Anda di halaman 1dari 3

RESENSI BUKU BLUE ROMANCE

Judul Buku : Blue Romance


Penulis : Sheva Thalia
Tahun Terbit : September 2012
Penerbit : Plot Point
Jumlah Halaman : 216 halaman
Harga : Rp.38.000,00
Seri : Omnibook

Kopi, kehangatan, dan beragam cerita cinta. Itulah kesan pertama yang saya tangkap ketika
melihat cover dan sinopsis buku ini. Benar saja, bercangkir-cangkir kopi telah dihidangkan dalam cerita
ini. Beragam jenis kopi didefinisikan dengan apik, masing-masing istimewa dengan caranya sendiri.
Seistimewa kisah-kisah yang ditulis Sheva dalam Blue Romance ini.
Lewat buku pertamanya, Blue Romance, Sheva menulis tujuh cerita yang semuanya
berhubungan dengan kopi. Ketujuh cerita ini terjadi di sebuah kafe bernama Blue Romance. Sebuah kafe
24 jam di mana banyak orang bisa bertemu di sana, anak sekolah, kuliah, maupun bekerja. Saya suka
sekali dengan gaya tulisan Sheva. Tenang, unik, dan manis. Semua kisah dalam Blue Romance ini saya
suka. Namun, tentu saja ada beberapa yang menjadi favorit.

Rainy Saturday
Perkenalan unik di sebuah kafe. Saat kita belum bisa memutuskan suka atau tidak pada
persahabatan baru ini, tanpa disadari hati kita sudah merasa nyaman. Itulah yang dirasakan tokoh
utama dalam Rainy Saturday. Seorang gadis yang selalu menghabiskan Sabtu paginya di Blue Romance.
Seorang gadis yang tidak menyukai kejutan. Sabtu itu, ia harus terjebak di Blue Romance karena hujan.
Seorang laki-laki menghampirinya, minta izin untuk duduk bersama karena semua tempat sudah penuh.
Berawal dari keinginan untuk mempertahankan tekad ‘tidak menyukai kejutan’, si gadis justru
berkali-kali harus terkejut karena ia nyaman sekali ngobrol dengan si lelaki. Di Sabtu itu, hujan
menemani mereka saling mengenal satu sama lain. Sebuah kisah pembuka yang sangat manis, membuat
saya ingin cepat-cepat mengintip kisah yang lain.

Blue Moon
Malam itu, Edi begitu merindukan ayahnya. Ia adalah seorang barista di Blue Romance yang
sedang mendapat shift tengah malam. Di tengah kerinduannya, ia harus tetap teliti mencampur
berbagai bahan untuk membuat kopi yang dipesan pelanggan. Adiknya yang juga bekerja di tempat
sama justru tertidur karena lelah. Tak disangka, Blue Romance kedatangan seorang tamu wanita dalam
keadaan setengah mabuk. Ia bercerita tentang penyesalannya tak sempat bertemu sang ayah dua hari
lalu.
Blue Moon merupakan kisah sederhana yang sangat apik tentang kerinduan terhadap orang tua.
Meski kita telah mandiri, orang tua tetap bagian yang tak bisa dipisahkan di hati.

A Farewell to a Dream
Kali ini, Sheva menghadirkan kisah yang sedih tentang cinta segi tiga. Sejak awal pertemuan
mereka, Bima langsung menyadari bahwa ia menyukai Anjani. Bima tak pernah lupa bagaimana Anjani
memuji-muji tulisannya. Namun, perasaan itu rupanya tak bisa diungkapkan karena Anjani akhirnya
berpacaran dengan sahabatnya sendiri, Bram. Bima pun sedikit demi sedikit menjauh dari mereka.
Bahkan ia sempat berhenti menulis.
Malam ini, Bima akan kembali bertemu Anjani. Ia kembali ragu harus menghadapi pertemuan ini
seperti apa. Apalagi, ternyata malam itu Anjani mengungkapkan sesuatu yang tak pernah
dibayangkannya.

The Coffe & Cream Book Club


Bercerita tentang sebuah klub diskusi buku yang didirikan oleh Anya dan Bening. Syarat untuk menjadi
klub ini yaitu suka membaca, dan menyukai kopi yang dicampur dengan krimer. Namun, syarat ini
dengan mudah dilanggar oleh Jeff, tamu dadakan The Coffe & Cream Book Club yang tidak menyukai
krimer. Bening berkali-kali kesal dengan orang ini. Ia tambah kesal ketika anggota klub buku lainnya
tidak menyadari ‘kesalahan’ Jeff. Belum habis rasa kesalnya, Bening semakin tidak menyukai Jeff yang
dengan mudah membujuk anggota klub buku tentang pertemuan mereka selanjutnya.

Selain empat kisah di atas, masih ada tiga ‘cangkir kopi’ yang bisa dinikmati pembaca Blue Romance.
Sejak pertama melihat cover buku ini, saya ingin sekali membacanya. Dan ternyata perkiraan saya tidak
salah. Semua kisah dalam buku diramu dengan begitu indah oleh Sheva. Saya semakin kagum ketika
mengetahui usia Sheva yang masih begitu muda. Caranya bercerita begitu mengalir, mampu membuat
pembaca ‘membangun’ Blue Romance dalam kepalanya masing-masing.

Dari ketujuh cerita dalam Blue Romance, saya melihat ada kecenderungan hampir setiap cerita diawali
dengan perkenalan. Perkenalan yang manis, perkenalan yang tak diinginkan, perkenalan yang tak
terduga. Semua perkenalan itu akhirnya memiliki jalan cerita yang berbeda dan semuanya menarik
untuk diikuti.
Dalam data dirinya, Sheva menulis bahwa ia hobi membaca. Dengan membaca kisah yang ia tulis pun
kita sudah bisa mengetahui hobi ini. Lihat saja, ada banyak judul buku yang ada di setiap kisahnya
seperti The Great Gatsby dan The Fault in Our Stars. Beberapa judul film dan lagu juga ikut mewarnai
hari-hari Blue Romance. Dan yang tak kalah menarik adalah goresan ilustrasi yang menyelingi kisah-kisah
Blue Romance ini. Indah sekali!

Rasanya, kopi akan menjadi teman baik di kala hujan. Begitu pula dengan Blue Romance. Siap-siap
menikmati keceriaan, kesenduan, jatuh cinta, juga patah hati kala membaca buku ini. 4/5 bintang bagi
buku pertama Sheva!

Kelebihan: Kata-katanya mudah dibaca dan mudah dimengerti, ilustrasinya bagus, covernya bagus dan
warna-warni sehingga memikat para pembaca atau pembeli

Kekurangan: Mungkin ukuran tulisannya terlalu besar untuk anak-anak remaja karena kan dari cerita ini
menggambarkan bahwa buku ini ditujukan untuk anak remaja dan menurutku untuk anak remaja
ukuran fontnya terlalu besar. Covernya juga kayaknya kurang bagus karena mudah rusak dan kelipat.
Dan dari sisi tulisan,menurut aku rada memusingkan soalnya bahasanya campur-campur Indonesia,
Inggris dan Prancis.

Opini: Menurutku, cerita di buku ini bagus dan menarik karena kata-katanya mudah dimengerti selain
itu Tapi sebaiknya jangan dicampur-campur bahasanya karena malah memusingkan. Dan menurutku
buku ini cocok dibaca oleh anak remaja dan orang dewasa karena seperti tadi yang sudah aku sebutkan,
bahasanya kurang cocok dengan anak kecil dan dari segi tema dan ceritanya juga kurang cocok untuk
dibaca oleh anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai