaktor tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki-
tangki ini dipasang vertical dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada
masing-masing tangki dilakukan secara kontinyu sehingga diperoleh suatu
keadaan dimana komposisi campuran di dalam reaktor benar-benar seragam.
RATB sering atau biasa digunakan untuk reaksi homogen (reaksi yang
berlangsung dalam satu fase saja), misalnya fase cair-cair atau gas-gas Untuk
reaksi fase gas (non katalitik), reaksinya berlangsung cepat tetapi akan mudah
terjadi kebocoran sehingga dinding reaktor harus dibuat tebal, misalnya pada
reaksi pembakaran.

9
Untuk reaksi fase cair (katalitik), reaksinya berlangsung dalam sistem
koloid. Pada RATB, kecepatan volumetrik umpan yang masuk sama dengan
kecepatan volumetrik hasil (produk) yang keluar sehingga kecepatan
akumulasinya sama dengan nol. Adanya pengadukan yang sempurna
menyebabkan komposisi di dalam reaktor sama dengan komposisi yang keluar
dari reaktor, begitu pula dengan parameter lain seperti kosentrasi, konversi reaksi,
dan kecepatan reaksi.

Mekanisme kerja RATB


Pada RATB prosesnya berlangsung
secra kontinyu, pengadukan adalah
yang terpenting dalam reaktor ini karena
dengan adanya pengadukan akan
menjadikan reaksinya menjadi homogen.

Keuntungan penggunaan RATB:


1. Suhu dan komposisi campuran
dalam reaktor sama
2. Pengontrolan suhu mudah sehingga kondisi operasi yang isotermal bisa
terpenuhi.
3. Mudah dalam melakukan pengontrolan secara otomatis sehingga produk lebih
konsisten dan biaya operasi lebih rendah.

Kerugian penggunaan RATB:


1. Tidak efisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi.
2. Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP.
3. Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB
lebih besar dari RAP.
4. Volume reaktor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi
lebih lama bereaksi di reaktor.
5. Reaksinya berlangsung isotermal sehingga dipakai katalisator yang
aktifitasnya rendah dan butir katalisator kecil sehingga tidak ada tahanan
perpindahan panas.

2. Reaktor alir pipa (RAP)

10
Gambar 2.5 Reaktor Alir Pipa

Reaktor alir pipa adalah reaktor dimana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa sering disebut juga
sebagai reaktor alir sumbat atau continuous tubular reactors (CTRs). Reaktor ini
biasanya dilengkapi dengan selaput membrane untuk menambah yield produk
pada reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga keseimbangan
dalam reaktor secara kontinyu bergeser membentuk lebih banyak produk. Pada
umumnya, reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Dalam RAP, satu atau
lebih reaktan dipompakan ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang digunakan
pada reaktor ini adalah reaksi fase gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa
sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield akan semakin tinggi. Namun,
tidak mudah untuk menaikkan konversi karena di dalam RAP konversi terjadi
secara gradient. Pada awalnya, kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun
setelah panjang pipa tertentu atau pipa bertambah panjang maka jumlah reaktan
akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat seiring panjangnya
pipa.
Di dalam RAP, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga
waktu tinggal sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir
melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir sepanjang RAP,
fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari arah
depan atau belakang). Setiap plug dengan volume berbeda dinyatakan sebagai
kesatuan yang terpisah-pisah ( hampir seperti reaktor batch) dimana plug mengalir
turun melalui pipa reaktor ini.
Umpan dalam reaktor alir pipa biasanya umpan dalam skala besar. Oleh
karena itu, reaktor ini banyak digunakan dalam industri – industri besar seperti :
petrokimia gresik, pertamina dan lain-lain. Reaktor ini biasanya digunakan dalam

11
fase gas pada tekanan tinggi dan dalam suhu tinggi.

Beberapa hal penting mengenai RAP:


1. Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran,
dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan,
diharapkan reaksi lebih optimal dan terjadi penghematan.
3. Biasanya, RAP memiliki konversi yang lebih besar dibanding RATB dalam
volume yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal yang sama RAP
memberikan hasil yang lebih besar
dibanding RATB.

Keuntungan penggunaan RAP:


1. Memberikan volume yang lebih kecil
daripada RATB, untuk konversi yang sama
2. Hasil konversi yang cukup tinggi
3. Waktu yang relatif lebih singkat
dibandingkan dengan reaktor lain seperti
RATB.

