Anda di halaman 1dari 37

BUKU PANDUAN

PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN


DOKTER SPESIALIS I
ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. BRAWIJAYA


RSU SAIFUL ANWAR
MALANG
2007
Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan

Bab II Organisasi Penyelenggara Pendidikan

Bab III Alur, Proses dan Lama Pendidikan

Bab IV Ketentuan Umum Pendidikan dan Petunjuk


Pelaksanaan Pelayanan

Bab V Penerimaan Peserta Didik

Lampiran
Bab I

Pendahuluan
Latar Belakang Pendirian Program Studi

Luasnya wilayah Indonesia dan pertambahan penduduk yang semakin


besar menuntut tersedianya spesialis orthopedi yang menjangkau secara
merata ke seluruh Indonesia. Sampai saat ini jumlah dokter spesialis
orthopedi yang ada sekitar 250 orang untuk 210 juta penduduk dimana
pusat pendidikan orthopedi di In donesia baru terdapat di 5 Fakultas
Kedokteran.
Atas dasar itu maka percepatan akan munculnya seorang spesialis
orthopedi merupakan suatu tuntutan yang perlu diperhatikan terutama di
era keterbukaan saat ini.
Berkembangnya Ilmu Kedokteran terutama bidang Orthopedi dan
Traumatologi sangat pesat sehingga perlu bagi kita untuk dapat terus
menerus mengikuti perkembangan dan menciptakan suatu inovasi atau
terobosan yang bermanfaat. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan
suatu kerjasama antar pusat pendidikan untuk alih teknologi dan yang
terpenting untuk mengumpulkan suatu “data base” bagi proses penelitian
yang bersifat “multicentre study” yang dapat mempresentasikan Indonesia.
Untuk itu diperlukan pusat-pusat pendidikan orthopedi yang mampu untuk
medorong, membina dan mengembangkan ilmu kedokteran orthopedi
dengan teknologi mutakhir yang ditunjang dengan basis penelitian
“orthopaedic basic science” yang berkwalitas.
Fakutas Kedokteran Universitas Brawijaya merupakan pusat
pendidikan kedokteran yang mempunyai visi menciptakan insan
kedokteran yang berkwalitas di bidang keilmuan. Sesuai dengan visi
tersebut proses pengembangan terus berlangsung hingga saat ini FKUB
sudah mempunyai 14 Program Studi Spesialis. Untuk itu sudah saatnya
dilaksanakan Program Studi Orthopedi dan Traumatologi di Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya dengan alasan :
1. Memacu pertumbuhan dokter spesialis orthopedi dan traumatologi
yang berkwalitas.
2. Tersedianya sumber daya yang meliputi tenaga pengajar, sarana
dan prasarana yang dapat menunjang tujuan pendidikan Program
Studi Orthopedi dan Traumatologi.
3. Tersedianya fasilitas untuk dilakukan penelitian baik di bidang
biomekanik, bioengineering dan biomelekuler

Visi Program Studi

Visi dari Program Studi Orthopedi dan Traumatologi adalah


menjadikan pusat studi orthopedi yang melayani fungsi pelayanan
kesehatan, fungsi pendidikan dan sebagai fungsi penelitian dibidang
kedokteran orthopedi pada tingkat nasional dan internasional dengan
mengembangkan sumber daya manusia yang berkwalitas dan bertanggung
jawab
Misi Program Studi

Dalam rangka memenuhi tuntutan visi diatas, program studi


Orthopedi dan Traumatologi memiliki misi sebagai berikut :

a. Mengembangkan pelayanan orthopedi sesuai dengan profesinya


dan menjadikan pusat pusat rujukan orthopedi umum untuk
wilayah Malang dan sekitarnya dan memiliki bidang unggulan
orthopedi dan traumatologi yang menjadikan pusat rujukan
wilayah atau nasional.
b. Mengembangkan pendidikan spesialis orthopedi dan traumatologi
dengan memberikan materi pendidikan dan fasilitas yang terkini.
c. Mengembangkan penelitian dan minat penelitian dalam lingkup
kedokteran dan meghasilkan produk-produk penelitian yang
bermanfaat dalam lingkup nasional dan internasional
d. Membina kerjasama dengan lingkup nasional dan internasional
dalam upaya peningkatan kemampuan ilmiah, teknologi dan
ketrampilan klinik peserta didik dan staf pengajar dalam
lingkungan program studi

Tujuan Umum

Program Pendidikan Dokter Spesialis berdasarkan katalog program


studi Ilmu Bedah Orthopedi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi, Depaertemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982
adalah menghasilkan lulusan yang :

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu


kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan
Pancasila
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta
mempunyai ketrampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup
memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang
sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan
pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan
ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi.
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu
dan etik profesi.

Tujuan Khusus

Sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia,


yang mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan, serta mengerti dan
merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan sesuai dengan definisi
orthopedi secara internasional, yaitu,
“Orthopedic surgery is the medical specialty that includes the preservation,
investigation, and restoration of the form and function of the extremity,
spine, and associated structures by medical, surgical and physical methods”

maka seorang sarjana ilmu orthopedi wajib memiliki ciri-ciri sebagai


berikut :

1. Menjujunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia


2. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk mengatasi
masalah Orthopedi terutama yang umum terdapat di
Indonesia
3. Mampu mengembagkan pengetahuan dan ketrampilan
sebagai sarjana ahli ilmu Orthopedi sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan
4. Mampu mengembangkan pelayanan bedah orthopedi
dilingkungannya
5. Mengerjakan tindakan orthopedi debagai profesinya
6. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi
cacat tubuh (tuna daksa) dan mampu melaksanakan
rehabilitasi preventif.
7. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan
memilih sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat
menjurus ke tingkat akademik tertinggi.

Pendidikan Spesialis Orthopedi dan Traumatologi berlangsung selama 10


semester yang terbagi menjadi 3 tahap termasuk di dalamnya program
magister yang akan ditempuh selama 4 semester, sehingga diharapkan
peserta program studi Orthopedi dan Traumatologi akan selesai dalam 5
tahun sebagai spesialis dan Master dalam Ilmu Kedokteran.
Bab II

Organisasi Penyelenggara

Seksi Orthopedi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/RSU


dr Saiful Anwar Malang mempunyai 6 tenaga pengajar dengan
penggolongan sesuai katalog program studi Ilmu Bedah Orthopedi, 1982
berstatus :

 2 tenaga pengajar berstatus Penilai


 3 tenaga pengajar berstatus Pendidik
 2 tenaga pengajar berstatus Pembimbing

1. Prof. Dr. dr. Moh. Hidayat, SpB, SpOT


2. Dr. dr. Respati S. Dradjat, SpOT
3. dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT (K) Spine
4. dr. Edi Mustamsir, SpOT
5. dr. Istan Irmansyah Irsan, SpOT
6. dr. Thomas Erwin C.J. Huwae, SpOT
7. dr. Saifullah Asmiragani, SpOT (K) Spine

Disamping tenaga pengajar yang berada di Malang, kami


merencanakan untuk membuat rotasi peserta didik ke rumah sakit satelit
yang berada di sekitar kota Malang untuk menambah jumlah kasus dan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam kemapuan teknis operasi.
Rumah sakit tersebut adalah :

1. RSU Jombang dengan supervise dr. Ivone Sarah, SpOT (K) Spine
2. RSU Madiun dengan supervise dr. Annika A.,SpOT
3. RSU Jember dengan supervisor dr. Suparimbo, SpOT

Selain pengajar bidang profesi spesialis Orthopedi dan Traumatologi,


program magister dilaksanakan bekerja sama dengan Program Pasca
Sarjana Universitas Brawijaya.
Pada proses pendidikan “basic science” dan “basic surgery” tenaga
pengajar berasal dari staf Laboratorium Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya,

Bedah Digestif : DR. dr. Soemarko, SpB (K) Digestif


dr. Setyo, SpB (K) Digestif
dr. Prayoga, SpB (K) Digestif
dr. M. Niam, SpB (K) Digesttif

Bedah Onkologi : dr. Didik Soediarto, SpB (K) Onk


dr. Wisnubroto, SpB (K) Onk
dr. M. Bachtiar, SpB (K) Onk
dr. Widyo Karsono, SpB (K) Head & Neck
Bedah Anak : dr. Gatot Waluyo, SpB, SpBA
dr. Lulik Inggarwati, SpB, SpBA
Urologi : dr. B. Suhartono, SpU
DR. dr. Basuki B. Purnomo, SpU
dr. Besut, SpB, SpU

Bedah Plastik : DR. dr. Bambang Parjianto, SpB, SpBP


Dr. Herman Yosef L., SpBP

Bedah Toraks/ : dr. Subagyo, SpB (K) TKV


Vaskular dr. Artono Isharanto, SpB

Struktur organisasi penyelengara Program Pendidikan Dokter Spesialis I Orthopaedi


dan Traumatologi,

Ketua SMF : dr. Edi Mustamsir SpOT

Ketua Program : Prof. DR. dr. Moh. Hidayat, SpB, SpOT


Sekretaris : dr. Istan Irmansyah Irsan, SpOT

Penelitian dan : dr. Saifullah Asmiragani, SpOT (K)


Pengembangan dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT (K)

Pelayanan dan : dr. Thomas Erwin C.J. Huwae, SpOT


Administrasi dr. Istan Irmansyah Irsan, SpOT
Bab III

Alur, Proses dan Lama Pendidikan

Alur Pendidikan
Proses pendidikan tahap I dan II

Tahap I Tahap II

SMT I SMT II SMT III SMT IV


MKDU Bas. science (12 mg) O U T O D P O O
Stat OrthoBasiScience (4 mg) & R K N I E & &
MetPen Anatomy (4 mg) T O V K G D T T
Filsafat Pat. Anatomi (2 mg) 8mg 4mg 8mg 8mg 8mg 4mg 8mg 8mg
BioMol Radiologi (2 mg)
Imun
Epidem
Genet.

Pradik Basic Surgical Basic Orthopaedic Science


Science

Rotasi klinis tahap III

SMT V SMT VI SMT VII

Trauma I/Ped I Trauma II/Ped II Trauma III/Ped III

Spine I/OP I Spine II/OP II Spine II /OP III

Hand/Sport/AR I Hand/Sport/AR II Hand/Sport/AR III

Tutorial Paket I Tutorial Paket II Tutorial Paket III


Trauma Spine Hand Surgery
Ortho. clinical basic science Metabolic Bone Disease Knee & Sport Injury
Inflamatory & infection Dis Orthopedic Oncology Degenerative Ortho.

Tugas Baca Tugas baca Tugas baca


Tinjauan Pustaka Laporan kasus Laporan kasus serial
Tugas akhir
SMT VIII SMT IX SMT X

TraumaIII ( 8 mgg )

PediatricII ( 8 mgg )

Onko II ( 8 mgg )
Ujian Institusi
CHIEF
Tutorial Paket IV
Pediatric Orthopedi
Neuromuscular Disorder Ujian Board
Foot and Ankle Surgery
Rehabilitation
Tugas baca Presentasi Tugas
Laporan kasus serial Akhir

Proses Pendidikan

Proses pendidikan pada program studi Orthopedi dan Traumatologi FK


Unibraw/RS dr Saiful Anwar terbagi menjadi 3 tahap termasuk didalamnya
program magister.

Tahap I : MKDU dan Pradik


Tahap II : Bedah dasar, Orthop.dasar dan Penelitian
Tahap III : Orthopedi lanjut I dan II

Sampai akhir tahap II atau semester IV jumlah sks yang diperoleh 40 sks
termasuk jumlah kredit dari program magister

Tahap I dan Tahap II

MKDU ( Mata Kuliah Dasar Umum ) dan Pradik PPDS I merupakan


mata kuliah yang wajib diikuti oleh calon PPDS I sebelum mengikuti rotasi
dan pendidikan spesialis di masing – masing bidang spesialis, bagi yang
mengikuti combined degree ada 11 sks yang dapat ditransfer untuk
kurikulum program magister.

Tahap I : MKDU dan Pradik


Mata Kuliah Dasar Umum
Sistem :
1. Perkuliahan
2. Diskusi Kelompok
3. Peragaan/praktikum/latihan

Pra Pendidikan
Sistem :
1. Perkuliahan
2. Diskusi kelompok
3. Peragaan/praktikum
Tahap II : Bedah dasar, Orthopeadi dasar dan Penelitian
Kursus Bedah Dasar
Sistim :
1. Perkuliahan
2. Diskusi Kelompok
3. Peragaan/Praktikum

Kursus Orthopedic Basic Science


Sistim :
1. Perkuliahan
2. Diskusi Kelompok
3. Praktikum

Rotasi Bedah Dasar


Sistim :
1. Bed side teaching
2. Diskusi kasus/kelompok
3. Asistensi operasi
4. Operasi bimbingan emergensi/elektif
5. Operasi mandiri
6. Penulisan makalah
7. Pembacaan jurnal
8. Laporan kasus

Tahap III : Profesi orthopedi

Sistim yang digunakan :


1. Bed Side Teaching
2. Diskusi Kasus
3. Diskusi Ilmiah
4. Bimbingan Asisten Operasi
5. Bimbingan Operasi
6. Operasi Mandiri
7. Karya Ilmiah
8. Program kerjasama dengan senter lain di dalam dan luar negeri
9. Mengikuti simposium, seminar dan workshop yang
diselenggarakan di dalam dan luar negeri

Dalam menjalankan program pendidikan spesialis orthopaedi dan traumatologi,


peserta didik selain melaksanakan proses pendidkan yang diatur dalam
ketentuan pendidikan juga wajib melaksanakan program pelayanan yang
dijelaskan dalam petunjuk pelaksanaan pelayanan.
Bab IV

Ketentuan Umum Pendidikan dan Pelayanan


serta Petunjuk Pelaksanaan

Ketentuan Umum Pendidikan

I. Bidang Kognitif
A. Mengikuti Kegiatan Ilmiah
1. Tutorial
2. Journal reading
3. Simposium
4. Kursus-kursus baik di dalam maupun luar negeri
5. Lokakarya
6. Penelitian ilmiah

B. Menyajikan Makalah ilmiah


1. Journal reading
2. Sari pustaka
3. Publikasi laporan kasus
4. Penelitian klinis maupun keilmuan dasar

C. Karya akhir

II. Bidang Psikomotor


1. Penegakkan diagnosis
2. Menggunakan alat diagnosis
3. Melakukan perawatan penderita
4. Melakukan tindakan tanpa pembedahan
5. Mengisi buku laporan kegiatan
6. Melakukan tindakan pembedahan
7. Melakukan pencatatan rekam medik

III.Bidang Affektif
1. Bertanggung jawab atas perawatan penderita
2. Bertanggung jawab atas keselamatan penderita
3. Menjaga sikap dan dan hubungan baik dengan penderita
4. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan senior pengajar
5. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan kolega
6. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan dokter muda
7. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan paramedis
8. Ikut melaksanakan kegiatan pendidikan dan membimbing mahasiswa
9. Membina kerjasama sebagai tim
Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan

Tutorial
1. Tutorial pada tahap I dan II diatur sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan
oleh penyelenggara kursus bedah dasar dan pradik
2. Tutorial pada tahap III sesuai dengan dengan paket tutorial yang telah
ditentukan setiap semesternya.
3. Waktu dan tempat tutorial tidak mengikat sesuai dengan kesepakatan
antara pembimbing dan peserta didik.
4. Bentuk tutorial berupa diskusi dengan penyampaian materi oleh peserta
didik dengan dipandu oleh pembimbing yang bertanggung jawab.

Presentasi Ilmiah
1. Presentasi ilmiah dapat berupa journal reading, laporan kasus, sari pustaka,
kasus sulit atau penelitian ilmiah
2. Dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 11.00
3. Presentan mempersiapkan presentasi dengan cara audiovisual dan dipimpin
oleh pembimbing sesuai dengan keseminatan
4. Dihadiri oleh seluruh peserta didik dan staf pembimbing
5. Karya ilmiah berupa sari pustaka wajib dilaksanakan sejumlah satu makalah
setiap akhir semester
6. Karya akhir diserahkan pada akhir semester IX

Pertemuan ilmiah
1. Pertemuan ilmiah berupa simposium, seminar, lokakarya dan kursus dapat
diikuti setiap peserta didik baik yang berlangsung di dalam dan luar negeri
dan diatur oleh ketua program studi.
2. Tidak mengganggu keberlangsungan pendidikan dan pelayanan

Ketrampilan klinis
1. Ketrampilan klinis dapat dilaksanakan di poliklinik, IGD , ruang perawatan
dan kamar operasi
2. Setiap tindakan dalam penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan
pasien baru dari poliklinik dan IGD dilaporkan dalam forum laporan jaga
yang dilaksanakan setiap harinya pukul 08.00 – 09.00 dipimpin oleh senior
jaga pada hari itu dan dihadiri oleh seluruh peserta didik.
3. Setiap penatalaksanaan pasien dilaporkan dalam forum parade dan grand
round yang dipimpin oleh Pendidik setiap Selasa pukul 8.00
4. Tindakan operasi mandiri bisa dilakukan apabila peserta didik sudah
mendapatkan pengakuan dari pembimbing
5. Peserta didik yang belum mendapat ijin untuk operasi mandiri harus
didampingi oleh minimal peserta didik yang sudah diberikan ijin untuk
operasi mandiri.
6. Pasien bermasalah wajib didiskusikan dalam forum parade
7. Pasien meninggal wajib dilaporkan dalam forum parade
8. Permasalahan dengan bagian lain yang terkait wajib dilaporkan dalam
forum parade
9. Parade dilaksanakan setiap hariSabtu pkl 09.00 sampai selesai
Rotasi/stase
1. Rotasi/stase dibagi berdasarkan 3 grup masing-masing selama 2 bulan
2. Pengelompokan grup terdiri dari :
 Grup I : Trauma dan pediatrik
 Grup II : Spine dan Oncology/Patology
 Grup III: Upper ext/Sport/Adult recons
3. Tugas residen stase adalah bertanggung jawab terhadap kegiatan akademik
yang berhubungan dengan stase yang dilaluinya.
4. Residen stase bertanggung jawab terhadap pasien-pasien ruangan sesuai
dengan stasenya.

Penanggung jawab seksi

 Adult Reconstruction : Prof. DR. Dr. M. Hidayat, SpB, SpOT


 Spine : Dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT (K)
Dr. Saifullah Asmiragani, SpOT (K)
 Upper Extremity/Hand : Dr. Thomas Erwin C.J. Huwae, SpOT
 Sport Injury : Dr. Edi Mustamsir, SpOT
 Oncology : Dr. Istan I. Irsan, SpOT
 Pediatrik : Dr. Saifullah Asmiragani, SpOT(K)
Dr. Istan I. Irsan, SpOT

Ketentuan Umum Pelayanan

1. Peserta didik wajib mentaati peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh
Rumah Sakit tempat melaksanakan tugas.
2. Ruang lingkup peserta didik pada RSUD dr. Saiful Anwar Malang adalah
seluruh ruangan yang menyediakan layanan orthopaedi. Khusus untuk
pasien poli dan rawat pavilyun wajib untuk melaporkan kepada senior jaga
saat itu atau kepada pemegang pasien.
3. Bekerja sama dengan personil dari bagian lain secara baik

Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan

A. Poliklinik
1. Melakukan pemeriksaan dan membuat diagnosis penderita
2. Mempersiapkan dengan baik penderita yang akan operasi dan pasca operasi
3. Melakukan perawatan penderita rawat jalan/kontrol
4. Melakukan pemasangan gips
5. Melakukan konsultasi dengan senior untuk pemeriksaan diagnosis serta
tindakan yang belum merupakan ketentuan rutin dari seksi sehingga
pelayanan penderita dapat dipertanggung jawabkan
6. Membuat atau menjawab konsultasi ke atau dari bagian lain dengan
sepengetahuan senior
7. Mengisi catatan medik penderita rawat jalan dengan lengkap dan benar.
8. Melakukan monitoring infeksi dan efek samping obat/implant
9. Melakukan diskusi dengan senior untuk kasus-kasus sulit, jarang atau yang
dianggap penting sebagai bahan pembelajaran
10. Mengemukakan kasus morbiditas maupun mortalitas sejujurnya guna bahan
pelajaran
11. Diwajibkan ikut membimbing mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan,
membuat diagnosis, merawat luka dan tindak lanjut pengobatan pasien

Senin : Orthopaedi taruma/umum


Adult Reconstruction/Rheumatology
Selasa : Orthopaedi trauma/umum
Oncology/pediatri
Rabu : Orthopedi trauma/umum
Sport Injury
Kamis : Orthopaedi trauma/umum
Upper extremity/Hand
Jumat : Orthopedi trauma/umum
Spine

B. Instalasi Gawat Darurat


1. Mempersiapkan dan memprioritaskan dengan baik penderita yang akan
dilakukan tindakan atau operasi sesuai dengan derajat kedaruratannya
2. Melakukan tindakan/operasi sesuai dengan ketentuan seksi
3. Apabila ada kasus multidisiplin, harus melakukan diskusi guna menentukan
diagnosis dan tindakan, bersama dokter jada seksi lain sehingga pelayanan
penderita dapat dipertanggung jawabkan
4. Melakukan konsultasi dengan senior untuk pemeriksaan, diagnosis serta
tindakan yang belum merupakan ketentuan rutin dari seksi
5. Membuat atau menjawab konsultasi ke atau dari bagian lain dengan
sepengetahuan senior
6. Mengisi catatan medik penderita gawat darurat dengan lengkap dan benar
7. Ikut bertanggung jawab pada penderita ruangan pada jam jaga
8. Melakukan diskusi dengan senior untuk kasus-kasus sulit, jarang atau yang
dianggap penting untuk materi pelajaran
9. Diwajibkan ikut membimbing mahasiswa
10. Setiap pergantian jaga harus ada pelimpahan tugas langsung antar dokter
jaga tentang kasus-kasus yang masih tersisa dan problematikanya
11. Apabila berhalangan harus memberitahu chief dan senior jaga saat itu
12. Membuat laporan operasi dengan baik
13. Membuat laporan jaga dengan baik
14. Jam jaga :

 Jadwal disusun oleh KPS


 Hari kerja : pkl 14.00 - 07.00
Hari libur : pkl 07.00 – 07.00 hari berikutnya

15. Alur konsultasi : dokter jaga ---- chief jaga ---- senior

C. Bedah Sentral
1. Pada tahap bedah dasar, bertugas melakukan latihan sebagai instrumen
didampingi perawat.
2. Operasi bimbingan harus memberitahukan dan mendapat persetujuan
senior pembimbing minimal satu hari sebelumnya
3. Dokter yang akan melakukan operasi bimbingan diharuskan mempersiapkan
penderita, implant dan teknik operasi dengan baik serta siap untuk
dievaluasi pengetahuan teori dan optek kasus yang akan dikerjakan. Apabila
dalam evaluasi ternyata belum menguasai, bimbingan dapat ditunda.
4. Operator harus bertanggung jawab atas keselamatan penderita yang
dioperasi.
5. Tidak diperbolehkan merubah keputusan tindakan yang telah diputuskan
senior/kepala seksi forum diskusi tanpa sepengetahuan senior.
6. Guna mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas sewaktu operasi, bila
operator mendapat kesulitan diwajibkan konsultasi pada chief yang
bertugas. Apabila chief mendapat kesulitan, maka wajib konsultasi dengan
senior yang bertugas di bedah sentral atau senior lainnya.
7. Membuat laporan operasi, mengisi lembar montoring infeksi dan buku
laporan oprasi.
8. Wajib ikut menjaga ketertiban dan sterilisasi kamar operasi.
9. Program operasi disusun chief orthopaedi secara mingguan dan disetujui
oleh KPS.

Senin : Dr. Istan I. Irsan


Selasa : Dr. Thomas Erwin C.J. Huwae
Rabu : Dr. Saifullah Asmiragani
Kamis : Dr. Edi Mustamsir
Jumat : Prof. M. Hidayat

D. Ruangan
1. Melakukan perawatan dengan penuh dedikasi dan bertanggung jawab atas
perawatan dan keselamatan
2. Melakukan perawatan prabedah :
 Mempersiapkan penderita prabedah secara keseluruhan
 Mempersiapkan bagian tubuh penderita yang akan dioperasi
 Mempersiapkan kebutuhan implan sesuai yang direncanakan
 Melaporkan akan kesiapan penderita prabedah pada chief yang
bertugas mengatur acara operasi
3. Melakukan perawatan pasca bedah :
 Mengamati komplikasi dini dan lanjut penderita pasca bedah
 Melakukan tindakan/perawatan bila terjadi komplikasi
 Melakukan kontrol foto rutin pasca bedah
 Merencanakan program rehabilitasi
 Melaporkan hasil operasi pada forum diskusi/parade
 Mengisi lembar monitoring infeksi
4. Visite ruangan :
 Dokter ruangan wajib mengikuti visite ruangan, visite besar dan
visite khusus
 Apabila berhalangan harus ada pelimpahan tugas pada residen
lain dengan sepengetahuan supervisor ruangan

5. Melengkapi catatan medik :


 Mengisi catatan medik secara benar, lengkap dan jelas
 24 jam setelah penderita MRS, catatan medik harus sudah
dilengkapi
 24 jam setelah KRS, catatan medik harus sudah dilengkapi
bersama ringkasan penyakitnya dan diserahkan ke meja
supervisor ruangan untuk dikoreksi dan ditandatanganinya.
Supervisor

R.12 & R.13 : Dr. Istan. I Irsan


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
7-8 Lap BU MR Lap BU MR LAP BU WR
8-9 MR tutorial MR Tutorial MR WR
9 - 10 OT/Poli/ GR OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ MR
IRD IRD IRD IRD
10 - 11 OT/Poli/ GR OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ Parade
IRD IRD IRD IRD
11 – 12 OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ Parade
IRD IRD IRD IRD IRD
12 - 13 OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ --------- Journal
IRD IRD IRD IRD Reading
13 - 14 OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ OT/Poli/ Journal
IRD IRD IRD IRD IRD reading
14 - 15 Visite Visit Visite
superv. Superv. Superv.
R.20 & R.21 : Dr. Edi Mustamsir
R.17 & R.18 : Dr. Thomas Erwin C.J. Huwae
R.15 & R.19 : Dr. Saifullah Asmiragani

E. Buku Laporan Kegiatan


1. Setiap kegiatan dalam program pendidikan harus dicatat dalam buku
laporan kegiatan
2. Pada akhir setiap tahap sesuai dengan tahapan program pendidikan, buku
laporan kegiatan harus diserahkan pada koordinator pendidikan pasca
sarjana untuk dinilai/dievaluasi.
Bab V

Penerimaan Peserta Didik

Pra Seleksi

 Tujuan

Menentukan calon yang akan dipanggil untuk seleksi

 Cara mengikuti pendidikan spesialis

1. Tenaga Medis yang berstatus PNS


a. Mengajukan permohonan tertulis kepada kepala biro
kepegawaian dengan menyebutkan peminatan program
studi dan melampirkan surat keterangan selesai masa
bakti
b. Melampirkan rekomendasi dari Kakanwil setempat bagi
tenaga PNS DepKes
c. Melampirkan rekomendasi dari Komisi Disiplin Ilmu
Kedokteran (KDIK) bagi PNS DepKes
d. Melampirkan rekomendasi dari Kakanwil tujuan bagi PNS
DepKes pasca PTT
e. Melengkapi persyaratan pendidikan sesuai ketentuan
Komisi Disiplin Ilmu Kedokteran
f. Setelah selesai pendidikan spesialis wajib melaporkan
kembali kepada kepala biro kepegawaian untuk
penugasan lebih lanjut sebagai dokter spesialis dan akan
diatur tersendiri dalam ketentuan pelaksanaan masa
bakti doter spesialis
g. Bagi yang memilih pendidikan pasca sarjana,
permohonan ditujukan kepada depkes dlam hal ini Tim
Koordinasi Penyelenggaraan Tugas Belajar sesuai
persyaratan berlaku
2. Tenaga Medis yang berstatus Pegawai swasta atau swasta
perorangan
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada komite disiplin
ilmu kesehatan dengan melampirkan Surat Keterangan
Selesai Masa Bakti
b. Setelah selesai pendidikan spesialis yang bersangkutan
wajib melapor kembali kepada Kepala Biro Kepegawaian
untuk penugasan lebih lanjut dikembalikan ke unit
pengusul.
 Syarat Peserta Program
1. Syarat Administrasi

 Bukti pembayaran uang pendaftaran di FK Unibraw


 Formulir lamaran dengan pengesahan dari CHS
 Daftar riwayat hidup
 Fotocopy ijazah dokter yang telah dilegalisir
 Fotocopy transkrip nilai
 Surat berkelakuan baik
 Surat pernyataan kesanggupan menanggung biaya
pendidikan
 Pas foto 4 x 6 berwarna 2 lembar

2. Syarat Akademik

 Indeks Prestasi (IP) Program Pendidikan Sarjana dan


Program Pendidikan Profesi > 2,5
 TOEFL > 500

Dokter Umum

 Usia maksimal 35 thn saat mulai pendidikan


 Memiliki sertifikat ATLS yang masih berlaku
 Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dari instansi
pemerintah
 Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi)
 Dokter umum WNA harus memenuhi persyaratan khusus dari
kolegium

Dokter Spesialis Bedah

 Dikirim dari institusi pendidikan yang belum mempunyai spesialis


orthopedi & traumatologi
 Membuat pernyataan hanya akan melakukan tindakan di bidang
ilmu orthopedi & traumatologi setelah selesai masa pendidikan
dengan STR ilmu orthopedi & traumatologi
 Usia maksimal 40 tahun

Dokter alih program

 PPDS ilmu bedah yang telah lulus bedah dasar


 Mendapat ijin tertulis dari ketua IPDS Bedah saat itu
 Mendapat ijin tertulis dari koegium ilmu orthopedi & traumatologi
 Usia maksimal 37 thn
 Memenuhi persyaratan IPDS-IOT yang dituju

Dokter alih IPDS-IOT


 Mendapat persetujuan dari IPDS-IOT asal dan kolegium IOT
 Memenuhi persyaratan IPDS-IOT yang dituju
 Usia maksimal 37 thn
 Sisa masa pendidikan n + 1/2
Dokter Adaptasi

 Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang


dinyatakan oleh intitusi yang berwenang
 Membuat lamaran tertulis ke kolegium IOT
 Harus mengikuti tes penempatan
 Mengikuti masa adaptasi minimal 12 bulan
 Harus memenuhi persyaratan sesuai dengan syarat kelulusan
yang ditentukan oleh IPDS-IOT Indonesia
 Usia maksinal 45 thn

Seluruh peserta didik menyatkan kesediaan ditempatkan di seluruh wilayah


Indonesia dengan arahan penempatan dari kolegium Ilmu Orthopedi &
Traumatologi selama kurun waktu tertentu.

Seleksi

Tujuan : Menentukan calon yang akan diterima dalam suatu IPDS-IOT

Seleksi terdiri dari :

1. Psiko test
2. Test Potensi Akademik
3. Tes Kemampuan bidang orthopedi
4. Tes wawancara dengan memperhatikan :
 Sikap
 Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan
Indonesia
 Pandangan calon terhadap etika kedokteran
 Motivasi
 Pengalaman kerja
 Kemampuan pengenalan masalah kesehatan & ilmu
pengetahuan yang mutakhir di bidan orthopedi
 Kemampuan ilmiah di bidang ilmu orthopedi &
traumatologi
 Wawasan nasional dan internasional

Calon PPDS yang tidak lulus seleksi penerimaan di salah satu IPDS-IOT
masih diberikan kesempatan satu kali ujian penerimaan PPDS-IOT baik di
IPDS-IOT yang sama maupun yang lain dengan syarat melampirkan surat
keterangan dari IPDS-IOT sebelumnya.
Lampiran

DAFTAR KOMPETENSI TINDAKAN OPERASI

OTL OTL
NO PROSEDUR CR
1 2
Trauma
Cervical Spine
1 Anterior fixation fracture/dislocation C1 C1 C2
cervical spine
2 Application halo/tong traction cervical C2 C3 C3
spine
3 MUA fracture/dislocation cervical spine C2 C2 C2
4 Posterior fixation fracture/dislocation
cervical spine
Brachial Plexus
5 Exploration/repair/grafting brachial C1 C1 C2
plexus
6 Anterior decompression fixation C1 C1 C2
thoracic spine
7 Posterior decompression/fixation C1 C1 C2
lumber spine
Extremitas Atas
Pelvis
8 Acetabular fracture ORIF C1 C1 C2
9 Pelvic fracture C1 C1 C2
10 Pelvic fracture external fixator C1 C2 C2
application
11 Pelvic fracture ORIF C1 C2 C2
Clavicle
12 ORIF clavicle fracture C1 C2 C3
13 ORIF non-union clavicle fracture C2 C2 C3
Shoulder
14 Anterior dislocation shoulder closed C2 C3 C3
reduction
15 Anterior shoulder open reduction +/- C1 C2 C3
fixation
16 Acromioclavicular joint dislocation C1 C2 C3
acute ORIF
17 Fracture proximal humerus ORIF C1 C2 C3
18 Glenoid fracture ORIF C1 C2 C3
19 Posterior dislocation shoulder closed C2 C2 C3
reduction
Elbow
20 Dislocated elbow +/- fracture closed C2 C3 C3
reduction
21 Dislocated elbow +/- fracture open C1 C2 C3
reduction +/- fixation
22 Intraarticular distal humerus fracture C1 C2 C3
ORIF
23 Lateral condyle fracture ORIF C1 C2 C3
24 Media condyle/epicondyle fracture C1 C2 C3
MUA/K wire/ORIF
25 Olecranon fracture ORIF C1 C2 C3
26 Radial head/neck fracture MUA +/- K C1 C2 C3
wire
27 Radial head/neck fracture ORIF C1 C2 C3
28 Radial head replacement for fracture C1 C2 C3
29 Supracondylar fracture MUA +/- K C1 C2 C3
wires
30 Supracondylar fracture open reduction C1 C2 C3
Wrist
31 Carpal fracture/dislocation MUA & C1 C2 C3
percutaneous wires
32 Carpal fracture/dislocation MUA & POP C1 C2 C3
33 Carpal fracture/dislocation ORIF C1 C2 C3
34 Scaphoid fracture non-op C1 C2 C3
35 Scaphoid fracture ORIF C1 C2 C3
36 Scaphoid fracture MUA & C1 C2 C3
percutanaous wires
37 Scaphoid fracture non-union ORIF +/- C1 C2 C3
fraft
Hand
38 5th metacarpal fracture/dislocation C2 C3 C3
non-op
39 5th metacarpal fracture/dislocation C2 C3 C3
MUA & percutaneous wires
40 5th metacarpal fracture/dislocation C2 C3 C3
MUA & POP
41 5th metacarpal fracture/dislocation C2 C3 C3
MUA & percutaneous wires
42 Finger tip reconstruction C2 C3 C3
43 Infection C2 C3 C3
44 Infection hand drainage (not tendon C2 C3 C3
sheath)
45 Infection fendon sheath drainage C2 C3 C3
46 IPJ fracture/dislocation C2 C3 C3
47 IPJ fracture/dislocation MUA & C2 C3 C3
percutaneous wires
48 IPJ fracture/dislocation MUA +/- POP C2 C3 C3
49 IPJ fracture/dislocation ORIF C2 C3 C3
50 Ligament repair hand C2 C3 C3
51 Metacarpal fracture (not 1st or 5th) C2 C3 C3
non-op
52 Metacarpal fracture (not 1st or 5th) C2 C3 C3
MUA & percutaneous wires
53 Metacarpal fracture (not 1st or 5th) C2 C3 C3
MUA +/- POP
54 Metacarpal fracture (not 1st or 5th) C2 C3 C3
ORIF
55 Phalangeal fracture non-op C2 C3 C3
56 Phalangeal fracture MUA & C2 C3 C3
percutaneous wires
57 Phalangeal fracture MUA +/- POP C2 C3 C3
58 Phalangeal fracture ORIF C2 C3 C3
59 Tendon repair C2 C3 C3
60 Tendon repair extensor C2 C3 C3
61 Tendon repair flexor C2 C3 C3
62 MCPJ fracture/dislocation C2 C3 C3
63 MCPJ fracture/dislocation MUA & C2 C3 C3
percutaneous wires
64 MCPJ fracture/dislocation MUA +/- C2 C3 C3
POP
65 MCPJ fracture/dislocation ORIF C2 C3 C3

