Anda di halaman 1dari 2

Menunggumu Atau Melupakanmu

Karangan : Apriliani Nur Azizah

Di tengah keramaian, aku selalu berpikir untuk menjadi dewasa itu menyenangkan. Bisa membeli apa
pun memakai uang sendiri, mempunyai banyak teman yang tidak munafik, dan bisa mengunjungi
tempat-tempat yang jauh, pikirku waktu usiaku 9 tahun. Ternyata, menjadi dewasa tidak
semenyenangkan itu. Proses yang membuat semangat ku jatuh sejatuh-jatuhnya, ternyata aku tidak
sekuat itu untuk proses yang sulit ini. Banyak hal yang belum kuketahui dan tidak pernah terpikirkan
terjadi begitu saja.

Mengenal seseorang, berkomunikasi dengan seseorang ternyata berpengaruh besar untuk kehidupan.
Sungguh tidak terduga, bagaimana bisa aku bertemu dengan seseorang yang saat ini aku sangat
mencintainya. Bertemu dengan tidak kesengajaan adalah kisahku dan Al. Terangnya matahari pada
siang itu, kicauan burung-burung, serta suara air terjun yang mengalir begitu deras, aku duduk di
antara bebatuan besar untuk menikmati sejuknya air terjun, dan embusan angin yang berasal dari
alam. Kedua telingaku hanya mendengar suara embusan angin dan kicauan burung yang membuat
suasana menjadi tenang.

Di saat aku memandangi air terjun yang ada di depan mata, alangkah terkejutnya aku, tiba-tiba
muncul laki-laki yang sangat manis menghampiriku dan duduk di sebelahku. Dengan lirih dan
suaranya yang sangat lembut, ia mulai mengajak mengobrol denganku yang sedang termenung
menatap air terjun. “Sejuk sekali ya di sini” ucapnya. Lelaki itu bernama Al. Kedua mata kami tertuju
kepada air terjun yang ada di depan mata kita. Berawal dari pertemuan yang tidak sengaja antara aku
dan Al di waktu itu yang aku kira pertemuan singkat, ternyata pertemuan ini adalah awal dari kisah
persahabatan kami. Mengenalnya membuat kehidupanku terasa menyenangkan dan membuatku
memiliki rasa nyaman saat di dekatnya.

Seiring berjalannya waktu, ternyata sudah hampir 3 tahun aku dan Al mengenal satu sama lain sehabis
bertemu di tempat itu. Tanpa sadar, ternyata aku memiliki perasaan untuknya. Tetapi yang awalnya
kita sangat dekat juga berada di fase persahabatan yang mulai sedikit berjarak. Dengan kesibukan
masing-masing aku dan Al hampir tidak pernah bertemu untuk hanya sekedar menikmati malam yang
indah dengan cerita dan lelucon yang membuat kita tidak berhenti untuk tertawa. Aku menjalani
kehidupan tetapi seperti ada yang kurang, inginku menyapa Al kembali tetapi sudah lama sekali kita
tidak berkomunikasi membuatku sedikit malu dan membuat kehidupan ku tidak begitu
menyenangkan, karena hanya Al yang mampu mengerti semua cerita dan kekonyolan ku.

Tak terasa sudah hampir 8 bulan kami tidak berkomunikasi, malam ku yang sunyi dengan kepala yang
sangat berisik aku selalu berpikir, “Apakah aku berbuat kesalahan?”, “Apa yang membuat ia tidak
ingin berkomunikasi denganku?”, “Bagaimana ya dengan kehidupannya?”, “Apakah ia mempunyai
teman untuk mendengarkan ceritanya itu semua?” Setiap memikirkan Al, perasaan rindu selalu ada.
Rindu bercerita, rindu menikmati air terjun bersama dengan Al yang selalu bersandar di pundakku.
Di malam yang sangat sepi muncul sebuah pesan dari teman dekat Al, kaget bukan main dan rasa
gemetar di seluruh badanku, ternyata setelah 8 bulan tidak berkomunikasi ternyata Al mempunyai
kekasih yang sangat cantik. Sungguh hatiku kecewa, sedih sekali mengetahui bahwa pesan tersebut
adalah foto Al dan kekasihnya yang sengaja di kirim ke WhatsApp ku, “Mereka sangat lucu ya”, ketik
temannya. Sembari air mata yang terus bercucuran membasahi wajahku sekarang aku tahu ternyata
memang ia melupakan teman yang sudah lama ia kenal demi kekasihnya. “Tidak apa, setiap manusia
ada masanya, mungkin memang inilah akhir pertemanan kami.” Ucapku dengan meyakinkan diriku
bahwa aku bisa melewati ini.

Semenjak kejadian itu, hari-hariku terasa sangat biasa saja seperti biasanya. Sepi, tidak ada teman
bercerita. Aku mengunjungi tempat pertama kali aku bertemu dengan Al, dan merenung sambil
mengatakan, “Aku selalu menunggumu menghubungiku lagi”, “Aku selalu berusaha untuk lebih
mengerti keadaan yang tidak terduga di hidupku”, “Aku selalu berusaha meyakinkan diriku bahwa
kamu ternyata bukan untukku dan aku bukan untukmu”, “Aku sudah tidak akan mengganggumu lagi,
tetapi jika kamu membutuhkan teman lamamu lagi, aku selalu di sini menunggumu.”
“Selamat menjalankan kehidupanmu tanpa denganku lagi ya, Al.”

Nama: Apriliani Nur Azizah


Kelas: IX-A
Hobi: Menulis, menonton anime (disaat ada waktu senggang)

Anda mungkin juga menyukai