Kerugian penggunaan RAP:


1. Harga alat, biaya instalasi, dan perawatannya tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian yang
suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada dinding reaktor.

3. Reaktor semi batch

Gambar 2.6 Reaktor Semi Batch

12
Reaktor semi batch mungkin adalah jenis yang paling sering ada dalam
industri kimia, terutama di cabang biokimia, di laboratorium kimia organik dan
dalam proses bioteknologi. Reaktor ini biasanya berbentuk tangki berpengaduk.
Reaktor semi batch berlangsung secara batch dan kontinyu secara bersamaan.
Contoh paling sederhana misalnya pada tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali
ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara
kontinyu. Contoh lainnya adalah pada proses klorinasi, pada suatu reaksi cair-gas,
gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi dengan
cairan di tangki yang diam (batch).
Reaktor semi batch beroperasi seperti reaktor batch namun, reaktor ini
dimodifikasi sehingga dapat memperkenankan adanya penambahan pereaksi dan
atau penghapusan produk dalam suatu waktu.

Kelebihan reaktor semi batch:


1. Peningkatan selektivitas reaksi.
Sering kali reaktan tertentu bisa melalui jalur paralel yang menghasilkan dua
produk yang berbeda namun hanya satu yang diinginkan.
2. Kontrol yang lebih baik dari reaksi eksotermis.
Reaksi eksotermis adalah reaksi yang melepaskan panas. Reaksi yang sangat
eksotermis dapat menyebabkan masalah dalam hal keamanan. Reaktor semi
batch memungkinkan untuk penambahan reaktan secara lambat untuk
mengontrol panas yang dilepaskan dan juga temperatur yang ada di dalam
reaktor.
3. Penghapusan produk melalui aliran pembersihan.
Dalam rangka meminimalkan reversibilitas reaksi, maka konsentrasi produk
harus diminimalkan. Hal ini dapat dilakukan dalam reaktor semi batch dengan
menggunakan aliran pembersihan untuk menghilangkan produk dan
meningkatkan laju reaksi.

Pemilihan reaktor
Baik reaktor batch maupun reaktor semi batch lebih cocok untuk reaksi fase
cair dan produksi skala kecil, karena mereka biasanya membutuhkan biaya modal
yang lebih rendah daripada operasi reaktor alir pipa, tetapi akan dikenakan biaya
yang lebih besar per unit jika produksi ingin ditingkatkan.

c. Pembagian reaktor berdasarkan keadaan operasinya

13
Berdasarkan keadaan operasinya,
reaktor terbagi menjadi:
1. Reaktor isotermal

Gambar 2.7 Reaktor Isotermal

Reaktor isotermal adalah reaktor yang beroperasi secara isotermal, jika


umpan yang masuk ke reaktor, campuran dalam reaktor dan cairan yang keluar
dari reaktor selalu seragam dan suhunya sama dan keadaan awal secara
operasional sulit dilaksanakan sebab perpindahan panas yang terjadi harus selalu
dapat mengimbangi panas reaksi yang terjadi (untuk reaksi eksoterm) atau panas
diperlukan untuk reaksi endoterm.

2. Reaktor adiabatis

Gambar 2.8 Reaktor Adiabatis

Reaktor adiabatis adalah reaktor yang beroperasi secara adiabatis dimana


tidak ada perpindahan panas antara reaktor dengan sekelilingnya. Ditinjau dari
segi operasionalnya, reaktor adiabatis yang paling sederhana, cukup dengan
menyekat reaktor, sehingga tidak ada panas yang hilang ke sekelilingnya. Jika
reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis, maka panas yang terjadi karena
reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor.

3. Reaktor Non-Adiabatis

14
Reaktor non adiabatis adalah reaktor yang beroperasi secara non adiabatis
dimana terdapat perpindahan panas antara reaktor dengan sekelilingnya.

d. Pembagian reaktor khusus (Reaktor dengan katalis padat)


1. Packed/Fixed bed reaktor (PBR)

Gambar 2.9 Reaktor Fixed Bed

Reaktor fixed bed adalah reaktor dengan menggunakan katalis padat yang
diam dan zat pereaksi berfase gas. Butiran-butiran katalisator yang biasa dipakai
dalam reaktor fixed bed adalah katalisator yang berlubang di bagian tengah,
karena luas permukaan persatuan berat lebih besar jika dibandingkan dengan
butiran katalisator berbentuk silinder, dan aliran gas lebih lancar. Reaktor jenis ini
terdiri dari satu pipa atau lebih yang berisi tumpukan katalis stasioner dan
dioperasikan vertikal. Reaktor fixed bed biasanya dioperasikan secara adiabatis.