Extremitas Bawah
Hip
66 Dislocated hip C3
67 Dislocated hip closed reduction C2 C3 C3
68 Dislocated hip open reduction +/- C1 C2 C3
fixation
69 Extracapsular fracture C2 C3 C3
70 Extracapsular fracture CHS/DHS C1 C2 C3
71 Extracapsular fracture intramedullary C1 C2 C3
fixation
72 Extracapsular fracture other fixation C1 C2 C3
73 Intracapsular fracture C2 C3 C3
74 Intracapsular fracture C1 C2 C3
hemiarthroplasty
75 Intracapsular fracture internal fixation C1 C2 C3
76 Intracapsular fracture intracapsular C1 C2 C3
THR
Femur
77 Diaphyseal fracture traction or spica in C2 C3 C3
child
78 Diaphyseal fracture intramedullary C1 C2 C2
nailing
79 Diaphyseal fracture plate/screw C2 C3 C3
fixation
80 Fasciotomy for compartment C2 C3 C3
syndrome
81 Subtrochanteric fracture
82 Subtrochanteric fracture plate/screw C1 C2 C3
fixation
83 Supracondylar fracture (not C1 C2 C3
intraarticular)
84 Supracondylar fracture (not C1 C2 C3
intraarticular) DCS/blade plate etc
85 Supracondylar fracture (not C1 C2 C3
intraarticular) intramedullary fixation
Knee
86 Acute ligament repair C1 C2 C2
87 Intraarticular fracture distal femur
ORIF
88 Patella dislocation closed reduction +/- C1 C2 C3
open repair
89 Patella fracture ORIF C2 C3 C3
90 Patella tendom repair C1 C2 C3
91 Quadriceps tendon repair C1 C2 C3
92 Tibial plateau fracture
93 Tibial plateau fracture ORIF with C1 C2 C3
plates & wires
94 Tibial plateau fracture treatment with C1 C1 C2
circular frame
Tibia & Fibula
95 Diaphyeseal tibial fracture external C1 C2 C3
fixation (including frame)
96 Diaphyeseal tibial fracture C1 C2 C3
externalintramedullary nailing
97 Diaphyeseal tibial fracture external C1 C2 C3
MUA & POP
98 Tibial shatf plating C1 C2 C3
99 Tibial non-union
100 Tibial non-union circular frame C1 C2 C3
management
101 Tibial non-union intramedullary nailing C1 C2 C3
+/- bone grafting
Ankle
102 Ankle fracture/dislocation
103 Ankle fracture/dislocation MUA & POP C1 C2 C3
104 Ankle fracture/dislocation ORIF C1 C2 C3
105 Pilon fracture
106 Pilon fracture ORIF C1 C2 C3
107 Pilon fracture with circular frame C1 C2 C3
108 Tendoachiles repair C2 C3 C3
Foot
109 Amputation toe/ray for trauma C1 C2 C3
110 Calcaneal fracture ORIF C1 C2 C3
111 Metatarsal fracture ORIF C1 C2 C3
112 Phalangeal fracture MUA +/- Kwire +/- C1 C2 C3
ORIF
113 Talar, subtalar or midtarsal C1 C2 C3
fracture/disloc
114 Talar, subtalar or midtarsal fracture/ C1 C2 C3
dislocation MUA +/- POP +/- K wires
115 Talar, subtalar or midtarsal C1 C2 C3
fracture/dislocation ORIF
Trauma General
116 Free flap C1 C1 C1
117 Full thickness skin graft C2 C3 C3
118 Muscle flap C1 C2 C2
119 Nerve repair C2 C2 C3
120 Pedicle flap C1 C2 C2
121 Removal K wires or skeleta traction C2 C3 C3
122 Removal foreign body from C2 C2 C3
skin.subcutaneous tissue
123 Removal K wires or skeletal traction C2 C3 C3
124 Split skin graft C2 C3 C3
125 Transpositional flap C1 C1 C1
126 Wound closed, delayed primary or C3 C3 C3
secondary
127 Wound Debridement C2 C3 C3
128 Fasciotomy for compartment C2 C3 C3
syndrome
129 Fracture distal radius – closed non-op
130 Fracture distal radius external fixation C1 C2 C3
131 Fracture distal radius MUA & C2 C2 C3
percutaneous wires
132 Fracture distal radius MUA & POP C2 C3 C3
133 Fracture distal radius ORIF C2 C3 C3
134 Fracture shaft radius/ulna
135  Fracture shatf radius/ulna IM nailing C1 C2 C3
136  Fracture shatf radius/ulna MUA & C2 C2 C3
percutaneous wires
137  Fracture shatf radius/ulna MUA & C2 C3 C3
POP
138  Fracture shatf radius/ulna ORIF C2 C3 C3
Humerus
139 Fracture diaphysis humerus non-op
140  Non-union ORIF +/- bone grafting C1 C2 C3
141  Fracture diaphysis humerus IM C1 C2 C2
nailing
142  Fracture diaphysis humerus MUA
+/- POP
143  Fracture diaphysis humerus ORIF C2 C3 C3
plating
Elective C2 C2 C3
Thoracic Spine
144 Anterior decompression +/- C1 C2 C2
fixation/fusion
145 Biopsy thoracic spine C1 C2 C2
146 Posterior decompression +/- C1 C2 C1
fixation/fusion
147 Scoliosis correction – anterior release
+/- instrumentation
148 Scoliosis correction – posterior fusion C1 C1 C1
+/- instrumentation
Brachial Plexus
149 Exploration/repair/grafting brachial C1 C2 C2
plexus
Lumbar Spine
150 Caudal epidural injection C1 C2 C2
151 Decompression lumbar spine with C1 C2 C2
fusion +/- fixation
152 Decompression lumbar spine with out C1 C2 C2
fusion (not disectomy alone)
153 Discectomy open/micro C1 C2 C2
154 Nerve root/facet joint injection lumber C1 C2 C2
spine
Shoulder
155 Acromioclavicular joint excision – C1 C1 C2
arthroscopic/open/lateral clecicle
156 Acromioclavicular joint reconstructin
(e.g. Weaver Dunn)
157 Acromoplasty open C1 C1 C2
158 Anterior repair for instability C1 C1 C1
arthroscopic
159 Anthroscopic subacromial C1 C1 C1
decompression
160 Arthroscopy diagnostic C1 C2 C2
161 Rotator cuff repair (open or C1 C2 C2
arthroscopic) +/- acromioplasty
162 Total shoulder replacement C1 C1 C1
Foot
163 Amputation toe/ray C1 C2 C3
164 Calcaneal osteotomy C1 C2 C3
165 CTEV correction C1 C2 C3
166 Fift toe soft tissue correction C1 C2 C3
167 First metatarsal osteotomy C1 C2 C3
168 First MTPJ arthrodesis C1 C2 C3
169 First MTPJ soft tissue correction C1 C2 C3
170 Hindfoot arthrodesis C1 C2 C3
171 Ingrowing toenail operation C1 C2 C3
172 Lesser metatarsal osteotomy C1 C2 C3
173 Lesser toe arthrodesis C1 C2 C3
174 Lesser toe excision part/all phalanx C1 C2 C3
175 Lesser toe tenotomy C1 C2 C3
176 Tendon decompression or repair C1 C2 C3
177 Tendon transfer foot C1 C2 C3
178 Wedge tarsectomy C1 C2 C3
Elbow
179 Arthrolysis elbow (open/arthroscopic) C1 C2 C2
180 Arthrotomy elbow C1 C2 C3
181 Excision redial head +/- synovectomy C1 C2 C3
182 Radial head replacement C1 C1 C2
183 Tennis/golfer elbow release C1 C2 C3
184 Total elbow replasement C1 C1 C1
185 Ulnar nerve C1 C2 C3
decompression/transposition
Elective site non specific
186 Aspiration/injection joint C2 C3 C3
187 Benign tumour excision (soft tissue C2 C3 C3
and bone)
188 Biopsy bone – needle C2 C3 C3
189 Biopsy bone – open C2 C3 C3
190 Bursa excision C2 C3 C3
191 Cyst bone curettage +/- bone graft C2 C3 C3
192 Epiphysiodesis (geser ke pediatrik) C1 C1 C2
193 Malignant tomour excision (soft tissue C1 C2 C2
and bone)
Ankle
194 Arthrodeisis ankle C1 C2 C3
195 Arthrotomy ankle C1 C2 C3
196 Decompression tendon at ankle C1 C2 C3
197 Tendoachilles lengthening C1 C2 C3
Knee
198 ACL reconstruction C1 C1 C2
199 Arthroscopic lateral release C1 C1 C2
200 Arthroscopic partial meniscectomy C1 C1 C2
201 Arthroscopic removal loose bodies C1 C1 C2
knee
202 Arthroscopic synovectomy C1 C2 C2
203 Arthroscopic knee diagnostic C1 C2 C2
204 Osteotomy distal femoral C1 C2 C2
205 Osteotomy proximal tibial C1 C2 C2
206 Patella realignment C1 C2 C2
207 Patella resurfacing alone C1 C2 C2
208 Revision TKR C1 C1 C1
209 TKR C1 C1 C1
210 Unicompartmental knee replacement C1 C1 C1
Tibia & Fibula
211 Amputation above knee C2 C3 C3
212 Tibial lengthening C1 C1 C2
Femur
213 Amputation above knee C2 C3 C3
214 Femoral lengthening C1 C1 C2
215 Osteotomy corrective (not for DDH) C1 C1 C2

216 Arthrodesis hip C1 C2 C3


217 Arthrotomy hip C1 C2 C3
218 Excision arthroplasty hip (e.g. C1 C2 C3
Girdlestone)
219 Open reduction for DDH C1 C2 C2
220 Osteotomy hip – pelvic DDH C1 C1 C2
221 Osteotomy hip – proximal femoral for C1 C1 C2
DDH
222 Osteotomy pelvis – not for DDH C1 C1 C2
223 Revision Total Hip Replacement C1 C1 C2
224 Revision THR acetabular component C1 C1 C2
225 Revision THR both components C1 C1 C2
226 Revision THR femoral component C1 C1 C2
227 Slipped upper femoral epiphysis C1 C1 C2
228 Slipped upper femoral epiphysis open C1 C1 C2
reduction
229 Slipped upper femoral epiphysis C1 C1 C2
pinning
230 Total Hip Replacement C1 C1 C2
231 THR cemented C1 C1 C2
232 THR hybrid C1 C1 C2
233 THR uncemented C1 C1 C2
234 THR uncemented
Wrist
235 Arthrodesis wrist (includes partial C1 C2 C3
arthrodesis)
236 Carpal tunnel decompression C1 C2 C3
237 De Quervain’s decompression C1 C2 C3
238 Excision distal ulna C1 C2 C3
239 Ganglion excision at wrist C1 C2 C3
240 Ulna shortening C1 C2 C3
241 Ulnar nerve decompression at wrist C1 C2 C3
Hand
242 Excision synovial cyst C1 C2 C3
243 Fusion of MCPJ or IPJ C1 C2 C3
244 MCPJ replacement C1 C2 C3
245 Soft tissue reconstruction hand C1 C2 C2
246 Tendon transfer hand C1 C2 C2
247 Trapezium excision C1 C2 C2
248 Trigger finger release C1 C2 C2
249 Trigger thumb release C1 C2 C3

250 Anterior decompresion +/- C1 C1 C1


fixation/fusion (C2-C7)
251 Atlantoxial fixation +/- fusion C1 C1 C1
252 Biopsy cervical spine C1 C2 C2
253 Excision cervical/1 st rib C1 C1 C1
254 Nerve root/facet joint injection cervical C1 C1 C1
spine
255 Occipito-cervical fusion +/- fixation C1 C1 C1
256 Posterior decompression +/- C1 C1 C1
fixation/fusion (C20C7)
Paket I

History and Definition & Scope of Orthopedic Surgery Muscle Testing

No. Subject References

1. History : Majalah Orthopedi Indonesia


- general Kumpulan Kuliah Prof. Sularto
- Indonesia AAOS
2. Definition AAOS 1960
3. Scope of Ortho. surgery AAOS 1960
MOI
4. Muscle testing Technique of Manual Muscle Testing

Orthopedic Diagnosis

No. Subject References


1. Growth and maturity Debrunner
Orthopedic Basic Science
AAOS : Basic Science
2. Neurology examination Hoppenfield : Ortho, Neurology
McRae : Ortho, Physical exam
3. Examination of spine and Hoppenfield : Phys. Examination
back
4. Examination of the Hoppenfield
shoulder and albow McGee
McRae
5. Examination of the hand Hoppenfield
McGee
McRae
6. Examination of the hip Hoppenfield
McGee
McRae
7. Examination of knee, foot Hoppenfield
and ankle McGee
McRae
8. Gait examination McRae
Surgical Anatomy and Arthopedic Approach