Bentuk reaktor fixed bed


Bentuk reaktor fixed bed dapat dibagi menjadi :
1. Reaktor dengan satu lapis tumpukan katalisator (Single Bed)
Sebagai penyangga katalisator dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert
terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reaktor disusun dari butir yang besar makin

15
keatas makin kecil, tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil
makin keatas makin besar.
2. Multi bed
Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator
lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatis. Jika reaksi yang
terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik
sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator,
maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar
reaktor untuk di dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui
tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua
belum mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang
diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan mengalirkan gas kea lat
penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke reaktor yang masuk melalui
tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi yang
diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar reaktor
dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.

Pemilihan katalisator
Untuk menentukan katalisaor mana yang sebaiknya digunakan dapat dipakai
pertimbangan sebagai berikut :
 Harga katalisator.
Dipilih harga katalisator yang murah, untuk menghemat investasi dan biaya
operasi
 Mudah atau tidaknya diregenerasi.
Jika katalisator dapat diregenerasi tanpa harus merusak aktivitasnya dapat
mengurangi biaya pembelian katalisator baru
 Dapat diproduksi dalam jumlah yang besar
 Tahan terhadap racun.
Jika katalisator tahan terhadap racun akan berumur panjang dan tidak mudah
kehilangan aktivitasnya.
 Sebaiknya dipakai katalisator yang berumur panjang dengan maksud untuk
menghemat dana untuk membeli katalisator baru, untuk mengurangi waktu
produksi yang hilang guna penggantian katalisator.

Kelebihan fixed bed reaktor


 Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus

16
 Kapasitas produksi cukup tinggi
 Pemakaian tidak terbatas pada
kondisi reaksi tertentu (eksoterm
atau endoterm) sehingga
pemakaian lebih fleksibel
 Aliran fluida mendekati plug
flow, sehingga dapat diperoleh
hasil konversi yang tinggi
 Pressure drop rendah
 Oleh karena adanya hold-up
yang tinggi, maka menghasilkan pencampuran radial yang lebih baik dan
tidak ditemukan pembentukan saluran (channeling)
 Pemasokan katalis per unit volum reaktor besar
 Hold up liquid tinggi
 Katalis benar-benar dibasahi
 Kontrol temperatur lebih baik
 Transfer massa gas-liquid lebih tinggi daripada reaktor trickle bed karena
interaksi gas-liquid lebih besar

Kekurangan fixed bed reaktor


 Resistansi difusi intra partikel sangat besar
 Rate transfer massa dan transfer panas rendah
 Pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan shut down alat
 Konversi lebih rendah
 Ada kemungkinan terjadi reaksi samping homogen pada liquid

2. Fluidized bed reaktor (FBR)

Gambar 2.10 Reaktor Fluidized Bed

Fluidized Bed Reaktor adalah adalah jenis reaktor kimia yang dapat
digunakan untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini
menggunakan fluida (cairan atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan

17
(biasanya berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup sehingga
katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat
dianalogikan sebagai fluida juga. Proses ini, dinamakan fluidasi. Fluidized Bed
Reaktor dapat digunakan untuk pencampuran dan pemisahan antar fasa.

Kelebihan penggunaan FBR:


 Terjadinya regenerasi secara kontinyu.
 Reaksinya memiliki efek panas yang tinggi.
 Suhunya konstan sehingga mudah dikontrol.

Kekurangan penggunaan FBR:


 Partikel mengalami keausan yang dapat menyebabkan mengecilnya ukuran
partikel yang berada di dalam reaktor dan ikut mengalir bersama aliran gas
sehingga perlu digunakan alat cyclone separators dan aliran listrik yang
disambungkan pada garis antara reaktor dan generator.
 Adanya peningkatan keabrasivan dimana penyebabnya adalah partikel padat
di dalam proses cracking pada fluidized bed.
 Tidak mempunyai fleksibilitas terhadap perubahan panas.
 Rancang-Bangun kompleks sehingga biaya mahal
 Jarang digunakan di (dalam) laboratorium

Alasan pemilihan reaktor fluidized bed:


 Partikel fluidized sangat kecil
 Konsentrasi intra partikel dan gradien temperaturnya diabaikan
 Ketika terjadi regenerasi katalis dan reaksinya memiliki efek panas yang
tinggi. Biasanya diameter reaktor 10-30 ft.
 Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan.
 Operasinya isotermal.