No. Subject References


1. App.To the foot and ancle Hoppenfield : Surgical app.
2. App.To tibia and fibula
3. App.To the knee
4. App.To the femur
5. App.To the hip
6. App.To the shoulder/humerus
7. App.To the elbow/forearm
8. App.To the spine

Pathophisiology of Bone and Tissues

No. Subject References


1. Form and function of bone Orthopedic basic science
2. Bone injury, regeneration and repair Orthopedic basic science
3. Biologic respons to orthopedic implant Orthopedic basic science
4. Articular cartilage structure,
compotition and function
5. Intervertebraldisc structure,
compotition and mechanical function
6. Transplantation of musculoskeletal
tissues
7. Anatomy, biology, biomechanics of
tendont and ligament
8. Peripheral nerve physiology and
mechanics of skeletal muscle
9. Blood calcium, phosphorus,
magnesium
10. Ostoeblast,
Metodologi Penelitian

No. Subject References


1. Evidence based medicine Studying of study and testing a test
Orthopedic basic science
Dasar metodologi penelitian: Sudigdo
2. Penyusunan proposal penelitian
3. Penelitian non eksperimental
Cross sectional, cohort, case control,
diagnostic test
4. Penelitian eksperimental
5. Uji hipotesis
6. Pemilihan besar sampel
7. Penulisan hasil penelitian
8. Penulisan rujukan

Disorders of Epiphysis and Epiphyseal Growth

No. Subject References


1. - Anatomy and physiology of the growth plate of M. Rang
bone Salter
- Natural history and biochemistry of the growth
plate
2. Osteochondrosis Salter; Lovell
3. Specific osteochondrosis of secondary centers of Salter
ossification Lovell
4. Specific osteochondrosis of primary centers of Salter
ossification Apley
5. Post traumatic ascular necrosis of traction epiphysis Salter; Lovell; Apley
and subchondral bone
6. Osgood schlater, severs, coxa vara, tibia vara Lovell; Tachdjian
OKU pediatric
7. Blount dissease Salter; Lovell; OKU
8. Scoliosis and spondylolysis Howard Ann
OKU Spine
Salter
Paket II

Congenital Abnormalities

No. Subject References

1. Common normal variation in the musculoskeletal Salter


system
2. Congenital abnormalities : general features
3. - Pseudoarthrosis of the tibia
- Congenital short femur
4. PFFD, coxa vara
5. DDH, congenital hip
6. Congenital elbow & shoulder
7. Localized congenital abnormalities of the upper limb
8. Meningomyolocelle
9. Osteogenesis imperfecta, osteoporosis
10. Achondroplasia and other dwarfism
11. Marfans syndromes
12. Diaphyseal
Aclasia,neurofibromatosis, arthrogryposis
13. Knee disorder
14. Limb length inequality

Fracture Dislocation and Soft Tissue Injury, General Features


and Principle Management

Referenc
No. Subject
es

1. Polytrauma:pathophysiology,priorities and management AO


principle
2. Fracture: general features, terms, diagnosis and bone Salter
healing complication
3. - General principle of fracture treatment
- Treatment of closed fracture
4. Treatment for open fracture Gustilo
Salter
Appley
5. AO philosophy and principles
6. Biology and biomechanics in fracture management
7. Fracture classification:biological significance
8. Soft tissue injury
9. Diaphyseal and articular fractures:principle
10. Surgical reductio technique
11. Tech of absolute stability
12. Tech of relative stability
13. Tension band wiring
14. Internal fixation in osteoporosis bone
15. Antibiotic prophylacsis
16. Thromboembolitic prophylacsis
17. Early complication of fracture
18. Late complication of fracture

Specific injury in children

No. Subject References

1. Special features and biologic aspect of fracture and


dislocation in children

2. Epiphyseal fractures

3. Birth fractures

4. Special fractures and dislocation hand,wrist and


forearm

5. Shoulder and clavicle

6. Spine

7. The foot, ankle

8. The knee and thigh

9. The hip and pelvic

10. Child abuse


Specific Injuries in Adults

No. Subject References

1. Special features and biologic aspect of fracture and


dislocation in adults

2. Special fractures and dislocation hand, wrist and


forearm

3. Shoulder and clavicle

4. The foot, ancle

5. The knee and thigh

6. The hip and pelvic


Paket III
Bone Tumors

No. Subject References

1. - General principles
- Radiologic evaluation
- Musculoskeletal staging tuomors
- Biopsy of musculoskeletal tumors
- Principles of treatment
2. Bone forming tumors
3. Cartilage forming tumors
4. Fibrous & fibroushistiocytic tumors
5. Ewing sarcoma?PNET
6. Hamatopoetic tumors
7. GCT
8. Notochordial tumoras
9. Vascular tumors
10. Smooth muscle tumors
11. Lipogenic tumors
12. Neural tumors
13. Misc. Lession/tumors
14. Joint lession:synovial chondromatosis, etc
15. Metastatic bone dissease

Inflamatory Disorders of Bone and Joints

No. Subject References


1. - General principles of infection
- Acute and chronic hematogenous osteomyelitis
- Post traumatic osteomyelitis
2. - Infection arthritis
- Acute/chronic septic arthritis
- Smiths arthritis
- Gout arthritis
3. Bone and joint secondary infection
4. Infected & septic post arthroplasties
5. Pyogenic infection
6. TB of the bone and joints
7. Rheumatoid dissease
8. Ankylosing spondilitis
Degenerative Disorders

No. Subject References


1. Degenerative joint dissease: incidence and pathology
2. Clinical features and diagnosis, aims and methods of
treatment
3. OA of the foot and ankle
4. OA of the knee
5. OA of the hip
6. OA of the upper extremities
7. OA of thoracic/lumbar spine
8. OA of the cervical spine
9. Non articular rheumatism, myofascial pain, degenerative
tendon capsule dissease
10. Bakes cyst ad bursitis

Paket IV

Neuromuscular Disorders and Injuries

No. Subject References

1. Clinical manifestation of neurological disordres and injuries


2. Pathogenesis of neurogenic deformities and principle of
orthopedic treatment
3. Poliomyelitis
4. Diastematomyelia, syringomyelia, multiple sclerosis,
spinocerebellar degeneration
5. Paraplegia
6. Disorder of nerves and muscles
7. Plxus branchialis injury

Generalized and Disseminated Disorders of Bone

No. Subject References

1. Metabolic bone dissease, Rikects and ostoemalacia


2. Renal osteodstrophy
3. Scurvy
4. Osteoporosis
5. Hyphosphophatemia osteoporosis
6. - Hyperparathyroidism
- Disorder of bone maturation
7. Polyostotic fibrous dysplasia
8. Pagets dissease
9. Skeletal reticulosis
10. - Gauchers dissease
- Niemann picks dissease
11. - Marfans syndrome
- Ehlers-Danlos syndrome
12. Metabolic abnormalities

Cerebral Palsy

No. Subject References

1. Spastic hemiplegic
2. Goals and methods of treatment
3. CP definition
4. Diplegia and paraplegia
5. Total body involvement

Anda mungkin juga menyukai