Perbedaan fluidized bed dengan Fixed bed:


Pada fluidized bed jumlah katalis lebih sedikit dan katalis bergerak sesuai
kecepatan aliran gas yang masuk serta memberikan luas permukaan yang lebih
besar.

e. Reactor Berdasarkan Susunannya


 Reaktor Seri
1. Reaktor aliran plug susunan seri

18
Pada gambar menunjukkan sebuah sistem susunan seri reaktor aliran plug,
dimana tidak terdapat sisa aliran antara reaktor berikutnya. Pada gambar tersebut
terdapat tiga reaktor seri, tetapi ada beberapa kasus yang jumlah reaktornya lebih
sedikit atau lebih banyak. Jumlah volume pada susunan seri untuk N reaktro,
diekspresikan dalam bentuk keseimbangan mol untuk masing – masing reaktor.

Dengan kata lain, jumlah volume untuk semua reaktor diperoleh dengan
mengintegralkan persamaan neraca mol input pada reaktor pertama dan cabang
dari yang terakhir. Keseimbangan mol pada beberapa reaktor mungkin dapat
dikalkulasikan pada bentuk sebuah konversi fraksi masukan (input) pada reaktor
pertama.

2.11Reaktor aliran plug susunan seri

1. CSTR dalam susunan seri


Sebuah sistem CSTR dalam susunan seri diilustrasikan pada gambar. Dalam
hal ini, cabang dari satu reaktor membentuk aliran yang ada pada reaktor yang
berikutnya dalam susunan seri lainnya. Dalam bagian ini kita anggap bahwa tidak
ada perubahan sistem antara reaktor. Persamaan konversi dapat diselesaikan untuk
masing – masing reaktor dalam susunan seri.

2.12 CSTR dalam susunan seri

19
Total volume reaktor minimum untuk CSTR dalam susunan seri adalah
dideterminasikan dari volume reaktor minimum yang dibutuhkan untuk
memperoleh konversi pada kondisi yang ada pada reaktor pertama. Persamaan
keseimbangan mol data ditulis untuk masing – masing CSTR, dengan konversi
dalam beberapa reaktor yang ditentukan dalam bentuk nilai aliran molar A ada
pada reaktor pertama. Nilai aliran Inlet dan outlet dibagi dengan nilai reaksi dapat
di plot sebagai sebuah fungsi konversi untuk sistem reaktor ini. Minimisasi
masssa dapat ditunjukan dalam bentuk nilai XAi yang meminimumkan volume
reaktor total.

Volume total minimum ditemukan dengan mengambil turunan volume


total dengan mengikuti pada XA1, dan menyusun hasil yang sma dengan mol. Lalu,
ambil hasil penurunannya dengan mengikuti pada X A1 dan susun hasil dengan
sama dengan nol. Susunan ulang persamaan tersebut untuk memberikan kondisi
yang memberikan volume minimum. Konstanta kesetimbangan untuk semua
reaksi dalam bentuk konsentrasi adalah dengan mengasumsikan gas ideal.

Keuntungan dan Kekurangan dari rangkaian seri

Keuntungan

 Menghasilkan produk yang sempurna


 Feed ( umpan ) diteruskan secara kontinyu
 Memberikan konversi produk yang lebih tinggi
Kerugian
 Kapasitas produk yang dihasilkan sedikit
 Membutuhkan waktu lama untuk operasi

 Reaktor Paralel
1. Reaktor aliran plug dalam susunan paralel

20
Dalam sistem paralel reaktor aliran plug, sebuah aliran bertekanan dibagi
dalam beberapa bentuk, masing – masing masukan pada sebuah reaktor aliran
plug, seperti yang diilustrasikan pada gambar. Konversi keseluruhan dari sistem
reaktor dapat didetermenasikan dengan pembentukan sebuah keseimbangan mol
pada titik konvergen aliran cabang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh temperatur dan
total nilai molar, dimana konversi keseluran tertinggi yang diperoleh adalah sama
pada masing – masing reaktor. Pada industri, umumnya reaktor tubulal terdiri dari
banyak ( mungkin ratusan ) pipa yang paralel dengan ukuran yang sama, dimana
masing – masing reaktor mempunyai kondisi operasi yang sama.

2.13 Reaktor aliran plug dalam susunan paralel

1. CSTR dalam susunan paralel


Pada gambar menunjukkan CSTR dalm susunan paralel dimana analisis
sistem ini mirip pada analisis sistem paralel PFR, yang pada masing – masing
reaktor dapat dianalisa secara terpisah. Untuk sebuah sistem paralel CSTR,
konversi keseluran tertinggi didapat ketika konversi dimana pada masing-masing
reaktor. Dengan kata lain, total nilai aliran dibagi berdasarkan reaktor-reaktor
menurut volume yang ada. Sebuah sistem N paralel CSTR pada ruang dan waktu
yang sama, akan memberikan konversi keseluran sama sebagai sebuah CSTR
tunggal dengan sebuah volume (Vt) sama untuk sejumlah volume total CSTR
dalam susunan paralel.

21
2.14 CSTR dalam susunan paralel

Keuntungan dan kerugian dari rangkaian paralel

Keuntungan
o Menghasilkan produk homogen
o Memperbesar kapasitas produk
o Waktu pengoperasiannya lebih cepat
Kerugian
o Produk yang dihasilkan belum begitu sempurna
o Menghasilkan konversi produk yang sama

2.4 Fluid-fluid Reaktor


Biasa digunakan untuk reaksi gas-cair dan cair-cair.
1. Bubble tank.
Bubble tank adalah jenis reaktor kimia yang dapat digunakan untuk
mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini
menggunakan fluida (cairan atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan
(biasanya berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup
sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut
dapat dianalogikan sebagai fluida juga.

22
Gambar 2.15 : Bubble Tank

2. Agitate tank
Agitate tank adalah digunakan untuk menyediakan reservoir penyimpanan
untuk batch campuran dari mixer kecepatan geser tinggi.
Tiga fungsi utama dari agitate tank :
 Persamaan gelembung udara terjebak selama proses pencampuran.
 Agitate bertindk sebagai reservoir penyimpanan untuk batch campuran
yang memungkinkan kelangsungan penyediaan dipertahankan untuk
pompa.
 Agitate dari dayung khusus bebentuk menjaga campuran dalam
suspensi sebelum pemompaan.

Gambar 2. 14 : Agitate Tank

3. Spray Tower

23
Spray tower adalah perangkat kontrol terutama digunakan untuk
pengkondisian gas (pendingin dan pelembab) atau untuk tahap pertama atau
penghapus partikel gas. Mereka juga digunakan di banyak gas cerombnong
desulfurisasi sistem untuk mngurangi penumpukan plugging dan skala oleh
polutan.

Gambar 2.15 : Spray Tower

Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar di mana phase gas mengalir
dan masuk serta kontak dengan likuid di dalam spray nozzles. Berikut ini
menunjukan aliran phase di dalam spray tower, likuid masuk dalam spray
dan jatuh karena gaya gravitasi, serta kontak secara counter curent dengan
aliran gas yang masuk. Untuk ketinggian yang rendah, efisiensi ruang spray
kira-kira mendekati packed powder, tetapi untuk ketinggian yang melebihi 4
ft efisiensi spray turun dengan cepat. Sedangkan kemungkinan berlakunya
interfase aktif yang sangat besar dengan terjadinya sedikit penurunan, panda
prakteknya ditemukan ketidakmungkinan untuk mencegah hubungan ini,
dan selama permukaan interfase efektif berkurang dengan ketinggian, dan
spray tower tidak digunakan secara luas.
Spray nozzles didesain untuk aliran likuid yang mempunyai bilangan
presure drop besar maupun kecil, untuk aliran likuid yang mempunyai flow
rate yang kecil, maka cross area kontaknya harus besar. Laju aliran yang

24
mempunyai drop fals menentukan waktu kontak dan sirkulasinya. Disertai
dengan influensasi mass transfer antara dua phase dan harus kontak terus-
menerus. Hambatan pada transfer yaitu pada phase gas dikurangi dengan
gerakan swirling dari falling likuid droplets. Spray tower digunakan untuk
transfer massa larutan gas yang tinggi dimana dikontrol laju perpindahan
masa secara normal pada phase gas.
Tipe dari kolom absorber memiliki klasifikasi dan pemakaian yang
berbeda-beda pada operasinya. Hal ini harus dipahami secara seksama agar
kita dapat lebih memahami lagi sistem absober jenis ini

Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:


1. Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara
2. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat.
3. Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan
terlalu tinggi.
4. Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas.
5. Harus tidak terlalu mahal.

25

Anda mungkin juga menyukai